BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
Otomatisasi Failover pada Standby Database menggunakan Internet Control Message Protocol (ICMP)

1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang

Replikasi adalah suatu teknik untuk melakukan copy / pendistribusian data dan objek-objek dalam melaksanakan sinkronisasi antara objek sehingga

TSI Perbankan REPLIKASI

SHARE DATA & TRANSACTION

Administrasi Basis Data Replikasi. Yoannita

SISTEM BASIS DATA BACKUP DAN RECOVERY. Backup Data. Restore Data. DENI HERMAWAN Informatika

Konsep Backup dan Recovery. By: Arif Basofi

Consistency and Replication

CONSISTENCY & REPLICATION. Sistem terdistribusi week 7

KONSEP DATABASE ORACLE BKPM 1

BAB II LANDASAN TEORI. masalah yang menguraikan sebuah sistem menjadi bagian bagian komponen dengan

PERANCANGAN SISTEM RECOVERY DATABASE MENGGUNAKAN METODE MIRRORING. Linda Elisa Sinaga A

Bab II Landasan Teori

RECOVERY SYSTEM. Sistem Basis Data. Gentisya Tri Mardiani, S.Kom., M.Kom

FAILOVER CLUSTER SERVER DAN TUNNELING EOIP UNTUK SISTEM DISASTER RECOVERY


6/26/2011. Database Terdistribusi. Database Terdesentralisasi

Administrasi Basis Data. Yoannita

Ada dua cara untuk melakukan backup dan pemulihan Oracle: Recovery Manager dan dikelola pengguna backup dan pemulihan.

Pembuatan Disaster Recovery Planning SQL Server dengan Metode Log Shipping

Teknik Informatika Universitas Pasundan. Caca E. Supriana, S.Si.,MT.

: POB-SJSK-009 PROSEDUR OPERASIONAL BAKU Tanggal Berlaku : 1/01/2013 Backup & Recovery Nomor Revisi : 02

Chapter 10 PENGENDALIAN INTEGRITAS PEMROSESAN DAN KETERSEDIAAN

Database dalam Sistem Terdistribusi

Farida Nur Cahyani Pendahuluan. Membuat Database. 1 Komunitas elearning IlmuKomputer.Com


Backup and Recovery. by: Ahmad Syauqi Ahsan

Bab V Pengujian (Testing)

DAFTAR ISI. On System Review Pemeriksaan Prosedur Eksisting untuk Database Backup dan Recovery. PLN Dis Jabar & Banten - LPPM ITB

Infrastruktur = prasarana, yaitu segala sesuatu yg merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses. Kebutuhan dasar pengorganisasian sistem

Pembandingan Metode Backup Database MySQL antara Replikasi dan MySQLDump

Rangga Praduwiratna Pendahuluan. Membuat Backup Device pada SQL Server

Database dalam Sistem Terdistribusi

Oracle Case Study HIGH AVAILABILITY. Oleh: Ahmad Syauqi Ahsan

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

INFRASTRUCTURE SECURITY

Pengenalan Basis Data (lanjutan)

REPLIKASI PADA STANDBY DATABASE MENGGUNAKAN METODE INCREMENTAL BACKUP TESIS DEFRY HAMDHANA

DISTRIBUSI DATA KEPENDUDUKAN DI KOTA GORONTALO MENGGUNAKAN METODE REPLIKASI DATABASE DENGAN TEKNIK SINGLE MASTER REPLICATED

BASIS DATA TERDISTRIBUSI

Replikasi. Aloysius S Wicaksono, Glagah Seto S Katon, Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta

PENGAMANAN SISTEM basis DAta

IMPLEMENTASI SISTEM FAILOVER PADA WEB SERVER MENGGUNAKAN ORACLE DATA GUARD TUGAS AKHIR

B AB 1 PENDAHULUAN. pegawai negeri sipil, data-data transaksi, beserta dokumen-dokumen peserta

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

Replikasi. Ridzky Novasandro, Alvian Edo Kautsar, Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta

Backup & Recovery System. Teknik Informatika

Pemrosesan data sebelum adanya basis data Perancangan sistemnya masih didasarkan pada kebutuhan individu pemakai, bukan kebutuhan sejumlah pemakai

Maintenance & Disaster Recovery

USULAN PENELITIAN MULA BIDANG ILMU KELEMBAGAAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM ANALISIS HIGH AVAILABILITY PADA SISTEM BERBASIS TEKNOLOGI ORACLE

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ARSITEKTUR SISTEM. Alif Finandhita, S.Kom, M.T. Alif Finandhita, S.Kom, M.T 1

BAB I DATABASE. Data adalah representasi dari fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek yang

Pertemuan XII Distributed Database Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika. Caca E. Supriana, S.Si.,MT.

PENGONTROLAN BERBASIS KOMPUTER

DATABASE ADMINISTRATOR

DATABASE CONTROL 1. SECURITY DATABASE. Suzan Agustri 81

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, penggunaan teknologi informasi

Perangkat keras Kebakaran, banjir, bom, pencurian, listrik, gempa, radiasi, kesalahan mekanisme keamanan

METODE MANAJEMEN BACKUP DATA SEBAGAI UPAYA PENYELAMATAN DATA ON LINE WEB LAPAN BANDUNG

BAB 2 LANDASAN TEORI

Sistem Basis Data Terdistribusi Arif Basofi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Database Terdistribusi. by: Ahmad Syauqi Ahsan

Langkah langkah FRAP. Daftar Risiko. Risk

RECOVERY SYSTEM. Alif Finandhita, S.Kom

Replikasi Basis Data Pada Sistem Pengolahan Data Akademik Univeristas Katolik Santo Thomas

TUGAS PAPER BACKUP DATABASE OLEH : NAMA : PUTRA ADNYANA NIM : KELAS : A103

UJI COBA MODEL REPLIKASI ASYNCHRONOUS DATABASE TERPUSAT DI LEMBAGA PELATIHAN KOMPUTER

BAB I PENDAHULUAN. Toko Hijab Jelita bergerak dalam bidang penjualan berbagai. dibuktikan dengan didirikannya cabang toko Hijab Jelita di kota

Bab 2 Tinjauan Pustaka

BAB 2 LANDASAN TEORI. menyediakan layanan ke komputer lain melalui koneksi jaringan. Server dapat

MEMBANGUN DATA WAREHOUSE

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1. Pendahuluan Latar Belakang

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

RECOVERY SYSTEM. Sistem Basis Data. Gentisya Tri Mardiani, S.Kom

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. menyimpan data di dalam relasi-relasi. mengontrol akses ke basis data, dibuatlah suatu sistem piranti lunak yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN. perpustakaan MTs. An Nuriyah Gresik dibutuhkan : 1. Sistem Operasi Microsoft Windows XP Profesional

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Andi Dwi Riyanto, M.Kom

DISTRIBUTED FILE SYSTEMS

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PT. MAKARIZO INDONESIA. tidak akurat dan tidak lengkap merupakan kegiatan audit yang penting dalam

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. tugas-tugas yang akan dilakukan dalam tahap implementasi. Berikut penjadwalan. Gambar 4.1 Gambar Jadwal Implementasi

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM REPLIKASI DATABASE MYSQL DENGAN MENGGUNAKAN VMWARE PADA SISTEM OPERASI OPEN SOURCE

Kontrak Kuliah. Desain Sistem. Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

SISTEM BASIS DATA 2. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut ini adalah beberapa teori dan definisi yang terkait dengan Disaster. Recovery yang digunakan dalam tesis ini.

IMPLEMENTASI TEKNIK REPLIKASI DATABASE TERDISTRIBUSI PADA TOKO ONLINE DELTAPHONE JAYAPURA

Disaster Recovery using Oracle Data Guard

UJI COBA MODEL REPLIKASI ASYNCHRONOUS DATABASE TERPUSAT DI LEMBAGA PELATIHAN KOMPUTER

3. File Laporan (report File) File ini bisa disebut output file, yaitu file yang berisi informasi yang akan ditampilkan

Transkripsi:

5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Data Data adalah sesuatu yang mewakili objek dan peristiwa yang memiliki arti yang sangat penting bagi user (Hoffer et al, 2005). Dalam pengertian yang lain data adalah fakta yang dapat disimpan dan memiliki arti (Navathe & Elmasri, 2000). Sehingga dapat disimpulkan bahwa data adalah fakta yang telah terjadi, memiliki arti, dan dapat disimpan secara teratur sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah form yang dapat digunakan kembali suatu waktu. Data yang saling berhubungan akan dikumpulkan dan disimpan dalam suatu database. Hal ini jelaskan oleh (Connolly, 2002) yang menyatakan bahwa database adalah suatu koleksi data yang saling berhubungan secara logikal, dan sebuah deskripsi data yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi suatu organisasi. Database mempunyai sumber data dalam pengumpulan data, bervariasi derajat interaksi kejadian dari dunia nyata, dirancang dan dibangun agar dapat digunakan oleh beberapa user untuk berbagai kepentingan (Waliyanto, 2000). Untuk memasukkan, mengubah, menghapus, memodifikasi dan memperoleh data/informasi dengan praktis dan efisien digunakan sebuah program komputer yang disebut DBMS (Data Base Management System). 2.2. Disaster Recovery Disaster recovery adalah proses, kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan persiapan untuk pemulihan (recovery) atau kelanjutan pada infrastruktur teknologi yang sangat penting (vital) bagi organisasi setelah bencana yang disebabkan oleh alam maupun manusia. Bencana dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori, yaitu: a. Yang pertama adalah bencana alam seperti banjir, angin topan, tornado atau gempa bumi. Sementara mencegah bencana alam sangat sulit, memastikan langkah-langkah seperti perencanaan yang baik adalah solusi yang lebih tepat.

6 Langkah-langkah tersebut diharapkan mampu menghindari ataupun mengurangi kerugian akibat bencana (disaster). b. Bencana buatan manusia. Bencana juga dapat terjadi akibat perbuatan manusia. Sebagai contoh kegagalan infrastruktur dan terorisme. Dalam hal ini pengawasan dan perencanaan juga diharapkan dapat menghindari kerugian. Menurut (Gregory, 2009) Disaster Recovery Plan (DRP) adalah bagian dari sebuah proses yang lebih besar sebagai perencanaan kelangsungan bisnis dan termasuk di dalamnya perencanaan untuk memulai kembali aplikasi, data, perangkat keras (hardware), komunikasi elektronik (networking) dan infrastruktur teknologi informasi lainnya. Langkah-langkah kontrol pemulihan (recovery) bencana teknologi informasi dapat diklarifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu: 1. Langkah preventive, kontrol yang dilakukan untuk mencegah sebuah bencana yang akan terjadi. 2. Langkah deteksi, kontrol yang bertujuan untuk mendeteksi atau menemukan kejadian yang tidak diinginkan. 3. Langkah korektif, kontrol yang ditujukan untuk memperbaiki atau memulihkan sistem setelah bencana atau peristiwa. Disaster recovery plan yang baik memastikan bahwa ketiga jenis kontrol didokumentasikan dan diuji secara teratur. 2.3. Konsep Backup Menurut (Tawar & Wahyuningsih, 2011) Proses backup dalam teknologi informasi mengacu pada pembuatan salinan data, sehingga salinan tambahan tersebut dapat digunakan untuk mengembalikan (restore) semula setelah peristiwa kehilangan data. Backup data merupakan salah satu pengelolaan data agar data tetap terjaga saat terjadi perubahan atau kehilangan data. Backup sangat berguna terutama untuk dua tujuan: a. Untuk memulihkan keadaan setelah bencana (disaster recovery) b. Untuk mengembalikan sejumlah kecil file setelah sengaja dihapus atau rusak. Konsistensi data dalam proses backup harus dijaga, sebelum melakukan backup data. Secara umum tipe backup terbagi menjadi dua, yaitu: a. Full Backup, yaitu tipe backup yang menyalin file secara keseluruhan dalam satu waktu dengan mengabaikan attribut archive bit file. Setelah file di-backup

7 maka archive bit dari file tersebut akan dihapus sampai file tersebut dimodifikasi. Ketika archive bit diset kembali, ini menandakan bahwa file tersebut telah berubah dan perlu di-backup lagi. b. Incremental Backup, adalah backup data yang mengalami perubahan sejak backup terakhir dilakukan. Hanya file dengan archive bit yang akan di-backup. Hal ini akan menghemat penggunaan pita tapi memerlukan waktu yang lama untuk me-restore data karena data tersebar pada pita yang berbeda-beda. Menurut (Elmasri & Rames : 2011) incremental backup sering digunakan karena hanya mengganti perubahan yang terjadi sejak backup terakhir yang telah disimpan. 2.4. Replikasi Replikasi dicapai dengan memiliki sistem standby, yang merupakan duplikasi dari database produksi. Replikasi standby diperbaharui setelah database produksi memanipulasi data, sehingga membuat sistem standby sangat dekat dengan sistem utama (Radulescu, 2002). Replikasi adalah suatu teknik untuk melakukan copy dan pendistribusian data dan objek-objek database dari satu database ke database lain dan melakukan sinkronisasi antara database sehingga konsistensi data dapat terjamin (Tawar & Wahyuningsih, 2011). Pada dasarnya sistem replikasi membutuhkan minimal dua buah server untuk digunakan sebagai master dan slave. Dengan menggunakan teknik replikasi, data dapat didistribusikan ke lokasi yang berbeda melalui koneksi jaringan lokal maupun internet. Beberapa keuntungan dari replikasi adalah sebagai berikut: 1. Memungkinkan beberapa lokasi menyimpan data yang sama. Hal ini sangat berguna pada saat lokasi-lokasi tersebut membutuhkan data yang sama atau memerlukan server yang terpisah dalam pembuatan aplikasi laporan. 2. Aplikasi transaksi online terpisah dari aplikasi pembacaan seperti proses analisis database secara online, data smarts atau data warehouse. 3. Memungkin otonomi yang besar. Pengguna dapat bekerja dengan meng-copy data pada saat tidak terkoneksi kemudian melakukan perubahan untuk dibuat database baru pada saat terkoneksi.

8 4. Data dapat ditampilkan seperti layaknya melihat data tersebut dengan menggunakan aplikasi berbasis Web. 5. Meningkatkan kinerja pembacaan. 6. Membawa data mendekati lokasi individu atau kelompok pengguna. Hal ini akan membantu mengurangi masalah karena modifikasi data dan pemrosesan query yang dilakukan oleh banyak pengguna karena data dapat didistribusikan melalui jaringan dan data dapat dibagi berdasarkan kebutuhan masing-masing unit atau pengguna. 7. Penggunaan replikasi sebagai bagian dari strategi standby server. 8. Menyembunyikan perbedaan antara layanan replicated dan non-replicated. Menurut (Wiesman et al, 2000) replikasi database memiliki tiga parameter dalam menentukan karakteristik yang terbaik untuk mereplikasi data, yaitu: 1. Arsitektur Server Parameter kunci pertama untuk dipertimbangkan adalah transaksi yang dieksekusi pada tempat pertama. Ada dua kemungkinan identifikasi, yaitu Replikasi copy primary yang memiliki situs yang spesifik untuk di copy oleh setiap data yang saling terkait. Serta replikasi update everywhere yang memungkinkan update ke item data yang akan dilakukan di mana saja dalam sistem. 2. Interaksi Server Untuk parameter ini terdapat dua hal yang harus dipertimbangkan, yaitu interaksi konstan, protokol dalam kategori ini melakukan pesan tunggal per transaksi dengan mengelompokkan semua operasi dari transaksi dalam satu pesan. Selanjutnya adalah interaksi linear yang biasanya berkaitan dengan teknik yang apabila sebuah server database merambat ke setiap operasi dari sebuah transaksi pada basis per operasi. 3. Terminasi Transaksi Sedangkan pada parameter terakhir juga terdapat dua hal yang harus dipertimbangkan, yaitu terminasi voting yang membutuhkan babak tambahan pesan untuk mengkoordinasi replika yang berbeda. Dan terminasi non-voting yang menyiratkan bahwa situs dapat memutuskan sendiri apakah akan melakukan atau membatalkan transaksi.

9 Dengan membandingkan ketiga karakteristik tersebut Wiesman menyimpulkan bahwa update everywhere memiliki potensi yang baik untuk mereplikasi data. Teknik replikasi di dalam Data Grid Environments menurut Noraziah (2012) adalah: 1. A Weight-Based Dynamic Replica Replacement. Strategi ini dihitung berdasarkan waktu akses dalam jendela waktu di masa depan, berdasarkan akses pada history terakhir. 2. Distributed Popularity Based Replica Placement Algorithm. Dikembangkan untuk jaringan data hirarkis. Strategi ini memanfaatkan history akses data untuk mengenali file yang sering muncul dan menentukan lokasi replikasi yang optimal untuk meningkatkan kinerja akses data dengan meminimalkan replikasi yang overhead pada pola jalur data yang diberikan. 3. A New Replication Strategy for Dynamic Data Grids diusulkan untuk memperhitungkan situs yang dinamis. Strategi ini dapat meningkatkan ketersediaan berkas, meningkatkan waktu respon dan dapat mengurangi konsumsi bandwidth. 4. Enhance Fast Spread Replication Strategy adalah versi yang disempurnakan pada Fast Spread untuk strategi replikasi data grid. Strategi ini diusulkan untuk meningkatkan total waktu respon dan total konsumsi bandwidth. 5. A Value-Based Replication Strategy untuk mengurangi jaringan latency dan sementara itu untuk meningkatkan kinerja keseluruhan sistem. 6. Agent Based Replica Placement Algorithm diusulkan untuk menentukan calon lokasi untuk penempatan replika yang mengurangi biaya akses, network traffic dan agregat waktu respon untuk aplikasi. 2.5. Primary Database dan Standby Database Primary database adalah database utama yang digunakan untuk menyimpan data. Database ini diharapkan mampu diakses setiap saat. Maka dari itu jika terjadi transisi role dan primary database mati, maka secara otomatis pengaksesan terhadap primary database tersebut juga tidak dapat dilakukan. Standby database merupakan replikasi database yang terdiri dari backup data dari sebuah primary database. Dengan penerapan redo log archive dari primary

10 database untuk standby database, sehingga data dapat disimpan di dalam server database yang tersinkronisasi. Sebuah standby database memiliki tujuan utama sebagai disaster recovery, backup, analisis, dan reporting (laporan). Jika primary database hancur atau rusak, admin dapat melakukan failover ke standby database, dalam kasus ini standby database menjadi primary database yang baru. Admin juga dapat membuka standby database dengan opsi read only, sehingga dapat berfungsi sebagai sebuah database reporting independen. 2.5.1. Failover Failover yaitu mode backup operational pada saat fungsi komponen sistem (seperti processor, server, network, atau database) dilakukan oleh secondary system components ketika komponen utama mengalami kegagalan atau scheduled down time. Pada konfigurasi standby database semua pengguna aplikasi melakukan transaksi pada primary database. Namun apabila server primary database mengalami kegagalan secara tidak terduga, maka admin harus melakukan failover. Failover adalah operasi yang mengubah standby database menjadi primary database sehingga dapat berjalan secara normal. Operasi ini juga disebut aktivasi standby database. Penting untuk diperhatikan bahwa setelah melakukan failover, admin tidak dapat mengembalikan standby database yang saat ini telah menjadi primary database untuk menjadi standby database kembali. 2.5.2. Redo Log File Redo log file merupakan bagian terpenting dalam proses database untuk melakukan proses recovery. Redo log files sebagai tempat catatan setiap transaksi yang terjadi. Berisikan file yang digunakan untuk melakukan instance recovery ketika database mengalami kegagalan. 2.5.3. Archived Log File Tujuan utama archived log file adalah untuk melindungi database dari kegagalan instance dan kerusakan media disk melalui pengarsipan secara online dengan mengaktifkan proses pengarsipan ke dalam redo log file.

11 2.6. Metode Standby Database Standby database terdiri dari tiga metode. Masing-masing metode memiliki kelebihan dan kelemahan. Oleh karena itu seorang admin harus mampu memilih metode standby database yang sesuai dengan sistem yang ada. Berikut adalah tiga metode standby database. 2.6.1. Metode Standby Database secara Manual Admin memiliki pilihan untuk menempatkan database dengan menggunakan metode manual recovery. Untuk melakukan metode ini, admin harus terus menerus dan secara manual mentransfer dan menerapkan archived redo log ke standby database untuk tetap disinkronkan dengan primary database. Berikut adalah proses standby database dengan menggunakan mode recovery manual seperti pada gambar 2.1. Gambar 2.1. Standby database pada mode recovery manual [Oracle : 1999] Metode recovery manual berguna dalam lingkungan yang mana admin tidak menghubungkan primary database dan standby database. Karena alasan tertentu primary database tidak dapat secara otomatis mentransfer archived redo log ke standby database untuk melakukan recovery data. Admin membutuhkan aksi secara manual dalam hal recovery untuk memperbaharui standby database. 2.6.2. Metode Standby Database secara Managed Recovery Pada metode ini admin dapat menempatkan standby database dengan cara managed recovery. Metode ini mengacu kepada standby database yang secara otomatis menerima archived redo logs dari primary database. Keuntungan utama dari menjalankan metode ini adalah admin tidak harus mentransfer atau menerapkan

12 archived redo log secara manual. Di bawah ini adalah proses update secara otomatis pada sebuah standby database pada gambar 2.2. Gambar 2.2. Update secara otomatis pada sebuah standby database [Oracle : 1999] 2.6.3. Read-Only Mode untuk Query Admin juga dapat membuka standby database dalam mode read only setelah manual terminasi atau managed recovery. Pada saat melakukan mode read only, admin dapat melihat query database bahkan menyimpan data di tablespace sementara selama data sudah di dalam standby database tanpa mempengaruhi file data atau redo log. Kemudian admin dapat mengembalikan standby database untuk mode recovery manual atau managed recovery tanpa harus menutupnya. Berikut adalah proses standby database dalam mode read only yang ada pada gambar 2.3. Gambar 2.3. Standby database dalam mode read only [Oracle : 1999]

13 Dalam lingkungan managed standby, standby server terus menerima archived redo log oleh primary database dan file kontrol trus diperbaharui (update) dengan record yang ada. Akibatnya, pengarsipan terus berlanjut pada server standby, meskipun standby database tidak melakukan recovery dalam mode read only. Standby database yang menggunakan metode read only berguna ketika admin ingin mengurangi jumlah query yang ada pada primary database. Jika tablespace di dalam sebuah primary database jarang berubah tetapi sering diakses, admin dapat mengarahkan query ke standby database sehingga primary database tidak menjadi overload dengan permintaan akses.