LAMPIRAN A. Prosedur pembuatan larutan dalam penelitian pemanfaatan minyak goreng bekas. labu takar 250 ml x 0,056 = 14 gram maka

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

LAMPIRAN A ANALISA MINYAK

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

BAHAN DAN METODE. Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

BAB III METODE PENGUJIAN. Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari

BAB V METODOLOGI. Gambar 6. Pembuatan Minyak wijen

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB 3 BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : - Labu leher tiga Pyrex - Termometer C

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Sabun Cuci Piring Cair dari Minyak Goreng Bekas (Jelantah) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

LAMPIRAN 1 PROSEDUR ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT B. METODE PENELITIAN. 1. Analisis Mutu Minyak Sawit Kasar. 2. Pengukuran Densitas Minyak Sawit Kasar

BAB III METODOLOGI. III. 1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan sabun pencuci piring ialah :

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui kinerja bentonit alami terhadap kualitas dan kuantitas

G O N D O R U K E M 1. Ruang lingkup

Penelitian ini akan dilakukan dengan dua tahap, yaitu : Tahap I: Tahap perlakuan awal (pretreatment step)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan

Lampiran 1. Diagram alir pembuatan sabun transparan

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu :

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

BAB 3 METODE PERCOBAAN. - Heating mantle - - Neraca Analitik Kern. - Erlenmeyer 250 ml pyrex. - Beaker glass 50 ml, 250 ml pyrex. - Statif dan klem -

Pereaksi-pereaksi yang digunakan adalah kalium hidroksida 0,1 N, hidrogen

BAB III METODE PENELITIAN

A. PENETAPAN ANGKA ASAM, ANGKA PENYABUNAN DAN ANGKA IOD B. PENETAPAN KADAR TRIGLISERIDA METODE ENZIMATIK (GPO PAP)

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

III. METODOLOGI F. ALAT DAN BAHAN

Lampiran 1 Radas kopolimerisasi pencangkokan dan penautan silang onggok dengan akrilamida. Nitrogen

LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak. Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010

III. METODE PENELITIAN

ESTERIFIKASI MINYAK LEMAK [EST]

Disusun oleh: Jamaludin Al Anshori, S.Si

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Sabun Mandi Padat Transparan dengan Penambahan Ekstrak Lidah Buaya (Aloe Vera) BAB III METODOLOGI

BAB 3 METODE PENELITIAN. 1. Neraca Analitik Metter Toledo. 2. Oven pengering Celcius. 3. Botol Timbang Iwaki. 5. Erlenmayer Iwaki. 6.

Desikator Neraca analitik 4 desimal

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

LAMPIRAN. 3. Pembuatan natriimi tiosulfat 0,02 N Sebanyak 20 ml natrium tiosulfat 0,1 N diencerkan dalam 100 ml aquadest

BAB III METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Atsiri dan Bahan

PENENTUAN KADAR CuSO 4. Dengan Titrasi Iodometri

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Minyak goreng bekas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014.

LAMPIRAN 2 PEMBUATAN LARUTAN

Lampiran 1. Pohon Industri Turunan Kelapa Sawit

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan

III. BAHAN DAN METODE

BAB V METODOLOGI. Dalam pelaksanaan percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

Metodologi Penelitian

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental

III. METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisis Proksimat Biji Jarak Pagar 100%

PERBANDINGAN HASIL ANALISIS BEBERAPA PARAMETER MUTU PADA CRUDE PALM OLEIN YANG DIPEROLEH DARI PENCAMPURAN CPO DAN RBD PALM OLEIN TERHADAP TEORETIS

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMBUATAN REAGEN KIMIA

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal Oktober 2013.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku b. Bahan kimia 2. Alat B. METODE PENELITIAN 1. Pembuatan Biodiesel

Minyak kelapa sawit mentah (Crude palm oil)

DAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN

BAB 3 METODE PERCOBAAN Penentuan Kadar Kebutuhan Oksigen Kimiawi (KOK) a. Gelas ukur pyrex. b. Pipet volume pyrex. c.

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan

a. Kadar Air (SNI) ), Metode Oven b. Kadar Abu (SNI ), Abu Total

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu :

Metodologi Penelitian

Lampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan perlakuan (udang rebon) Tabel 3. Analisis proksimat pelet udang rebon

LAMPIRAN A A.1 Pengujian Total Padatan Terlarut (SNI yang dimodifikasi*) Dengan pengenceran A.2 Pengujian Viskositas (Jacobs, 1958)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

LAMPIRANA DIAGRAM ALIR METODE PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. Tahap pelaksanaan percobaan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu : memanaskannya pada oven berdasarkan suhu dan waktu sesuai variabel.

Bab III Pelaksanaan Penelitian

PEMBUATAN SABUN CUCI PIRING CAIR DARI MINYAK

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

UJI KUALITAS MINYAK GORENG CURAH DAN MINYAK GORENG KEMASAN DI MANADO

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Penentuan Sifat Minyak dan Lemak. Angka penyabunan Angka Iod Angka Reichert-Meissl Angka ester Angka Polenske Titik cair BJ Indeks bias

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental.

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di

LAMPIRAN 1 PROSEDUR ANALISIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

Transkripsi:

LAMPIRAN A PROSEDUR PEMBUATAN LARUTAN Prosedur pembuatan larutan dalam penelitian pemanfaatan minyak goreng bekas menjadi sabun cuci piring cair yaitu: 1. Pembuatan Larutan KOH 10% BM KOH = 56, -- 56 / 10 = 5,6 / % = 0,056 gram labu takar 250 ml x 0,056 = 14 gram maka Ditimbang 14 g KOH, lalu diencerkan dengan akuades dalam labu takar 250 ml sampai garis batas. 2. Pembuatan Larutan KOH 15% BM KOH = 56, -- 56 / 15 = 3,73 / % = 0,0373 gram labu takar 250 ml x 0,0373 = 9,325 gram maka Ditimbang 9,325 g KOH, lalu diencerkan dengan akuades dalam labu takar 250 ml sampai garis batas. 3. Pembuatan Larutan KOH 20% BM KOH = 56, -- 56 / 20 = 2,8 / % = 0,028 gram labu takar 250 ml x 0,028 = 7 gram maka

Ditimbang 7 g KOH, lalu diencerkan dengan akuades dalam labu takar 250 ml sampai garis batas. 4. Pembuatan Larutan KOH 30% BM KOH = 56, -- 56 / 30 = 1,87 / % = 0,0187 gram xiii labu takar 250 ml x 0,0187 = 4,67 gram maka Ditimbang 4,67 g KOH, lalu diencerkan dengan akuades dalam labu takar 250 ml sampai garis batas. 5. Pembuatan Larutan KOH 40% BM KOH = 56, -- 56 / 40 = 1,4 / % = 0,014 gram labu takar 250 ml x 0,014 = 3,5 gram maka Ditimbang 3,5 g KOH, lalu diencerkan dengan akuades dalam labu takar 250 ml sampai garis batas. 6. Pembuatan Larutan KOH 50% BM KOH = 56, -- 56 / 50 = 1,12 / % = 0,0112 gram labu takar 250 ml x 0,0112 = 2,8 gram maka Ditimbang 2,8 g KOH, lalu diencerkan dengan akuades dalam labu takar 250 ml sampai garis batas.

7. Pembuatan larutan HCl 0,5 N Diukur sebanyak 10,50 ml larutan HCl 37%, lalu diencerkan dengan akuades dalam labu takar 250 ml sampai garis batas. 8. Pembuatan larutan Indikator Fenolftalein Ditimbang 1 gram fenolftalein dan diencerkan dengan alkohol dalam labu takar 100 ml. 9. Pembuatan larutan Kalium Iodida (KI) 10% Ditimbang 50 gram kristal KI dilarutkan dengan aquades dalam labu takar 500 ml sampai garis batas. 10. Pembuatan larutan Natrium Tiosulfat (Na 2 S 2 O 3. H 2 O) 0,1 N Ditimbang 12,60 gram kristal Na 2 S 2 O 3 dilarutkan dengan akuades dan diencerkan dalam labu takar 250 ml sampai garis batas, lalu distandarisasi dengan larutan Kalium Dikromat (K 2 CrO 4 ) 11.Pembuatan larutan Indikator Amilum (C 6 H 10 O 5 ) Ditimbang 2 gram sebuk amilum dan dilarutkan dengan 250 ml akuades dan dipanaskan di atas pemanas (hot plate) hingga mendidih dan disaring dalam keadaan panas.

PROSEDUR ANALISA MINYAK GORENG HASIL PEMURNIAN 1. Pemeriksaan Kadar Asam Lemak Bebas (FFA) Bilangan Asam Lemak Bebas (FFA) dilakukan dengan menggunakan metode OACS Ca 40 1997. a. Ditimbang minyak goreng hasil pemurnian sebanyak 2 g di dalam labu erlenmeyer 250 ml b. Ditambahkan alkohol 96% sebanyak 25 ml (yang telah dinetralkan dengan KOH 0,1 N), kemudian diteteskan fenolftalein 3 tetes dititrasi dengan KOH 0,1 N tetes-

tetes demi tetes melalui buret hingga muncul warna merah jambu, yang tidak akan berubah selama 15 detik Hasilnya dihitung dengan rumusan: Kadar asam lemak (% FFA) = 2. Pemeriksaan Iodine Value (IV) Bilangan iodin (IV) dilakukan dengan metode OACS Cd 1 25 1993. a. Ditimbang minyak goreng hasil pemurnian sebanyak ± 1 g didalam labu erlenmeyer ukuran 500 ml. b. Ditambahkan pelarut campuran Asam Asetat Sikloheksana (1:1) sebanyak 15 ml dan ditambahkan Wijs Solution 12,5 ml, kemudian disimpan di dalam ruang gelap selama ± 60 menit c. Kemudian ditambahkan larutan iodin 0,10 N sebanyak 10 ml dan ditambahkan juga 100 ml akuades, kemudian dititrasi dengan larutan standad Natrium Thiosulfat 0,1 N hingga warna kuning hampir hilang d. Ditambahkan sebanyak 1 ml indikator Amilum (tepung kanji) sehingga larutan berubah menjadi biru kehitaman, kemudian titrasi dilanjutkan hingga hilangnya warna hitam yang menandakan titik akhir titrasi telah tercapai. e. Hasilnya dapat dihitung dengan rumus: Iodine Value (IV) =

dimana: B = Titrasi dari blanko (ml Natrium Tiosulfat) S = Titrasi dari sampel (ml Natrium Tiosulfat) F = Normalitas Natrium Tiosulfat x 12,69 3. Pemeriksaan Kadar Warna (Colour) Pemeriksaan warna dilakukan dengan menggunakan alat Lovibond Tintometer Model E, terdiri dari gelas gelas berwarna 3 bagian yaitu warna merah (Red/R), kuning (Yellow/Y) dan biru (blue/b) a. Dihubungkan alat Tintometer Lovibond Model E dengan sumber arus listrik b. Dimasukkan minyak goreng hasil pemurnian ke dalam kuvet ( Lovibond Cell) sampai hampir jenuh c. Dimasukkan ke dalam alat tintometer pada posisi yang disesuaikan dengan jarak kemudian ditekan tombol power pada posisi on d. Diamati warna pada lensa atau gelas gelas berwarna yang terdiri dari 3 bagian yaitu warna merah (red/ R), kuning (yellow/ Y) dan biru (blue/b) 4. Pemeriksaan Kadar Air Pemeriksaan kadar air dilakukan dengan menggunakan alat oven, dan neraca analitis. a. Ditimbang sampel sebanyak 5 gram b. Dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 150 0 C selama 30 menit c. Ditimbang kembali sampel yang telah dimasukkan ke dalam oven

PROSEDUR ANALISA UJI SABUN CUCI PIRING CAIR 1 Uji Bilangan Penyabunan Bilangan Penyabunan dilakukan dengan metode OACS Cd 3b-76-2001. a. Ditimbang 1 g larutan sabun cuci piring cair (penyabunan) dan dimasukkan ke dalam gelas erlenmeyer b. Ditambahkan 25 ml KOH alkohol 0,5 N dan direfluks selama 30 menit c. Didinginkan dan ditambah 3 tetes indikator Fenolftalein kemudian dititrasi dengan larutan HCL 0,5 N hingga warna lembayung hilang. d. Dicatat volume HCl 0,5 N yang dipakai dan dihitung bilangan penyabunan dengan rumus Bilangan Penyabunan (SV) = 2 Uji Banyak Busa a. Sebanyak 50 ml larutan sabun (hasil penyabunan) dimasukkan ke dalam gelas ukur 250 ml lalu ditutup dengan plastik dan karet b. Larutan diaduk selama 30 s dan 60 s dengan menggunakan alat shaker 200 rpm c. Volume busa dicatat setelah 30 detik (Vo) dan 60 detik (Vs) d. Stabilitas busa ditunjukkan sebagai perbandingan dari volume busa pada 60 dan 30 s

e. Hasilnya dapat dihitung dengan rumus : V B = Vs / Vo Dimana : V B = volume busa Vs = volume busa pada detik ke 60 Vo = volume busa pada detik ke 30 3 Uji Daya Cuci a. Dilakukan pencucian terhadap Piring, gelas, dan lain- lain. b.lalu diukur kebersihannya berdasarkan jumlah larutan sabun yang digunakan tiap pencucian berdasarkan jenis kotorannya. misalkan : jenis lemak, jenis abu, dan lain - lain 4 Uji Daya Tahan Zat Warna Alami (jam) a. larutan sabun ditambah dengan pewarna alami b. diamati kemampuan pewarna alami tersebut dihitung dalam jam PROSEDUR UJI ALKALI BEBAS DARI SABUN CUCI PIRING CAIR 1. Sebanyak 100 ml etanol direfluks dalam labu 400 ml. 2. Ditambahkan 0,5 ml fenolftalein dan didinginkan sampai suhu 70 0 C, lalu dinetralkan dengan Kalium Hidroksida 0,1 N dalam etanol. 3. Ke dalam larutan ini dimasukkan 10 ml sabun cuci piring cair lalu dipanaskan hingga bercampur.

4. Ditambahkan 3 ml asam sulfat 1 N dan dididihkan di atas penangas air selama 10 menit untuk menghilangkan karondioksidanya. 5. Jika setelah dididihkan dengan asam, warna merah muda timbul kembali maka ditambahkan sejumlah asam sulfat 1 N secara seksama, pendidihan diulangi dan titrasi dilanjutkan. Jika larutan tidak berwarna, didingikan sampai suhu 70 0 C dan titrasi kembali dengan larutan Kalium Hdroksida 1 N ampai warna merah muda. % Alkali Bebas = V 1. N 1. V 2. N 2 x 0,031 / Bu x 100% V 1 = Volume Asam Sulfat yang ditambahkan (ml) V 2 = volume Kalium Hidroksida yang digunakan untuk titrasi (ml) Bu = Bobot sampel N 1 = Normalitas Asam Sulfat N 2 = Normalitas Kalium Hidroksida LAMPIRAN B Hasil Analisa Asam Lemak Bebas No Sampel Perlakuan Penggorengan Asam Lemak Bebas (%) 1. Minyak Goreng Curah -- 0,25

2. Minyak Goreng Bekas 1 x Penggorengan 0,3 2 x Penggorengan 0,34 3 x Penggorengan 1,22 4 x Pengorengan 1,58 3. Minyak Goreng Hasil 1 x Penggorengan 0,28 Netralisasi 2 x Penggorengan 0,32 3 x Penggorengan 1,15 4 x Penggorengan 1,36 4. Minyak Goreng Hasil 1 x Penggorengan 0,27 Bleaching 2 x Penggorengan 0,3 3 x Penggorengan 1,06 4 x Penggorengan 1,25 Hasil Analisa Iodin Value No Sampel Perlakuan Penggorengan Iodin Value (meq) 1. Minyak Goreng Curah -- 48,54 2. Minyak Goreng Bekas 1 x Penggorengan 29,12 2 x Penggorengan 28,93 3 x Penggorengan 28,61 4 x Pengorengan 27,94 3. Minyak Goreng Hasil 1 x Penggorengan 37,14 Netralisasi 2 x Penggorengan 36,99 3 x Penggorengan 36,72 4 x Penggorengan 36,20 4. Minyak Goreng Hasil 1 x Penggorengan 46,47 Bleaching 2 x Penggorengan 46,37 3 x Penggorengan 46,16 4 x Penggorengan 45,71 xiv

Hasil Analisa Kadar Warna No Sampel Perlakuan Hasil Penggorengan Y(Kuning) R(Merah) B(Biru) 1. Minyak Goreng -- 57 6,8 -- Curah 2. Minyak Goreng 1 x Penggorengan 63 7,2 -- Bekas 2 x Penggorengan 66 8,2 -- 3 x Penggorengan 70 9,0 0,48 4 x Pengorengan 75 9,7 0,65 3. Minyak Goreng 1 x Penggorengan 60 7 -- Netralisasi 2 x Penggorengan 64 8,1 -- 3 x Penggorengan 68 8,8 0,18 4 x Penggorengan 73 9,4 0,25 4. Minyak Goreng 1 x Penggorengan 59 6,9 -- Hasil Bleaching 2 x Penggorengan 62 7,8 -- 3 x Penggorengan 67 8,5 -- 4 x Penggorengan 70 9,2 -- Hasil Analisa Kadar Air (%) No Sampel Perlakuan Penggorengan Kadar Air (%) 1. Minyak Goreng Curah -- 0,28 2. Minyak Goreng Bekas 1 x Penggorengan 0,95 2 x Penggorengan 1,22 3 x Penggorengan 1,78 4 x Pengorengan 2,01 3. Minyak Goreng Hasil 1 x Penggorengan 0,46 Netralisasi 2 x Penggorengan 0,54 3 x Penggorengan 1,08 4 x Penggorengan 1,13

4. Minyak Goreng Hasil 1 x Penggorengan 0,35 Bleaching 2 x Penggorengan 0,38 3 x Penggorengan 0,74 4 x Penggorengan 0,81 Hasil Analisa Bilangan Penyabunan No Sampel Perlakuan Penggorengan Angka Penyabunan (SV) 1. Minyak Goreng 1 x Penggorengan Hasil Bleaching a. KOH 10% T = 25 0 C 188,28 T = 35 0 C 193,99 T = 45 0 C 194,32 T = 55 0 C 194,68 b. KOH 20% T = 25 0 C 188,65 T = 35 0 C 195,33 T = 45 0 C 195,68 T = 55 0 C 196,00 c. KOH 30% T = 25 0 C 189,01 T = 35 0 C 197,61 T = 45 0 C 197,94 T = 55 0 C 198,23 d. KOH 40%

T = 25 0 C 189,36 T = 35 0 C 198,88 T = 45 0 C 199,21 T = 55 0 C 199,53 e. KOH 50% T = 25 0 C 189,68 T = 35 0 C 200,15 T = 45 0 C 202,44 T = 55 0 C 202,76 2 x Penggorengan a. KOH 10% T = 25 0 C 187,96 T = 35 0 C 193,40 T = 45 0 C 193,72 T = 55 0 C 194,08 b. KOH 20% T = 25 0 C 188,21 T = 35 0 C 194,74 T = 45 0 C 195,06 T = 55 0 C 195,41 c. KOH 30% T = 25 0 C 188,53 T = 35 0 C 197,16 T = 45 0 C 197,43 T = 55 0 C 197,68

d. KOH 40% T = 25 0 C 188,82 T = 35 0 C 198,34 T = 45 0 C 198,66 T = 55 0 C 198,77 e. KOH 50% T = 25 0 C 189,13 T = 35 0 C 200,59 T = 45 0 C 201,90 T = 55 0 C 202,22 3 x Penggorengan a. KOH 10% T = 25 0 C 187,17 T = 35 0 C 193,95 T = 45 0 C 194,30 T = 55 0 C 194,67 b. KOH 20% T = 25 0 C 187,53 T = 35 0 C 194,16 T = 45 0 C 194,52 T = 55 0 C 194,87 c. KOH 30% T = 25 0 C 187,90 T = 35 0 C 196,58 T = 45 0 C 196,84

T = 55 0 C 197,09 d. KOH 40% T = 25 0 C 188,26 T = 35 0 C 197,74 T = 45 0 C 198,08 T = 55 0 C 198,38 e. KOH 50% T = 25 0 C 188,58 T = 35 0 C 200,97 T = 45 0 C 201,32 T = 55 0 C 201,65 4 x Penggorengan a. KOH 10% T = 25 0 C 186,57 T = 35 0 C 191,85 T = 45 0 C 192,20 T = 55 0 C 192,57 b. KOH 20% T = 25 0 C 186,93 T = 35 0 C 193,61 T = 45 0 C 193,96 T = 55 0 C 194,28 c. KOH 30% T = 25 0 C 187,26 T = 35 0 C 195,87

T = 45 0 C 196,17 T = 55 0 C 196,46 d. KOH 40% T = 25 0 C 187,61 T = 35 0 C 197,12 T = 45 0 C 197,50 T = 55 0 C 197,79 e. KOH 50% T = 25 0 C 187,96 T = 35 0 C 200,35 T = 45 0 C 200,71 T = 55 0 C 201,05 Hasil Analisa Kadar Busa No Sampel Perlakuan Volume Busa (ml) Penggorengan 30 S (V O ) 60 S (V S ) V S / V O 1. Minyak Goreng 1 x Penggorengan Hasil Bleaching a. KOH 10% T = 25 0 C 25,31 12,66 0,50 T = 35 0 C 81,91 106,48 1,30 T = 45 0 C 82,95 115,30 1,39 T = 55 0 C 82,98 120,32 1,45 b. KOH 20% T = 25 0 C 25,35 14,70 0,58 T = 35 0 C 82,35 113,64 1,38

T = 45 0 C 83,40 121,76 1,45 T = 55 0 C 83,48 130,23 1,56 c. KOH 30% T = 25 0 C 25,48 15,80 0,62 T = 35 0 C 83,15 124,73 1,5 T = 45 0 C 84,19 131,34 1,56 T = 55 0 C 84,26 135,66 1,61 d. KOH 40% T = 25 0 C 25,52 18,88 0,74 T = 35 0 C 84,45 134,28 1,59 T = 45 0 C 85,41 138,26 1,62 T = 55 0 C 85,44 144,39 1,69 e. KOH 50% T = 25 0 C 25,65 21,29 0,83 T = 35 0 C 86,35 140,75 1,63 T = 45 0 C 87,22 145,66 1,67 T = 55 0 C 87,24 152,67 1,75 2 x Penggorengan a. KOH 10% T = 25 0 C 24,82 10,67 0,43 T = 35 0 C 80,60 95,11 1,18 T = 45 0 C 81,65 103,70 1,27 T = 55 0 C 82,00 111,52 1,56 b. KOH 20% T = 25 0 C 24,85 11,93 0,48 T = 35 0 C 81,01 102,07 1,26 T = 45 0 C 82,08 111,63 1,36

T = 55 0 C 82,42 117,86 1,43 c. KOH 30% T = 25 0 C 24,95 13,97 0,56 T = 35 0 C 81,79 109,60 1,34 T = 45 0 C 82,86 120,15 1,45 T = 55 0 C 83,22 127,33 1,53 d. KOH 40% T = 25 0 C 25,00 16,75 0,67 T = 35 0 C 83,04 122.07 1,47 T = 45 0 C 84,11 127,01 1,51 T = 55 0 C 84,44 139,33 1,65 e. KOH 50% T = 25 0 C 25,10 18,07 0,72 T = 35 0 C 84,40 129,13 1,53 T = 45 0 C 85,93 137,49 1,60 T = 55 0 C 86,19 148,25 1,72 3 x Penggorengan a. KOH 10% T = 25 0 C 24,15 9,18 0,38 T = 35 0 C 76,91 83,83 1,09 T = 45 0 C 80,85 96,21 1,19 T = 55 0 C 81,00 103,68 1,28 b. KOH 20% T = 25 0 C 24,21 10,65 0,44 T = 35 0 C 77,31 85,81 1,11 T = 45 0 C 81,24 99,93 1,23 T = 55 0 C 81,35 109,01 1,34

c. KOH 30% T = 25 0 C 24,32 12,40 0,51 T = 35 0 C 78,06 93,67 1,20 T = 45 0 C 81,99 107,41 1,31 T = 55 0 C 82,10 116,58 1,42 d. KOH 40% T = 25 0 C 24,35 15,34 0,63 T = 35 0 C 79,30 102,30 1,29 T = 45 0 C 83,23 116,52 1,40 T = 55 0 C 83,30 124,95 1,50 e. KOH 50% T = 25 0 C 25,00 17,00 0,68 T = 35 0 C 81,07 110,39 1,36 T = 45 0 C 84,47 125,02 1,48 T = 55 0 C 84,50 135,51 1,58 4 x Penggorengan a. KOH 10% T = 25 0 C 23,85 6,92 0,29 T = 35 0 C 73,91 51,74 0,70 T = 45 0 C 80,00 80,00 1,00 T = 55 0 C 80,22 93,06 1,16 b. KOH 20% T = 25 0 C 23,87 9,07 0,38 T = 35 0 C 74,30 74,00 1,36 T = 45 0 C 80,37 88,41 1,10 T = 55 0 C 80,57 101,52 1,26 c. KOH 30%

T = 25 0 C 23,95 10,78 0,45 T = 35 0 C 78,06 78,79 1,05 T = 45 0 C 81,99 97,27 1,20 T = 55 0 C 82,10 106,46 1,31 d. KOH 40% T = 25 0 C 24,00 13,20 0,55 T = 35 0 C 76,19 89,90 1,18 T = 45 0 C 82,20 105,22 1,28 T = 55 0 C 82,42 113,74 1,38 e. KOH 50% T = 25 0 C 24,15 14,49 0,60 T = 35 0 C 77,34 95,13 1,23 T = 45 0 C 83,89 113,25 1,35 T = 55 0 C 83,92 121,68 1,45 Hasil Analisa Alkali Bebas Sabun Cuci Piring Cair No KOH 30% Hasil (%) Perlakuan Penggorengan 1. 1 kali 0,130 2. 2 kali 0,139 3. 3 kali 0,139 4. 4 kali 0,139

Keterangan Lambang Komposisi Minyak Goreng C12 : Asam Laurat C14 : Asam Miristat C16 : Asam Palmitat C18 : Asam Stearat C18F1 : Asam Oleat C18F2 : Asam Linoleat C18F3 : Asam Arakidat C20 : Asam Linolenat UNK : Tidak diketahui komposisi minyak

General Linear Model: bilangan peny; kadar busa versus konsentrasi ; Temperatur Proses; n Penggorengan Metode Minitab 15 Factor Type Levels Values konsentrasi KOH (%) Fixed 5 10; 20; 30; 40; 50 Temperatur Proses Fixed 4 25; 35; 45; 55 n penggorengan Fixed 4 1; 2; 3; 4 Analysis of Variance for bilangan penyabunan, using Adjusted SS for Tests Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P konsentrasi KOH (%) 4 369,90 369,90 92,47 77,60 0,000 Temperatur Proses 3 1187,01 1187,01 395,67 332,02 0,000 n penggorengan 3 30,64 30,64 10,21 8,57 0,000 Konsentrasi KOH (%)* 12 0,02077 0,02077 0,00173 0,0011 0,000 Temperatur Proses (C) Konsentrasi KOH 12 0,02254 0,02254 0,00188 0,0005 0,000 (%)*n Penggorengan Temperatur Proses(C) 9 0,10403 0,10403 0,01156 0,1210 0,000 *n Penggorengan Konsentrasi KOH (%)* Temperatur Proses(C)* n Penggorengan 36 0,03733 0,03733 0,00104 0,0003 0,000 Total 79 1669,77 S = 0,09165 R-Sq = 98,45% R-Sq(adj) = 98,36% Unusual Observations for bilangan penyabunan

bilangan Obs penyabunan Fit SE Fit Residual St Resid 1 188,280 186,215 0,405 2,065 2,04 R 2 187,960 185,719 0,405 2,241 2,21 R 4 186,570 184,520 0,405 2,050 2,02 R 65 189,680 192,325 0,405-2,645-2,61 R 66 189,130 191,829 0,405-2,699-2,66 R 67 188,580 191,466 0,405-2,886-2,85 R 68 187,960 190,629 0,405-2,669-2,63 R R denotes an observation with a large standardized residual. Analysis of Variance for kadar busa, using Adjusted SS for Tests Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P konsentrasi KOH (%) 4 1,0285 1,0285 0,2571 96,07 0,000 Temperatur Proses 3 10,5850 10,5850 3,5283 1318,34 0,000 n penggorengan 3 1,1965 1,1965 0,3988 149,02 0,000 Konsentrasi KOH (%)* 12 0,02077 0,02077 0,001 0,0011 0,000 Temperatur Proses ( C) Konsentrasi KOH (%)* n Penggorengan 12 0,02254 0,02254 0,00188 0,0005 0,000 Temperatur Proses ( C)* 9 0,10403 0,10403 0,01156 0,1210 0,000 n Penggorengan Konsentrasi KOH (%)* 36 0,03733 0,03733 0,00104 0,0003 0,000 Temperatur Proses ( C)* n Penggorengan Total 79 12,9946 S = 0,0517334 R-Sq = 98,58% R-Sq(adj) = 98,37% Unusual Observations for kadar busa Obs kadar busa Fit SE Fit Residual St Resid 8 0,70000 0,93913 0,01918-0,23913-4,98 R 14 1,56000 1,39112 0,01918 0,16888 3,51 R