PRAANGGAPAN DAN PERIKUTAN DALAM BAHASA INGGRIS DAN BAHASA JEPANG PRESUPPOSITION AND ENTAILMENTS BETWEEN ENGLISH AND JAPANESE

dokumen-dokumen yang mirip
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

ANALISIS PENGGUNAAN STRATEGI PENOLAKAN TIDAK LANGSUNG DALAM BAHASA JEPANG OLEH MAHASISWA BAHASA JEPANG STBA YAPARI ABA BANDUNG

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, manusia akan melakukan sebuah komunikasi. Saat berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

BAB I PENDAHULUAN. serius, karena terdapat perbedaan yang signifikan dengan bahasa. ibu pembelajar yang didasari oleh berbagai hal.

Pergi kemana? どこへ行きますか

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Silakan lihat lampiran 1.

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

COMMUNICATION STRATEGIES OF REQUEST EXPRESSION BY THIRD GRADE STUDENTS OF JAPANESE LANGUAGE EDUCATION STUDY PROGRAM OF UNIVERSITY OF RIAU

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer (tidak tetap) yang

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

PDF created with FinePrint pdffactory trial version YUK BELAJAR NIHONGO

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kepentingan untuk menjalin hubungan interaksi sosial.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, setiap individunya membutuhkan individu

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) adalah (1) sistem lambang

BAB II RAGAM KESANTUNAN MEMOHON BAHASA JEPANG DAN KURIKULUM B. RAGAM KESANTUNAN DALAM MEMOHON BAHASA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang saling berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

ABSTRAK. Kata Kunci : tindak tutur tidak langsung literal, perubahan fungsi kalimat, deklaratif, imperatif, interogatif

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

PRAGMATIK. Penjelasan. Sistem Bahasa. Dunia bunyi. Dunia makna. Untuk mengkaji pragmatik... Contoh-contoh sapaan tersebut...

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi (Wijana, 1996:2). Menurut Yule, pragmatik adalah studi tentang

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

BAB I PENDAHULUAN. hubungan baik dengan mitra tutur saat melakukan tuturan. Maka pada saat

BAB I PENDAHULUAN. maksud hati yang tersembunyi (Grice, 1975) Grice (1975:41-47) dalam bukunya Logic and Conversation menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

BAB 1 PENDAHULUAN. membutuhkan mitra tutur. Melalui bahasa, pikiran, perasaan, dan keinginan

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sebuah sistem dari simbol vokal yang arbiter yang

Bab 2. Landasan Teori. dasar analisis yang akan diuraikan pada bab selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Bahasa Jepang b. Semester : 1 c. Kompetensi Dasar : 3.3 dan 4.3

Tindak Tutur Tidak Langsung Literal dalam Drama ichi Rittoru No Namida

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Partikel dalam bahasa Jepang disebut joshi. Joshi adalah kelas kata yang

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ABSTRACT. Keywords: refusal speech acts, pragmatics, language politeness I.PENDAHULUAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : BAHASA JEPANG PEMINATAN b. Semester : Genap c. KompetensiDasar : 3.5 dan 4.5

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1992, Narrog: 2009). Hal ini berarti, setiap bahasa alami di dunia mempunyai

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

BAB IV PENGGUNAAN DIALEK OSAKA PADA KOMIK YOZAKURA QUARTET JILID KE-1 KARYA YASUDA SUZUHITO

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal

BAB I PENDAHULUAN. satu kendala yang selalu terjadi kepada pembelajar bahasa asing pada. kemampuan berkomunikasi adalah memiliki kemampuan dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial

BAB I. PENDAHULUAN. digunakan oleh kelompok sosial untuk bekerja sama, berinteraksi, dan

BAB I PENDAHULUAN. lengkap (Chaer, 2007:240). Menurut Widjono (2005:141) kalimat merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan salah satu unsur yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang banyak diminati, karena memiliki keunikan tersendiri. Sama

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya. Bahasa digunakan untuk berkomunikasi secara lisan maupun

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak

BAB I PENDAHULUAN. dalam bukunya Speech Act: An Essay in The Philosophy of Language dijelaskan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat berupa pikiran, gagasan, maksud, perasaan, maupun emosi. bahasa harus dimulai dari pengkajian tindak tutur.

Bab 3. Analisis Data. Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima

BAB I PENDAHULUAN. Manusia menggunakan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah adanya. 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345)

BAB V KESIMPULAN. 5.1 Simpulan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berkomunikasi kita memerlukan bahasa. Bahasa merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki suatu bangsa. Cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan makna kepada seseorang, baik secara lisan maupun tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan memproduksi tuturan dengan tepat secara kontekstual

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. responden, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: mitra tutur, ungkapan yang digunakan responden disesuaikan dengan

Fitria Sanimah Rahmawati*Sri Wahyu Widiati**Merri Silvia Basri*** Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : X MIA 6 (kelas Eksperimen)

BAB I PENDAHULUAN. Kalimat merupakan rangkaian kata-kata yang memiliki makna, meskipun suatu

Transkripsi:

PRAANGGAPAN DAN PERIKUTAN DALAM BAHASA INGGRIS DAN BAHASA JEPANG PRESUPPOSITION AND ENTAILMENTS BETWEEN ENGLISH AND JAPANESE Sri Aju Indrowaty Universitas Pesantren Tinggi Darul U lum Jombang ayumirza92@yahoo.com Abstrak Bahasa memiliki peran penting dalam komunikasi manusia. Tanpa bahasa, manusia tidak dapat melakukan interaksi satu sama lain. Penelitian ini berkaitan dengan analisis struktural dan tindak tutur yang merupakan bagian dari pragmatik. Ketika pembicara mengatakan sesuatu, pendengar harus memahami maksud pembicara. Dalam hal ini, praanggapan dan perikutan dapat ditemukan dalam Bahasa Inggris maupun Bahasa Jepang. Penelitian ini akan membahas lebih lanjut tentang perbedaan praanggapan dan perikutan dalam bahasa Inggris dan Bahasa Jepang. Kata Kunci: pragmatik, praanggapan, perikutan Abstract Language has an important role in human language communication. Without a languge, human cannot do interaction to each other. This research is related to structural analysis and speech act, a part of pragmatics. When a speaker says something, a hearer should understang the intention of speakers. It turns out both English and Japanese a presupposition and entailments. This research will explore more about differences of presupposition and entailments in English and Japanese. Key Words: pragmatics, presupposition, entailment DIGLOSSIA_ April 2014 (vol 5 no 2) 139

I. PENDAHULUAN Dalam komunikasi peranan bahasa sungguh penting, informasi apapun yang disampaikan memerlukan bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi dan interaksi hanya dimiliki oleh manusia. Bahasa memegang peranan penting dalam komunikasi, melalui bahasa kebudayaan dapat dibentuk, dibina dan dikembangkan. Tanpa bahasa, masyarakat tidak dapat berhubungan satu dengan yang lain. Kajian yang berkaitan dengan penggunaan bahasa melalui analisis struktur bahasa dan elemen-elemen bahasa secara mandiri berada dalam kajian Pragmatik. Penelitian pragmatik berisi bahasan tentang kealamian investigasi pragmatik, pengumpulan data, konvensi transkripsi, topik yang dapat diteliti yaitu strategi percakapan, struktur dan peranti pragmatik dalam seminar dan wawancara, tipe komunikasi berupa struktur percakapan telepon, urutan pesan di restauran. Tindak tutur terdiri atas dua kategori: langsung dan tidak langsung. Pembagian tersebut, dalam pandangan Leech (1996), berkaitan dengan skala atau kontinum katakanlah 0 sampai dengan 100 yang makin tinggi skala makin tidak langsung tindak tutur. Dengan berdasar kriteria status partisipan, tindak tutur dapat dianalisis dengan menggunakan model analisis cara-tujuan dan model analisis heuristik. Model analisis caratujuan berhubungan dengan yang dilakukan penutur ketika menyampaikan maksud, sedangkan model analisis heuristik berhubungan dengan yang dilakukan petutur ketika memahami maksud penutur. Yule berpendapat lain. Dalam pandangan Yule (1998), pembagian itu berkaitan dengan langsung atau tidak hubungan antara struktur kalimat dan fungsi komunikatif umum. Struktur kalimat terdiri atas struktur deklaratif, interogatif, dan imperative, sedangkan fungsi komunikatif umum terdiri atas fungsi pernyataan, pertanyaan, dan perintah/permohonan. Struktur dan fungsi dinyatakan berhubungan langsung jika struktur deklaratif digunakan untuk fungsi pernyataan, struktur interogatif untuk pertanyaan, dan struktur imperatif untuk perintah atau permohonan. Ujaran juga tidak bisa dilepaskan dari konteks percakapan yang dilatar belakangi budaya yang beragam dari penuturnya. Dengan demikian kajian pragmatik bisa dilihat kajian bahasa yang lebih utuh. Adapun yang termasuk dari kajian pragmatik adalah Presuposisi atau pra anggapan dan Entailment atau perikutan. Dengan demikian, penelitian DIGLOSSIA_ April 2014 (vol 5 no 2) 140

ini akan membahas tentang presuposisi praanggapan dan entailment atau perikutan dalam bahasa Inggris dan bahasa Jepang dengan mendeskripsikan bagaimana praanggapan dalam bahasa Inggris maupun Bahasa Jepang dan bagaimana perikutan dalam bahasa Inggris dan bahasa Jepang. Pragmatik adalah merupakan kajian atau makna yang muncul dalam penggunaan bahasa. Pragmatik didefinisikan berbeda-beda menurut pandangan berbagai pakar. Bisa juga dikatakan bahwa Pragmatik adalah kajian tentang arti yang disampaikan atau dikomunikasikan oleh pembicara dan diinterpretasikan oleh pendengar. Dengan kata lain kajian makna yang dikomunikasikan oleh pemakai bahasa. Arti atau makna yang disampaikan oleh pemakai melebihi dari makna yang terucap dalam tulisan. Menurut Grice (1973) kerjasama dalam komunikasi adalah membentuk struktur percakapan member kontribusi untuk memberi interpretasi terhadap percakapan. Presuposisi adalah suatu yang diasumsikan oleh penutur sebagai kejadian sebelum menghasilkan suatu tuturan. Yang menghasilkan presuposisi adalah penutur bukan kalimat (Yule,2006:43). Kita dapat mengindentifikasi sebagai informasi yang diasumsikan secara tepat yang akan diasosiasikan secara tuturan, Saudara laki-laki Nana membeli 2 ekor lembu. Ketika menghasilkan tuturan, penutur tentunya diharapkan memiliki praanggapan bahwa seseorang bernama Nana ada dan dia memiliki saudara laki-laki. Penutur mungkin juga menyimpan presuposisi yang lebih khusus bahwa Nana hanya memiliki memiliki saudara laki-laki dan dia memiliki banyak uang. Pada mulanya presuposisi merupakan kajian dalam lingkup semantik, namun dalam perkembangannya para linguis cenderung berpendapat bahwa kajian presuposisi dalam semantik saja tidak dapat memuaskan mereka ( Gazdar, 1979: 103; Mey: 1993:201; Levinson 1983:167). Untuk selanjutnya, kajian mengenai presuposisi bergeser ke wilayah pragmatik. Mey (1993:201) menyebutkan sejumlah alasan mengenai pergeseran ini, antara lain: tuturan lebih dari sekedar konsep abstrak mengenai benar atau salah sebagaimana dalam pengkajian presuposisi dari sudut pandang semantik, tuturan tidak dapat dipandang sebagai suatu bagian yang terisolasi dari penutur dan lawan tutur serta berbagai faktor yang relevan dengan situasi pertuturan, konsep benar dan salah merupakan konsep filsafat, sedangkan dalam kenyatannya pemakaian tuturan dalam kehidupan lebih dari konsep tersebut karena ada sejumlah hal lain selain konsep benar dan salah yang perlu diperhatikan oleh masyarakat pengguna bahasa. DIGLOSSIA_ April 2014 (vol 5 no 2) 141

Dalam suatu kalimat, sering pada akhir dari suatu kalimat merupakan penekanan dari kalimat tersebut. Seorang pendengar atau lawan bicara harus betul betul memperhatikan situasi dan kondisi kenapa kalimat itu diucapkan. Sering pada akhir kalimat mempunyai akhiran yang sama tetapi mempunyai arti dan interpretasi yang tidak sama. II. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif analisis, yaitu metode yang menganalisis data berdasarkan bahan yang diperoleh tanpa menambah atau mengurangi kemudian menganalisisnya Sevilla (1993:71) dengan merujuk ke Gary. Dengan metode deskriptif mampu memberikan penjelasan secara sistematis akurat dan faktual mengenai data. Sifat-sifat serta hubungan fenomena-fenomena yang diteliti dan akhirnya menghasilkan gambar data yang ilmiah (Djajasudarma 1993:8) III. PEMBAHASAN 3.1. Presuposisi Presuposisi pragmatik Pragmatik presupposition, sebagaimana halnya teori tindak tutur speech act theory justru ditemukan oleh filsuf dan bukan linguis. Levinson(1983:169) menyatakan bahwa presuposisi pragmatik merupakan inferensi pragmatik yang sangat sensitif terhadap faktor-faktor konteks, dan membedakan terminologi presuposisi menjadi dua macam. Pertama, kata Presuposisi sebagai terminologi umum dalam penggunaan bahasa Inggris sehari-hari, serta kata presuposisi sebagai terminologi teknis dalam kajian pragmatik. Penggunaan terminologi presuposisi secara umum dapat dilihat pada beberapa contoh berikut: 1. John wrote Henry a letter, presuposising He could read. (John menulis surat ke Henry, presuposisi dari Dia sudah membaca) 2. Harry asked Bill to close the door, presuposising that Bill had left it open as usual. (Harry menyuruh Bill menutup pintu, presuposisi Bill membiarkan terbuka seperti biasa) DIGLOSSIA_ April 2014 (vol 5 no 2) 142

Dari dua contoh di atas dapat diartikan bahwa dalam bahasa sehari-hari presuposisi mengandung makna semua latar belakang asumsi yang dapat membuat suatu tindakan, teori, ungkapan ataupun tuturan masuk akal atau rasional any background assumption against which an action, theory, expression or utterance makes sense or is rational. Dibandingkan dengan luasnya makna presuposisi secara umum dalam penggunaan seharihari, makna presuposisi dalam pragmatik relatif lebih sempit. Presuposisi dapat dijelaskan sebagai asumsi pragmatik tertentu yang nampaknya dibangun menjadi ungkapan linguistik Certain pragmatic inferences or assumptions that seem at least to be built into linguistic expressions. Definisi lain yang lebih operasional dikutip oleh Levinson (1983:172) dari Strawson (1952:175) yang mendefinisikan bahwa suatu pernyataan A mempresuposisikan suatu pernyataan B apabila pernyataan B merupakan pra kondisi mengenai benar atau salahnya pernyataan A a statement A presupposes a statement B iff B is a precondition of the truth and falsity of A. Contoh yang diajukan untuk mendukung definisi ini adalah tuturan The king of France is wise mempresuposisikan kalimat There is a present king of France. Contoh yang lain, Istri pejabat itu cantik sekali. Mempresuposisikan pejabat itu mempunyai istri. Dalam Bahasa Jepang, presuposisi ditunjukkan dengan kata kerja ています (te imasu). Menunjukkan keadaan yang masih berlangsung sebagai akibat dari suatu perbuatan yang telah selesai. Contoh kalimatnya adalah : 窓が割れています presuposisi dari 窓が割れました (Mado ga warete imasu) (Mado ga waremashita). Mado = Jendela Warete imasu = bentuk sedang untuk Pecah (Ing-Verb) Waremashita = bentuk lampau untuk Pecah (Past Verb) Kalimat Mado ga warete imasu menunjukkan bahwa Jendela telah pecah dan keadaan pecahnya masih tersisa sampai sekarang. Sedang kalimat Mado ga waremashita menyatakan bahwa dimaknai Jendela baru saja pecah dan sudah terjadi. Contoh yang lain untuk memperjelas praanggapan dalam bahasa Jepang adalah sebagai berikut: DIGLOSSIA_ April 2014 (vol 5 no 2) 143

電気がついています presuposisi 電気がつきました (Denki ga tsuite imasu) (Denki ga tsukimashita) Denki = Listrik Tsuite imasu = bentuk sedang untuk menyala (Ing-Verb) Tsukimashita= bentuk lampau untuk menyala (Past-Verb) Kalimat Denki gat suite imasu menunjukkan bahwa Lampu masih menyala sampai sekarang. Sedang kalimat Denki ga tsukimashita menyatakan bahwa Baru saja menyalakan lampu. 3.2. Entailment (Perikutan) Perikutan ialah informasi yang secara logis ada atau mengikuti yang disampaikan penutur. Yang memiliki perikutan adalah kalimat, bukan penutur. Dalam situasi melihat pertunjukan drama, dan mulai merasa bosan, kalimat yang disampaikan adalah sbb: Contoh : 1. I looked at my watch after two hours and realized that only twenty minutes had passed. (Saya melihat jam saya setelah 2 jam, tetapi menyadari bahwa hanya 20 menit saja terlewat). Pada suatu iklan Coca-cola, terdapat suatu kata-kata yang terkenal yaitu: 2. It s the taste (Itulah rasanya) Dalam hal ini rasa dari Coca-cola adalah enak. Tetapi lain dengan situasi seperti ini, pada saat pulang dari sekolah seorang ibu menegur putrinya karena bekal yang dibawa dari rumah masih utuh. Putrinya menjawab: It s the taste (Itulah rasanya) Pada situasi ini arti dari It s the taste bukanlah enak, tetapi kebalikannya yaitu tidak enak sehingga bekalnya tidak dimakan. Entailment dalam bahasa Jepang, misalnya dalam suatu perkenalan, DIGLOSSIA_ April 2014 (vol 5 no 2) 144

はじめまして (Hajimemashite) 私はアユです (Watashi wa Ayu desu) どうぞよろしくおねがいします (Douzo yoroshiku onegai shimasu). Dalam kalimat di atas, artinya adalah perkenalkan, saya Ayu, terimalah saya. Jadi dalam kalimat di atas Yoroshiku Onegai shimasu menunjukkan supaya lawan bicara mau menerima perkenalan yang dilakukan oleh Ayu. Tetapi berbeda dengan percakapan di bawah ini : Ayaka : 青い本していますか (Aoi hon shite imasuka) Banri ; うん していますよ あそこです (un, shiteimasu yo,..asoko desu) Ayaka : 取ってもかまいませんか (tottemo kamaimasenka) Banri : うん いいですよ (un, ii desuyo) Ayaka : よろしくおねがいします (yoroshiku onegaishimasu) Aoi hon shite imasuka artinya apakah tahu buku biru? Jawaban dari Banri yaitu un, shiteimasu yo,.asoko desu yang berarti ya tahu, disitu. Kemudian Ayaka minta, totte mo kamaimasenka yang artinya Bisa tolong ambilkan? Banri menjawab un, ii desuyo, artinya ya, saya ambilkan. Selanjutnya Ayaka menjawab yoroshiku onegaishimasu, artinya minta tolong ya. Dalam hal ini よろしくおねがいします (yoroshiku onegaishimasu) mempunyai makna yang berbeda. Dalam kalimat pertama menyatakan supaya lawan bicara mau menerima perkenalan yang dilakukan oleh Ayu. Tetapi berbeda dengan kalimat berikutnya yang artinya lawan bicara minta tolong untuk diambilkan buku. DIGLOSSIA_ April 2014 (vol 5 no 2) 145

Dalam Entailment, bagian belakang bisa berbeda sesuai dengan kesempatan apa yang sedang dihadapi. Karena penutur akan berkomunikasi secara khusus sesuai dengan penekanan apa yang sedang dihadapi. IV. KESIMPULAN Praanggapan atau presuposisi ialah anggapan penutur bahwa informasi tertentu sudah diketahui oleh petutur. Informasi yang dimiliki oleh penutur tersebut tidak dinyatakan, tetapi menjadi bagian penting yang disampaikan. Dari berbagai bahasa seperti bahasa Inggris dan bahasa jepang juga memiliki praanggapan atau presuposisi. Perikutan ialah informasi yang secara logis ada atau mengikuti yang disampaikan penutur. Yang memiliki perikutan adalah kalimat, bukan penutur. REFERENSI F.X. Nadar. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta. 2009 George Yule. Pragmatik. Oxford University. 1996 Japan Foundation. Shokyu Nihongo II. Peter Grundy. Doing Pragmatik. Oxford University. 2000 DIGLOSSIA_ April 2014 (vol 5 no 2) 146