BAB III METODE PENELITIAN. Klinik Bedah Rumah Sakit Hewan Universitas Airlangga, dan Klinik Gigi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakterisasi SEM (Scanning Electron Microscopy)

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN. hingga bulan Desember Tempat pelaksanaan penelitian ini yaitu

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan semen gigi yang baik ini bertujuan untuk memperbaiki susunan gigi sekaligus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gigi adalah alat pencernaan yang amat penting untuk membantu makanan

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris murni yang dilakukan pada hewan uji secara in vivo. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Hewan Uji dan

PENGARUH VARIASI SUHU SINTERING TERHADAP SIFAT MIKROSKOPIK DAN MAKROSKOPIK SEMEN GIGI NANO ZINC OXIDE EUGENOL (REINFORCED ALUMINA)

4.6 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional Identifikasi variabel Variabel bebas : - Varnis - Bonding agent Variabel terikat :

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah eksperimental laboratorik.

III.METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan terhitung pada bulan Februari Mei

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium yang dilakukan dengan hewan uji secara in vivo. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan penelitian ini maka dipilih

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2012 di Laboratorium. Fisika Material, Laboratorium Kimia Bio Massa,

CIRI-CIRI : Alat penjepit dari stainless steel dengan ujung jepitan melengkung/membentuk sudut.

BAB 4 METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. preparsai sampel dan pembakaran di furnace di Laboratorium Fisika Material

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris murni. b. Semen ionomer kaca tipe 1 (Fuji I, GC, Japan)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. oksidasi yang dilakukan dengan metode OM ( Optic Microscope) dan

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan terhitung sejak bulan Desember 2014 sampai dengan Mei

III. METODE PENELITIAN. Tempat pelaksanaan penelitian sebagai berikut: 2. Pengujian kekuatan tarik di Institute Teknologi Bandung (ITB), Jawa Barat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Alat Penelitian 1. Mesin electrospinning, berfungsi sebagai pembentuk serat nano.

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memberi perlakuan terhadap sampel penelitian, dan perubahan yang

III.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Pengujian Komposisi Kimia Serat Ijuk di Laboratium Tekno logi Hasil

Alat yang tangkainya dari logam / non logamdengan diujungnya terdapat kaca berbentuk bulat.

III. METODE PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di beberapa tempat yang berbeda yaitu ; preparasi

BAB 4 MATERI DAN METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September hingga Desember 2015 di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

III.METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris.

METODE PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian terhidung sejak bulan Juni 2013 sampai dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perlakuan panas atau annealing pada lapisan sehingga terbentuk butiran-butiran

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

Studi Eksperimental Kekuatan Bending Material Gigi Tiruan Dari Resin Akrilik Berpenguat Fiber Glass Dengan Variasi Susunan Serat Penguat

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di empat tempat, yaitu sebagai berikut : Laboratorium Material Universitas Lampung.

Disusun Oleh : ALIF NUR WIDODO

III.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai selesai. Penelitian dilakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MATERI DAN METODE. Prosedur

BAB III METODE PENELITIAN. bulan Agustus 2011 sampai bulan Januari tahun Tempat penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

BAB 4 METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian eksperimental laboratoris dengan rancangan cohort study.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan gigi dan mulut, yang salah satunya digambarkan oleh indeks DMF-T

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sifat kimia pada baja karbon rendah yang dilapisi dengan metode Hot Dip

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen

BAB 3 METODE PENELITIAN

Bab IV Hasil dan Pembahasan

TATA CARA PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI KUAT TEKAN DAN LENTUR TANAH SEMEN DI LABORATORIUM

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Juni 2013 di

3 Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dokter gigi sering mengalami kesulitan dalam merestorasi gigi pasca

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN HALAMAN PERSEMBAHAN INTISARI ABSTRACT KATA PENGANTAR

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Mesin

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. METODE PENELITIAN

Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi

BAB III PERCOBAAN III.1. DIAGRAM ALIR PERCOBAAN. 17 Ibnu Maulana Yusuf

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. tiga jenis bahan pembuat gigi yang bersifat restorative yaitu gigi tiruan berbahan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan September 2012

BAB IV PEMBAHASAN Data Pengujian Pengujian Kekerasan.

III. METODOLOGI PENELITIAN. a. Persiapan dan perlakuan serat ijuk di Laboratorium Material Teknik Jurusan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kekuatan dari beton tersebut khususnya dalam hal kuat tekan dan

BAB I PENDAHULUAN. praktek kedokteran giginya adalah keterampilan. Keterampilan menghasilkan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah analitik. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Lampung. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada rentang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2015 di

Pengaruh Variasi Suhu Sintering Terhadap Karakteristik Mikroskopik Dan Makroskopik Semen Gigi Nano Zinc Oxide Eugenol (Reinforced Alumina)

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA

Korosi telah lama dikenal sebagai salah satu proses degradasi yang sering terjadi pada logam, khusunya di dunia body automobiles.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit CSZ-Ni dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen yang dilakukan di

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 3 Metode Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dilaksanakan di Laboratorium Biofisika dan Laboratorium Teknobiomedik,

Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Laboratorium Fisika Material, Jurusan

PENGARUH VARIASI WAKTU ANODIZING TERHADAP STRUKTUR PERMUKAAN, KETEBALAN LAPISAN OKSIDA DAN KEKERASAN ALUMINIUM 1XXX. Sulaksono Cahyo Prabowo

Karakterisasi Material Bucket Teeth Excavator 2016

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN MANFAAT BAGI MITRA

4 Hasil dan Pembahasan

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

PEMBUATAN ALUMINIUM BUSA MELALUI PROSES SINTER DAN PELARUTAN SKRIPSI

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fisika Material Departemen Fisika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga, Klinik Bedah Rumah Sakit Hewan Universitas Airlangga, dan Klinik Gigi Mini Dental, Laboratorium Gigi Universitas Hang Tuah, Unit Pelayanan Terpadu Mikroskopi Elektron FK Universitas Airlangga, Unit Pelayanan Terpadu Autograph Fakultas Farmasi Unair selama 7 bulan. 3.2. Bahan dan Alat Penelitian 3.2.1. Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Hewan coba (kelinci) spesies Riverine (Bunolagus Monticularis). 2. Semen seng oksida dan eugenol (zinc oxide and eugenol cement) GC Coorporation Jepang, dengan 50g powder dan 25g liquid 3. Polistiren sebagai zat aditif dengan prosentase 2%, 5% dan 10% 3.2.2. Alat Penelitian Alat yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Round bur, fissure bur, and tappered bur 2. Bur gantung SAESHIN buatan Korea tahun 1998

3. Spatula cement 4. Kaca mulut 5. Pinset dental 6. Sonde lurus 7. Lempeng kaca 8. Cotton dental roll 9. Sarung tangan 10. Kapas dan alkohol 11. Tang pencabut gigi 12. Cutter 13. Jarum suntik anestesi 14. Ketamine hydrochloride 15. Xylazine HCl injection 16. Atropine 17. Akrilik Alat uji yang digunakan adalah sebagai berikut: 18. Autograph SHIMAZDU AG-10 TE buatan Jepang tahun 1984 untuk uji tekan dan uji tarik 19. Scanning Microscope JEOLJSM-100 buatan Jepang tahun 1980 untuk uji SEM

3.3. Prosedur Penelitian Penelitian tentang Pengaruh Penambahan Aditif Polistiren Pada Karakteristik ini dilakukan dalam beberapa tahap pelaksanaan. Skema pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1 Skema pelaksanaan penelitian

3.3.1 Tahap Persiapan Sampel Bahan utama dari zinc oxide eugenol semen berupa bubuk (powder) dan cairan (liquid). Material semen zinc oxide eugenol yang digunakan untuk penelitian ini adalah paket powder dan liquid zinc oxide eugenol semen, sedangkan bahan aditif yang digunakan dalam penelitian ini adalah polistiren. Semen zinc oxide eugenol yang digunakan adalah buatan GC Coorporation Jepang, dengan 50 g powder dan 25 g liquid. Powder semen zinc oxide berwarna putih tulang, sedangkan liquid eugenol yang digunakan berwarna kuning seperti minyak dan memiliki aroma seperti bunga cengkeh. Bahan aditif polistiren yang digunakan berupa powder berwarna putih. 3.3.2 Pembuatan Sampel Semen gigi zinc oxide eugenol dibuat dari pencampuran bubuk dan cairan. Sebelum dilakukan pencampuran antara bubuk dan cairan, terlebih dahulu ditambahkan serbuk polistiren (powder) ke dalam cairan semen eugenol. Prosentase penambahan aditif polistiren akan dilakukan bervariasi yaitu 0%, 2%, 5% dan 10%. Bubuk dan cairan dicampur secara manual sampai homogen (humanity treatment) di atas mixing pad dengan menggunakan spatula kurang lebih selama 20 detik. Setelah sampel homogen maka dilakukan penambalan terhadap ceruk buatan pada gigi kelinci. Pada penelitian ini sampel dibuat dengan perbandingan antara bubuk (powder) dan cairan (liquid) sebesar 4:1 (standard pabrik) dan penambahan

aditif polistiren kedalam cairan bervariasi yaitu 0%, 2%, 5% dan 10% (berat:berat) seperti pada Tabel 3.1 berikut: Tabel 3.1 Komposisi Sampel No. Jenis Sampel Perbandingan powder : liquid Penambahan serbuk politiren pada liquid 1 A 4:1 0% 2 B 4:1 2% 3 C 4:1 5% 4 D 4:1 10% Keterangan : a. A : semen zinc oxide eugenol dengan penambahan polistiren 0% b. B : semen zinc oxide eugenol dengan penambahan polistiren 2% c. C : semen zinc oxide eugenol dengan penambahan polistiren 5% d. D : semen zinc oxide eugenol dengan penambahan polistiren 10% Prosentase penambahan polistiren ini diberikan pada perbandingan antara berat dari bubuk semen zinc oxide eugenol dengan bubuk polistiren. Hewan coba juga dipersiapkan, yaitu 4 ekor kelinci untuk uji 4 jenis sampel semen gigi dengan usia 5-6 bulan. Hewan famili Leporidae yang akan digunakan pada penelitian ini termasuk spesies Riverine ( Bunolagus Monticularis). Pada gigi kelinci akan dibuat ceruk (lubang buatan) seperti pada karies kelas V. Karies kelas V ini biasanya terdapat pada gigi anterior,

bisa terjadi pada permukaan mesial atau distal berbentuk cekungan bulat kecil mengingat sifat gigi kelinci yang tumbuh terus-menerus/ terbuka. Pada hewan coba/ kelinci dilakukan anestesi (pembiusan) untuk mempermudah pembuatan kavitas/ ceruk pada gigi kelinci. Proses anestesi ini dilakukan dengan cara menginjeksikan cairan Ketamine hydrochloride dan Xylazine HCl injection pada pangkal paha kelinci. Gambar 2.9 Anestesi pada pangkal paha kelinci Bahan anestesi yang digunakan dalam anestesi/ obat bius hewan coba kelinci adalah Ketamine hydrochloride dan Xylazine HCl injection. Penggunaan bahan anestesi hewan coba ini disesuaikan dengan berat badan hewan coba agar dosis tidak mematikan. Rata-rata berat badan hewan coba kelinci antara 1,8kg-2kg maka penggunaan Ketamine Hydrochloride sebanyak 0,6ml dan Xylazine HCl injection sebanyak 0,5ml. Anestesi ini cukup membius hewan coba kelinci selama ±2jam hingga kelinci benarbenar sadar. Proses anestesi dilakukan dengan menginjeksikan campuran Ketamine Hydrochloride dan Xylazine pada pangkal paha kelinci.

Pada salah satu gigi seri bawah kelinci akan dibuat ceruk atau karies buatan seperti karies kelas V seperti pada gambar 3.3. Gambar 3.2. Karies Kelas I Pembuatan ceruk buatan dilakukan dengan menggunakan mata bur round bur, fissure bur dan tapered bur hingga terbentuk cerukan menyerupai bentuk kotak dengan ukuran ± panjang 3mm dan lebar 1,5mm. Setelah itu akan dilakukan penambalan pada gigi kelinci yang berlubang tersebut dengan beberapa sampel semen gigi. Pada kelinci I, lubang akan ditambal dengan menggunakan sampel A (semen zinc oxide eugenol dengan penambahan polistiren 0%). Kelinci II, lubang ditambal dengan menggunakan sampel B (semen zinc oxide eugenol dengan penambahan polistiren 2%). Kelinci III, lubang ditambal dengan menggunakan sampel C (semen zinc oxide eugenol dengan penambahan polistiren 5%). Kelinci IV, lubang ditambal dengan menggunakan sampel D (semen zinc oxide eugenol dengan penambahan polistiren 10%). Kelinci V, lubang ditambal dengan menggunakan sample E (semen zinc oxide eugenol dengan gigi kanan penambahan polistiren 0% gigi kiri penambahan polistiren 2%). Kelinci VI, lubang ditambal dengan menggunakan sample E (semen zinc oxide eugenol

dengan gigi kanan penambahan polistiren 5% gigi kiri penambahan polistiren 10%). Skema perlakuan sampel pada uji secara In Vivo adalah sebagai berikut: Gambar 3.3 Skema perlakuan sampel uji secara In Vivo Hasil pembuatan ceruk dan tambalan buatan pada gigi kelinci akan dapat diambil setelah dilakukan perawatan selama ± 1 bulan (in vivo). Pengambilan sampel sambungan semen dan gigi dilakukan dengan cara pencabutan gigi kelinci, sehingga diperoleh sampel seperti gambar 3.4 berikut:

Sampel A Sampel C Sampel B Sampel D Keterangan : a. A : semen zinc oxide eugenol dengan penambahan polistiren 0% b. B : semen zinc oxide eugenol dengan penambahan polistiren 2% c. C : semen zinc oxide eugenol dengan penambahan polistiren 5% d. D : semen zinc oxide eugenol dengan penambahan polistiren 10% 3.3.3 Perlakuan pada Sampel Sampel campuran semen gigi dan polistiren dengan 4 jenis konsentrasi tersebut selanjutnya akan dilakukan uji sifat fisis dan mekanis

yaitu berupa uji tekan, uji struktur mikro dan uji daya rekat. Jumlah keseluruhan sampel yang akan dibuat adalah dua belas buah sampel, dengan spesifikasi lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Perlakuan pada sampel No. Jenis Sampel Perlakuan 1 A Uji tekan, uji struktur mikro dan uji daya rekat 2 B Uji tekan, uji struktur mikro dan uji daya rekat 3 C Uji tekan, uji struktur mikro dan uji daya rekat 4 D Uji tekan, uji struktur mikro dan uji daya rekat Keterangan : e. A : semen zinc oxide eugenol dengan penambahan polistiren 0% f. B : semen zinc oxide eugenol dengan penambahan polistiren 2% g. C : semen zinc oxide eugenol dengan penambahan polistiren 5% h. D : semen zinc oxide eugenol dengan penambahan polistiren 10% 3.3.4 Karakterisasi Uji Karakterisasi ini bertujuan untuk mengetahui kuat tekan, kuat rekat, dan struktur mikro masing-masing semen zinc oxide eugenol yang telah diberi aditif polistiren dengan kadar konsentrasi tertentu. Uji struktur mikro bertujuan untuk melihat ikatan struktur semen gigi tambalan dengan gigi kelinci, sedangkan kuat tekan dan kuat rekat digunakan untuk mengetahui

daya tahan tambalan semen pada gigi berkaries buatan terhadap daya kunyah gigi kelinci. 3.3.4.1 Kekuatan Tekan (Compresive Strength) Uji tekan (Compresive Strength) digunakan untuk membandingkan kekuatan tekan masing-masing sampel. Pengukuran tingkat kekuatan tekan (Compresive Strength) menggunakan alat autograph SHIMAZDU AG-10 TE. Pembeban yang digunakan dalam uji tekan ini sebesar 100 kn. Dari uji tersebut diperoleh nilai tekanan yang diberikan pada sampel hingga sampel tersebut mengalami fraktur atau kerusakan. Gambar 3.4 Alat autograph SHIMAZDU AG-10 TE Sampel gigi kelinci yang kami gunakan memiliki ukuran yang sangat kecil sehingga kami menggunakan alat bantu berupa lempengan besi dan perekat berupa akrilik agar sampel dapat dianalisis menggunakan alat uji Autograph. Kenampakan sampel sebelum diuji dapat dilihat seperti gambar berikut:

Gambar 3.5 Sampel uji tekan Nilai dari kuat tekan masing-masing sampel dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan (2.6) pada bab II. 3.3.4.2 Kekuatan Rekat Uji tarik yang diukur dengan memberikan beban tensile secara langsung pada sampel untuk mengetahui kuat rekat semen gigi. Alat yang digunakan untuk uji rekat merupakan alat uji tarik yaitu alat autograph SHIMAZDU AG-10 TE yang mempunyai sistem kerja hampir menyerupai uji tekan. Bagian ujung sampel biasanya dibuat lebih besar dengan bagian tengah untuk menjamin sampel tercekam dengan baik. Pengukuran tingkat kekuatan tarik (Tensile Strength) menggunakan alat autograph. Gambar 3.6 Alat uji tarik Gambar 3.7 Sampel uji kuat rekat

Nilai kekuatan tarik sampel dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan 2.7 pada bab II. 3.3.4.3 Struktur Mikro SEM (Scanning Electron Microscopy) Alat yang digunakan untuk mengukur struktur mikro semen gigi adalah alat uji SEM JEOL JSM-T100. Sampel yang akan diujikan harus disiapkan terlebih dahulu. Sampel direkatkan pada suatu bahan khusus pada tempat yang terbuat dari logam dengan diameter 9 mm dan dilakukan coating atau pelapisan emas pada sampel. Gambar 3.8 Sampel Uji SEM Kemudian sampel dimasukkan dalam ruang spesimen dan disinari dengan pancaran elektron (20 kv). Elektron yang dipantulkan lalu dideteksi dengan detektor sentilator yang diperkuat dengan suatu rangkaian listrik yang dapat mengakibatkan timbulnya gambar layar CRT (Catode Ray Tube). Lalu dilakukan pemotretan setelah memilih bagian tertentu dari obyek yang menunjukkan sambungan antara bahan tambal semen dengan pembesaran tertentu sesuai yang diinginkan sehingga diperoleh foto yang baik dan jelas. Hasil pemotretan akan dicetak dengan menggunakan alat JEOL JEE-4X.

Gambar 3.9 SEM JEOL JEE-4X