keuangan yang kegiatannya adalah (Kasmir, 2008:9):

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen dalam menghasilkan pendapatan dari pengelolaan aset (Kasmir, 2003). Adapun rumus ROA adalah sebagai berikut :

BAB II URAIAN TEORITIS. Sunarto (2001) yang berjudul Pengaruh Rasio Profitabilitas Dan

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berharga seperti saham, sertifikat saham dan obligasi (Pandji dan Piji,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. / stock. Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Return investasi dapat berupa return realisasi dan return ekspektasi. Return

Friska Evianna Siburian Murni Daulay

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat diantaranya dividen dan capital gain. Dividend merupakan bagian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal merupakan lembaga perantara (intermediaries) yang berperan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan. Pihak pihak yang melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Harga Saham Perusahaan-Perusahaan Otomotif di Bursa Efek Jakarta, hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian PBV, DER, EPS, dan ROA Pengertian PBV (Price Book Value)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Jogianto (2003:109), return merupakan hasil yang diperoleh dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal (capital market) adalah suatu pasar dimana dana-dana jangka

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. yang melakukan ekspansi usaha. Untuk tujuan tersebut, maka perusahaan. merger, atau menerbitkan saham di pasar modal.

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI

II. TIN JAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi

I. PENDAHULUAN. Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh

BAB II LANDASAN TEORI. lembar saham biasa (Kieso dkk, 2007:379). berbagai aspek, salah satunya adalah Earnings Per Share (Nachrowi

sejarah perusahaan. untuk melanjutkan operasi Teknik-Teknik Analisis Laporan Keuangan teknik yang lazim dipakai yaitu:

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS Pengertian Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER))

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan dana. Agar para investor mau menanamkan dananya maka

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham (stock) merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam. terutama guna membiayai investasi perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1I TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. tentang perbankan menyatakan bahwa bank adalah. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan

yang keterikatannya dalam investasi lebih dari satu tahun.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang kekurangan dana dengan tujuan meningkatkan taraf hidup rakyat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Penilaian kinerja adalah pendeskripsian nilai secara periodik dari efektivitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1) Ni Luh Putu Ari Cintya Devi dan Luh Komang Sudjarni (2012)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian di Indonesia pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan usaha untuk mencari tambahan dana (berupa

BAB I PENDAHULUAN. biasanya ditandai dengan adanya kenaikan tingkat pendapatan masyarakat. Dengan

II. LANDASAN TEORI. badan perseroan terhadap suatu perusahaan.wujud saham adalah selembar kertas

BAB I PENDAHULUAN. alternatif investasi bagi investor. Hal ini mendorong perusahaan untuk terus

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan.

BAB II LANDASAN TEORI. sebagai lembaga keuangan yang kegiatan nya tidak terlepas dari transaksi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Menurut Rusdin (2005:68-74),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian Pasar Modal. diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham sebagai hasil dari investasinya. Jogiyanto (2000 : 143) membedakan return

BAB I PENDAHULUAN. merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi. Pengukuran ini perlu diketahui pihak yang berkepentingan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang yang

BAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan. kekayaan pemegang saham. Melihat bahwa kekayaan pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (

BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. barang, pesaing, perkembangan pasar, perkembangan perekonomian dunia.

lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bersumber dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana ke berbagai sektor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperhatikan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan dan. meningkatkan profit, hal ini daya tarik bagi investor dalam

BAB I PENDAHULUAN. tertentu (Jogiyanto,2003). Investasi ke dalam produksi yang efisien dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. memaksimalkan hasil (return) yang diharapkan dalam batas risiko yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. diperjualbelikan, salah satunya dalam bentuk ekuitas (saham). Pasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hal ini dikarenakan dalam pasar modal, perusahaan emiten dapat memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara lain Taufik (2006) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pendekatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memungkinkan pertukaran klaim jangka panjang, penambahan financial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan adalah alat ukur yang paling sering igunakan dalam

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Bank Pengertian bank menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998 adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dapat disimpulkan bahwa bank adalah lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi, membantu kelancaran sistem pembayaran dan tidak kalah pentingnya adalah sebagai lembaga yang menjadi sarana dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah yaitu kebijakan moneter. Karena fungsinya tersebut, maka keberadaan bank yang sehat baik secara individu maupun secara keseluruhan sebagai suatu sistem merupakan prasyarat bagi suatu perekonomian sehat. Untuk menciptakan bank sehat tersebut diperlukan pengaturan dan pengawasan bank secara efektif. 2.1.2 Kegiatan-Kegiatan Bank Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatannya adalah (Kasmir, 2008:9): 1. Menghimpun dana (funding) dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dalam hal ini bank sebagai tempat menyimpan uang atau berinvestasi bagi masyarakat. Tujuan utama masyarakat menyimpan uang biasanya adalah untuk keamanan uangnya. Kemudian untuk melakukan investasi dengan xv

harapan memperoleh bunga dari hasil simpanannya. Tujuan lainnya adalah untuk memudahkan transaksi pembayaran. Untuk memenuhi tujuan di atas, baik untuk mengamankan uang maupun untuk melakukan investasi, bank menyediakan sarana yang disebut dengan simpanan. Jenis simpanan yang ditawarkan sangat bervariasi tergantung dari bank yang bersangkutan. Secara umum, jenis simpanan yang ada di bank adalah terdiri dari simpanan giro (demand deposit), simpanan tabungan (saving deposit) dan simpanan deposito (time deposit). 2. Menyalurkan dana (lending) ke masyarakat, dalam hal ini bank memberikan pinjaman (kredit) kepada masyarakat. Dengan kata lain, bank menyediakan dana bagi masyarakat yang membutuhkannya. Pinjaman atau kredit yang diberikan dibagi dalam berbagai jenis sesuai dengan keinginan nasabah. Sebelum kredit diberikan, bank terlebih dahulu menilai apakah kredit tersebut layak diberikan atau tidak. Penilaian ini dilakukan agar bank terhindar dari kerugian akibat tidak dapat dikembalikannya pinjaman yang disalurkan bank dengan berbagai sebab. Jenis kredit yang biasa diberikan oleh hampir semua bank adalah kredit investasi, kredit modal kerja, atau kredit perdagangan. 3. Memberikan jasa-jasa bank lainnya (services) seperti pengiriman uang (transfer), penagihan surat-surat berharga yang berasal dari dalam kota (clearing), penagihan surat-surat berharga yang berasal dari luar kota dan luar negeri (inkaso), letter of credit (L/C), safe deposit box, bank garansi, bank notes, travellers cheque dan jasa lainnya. xvi

2.1.3 Jenis Bank Adapun jenis perbankan dewasa ini jika ditinjau dari berbagai segi (Kasmir, 2008:16) antara lain: 1. Dilihat dari segi fungsinya Menurut Undang-Undang pokok Perbankan No.7 Tahun 1992 dan ditegaskan lagi dengan keluarnya Undang-Undang RI No. 10 Tahun 1998 maka jenis perbankan berdasarkan funsinya terdiri dari: a. Bank Umum Adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. b. Bank Perkreditan Rakyat Adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 2. Dilihat dari segi kepemilikannya Ditinjau dari segi kepemilikannya maksudnya adalah siapa saja yang memiliki bank tersebut. Kepemilikan ini dilihat dari akte pendirian dan penguasaan saham yang dimiliki bank yang bersangkutan. Jenis bank dilihat dari segi kepemilikan tersebut adalah: a. Bank milik pemerintah Dimana baik akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula. xvii

b. Bank milik swasta nasional Bank jenis ini seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta pula. c. Bank milik koperasi Kepemilikan saham-saham bank ini dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi. d. Bank milik asing Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, bank milik swasta asing atau pemerintah asing. Kepemilikannya dimiliki oleh pihak luar negeri. e. Bank milik campuran Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga negara indonesia. 3. Dilihat dari segi status Artinya, jenis ini dilihat dari segi kemampuannya melayani masyarakat, terutama bank umum. Jenis bank dilihat dari segi status adalah: a. Bank devisa Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan. b. Bank non devisa xviii

Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti bank devisa, dimana transaksi yang dilakukan masih dalam batas-batas negara. 4. Dilihat dari segi cara menentukan harga a. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional (barat) b. Bank yang berdasarkan prinsip syariah, aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya. 2.1.4 Sumber Dana Bank Menurut Sinungan dalam (Irmayanto, 2004: 67), dana-dana bank yang dipakai sebagai alat operasional dapat diperoleh dari berbagai sumber yaitu: 1. Dana pihak kesatu (sumber dana sendiri) Dananya diperoleh dari modal sendiri yang berasal dari pemegang saham. Dalam neraca bank, dana modal sendiri terdiri atas: a. Modal disetor yaitu, uang yang disetor secara efektif oleh pemegang saham pada saat bank berdiri. b. agio saham adalah selisih jumlah uang yang dibayarkan pemegang saham baru dibandingkan nominal saham. c. cadangan-cadangan adalah sebagian laba yang disisihkan dalam bentuk cadangan modal dan cadangan lainnya yang digunakan untuk menutup kemungkinan timbulnya resiko di kemudian hari. xix

d. laba ditahan adalah laba milik para pemegang saham yang diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk tidak dibagikan (dividen) namun dimasukkan kembali sebagai modal kerja bank. 2. Dana pihak kedua (sumber dana pihak luar) Merupakan sumber dana yang berasal dari pihak luar selain masyarakat, yang dapat berupa: a. call money adalah pinjaman dari bank lain, yang akan dilakukan oleh bank ketika kebutuhannya mendesak. b. pinjaman biasa antar bank adalah pinjaman dari bank lain, yang waktunya relatif lama. c. pinjaman dari bank sentral (Bank Indonesia) adalah pinjaman yang diberikan Bank Indonesia untuk membiayai usaha masyarakat yang berprioritas tinggi seperti kredit program usaha kecil dan menengah (UKM). 3. Dana pihak ketiga (sumber dana masyarakat) Dana yang diperoleh bank dari simpanan masyarakat yang berupa giro (demand deposit), tabungan (saving) dan deposito (time deposit). 2.2 Saham Menurut Situmorang (2008:45), saham merupakan tanda penyertaan modal pada suatu perusahaan perseroan terbatas. Surat bukti bahwa kepemilikan atas asset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Dengan memiliki saham perusahaan, maka investor akan mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan, setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban xx

perusahaan. Saham merupakan salah satu jenis sekuritas yang cukup popular diperjualbelikan di pasar modal. Menurut Anoraga (2003:54), saham yang diperdagangkan di bursa ada dua jenis yaitu saham biasa (common stock) dan saham preferen (prefered stock). Saham biasa (common stock) adalah saham yang menempatkan pemiliknya pada posisi yang paling junior dalam pembagian dividen dan hak atas kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. Sedangkan saham preferen (prefered stock) adalah saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan yang tetap, tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor. Dari kedua jenis saham tersebut, saham biasa yang paling banyak diperdagangkan di pasar modal. 2.2.1 Return Saham Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return) (Jogiyanto, 2003:107). Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data histori. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return histori ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return) dan risiko di masa mendatang. Return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan diperoleh investor dimasa yang akan datang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi bersifat belum terjadi namun diharapkan akan terjadi. xxi

Return merupakan salah satu dasar yang digunakan oleh investor dalam mengambil keputusan investasi karena return merupakan tujuan utama seseorang berinvestasi. Dengan adanya return, diharapkan seseorang akan termotivasi untuk berinvestasi. Return juga merupakan imbalan yang diberikan oleh suatu perusahaan kepada investor atas keberaniannya menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Return total sering disebut return saham, yaitu perubahan kemakmuran dari perubahan harga saham dan perubahan pendapatan dari dividen yang diterima. Perubahan kemakmuran ini menunjukkan tambahan kekayaan sebelumnya. Return abnormal (abnormal return) merupakan selisih antara return ekspektasi dan return realisasi. Return abnormal menjadi indikator untuk mengukur efisiensi suatu pasar modal. Apabila harga suatu instrumen investasi telah mancerminkan seluruh informasi yang ada maka return ekspektasi atas suatu harga saham relatif akan sama dengan return realisasinya. Pada pasar modal yang telah efisien, seorang investor tidak akan dapat memperoleh abnormal return secara berlebihan atau secara terus menerus. Hal ini tentu saja berlaku dengan asumsi seluruh pelaku pasar bertindak rasional atas informasi yang diperoleh. Pemegang saham dalam investasinya dapat memperoleh return yang ditawarkan suatu saham dalam bentuk capital gain dan dividen. Capital gain merupakan selisih harga saham sekarang relatif lebih tinggi dari harga saham periode yang lalu. Dividen merupakan keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Biasanya tidak seluruh keuntungan perusahaan xxii

dibagikan kepada pemegang saham, tetapi terdapat bagian yang ditanam kembali. Biasanya dividen yang diterima ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) perusahaan tersebut. Namun yang perlu diperhatikan bahwa perusahaan tidak selalu membagikan dividen kepada para pemegang saham tetapi bergantung pada kondisi perusahaan itu sendiri. Ini berarti bahwa jika perusahaan mengalami kerugian tentu saja dividen tidak akan dibagikan pada tahun berjalan tersebut. Dividen yang dibagikan dapat berupa dividen tunai maupun dividen saham. Return yang digunakan dalam penelitian ini adalah return realisasi (realized return) yang merupakan capital gain/capital loss yaitu selisih antara harga penutupan saham periode saat ini (Pt) dengan harga penutupan saham pada periode sebelumnya (Pt-1). Secara matematis actual return dapat diformulasikan sebagai berikut (Jogiyanto, 2003:110) : Real.Ret = Dimana: Pt = harga saham pada periode ke -t P t-1 = harga saham pada periode ke t-1 2.2.2 Manfaat Saham Menurut Situmorang (2008:45) ada tiga manfaat yang bisa diperoleh pembeli saham yaitu: 1. Dividen Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai (cash dividen), yaitu kepada setiap xxiii

pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham, atau dapat pula berupa dividen saham (stock dividen), yaitu kepada setiap pemegang saham diberikan dividen dalam bentuk saham sehingga jumlah saham yang dimilki investor akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut. 2. Capital Gain Capital gain adalah keuntungan yang diperoleh investor dari hasil jual beli saham, berupa selisih antara nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan nilai beli yang lebih rendah. 3. Manfaat non finansial Antara lain berupa konsekuensi atas kepemilikan saham berupa kekuasaan, kebanggaan dan khususnya hak suara dalam menentukan jalannya perusahaan. 2.2.3 Resiko Kepemilikan Saham Saham dikenal dengan karakteristik imbal hasil tinggi, resiko tinggi (high risk, high return). Artinya saham merupakan surat berharga yang memberikan peluang keuntungan dan potensi resiko yang tinggi. Saham memungkinkan investor untuk mendapatkan imbal hasil atau capital gain yang besar dalam waktu singkat. Namun, seiting fluktuasinya harga saham, maka saham juga dapat membuat investor mengalami kerugian besar dalam waktu singkat. Adapun resiko yang dihadapi oleh investor atas kepemilikan sahamnya, antara lain (Darmadji, 2006:13) : xxiv

a. Tidak mendapat deviden Perusahaan akan membagikan dividen jika operasinya menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu, perusahaan tidak dapat membagikan dividen jika mengalami kerugian. b. Capital Loss Dalam aktivitas perdagangan saham, investor tidak selalu mendapatkan capital gain atau keuntungan atas saham yang dijualnya. Investor juga dihadapkan pada resiko capital loss apabila ia menjual sahamnya dengan harga jual lebih rendah dari harga belinya. c. Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi Dalam kondisi perusahaan dilikuidasi, maka pemegang saham akan menempati posisi lebih rendah dibanding kreditor atau pemegang obligasi. Ini berarti setelah semua aset perusahaan tersebut dijual, hasil penjualan terlebih dahulu dibagikan kepada para kreditor atau pemegang obligasi, dan jika masih terdapat sisa, baru dibagikan kepada para pemegang saham. d. Saham dikeluarkan dari Bursa (Delisting) Saham perusahaan di-delist dari bursa karena kinerja yang buruk, misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan deveden secara berturut-turut selama beberapa tahun, dan berbagai kondidi lainnya sesuai peraturan pencatatan efek di Bursa. Saham yang di-delist tentu saja tidk dapat lagi diperdagangkan dibursa, namun tetap dapat diperdagangkan di luar bursa dengan konsekuensi xxv

tidak terdapat patokan harga yang jelas dan jika terjual biasanya dengan harga yang jauh lebih rendah dari harga sebelumnya. e. Saham Dihentikan Sementara (Suspensi) Saham yang di-suspend atau dihentikan sementara perdagangannya oleh Bursa Efek, menyebabkan investor tidak dapat menjual sahamnya hingga suspensi tersebut dicabut. Suspensi dilakukan oleh otoritas bursa jika suatu sahan mengalami lonjakan harga yang luar biasa, suatu perusahaan dipailitkan oleh kreditornya dan berbagi kondisi lain yang mengharuskan otoritas bursa mensuspend perdagangan saham tersebut sampai perusahaan yang bersangkutan memberikan konfirmasi atau kejelasan informasi lainnya, agar informasi yang belum jelas tidak menjadi ajanh spekulasi. Jika telah didapatkan suatu informasi yang jelas, maka suspensi atas saham tersebut dapat dicabut oleh bursa dan saham dapat diperdagangkan kembali seperti semula. 2.2.4 Nilai Saham Berdasarkan fungsinya nilai suatu saham dapat dibedakan atas tiga jenis (Situmorang, 2008:46) yaitu: 1. Nilai Nominal (par valuel stated valuel face value) Nilai nominal adalah nilai yang tercantum pada saham untuk tujuan akuntansi, namun tidak digunakan untuk mengukur sesuatu. Dalam hal ini jumlah saham yang dikeluarkan oleh perseroan dikaitkan dengan nilai nominalnya adalah modal disetor penuh bagi suatu perseroan, dan di dalam pencatatan akuntansi dicatat sebagai modal ekuitas perseroan di dalam neraca. xxvi

2. Harga Dasar (base price) Pada hakikatnya harga dasar adalah harga perdana dan dipergunakan dalam penghitungan indeks harga saham. Untuk saham yang baru, maka harga dasar tersebut merupakan harga perdana. 3. Harga Pasar (market price) Harga pasar adalah harga pada pasar yang senyatanya (riil) dan merupakan harga yang paling mudah ditentukan, karena merupakan harga dari suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung, dan jika pasar sudah tutup maka harga pasar tersebut adalah harga penutupannya. Harga pasar tersebut yang sesungguhnya menyatakan naik turunnya suatu harga saham dan setiap hari diumumkan di media massa. Jadi Harga saham yang diterbitkan setiap harinya adalah harga pasar. Dari waktu ke waktu harga suatu saham dapat naik, turun atau stagnan. Yang menjadi hal yang harus diperhatikan oleh investor yang terlibat kegiatan di pasar modal atau manajemen perusahaan terbuka yang sahamnya tercatat di pasar modal karena indikasi harga saham dapat pula dijadikan ukuran nilai perusahaan. Harga saham di pasar modal setiap saat bisa mengalami perubahan sehingga para investor atau calon investor harus jeli dalam pemilihan saham. Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi harga saham: 1. Harapan investor terhadap tingkat pendapatan dividen di masa yang akan datang. Apabila tingkat pendapatan dan dividen stabil, maka harga saham juga akan senderung stabil. Sebaliknya jika tingkat pendapatan dan dividen xxvii

berfluktuasi karena faktor internal, maka harga saham tersebut cenderung berfluktuasi juga. 2. Tingkat pendapatan perusahaan. Apabila tingkat pendapatan perusahaan besar, maka akan semakin meningkat pula harga saham karena para investor bersikap optimis. 3. Kondisi perekonomian. Kondisi perekonomian di masa yang akan datang selalu dipengaruhi oleh kondisi perekonomian saat ini. Apabila kondisi perekonomian saat ini stabil, maka para investor juga akan optimis terhdap kondisi perekonomian yang akan datang, shungga harga saham akan cenderung stabil, demikian pula sebaliknya. 2.3 Debt to Equity Ratio (DER) Merupakan rasio yang mengukur besarnya hutang yang ditangggung melalui total ekuitas yang dimiliki perusahaan. Debt to equity ratio adalah instrumen untuk mengetahui kemampuan ekuitas atau aktiva bersih suatu perusahaan untuk melunasi seluruh kewajibannya. Adapun rumus DER adalah sebagai berikut: DER = X 100% 2.4 Return On Assets (ROA) Return On Assets (ROA) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan manajemen dalam menghasilkan pendapatan dari pengelolaan aset (Kasmir,2003). Adapun rumus ROA adalah sebagai berikut: ROA = X 100% xxviii

Semakin tinggi rasio ini berarti perusahaan semakin efektif dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin tingggi ROA berarti kinerja perusahaan semakin efektif, karena tingkat kembalian akan semakin besar. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik investor kepada perusahaan. Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut diminati investor, karena dapat memberikan keuntungan (return) yang besar bagi investor. Dengan kata lain ROA berpengaruh terhadap return saham yang akan diterima oleh investor. 2.5 Hubungan Antar Variabel 2.5.1 Pengaruh DER terhadap Return Saham Debt to equity ratio (DER) merupakan perbandingan antara hutang dengan modal sendiri. DER memberikan jaminan tentang seberapa besar hutang perusahaan yang dijamin dengan modal sendiri perusahaan yang digunakan sebagai sumber pendanaan usaha. Tingkat debt to equity ratio yang tinggi menunjukkan komposisi total hutang (hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang) semakin besar apabila dibandingkan dengan total modal sendiri, sehingga ini akan berdampak pada semakin besar pula beban perusahaan terhadap pihak eksternal (para kreditur). Semakin besar nilai DER menunjukkan bahwa struktur permodalan usaha lebih banyak memanfaatkan hutang-hutang relatif terhadap ekuitas. Semakin tinggi DER mencerminkan risiko perusahaan yang relatif tinggi, akibatnya para investor cenderung menghindari saham-saham yang memiliki DER yang tinggi. xxix

Debt to Equity Ratio (DER) akan mempengaruhi kinerja perusahaan dan menyebabkan apresiasi harga saham. DER yang terlalu tinggi mempunyai dampak buruk terhadap kinerja perusahaan, karena tingkat hutang yang semakin tinggi menunjukkan beban bunga perusahaan akan semakin besar dan mengurangi keuntungan. Sehingga semakin tinggi hutang (DER) cenderung menurunkan return saham. 2.5.2 Pengaruh ROA terhadap Return Saham Return On Assets diperoleh dengan cara membandingkan antara laba bersih sesudah pajak dengan total asset. ROA menunjukkan kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktiva yang digunakan untuk operasional perusahaan. Meningkatkan ROA berarti disisi lain juga meningkatkan pendapatan bersih perusahaan yang berarti nilai penjualan juga akan meningkat. Perusahaan yang nilai penjualannya meningkat, akan mendorong terjadinya peningkatan laba yang menunjukka kinerja keuangan perusahaan dalam kondisi baik. Kondisi seperi ini akan mudah untuk menarik investor, karena para investor lebih suka berinvestasi pada perusahaan yang memiliki profitabilitas lebih tinggi. Kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktiva yang digunakan akan berdampak pada para pemegang saham perusahaan. ROA yang semakin meningkat menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik dan para pemegang saham akan memperoleh keuntungan dari dividen yang diterima. Dengan semakin menimgkatnya dividen yang diterima oleh para pemegang saham akan menjadi daya tarik tersendiri untuk tetap xxx

menanamkan sahamnya dan para calon investor untuk menanamkan sahamnya ke dalam perusahaan tersebut. Hal ini akan mendorong peningkatan harga saham yang pada akhirnya akan meningkatkan return saham yang akan ditrima para investor. 2.6 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Nama Peneliti dan Tahun Rizki Tampubolon (2009) M. Ikhsan P (2007) Judul Variabel Hasil Penelitian Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Analisis Pengaruh Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Return Saham pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Variabel Independen: 1.EPS 2.PER 3.DER 4.ROI 5.ROE Variabel Dependen: 1.Return Saham Variabel Independen: 1.ROA 2.ROE 3.DER Variabel Dependen: 1.Return Saham i. Hasil uji f menunjukkan bahwa EPS, PER, DER, ROI, ROE memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel yang terikat yaitu return saham ii. Hasil uji parsial (uji t) menunjukkan bahwa variabel EPS, PER, ROI memiliki pengaruh yang sifnifikan terhadap return saham sedangkan variabel DER dan ROE tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. i. Hasil uji f menunjukkan bahwa ROE, ROE dan DER tidak memiliki pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap return saham ii. Hasil uji t menunjukkan bahwa ROA, ROE dan DER tidak memiliki xxxi

Aryayoga (2009) Wahyuni Peni Padan (2012) Muamarsyah (2012) Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan dan Return Saham di Bursa Efek Indonesia Pengaruh Informasi Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta Pengaruh Return On Asset, Return On Equity, Earning Per Share, Laba Unexpected dan Ukuran Perusahaan Terhadap Return Variabel Independen: 1.EVA 2.ROA 3.ROE 4.NPM Variabel Dependen: 1.Return Saham Variabel Independen: 1.PER 2.PBV 3.DER Variabel Dependen: 1.Return Saham Variabel Independen: 1.ROA 2.ROE 3.EPS 4.Laba Unexpected pengaruh terhadap return saham secara parsial. i. Hasil uji f menunjukkan bahwa EVA, ROA, ROE, NPM tidak ada pengaruh positif secara bersama-sama terhadap return saham ii. Hasil uji t menunjukkan bahwa variabel EVA, ROA, ROE, tidak ada pengaruh signifikan terhadap return saham sedangkan NPV memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham.. i. Hasil uji f menunjukkan bahwa variabel PER, PBV dan DER secara bersamasama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham ii. Hasil uji t menunjukkan bahwa variabel PER dan PBV tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham sedangkan DER memiliki pengaruh yang sgnifikan terhadap return saham. i. Hasil uji f menunjukkan bahwa ROA, ROE, EPS, Laba Unexpected dan Ukuran perusahaan secara simultan tidak berpengaruh terhadap xxxii

Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 5.Ukuran Perusahaan Variabel Dependen: 1.Return Saham return saham. ii. Hasil uji t menunjukkan bahwa variabel ROA, ROE, EPS, Laba unexpected, Ukuran perusahaan tidak mempunyai pengaruh terhadap return saham secara parsial. 2.7 Kerangka Konseptual Kerangka konseptual merupakan sintesis dari tinjauan teori dan tinjauan penelitian terdahulu serta alasan-alasan logis. Kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Debt to Equity Ratio (X1) Return Saham ( Y) Return On Assets (X2) Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Dalam penelitian ini, variabel independen yang digunakan adalah Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA). Variabel dependen yang digunakan adalah return saham. Semakin tinggi nilai return on assets (ROA), maka semakin besar nilai return saham yang akan diperoleh pemegang saham, xxxiii

karena semakin besar ROA yang dihasilkan perusahaan menunjukkan semakin efektif perusahaan tersebut dalam mengelola hartanya. Semakin kecil nilai Debt to Equity Ratio (DER), maka semakin baik bagi perusahaan. 2.8 Hipotesis Sesuai dengan tinjauan pustaka dan uraian kerangka konseptual maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Return on Assets (ROA) secara simultan terhadap return saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Terdapat pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) secara parsial terhadap return saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. xxxiv