BAB III METODE PENELITIAN. data utama yang digunakan adalah data ketenagakerjaan dan pendapatan regional

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS PERGESERAN PENYERAPAN TENAGAKERJA PADA SEKTOR PERTANIAN, INDUSTRI, DAN JASA-JASA DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR (PERIODE TAHUN )

ANGKATAN KERJA PARTISIPASI ANGKATAN KERJA, PENGANGGURAN DAN KESEMPATAN KERJA

Statistik Ketenagakerjaan Sektor Pertanian Tahun 2013 PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL - KEMENTERIAN PERTANIAN 2013

Katalog BPS No

STATISTIK PENGANGGURAN. BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA-INDONESIA


KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN

Ringkasan Eksekutif Ketenagakerjaan. batukota.bps.go.id

Keadaan Ketenagakerjaan Maluku Utara Agustus 2017

BPS PROVINSI JAWA BARAT

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR FEBRUARI 2015 *)

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN UTARA FEBRUARI 2015*)

BERITA RESMI STATISTIK

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR *) FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN UTARA FEBRUARI 2017

DATA DAN INFORMASI PEKERJA USIA MUDA AGUSTUS 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN UTARA AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA, FEBRUARI 2012 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,09 PERSEN

ANALISIS KETENAGAKERJAAN KABUPATEN LOMBOK BARAT

POTRET ANGKATAN KERJA DAN PEKERJA KALIMANTAN TENGAH 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,31 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR AGUSTUS 2015

Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi Utara Agustus 2017

INDIKATOR KETENAGAKERJAAN

BERITA RESMI STATISTIK

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Februari 2017

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU FEBRUARI 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN AGUSTUS 2012

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Kalimantan Tengah Agustus 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2011

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR AGUSTUS 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI MALUKU UTARA, AGUSTUS 2015

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2012

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN AGUSTUS 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

Laporan ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang ketenagakerjaan pertanian, rumah tangga pertanian dan kondisi pengelolaan lahan pertanian.

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BENGKULU FEBRUARI 2016

KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BENGKULU FEBRUARI 2016

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2009 SEBESAR 6,00 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KINERJA DAN PERSPEKTIF KEGIATAN NON-PERTANIAN DALAM EKONOMI PEDESAAN *

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 FEBRUARI 2017: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 3,80 PERSEN


No. Katalog :

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH


KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2016

BERITA RESMI STATISTIK

PERENCANAAN TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH


KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN AGUSTUS 2011

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2014

BERITA RESMI STATISTIK

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

BERITA RESMI STATISTIK. Keadaan Ketenagakerjaan NTB Agustus Agustus 2017: Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 3,32 persen

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015 AGUSTUS 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,91 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PAPUA FEBRUARI 2016

KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Ketenagakerjaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Indikator Ketenagakerjaan KABUPATEN WAROPEN TAHUN Oleh : Muhammad Fajar

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA PADA AGUSTUS 2009 SEBESAR 6,00 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2017

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI DIY PADA FEBRUARI 2011 SEBESAR 5,47 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2011

JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 12/29/2015

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam studi ini terdiri dari data sekunder. Sumber data utama yang digunakan adalah data ketenagakerjaan dan pendapatan regional dalam bentuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Data pendapatan regional dirinci menurut lapangan usaha utama (sektor) dengan menggunakan pendekatan Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) tahun 2000. Data sekunder ketenagakerjaan diperoleh dari data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) tahun 2003 sampai tahun 2010. Data pendapatan regional diperoleh dari publikasi BPS Provinsi Kalimantan Timur mengenai PDRB Kalimantan Timur menurut lapangan usaha tahun 2003-2010. 3.2. Metode Analisis 3.2.1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif bersifat eksploratif walaupun data yang diperoleh sama tetapi cara menginterpretasikan data atau mengambil kesimpulan bisa berbeda. Analisis deskriptif mudah dipahami semua pihak tanpa membedakan latar belakang pembaca. Analisis deskriptif dalam penelitian ini menyajikan

15 rangkuman statistik, indikator ketenagakerjaan, analisis tabel silang dan analisis gambar atau grafik. Bentuk analisis deskriptif yang digunakan adalah analisis diferensiasi yang merupakan pengamatan terhadap dua nilai atau dua karakteristik yang cenderung kontras, seperti laki-laki dan perempuan, kota dan desa. Ukuran yang digunakan adalah angka absolut dan juga persentase dari peubah yang diterangkan. 3.2.2. Elastisitas Kesempatan Kerja Dalam menganalisis daya serap masing-masing sektor atau lapangan usaha terhadap pekerja, beberapa ekonom telah mencoba mengkaitkan angka laju pertumbuhan jumlah pekerja dengan laju pertumbuhan nilai tambah Produk Domestik Bruto (masing-masing menurut lapangan usaha). Alat analisis yang digunakan untuk menghubungkan antara kesempatan kerja dan pertumbuhan ekonomi adalah angka elastisitas kesempatan kerja. Angka ini menunjukkan berapa persen kesempatan kerja akan bertambah untuk setiap satu persen kenaikan pertumbuhan ekonomi. Asumsi yang dipakai dalam penghitungan angka elastisitas ini adalah pertumbuhan pekerja di suatu sektor adalah akibat dari pertumbuhan nilai produksi nyata di sektor tersebut. Ananta dan Tjiptoherijanto (1985) mengemukakan bahwa dalam angka elastisitas (koefisien) jumlah pekerja terhadap nilai tambah PDRB sebenarnya tersirat suatu asumsi bahwa pertumbuhan jumlah pekerja di suatu sektor adalah akibat dari pertumbuhan nilai produksi nyata di sektor tersebut. Namun ada

16 pemikiran seandainya yang terjadi adalah bahwa pertumbuhan jumlah pekerja di satu sektor menyebabkan adanya pertumbuhan nilai produksi nyata di sektor tersebut. Dalam versi dari produksi ke pekerja, koefisien sebesar 0,5 berarti bahwa pertumbuhan nilai produk nyata sebesar satu persen menyebabkan pertumbuhan pekerja sebesar setengah persen. Dalam pemikiran seperti ini, akan dapat ditarik kesimpulan bahwa berapa banyak pekerja yang akan dapat diserap oleh lapangan pekerjaan yang ada akibat adanya pertumbuhan ekonomi sebesar satu persen. Dimana : = Elastisitas kesempatan kerja L = Kesempatan kerja = Persentase perubahan kesempatan kerja Q = Output = Persentase perubahan output 3.3. Konsep dan Definisi Dalam memanfaatkan data dari berbagai sumber dan untuk memahami informasi yang disajikan dalam analisis, maka diperlukan adanya satu macam konsep dan definisi. Konsep dan definisi yang merupakan batasan istilah yang digunakan dalam kerangka pembahasan skripsi ini adalah sebagai berikut :

17 1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah sejumlah nilai tambah (value added) yang timbul dari semua unit produksi di dalam suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu. Hal tersebut ditinjau dari segi pendapatan yang ditimbulkan oleh faktor-faktor produksi. 2. Nilai Tambah Bruto (NTB) diperoleh dari nilai produksi (output) dikurangi biaya antara. Output merupakan nilai dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu kegiatan produksi dalam satu periode tertentu. Biaya Antara adalah nilai barang dan jasa yang digunakan dalam proses kegiatan produksi yang sedang berjalan dimana barang-barang tersebut merupakan barang tidak tahan lama yang biasanya habis dalam sekali pakai atau mempunyai umur penggunaan kurang dari satu tahun. 3. Penghitungan atas dasar harga konstan maksudnya adalah suatu perhitungan nilai produksi maupun biaya-biaya setiap tahun dinilai atas dasar harga pada tahun tertentu sebagai tahun dasar. Penghitungan atas dasar harga konstan ini penting terutama untuk mengetahui laju pertumbuhan ekonomi yang sebenarnya, dimana faktor inflasi sudah diperhitungkan. 4. Penduduk usia kerja adalah penduduk yang berumur 15 tahun ke atas. 5. Penduduk yang termasuk angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan pengangguran.

18 6. Penduduk yang termasuk bukan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang masih sekolah, mengurus rumahtangga atau melaksanakan kegiatan lainnya selain kegiatan pribadi. 7. Bekerja didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan baik berupa uang atau barang lainnya dan lamanya bekerja paling sedikit satu jam secara terus menerus dalam seminggu yang lalu. Termasuk dalam kategori bekerja adalah mereka yang bekerja sebagai pekerja tak dibayar yang membantu dalam suatu usaha atau kegiatan ekonomi. 8. Penganggur terbuka, terdiri dari : a. Mereka yang tak punya pekerjaan dan mencari pekerjaan. b. Mereka yang tak punya pekerjaan dan mempersiapkan usaha. c. Mereka yang tak punya pekerjaan dan tidak mencari pekerjaan, karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan. d. Mereka yang sudah punya pekerjaan, tetapi belum mulai bekerja. Mencari pekerjaan adalah kegiatan seseorang yang pada saat survei orang tersebut sedang mencari pekerjaan, seperti mereka : a. Yang belum pernah bekerja dan sedang berusaha mendapatkan pekerjaan.

19 b. Yang sudah pernah bekerja, karena sesuatu hal berhenti atau diberhentikan dan sedang berusaha untuk mendapatkan pekerjaan. c. Yang bekerja atau mempunyai pekerjaan, tetapi karena sesuatu hal masih berusaha untuk mendapatkan pekerjaan lain. Usaha mencari pekerjaan ini tidak terbatas pada seminggu sebelum pencacahan, jadi mereka yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan dan yang permohonannya telah dikirim lebih dari satu minggu yang lalu tetap dianggap sebagai mencari pekerjaan asalkan seminggu yang lalu masih mengharapkan pekerjaan yang dicari. Mereka yang sedang bekerja dan berusaha untuk mendapatkan pekerjaan yang lain tidak dapat disebut sebagai penganggur terbuka. Mempersiapkan suatu usaha adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang dalam rangka mempersiapkan suatu usaha/pekerjaan yang baru, yang bertujuan untuk memperoleh penghasilan/keuntungan atas resiko sendiri, baik dengan atau tanpa mempekerjakan buruh/pekerja dibayar maupun tidak dibayar. Mempersiapkan usaha yang dimaksud adalah apabila tindakannya nyata, seperti : mengumpulkan modal atau perlengkapan/alat, mencari lokasi/tempat, mengurus surat ijin usaha dan sebagainya, telah/sedang dilakukan.

20 Mempersiapkan usaha tidak termasuk yang baru merencanakan, berniat, dan baru mengikuti kursus/pelatihan dalam rangka membuka usaha. Mempersiapkan suatu usaha yang nantinya cenderung pada pekerjaan sebagai berusaha sendiri (own account worker) atau sebagai berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tak dibayar atau sebagai berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar. 9. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah persentase jumlah pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja. 10. Sekolah adalah kegiatan seseorang untuk bersekolah di sekolah formal, mulai dari pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi selama seminggu yang lalu sebelum pencacahan. Tidak termasuk yang sedang libur sekolah. 11. Mengurus rumahtangga adalah kegiatan seseorang yang mengurus rumahtangga tanpa mendapatkan upah, misalnya : ibu-ibu rumahtangga dan anaknya yang membantu mengurus rumahtangga. Sebaliknya pembantu rumahtangga yang mendapatkan upah walaupun pekerjaannya mengurus rumahtangga dianggap bekerja. 12. Kegiatan lainnya adalah kegiatan seseorang selain disebut di atas, yakni mereka yang sudah pensiun, orang-orang yang cacat jasmani (buta, bisu dan sebagainya) yang tidak melakukan sesuatu pekerjaan seminggu yang lalu. 13. Pendidikan tertinggi yang ditamatkan adalah mereka yang meninggalkan sekolah setelah mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi

21 suatu tingkatan sekolah sampai akhir dengan mendapatkan tanda tamat berupa ijasah (baik sekolah negeri maupun swasta). 14. Jumlah jam kerja seluruh pekerjaan adalah lamanya waktu dalam jam yang digunakan untuk bekerja dari seluruh pekerjaan, tidak termasuk jam kerja istirahat resmi dan jam kerja yang digunakan untuk hal-hal di luar pekerjaan selama seminggu yang lalu. Bagi pedagang keliling, jumlah jam kerja dihitung mulai berangkat dari rumah sampai tiba kembali di rumah dikurangi waktu yang tidak merupakan jam kerja, seperti mampir ke rumah famili/kawan dan sebagainya. 15. Lapangan usaha adalah bidang kegiatan dari pekerjaan atau tempat bekerja atau perusahaan atau kantor dimana seseorang bekerja. Lapangan usaha ini dibedakan menjadi sembilan sektor ekonomi yang telah mengacu pada klasifikasi International Standard Industrial Classification of All Economic Activities (ISIC) sebagaimana yang direkomendasikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Lapangan usaha di Indonesia dibagi menjadi sembilan sektor : 1. Pertanian, Kehutanan, Perburuan, dan Perikanan. 2. Pertambangan dan Penggalian. 3. Industri Pengolahan. 4. Listrik, Air dan Gas. 5. Bangunan. 6. Perdagangan Besar dan Eceran serta Rumah Makan dan Hotel.

22 7. Angkutan, Pergudangan dan Komunikasi. 8. Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan, dan Jasa Perusahaan. 9. Jasa Kemasyarakatan, Sosial, Perorangan. Dari sektor-sektor di atas kemudian dapat dikelompokkan dalam tiga sektor besar, yaitu sektor pertanian (Agriculture) meliputi lapangan usaha pertanian, kehutanan, perburuan dan perikanan; sektor industri manufaktur (Manufacture) meliputi sektor-sektor pertambangan dan penggalian; industri pengolahan; listrik, air dan gas, serta sektor bangunan, dan sektor pelayanan dan jasa (Service) yang mencakup sektor perdagangan besar dan eceran serta rumah makan dan hotel; angkutan, pergudangan dan komunikasi; keuangan, asuransi, dan sebagainya; serta sektor jasa-jasa dan sektor lainnya. 16. Upah atau gaji bersih adalah imbalan yang diterima selama sebulan oleh buruh/karyawan baik berupa uang atau barang yang dibayarkan perusahaan/kantor/majikan. Imbalan dalam bentuk barang dinilai dengan harga setempat. Upah/gaji bersih yang dimaksud tersebut adalah setelah dikurangi dengan potongan-potongan iuran wajib, pajak penghasilan dan sebagainya. 17. Status pekerjaan utama adalah kedudukan seseorang dalam melakukan pekerjaan di suatu unit usaha/kegiatan, meliputi pekerjaan yang berusaha sendiri (tanpa bantuan orang lain); berusaha dengan bantuan orang lain/anggota rumahtangga yang kepadanya tidak dibayar; berusaha dengan

23 buruh tetap (dibayar); sebagai karyawan/buruh; dan sebagai pekerja tidak dibayar atau pekerja keluarga. Mulai tahun 2001 status pekerjaan dibedakan menjadi 7 kategori yaitu : a. Berusaha sendiri, adalah bekerja atau berusaha dengan menanggung risiko secara ekonomis, yaitu dengan tidak kembalinya ongkos produksi yang telah dikeluarkan dalam rangka usahanya tersebut, serta tidak menggunakan pekerja dibayar maupun pekerja tak dibayar, termasuk yang sifat pekerjaannya memerlukan teknologi atau keahlian khusus. Contoh : Tukang becak yang membawa becaknya atas resiko sendiri Sopir taksi yang membawa mobil atas resiko sendiri. Kuli di pasar, stasiun atau tempat lainnya yang tidak mempunyai majikan tertentu. b. Berusaha dengan dibantu anggota rumahtangga atau buruh tidak tetap, adalah mereka yang dalam mengusahakan usahanya dibantu oleh anggota rumahtangga atau buruh tidak tetap. Contoh : Pengusaha warung yang dibantu oleh anggota rumahtangganya atau orang lain yang diberi upah tidak tetap. Penjaja keliling yang dibantu anggota rumahtangganya atau seseorang yang diberi upah hanya pada saat dia membantu saja. Petani yang mengusahakan tanah pertaniannya dengan dibantu anggota rumahtangga atau orang lain, walaupun pada waktu panen,

24 petani memberi sebagian panennya (paro, bawon, dan sebagainya). Membantu panenan tidak dianggap sebagai buruh tetap sehingga petani digolongkan sebagai berusaha dengan bantuan anggota rumahtangga atau buruh tidak tetap. c. Berusaha dengan buruh tetap, adalah mereka yang melakukan usahanya dengan mempekerjakan buruh tetap yang dibayar. Contoh : Pemilik toko mempekerjakan satu atau lebih buruh tetap. Pengusaha sepatu yang memakai buruh tetap. d. Buruh/Karyawan/Pegawai negeri, adalah seseorang yang bekerja pada orang lain atau instansi/kantor/perusahaan secara tetap dengan menerima upah/gaji baik berupa uang maupun barang. Buruh yang tidak mempunyai majikan tetap, tidak digolongkan sebagai buruh/karyawan, tetapi sebagai pekerja bebas. Seseorang dianggap memiliki majikan tetap jika memiliki satu majikan (orang/rumahtangga) yang sama dalam sebulan terakhir, khusus pada sektor bangunan batasannya tiga bulan. Apabila majikannya instansi/lembaga, boleh lebih dari satu. e. Pekerja bebas di pertanian, adalah seseorang yang bekerja pada orang lain/majikan/institusi yang tidak tetap (lebih dari satu majikan dalam sebulan terakhir) di usaha pertanian baik berupa usaha rumahtangga maupun bukan usaha rumahtangga atas dasar balas jasa dengan menerima upah atau imbalan baik berupa uang maupun barang, dan baik dengan sistem pembayaran harian maupun borongan. Usaha pertanian

25 meliputi : pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan dan perburuan, termasuk juga jasa pertanian. Majikan adalah orang atau pihak yang memberikan pekerjaan dengan pembayaran yang disepakati. f. Pekerja bebas di nonpertanian adalah seseorang yang bekerja pada orang lain/majikan/institusi yang tidak tetap (lebih dari satu majikan dalam sebulan terakhir), di usaha nonpertanian dengan menerima upah atau imbalan baik berupa uang maupun barang dan baik dengan sistem pembayaran harian maupun borongan. Usaha nonpertanian meliputi : usaha di sektor pertambangan, industri, listrik, gas dan air, sektor konstruksi/bangunan, sektor perdagangan, sektor angkutan, pergudangan dan komunikasi, sektor keuangan, asuransi, usaha persewaan bangunan, tanah dan jasa perusahaan, sektor jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan. Huruf e dan f yang dikembangkan mulai pada publikasi 2001, pada tahun 2000 dan sebelumnya dikategorikan pada huruf d dan a (huruf e termasuk dalam d dan huruf f termasuk dalam a). g. Pekerja keluarga/tak dibayar adalah seseorang yang bekerja membantu orang lain yang berusaha dengan tidak mendapat upah/gaji, baik berupa uang maupun barang.

26 Pekerja tak dibayar tersebut dapat terdiri dari : 1. Anggota rumahtangga dari orang yang dibantunya, seperti istri/anak yang membantu suaminya/ayahnya bekerja di sawah dan tidak dibayar. 2. Bukan anggota rumahtangga tetapi keluarga dari orang yang dibantunya, seperti famili yang membantu melayani penjualan di warung dan tidak dibayar. 3. Bukan anggota rumahtangga dan bukan keluarga dari orang yang dibantunya, seperti orang yang membantu menganyam topi pada industri rumahtangga tetangganya dan tidak dibayar. 18. Kesempatan Kerja menunjukkan banyaknya lapangan pekerjaan yang dicerminkan oleh besarnya penduduk yang bekerja.