Penentuan Umur Ekonomis Truk Trailer Berdasarkan Biaya Tahunan Rata-rata di PT Richie Persada Logistindo

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Biaya dan Pengembalian Modal Investasi Pembelian Truck Trailer Studi Kasus di PT Iron Bird Pool Cikarang Tahun 2015

BAB III LANDASAN TEORI. maupun taksi kosong (Tamin, 1997). Rumus untuk menghitung tingkat

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. TARIF TOL

ANALISA KARAKTERISTIK MODA TRANSPORTASI ANGKUTAN UMUM RUTE MANADO TOMOHON DENGAN METODE ANALISA BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara spesifik, tahapan-tahapan langkah yang diambil dalam menentukan tarif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. DAMRI rute bandara Soekarno Hatta _ Bogor, dibuat bagan alir sebagai berikut :

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Efisiensi biaya sewa pengangkutan pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara spesifik, tahapan-tahapan langkah yang diambil dalam menetukan tariff

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB V 5 ANALISIS DATA

LAPORAN LIAISON. Triwulan I Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh

STUDI PENENTUAN TARIF PENUMPANG ANGKUTAN BUS KECIL. ( Studi Kasus Trayek Medan-Tarutung ) TUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Memenuhi Syarat

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Studi Pendahuluan. Rumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Pengumpulan Data. Analisis Data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II KERANGKA TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. SK.687/AJ.206/DRJD/2002 tentang tentang pedoman teknis penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih dari penjualan produk tersebut. Perusahaan harus memperhatikan nilai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu obyek. Objek yang dipindahkan mencakup benda tak bernyawa seperti sumber daya alam,

BAB IV ANALISIS DATA. yang bertempat di Pool DAMRI jalan Tipar Cakung No. 39 Jakarta Timur.

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah gudang distributor Unilever Indonesia CV Berkat Abadi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Angkutan umum sebagai bagian sistem transportasi merupakan kebutuhan

PERHITUNGAN VEHICLE OPERATION COST GUNA KESINAMBUNGAN PERUSAHAAN: (STUDI KASUS SHUTTLE SERVICE TUJUAN BANDUNG-BANDARA SOEKARNO HATTA)

KAJIAN JASA TRAVEL JURUSAN PALANGKARAYA-SAMPIT DITINJAU DARI BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN PENUMPANG

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL-PANDAAN

Paket Kebijakan Ekonomi Jilid II dan III

TINJAUAN TARIF ANGKUTAN UMUM PADA RUAS JALAN SORONG TEMINABUAN PROPINSI PAPUA BARAT

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sistem transportasi seimbang dan terpadu, oleh karena itu sistem perhubungan

BAB I PENDAHULUAN. Masuknya era globalisasi atau era dimana tidak adanya pembatasan antar

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PENGOPERASIAN ANGKUTAN SEKOLAH DI KOTA DENPASAR (STUDI KASUS SEKOLAH RAJ YAMUNA) (030T)

ANALISIS WAKTU PERGANTIAN ALAT BERAT JENIS WHEEL LOADER DENGAN METODE LEAST COST

KAJIAN TARIF ANGKUTAN UMUM TRAYEK PAAL DUA POLITEKNIK DI KOTA MANADO

PERBANDINGAN BIAYA OPERASI KENDARAAN JENIS MINIBUS BERBAHAN BAKAR BENSIN DAN SOLAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. akan memberikan kemungkinan laba yang besar bagi perusahaan.

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN JASA KARGO. Budi Maryanto

BAB I PENDAHULUAN. di sembarang tempat. Selain itu sumber bahan baku tersebut harus melalui

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BIAYA KEPEMILIKAN DAN PENGOPERASIAN ALAT BERAT

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi telah meningkatkan permintaan energi. Pada mulanya. manusia memenuhi kebutuhan energi mereka dengan daya otot,

Analisa Biaya Operasional Kendaraan Angkutan Penumpang Roda Dua di Waena Kota Jayapura

IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dari tahap awal sampai dengan tahap akhir. Pada bab ini akan dijelaskan langkah

FUNGSI PENTING PERSEDIAAN UNTUK PERUSAHAAN TEKSTIL

BAB I PENDAHULUAN. tertentu (Fidel Miro, 2004). Dewasa ini transportasi memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan industrialisasi. Pertumbuhan ekonomi suatu negara atau bangsa

Ekonomi Ek Tr T ansport r a ansport si a AY 11

BAB I PENDAHULUAN. peluang ini juga diiimbangi dengan tingkat persaingan yang tinggi pula.

ANALISIS PELUANG INTERNASIONAL

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

BAB I PENDAHULUAN. distribusi sangat tergantung kepada pemilihan moda transportasi yang

ANALISIS KELAYAKAN PENAMBAHAN ARMADA BUS TIC DI TINJAU DARI INVESTASI

ANALISIS KEPUTUSAN MEMBELI BARU ATAU MEMPERBAIKI ARMADA PO.TULUS RAPI DI BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. teknologi berkembang dengan pesat. Dunia bisnis pun terpengaruh dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. transportasi yang menghubungkan kota Magelang dengan sebagian wilayah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDI EFEKTIFITAS PELAYANAN ANGKUTAN KOTA JURUSAN ABDUL MUIS DAGO

VII. ANALISIS ASPEK FINANSIAL

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB IV. Analisis Hasil Dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. personal yang membedakan setiap individu dan perubahan self-efficacy dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

III. METODE PENELITIAN

ANGKUTAN KOTA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI DKI JAKARTA 26 MEI 2008

BAB I PENDAHULUAN. bahkan pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian suatu

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

2 Program Studi Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganeca 10 Bandung

BAB IV ANALISIS DATA

SOAL LATIHAN PERUSAHAAN JASA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. melalui pembangunan di berbagai bidang terutama bidang ekonomi. Hasil dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan sumber pendapatan pemerintah untuk membiayai pengeluaran pengeluaran negara yang ditujukan

EVALUASI INVESTASI ANGKUTAN KOTA TRAYEK ST HALL - SARIJADI

PENERAPAN METODE JUST IN TIME DALAM PENGADAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA DRESS COLLECTION. Adri Maldini Fakultas Ekonomi Akuntansi

Analisis Kelayakan Finansial Produk Pakan Ternak Sapi Perah di Koperasi Susu Kota Batu

BAB V PENUTUP. Hasil penelitian yang telah diperoleh dan simpulan merupakan jawaban. dari perumusan masalah yang ada sebagai berikut:

PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Menurut Surakhmad, (1994: ), metode deskriptif analisis, yaitu metode

BAB I PENDAHULUAN. pastinya berdampak pula pada para produsen atau supplier alat-alat berat tersebut.

III. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam lima tahun terakhir, secara umum volume ekspor dan impor nonmigas

ANALISA TARIF ANGKUTAN UMUM TRAYEK ANTAR TERMINAL SIMALINGKAR PANCING MEDAN TUGAS AKHIR

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

ANALISIS PROFITABILITAS DALAM MENINGKATKAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANUL DI KOTA PALOPO HURRIAH, ANDI HASBI MUNARKA, HAPID

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berakibat bahwa di suatu perusahaan yang barang penjualannya lengkap maka

ASPEK KEUANGAN UNTUK BISNIS AWAL

BAB IV HASIL PENELITIAN. kebutuhan pada pembahasan pada Bab berikutnya. Adapun data-data tersebut. yang diambil seperti yang tertuang dibawah ini.

Transkripsi:

Penentuan Umur Ekonomis Truk Trailer Berdasarkan Biaya Tahunan Rata-rata di PT Richie Persada Logistindo Syafrianita Program Studi Manajemen Transportasi Sekolah Tinggi Manajemen Logistik Indonesia Jl. Sari Asih No. 54, Bandung 40151 Telp.(022)2019218 e-mail : rianitashine@gmail.com Abstrak Transportasi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan pembangunan terutama dalam mendukung kegiatan perekonomian masyarakat. Transportasi diperlukan dalam berbagai sektor seperti sektor pertanian, industri, pertambangan, pariwisata, perdagangan, dan berbagai sektor lainnya. Dalam sektor perdagangan, dibutuhkan jasa transportasi untuk mengangkut barang dagangan dari gudang barang jadi milik perusahaan manufaktur ke pusat distribusi yang tersebar di berbagai wilayah. Ada beberapa pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan perdagangan yang memiliki tugas serta fungsinya masing-masing. Salah satu pihak yang terlibat dan memegang peranan sangat penting adalah penyedia jasa transportasi. Penyedia jasa transportasi biasa disebut dengan vendor trucking. Vendor trucking merupakan suatu usaha yang bergerak dalam bidang keagenan yang menyediakan jasa antar jemput pengiriman barang ekspor, impor, domestik dan kargo. Jasa transportasi trucking sangat penting dalam menghubungkan antara supplier dan customer baik domestik maupun internasional. Dalam penelitian ini, Penulis menggunakan teknik wawancara dan observasi. Data yang dikumpulkan adalah data yang berpengaruh terhadap penentuan umur ekonomis truk trailer yakni biaya yang bersifat berubah-ubah, misalnya biaya-biaya yang naik sejalan dengan bertambahnya umur pemakaian suatu trailer. Biaya yang mempengaruhi umur ekonomis trailer adalah biaya yang bersifat konstan misalnya biaya supir trailer. Dalam penelitian ini, pengolahan data dibagi dalam beberapa tahapan yakni perhitungan biaya operasional kendaraan dan perhitungan umur ekonomis kendaraan. total biaya tahunan rata-rata trailer diperoleh dengan menjumlahkan biaya operasional kendaraan. biaya down time, dan biaya penyusutan (capital recovery). Biaya Operasional Kendaraan untuk tahun 2014 sebesar Rp 192.721.644 dan Biaya down time untuk tahun 2014 sebesar Rp 216.700 sehingga didapatkan penentuan umur ekonomis kendaraan adalah 10 tahun. Kata Kunci : Trailer, Transportasi, Biaya Operasional Kendaraan, Umur Ekonomis Kendaraan. 1. Pendahuluan Kemajuan teknologi, informasi dan komunikasi memberikan dampak yang begitu besar dalam kehidupan masyarakat. Teknologi yang begitu cepat kemajuannya telah memicu perubahan yang besar pula pada perkembangan transportasi. Transportasi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan pembangunan terutama dalam mendukung kegiatan perekonomian masyarakat. Transportasi diperlukan dalam berbagai sektor seperti sektor pertanian, industri, pertambangan, pariwisata, perdagangan, dan berbagai sektor lainnya. Menurut Nasution (2004:19) untuk menunjang perkembangan ekonomi yang mantap perlu dicapai keseimbangan antara penyediaan dan permintaan jasa angkutan. Jika penyediaan jasa angkutan lebih kecil daripada permintaanya, akan terjadi kemacetan arus barang yang dapat menimbulkan kegoncangan harga di pasaran. Sebaliknya, jika penawaran jasa angkutan melebihi permintaannya maka akan timbul persaingan tidak sehat yang akan menyebabkan banyak perusahaan angkutan rugi dan menghentikan kegiatannya, sehingga penawaran jasa angkutan berkurang, selanjuntya menyebabkan ketidaklancaran arus barang dan kegoncangan harga di pasar. Menurut Salim (2003:43) biaya adalah faktor yang menentukan dalam transportasi untuk penetapan tarif, alat kontrol agar dalam pengoperasian mencapai tingkat efektivitas dan efisien. Dalam sektor perdagangan, dibutuhkan jasa transportasi untuk mengangkut barang dagangan dari gudang barang jadi milik perusahaan manufaktur ke pusat distribusi yang tersebar di berbagai wilayah. 442

Ada beberapa pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan perdagangan yang memiliki tugas serta fungsinya masing-masing. Salah satu pihak yang terlibat dan memegang peranan sangat penting adalah penyedia jasa transportasi. Penyedia jasa transportasi biasa disebut dengan vendor trucking. Vendor trucking merupakan suatu usaha yang bergerak dalam bidang keagenan yang menyediakan jasa antar jemput pengiriman barang ekspor, impor, domestik dan kargo. Jasa transportasi trucking sangat penting dalam menghubungkan antara supplier dan customer baik domestik maupun internasional. Vendor trucking yang diamati oleh penulis adalah PT Richie Persada Logistindo yang melayani jasa di bidang transportasi khususnya trucking. Dalam menjalankan usahanya, jumlah armada yang di miliki oleh PT Richie Persada Logistindo sangat penting untuk menunjang pemenuhan permintaan antar-jemput barang customer. Saat ini jumlah armada untuk trailer di pool Cakung berjumlah 65 unit. Mengoptimalkan pemakaian unit armada setiap harinya sangat berpengaruh dalam penanganan permintaan pengiriman barang customer. Permintaan dari customer bersifat fluktuatif dan sulit untuk diprediksi total keseluruhan permintaan pengiriman yang di minta setiap harinya. Pelanggan tetap PT Richie Persada Logistindo memiliki berbagai jenis permintaan pengiriman dengan bobot setiap barang yang berbeda-beda, oleh karena itu ketersediaan trailer dalam kondisi prima sangatlah diperlukan agar order dari customer dapat di jalankan dengan baik. PT Richie Persada Logistindo memiliki kendala dalam kondisi trailer yang sering mengalami kerusakan, dalam hal ini disebut dengan storing sehingga dapat mengganggu aktifitas pengiriman. Storing ini dapat terjadi saat trailer masih berada di pool atau saat berada di jalan raya. Hal ini akan berdampak pada jumlah order yang di terima akan berkurang dan mengakibatkan juga berkurangnya pemasukan di PT Richie Persada Logistindo. Salah satu yang menyebabkan hal ini adalah biaya operasional yang semakin meningkat. Peningkatan pada biaya operasional kendaraan diakibatkan oleh kenaikan dari biaya bahan bakar yang digunakan (solar), biaya retribusi, dan lain lain. Untuk mengurangi kerugian yang disebabkan oleh kerusakan trailer, maka dapat diantisipasi dengan melakukan penggantian suku cadang atau penggantian mesin yang rusak tepat pada waktunya. Apabila hal ini dibiarkan akan mengakibatkan kerugian ekstra akibat dari kerusakan tersebut. Oleh karena itu hal tersebut perlu ditanggapi dan harus dicari solusinya agar perusahaan nantinya dapat menghindari kerugian yang lebih besar dengan cara menghitung biaya operasional trailer. Selanjutnya perlu untuk mengetahui umur ekonomis kendaraan tersebut. Penambahan unit trailer di PT Richie Persada Logistindo merupakan salah satu solusi untuk mengatasi kekurangan armada dalam penanganan order dari customer. Selain itu juga banyaknya order baru dari customer baru juga memberikan kesulitan untuk perencanaan unit yang harus siap operasi. Secara tidak langsung hal tersebut dapat menentukan tarif yang lebih kompetitif, bahkan penentuan penggunaan moda angkutan dalam kegiatan trucking. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui berapa tahunkah umur ekonomis trailer di PT Richie Persada Logistindo dan untuk mengetahui keuntungan yang diperoleh jika perusahaan melakukan penambahan angkutan. 2. Metode Dalam penelitian ini penulis merumuskan masalah dengan spesifik dan jelas, dan penelitian ini selesai dilaksanakan setelah semua kegiatan yang direncanakan diselesaikan oleh penulis. Jenis metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode penelitian kuantitatif. Dalam penelitian ini, menganalisis perencanaan penambahan trailer, dalam hal ini Penulis menggunakan metode biaya tahunan rata-rata. Model pemecahan masalah merupakan sistematika pemecahan masalah dalam penelitian. Pemilihan model pemecahan masalah didasarkan pada hubungan antara permasalahan yang ada dengan analisis yang akan dilakukan oleh penulis terkait dengan penambahan jumlah armada trucking di PT Richie Persada Logistindo. Metode biaya tahunan rata-rata digunakan untuk mengetahui umur ekonomis suatu kendaraan. Selain metode biaya tahunan rata-rata, langkah selanjutnya adalah menilai kelayakan penambahan trailer tersebut, metode yang digunakan oleh Penulis untuk menilai kelayakan adalah metode Net Present Value. Untuk pemecahan masalah ini metode perhitungan yang digunakan adalah Biaya Operasional Kendaraan (BOK) yang digunakan untuk menghitung biaya operasional, penentuan tarif optimal dan perumusan penambahan armada baru sehingga dapat tercapainya secara maksimal dalam memberikan tarif dalam jasa pengiriman. 2.1 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah proses pengambilan data yang diperlukan dalam menyelesaikan penelitian. Dalam penelitian ini, Penulis menggunakan teknik wawancara dan observasi. Datadata yang dikumpulkan adalah data-data yang berpengaruh terhadap penentuan umur ekonomis suatu trailer yakni biaya-biaya yang bersifat berubahubah, misalnya biaya-biaya yang naik sejalan dengan 443

bertambahnya umur pemakaian suatu trailer. Sedangkan biaya yang mempengaruhi umur ekonomis suatu trailer adalah biaya yang bersifat konstan misalnya biaya supir trailer. Setelah itu menghitung jumlah moda transportasi yang optimal, perencanaan dalam melakukan penambahan angkutan, serta menilai kelayakan dalam penambahan angkutan. 2.2 Metode Analisis Data Analisis data dilakukan setelah data-data yang diperlukan terkumpul. Adapun data-data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut data taksiran umur pakai trailer, harga awal dan akhir trailer, data pajak kendaraan, data upah supir, data penggunaan bahan bakar minyak (BBM), data pergantian sparepart dan service, data biaya retribusi, data biaya suku cadang, data jarak dan waktu tempuh trailer. Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan untuk menjawab rumusan masalah. Adapun flowchart pengolahan data dapat dilihat pada gambar 1. Mulai Menghitung besarnya BOK 1. Biaya Tetap 2. Biaya Tidak Tetap 3. Biaya Overhead 4.Total Biaya Operasional Kendaraan 3.1 Menghitung Depresiasi Tahunan Perbandingan nilai depresiasi setiap tahun terhadap nilai buku pada setiap awal tahun konstan sepanjang umurnya. L n P ( 1-k ) t Dimana : L Harga akhir mesin pada tahun ke-n P Harga awal mesin k Konstanta. k2/n 2/10 0,2 n Umur pakai mesin Perhitungan harga akhir trailer pada tahun pertama, tahun 2010 (t 1) : L 1 Rp 840.000.000 (1-0,2) 1 Rp 672.000.000 Perhitungan harga akhir trailer pada tahun 2011 L 2 Rp 840.000.000 (1-0,2) 2 Rp 537.600.000 Perhitungan harga akhir trailer pada tahun 20 L 3 Rp 840.000.000 (1-0,2) 3 Rp 430.080.000 Hasil perhitungan selengkapnya sampai tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1: Perhitungan harga akhir trailer Tahun Harga Akhir 2010 Rp 672.000.000 2011 Rp 537.600.000 20 Rp 430.080.000 2013 Rp 344.064.000 2014 Rp 275.1.200 Suku bunga yang dipilih disesuaikan dengan suku bunga deposito bank yaitu i5% Mengitung Penentuan umur ekonomis trailer Menghitung Kelayakan 1. Menghitung Nilai Investasi 2. Menghitung Keuntungan Pertahun 3. Menghitung kelayakan penambahan trailer Selesai Gambar 1. Langkah-langkah Pengolahan Data 3. Hasil dan Pembahasan Dalam penelitian ini, pengolahan data dibagi dalam beberapa tahapan yakni perhitungan Biaya operasional kendaraan, perhitungan umur ekonomis dan analisis kelayakan penambahan trailer. Capital Recovery (CR) ( P-L) (A/P,i%,n) + L i Pada tahun ke-1 (2010) : CR 2010 ((840.000.000 672.000.000)(1,0500)) + ((672.000.000)(0.05)) Rp 201.600.000 Pada tahun ke-2 (2011) : CR 2011 ((840.000.000 537.600.000)(0,5378)) + ((537.600.000)(0.05)) Rp 189.510.720 Pada tahun ke-3 (20) : CR20 ((840.000.000 430.080.000)(0,2820)) + ((430.080.000)(0.05)) Rp 137.101.440 Pada tahun ke-4 (2013) : CR2013 ((840.000.000 344.064.000)(0,2310)) + ((344.064.000)(0.05)) Rp 131.764.416 Pada tahun ke-5 (2014) : CR2014 ((840.000.000 275.1.200)(0,2310)) + ((275.1.200)(0.05)) Rp 144.219.533 444

3.2 Menghitung Biaya Tetap dan Tidak Tetap a. Biaya Tetap Kendaraan Biaya Pajak Kendaraan Tahun 2010 Total Pajak Pertahun STNK + KIR Rp 1.875.000 + 685.000 Rp 2.560.000 Σ Biaya pajak perta hun Biaya Pajak Perbulan Rp 2.560.000 Rp 214.000 Biaya pajak perbulan Biaya Pajak Perhari Hari kerja perbulan Rp 214.000 Rp 8.560 Biaya gaji/upah supir Biaya gaji pertahun Gaji perbulan x bulan Rp 1.700.000 x Rp 20.400.000 Biaya gaji perhari Biaya gaji pertahun Hari kerja perta hun Rp 20.400.000 300 Rp 68.000 / hari b. Biaya Tidak Tetap Biaya BBM/ Tahun BBM hari x hari kerja/thn x Harga BBM / liter 65 liter x 300 hari x Rp 4.500 Rp 87.750.000 Biaya BBM/ bulan Biaya BBM pertahun Rp 87.750.000 Rp 7.3.500 Biaya BBM/ hari Biaya BBM perbulan Rp 7.3.500 Rp 292.500 Biaya spare part dan service / thn Rp 5.500.000 Biaya spare part dan service / Bulan Biaya spare part dan service pertahun Rp 5.500.000 Rp 459.000 Biaya Spare part dan service / Hari Biaya spare part dan service perbulan Rp 459.000 Rp 18.360 c. Biaya Retribusi Biaya retribusi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan sebagai pendukung dari kegiatan pengiriman meliputi biaya tol, uang muat pabrik, pos keamanan, bongkar/muat di pelabuhan, pas pelabuhan,depo container, dan biaya lain-lain. Total biaya perhari Rp 90.000 atau sama dengan Rp 27.000.000 setahun. Jadi total Biaya Tetap dan Biaya Tidak Tetap untuk tahun 2010 sebesar Rp 143.210.000 Dengan cara yang sama di peroleh : 2011 adalah sebesar Rp 145.342.000 20 adalah sebesar Rp 147.090.000 2013 adalah sebesar Rp 148.850.000 2014 adalah sebesar Rp 152.658.000 d. Biaya Overhead Kendaraan Biaya overhead ini didefinisikan sebagai biaya yang memperlihatkan karakteristik dari biaya tetap maupun biaya variabel. OVr (BT + BV) x 22,5 % Biaya Overhead tahun 2010 Rp139.160.000 x 22,5% Rp 31.311.000 Biaya Overhead tahun 2011 Rp139,810,000 x 22,5% Rp 31.457.0 Biaya Overhead tahun 20 Rp140,560,000 x 22,5% Rp 31.626.000 Biaya Overhead tahun 2013 Rp140,971,750 x 22,5% Rp 31.718.644 Biaya Overhead tahun 2014 Rp162,221,750 x 22,5% Rp 36.499.894 3.3 Perhitungan Biaya Operasional Kendaraan Biaya operasional kendaraan diperoleh dari penjumlahan biaya tetap, biaya variabel, dan biaya overhead. BOK 2010 (Total Biaya Tetap + Total Biaya Rp139.160.000 + Rp 31.311.000 Rp 170.471.000 BOK 2011 (Total Biaya Tetap + Total Biaya Rp139,810,000 + Rp 31.457.0 Rp 171.267.0 445

BOK 20 (Total Biaya Tetap + Total Biaya Rp140,560,000 + Rp 31.626.000 Rp 172.186.000 BOK 2013 (Total Biaya Tetap + Total Biaya Rp140,971,750 + Rp 31.718.644 Rp 172.690.394 BOK 2014 (Total Biaya Tetap + Total Biaya Rp162,221,750 + Rp 36.499.894 Rp 192.721.644 Tabel 2: Biaya Operasional Kendaraan Tahun Biaya Operasional Kendaraan 2010 Rp 170.471.000 2011 Rp 171.267.0 20 Rp 172.186.000 2013 Rp 172.690.394 2014 Rp 192.721.644 3.4 Biaya Down time Biaya down time merupakan biaya dimana terjadinya kehilangan kesempatan trailer untuk beroperasi karena trailer tersebut rusak atau sedang dalam perbaikan, biaya ini dihitung berdasarkan data perbaikan pertahun dibagi jam kerja normal dikali biaya maintenace. Bd jr jk x BO Dimana : Bd Biaya Down time Jr jam reparasi pertahun Jk jam kerja normal pertahun BO Biaya Maintenace Biaya down time untuk tahun 2010 sebagai berikut : Jr 5 jam Jk 3600 jam BO Rp 3.400.000 Bd (5/3600) x 3.400.000 Rp 118.100 Biaya down time untuk tahun 2011 sebagai berikut : Jr 8 jam Jk 3600 jam BO Rp 3.880.000 Bd (8/3600) x 3.880.000 Rp 138.000 Biaya down time untuk tahun 20 sebagai berikut : Jr 135 jam Jk 3600 jam BO Rp 4.2.000 Bd (135/3600) x 4.2.000 Rp 158.500 Biaya down time untuk tahun 2013 sebagai berikut : Jr 143 jam Jk 3600 jam BO Rp 4.650.000 Bd (143/3600) x 4.650.000 Rp 184.800 Biaya down time untuk tahun 2014 sebagai berikut : Jr 150 jam Jk 3600 jam BO Rp 5.200.000, Bd (150/3600) x 5.200.000 Rp 216.700 3.5 Total Biaya Tahunan Rata-rata Truk Trailer Perhitungan total biaya tahunan rata-rata trailer diperoleh dengan menjumlahkan biaya operasional kendaraan. biaya down time, dan biaya penyusutan (capital recovery). Tabel 3: Total biaya tahunan rata-rata Tahun Total Biaya Tahunan Rata-rata 2010 Rp 372.189.100 2011 Rp 360.915.970 20 Rp 339.445.940 2013 Rp 314.639.610 2014 Rp 337.157.877 2015 Rp 3.187.845 2016 Rp 293.650.748 2017 Rp 289.914.613 2018 Rp 274.583.188 2019 Rp 243.653.547 Dari tabel 3 dapat dilihat total biaya tahunan rata-rata setiap tahun, Nilai paling rendah terdapat pada tahun 2018 yakni di tahun ke-10 sehingga didapatkan penetuan umur ekonomis kendaraan adalah 10 tahun. 4. Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka kesimpulan dalam penelitian ini yaitu : a. Umur ekonomis truk trailer pada tahun 2019 atau pada tahun ke-10 setelah masa awal pakai dari tahun 2010. b. Selama masa pemakaian 10 tahun adalah umur ekonomis produktif trailer yang dapat memberikan keuntungan dan setelah umur ekonomis berakhir harus dilakukan peremajaan trailer. 446

c. Total biaya tahunan truk trailer menurun pada tahun 2019. Daftar Pustaka Adisasmita, Raharjo. 2010. Dasar-dasar Ekonomi Transportasi. Makassar : Graha Ilmu Husnan, Suad & Muhammad, Suwarsono. 2000. Studi Kelayakan Proyek. Yogyakarta:UPP STIM YKPN Hutabarat, Roselyne. 1989. Transaksi Ekspor-Impor. Edisi kedua. Jakarta Erlangga Nasution, M. Nur. 2010. Manajemen Transportasi. Edisi Ketiga. Bogor: Ghalia Indonesia. Salim, Abbas. 2003. Manajemen Trasnsportasi. Jakarta:Ghalia Indonesia Santosa, Budi.2009. Manajemen Proyek Konsep dan Implementasi. Yogyakarta:Graha Ilmu Simbolon, Maringan M., M.M. 2002. Ekonomi Transportasi. Jakarta : Ghalia Indonesia Tamin, Ofyar Z.2010. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi.Bandung:ITB 447