BASIS 60 PADA JAM. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Teori Bilangan. Oleh : Ade Dani Kurnia Suhada

dokumen-dokumen yang mirip
ALGORITMA PENENTUAN HARI BERBASIS KPK

SEJARAH MATEMATIKA Perkembangan Matematika Mesir

Gara-Gara Hantu Lingkaran. Hendra Gunawan

SD kelas 4 - MATEMATIKA PECAHAN (K13 REVISI 2016)UJI KOMPETENSI PECAHAN (K13 REVISI 2016)

Astronomi Sabar Nurohman, M.Pd

Menghitung Konjungsi: Tanpa Komputer? Tidak Masalah!

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA CIREBON

Kalender dalam Sejarah Kebudayaan

Dalam kehidupan sehari-hari kita akan selalu bertemu yang namanya bilangan karena bilangan selalu dibutuhkan baik dalam teknologi,

Menghitung Konjungsi: Tanpa Komputer? Tidak Masalah!

Sebelum menjelaskan metode kalender Solar penulis ingin menjelaskan terlebih dahulu mengenai gerak matahari.

I. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SDLB TUNAGRAHITA

BILANGAN. Bilangan Satu Bilangan Prima Bilangan Komposit. Bilangan Asli

Matakuliah : Sejarah Seni Rupa 1 Tahun : Era Neolitikum Pertemuan 2

2 Pythagoras Membuka Jalan 7

SOLUSI ISIAN SINGKAT

2 Pythagoras Membuka Jalan 7

Satuan Ukuran (Waktu, Sudut, Jarak, dan Kecepatan)

MENGENAL GERAK LANGIT DAN TATA KOORDINAT BENDA LANGIT BY AMBOINA ASTRONOMY CLUB

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pencacahan dan pengukuran. Simbol ataupun lambang yang digunakan untuk

Matahari dan Kehidupan Kita

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. A. Simpulan

RSNI2. Pertukaran data lintang, bujur, dan tinggi lokasi geografis. Standar Nasional Indonesia. Badan Standardisasi Nasional

BILANGAN DAN KETERBAGIAN BILANGAN BULAT

PERKEMBANGAN AKAL DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Mengenal Bilangan Bulat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

UJI PRESTASI Kelipatan persekutuan terkecil dari 42, 70, dan 210 adalah. A. 7 D. 420 B. 14 E C. 210

Cladius Ptolemaus (abad 2) Geosentris

BAB 2 LANDASAN TEORI. Musik dan matematika berkaitan satu sama lain secara kompleks. Matematika

BAB 1. Sistem Bilangan. 1.1 Pendahuluan

Konsep Pengembangan Sains dan Teknologi

Sabar Nurohman Prodi Pendidikan IPA FMIPA UNY

BEBERAPA CATATAN SAINS MODERN TENTANG PEMBENTUKAN KOSMOS

Paket Kegiatan Guru: Panduan Pengamatan Waktu Kampanye 2012 Menggunakan Orion: Januari, Februari & Maret

MA5032 ANALISIS REAL

NOTASI ILMIAH DAN ANGKA PENTING

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

Penerapan Algoritma Brute Force pada Teka-teki Magic Square 3 x 3

5. BOLA LANGIT 5.1. KONSEP DASAR SEGITIGA BOLA

SEJARAH FISIKA [FI 335]

Pengertian Planet, Macam-Macam Planet Serta Ciri-Cirinya

Sieve of Eratosthenes, Algoritma Bilangan Prima

BAB VI BILANGAN REAL

Lampiran 5 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS 1

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) tidak terlepas dari perubahan yang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I

HARI PI, 14 MARET. Sumardyono, M.Pd. Perhatikan π = 3,

6 Menguak Misteri Bilangan π

Sistem Pengukuran. 1. Benda-benda. di alam. fisika. besaran-besaran. didefinisikan.

Lampiran 1: Surat izin penelitian

Pengukuran Sudut, Waktu, dan Massa

Siklus Metonik Disederhanakan

Piramida Besar Khufu

Bab 1 - Bilangan. Diskusi Pembuka

PROGRAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR KELAS VI SEMESTER 2

Paket Kegiatan Guru: Panduan Pengamatan Waktu Kampanye 2012 Menggunakan Crux: Jan, Feb, Mar & April

Menggunakan Pengukuran Waktu, Sudut, Jarak, dan Kecepatan dalam Pemecahan Masalah

Sri Purwaningsih. Modul ke: Fakultas EKONOMI BISNIS. Program Studi Manajemen dan Akuntansi.

PEMAKAIAN GRAF UNTUK PENDETEKSIAN DAN PENCEGAHAN DEADLOCK PADA SISTEM OPERASI

BAB 5 Bilangan Berpangkat dan Bentuk Akar

PERADABAN MESOPOTAMIA

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan. Melalui berbagai pendekatan pembelajaran matematika

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak pernah

BAB III SISTEM NUMERASI

Geometri dan pengukuran

PENYELESAIAN SOAL UASBN MATEMATIKA SD/MI TAHUN PELAJARAN 2009/2010 KODE P1 UTAMA. Jawaban: = = 68.

A. Jangkauan Terbesar

FILSAFAT SAINS NILAI PI (π)

Kumpulan Soal Matematika VII ( BSE Dewi Nurhariyani)

Luky, S.Pt. RINGKASAN MATERI MATEMATIKA SD Ujian Sekolah

I inci 1/12 kaki K ft 12 inci Y yd 3 kaki M mil 5280 kaki

134 Ayo Belajar Matematika Kelas IV

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki

MATA PELAJARAN PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

KONSEP DASAR LOGIKA MATEMATIKA. Riri Irawati, M.Kom Logika Matematika - 3 sks

37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

manfaat matahari pelajaran 7

08. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan

Karya Monumental umat Islam dalam IPTEKS. AIK IV - Pertemuan II Lusiana Ulfa H, S.Ei, M.Si

TEORI BILANGAN. Bilangan Bulat Bilangan bulat adalah bilangan yang tidak mempunyai pecahan desimal, misalnya 8, 21, 8765, -34, 0.

BAB V KESIMPULAN. menjalar ke Suriah merupakan akar dari konflik berkepanjangan yang terjadi di Suriah.

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 3. Mengenal Planet Bumilatihan soal 3.2

KOMPETENSI. Menentukan nilai perbandingan trigonometri suatu sudut.

Ringkasan Materi Soal-soal dan Pembahasan MATEMATIKA. SD Kelas 4, 5, 6

matematika WAJIB Kelas X SUDUT Kurikulum 2013 A. Definisi Sudut

Persiapan UN SMP Matematika

Inisiasi 5 (BUMI KITA)

2015 PENGARUH FASE AKTIF DAN TENANG MATAHARI TERHADAP KECERAHAN LANGIT MALAM TERKAIT VISIBILITAS OBJEK LANGIT

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.2. Pernyataan tersebut yang termasuk ciri ciri dari bumi di tunjukkan pada nomor...

Teori Bilangan (Number Theory)

PENGGUNAAN METODE K JART UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM OPERASI HITUNG PERKALIAN BILANGAN CACAH

Time for Trading. Sesi Trading

bab 2 satuan pengukuran waktu tema makanan dan kesehatan

I. PENDAHULUAN. Matematika menurut catatan sejarah, telah lahir sejak jaman Mesir kuno,

BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Symbol Sense Siswa Berkemampuan Matematika Tinggi dalam Memecahkan Masalah Aljabar

Mengenal Bilangan Bulat

MAKALAH KALKULUS Integral Turunan Limit

Transkripsi:

BASIS 60 PADA JAM Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Teori Bilangan Oleh : Ade Dani Kurnia Suhada 142151102 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA 2015

BASIS 60 PADA JAM Semua orang tahu kalau 1 jam itu ada 60 menit dan 1 menit itu ada 60 detik tapi pernahkah kita bertanya-tanya mengapa dalam 1 hari ada 24 jam, dalam 1 menit ada 60 detik, dan dalam 1 detik ada 60 menit? Sistem bilangan yang paling banyak digunakan manusia saat ini adalah sistem desimal, yaitu sebuah sistem bilangan berbasis 10. Namun untuk mengukur waktu kita menggunakan sistem duodesimal (basis 12) dan sexagesimal (basis 60). Hal ini disebabkan karena metode untuk membagi hari ditrunkan dari sistem bilangan yang digunakan oleh peradaban kuno Mediterania. Pada sekitar tahun 1500 SM, orang-orang Mesir kuno menggunakan sistem bilangan berbasis 12, dan mereka mengembangkan sebuah sistem jam matahari berbentuk seperti huruf T yang diletakkan di atas tanah dan membagi waktu antara matahari terbit dan tenggelam ke dalam 12 bagian. Para ahli sejarah berpendapat, orang-orang Mesir kuno menggunakan sistem bilangan berbasis 12 didasarkan akan jumlah siklus bulan dalam setahun atau bisa juga didasarkan akan banyaknya jumlah sendi jari manusia (3 di tiap jari, tidak termasuk jempol) yang memungkinkan mereka berhitung hingga 12 menggunakan jempol. Gambar 1. Jam Matahari

Jam matahari generasi berikutnya sudah sedikit banyak merepresentasikan apa yang sekarang kita sebut dengan jam. Sedangkan pembagian malam menjadi 12 bagian (12 jam) didasarkan atas pengamatan para ahli astronomi Mesir kuno akan adanya 12 bintang di langit pada saat malam hari. Dengan membagi satu hari dan satu malam menjadi masing-masing 12 jam, maka dengan tidak langsung konsep 24 jam diperkenalkan. Namun demikian panjang hari dan panjang malam tidaklah sama, tergantung musimnya (contoh: saat musim panas hari lebih panjang dibandingkan malam). Oleh karena itu pembagian jam dalam satu hari pun berubah-ubah sesuai dengan musimnya. Sistem waktu ini disebut dengan sistem waktu musiman. Pada sekitar tahun 147-127 SM, seorang ahli astronomi Yunani bernama Hipparchus menyarankan agar banyaknya jam dalam satu hari dibuat tetap saja yaitu sebanyak 24 jam, disebut dengan sistem waktu equinoctial. Namun sistem ini baru diterima secara luas oleh saat ditemukannya jam mekanik di Eropa pada abad ke-14. Gambar 2. Hipparchus Digunakan bilangan 60 adalah bilangan ini bilangan terkecil yang bisa dibagi oleh enam angka pertama yaitu: 1,2,3,4,5,6. Kalo kata matematisnya, 60 itu highly composite number, atau bilangan yang angka pembaginya/faktornya banyak, yaitu 1,2,3,4,5,6,10,12,15,20,30,60. Ini berarti bahwa soal aritmetika yang dibuat dengan sistem 60 lebih kerap akan menghasilkan jawaban angka genap daripada menggunakan sistem 10. Yang mungkin lebih penting bagi orang-

orang Mesopotamia, ahli-ahli astronomi yang bersemangat itu, ialah bahwa dasar 60 ini cocok sekali dengan pembagian tahun mereka menjadi 360 hari. Meskipun bilangan 60 sangatlah besar untuk dijadikan dasar suatu system notasi, namun sampai kini kita tiap hari masih menggunakan dasar itu dalam pembagian satu jam 60 menit, satu menit 60 detik dan sebuah lingkaran menjadi enam kali 60. Jika seorang opsir angkatan laut memerintahkan anak buahnya supaya mencocokan jam mereka pada pukul 5:07:09, mereka mengerti bahwa yang diamksudkan ialah pukul 5 pagi lewat tujuh menit Sembilan detik. Istilah jam sendiri sudah ditemukan oleh orang-orang Mesir dalam putaran bumi sebagai 1/24 dari mean (rata-rata) hari matahari. Ini membuat detik sebagai 1/86.400 dari mean hari matahari. Para astronom abad pertengahan kemudian menerapkan basis sexagesimal ke dalam waktu. Ilmuwan Persia abad ke 11 bernama Al-Biruni mengukuir waktu dari bulan baru berdasarkan ukuran yang spesifik yaitu bernama jam. Ia kemudian membagi kembali jam ke dalam pecahan lainya yaitu menit (1/60 jam), detik (1/(60x60) jam). Meskipun Al-Biruni telah menggunakan konsep sexagesimal unyuk mengukur jam dan turunannya, menit dan detik tidak digunakan sebagai pengukuran waktu harian di masyarakat selama beberapa abad. Menit dan detik saat itu memang sudah dikenal, namun masih merupakan kuantitas hipotesis dari waktu. Gambar 3. Al Biruni

Sejarah penggunaan basis 60 pada jam begitu panjang. Orang-orang terdahulu telah memiliki kecerdasan yang luar biasa dalam menghitung waktu. Penggunaan basis 60 pada jam sekarang dipengaruhi dan diturunkan oleh bangsa babilonia. Mereka membuktikan memakai basis 60 pada jam secara astronomi yaitu dengan membagi malam menjadi 12 bagian (jam). Basis 60 yang disanjung-sanjung merupakan pencapaian keilmuan yang luar biasa dilakukan oleh manusia. Bisa saja tidak menggunakan basis 60 pada jam, akan tetapi hal itu ada kendala, karena angka 60 merupakan angka yang mempunyai banyak faktor dan juga bila penggunaan basis diatas basis 60 itu akan menyebabkan pembagian jam dalam sehari akan sedikit dan juga penggunaan basis dibawah basis 60 akan menyebabkan pembagian jam dalam sehari akan banyak. Apabila kita ingin merubah waktu dalam sehari menjadi kurang atau lebih dari 24 jam itu bisa saja, namun aturan tersebut harus menjadi kesepakatan bersama menjadikan aturan waktu internasional. Misalkan kita ingin merubah waktu dari 24 jam menjadi 10 jam dalam sehari semalam, tentu bukan hal yang tidak mungkin namun hal tersebut menjadi terkendala karena jeda waktu dari jam ke jam akan sangat lama dan juga dalam menentukan jadwal kegiatan akan terasa kurang tepat. Lalu bagaimana apabila waktu dirubah lebih dari 24 jam dirubah menjadi 30 jam sehari semalam? ini juga bukan hal mustahil, tetapi waktu yanzg digunakan jeda jam ke jam akan terasa cepat akan tetapi hal ini juga menguntungkan apabila digunakan dalam penjadwalan akan lebih tepat. Namun mempengaruhi banyak sektor seperti perubahan penjadwalan, perubahan gaji dan lainya. Basis 60 pada jam yang diturunkan oleh bangsa babilonia sampai saat ini masih digunakan oleh bangsa modern. Basis 60 banyak digunakan bukan hanya dalam waktu (jam, menit, detik) saja tetapi dalam beberapa hal misalnya dalam sebuah lingkaran (360 ) yang berasal dari enam kali 60. Sepatutnya kita sebagai manusia modern harus mampu mengetahui tentang asal usul basis 60 pada jam.

DAFTAR PUSTAKA Anonim. (2014) Asal usul aturan waktu jam, menit & detik. [online]. Tersedia : http://www.addgue.com/2014/08/asal-usul-aturan-waktu-jam-menit-detik. html. [1 juni 2015] Bergamini, David. (1981). Matematika (Terjemahan oleh : Margenau, H). Jakarta : Pustaka Time life Yusuf. (2012) Sejarah Mengapa 1 Menit = 60 Detik. [online]. Tersedia : http://yusuf.staff.ub.ac.id/sejarah-mengapa-1-menit-60-detik/. [02 juni 2015]