Tc-DIETIL KARBAMAZIN SEBAGAI SEDIAAN DIAGNOSTIK LIMFATIK FILARIASIS: EVALUASI NON-KLINIS

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN AKHIR PKPP-2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Filariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh cacing filaria yang

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

Prevalensi pre_treatment

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. Prioritas pembangunan kesehatan dalam rencana strategis kementerian

PENGARUH PEMBERIAN AMLODIPIN PADA POLA BIODISTRIBUSI 99m Tc-MIBI SEBAGAI SEDIAAN SIDIK PERFUSI JANTUNG (UJI NON KLINIS PADA HEWAN PERCOBAAN)

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang disebabkan oleh berjangkitnya penyakit-penyakit tropis. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. menular (emerging infection diseases) dengan munculnya kembali penyakit menular

BAB VIII UJI KLINIS SEDIAAN OBAT

BAB 8: UJI KLINIS SEDIAAN OBAT

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kaki gajah, dan di beberapa daerah menyebutnya untut adalah penyakit yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Filariasis atau yang dikenal juga dengan sebutan elephantiasis atau yang

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan infeksi cacing filaria yang ditularkan melalui gigitan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit menular yang

BAB I PENGANTAR FARMAKOKINETIKA. meliputi ruang lingkup ilmu farmakokinetik dan dasar-dasar yang menunjang ilmu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Filariasis Limfatik atau penyakit Kaki Gajah merupakan salah

UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN PREVALENSI MIKROFILARIA ANTARA PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK DENGAN BRUGIA RAPID SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MDP) MENGGUNAKAN TEKNIK ROI PADA TULANG PANGGUL KIRI DARI PASIEN KANKER PROSTAT

BAB I PENDAHULUAN. menetap dan berjangka lama terbesar kedua di dunia setelah kecacatan mental (WHO,

BAB 1 RANGKUMAN Judul Penelitian yang Diusulkan Penelitian yang akan diusulkan ini berjudul Model Penyebaran Penyakit Kaki Gajah.

BAB 1 PENDAHULUAN. Deklarasi Milenium yang merupakan kesepakatan para kepala negara dan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup, Tempat dan Waktu Penelitian. 2. Ruang lingkup tempat : Laboratorium Biologi Universitas Negeri

LAPORAN KEMAJUAN (PROGRESS REPORT) PROGRAM INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA TAHUN 2010 TAHAP II

BAB 4 HASIL PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian cross sectional dengan menggunakan metode

Bab I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah utama. kesehatan global. TB menyebabkan kesakitan pada jutaan

kanker yang berkembang dari sel-sel yang berada pada kelenjar payudara. Dalam

STUDl KOMUNITAS NYAMUK TERSANGKA VEKTOR FILARIASIS DI DAERAH ENDEMIS DESA GONDANGLEGI KULON MALANG JAWA TIMUR. Oleh : Akhmad Hasan Huda

[ X.253 ] KAJIAN PEMANFAATAN MIKROBA TANAH DI LAHAN SUB OPRIMAL EKS PENAMBANGAN BATUBARA MENJADI LAHAN PRODUKTIF DI KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Filariasis limfatik atau lebih dikenal dengan. penyakit kaki gajah adalah salah satu masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. distribusinya kosmopolit, jumlahnya lebih dari spesies, stadium larva

5. Diagnosis dengan Radioisotop

ABSTRAK. Pembimbing I : Rita Tjokropranoto, dr., M.Sc Pembimbing II : Hartini Tiono, dr.,m. Kes

Kementerian Perindustrian BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. 1

PENENTUAN SISA RADIOFARMAKA DAN PAPARAN RADIASI

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Anestesiologi. proposal disetujui.

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT FILARIASIS DI KABUPATEN BEKASI, PROVINSI JAWA BARAT PERIODE

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 345/MENKES/SK/V/2006 TENTANG NATIONAL TASK FORCE ELIMINASI FILARIASIS

PENENTUAN BIODISTRIBUSI DAN UPTAKE TIROID DARI Tc 99m PERTEKNETAT PADA PASIEN HIPERTIROID MENGGUNAKAN TEKNIK IN VIVO

PENJELASAN ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI KOPERASI. Usaha Mikro. Kecil. Menengah. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93)

K A T A P E N G A N T A R

REGULATIONS AND POLICIES ON CLINICAL RESEARCH IN INDONESIA

ANALISIS UPTAKE TIROID MENGGUNAKAN TEKNIK ROI (REGION OF INTEREST) PADA PASIEN NODUL TIROID

BAB I. Pendahuluan. A. latar belakang. Di indonesia yang memiliki iklim tropis. memungkinkan nyamuk untuk berkembang biak dengan baik

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh cacing filaria dan ditularkan oleh nyamuk Mansonia, Anopheles,

Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan-Kementerian Kelautan dan Perikanan 2012

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. kehilangan cairan tubuh sehingga menyebabkan dehidrasi tubuh, hal ini

PANDUAN PROGRAM HI-LINK DIT. LITABMAS, DIKTI DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

SIDa F 24. Dr. Ir. Suhendar I Sachoemar, MSi Ir. Nenie Yustiningsih, MSc Wisnu Sujatmiko, APi, MS Dra. Jeni Hariyanti Drs. Dedy Roesmajadi, MM

BAB 1 PENDAHULUAN. Asia Tenggara termasuk di Indonesia terutama pada penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan salah satu pemicu dan ini dialami oleh %

BAB 3 MODEL KOMPARTEMEN SATU TERBUKA : PEMBERIAN INTRAVENA BOLUS

Kementerian Perindustrian BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

Tujuan Instruksional:

BAB I PENDAHULUAN. Akibat yang paling fatal bagi penderita yaitu kecacatan permanen yang sangat. mengganggu produktivitas (Widoyono, 2008).

DESCRIPTION OF KNOWLEDGE, ATTITUDE AND BEHAVIOR OF THE PEOPLE AT NANJUNG VILLAGE RW 1 MARGAASIH DISTRICT BANDUNG REGENCY WEST JAVA ABOUT FILARIASIS

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemilihan Kondisi Optimum Kromatografi Gas untuk Analisis

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria yang penularannya melalui

BAB III METODE PENELITIAN Jenis dan rancangan penelitian. pretest postest randomized controlled group design. Dua kelompok penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SEDIAAN INJEKSI (PARENTERAL)

BAB I PENDAHULUAN. (Thomas, 2004). Ada beberapa klasifikasi utama patogen yang dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada tahun 2013 jumlah kasus baru filariasis ditemukan sebanyak 24 kasus,

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Penyakit kaki gajah atau dalam bahasa medis. disebut filariasis limfatik atau elephantiasis adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hewan Coba Fakultas Kedokteran

BAB II. KEADAAN UMUM INSTANSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Filariasis limfatik merupakan penyakit tular vektor dengan manifestasi

PRINSIP UJI PRAKLINIS DAN KLINIS DALAM PENGEMBANGAN RADIOFARMAKA PENYIDIK KANKER

PANDUAN PROGRAM HI-LINK DP2M, DIKTI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit tertua di dunia yang sampai saat

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PENDERITA TUBERKULOSIS TERHADAP KETIDAKPATUHAN DALAM PENGOBATAN MENURUT SISTEM DOTS DI RSU

EXECUTIVE SUMMARY INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA. Rancang Bangun Peralatan Kristalisasi Produksi Lemak Padat Dari Minyak Sawit

SIDa.F.27. DISEMINASI DAN DIFUSI TEKNOLOGI PRODUKSI UDANG GALAH UNGGUL (Macrobrachium rosenbergii) DI KABUPATEN SLEMAN, YOGYAKARTA

Model Penyebaran Penyakit Kaki Gajah di Kelurahan Jati Sampurna

BAB I PENDAHULUAN. STUDI ini secara garis besar memotret implementasi program LSM H2O (Human

Tujuan Instruksional:

BAB 1 PENDAHULUAN. wanita dalam usia reproduksi yaitu usia tahun baik yang berstatus kawin, janda maupun

Proses Penularan Penyakit

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa dihindarkan lagi. Persaingan didunia bisnis yang semakin hari semakin

[ PTRKN BATAN ] 2012 BATAN [ B.20] [DESAIN PERISAI DAN DOSIMETRI REAKTOR RISET INOVATIF. [ Amir Hamzah, Pudjijanto, Ardani, Rokhmadi, Sriawan ]

Transkripsi:

INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI 2012 KODE JUDUL: B12 99m Tc-DIETIL KARBAMAZIN SEBAGAI SEDIAAN DIAGNOSTIK LIMFATIK FILARIASIS: EVALUASI NON-KLINIS PENELITI Aang Hanafiah Ws., Prof.,Dr. Nanny Kartini Oekar, Dra., M.Sc. Nurlaila Zainuddin, Prof., MT. Duyeh Setiawan, Drs., MT. Misyetti, Dra., MT. BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

LATAR BELAKANG (IDEA CONCEPT) THE GLOBAL GOAL OF ELIMINATION OF LYMPHATIC FILARIASIS AS A PUBLIC HEALTH PROBLEM BY THE YEAR 2020 (WHO) Lebih dari 1 milyard penduduk dunia memiliki risiko menderita filariasis. Lebih dari 120 juta orang dari 80 negara telah terinfeksi filaria Ribuan desa di 26 propinsi di Indonesia dinyatakan endemik POKOK PERMASALAHAN Masyarakat tidak menyadari bahwa mereka telah terinfeksi penyakit ini Keterlambatan diagnosis METODE DETEKSI DINI YANG SPESIFIK DAN AKURAT SANGAT DIBUTUHKAN!!!

HASIL KEGIATAN PROGRAM PKPP-2011 PROTOTIPE PRODUK KIT KERING 99m Tc-DIETIL-KARBAMAZIN [ 99m Tc-DEC] FORMULA R/ DEC 4 mg SnCl 2.2H 2 O 100 µg (ph 4) Kit kering kemudian di-rekonstitusi dengan larutan Na 99m TcO 4

BEBERAPA TEMUAN PENDERITA FILARIASIS DI KOTA DAN KABUPATEN BANDUNG [sumber: Harian Umum Pikiran Rakyat] WHAT NEXT? Cacing filaria Culex quinquefasciatus Penderita filariasis

PKPP-2012 99m Tc-DIETIL KARBAMAZIN ( 99m Tc-DEC) SEBAGAI SEDIAAN DIAGNOSTIK LIMFATIK FILARIASIS : EVALUASI NON KLINIS MAKSUD DAN TUJUAN Perolehan data yang menunjukkan bahwa sediaan 99m Tc-DEC memenuhi persyaratan farmasetika Meyakinkan kepada calon pengguna bahwa formula yang dihasilkan dapat digunakan sebagai perangkat diagnosis deteksi dini filariasis Memberikan sumbangan nyata dalam memecahkan permasalahan kekinian di masyarakat dalam menunjang program Indonesia sehat

RUANG LINGKUP DAN BENTUK PELAKSANAAN KEGIATAN PKPP-2012 (koordinasi dan metodologi pelaksanaan) intensifikasi aktivitas kegiatan laboratorium (perolehan data) menjalin hubungan kerjasama internal, dinas kesehatan dan rumah-sakit (koordinasi mitra kerja dan calon pengguna) METODOLOGI PELAKSANAAN KEGIATAN (1) Aspek administratif (pengadaan barang & pengelolaan keuangan), dilaksanakan melalui kebijakan satu pintu disesuaikan peraturan perundangan (2) Aspek teknis (kegiatan lab. dalam aspek fisika-kimia-biologi & kemitraan), melalui: Pengujian stabilitas, didasarkan pada efisiensi penandaan & kemurnian sediaan Perizinan Komisi Etik Penggunaan Hewan Percobaan Pemberian infectious agent (induksi) pada hewan uji: in-vivo Uji farmakologis sediaan: in-vivo Pencitraan dengan kamera gamma pada hewan uji dan penderita volunteer: in-vivo

SAMPLING DARAH DARI PENDERITA FILARIASIS DI KAB.TASIKMALAYA, ANALISIS DAN INDUKSI PADA HEWAN UJI

BIODISTRIBUSI 99m Tc-DEC PADA TIKUS UJI, 3 BULAN PASCA INDUKSI FILARIA (pembedahan,15 menit pasca injeksi intra-dermal dan intra vena) % a k u m u l a s i 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 intra-dermal intra-vena

AKTIVITAS UJI NON KLINIS DAN PENCITRAAN PADA HEWAN COBA

PENCITRAAN KAMERA GAMMA DAN PROFIL KINETIKA 99m Tc-DEC (pada hewan uji)

BENTUK PEMANFAATAN HASIL KEGIATAN (PRELIMINARY) Injection site (i.v.) Pembengkakan kaki sebelah kanan akibat filaria kaki normal sebelah kiri kaki normal sebelah kanan Pembengkakan kaki sebelah kiri akibat filaria Injection site (i.d.) Obervasi whole-body scan penderita filariasis pasca penyuntikan intra dermal 99m Tc-DEC (4x100 µci) Obervasi whole-body scan penderita filariasis pasca penyuntikan intra vena 99m Tc-DEC (±5 mci)

No SUBSTANSI HASIL HAMBATAN TINDAK LANJUT 1. Perkembangan kemajuan pelaksanaan kegiatan (teknis) 2. Konsistensi kegiatan 3. Hasil yang diperoleh saat ini 4. Target, sinergitas koordinasi, dan signifikansi pemanfaatan EVALUASI KEGIATAN s/d OKTOBER 2012 Karakteristik dan stabilitas sediaan ( ) Drug Receptor Binding, in-vitro (?) Uji farmakokinetika & pencitraan thdp hewan uji & volunter ( ) Slight modification Perolehan data karakteristik, stabilitas sediaan, induksi filaria, biodistribusi, profil kinetika (T½) & pencitraan dengan kamera gamma (hewan & penderita volunteer) 100% (PKPP-2012) administrasi ( ) koordinasi ( ) prospek ( ) ( - ) Reaksi enzymatis & pengembangbiakan cacing Pertumbuhan cacing secara in vivo (?) Preparasi mikroskopik Kecepatan laju biodistribusi Perkiraan dosis injeksi Tidak signifikan Observasi lanjut data stabilitas Fokus pada perlakuan in-vivo thdp hewan uji & penderita volunteer Uji in-vivo melalui penyuntikan i.v. di samping i.d. Pengaturan waktu bedah/pencitraan Memperkecil dosis injeksi Penambahan jumlah penderita volunteer Komisi Etik (klinis) Diseminasi /Difusi Teknologi

KENDALA HAMBATAN CAPAIAN TARGET (permasalahan teknis) (1)Kesulitan dalam perolehan sampel uji (penelusuran penderita filariasis) yang belum mendapatkan pengobatan. (2)Keharusan pengambilan cuplikan darah terinfeksi malam hari/nocturnal di luar kota (3)Kesulitan menumbuhkan cacing filaria pada hewan uji (4)Penjadwalan penggunaan fasilitas kamera gamma di rumah-sakit yang harus dilakukan di luar jam kerja (hari sabtu). RENCANA PENGEMBANGAN KE DEPAN Tambahan data uji klinis untuk lebih meyakinkan calon pengguna Pengakuan Komisi Etik Diseminasi / difusi teknologi, atau menjaring mitra untuk program peningkatan kapasitas iptek sistem produksi Perhitungan farmako-ekonomi KERANGKA STRATEGI PENGEMBANGAN KE DEPAN Intensifikasi diseminasi (pengenalan produk) Menjaring mitra produksi dan/atau mitra pengguna Perizinan/Registrasi Badan POM DUKUNGAN YANG DIPERLUKAN Pendanaan untuk diseminasi / difusi teknologi atau peningkatan kapasitas iptek sistem produksi Pemasaran Peran fasilitator