BAB II LANDASAN TEORI. penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

DISTRIBUTOR DISTRIBUTOR DISTRIBUTOR DISTRIBUTOR DISTRIBUTOR. Barang/ Jasa PERUSAHAAN. Kas / Utang

SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN. Endang Sri Utami, S.E., M.Si., Ak., CA

BAB II LANDASAN TEORI. dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan. Adanya

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan, baik kegiatan dalam usaha maupun dalam pendidikan. Setiap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian sistem menurut Anastasia dan Lilis (2010:3), sistem merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 adalah sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI. mengarahkan pada pokok bahasan yang telah dikemukakan pada bab I.

BAB II. Dasar Teori. 2.1 Konsep dan Dasar Definisi Konsep

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut

BAB III PEMBAHASAN Tinjauan Teori Pengertian Sistem dan Prosedur

BAB II KAJIAN TEORI. mengolah atau mengorganisir dokumen dokumen yang ada tujuannnya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. melangkah lebih jauh kebagian-bagian selanjutnya kita harus mengetahui terlebih

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pada dasarnya yang ditetapkan pada perusahaan negara maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Kecil Menengah (UKM) Pengertian Usaha Kecil menurut pasal 1 Undang-Undang No.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nurita (2009), dengan judul Evaluasi Prosedur Dan Sistem Pembelian

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat

BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTIK SISTEM PEMBELIAN BAHAN BAKU PADA CV DIJAWA ABADI JEPARA FUNITURE

KUESIONER I UNTUK VARIABEL INDEPENDEN "SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBELIAN BAHAN BAKU" No. Pertanyaan SS S R TS STS 1

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.

SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN

Bab II Dasar Teori 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi 2.2 Pengertian Penjualan Kredit 2.3 Pengertian Sistem Penjualan Kredit

Sistem akuntansi penjualan, terdiri dari kegiatan-kegiatan transaksi penjualan: kredit dan tunai

BAB II LANDASAN TEORI. untuk melaksanakan pokok perusahaan. (Mulyadi (2001:5))

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk menyelesaikan suatu aktivitas. Menurut Mulyadi (2001 : 5), Prosedur adalah suatu urutan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Evaluasi sistem dan prosedur pembelian bahan baku. pada perusahaan j rot galery. di Klaten. Oleh : Riasti F BAB I PENDAHULUAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Sebab-sebab terjadinya retur:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang, sedangkan Nafarin (2009: 9)

BAB II DASAR TEORI. diperlukan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak pihak

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang berbeda beda. Hal ini tentunya akan memberikan hasil penelitian yang berbeda

BAB II BAHAN RUJUKAN. Sistem pada dasarnya adalah suatu jaringan yang berhubungan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FORM. MANUAL FORM. KOMPU- TER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama untuk

BAB II PROSEDUR PEMBELIAN OBAT/ALAT KESEHATAN, PROSEDUR PENYIMPANAN OBAT/ALAT KESEHATAN, PROSEDUR PEMAKAIAN OBAT/ALAT KESEHATAN

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KULIAH KERJA PRAKTEK. kerja praktek di SPBU Rancah, penulis ditempatkan di Administrasi

EVALUASI PROSEDUR PEMBELIAN BARANG DAGANG PADA PT CLTM BANDAR LAMPUNG

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Akuntansi Pengertian Sistem Akuntansi

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

SIKLUS PENGELUARAN B Y : M R. H A L O H O

BAB II BAHAN RUJUKAN

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran


SIKLUS PENDAPATAN. By: Mr. Haloho

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengendalian internal adalah proses yang dilakukan oleh manajemen yang

transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi 2010:5).

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT MITRA MAKMURJAYA MANDIRI

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan yang bermanfaat bagi pemakai informasi. Pemakai informasi ini di luar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV.

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

BAB II LANDASAN TEORI. peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian yang setidak-tidaknya sebagian bersifat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak di luar perusahaan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Suatu Informasi dari suatu perusahaan terutama informasi keuangan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dikumpulkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada para

SISTEM AKUNTANSI PENGELUARAN KAS dengan CEK. Endang Sri Utami, S.E., M.Si., Ak., CA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN RANCANGAN PROSEDUR PENGELOLAAN OBAT/ALAT KESEHATAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT MYRIA PALEMBANG

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI

Sistem Akuntansi Biaya

SISTEM PENJUALAN KREDIT

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu cat dan aneka furniture.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian, prinsip dan fungsi Sistem Informasi Akuntansi

SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT PADA CV. TRI MANUNGGAL SAKATO. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dharma Andalas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian prosedur menurut Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini

ANALISIS PROSEDUR PENJUALAN PADA CV. DELI MITRA LESTARI CABANG TEBING TINGGI. Eka Mayastika Sinaga, SE, M.Si STIE Bina Karya Tebing Tinggi ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di PT Industri Telekomunikasi

1. Jumlah penjualan menurut jenis produk dan keseluruhan, baik secara harian maupun periodik.

PDF created with pdffactory Pro trial version

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Prosedur merupakan suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2001:5). Dari definisi yang telah dikemukakan tersebut dapat disimpulkan bahwa prosedur merupakan suatu urutan langkah-langkah pmrosesan data yang melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam dengan transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang. Karakteristik prosedur menurut Mulyadi (2001:8), adalah sebagai berikut: 1) Prosedur menunjang tercapainya tujuan organisasi; 2) Prosedur mampu menciptakan adanya pengawasan yang baik dan menggunakan biaya yang seminimal mungkin; 3) Prosedur menunjukkan urutan-urutan yang logis dan sedderhana; 4) Prosedur menunjukkan adanya penetapan keputusan dan tanggung jawab. 2.1.2 Pengertian persediaan Persediaan digunakan untuk mengidentifikasi persediaan yang disimpan untuk kemudian digunakan dalam operasi bisnis perusahaan atau disimpan untuk tujuan tertentu. Pada prinsipnya persediaan mempermudah dan memperlancar

jalannya operasi perusahaan industry dan perusahaan dagang yang dilakukan untuk dapat melakukan proses produksi atau penjualan agar dapat memenuhi permintaan atau kebutuhan pelanggannya (Soemarso, 2004:380). Persediaan adalah aktiva yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal perusahaan, aktiva dalam proses produksi dan dalam bentuk bahan perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa. 2.1.3 Metode Pencatatan Persediaan Pencatatan Persediaan yang akurat dan catatan yang up to date merupakan hal yang sangat penting. Perusahaan harus selalu memonitor tingkat persediaan secara seksama dan membatasi biaya pembiayaan akibat penimbunan persediaan. Perusahaan menggunakan satu dari dua jenis sistem pencatatan persediaan yaitu sistem perpetual dan sistem periodik. 1) Sistem Pencatatan Persediaan Perpetual Dalam metode perpetual persediaan, setiap mutasi persediaan dicatat dalam kartu persediaan (Mulyadi, 2001:556). Sistem Perpetual adalah suatu sistem akuntansi untuk persediaan yang mencatat seluruh perubahan persediaan yang mencatat seluruh perubhan persediaan, baik penambahan maupun pengurangan persediaan dan biaya dari setiap trasanksi pembelian dan penjualan pada saat terjadinya transaksi. 2) Metode Pencatatan Persediaan Sistem Fisik Metode pencatatan persediaan fisik adalah perusahaan mencatat semua pembelian dan penjualan barang langsung dalam akun persediaan, sedangkan mutasi berkurangnya persediaan karena pemakaian tidak dicatat dalam kartu persediaan (Mulyadi, 2001:556). Sistem periodik adalah suatu

sistem akuntansi untuk persediaan yang harga pokok penjualannya ditentukan pada akhir periode akuntansi dengan melakukan koreksi atas catatan persediaan akhir, setelah dilakukan perhitungan fisik persediaan akhir. Bila metode diatas dibandingkan maka, sistem pertual lebih baik dari sistem periodik dikarenakan dengan sistem perpetual ini setiap transaksi persediaan akan langsung berpengaruh pada perkiraan persediaan, sehingga jumlah persediaan dapat diketahui setiap saat baik jumlah kuantitas unit maupun total nilai dari setiap jenis persediaan ataupun tingkat harga perolehan yang berbeda. 2.1.4 Sistem Akuntansi Pembelian Sistem akuntansi pembelian digunakan dalam perusahaan untuk pengadaan barang yang diperlukan oleh perusahaan. Transaksi pembelian dapat digolongkan menjadi dua yaitu, pembelian lokal dan impor (Mulyadi, 2001:299). 1) Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pembelian yaitu : (1) Fungsi Gudang Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi gudang bertanggungjawab untuk mengajukan permintaan pembelian sesuai dengan posisi persediaan yang ada di gudang dan untuk menyimpan barang yang telah diterima oleh fungsi penerimaan. Untuk barang-barang yang langsung pakai (tidak diselanggarakan persediaan di barang digudang), permintaan pembelian diajukan oleh pemakai barang. (2) Fungsi Pembelian Fungsi pembelian bertanggung jawab untuk memperoleh informasi mengenai barang, menentukan pemasok yang dipilih dalam pengadaan

barang, dan mengeluarkan order pembelian kepada pemasok yang dipilih. (3) Fungsi Penerimaan Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi ini bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan terhadap jenis, mutu, dan kuantitas barang yang diterima pemasok guna menentukan dapat atau tidaknya barang tersebut diterima oleh perusahaan. Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk menerima barang dari pembeli yang berasal dari retur penjualan. (4) Fungsi Akuntansi Fungsi akuntansi yang terkait dalam transaksi pembelian adalah fungsi pencatatan utang dan fungsi pencatatan persediaan. Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi pencatat utang bertanggung jawab untuk mencatat transaksi pembelian kedalam registrasi bukti kas keluar untuk menyelenggarakan arsip dokumen sumber (bukti kas keluar) yang berfungsi sebagai catatan utang. Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi pencatat persediaan bertanggung jawab untuk mencatat harga pokok persediaan barang yang dibeli kedalam kartu persediaan. 2) Secara garis besar transaksi pembelian mencakup prosedur berikut ini: (1) Fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian ke fungsi pembelian; (2) Fungsi pembelian meminta penawaran harga dari berbagi pemasok; (3) Fungsi pembelian menerima penawaran harga dari berbagai pemasok dan melakukan pemilihan pemasok;

(4) Fungsi pembelian membuat order pembelian kepada pemasok yang dipilih; (5) Fungsi penerimaan memeriksa dan menrima barang yang dikirim oleh pemasok; (6) Fungsi penerimaan menyerahkan barang yang diterima kepada fungsi gudang untuk disimpan; (7) Fungsi penrimaan melaporkan penerimaan barang kepada fungsi akuntansi; (8) Fungsi akuntansi menerima faktur tagihan dari pemasok dan atas dasar faktur dari pemasok tersebut, fungsi akuntansi mencatat kewajiban yang timbul dari transaksi pembelian. 3) Jaringan prosedur yang membentuk sistem akuntansi pembelian adalah: (1) Prosedur Permintaan Pembelian Dalam prosedur ini fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian dalam formulir surat permintaan pembelian kepada fungsi pembelian. Jika barang tidak dimasukkan ke gudang maka, fungsi yang memakai barang mengajukan permintaan pembelian langsung ke fungsi pembelian dengan menggunakan surat permintaan pembelian. (2) Prosedur Permintaan Dan Penawaran Harga Dan Pemilihan Pemasok fungsi pembelian mengirimkan surat permintaan penawaran harga kepada para pemasok untuk memperoleh informasi mengenai harga barang dan syarat pembelian yang lain, sistem akuntansi pembelian dibagi menjadi sebagai berikut:

a Sistem Akuntansi Pembelian dengan Pengadaan Langsung, pemasok dipilih langsung oleh fungsi pembelian, tanpa melalui penawaran harga. b Sistem Akuntansi Pembelian dengan Pertunjukkan Langsung, dalam sistem ini pemilihan pemasok dilakukan oleh fungsi pembelian, dengan terlebih dahulu dilakukan pengiriman permintaan penawaran harga kepada paling sedikit tiga pemasok dan didasarkan pada perimbangan harga penawaran dari pemasok tersebut. c Sistem Akuntansi Pembelian dengan Lelang, pemilihan pemasok dilakukan oleh panitia lelang yang dibentuk melalui lelang yang diikuti oleh pemasok yang jumlahnya terbatas. Prosedur pemilihan pemasok dengan lelang ini dilakukan melalui beberapa tahap berikut ini: Pembuatan kerangka acuan yang berisi uraian rinci jenis, spesifikasi, dan jumlah barang yang akan dibeli melalui lelang. Pengiriman kerangka acuan kepada para pemasok untuk kepentingan pengajuan penawaran harga. Penjelasan kepada para pemasok mengenai kerangka acuan tersebut. Penerimaan penawaran harga dengan dilampiri berbagi persyaratan lelang oleh para pemasok dalam amplop tertutup. Pembukaan amplop penawaran harga oleh panitia lelang didepan para pemasok.

Penetapan pemasok yang dipilih oleh panitia lelang. (3) Prosedur Order Pembelian Fungsi pembelian mengirim surat order pembelian kepada pemasok yang dipilih dan memberitahukan kepada unit-unit organisasi lain dalam perusahaan mengenai order pembelian yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan. (4) Prosedur Penerimaan Barang Fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan mengenai jenis, kuantitas dan mutu barang yang diterima dari pemasok, dan kemudian membuat laporan penerimaan barang untuk menyatakan penerimaan dari pemasok tersebut. (5) Prosedur Pencatatan Utang Fungsi akuntansi memeriksa dokumen-dokumen yang berhubungan dengan pembelian dan menyelenggarakan pencatatan utang atau mengarsipkan dokumen sumber sebagai pencatatan utang. (6) Prosedur Distribusi Pembelian Prosedur ini meliputi distribusi rekening yang didebit dari transaksi pembelian untuk kepentingan pembuatan laporan manajemen. Jenis persediaan yang telah mencapai titik pemesanan kembali: a b c d e Order pembelian yang telah dikirim kepada pemasok Order pembelian yang telah dipenuhi oleh pemasok Total saldo utang dagang pada tanggal tertentu Saldo utang dagang kepada pemasok tertentu Tambahan kuantitas dan harga pokok persediaan dari pembelian.

4) Dokumen yang digunakan dalam prosedur persediaan (1) Surat Permintaan Pembelian Dokumen ini merupakan formulir yang diisi oleh fungsi gudang atau fungsi pemakai barang untuk meminta fungsi pembelian melakukan pembelian barang dengan jenis, jumlah dan mutu seperti yang tersebut dalam surat tersebut. (2) Surat Permintaan Penawaran Harga Dokumen ini digunakan untuk meminta penawaran harga bagi barang yang penggadaannya tidak bersifat berulang terjadi, yang menyangkut jumlah rupiah pembelian yang besar. (3) Surat Order Pembelian Dokumen ini digunakan untuk memesan barang kepada pemasok yang telah dipilih. Dokumen ini terdiri dari berbagai tembusan dengan fungsi sebagai berikut: a Surat Order Pembelian Dokumen ini merupakan lembar pertama surat order pembelian yang dikirimkan kepada pemasok sebagai order resmi yang dikeluarkan oleh perusahaan. b Tembusan Pengakuan oleh Pemasok Tembusan surat order pembelian ini dikirimkan kepada pemasok, dimintakan tanda tangan dari pemasok tersebut dan dikirimkan kembali ke perusahaan sebagai bukti telah diterima dan disetujuinnya order pembelian, serta kesanggupan pemasok

memenuhi janji pengiriman barang seperti dalam dokumen tersebut. c Tembusan bagi Unit Permintaan Barang Tembusan ini dikirimkan kepada fungsi yang meminta pembelian bahwa barang yang dimintanya telah dipesan. d Arsip Tanggal Penerimaan Tembusan surat order pembelian ini disimpan oleh fungsi pembelian menurut tanggal penerimaan barang yang diharapkan, sebagai dasar untuk mengadakan tindakan penyelidikan jika barang tidak datang tepat waktu yang telah ditetapkan. e Arsip Pemasok Tembusan surat order pembelian ini disimpan oleh fungsi pembelian menurut nama pemasok sebagai dasar untuk mencari informasi mengenai pemasok. f Tembusan Fungsi Penerimaan Tembusan surat order pembelian ini dikirim fungsi penerimaan sebagai otorisasi untuk menerima barang yang jenis, spesifikasi, mutu, kuantitas dan pemasoknya seperti tercantum dalam dokumen tersebut. g Tembusan Fungsi Akuntansi Tembusan surat order pembelian dikirim ke fungsi akuntansi sebagai salah satu dasar untuk mencatat kewajiban yang timbul dari transaksi pembelian. (4) Laporan Penerimaan Barang

Dokumen ini dibuat oleh fungsi penerimaan untuk menunjukkan bahwa barang yang diterima dari pemasok telah memenuhi syarat seperti yang tercantum dalam surat order pembelian. (5) Surat Perubahan Order Pembelian Kadangkala diperlukan perubahan terhadap isi surat order pembelian yang sebelumnya diterbitkan. Biasanya perubahan tersebut diberitahukan kepada pemasok secara resmi dengan menggunakan surat perubahan order pembelian. (6) Bukti Kas Keluar Dokumen ini berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas untukpembayaran utang kepada pemasok dan yang sekaligus berfungsi sebagai surat pemberitahuan kepada kreditur mengenai maksud pembayaran. 5) Dalam transaksi pembelian, fungsi akuntansi menerima berbagai dokumen dari berbagai sumber berikut ini: a Copy surat order pembelian dari fungsi pembelian yang merupakan bukti bahwa perusahaan tersebut telah memesan barang dengan jumlah, jenis spesifikasi, kuantitas dan mutu barang, serta waktu penyerahan seperti tercantum dalam dokumen tersebut. b Copy laporan penerimaan barang dari fungsi penerimaan yang merupakan bahwa barang yang telah dipesan telah diterima dan sesuai barang yang dipesan dalam surat order pembelian.

c Faktur dari pemasok yang merupakan bukti timbulnya kewajiban perusahaan akibat telah dipesannya barang dan telah diterimanya barang yang dipesan. d Pencatatan terjadinya utang didasarkan pada bukti kas keluar yang didukung dengan surat order pembelian, laporan penerimaan barang, dan faktur dari pemasok. Pencatatan kedalam kartu utang dan register bukti kas keluar (voucher register) diotorisasi oleh fungsi akuntansi. 6) Unsur Pengendalian Intern Dalam sistem akuntansi pembelian unsur pengendalian intern dirancang untuk mencapai tujuan pokok pengendalian intern akuntansi. (1) Fungsi pembelian harus terpisah dari fungsi penerimaan; (2) Fungsi pembelian harus terpisah dari fungsi akuntansi; (3) Fungsi penerimaan harus terpisah dari fungsi penyimpanan barang (4) Transaksi pembelian harus di laksanakan oleh fungsi gudang, fungsi pembelian, fungsi penerimaan, dan fungsi akuntansi. Tidak ada transaksi pembelian yang dilaksanakan secara lengkap oleh hanya satu fungsi tersebut. (5) Surat pemintaan pembelian diotorisasi oleh fungsi gudang untuk barang yang disimpan dalam gudang, atau oleh fungsi pemakai barang untuk barang yang langsung pakai; (6) Surat order pembelian diotorisasi oleh fungsi pembelian atau pejabat yang lebih tinggi; (7) Laporan penerimaan barang diotorisasi oleh fungsi penerimaan barang;

(8) Bukti kas keluar diotorisasi oleh fungsi akuntansi atau pejabat yang lebih tinggi; (9) Pencatatan ke dalam kartu utang dan register bukti kas keluar diotorisasi oleh fungsi akuntansi; (10) Surat permintaan pembelian bernomor tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkanoleh fungsi gudang; (11) Surat order pembelian brnomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi pembeliaan; (12) Laporan penerimaan barang pemakaianya dipertanggungjawabkan oleh fungsi penerimaan; (13) Pemasok dipilih berdasarkan jawaban penawaran harga dari berbagai pemasok; (14) Barang hanya diperikas dan diterima oleh fungsi penerimaan jika fungsi ini telah menerima tembusan surat order pembelian dari fungsi pembelian; (15) Fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan barang yang diterima dari pemasok dengan cara menghitung dan membandingkan dengan tembusan surat order pembelian; (16) Pengecekan harga, syarat dan ketelitian dalam faktur harga dari pemasok sebelum diproses untuk dibayar; (17) Catatan yang berfungsi sebagai buku pembantu utang secara periodik; (18) Pembayaran faktur dari pemasok dilakukan sesuai dengan syarat pembayaran. Bukti kas keluar beserta dokumen dicap lunas oleh fungsi pengeluaran kas.