BAB III METODE PENELITIAN. A. Model Pengembangan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Penelitian dalam pengembangan modul kesetimbangan kimia berbasis multipel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap pada bulan April tahun. pelajaran 2014/2015 di SMP Negeri 2 Jati Agung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma penelitian merupakan pola pikir yang menunjukkan hubungan. antar variabel yang akan diteliti (Gambar 3.1).

III. METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. model pengembangan Research and Development (R&D) yang dikembangkan

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada

Magister Pendidikan Sains, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 57126, Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan pendidikan nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar

BAB III METODE PENELITIAN. B. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh peningkatan penguasaan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di MA Al-Hikmah Bandar Lampung pada 5-

BAB III METODE PENELITIAN. A. Model Pengembangan. Model pengembangan yang dipakai adalah modal Four-D yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Square merupakan model

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA

III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development).

BAB III METODE PENELITIAN. Keterampilan laboratorium dan kemampuan generik sains sangat penting

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya (Suryabrata, 2005 : 38). Dalam penelitian ini peneliti ingin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre eksperiment dengan desain pretespostes

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan untuk penelitian, sehingga peneliti harus menerima apa adanya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Berpikir kritis mencakup sejumlah keterampilan kognitif dan disposisi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. LKS berbasis keterampilan generik sains pada materi laju reaksi untuk SMA

III. METODE PENELITIAN. Pembahasan mengenai bab ini akan dikemukakan mengenai rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. modul IPA ini menggunakan metode Research and Development. (R&D). Penelitian R&D menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2012:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa menggunakan metode quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MA Ma arif 06 Pasir Sakti pada semester

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek penelitian ini terdiri dari subjek studi lapangan, subjek penelitian, dan subjek

III. METODOLOGI PENELITIAN. (LKS) stoikiometri berbasis keterampian proses sains. Oleh karena itu, metode

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research &

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April di SMP Negeri 20 Bandar. Lampung pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan modul elektronik berbasis

DAFTAR ISI Esya Anesty Mashudi, 2012

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENGEMBANGAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian ini merupakan urutan kegiatan yang ditempuh

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Metode penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Di dalam bab ini akan diuraikan mengenai metode dan desain penelitian,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi-eksperiment dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2013 tahun pelajaran

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. materi, sarana, serta prasarana belajar. Variabel bebas adalah lembar kerja siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret 2013 di SMA Negeri 1. Tumijajar, Kabupaten Tulang Bawang Barat.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah pada bulan Mei semester genap Tahun Pelajaran

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Way Jepara, dan SMA Teladan Way

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2013 di SMP Negeri 4

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Sugiyono (2010:114) mengemukakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari subjek penelitian studi lapangan, subjek

BAB III METODE PENELITIAN. Sintaks model pembelajaran fisika konsep kapasitor keping sejajar

BAB III METODE PENELITIAN. KH. Ahmad Dahlan 130, Kota Yogyakarta. Adapun mengenai pelaksanaan. Sabtu, 28 November 2015 tahun ajaran 2015/2016.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Research and Development (R & D). Menurut Sugiyono (2011: 333),

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei, semester genap tahun pelajaran

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015 pada bulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah weak-experiment karena tidak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. METODE DAN DESAIN PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan menggunakan metode

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada semester genap bulan Mei Tahun. Pelajaran 2012/2013 di SMP Negeri 1 Talang Padang.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SDN Gegerkalong KPAD yang tepatnya terletak

III. METODOLOGI PENELITIAN. (research and development). Penelitian dan pengembangan (R & D) adalah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil bulan November tahun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Pembelajaran resiprokal (RT) dalam penelitian ini digunakan sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. membaca, menulis, dan berhitung pada warga belajar keaksaraan dasar.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian dan pengembangan (research and development) yang bertujuan untuk mengembangkan modul biologi berbasis model pembelajaran guided discovery pada materi sistem pernapasan. Pengembangan yang dilakukan menggunakan model prosedural dengan mengadaptasi model pengembangan Borg dan Gall. Prosedur pengembangan menurut Borg dan Gall (1983) terdiri dari sepuluh langkah diantaranya: 1) penelitian dan pengumpulan informasi termasuk kajian literatur, observasi kelas dan membuat kerangka kerja penelitian; 2) melakukan perencanaan termasuk mengidentifikasi, perumusan tujuan, menentukan urutan untuk penelitian dan menguji kelayakan skala kecil; 3) mengembangkan produk awal; 4) melakukan uji coba lapangan tahap awal; 5) melakukan revisi terhadap produk awal; 6) melakukan uji lapangan terbatas; 7) melakukan revisi produk kedua; 8) melakukan uji lapangan operasional; 9) melakukan revisi produk akhir; dan 10) melakukan penyebaran dan implementasi produk. Pengembangan modul berbasis guided dicovery tidak sampai pada tahap diseminasi dan hanya memenuhi tahapan ke-sembilan yaitu revisi produk akhir sesuai kebutuhan penelitian. B. Prosedur penelitian Langkah-langkah penelitian yang akan ditempuh sesuai dengan alur kerja pada metode R&D menurut Borg & Gall (1983) dalam Sugiyono (2013), yaitu sebagai berikut: 1. Penelitian dan Pengumpulan Informasi Tahap penelitian dan pengumpulan informasi merupakan tahap analisis kebutuhan terhadap penelitian yang akan dikembangkan. 46

47 Analisis kebutuhan yang dilakukan meliputi studi literatur dan observasi lapangan. a. Studi Literatur Studi literatur dilakukan untuk mengumpulkan informasi yang akan digunakan selama penelitian. Studi literatur yang dianalisis antara lain: 1) Modul Modul merupakan bahan ajar yang dikemas secara utuh dan sistematis, memiliki karakteristik dapat digunakan untuk belajar secara mandiri, materi yang disajikan merupakan satu kesatuan isi, dapat berdiri sendiri, adaptif dan fleksibel terhadap perkembangan IPTEK, dan bersahabat dengan pemakainya. Modul dirancang spesifik dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. 2) Model Guided discovery Guided discovery merupakan sebuah model pembelajaran yang mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga siswa memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan, sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri. Terdapat 6 sintaks dalam model pembelajaran guided discovery yaitu; stimulasi, identifikasi masalah, mengumpulkan data, mengolah data, verifikasi dan menyimpulkan. 3) Kemampuan Berpikir Kritis Kemampuan berpikir kritis adalah sebuah kemampuan untuk melakukan proses pemecahan masalah. Proses-proses tersebut mencakup: Pemfokusan dan observasi pada sebuah pertanyaan atau masalah, penilaian dan pemahaman situasi masalah, analisis masalah, membuat dan mengevaluasi keputusan-keputusan atau solusi-solusi dan memutuskan satu tindakan. Aspek kemampuan berpikir kritis yang digunakan adalah interpretasi, analisis, evaluasi, kesimpulan, penjelasan, dan pengaturan diri (Facione, 2011)

48 4) Modul Berbasis Guided Discovery Modul berbasis guided discovery merupakan modul yang dikembangkan berdasarkan sintaks model pembelajaran guided discovery pada kegiatan pembelajarannya untuk membangun konsep secara mandiri dan melatih kemampuan berpikir kritis siswa. b. Observasi Lapangan Studi lapangan dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kondisi pembelajaran dan bahan ajar biologi yang digunakan di SMA Negeri 5 Surakarta serta informasi tentang materi yang sulit diserap siswa. Kegiatan ini meliputi: 1) Observasi Kegiatan observasi dilakukan untuk mengetahui keadaan sekolah dan proses pembelajaran biologi di SMA Negeri 5 Surakarta secara langsung. Observasi dilakukan berdasarkan indikator delapan standar nasional pendidikan yang terkait dengan proses pembelajaran, meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan serta standar penilaian. 2) Tes kemampuan berpikir kritis siswa beserta latar belakang penyebabnya Profil awal kemampuan berpikir kritis siswa diperoleh dari pemberian tes kepada seluruh populasi kelas XI SMA Negeri 5 Surakarta. Tes profil awal menggunakan soal uraian dengan kisi-kisi yang dikembangkan dan dibentuk sesuai dengan kriteria kemampuan berpikir kritis yang diungkapkan Facione (2011). 3) Analisis potensi bahan ajar di sekolah dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis Analisis bahan ajar yang dipergunakan di SMAN 5 Surakarta dilakukan dengan cara menilai kesesuaian isi bahan ajar dengan aspek berpikir kritis berdasarkan matriks pada Lampiran 8. Hasil analisis bahan ajar yang digunakan dihitung persentasenya untuk mengetahui pemenuhan aspek kemampuan berpikir kritis.

49 Berdasarkan informasi-informasi yang diperoleh, langkah selanjutnya adalah merangkum dan menganalisis secara deskriptif untuk dicari solusinya sehingga diperoleh produk yang sesuai dengan kebutuhan siswa. 2. Perencanaan Tahap perencanaan meliputi kegiatan yang berhubungan dengan penyiapan draft modul dan penyiapan format aktivitas yang mewarnai modul. Tahap perencanaan digunakan sebagai dasar penyiapan rancangan awal penyusunan modul berbasis guided discovery untuk siswa dan guru, serta menyiapkan prosedur penelitian untuk uji kelayakan produk. Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan draft modul meliputi: a. Menentukan tujuan pembelajaran yang akan disusun di dalam modul berdasarkan KD 3.8 mengenai materi Sistem Pernapasan b. Menentukan format aktivitas aktivitas di dalam modul dalam bentuk matriks pengembangan modul berbasis guided discovery pada materi sistem pernapasan. c. Menentukan format dan visualisasi isi modul guided discovery yang akan dikembangkan, yang disesuaikan dengan karakteristik modul sebagai bahan ajar yang mencakup mandiri (self instruction), kesesuaian isi (self contained), berdiri sendiri (stand alone), adaptif (adaptive), dan bersahabat dengan pemakai (user friendly). d. Menentukan format pembelajaran yang akan digunakan untuk implementasi modul berbasis guided discovery untuk siswa kelas XI melalui perangkat pembelajaran. e. Menentukan prosedur yang dilakukan selama penelitian, mulai dari prosedur pengembangan draft produk, validasi uji, uji coba sampai analisis data. Modul guru memiliki isi yang sama dengan modul siswa namun dilengkapi dengan suplemen yang meliputi pengantar untuk guru, rekomendasi skenario pembelajaran, konfirmasi aktivitas siswa dan instrumen penilaian.

50 3. Pengembangan Produk Awal (Draft Awal) Modul yang akan disusun berupa modul berbasis guided discovery dengan sintaks stimulasi, identifikasi masalah, mengumpulkan data, mengolah data, verifikasi dan menyimpulkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis, yang menggunakan aspek berpikir kritis menurut Facione (2011) yaitu interpretasi, analisis, evaluasi, kesimpulan, penjelasan, dan pengaturan diri. Kegiatan pembelajarannya akan meminta siswa untuk mengamati gambar, membaca wacana, kegiatan kajian literatur, diskusi, pertanyaan yang berbasis berpikir kritis menurut Facione (2011), presentasi, membuat laporan hasil praktikum, menuliskan hasil diskusi dan membuat kesimpulan. Penyusunan awal draf modul dihasilkan draf modul I dengan sekurangkurangnya mencakup di dalamnya, yaitu: 1) Judul modul yang menggambarkan isi materi dan karakteristik dalam modul yang dikembangkan. 2) Kompetensi atau subkompetensi yang akan dicapai setelah mempelajari modul. 3) Tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa setelah mempelajari modul. 4) Alur kegiatan pembelajaran yang harus diikuti siswa untuk mempelajari modul. 5) Uraian materi Sistem Pernapasan yang akan ditambah dengan info bio dan teknologi Sistem Pernapasan. 6) Soal-soal latihan dan tugas yang harus dikerjakan atau diselesaikan oleh siswa. 7) Evaluasi atau penilaian yang berfungsi mengukur kemampuan siswa dalam menguasai modul. 8) Glosarium yang akan digunakan oleh siswa sebagai daftar istilah yang belum diketahui oleh siswa. 9) Daftar pustaka yang dapat digunakan oleh siswa sebagai sumber referensi yang lebih lengkap.

51 4. Uji Coba Lapangan Tahap Awal Tahap uji coba permulaan merupakan tahap validasi desain produk awal menggunakan lembar validasi untuk memperoleh evaluasi kualitatif awal dari desain produk awal yang meliputi validasi ahli materi, validasi ahli pengembangan modul, ahli perangkat pembelajaran, dan validasi ahli keterbacaan. Validasi ahli materi bertujuan untuk memperoleh data berupa penilaian, pendapat, dan saran terhadap ketepatan dan kesesuaian materi dalam modul yang dikembangkan. Validasi ahli pengembangan modul bertujuan untuk memperoleh data berupa penilaian, pendapat, dan saran terhadap penyusunan modul terkait dengan pemenuhan modul yang benar serta penilaian kebermaknaan basis guided discovery dalam modul. Validasi ahli perangkat pembelajaran bertujuan memperoleh data berupa penilaian, pendapat, dan saran terhadap kesesuaian proses pembelajaran, penilaian dan kegiatan yang mendukung pembelajaran dengan menggunakan modul yang dikembangkan. Validasi ahli bahasa dan keterbacaan bertujuan untuk memperoleh data berupa penilaian, pendapat, dan saran terhadap ketepatan bahasa dan keterbacaan isi modul. Hasil uji validasi ahli dianalisis secara deskriptif kualitatif untuk data pendapat dan saran serta deskriptif kuantitatif untuk analisis skor penilaian dari masing-masing ahli dengan rumus sebagai berikut: x i P = x100% x Keterangan: P = Persentase penilaian x i = Jumlah jawaban dari validator x = Jumlah jawaban tertinggi Cara menghitung persentase keseluruhan subjek/komponen menurut Suwastono (2011) digunakan rumus: P = p n

52 Keterangan: p = jumlah persentase keseluruhan komponen n = banyak komponen Hasil perhitungan persentase keseluruhan komponen agar memberikan makna dan pengambilan keputusan digunakan ketetapan, seperti tertera pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Pengambilan Keputusan Revisi Tingkat Pencapaian Kualifikasi Keterangan 81-100 61-80 41-60 21-40 0-20 Sangat baik Baik Cukup Kurang Baik Sangat Kurang Tidak perlu direvisi Tidak perlu direvisi Direvisi Direvisi Direvisi (Sumber: Suwastono, 2011) 5. Revisi Produk Awal Revisi produk awal dilakukan berdasar hasil uji ahli terkait kesesuaian konten, kesesuaian prosedur pengembangan modul, kesesuaian kesesuaian proses pembelajaran, penilaian dan kegiatan yang mendukung pembelajaran dengan KI, KD, indikator serta ketepatan bahasa dan keterbacaan isi modul yang digunakan sehingga mendapatkan bahan pertimbangan untuk memperbaiki draft awal modul. 6. Uji Lapangan Terbatas Uji lapangan terbatas bertujuan untuk memperoleh evaluasi dari pengguna lapangan atas produk modul yang telah direvisi, berdasarkan hasil uji validasi ahli. Uji lapangan terbatas dilakukan dengan validasi praktisi pendidikan (guru biologi) dan uji kelompok kecil (siswa) dengan penjelasan sebagai berikut: a. Validasi Praktisi Pendidikan Validasi praktisi pendidikan dilakukan oleh dua orang guru biologi SMA Negeri 5 Surakarta yang bertujuan untuk mendapatkan data kualitatif berupa pendapat, kritik dan saran terhadap penyajian, materi pembelajaran, soal evaluasi, isi modul, tampilan modul, ketepatan bahasa dan keterbacaan, kedalaman materi, dan kesesuaian modul berbasis guided discovery pada materi Sistem Pernapasan.

53 b. Uji Kelompok Kecil Uji kelompok kecil dilakukan oleh siswa bertujuan untuk mengumpulkan data terkait dengan kesesuaian isi, penyajian dan keterbacaan dari modul yang dikembangkan. Subyek uji coba kelompok kecil adalah 15 siswa kelas XII SMA Negeri 5 Surakarta. Analisis data pada uji validasi praktisi pendidikan dan uji kelompok kecil dilakukan secara deskriptif yang masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Deskriptif Kualitatif Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk analisis dan validasi praktisi pendidikan oleh guru biologi dan uji kelompok kecil oleh siswa yang berupa pendapat, respon, kritik, dan saran sebagai perbaikan pada modul berbasis guided discovery. Hasil analisis digunakan sebagai dasar untuk merevisi produk pengembangan. 2) Deskriptif Kuantitatif Analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk menganalisis dan menyajikan data yang berwujud persentase atas tanggapan subyek uji coba terhadap produk modul. 7. Revisi Produk Kedua Revisi produk kedua dilakukan berdasarkan hasil validasi praktisi pendidikan dan hasil uji kelompok kecil, sehingga mendapatkan bahan pertimbangan untuk memperbaiki produk modul hasil revisi pertama agar lebih layak digunakan dalam uji lapangan operasional (uji keefektivan). 8. Uji Lapangan Operasional/Keefektivan Uji lapangan operasional dilakukan untuk mengetahui keefektivan produk modul berbasis guided discovery pada materi sistem pernapasan untuk siswa kelas XI SMA Negeri 5 Surakarta, dengan menggunakan 2 kelas sebagai kelas kontrol dan kelas eksperimen. Berikut penjelasan mengenai uji lapangan operasional yang akan dilakukan:

54 a. Desain Lapangan Operasional (Keefektivan) Desain lapangan operasional (keefektivan) menggunakan kelas XI SMA Negeri 5 Surakarta yang bertujuan untuk mengetahui keefektivan dari modul berbasis guided discovery pada siswa kelas XI SMA Negeri 5 Surakarta pada materi Sistem Pernapasan. Ujicoba pemakaian menggunakan desain penelitian kuasi eksperimen karena faktor-faktor penelitian yang berpengaruh tidak dikontrol dengan ketat. Desain penelitian yang digunakan dalam uji lapangan operasional adalah pre-test and post-test nonequivalent control group design. Desain uji menggunakan dua kelas yaitu kelas kontrol (menggunakan modul yang biasa digunakan di sekolah) dan dan kelas perlakuan (menggunakan modul berbasis guided discovery). Kedua kelas mendapatkan pre-test terlebih dahulu sebelum menerima perlakuan kemudian dilanjutkan dengan memberikan post-test pada kedua kelas tersebut (Sugiyono, 2013). Desain uji lapangan operasional disajikan pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Pre-test and Post-test Non Equivalent Control Group Design Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test Eksperimen O1 X1 O2 (Sumber: Sugiyono, 2013) Keterangan : Kontrol O3 X2 O4 X1 = Pembelajaran menggunakan modul berbasis guided discovery (kelas eksperimen) X2 = Pembelajaran menggunakan bahan ajar yang biasa digunakan sekolah (kelas kontrol) O1 = Tes awal yang diberikan kepada kelas modul O2 = Tes akhir yang diberikan kepada kelas modul O3 = Tes awal yang diberikan kepada kelas kontrol O4 = Tes akhir yang diberikan kepada kelas kontrol b. Subjek Lapangan Operasional Subyek dalam uji lapangan operasional modul berbasis guided discovery pada materi sistem pernapasan adalah siswa kelas XI MIPA 1 dan XI MIPA 2 SMA Negeri 5 Surakarta yang dipilih secara cluster random sampling.

55 c. Jenis Data Lapangan Operasional Jenis data ujicoba pemakaian berupa instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu data aspek kemampuan berpikir kritis. Kemampuan berpikir kritis diperoleh dari hasil pre-test dan post-test. d. Instrumen Pengumpul Data Uji Lapangan Operasional Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam uji lapangan operasional berupa tes kognitif untuk menguji efektifivas modul berbasis guided discovery beserta data yang direkam dan respondennya dirangkum dalam Tabel 3.3. Tabel 3.3 Instrumen Pengumpul Data Uji Lapangan Operasional Fase Instrumen Data yang direkam Responden Uji keefektivan Tes kognitif Kemampuan berpikir kritis Siswa e. Teknik Analisis Data Uji Lapangan Operasional Teknik analisis data uji lapangan operasional adalah teknik kuantitatif. Teknik kuantitatif digunakan untuk menguji efektivitas modul berbasis guided discovery untuk melatihkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI SMA Negeri 5 Surakarta. Teknik analisis menggunakan Independent Samples T Test. Teknik analisis statistik dibantu oleh program analisis SPSS 20 for Windows dengan didahului dengan uji prasyaratnya yaitu uji normalitas dan homogenitas. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data sampel yang digunakan berasal dari populasi yang terdistribusi normal yang menggunakan uji Kolmosgorow-Smirnov. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan variansi antar kelompok yang diuji menggunakan uji Levene s Besar taraf signifikasi yang digunakan adalah 0,05. Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa ditinjau berdasarkan perbandingan N-gain yaitu: N-gain = S post S pre S max S pre

56 Keterangan: N-gain = average normalized gain = rata-rata N-gain S post = postscore class averages = rata-rata skor post-test S pre = prescore class averages = rata-rata skor pre-test = maximum score = skor maksimum S max Tabel 3.4 Kriteria N-gain. N-gain Kriteria g > 0,7 Tinggi 0,7 > g > 0,3 Sedang g < 0,3 Rendah (Hake, 1999:1). 9. Revisi Produk Akhir Revisi produk akhir dilakukan berdasarkan hasil uji lapangan operasional. Informasi kualitatif dan hasil analisis digunakan untuk dasar pertimbangan untuk memperbaiki produk hasil revisi kedua sehingga diperoleh produk modul yang layak dipakai.