Kata kunci : Sampah, Reduksi, daur ulang, kawasan komersial dan Malioboro

dokumen-dokumen yang mirip
OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA MANGGAR KOTA BALIKPAPAN

EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK

EVALUASI DAN OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA SUNGAI ANDOK KOTA PADANG PANJANG

Kata Kunci: Evaluasi, Masa Pakai, Reduksi, Pengomposan, Daur Ulang

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA

PENGELOLAAN SAMPAH DI KAWASAN PURA BESAKIH, KECAMATAN RENDANG, KABUPATEN KARANGASEM DENGAN SISTEM TPST (TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU)

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH DI TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU LAHUNDAPE KECAMATAN KENDARI BARAT KOTA KENDARI

KAJIAN PENGADAAN DAN PENERAPAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU (TPST) DI TPA km.14 KOTA PALANGKA RAYA

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY KECAMATAN ARJASA, KABUPATEN JEMBER MATERIAL RECOVERY FACILITY DESIGN FOR ARJASA DISTRICT, JEMBER REGENCY

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH B3 RUMAH TANGGA DI KECAMATAN TANDES KOTA SURABAYA

EVALUASI SISTEM PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN BANDA RAYA, JAYA BARU DAN MEURAXA KOTA BANDA ACEH

EVALUASI KAPASITAS LAHAN TPA LADANG LAWEH DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN MENUJU PENERAPAN SISTEM CONTROLLED LANDFILL

STUDI PENGURANGAN SAMPAH DI TPS GADANG KOTA MALANG UNTUK MENGURANGI BEBAN VOLUME SAMPAH DI TPA SUPIT URANG

PENGEMBANGAN FASILITAS PENGOLAHAN SAMPAH DI KECAMATAN KELAPA DUA KABUPATEN TANGERANG

PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY SECARA MANUAL DI TPA BULUSAN BANYUWANGI

TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH SEMESTER GANJIL 2015/2016

KAJIAN PENINGKATAN UMUR PAKAI TPA TANAH GROGOT DAN PEMANFAATAN SAMPAH DI KECAMATAN TANAH GROGOT KABUPATEN PASER PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

Perencanaan Material Recovery Facility Di Kecamatan Kedungkandang Kota Malang

TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH SEMESTER GANJIL 2016/2017

EVALUASI UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI KOTA MARTAPURA DARI SEGI PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN

APLIKASI TEKNOLOGI DAUR ULANG DALAM RANGKA MEREDUKSI VOLUME SAMPAH DI KAWASAN KUTA KABUPATEN BADUNG

PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KAWASAN PERDESAAN KABUPATEN PONOROGO ( STUDI KASUS KECAMATAN BUNGKAL )

POTENSI EKONOMI TIMBUNAN SAMPAH DI TPA NGIPIK KABUPATEN GRESIK

EVALUASI PENGANGKUTAN SAMPAH DAN PENGEMBANGAN SARANA PERSAMPAHAN DI KOTA PALANGKA RAYA

BAB III METODE PERENCANAAN

STUDI EMISI KARBON DARI SAMPAH PEMUKIMAN DENGAN PENDEKATAN METODE US-EPA DAN IPCC DI KECAMATAN TEGALSARI SURABAYA PUSAT

Pengaruh Reduksi Sampah di Tempat Penampungan Sementara (TPS) terhadap Produksi Gas Rumah Kaca di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Kota Madiun

STUDI TIMBULAN, KOMPOSISI, DAN POTENSI DAUR ULANG SAMPAH KAWASAN PT SEMEN PADANG

PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU PERUMAHAN KOTA CITRA GRAHA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PROPOSAL PROYEK AKHIR. Yayuk Tri Wahyuni NRP Dosen Pembimbing Endang Sri Sukaptini, ST. MT

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN ASET DI KABUPATEN KARAWANG

POTENSI PENGELOLAAN SAMPAH MENUJU ZERO WASTE YANG BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN KEDUNGKANDANG KOTA MALANG ABSTRAK

SONNY SAPUTRA PEMBIMBING Ir Didik Bambang S.MT

EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KABUPATEN GIANYAR

SATUAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG SAMPAH PADA TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH TANJUNG BELIT KABUPATEN ROKAN HULU

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MEREDUKSI SAMPAH DI KECAMATAN TENGGILIS MEJOYO, SURABAYA TIMUR

PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY DI KECAMATAN SUKOLILO- SURABAYA

Pengelolaan Emisi Gas pada Penutupan TPA Gunung Tugel di Kabupaten Banyumas. Puji Setiyowati dan Yulinah Trihadiningrum

Pengaruh Stasiun Peralihan Antara Terhadap Pengelolaan Sampah Permukiman di Kecamatan Tambaksari, Surabaya

1. Pendahuluan ABSTRAK:

PENGELOLAAN EMISI GAS PADA PENUTUPAN TPA GUNUNG TUGEL DI KABUPATEN BANYUMAS

Potensi Gas Rumah Kaca Pengelolaan Sampah Domestik di Kecamatan Rungkut Kota Surabaya

Industri Petis. Densitas Sampah h(k (kg/m3) Komposisi Sampah. Industri Petis A Hari ke- Industri Petis B Hari ke- Ratarata

PERE CA AA MATERIAL RECOVERY FACILITY DI KECAMATA KEDU GKA DA G, KOTA MALA G DESIG OF MATERIAL RECOVERY FACILITY I KEDU GKA DA G DISTRICT, MALA G CITY

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA LISA STUROYYA FAAZ

Studi Timbulan Komposisi Dan Karakteristik Sampah Domestik Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru

1.2 Tujuan Penelitian

Pengelolaan Sampah Organik Rumah Pemotongan Hewan, Industri Tahu, Peternakan, dan Pasar di Kecamatan Krian, Kabupaten. Sidoarjo.

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI PESISIR DI KELURAHAN LEMBANG KABUPATEN BANTAEN

Timbulan dan Pengurangan Sampah di Kecamatan Klojen Kota Malang

PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH DI PONDOK PESANTREN LANGITAN KECAMATAN WIDANG TUBAN. Shinfi Wazna Auvaria

KARAKTERISTIK FISIK SAMPAH KOTA PADANG BERDASARKAN SUMBER SAMPAH DAN MUSIM

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI PESISIR KELURAHAN LEMBANG KABUPATEN BANTAENG

Kata kunci : analisa kesetimbangan massa, peran serta masyarakat, lembaga motivator dan lembaga pengelola sampah mandiri.

Potensi Penerapan Pengelolaan Sampah Permukiman Berbasis 3R di Kelurahan Tunjungsekar Kota Malang

STRATEGI PENINGKATAN PELAYANAN PENGANGKUTAN SAMPAH KOTA LIWA, KABUPATEN LAMPUNG BARAT

Potensi Daur Ulang dan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah di Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo

KAJIAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN MATARAM

EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA MAUMERE

STUDI KARAKTERISTIK SAMPAH KANTOR WALIKOTA MAKASSAR DAN ALTERNATIF PENGOLAHANNYA

Program Diploma IV Teknik Perancangan Prasarana Lingkungan Permukiman Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - ITS 1

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

STUDI EMISI KARBON DARI SAMPAH PERMUKIMAN DENGAN PENDEKATAN METODE IPCC DI KECAMATAN TEGALSARI, SURABAYA PUSAT

PERENCANAAN TEKNIS OPERASIONAL PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KECAMATAN JATIASIH, KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

NILAI EKONOMI SAMPAH INSTITUSI (STUDI KASUS SAMPAH KAMPUS ITS SUKOLILO, SURABAYA)

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN BUBUTAN SURABAYA

POTENSI DAUR ULANG SAMPAH DI KOTA CIREBON

KAJIAN POTENSI REDUKSI SAMPAH DAN SISTEM PENGUMPULAN SAMPAH DI KECAMATAN REMBANG DAN KECAMATAN LASEM KABUPATEN REMBANG

STUDI TERHADAP TIMBULAN SAMPAH PLASTIK MULTILAYER SERTA UPAYA REDUKSI YANG DAPAT DITERAPKAN DI KECAMATAN JAMBANGAN SURABAYA

Karakteristik dan Komposisi Sampah di TPA Buku Deru-Deru, Takome Kota Ternate dan Alternatif Pengelolaannya

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TUGAS AKHIR Perencanaan Pengolahan Sampah Rumah Tangga di Kecamatan Rungkut Kota Surabaya YOANITA PUSPITA RATIH

Studi Timbulan Dan Reduksi Sampah Rumah Kompos Serta Perhitungan Emisi Gas Rumah Kaca Di Surabaya Timur

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Peningkatan Jumlah Volume Sampah di Yogyakarta

BAB VI PEMBAHASAN Analisis Perkembangan Jumlah Penduduk. tahun kedepan atau sampai tahun Untuk mengetahui metoda proyeksi

E. Manfaat Penelitian 1. Memberikan informasi mengenai sistem pengelolaan sampah yang dilakukan di

POTENSI PEMANFAATAN SAMPAH PASAR DAN SENTRA MAKANAN DI KECAMATAN SIDOARJO KABUPATEN SIDOARJO

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Sampah merupakan sisa aktivitas manusia yang belum dimanfaatkan

BAB III METODE PERENCANAAN

ANALISIS TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH NON PERMUKIMAN DI WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO, YOGYAKARTA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STRATEGI PENINGKATAN PENGELOLAAN PRASARANA SANITASI DI WILAYAH PERMUKIMAN PESISIR KOTA KUPANG

III. METODOLOGI PENELITIAN

TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH DI KAWASAN PERKANTORAN DAN WISMA (Studi Kasus: Werdhapura Village Center, Kota Denpasar, Provinsi Bali)

PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH KAWASAN KECAMATAN JEKULO-KUDUS

TIMBULAN DAN KOMPOSISI RUMAH POTONG HEWAN, PASAR, DAN PETERNAKAN SAPI DI KECAMATAN TAMAN, KABUPATEN SIDOARJO

Lay out TPST. ke TPA. Pipa Lindi

PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI

B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN

PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY DI KECAMATAN GEDANGAN SIDOARJO

STUDI TIMBULAN, KOMPOSISI, DAN POTENSI DAUR ULANG SAMPAH KAWASAN PT SEMEN PADANG

PERAN SEKTOR INFORMAL DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI TPA BANYUROTO, KULON PROGO

EVALUASI TEKNIK OPERASIONAL PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KABUPATEN TANAH LAUT ( Studi Kasus : Kecamatan Pelaihari )

VI ANALISIS HASIL STUDI CVM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

ANALISIS POTENSI REDUKSI SAMPAH DI KAWASAN KOMERSIAL MALIOBORO KOTA YOGYAKARTA Cesaria Eka Yulianti Sri Hastuti dan Susi Agustina Wilujeng Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP-ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya ABSTRAK Kawasan Komersial Malioboro merupakan pusat kegiatan perdagangan yang merupakan kawasan inti atau jantung Kota Yogyakarta. yang dihasilkan dari kawasan ini langsung dibuang ke TPA tanpa pengelolaan terlebih dahulu. Pengelolaan sampah dengan mereduksi sampah dari sumber belum diprogramkan oleh Dinas Kebersihan, Keindahan dan Pemakaman (DKKP) dan Dinas Pengelolaan Pasar (DPP). Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan kajian peran serta masyarakat, menganalisis potensi reduksi sampah dan mengkaji potensi ekonomi sampah yang dihasilkan baik sebelum dan sesudah reduksi sampah pada kawasan komersial Malioboro. Metodologi yang dipakai adalah dengan penyebaran kuisioner mengenai kesediaan responden pada kawasan komerisal Malioboro untuk melakukan pemilahan sampah yang dapat didaur ulang. Hasil kuisioner digunakan untuk menentukan langkah selanjutnya dalam pengambilan data teknis meliputi timbulan sampah, densitas sampah dan karakteristik sampah dari setiap jenis kegiatan di kawasan ini. Data yang sudah terkumpul dianalisis dengan membuat kesetimbangan massa, kemudian dilakukan analisis kelayakan finansial sehingga didapat upaya untuk melakukan reduksi sampah di Kawasan Komersial Malioboro Hasil kuesioner menunjukkan kesediaan setiap jenis kegiatan untuk melakukan pemilahan sampah yang dapat didaur ulang, yaitu permukiman 87,33%, pertokoan 90%, restioran 86,67%, hotel 90%, perkantoran 88% dan pedagang pasar 23%. Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa dengan melakukan reduksi sampah pada sumber volume sampah yang diangkut ke TPA dapat berkurang sebesar 59,61% atau dari 228.39 m3/hari menjadi 92,24 m 3 /hari. Kata kunci :, Reduksi, daur ulang, kawasan komersial dan Malioboro PENDAHULUAN Kota Yogyakarta dengan luas wilayah 32,5 km 2 dan berpenduduk 500.132 jiwa pada tahun 2002 (BPS, 2003). Kepadatan penduduk lebih dari 15.000 jiwa/km 2, merupakan kota tujuan wisata bagi pengunjung dari luar daerah karena ciri khas yang dimilikinya seperti Kraton Kasultanan Yogyakarta dan Kawasan Malioboro. Data dari Dinas Kebersihan Keindahan dan Pemakaman (DKKP) Kota Yogyakarta, bahwa timbulan sampah Kota Yogyakarta setiap hari mencapai 1.563 m 3 dan sampah yang terangkut 1.121 m 3 (71,72 %). Cakupan daerah pelayanan penanganan sampah mencapai 60% dari seluruh wilayah Kota Yogyakarta termasuk dalam cakupan pelayanan tersebut adalah kawasan Malioboro dengan volume sampah 228,39 m 3 perhari. -sampah yang dihasilkan diangkut dan dibuang ke TPA D-6-1

yang terletak di luar Kota Yogyakarta. Tempat pembuangan akhir ini terletak di Desa Sitimulyo Kecamatan Piyungan Kabupaten Bantul sejauh 20 km arah Tenggara Kota Yogyakarta. Kawasan Malioboro sebagai pusat kegiatan ekonomi, tercakup dalam 3 (tiga) kelurahan dan 3 (tiga) kecamatan, yaitu Kelurahan Suryatmajan Kecamatan Danurejan, Kelurahan Ngupasan Kecamatan Gondomanan dan Kelurahan Sosromenduran Kecamatan Gedongtengen. Kawasan ini merupakan daerah komersial yang sangat padat dengan jalan utama yang terkenal adalah Jalan Malioboro. Kawasan Malioboro terdiri dari 2 (dua) buah pusat perdagangan, lebih dari 214 (dua ratus empat belas) pertokoan, 29 (dua puluh sembilan) restoran, 118 (seratus delapan belas) hotel yang terdiri dari 8 (delapan) hotel berbintang dan 110 (seratus sepuluh) hotel melati, pusat pemerintahan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan kantor swasta, 2 (dua) buah pasar salah satu yang terkenal adalah Pasar Beringharjo dan pasar yang lain adalah Pasar Pathuk, ratusan pedagang kaki lima serta pada malam hari terdapat pedagang lesehan di sepanjang Jalan Malioboro sehingga permasalahan sampah selalu ada baik dari kegiatan komersial maupun pada kawasan permukiman pada kawasan tersebut. Pengelolaan sampah dengan mereduksi sampah dari sumber di kawasan komersial Malioboro belum menjadi program oleh Pemerintah Kota Yogyakarta khususnya Dinas Kebersihan, Keindahan dan Pemakaman Kota Yogyakarta dan Dinas Pengelolaan Pasar Kota Yogyakarta sebagai instansi yang bertanggung jawab dalam menangani kebersihan Kota Yogyakarta dan kebersihan pasar di Kota Yogyakarta. Reduksi sampah yang dihasilkan di kawasan tersebut dapat mengurangi volume sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir dan dapat memperpanjang umur pemakaian tempat pembuangan akhir dengan luas lahan tetap. Tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Melakukan kajian peran serta masyarakat pada kawasan komersial Malioboro. 2. Melakukan analisis potensi reduksi sampah di kawasan komersial Malioboro. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi yang dipakai adalah dengan penyebaran kuisioner mengenai kesediaan responden pada kawasan komerisal Malioboro untuk melakukan pemilahan sampah yang dapat didaur ulang. Hasil kuisioner digunakan untuk menentukan langkah selanjutnya dalam pengambilan data teknis meliputi timbulan sampah, densitas sampah dan karakteristik sampah dari setiap jenis kegiatan di kawasan ini. Data yang sudah terkumpul dianalisis dengan membuat kesetimbangan massa, kemudian dilakukan analisis kelayakan finansial sehingga didapat upaya untuk melakukan reduksi sampah di Kawasan Komersial Malioboro DATA DAN PEMBAHASAN Hasil Kuisioner Di Kawasan Malioboro Pada Tabel 1 disajikan hasil kuisioner pada Kawasan Komersial Malioboro mengenai kesediaannya dalam melakukan pemilahan sampah yang dapat didaur ulang dan meletakkannya dalam wadah yang berbeda.

No Tabel 1. Jumlah Responden Dan Hasil Kuisioner Permukiman Jenis Kegiatan Jumlah Responden Reduksi Yg Dibuang Dengan Memilah Yg Dapat Didaur Ulang Bersedia (%) Tidak (%) Pemilahan Dalam Wadah Yang Berbeda Bersedia (%) Tidak (%) 1. Permukiman 150 82,00 18,00 87,33 12,67 2. Pertokoan 30 90,00 10,00 90,00 10,00 3. Hotel 30 90,00 10,00 90,00 10,00 4. Restoran 15 86,67 13,33 86,67 13,33 5. Perkantoran 25 88,00 12,00 88,00 12,00 6. Pedagang Pasar 100 22,00 78,00 23.00 77.00 Menyikapi kesediaan responden tersebut bahwa sebenarnya sudah ada kesadaran dari berbagai jenis kegiatan pada Kawasan Komersial Malioboro untuk melakukan reduksi sampah dari sumber. Hal ini mempermudah bagi Pemerintah Kota Yogyakarta bila mempunyai program daur ulang dalam pelayanan pengelolaan sampah. Program daur ulang ini membutuhkan keterlibatan banyak pihak terkait terutama dari masyarakat pelaku sendiri. Bila kesadaran sudah tumbuh dari masyarakat maka pemerintah tinggal memfasilitasi sarana dan prasarana sehingga program tersebut dapat berhasil. Konsisten dalam menjalankan suatu program sangat diperlukan jika program daur ulang diterapkan dengan sungguh-sungguh sehingga dapat mengurangi sampah yang dibuang ke TPA dari sumbernya. Responden dari kegiatan pada Kawasan Komersial Malioboro berdasarkan hasil kuisioiner sudah ada yang melakukan pemilahan seperti pada hotel berbintang, pertokoan dan restoran. Hal ini sebenarnya perlu dilakukan pendekatan oleh pemerintah dalam mendukung program daur ulang. Pendekatan yang dilakukan misal dengan memberikan penghargaan atas nama Pemerintah Kota Yogyakarta karena atas kesadaran sendiri telah melakukan pemilahan di tempatnya sehingga mengurangi sampah yang dibuang. Penghargaan tersebut disebarkan melalui media informasi yang saat ini marak untuk diketahui masyarakat luas. Perlunya hal tersebut untuk merangsang masyarakat umum juga masyarakat dunia usaha agar ikut melakukan hal yang sama walaupun peraturan yang mengikat belum ada. Timbulan dan Jumlah Di Kawasan Malioboro Timbulan dan jumlah sampah pada Kawasan Malioboro dapat dilihat pada Tabel 2 untuk setiap jenis kegiatan. Tabel 2. Timbulan dan Jumlah Untuk Setiap Jenis Kegiatan Sumber timbulan Berat Kuantitas Satuan Berat Permukiman kg/orang/hari 1,34 11.220 Kk 30.807 Pertokoan kg/m2/hari 0,31 214 Bh 6.216,43 Hotel kg/kamar/hari 1,6 118 Bh 742,40 Restoran kg/m2/hari 0,16 52 Bh 6.386,22 Perkantoran kg/m2/hari 0,09 109 Bh 2.812,77 Pasar kg/m2/hari 0,105 1 Bh 5.772,5 Total 52.737,32

Jumlah sampah yang dihasilkan setiap hari pada Kawasan Komersial Malioboro 52.737,32 kg/hari. Data densitas yang diperoleh dari hasil perhitungan sebesar 230,91 kg/m 3, maka volume sampah pada kawasan tersebut sebesar 228,39 m 3 /hari. Mass Balance Kawasan Malioboro Pada Tabel 3 dapat dilihat komposisi fisik sampah Komersial Malioboro. yang ada di Kawasan Tabel 3. Hasil Perhitungan Komposisi Pada Kawasan Komersial Malioboro Komposisi % Berat Basah Basah 62,27 Kertas 16,15 Plastik 16,89 Kain 0,64 Logam 1,48 Kayu 0,73 Kaca/Gelas 0,77 Karet 1,07 TOTAL 100.00 Berdasarkan Tabel 3 komponen fisik sampah yang dominan di Kawasan Komersial Malioboro adalah sampah basah sebesar 62,27%, kemudian sampah plastik (16,89%) dan sampah kertas (16,15%). Tingginya sampah basah dihasilkan dari semua jenis kegiatan yang ada di Kawasan Komersial Malioboro dengan persentase komponen paling besar. Aktivitas kegiatan sehari-hari menghasilkan sampah basah, diantaranya sisa makanan, daun-daun, sisa bahan untuk memasak makanan, buah-buahan. Dari aktivitas ini ternyata pada kawasan perkotaan menghasilkan komponen sampah yang terbanyak. Pengomposan merupakan salah satu cara daur ulang yang tepat. plastik sebagai komponen sampah terbesar kedua menunjukkan bahwa gaya hidup di daerah perkotaan sudah banyak menggunakan bahan serba plastik untuk kepraktisan. Gaya hidup dimaksudkan disini misalnya, sebagai pembungkus barang, tempat sesuatu, perabotan dan lain sebagainya. plastik ini merupakan sampah yang biasa dikumpulkan para pemulung tetapi bukan jenis tas kresek, karena mempunyai harga jual yang lumayan tinggi. Posisi ketiga setelah plastik adalah komponen kertas, hal ini menunjukkan kehidupan di kawasan perkotaan banyak menggunakan plastik yang merupakan bahan mudah untuk di daur ulang. Dari komposisi fisik sampah tersebut di atas tampak bahwa proses daur ulang sampah dapat ditingkatkan. Perhitungan kesetimbangan massa sampah digunakan untuk menentukan potensi sampah yang ada pada Kawasan Komersial Malioboro agar didapat prosentase reduksi sampah yang terjadi. Prosentase sampah yang dapat dikomposkan adalah sebesar 70% dari total sampah basah dengan menghasilkan residu (sisa pengolahan sampah) sebesar 5% dari proses reduksi, angka ini didasarkan atas penelitian sebelumnya untuk skala kawasan (Purnama, 2003). Jumlah sampah yang dapat direduksi (daur ulang dan composting) dinyatakan pada Tabel 4:

Komponen Tabel 4 Komposisi (% berat basah) Mass Balance Di Kawasan Malioboro Persentase Daur Berat * Ulang (%) yang di Daur Ulang yang di Kompos Residu dari Komposting ** Residu Basah 62,27 32.839,53 70-22.987,67 1.149,38 9.851,86 Kertas 16,15 8.517,08 50 4.258,54 4.258,54 Plastik 16,89 8.907,33 50 4.453,67 4.453,67 Kain 0,64 337,52 - - 337,52 Logam 1,48 780,51 80 624,41 156,10 Kayu 0,73 384,98 - - 384,98 Kaca/Gelas 0,77 406,08 65 263,95 142,13 Karet 1,07 64,29 - - 564,29 TOTAL 100,00 52.737,32 9.600,57 22.987,67 1.149,38 20.149,08 Sumber: Pengolahan Data, 2005 Keterangan:* Berat Komponen =volume x berat jenis ** Pengomposan sampah akan menghasilkan residu 5% dari bahan baku kompos basah yang akan diolah untuk pembuatan kompos berjumlah 44% dari total sampah atau 22.987,667 kg sedangkan total sampah kering yang didaur ulang akan diperoleh 18,2% atau 9.600,57 kg setiap harinya. Pada Tabel 4 sampah pada Kawasan Komersial Malioboro yang terangkut ke TPA bila dilakukan pemilahan sampah pada sumber akan berkurang 59,61% yang menghasilkan residu sampah sebesar 21.298,47 kg/hari atau 92,24 m 3 /hari. Sedangkan volume sampah sebelum dilakukan pemilahan sebesar 228,39 m 3 /hari. Hal ini berarti trip pengangkutan sampah yang dilakukan pada Kawasan Komersial Malioboro sebelum dilakukan pemilahan sampah dan setelah dilakukan pemilahan sampah tetap 1 trip per hari. Walaupun pengangkutan sampah tetap 1 trip perhari tetapi terdapat pengurangan volume sampah yang diangkut ke TPA dari kawasan ini. Meskipun pengurangan jumlah sampah tidak terlalu besar pada sumber khususnya di Kawasan Komersial Malioboro, tetapi jika pemilahan ini dapat berjalan pada seluruh kawasan di Kota Yogyakarta pengurangan volume sampah yang terangkut ke TPA bisa terjadi. Proses pemilahan selain dilakukan pada sumber dapat dilakukan kembali pada lokasi TPA dengan membuat suatu fasilitas pemilahan sampah (Material Recovery Facility), sehingga sampah yang dibuang pada TPA merupakan sampah yang sudah tidak bisa didaur ulang. Hal ini dapat memperpanjang umur pakai pada TPA yang melayani 2 Kabupaten dan 1 Kota. Nilai Ekonomi Di Kawasan Malioboro Nilai ekonomi sampah pada Kawasan Komersial Malioboro dapat diperhitungkan dengan mempertimbangkan prosentase setiap kompenen sampah yang memiliki nilai ekonomis. Pada Tabel 5. merupakan perhitungan nilai ekonomi sampah di Kawasan Komersial Malioboro berdasarkan komposisinya, dengan memperhitungkan faktor pemilahan menurut Tchobanoglous, Theisen dan Vigil (1993) dan harga jual pada tingkat pemulung.

Tabel 5. Hasil Perkiraan Nilai Ekonomi Di Kawasan Komersial Malioboro Berat Berat Faktor Harga Pada % Pemilahan (Rp/kg) Pemulung berat basah Komposting* Komponen Nilai Ekonomi (Rp) Basah 62,27 32.839,53 16.419,77 0,7 1.000** 11.493.839 Kertas 6,15 8.517,08 0,5 900 3.832.686 Plastik 16,89 8.907,33 0,5 2.500 11.134.163 Kain 0,64 337,52 - Logam 1,48 780,51 0,8 5.000 3.122.040 Kayu 0,73 384,98 - Kaca/Gelas 0,77 406,08 0,65 500 131.976 Karet 1,07 564,29 - TOTAL 100,00 52.737,32 29.714.704 Keterangan:* Berat komposting = 50% dari berat bahan sampah ** Harga jual kompos pada penjual Perhitungan untuk perkiraan nilai ekonomi sampah pada Tabel 5. masih merupakan nilai jual yang belum memperhitungkan biaya pengolahan (kompos) serta pengangkutan. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat ditentukan nilai jual 1 kg sampah pada Kawasan Komersial Malioboro sebesar: Rp. 29.714.704 / 52.737,32 kg = Rp. 563,5/ kg Dari perhitungan di atas dan Tabel 4. dapat ditentukan bahwa apabila dimanfaatkan semaksimum mungkin, sampah pada Kawasan Komersial Malioboro yang dihasilkan setiap hari memiliki nilai ekonomi sebesar Rp. 29.714.704. Setelah dilakukan perhitungan dari nilai ekonomi tersebut harga sampah pada Kawasan Komersial Malioboro sebesar RP 563,5/kg. Suatu metode pengolahan sampah sampai saat ini pasti meninggalkan sisa. Karena itu setiap metode akhirnya membutuhkan lahan untuk membuang sisa komponen sampah yang sudah tidak dapat diolah lagi. Keterbatasan lahan mendorong berkembangnya teknologi pengolahan sampah dengan sisa minimal. Dengan upaya pencegahan, pengurangan dan pemanfaatan kembali sampah seperti yang dibahas pada bagian sebelumnya diharapkan menghasilkan residu yang minimal.

Timbulan Pada Kawasan Komersial Malioboro 62,27% ( 32.839,53 kg/hari) 37,73 % ( 19.897,79 kg/hari) Volume Basah Pada Kawasan Komersial Malioboro Volumei Kering Pada Kawasan Komersial Malioboro 43,59 % ( 22.988,2 kg/hari) 18,68 % ( 9.851,86 kg/hari) 19,52 % ( 10.297,23 kg/hari) 118,21 % ( 9.600,57 kg/hari) Komposting Sisa Tak Terolah Sisa Tak Terolah Daur Ulang 41,41 % ( 21.838,82 kg/hari) Produk Residu 2,18 % ( 1.149,38 kg/hari) 18,68 % ( 9.851,86 kg/hari) 19,52 % ( 10.297,23 kg/hari) 38,20 % ( 20.149,08 kg/hari) Volume sampah yg terangkut ke TPA 40,38 % ( 21.298,47 kg/hari) Plastik = 50 % x 16,89 = 8,45% Kertas = 40 % x 16,15 = 8,08% Logam = 85 % x 1,48 = 1,18% Kaca = 65 % x 0,77 = 0,50% Daur Ulang = 18,21% Gambar 1. Mass Balance Pengolahan pada Sumber Di Kawasan Komersial Malioboro

KESIMPULAN & SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan potensi reduksi sampah pada Kawasan Komersial Malioboro di Kota Yogyakarta serta sesuai dengan tujuan dari penulisan ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Hasil kuisioner mengenai kesediaan responden dari setiap jenis kegiatan pada Kawasan Komersial Malioboro untuk melakukan daur ulang sampah yang menyatakan bersedia melakukan pemilahan sampah untuk kegiatan: permukiman 82%, petokoan 90%, restoran 86,67%, hotel 90% dan perkantoran 88%. Sedangkan untuk responden pedagang Pasar Beringharjo menyatakan tidak bersedia untuk melakukan daur ulang sebesar 78%. 2. Kesediaan responden dalam melakukan pemilahan sampah pada sumber di Kawasan Malioboro akan mengurangi volume sampah yang terangkut ke TPA sebesar 59,61%. Saran 1. Perlu dilakukan kajian dan analisis lebih lanjut mengenai reduksi sampah pada TPA dengan membuat suatu fasilitas pemilahan sampah. 2. Perlu dilakukan kajian dan analisis lebih lanjut mengenai peraturan hukum yang sesuai dengan pelaksanaan program reduksi sampah di Kota Yogyakarta. DAFTAR PUSTAKA Damanhuri, E., 1996, Teknik Pembuangan Akhir, Jurusan Teknik Lingkungan ITB. Dep. PU, 1990, SK SNI T-13-1990-F Tata Cara Pengelolaan Teknik Perkotaan, Yayasan LPMB Bandung. Dep. PU, 1991, SK SNI. S-04-1991-03 Spesifikasi Timbulan Untuk Kota Kecil Dan Sedang Di Indonesia, Yayasan LPMB Bandung. Dep. PU, 1994, SNI. 19-3964-1997 Metode Dan Pengukuran Contoh Timbulan Dan Komposisi Perkotaan, Yayasan LPMB Bandung. Diaz, F; Savage, M; Eggerth, L, 1993, Composting & Recycling Municipal Solid Waste, Lewis Publishers. Fatimah, S., 2002, Evaluasi Masa Pakai TPA Kota Pasuruan Dan Rencana Penanganannya, Pasca Sarjana Program Studi Teknik Lingkungan ITS. Peavy, H.S., Rowe, D.R., Tchobanoglous, G., 1985, Environmental Engineering, Mc Graw-Hill Publishing Company. Tchobanoglous, G., Theisen, H., Vigil, S.A., 1993, Management, Mc Graw-Hill Intenational Editions. Integrated Solid Waste D-6-2