PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani dan Hasmari Noer *)

dokumen-dokumen yang mirip
EFEKTIFITAS PUPUK ORGANIK AIR CUCIAN BERAS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L) Rahman Hairuddin

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Mei 2016 sampai bulan Agustus 2016.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Mei 2017 di Lahan Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

PENGARUH PEMBERIAN MULSA ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

PENGARUH BOKASHI SEKAM PADI TERHADAP HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays, L Sacharata) PADA TANAH ULTISOL

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di ladang yang berada di RT 09 Dusun Gasek,

Magrobis Journal 28. PENGARUH PUPUK ROSASOL-N TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SELEDRI (Apium graveolens L.) ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

PENGARUH PENGGUNAAN JARAK TANAM TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG PANJANG ( VIGNA SINENSIS ) OLEH NINDA AYU RACHMAWATI

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan

BAB III MATERI DAN METODE. sampai panen okra pada Januari 2017 Mei 2017 di lahan percobaan dan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Sepang Jaya Kecamatan Labuhan Ratu Bandar

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

III. MATERI DAN METODE. Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu,

III. BAHAN DAN METODE. Tuan dengan ketinggian 25 mdpl, topografi datar dan jenis tanah alluvial.

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM

I. PENDAHULUAN. Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. MATERI DAN METODE

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)

III. MATERI DAN METODE

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong Tataan

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)

I. PENDAHULUAN. Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2015 di Desa

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KOMPOS JERAMI PADI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KAILAN (Brassica alboglabra, L.) PADA TANAH PODSOLIK MERAH KUNING

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang

PEMANFAATAN EKSTRAK DAUN KETEPENG DAN ABU SABUT KELAPA UNTUK PERTUMBUHAN TANAMAN KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus L.)

MATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN:

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca laboratorium Lapangan Terpadu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Dulomo Utara, Kecamatan Kota

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

Pengaruh Jenis dan Cara Aplikasi Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum, Mill)

BAB I PENDAHULUAN. adanya kandungan karotin, Vitamin A, Vitamin B dan Vitamin C. Oleh karena itu,

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari - Maret 2017 di Lahan

III. MATERI DAN METODE. No. 155 KM. 15 Simpang Baru Panam Kecamatan Tampan Pekanbaru, dari bulan

I. PENDAHULUAN. Larutan Mikroorganisme Lokal (MOL ) terbuat dari bahan-bahan alami,

III. MATERI DAN METODE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAHAN DAN METODE. PBSI Medan Estate Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

PENDAYAGUNAAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA UNTUK PRODUKSI SAWI ORGANIK

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill).

Volume 10 Nomor 2 September 2013

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan September 2015

PEMANFAATAN URINE KELINCI UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN. DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) VARIETAS TOSAKAN.

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

b. Dapat memperbaiki struktur tanah, menyebabkan tanah menjadi ringan untuk diolah dan mudah ditembus akar.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh

PERTUMBUHAN DANHASILTANAMAN SEMANGKA (Citrullus vulgaris Schard) PADA BEBERAPA TARAF DOSIS KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT

BAHAN METODE PENELITIAN

Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merril) Varietas Tidar Berdasarkan Dosis Pupuk Organik Padat

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari sampai Mei. Baru Panam, Kecamatan Tampan, Kotamadya Pekanbaru.

BAB III METODE PENELITIAN. Ciparay, pada ketinggian sekitar 625 m, di atas permukaan laut dengan jenis tanah

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium Fistulosum L.) PADA BERBAGAI DOSIS PUPUK KANDANG AYAM

PENGARUH JARAK TANAM PADA BUDIDAYA TERUNG UNGU (Solanum melongena L.) SECARA ORGANIK (MAKALAH) Oleh : Fuji Astuti NPM

III. BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksankan di Lahan Fakultas Peternakan dan Pertanian dan

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

Pupuk organik cair termasuk dalam salah satu pupuk organik yang memiliki manfaat memperbaiki sifat fisik tanah, membantu pembentukan klorofil daun,

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

PEMANFAATAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TEMPE UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans, Poir) KULTIVAR KENCANA

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA. MANAJEMEN PRODUKSI BAYAM (Amaranthus sp.) SECARA OPTIMUM DAN KONTINU

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.) PADA PEMBERIAN PUPUK NITROGEN. Ahmad Masud, Moh. Ikbal Bahua, Fitriah S.

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan, di daerah Ketep, kecamatan

BAHAN DAN METODE. penelitian ini dilakukan di Gang Metcu, Desa Guru Singa, Kecamatan

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK KOTORAN KAMBING TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KAILAN (Brassica oleraceae. L)

Transkripsi:

Jurnal KIAT Universitas Alkhairaat 8 (1) Juni 2016 e-issn : 2527-7367 PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani dan Hasmari Noer *) ABSTRAK Penelitian yang bertujuan untuk mempelajari dan mengetahui pengaruh pupuk organik cair (POC) limbah ternak dan limbah rumah tangga pada tanaman kangkung (Ipomoea reptans Poir), telah dilaksanakan di Kelurahan Birobuli Kecamatan Palu Selatan Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah. Dengan ketinggian tempat 3 m 10 m di atas permukaan laut. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - Juli 2015. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang dikelompokkan berdasarkan jalur irigasi tersier dengan perlakuan berbagai konsentrasi pupuk organik cair yang diproduksi sendiri oleh peneliti (P), terdiri dari 4 (empat) taraf dan satu kontrol perlakuan, sebagai berikut : Perlakuan kontrol, Konsentrasi POC 20%, Konsentrasi POC 40%, Konsentarsi POC 60% dan konsentrasi POC 80%. Setiap percobaan diulang 3 kali sehingga terdapat 5 x 3 = 15 unit percobaan. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang dicobakan maka dilakukan analisis ragam ά = 0.05 dan bila hasil analisis tersebut menunjukkan pengaruh dilanjutkan dengan uji BNJ ά = 0.05, untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk organik cair berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kangkung. Konsentrasi POC 80% (P 4 ) memberikan tinggi tanaman kangkung pada umur 14, 21 dan 28 HST (berturut-turut; 20,47 cm, 34,93 cm dan 44,80 cm), diameter batang tanaman kangkung pada umur 14, 21 dan 28 HST (berturut-turut 3,33 mm, 5,53 mm dan 6,87 mm), jumlah daun tanaman kangkung pada umur 14, 21 dan 28 HST ( berturut-turut 9,40 helai, 14,13 helai dan 18,20 helai) serta berat segar tanaman per petak (4,73 kg/4,50 m 2 ) dan berat segar tanaman per hektar (10,52 t/ha) yang lebih baik. Katakunci : Kangkung, Pupuk Organik Cair (POC), Limbah Ternak dan Rumah Tangga Latar Belakang PENDAHULUAN Pengelolaan suatu komoditi tanaman pertanian melalui teknik budidaya ditujukan untuk meningkatkan produktvitas tanaman dan menurunkan biaya produksi sehingga keuntungan usahatani menjadi optimal serta memperhatikan aspek ekologi yang berorientasi pertanian berkelanjutan. Peningkatan produktivitas tanaman budidaya melalui pemupukan ditentukan oleh penggunaan pupuk anorganik dan pupuk organik yang memiliki merek dagang tertentu sehingga berdampak pada peningkatan biaya produksi usahatani. Salah satu pupuk organik yang dapat dikembang adalah pupuk organik cair *) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Alkhairaat POC yang mudah diaplikasikan dalam pemupukan tanah dan tanaman dapat ditingkatkan kualitasnya dengan penganekaragam jenis sumber limbah organik penyusunnya. Misalnya dari: (1) limbah rumah tangga, seperti; air cucian beras, air cucian daging dan air kelapa; dan (2) kotorang ternak, seperti; urine ternak dan pupuk kandang padat. Agar dekomposisi bahan organik dapat berlangsung cepat maka diperlukan bioaktivator dan molases (larutan gula) sebagai sumber energi awal bagi bioaktivator. Modifikasi berbagai sumber limbah organik penyusun suatu pupuk organik cair (POC) diharapkan dapat memperkaya keberagaman dan konsentrasi unsur haranya. Keistimewaan pupuk organik cair dibandingkan dengan jenis pupuk organik 14

granular, karena mengandung unsur hara lengkap, mikroorganisme penambat N dan pengurai fosfat, bahkan beberapa jenis lainnya mengandung hormon tumbuh, seperti giberlin dan auksin (Taufika, 2011). Peranan suatu jenis POC yang diproduksi sendiri (petani/peneliti) dapat diketahui dengan mengaplikasikan pada tanaman budidaya tertentu, misalnya tanaman kangkung. Tanaman kangkung cabut (Ipomoea reptans Poir) merupakan jenis tanaman hortikultura sayuran yang banyak digemari oleh masyarakat, karena memiliki kandungan vitamin A dan mineral serta memiliki sifat fungsional bagi kesehatan manusia, bahkan nilai gizinya tergolong mudah diperoleh dan murah (Rukmana, 2011). Ketersediaan unsur nitrogen (N) memegang peranan penting bagi tanaman yang dimanfaatkan organ pertumbuhan tanaman seperti batang dan daun tanaman. Menurut Soepardi (1983) bahwa ketersediaan unsur Nitrogen dalam tanah dapat memacu pertumbuhan vegetatif tanaman. Daun dan batang mudah tanaman kangkung cabut yang banyak dimanfaat untuk dikonsumsi oleh manusia (Rukmana, 2011). Untuk itu, diperlukan ketersediaan unsur N secara berkesinambungan. Berdasarkan uraian di atas, maka telah dilakukan suatu penelitian tentang Pengaruh Pupuk Organik Cair (POC) Limbah Ternak dan Limbah Rumah Tangga pada Tanaman Kangkung (Ipomoea reptans Poir) di Kelurahan Birobuli Kec. Palu Selatan Kota Palu. METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Kel. Birobuli Kec. Palu Selatan Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah. Dengan ketinggian tempat 3 m 10 m di atas permukaan laut. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - Juni 2015. Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih kangkung cabut varietas Sutera, limbah urine ternak sapi, limbah air cucian daging, limbah air cucian beras, air kelapa, pupuk kandang ayam, bioaktivator EM-4, air, dan larutan gula (molases). Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ember, kain saring, drum (tempat fermentasi pupuk organik cair), cangkul, gembor, pisau, sabit, meteran, handsprayer, kalkulator, dan timbangan Metode Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang dikelompokkan berdasarkan jalur irigasi tersier dengan perlakuan berbagai konsentrasi pupuk organik cair POC (P), terdiri dari 4 (empat) taraf dan satu kontrol perlakuan, sebagai berikut : P o : Perlakuan kontrol P 1 : Konsentrasi POC 20% P 2 : Konsentrasi POC 40% P 3 : Konsentarsi POC 60% P 4 : konsentrasi POC 80% Setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali sehingga terdapat 15 unit percobaan. Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi pupuk organik cair yang dicobakan, maka dilakukan analisis ragam dengan uji F tabel α = 0,05, hasil analisis ragam menunjukkan pengaruh nyata, maka dilakukan uji lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ) α = 0,05. Pelaksanaan Penelitian Benih Benih kangkung cabut diperoleh dengan cara membeli di toko tani telah dilakukan perlakuan fungisida untuk mencegah serangan hama dan penyakit pada saat penanaman. Pengolahan lahan Pengolahan tanah diawali dengan membersihkan areal dari gulma dan sampah. Kemudian tanah diolah dengan cara mencangkul kemudian dibuat bedengan membujur dari arah barat ke timur agar mendapatkan cahaya matahari penuh, ukuran bedengan setiap unit percobaan adalah lebar 150 cm, panjang 300 cm, dan tinggi 25 cm, jarak antar unit 15

percobaan 50 cm. Kemudian dilakukan pemupukan dasar pupuk kandang ayam dosis 20 t/ha (setara 9 kg/petak), selanjutnya dicangkul merata agar pupuk menyatu dengan permukaan tanah. Penanaman Penanaman dilakukan secara tugal dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm, setiap lubang tanam diisi 2 butir benih kangkung. Berdasarkan jarak tanam yang diaplikasikan maka terdapat 140 populasi tanaman dalam setiap unit percobaan. Aplikasi perlakuan Aplikasi POC dilakukan dengan cara penyiraman, setiap 3 hari sekali : P 1 : Konsentrasi 20%, Artinya 1 l POC dicampur dengan 4 l air bersih, P 2 : Konsentrasi 40%, Artinya 2 l POC dicampur dengan 3 l air bersih, P 3 : Konsentrasi 60%, Artinya 3 l POC dicampur dengan 2 l air bersih, P 4 : Konsentrasi 80%, Artinya 4 l POC dicampur dengan 1 l air bersih, Pupuk Organik Cair (%) Penyisipan Penyisipan dilakukan guna mengganti tanaman yang rusak akibat hama, penyakit ataupun kerusakan mekanis lainnya. Penyisipan dilakukan paling lama 4 hari setelah tanam. Penyiraman Penyiraman dilakukan setiap hari yaitu pagi dan sore hari secara merata pada seluruh tanaman dengan menggunakan gembor dan air bersih disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Penyiangan Penyiangan dilakukan secara manual yaitu dengan mencabut gulma yang tumbuh di areal pertanaman. Panen Pemanenan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 30 hari setelah tanam dengan cara mencabut secara hati-hati batang tanaman kangkung. Hasil HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi tanaman (cm) Berdasarkan analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan berbagai konsentrasi POC berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman kangkung umur 21 dan 28 HST, seperti disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata tinggi tanaman kangkung umur 21 dan 28 HST tertinggi (34,93 cm dan 44,80 cm) berbeda tidak nyata dengan konsentrasi POC lainnya, namun berbeda nyata dengan kontrol dan POC 40% saat tanaman berumur 28 HST. Tabel 1. Tinggi tanaman kangkung umur 14, 21 dan 28 HST Tinggi tanaman 14 HST 21 HST 28 HST Tanpa POC (Po) 19,47 29,33 b 37,07 b POC 20% (P 1 ) 19,27 31,13 ab 40,00 ab POC 40% (P 2 ) 18,87 30,67 ab 38,73 b POC 60% (P 3 ) 19,93 33,53 ab 42,07 ab POC 80% (P 4 ) 20,47 34,93 ab 44,80 a BNJ α =0,05-5,52 5,71 16

Diameter batang (mm) Berdasarkan analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan berbagai konsentrasi POC berpengaruh nyata terhadap diameter batang tanaman kangkung umur 14, 21 dan 28 HST, seperti disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Diameter batang tanaman kangkung umur 14, 21 dan 28 HST Diameter batang Pupuk Organik Cair (%) 14 HST 21 HST 28 HST Tanpa POC (Po) 2,40 b 4,00 b 5,40 b POC 20% (P 1 ) 3,07 ab 4,97 ab 6,20 ab POC 40% (P 2 ) 2,80 ab 4,67 ab 6,13 ab POC 60% (P 3 ) 3,27 ab 4,87 ab 6,33 ab POC 80% (P 4 ) 3,33 a 5,53 a 6,87 a BNJ α =0,05 0,87 1,29 1,13 Tabel 3 menunjukkan bahwa konsentrasi POC 80% (P 4 ) memberikan rata-rata diameter batang tanaman kangkung umur 14, 21 dan 28 HST terbesar (3,33 mm, 5,53 mm dan 6,87 mm) berbeda tidak nyata dengan konsentrasi POC lainnya, namun berbeda nyata dengan kontrol. Jumlah daun (helai) Berdasarkan analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan berbagai konsentrasi POC berpengaruh nyata terhadap jumlah daun tanaman kangkung umur 14, 21 dan 28 HST, seperti disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Jumlah daun tanaman kangkung umur 14, 21 dan 28 HST Jumlah daun Pupuk Organik Cair (%) 14 HST 21 HST 28 HST Tanpa POC (Po) 8,40 b 12,60 b 15,73 b POC 20% (P 1 ) 7,67 b 12,00 b 15,73 b POC 40% (P 2 ) 7,80 b 12,20 b 16,07 ab POC 60% (P 3 ) 8,27 b 12,67 b 16,87 ab POC 80% (P 4 ) 9,40 a 14,13 a 18,20 a BNJ α =0,05 0,92 1,00 2,62 Tabel 3 menunjukkan bahwa rata-rata jumlah daun tanaman kangkung umur 14, 21 dan 28 HST terbanyak (9,40 helai, 14,13 helai dan 18,20 helai), saat tanaman berumur 14 dan 21 HST berbeda tidak nyata dengan konsentrasi POC lainnya, namun berbeda nyata dengan kontrol dan saat tanaman berumur 28 HST berbeda tidak nyata dengan POC 40% dan POC 60%, tetapi berbeda nyata dengan POC 20% dan kontrol. Berat segar tanaman per petak (kg/petak) Analisis ragam menunjukkan perlakuan berbagai konsentrasi POC berpengaruh nyata terhada berat segar tanaman kangkung per petak, seperti disajikan pada Tabel 4. 17

Tabel 4. Berat segar tanaman kangkung per petak Pupuk Organik Cair (%) Berat segar (kgpetak) BNJ α =0,05 Tanpa POC (Po) POC 20% (P 1 ) 2,30 b 2,77 b POC 40% (P 2 ) 2,73 b 1,93 POC 60% (P 3 ) POC 80% (P 4 ) Tabel 4 menunjukkan bahwa berat segar tanaman kangkung per petak terbanyak (4,73 kg/4,50 m 2 ) berbeda tidak nyata dengan POC 60% (P3), namun berbeda nyata dengan kontrol, POC 20% dan POC 40%. Berat segar tanaman per hektar (t/ha) 3,33 ab 4,73 a nyata terhadap berat segar tanaman kangkung per hektar, seperti disajikan pada Tabel 5. Tabel 5 menunjukkan bahwa konsentrasi POC 80% memberikan berat segar tanaman kangkung per hektar terbanyak (10,52 t/ha) berbeda tidak nyata dengan POC 60%, namun berbeda nyata dengan kontrol, POC 20% dan POC 40%. Analisis ragam menunjukkan perlakuan berbagai konsentrasi POC berpengaruh Tabel 5. Berat segar tanaman kangkung per hektar Pupuk Organik Cair (%) Berat segar BNJ α =0,05 Pembahasan Tanpa POC (Po) POC 20% (P 1 ) 5,11 b 6,15 b POC 40% (P 2 ) 6,07 b 4,28 POC 60% (P 3 ) POC 80% (P 4 ) Tanaman kangkung cabut merupakan tanaman sayuran yang dimanfaatkan daun dan batang mudanya sehingga umur panennya singkat ± 30 hari setelah tanam (HST). Oleh karena itu, produktivitas tanaman kangkung ditentukan oleh pertumbuhan vegetatif tanaman (seperti tinggi tanaman, diameter batang dan jumlah daun) atau laju pertumbuhan biomassa tanaman (berat segar tanaman). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan berbagai konsentrasi pupuk organik cair (POC) berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman kangkung di Kel. Birobuli Kec. Palu Selatan Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah. Hasil ini menunjukkan bahwa penggunaan pupuk organik cair (POC) yang diproduksi 7,41 ab 10,52 a dengan memanfaatkan berbagai jenis limbah organik cair dan atau memodifikasi dengan limbah organik padat dapat menunjang pertumbuhan dan produksi tanaman kangkung cabut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tinggi, diameter batang, jumlah daun tanaman kangkung pada umur 14, 21 dan 28 HST serta berat segar tanaman per petak (4,50 m 2 ) dan berat segar tanaman per hektar yang lebih baik (berturut-turut; 20,47 cm, 34,93 cm dan 44,80 cm; 3,33 mm, 5,53 mm dan 6,87 mm; 9,40 helai, 14,13 helai dan 18,20 helai; 4,73 kg/4,50 m 2 ; dan 10,52 t/ha) dibandingkan dengan kontrol (penyiraman dengan air), POC 20%, POC 40% dan POC 60%. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi POC yang diaplikasikan dalam budidaya 18

tanaman kangkung maka semakin tinggi pula laju pertumbuhan vegetatif tanaman tersebut. Konsentrasi maksimal pupuk organik cair sebesar 100% artinya POC dapat diaplikasikan tanpa mencampur dengan air. Pertumbuhan tanaman kangkung dipengaruhi oleh ketersediaan unsur hara makro dan mikro (Hardjowigeno, 2003). Kompleksitas unsur hara makro dan mikro dalam pupuk organik cair (POC) dapat diperoleh dengan cara penganekaragaman sumber limbah organik yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan POC tersebut. Pupuk organik cair (POC) yang diproduksi dan digunakan dalam penelitian ini berasal dari: (1) limbah urine ternak sapi dengan kandungan 1% N, 0,5% P dan 1,5% K (Lingga, 1991), (2) pupuk kandang ayam dengan kandungan 1% N, 0,95% P dan 0,96% K (Lingga, 1991), (3) larutan gula dapat meningkatkan C-organik POC, (4) EM-4 sebagai dekomposer bahan organik dan dapat menyuplai unsur N, (5) limbah cucian beras mengandung karbohidrat, protein dan sellulosa (Puspitarini, 2011), dapat meningkatkan C-organik dan penyumbang unsur N, (6) limbah cucian daging dapat menyuplai unsur N, P dan K, serta (7) air kelapa dapat menyuplai mineral seperti, magnesium, calsium, besi, belerang dan tembaga. Hal ini menunjukkan bahwa POC yang diaplikasikan dalam budidaya tanaman kangkung memiliki kandungan unsur hara yang lebih kompleks. Konsentrasi POC 80% (4 l POC + 1 l air) merupakan perlakuan yang memberikan hasil tanaman kangkung yang lebih baik dan konsentrasi POC tinggi yang diaplikasikan dalam penelitian ini. Hal diduga karena perlakuan POC 80% memiliki kandungan unsur hara yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan POC lainnya. KESIMPULAN Pupuk organik cair berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kangkung. Konsentrasi POC 80% (P 4 ) memberikan tinggi tanaman kangkung pada umur 14, 21 dan 28 HST (berturutturut; 20,47 cm, 34,93 cm dan 44,80 cm), diameter batang tanaman kangkung pada umur 14, 21 dan 28 HST (berturut-turut 3,33 mm, 5,53 mm dan 6,87 mm), jumlah daun tanaman kangkung pada umur 14, 21 dan 28 HST ( berturut-turut 9,40 helai, 14,13 helai dan 18,20 helai) serta berat segar tanaman per petak (4,73 kg/4,50 m 2 ) dan berat segar tanaman per hektar (10,52 t/ha) yang lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Hanafiah K.A., 2006. Rancangan Percobaan, Teori dan Aplikasinya. Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, Palembang Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta Lingga, P. 1991. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta Puspitarini M., 2011. Air cucian Beras Bisa Tumbuhkan Tanaman. tersedia: http://kampus.okezone.com/read/2011/10/1 8/372/517127/air-cucian-beras-bisasuburkan -tanaman. diakses pada tanggal 22 September 2014. Rukmana, 2011. Budidaya Tanaman Sayuran. Kanisius, Yogyakarta Soepardi, 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Departemen Ilmu-Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Taufika R., 2011. Pengujian Beberapa Dosis Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Wortel (Daucus carota L.). Jurnal Tanaman Hortikultura hal; 1-10 19