BAB I PENDAHULUAN. PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) merupakan salah satu dari empat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya adalah melakukan restrukturisasi. Alasan utama restrukturisasi untuk

BAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan umum pembangunan nasional adalah mempercepat

BAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN

BAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN

BAB 21 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN

BAB 20 PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN

Strategi Pengelolaan BUMN Di Masa Mendatang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dasa warsa terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup stabil

BAB I PENDAHULUAN. Penanaman modal langsung baik melalui penanaman modal asing maupun

BAB I PENDAHULUAN. lain melalui perbankan, lembaga pembiayan, dan pasar modal. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. semangat para Penyelenggara Negara dan pemimpin pemerintahan. 1 Penyelenggara

BAB I PENDAHULUAN. kecil, pimpinan perusahaan dapat mengawasi secara langsung kinerja di

WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2001 TENTANG TIM KONSULTASI PRIVATISASI BADAN USAHA MILIK NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENGANTAR. Sesuai dengan Pasal 33 UUD 45, Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah PT Rajawali Nusindo yang mengelola bidang usaha

I. PENDAHULUAN. terdiri dari tiga bentuk badan usaha yaitu swasta, BUMN dan koperasi. Badan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HOLDING BUMN: SELURUH SAHAM PEMERINTAH DI PGN DIALIHKAN KE PERTAMINA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2001 TENTANG TIM KEBIJAKAN PRIVATISASI BADAN USAHA MILIK NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dimana hal ini menciptakan persaingan antar perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN KONFLIK KEWENANGAN DALAM PEMERIKSAAN TERHADAP DIREKSI BADAN USAHA MILIK NEGARA PERSEROAN TERBATAS DALAM UNDANG-UNDANG PERSEROAN

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya disebut UUD 1945 secara tegas menyatakan bahwa. berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu pelaku perekonomian nasional, badan usaha milik negara atau

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2015, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b di atas, perlu menetapkan Peraturan Menteri Badan Usa

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

Dampak dari berhentinya pembiayaan Pemerintah tersebut antara lain :

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan publik melalui peningkatan pelayanan publik.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kegiatan usahanya agar tidak melakukan praktik monopoli dan

BAB 1 PENDAHULUAN. menyambut baik kehadiran penanaman modal atau investasi di Indonesia, baik

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan korporasi pada awalnya dibentuk agar badan usaha dapat

BAB I PENGANTAR. Umum dan perdagangan efek, Perseroan Publik yang berkaitan dengan Efek yang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat.

BAB I PENDAHULUAN. peralatan untuk kegiatan-kegiatan tersebut. Permasalahan umum yang ada di

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR PER-18/MBU/10/2014 TENTANG

ABSTRAK ANALISIS KONTRIBUSI LABA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VII TERHADAP PENERIMAAN NEGARA. Oleh YOLANDA AGUSTINA GINTING

1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehadiran perseroan terbatas dalam kegiatan perekonomian tidak

BAB I PENDAHULUAN. para stakeholdernya. Keberhasilan dalam pencapaian tujuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Prinsip-prinsip GCG 1. Transparansi

RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS)

BAB I PENDAHULUAN. yang timbul dari perkembangan dan peradaban masyarakat. Semakin tinggi

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. BUMN sebagai salah satu badan hukum publik yang bergerak di sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pengawasan keuangan negara secara konstitusional dilakukan oleh suatu badan

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian

I. PENDAHULUAN. Kondisi krisis perekonomian yang berlanjut pada kr~sis multi dimens~ di

Pedoman Direksi. PT Astra International Tbk

I. PENDAHULUAN. Industri perbankan masih mendominasi aset sektor keuangan. Penguasaan aset

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (RPJMN) tahun , program reformasi birokrasi dan tata kelola

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

2017, No Indonesia Tahun 2012 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5286); 3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Ne

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha. dari kekayaan negara yang dipisahkan. Sejak tahun 2001, seluruh BUMN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai badan hukum. Jika perseroan terbatas menjalankan fungsi privat dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional yang telah dilaksanakan selama ini telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Istilah Good Corporate Governance (GCG) kian populer dan ditempatkan

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai atau dimiliki oleh orang perorangan, kelompok orang termasuk

NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG SELATAN,

BUPATI KOTAWARINGIN TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR

BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. Keterkaitan perusahaan dengan daerah lingkungan sosialnya menuntut

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan nilai perusahaan. Sedangkan Perum mempunyai maksud

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu cara bagi pelaku usaha untuk dapat mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kecepatan dalam memasarkan produk, menambah kompetensi yang. berlebihan (Hitt, Ireland dan Hoskisson, 1997).

BUPATI PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG KEMITRAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan yang terjadi di negara-negara berkembang pada saat ini

MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini yaitu penelitian yuridis empiris yaitu penelitian terhadap

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perekonomian negara dan masyarakat luas. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. pelaku sepenuhnya dari kedaulatan rakyat Indonesia, Presiden sebagai kepala

BAB I PENDAHULUAN. wakaf yaitu, ajaran Islam mengenai wakaf, peraturan perundang-undangan dan

BUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 pemerintah yang dalam hal ini yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS). 2 Tantangan yang dihadapi oleh pemerintah bidang sumber daya manusia aparatur sebaga

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. kesempatan memperoleh dan meningkatkan kesejahteraan. 1 Mengingat prospek

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari pajak dan penerimaan Negara lainnya, dimana kegiatannya banyak

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /POJK.04/2014 TENTANG KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK

Keuangan telah melakukan perubahan kelembagaan yaitu. peningkat- an efisiensi, efektivitas, dan produktivitas kinerja birokrasi dalam

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu pelaku kegiatan ekonomi di Indonesia, keberadaan Badan

BAB I PENDAHULUAN. pada sebuah pemerintahan akan saling terkait fungsinya guna memperjuangkan

BAB I PENDAHULUAN. Program pembangunan pembangkit listrik Megawatt (MW) merupakan program strategis pemerintahan Jokowi-JK untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan resiko dan perwujudan Good Corporate Governance untuk

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.744, 2014 KONSIL KEDOKTERAN. Rencana Strategis. Rancangan. Penyusunan.

EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI BUMN (BADAN USAHA MILIK NEGARA) DALAM RANGKAH MENINGKATKAN DEVISA NEGARA Andi Wardhana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 LATAR BELAKANG. dengan munculnya krisis budaya moral. Di beberapa negara Asia pondasi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan perekonomian nasional yang diselenggarakan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Program Corporate Social Reponsibility (CSR) merupakan salah satu kewajiban

BAB I PENDAHULUAN. Bagi negara-negara yang sedang berkembang khususnya di Indonesia,

birokrasi, agar dapat ditetapkan langkah deregulasi dan/atau reregulasi sesuai kebutuhan regulasi yang menjadi tanggung jawab Kementerian Dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) merupakan salah satu dari empat belas perusahaan milik negara yang bergerak di bidang perkebunan. BUMN sendiri secara umum bergerak di tiga belas sektor usaha dengan total lebih dari 100 perusahaan baik yang berbentuk Persero, Persero Terbuka, ataupun Perum. Sudah hampir dua dekade, Kementerian BUMN terus mengupayakan pembenahan baik itu terhadap Kementerian BUMN maupun terhadap pembinaan BUMN. Untuk tahun 2012-2014, Kementerian BUMN telah merumuskan Rencana Strategis terkait kebijakan pembinaan BUMN yaitu right sizing, restrukturisasi, revitalisasi, dan profitisasi BUMN secara bertahap dan berkesinambungan. Right sizing adalah kebijakan untuk melakukan restrukturisasi BUMN menuju jumlah yang ideal berdasarkan dua prinsip utama yaitu perlu tidaknya kepemilikan negara mayoritas dipertahankan pada BUMN tertentu dan jenis tindakan yang akan dilakukan. Kebijakan ini salah satunya dilatarbelakangi oleh faktor kondisi kinerja BUMN saat ini yang 90% hanya didominasi oleh 25 BUMN saja. 1 Kebijakan right sizing itu sendiri akan dilaksanakan dengan lima tindakan berbeda, yaitu: 1 Rencana Strategis Kementerian BUMN Periode 2012-2014 hlm.48 2

1. Stand alone; 2. Merger; 3. Holding; 4. Divestasi;dan 5. Likuidasi. Salah satu skenario yang menarik tentang pelaksanaan right sizing BUMN tahun 2012-2014 adalah di sektor perkebunan. Wacana kebijakan yang bergulir adalah di sektor usaha perkebunan yang terdiri dari empat belas PT. Perkebunan Nusantara (Persero) (PTPN I s.d. XIV) dan PT. Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), akan diambil langkah perampingan dengan pembentukan holding company. Rencananya bahwa perusahaan induk BUMN perkebunan akan membawahi empat belas PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) dan sekaligus PT. Rajawali Nusantara Indonesia. 2 Namun, hingga saat ini per September 2013, baru dua sektor yang berhasil membentuk holding company yaitu PT. Semen Indonesia dan PT. Pupuk Indonesia, sisanya nampak seperti tidak ada perkembangan yang berarti. Hal ini pun menunjukkan bahwa wacana kebijakan atas penggabungan empat belas PT. Perkebunan Nusantara (Persero) (PTPN I s.d. XIV) dan PT. Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) masih belum menemukan titik terang. Patut diketahui bahwa PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) yang bergerak di empat komoditas utama yaitu karet, gula, teh, dan kopi merupakan hasil 2 Koran Jakarta, Perampingan BUMN Dipercepat, http://koranjakarta.com/index.php/detail/view01/85120, Koran Jakarta, diakses pada 12 September 2013 3

merger dari PT. Perkebunan XV-XVI (Persero) dan PT. Perkebunan XVIII (Persero) pada tahun 1996. 3 Ini berarti bahwa, sudah ada upaya efisiensi yang telah diambil oleh Kementerian BUMN untuk mencapai BUMN yang tepat guna sesuai dengan apa yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara. Namun semenjak tahun 1996, bahkan pasca dikeluarkannya Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025 yang telah mengamanatkan seluruh lembaga pemerintah wajib melaksanakan reformasi guna menciptakan tata kelola pemerintahan yang bersih (good governance), belum ada upaya nyata untuk dilakukannya right sizing. Salah satu metode yang diambil khusus mengenai organisasi, Kementerian BUMN akan melakukan perampingan dalam rangka meningkatkan efisiensi kerja agar dapat mempercepat business process. Selain itu, hal tersebut juga disesuaikan dengan rencana right sizing BUMN yang diarahkan pada perampingan jumlah BUMN untuk mendapatkan jumlah yang ideal. 4 Apabila juga harus dibandingkan dengan dua BUMN yang telah sukses menjadi holding company di atas, secara agregat dilihat dari nilai total aset, total ekuitas, total penjualan, dan total laba bersih perusahaan BUMN di sektor perkebunan pun tidak jauh berbeda kinerja keuangannya 5 sehingga setidaknya, 3 PTPN IX, Tentang Perusahaan, http://www.bumn.go.id/ptpn9/tentang-kami/tentang-perusahaan/, BUMN, diakses pada 12 September 2013 4 Rencana Strategis Kementerian BUMN. Op.Cit. hlm. 32 5 Rencana Strategis Kementerian BUMN. Op. Cit. hlm. 12-15 4

kondisi keuangan tentu bukan menjadi alasan belum terlaksananya perampingan BUMN di sektor perkebunan hingga saat ini. Menurut pengamat BUMN, Said Didu, kendala utama dari program right sizing adalah perlunya merevisi Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2005 dalam hal pelimpahan kewenangan untuk melakukan right sizing ke pihak Kementerian BUMN agar Master Plan Kementerian BUMN yang hendak mengurangi jumlah BUMN menjadi 78 BUMN pada tahun 2014 bisa terlaksana. 6 Memang menjadi sebuah keniscayaan pula bahwa dalam pengambilan kebijakan perubahan perusahaan plat merah juga akan diperlukan dukungan atas regulasi yang memungkinkan sehingga percepatan untuk mewujudkan holding company di sektor perkebunan bisa terlaksana. Ditambah pula, dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas belum mengatur tentang bentuk holding company sehingga secara de jure hal ini akan menjadi tantangan bagi pihak Kementerian BUMN untuk melakukan percepatan program right sizing pada perusahaan milik negara. Selain itu, patut dilihat pula kondisi dari kesiapan PT. Perkebunan Nusantara I-XIV dan PT. Rajawali Nusantara Indonesia untuk menghadapi bentuk holding company. Salah satunya pada PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) yang memiliki aspek komoditas berbeda dengan BUMN di sektor perkebunan lainnya. Pembentukan holding company memang tidak 6 Ruslan Burhani, Program Rightsizing BUMN Jadi KPI Kemenkeu, http://www.bumn.go.id/117068/publikasi/berita/program-right-sizing-bumn-jadi-kpi-kemenkeu-3/, Antara News, diakses pada 12 September 2013 5

harus selalu terdiri atas perusahaan-perusahaan bergerak pada jenis usaha yang sama. Bahkan menurut Prof. Rudhi Prasetya, bahwa tidak jarang PT-PT itu satu dengan yang lainnya sekalipun berada dalam naungan satu kelompok yang sama namun tetap bekerja secara zakelijk/businesslike. 7 Fenomena inilah yang menurut Penulis juga bisa akan terjadi pada rencana holding company PT. Perkebunan Indonesia. Itulah sebabnya, sebagai salah satu perusahaan yang akan mengalami upaya right sizing, patut diteliti pula bagaimana kemudian PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) sudah melakukan persiapan menuju hal tersebut. Oleh karena itu Penulis merasa tertarik untuk menulis penulisan hukum dengan judul PERAMPINGAN (RIGHTSIZING) PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX (PERSERO) DALAM WACANA KEBIJAKAN EFISIENSI MENJADI HOLDING COMPANY PT. PERKEBUNAN INDONESIA. B. PERUMUSAN MASALAH 1. Mengapa kebijakan perampingan (right sizing) BUMN di sektor perkebunan menjadi prioritas dalam Rencana Strategis BUMN? 2. Apakah rencana pembentukan holding company BUMN di sektor perkebunan merupakan cara perampingan (right sizing) BUMN yang tepat? 7 Rudhi Prasetya, 2011, Teori dan Praktek Perseroan Terbatas, Sinar Grafika, Jakarta, hlm. 146 6

C. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut di atas, maka dapat dirumuskan beberapa hal mengenai tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini, yaitu: 1. Tujuan Objektif a. Turut serta mengawal pelaksanaan Rencana Strategis Kementerian Badan Usaha Milik Negara Periode 2012-2014 yang salah satunya tentang efisiensi jumlah perusahaan BUMN; b. Mengetahui tentang wacana kebijakan perampingan (right sizing) Badan Usaha Milik Negara di sektor perkebunan untuk menjadi holding company PT. Perkebunan Indonesia; c. Meneliti kondisi kesiapan PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) sebagai salah satu perusahaan BUMN di sektor perkebunan. 2. Tujuan Subjektif Memperoleh data secara lengkap dan jelas yang diperlukan untuk penyusunan penulisan hukum sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. 7

D. KEASLIAN PENELITIAN Sepanjang pengetahuan dan penelusuran yang dilakukan oleh penulis di Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, belum pernah ada penulisan hukum yang mengangkat topik mengenai perampingan (right sizing) pada PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) dalam wacana kebijakan efisiensi menjadi holding company PT. Perkebunan Nusantara, namun telah ada beberapa penelitian dengan topik seputar holding company, diantaranya yaitu: 1. Penulisan hukum yang ditulis oleh Harry Poernomo (2010), mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada dalam bentuk Tesis dengan judul Tinjauan Hukum terhadap Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pupuk. Penulisan hukum ini memfokuskan pada penyebab holding BUMN Pupuk yang dibentuk dengan PP No.28/1997 tidak dapat berjalan sesuai dengan harapan sehingga Pemerintah pada saat ini memandang perlu untuk melakukan restrukturisasi holding dan bagaimana pula bentuk holding BUMN Pupuk yang dapat memenuhi tujuan pengendalian, koordinasi dan sinergi untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas serta mekanisme pembentukannya sehingga memenuhi pula ketentuan hukum yang berlaku. Pada penulisan hukum ini, diambil kesimpulan bahwa upaya untuk meningkatkan pengendalian dan koordinasi dalam holding ini sulit dicapai karena induk holding (Pusri) mempunyai kegiatan usaha yang sama dengan 8

anak-anak perusahaan holding (PKT, PKG PIM, PKC) yang juga bersaing dalam kegiatan operasional dan bisnisnya sehingga menimbulkan adanya kecenderungan conflict of interest. Dengan demikian keputusan Kementerian BUMN untuk melakukan restrukturisasi holding BUMN dipandang sudah tepat. Sementara itu,bentuk holding yang tepat adalah pembentukan investment holding.; 2. Penulisan hukum yang ditulis oleh M. Fauzi Irawan (2006), mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada dalam bentuk Skripsi dengan judul Perlindungan Hukum Pemegang Saham Minoritas Perusahaan Anak dalam Perusahaan Kelompok dengan Induk Perusahaan BUMN (Persero). Penulisan hukum ini memfokuskan pada hal status hukum perusahaan anak dalam perusahaan kelompok dengan induk perusahaan BUMN (Persero) serta tentang praktek perlindungan hukum pemegang saham minoritas pada perusahaan anak dalam perusahaan kelompok dengan induk perusahaan BUMN (Persero). Pada penulisan hukum ini akhirnya dapat disimpulkan bahwa status dan kedudukan hukum perusahaan anak dari Persero tidak sama dengan induknya yang berstatus BUMN (Persero) melainkan berstatus PT biasa serta praktek perlindungan hukum pemegang saham minoritas di perusahaan anak dalam perusahaan kelompok dengan induk perusahaan BUMN (Persero) selain berdasarkan Undang-undang juga dapat dilihat dari 9

aspek Anggaran Dasar dan pelaksanaan prinsip Good Corporate Governance;dan 3. Penulisan hukum yang ditulis oleh Mohammad Sholeh Amin (2010), mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada dalam bentuk Tesis dengan judul Tinjauan Yuridis Perubahan Status Perusahaan Publik (Emiten) dari Perusahaan Induk (Holding Company) Studi Kasus PT. Abdi Bangsa, Tbk. Pada penulisan hukum ini memfokuskan dalam hal mekanisme dan prosedur menurut hukum perubahan perseroan dari perseroan biasa menjadi holding company dan akibat hukum perubahan tersebut terhadap status hukum anak perusahaan atas perusahaan induk khususnya berkaitan dengan hubungan hukum perusahaan anak terhadap perusahaan induk (holding company). Dari penulisan hukum ini dapat disimpulkan bahwa dalam mengubah status perseroan dari perusahaan biasa menjadi perusahaan induk dapat melalui dua cara yaitu mendirikan perusahaan baru sebagai anak perusahaan dan kedua dengan mengambil alih perusahaan lain yang akan menjadi anak perusahaan. Sementara itu akibat hukum yang timbul atas perusahaan itu antara lain bahwa terjadi perubahan maksud dan tujuan perusahaan dalam anggaran dasar perusahaan, perubahan kedudukan dan kegiatan perusahaan, perubahan status perusahaan dari perusahaan yang melaksanakan aktivitas usaha secara langsung menjadi perusahaan pengendali terhadap anak perusahaan seta perubahan status pekerja. 10

Selanjutnya terdapat penelitian yang memiliki kesamaan objek penelitian, yaitu: 1. Penulisan hukum yang ditulis oleh Jasmine Gita Pirasandi (2012), mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada dalam bentuk Skripsi yang berjudul Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja bagi Pekerja PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) Kebun Semugih. Moga Kabupaten Pemalang. Penulisan hukum ini menitikberatkan pada hal pelaksanaan program kecelakaan dan kesehatan kerja di PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) dan upaya apa saja yang dilakukan oleh PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) Kebun Semugih untuk mencegah dan mengurangi terjadinya kecelakaan kerja. Melalui penulisan hukum ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan telah dilaksanakan dengan baik. Apabila terjadi kecelakaan kerja, terdapat beberapa faktor penyebabnya yaitu faktor manusia dan faktor lingkungan. Beberapa upaya yang telah dilakukan oleh piha manajemen PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) yaitu menyediakan alat pelindung diri, memasang petunjuk dan rambu tentang keselamatan dan kesehatan kerja, menyelenggarakan pelatihan mengenai simulasi pemadaman kebakaran dan kecelakaan kerja serta penyediaan fasilitas Balai Pengobatan, kotak P3K dan alat pemadam kebakaran;dan 11

2. Penulisan hukum yang ditulis oleh Adi Widjajanto (2009), mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada dalam bentuk Tesis yang berjudul Analisa terhadap Peran Organisasi Pekerja dalam Menyikapi Terjadinya Aksi Pelanggaran Areal Hak Guna Usaha (HGU) di PT. Perkebunan Nusantara IX Jawa Tengah. Penulisan hukum ini memfokuskan pada pembahasan tentang peranan organisasi pekerja di PTPN dalam menyikapi terjadinya aksi penggarapan area HGU perusahaan, faktor-faktor pendorongnya, serta keikutsertaan organisasi pekerja PTPN dalam menyelesaikan masalah penggarapan area HGU perusahaan sesuai dengan yang diatur dalam Undang- Undang. Dalam penulisan hukum ini dapat ditarik kesimpulan bahwa peranan yang dapat dilakukan adalah ikut memperjuangkan untuk mendapat kepastian hukum dan pro aktif melakukan pendekatan sosial terhadap masyarakat sekitar sedangkan faktor pendorongnya karena adanya rasa memiliki yang tinggi terhadap perusahaan serta keikutsertaan organisasi pekerja adalah wujud nyata konsep kemitraan dalam hubungan industrial di perusahaan. Dari beberapa penelitian yang ditemukan oleh penulis di perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada tersebut, Penulis beranggapan bahwa penulisan hukum yang dibuat oleh Penulis memiliki perbedaan dengan penulisan hukum yang telah ada sebelumnya. Adapun perbedaan tersebut terletak pada: 1. Lokasi penelitian 12

Lokasi penelitian berada di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di Kota Solo yaitu PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) dan di Provinsi DKI Jakarta yang terletak di Jakarta yaitu Kementerian BUMN. 2. Isi/Objek penelitian Penelitian ini difokuskan pada wacana kebijakan perampingan (right sizing) seluruh Badan Usaha Milik Negara di sektor perkebunan menjadi holding company menjadi PT. Perkebunan Indonesia (Persero) khususnya meneliti pula kesiapan salah satu perusahaannya yaitu PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero). Berdasarkan hal tersebut, penulis beranggapan bahwa penulisan ini dilakukan dengan itikad baik tanpa adanya maksud atau niat untuk melakukan tindakan plagiarisme. Apabila terdapat penelitian yang serupa, maka diharapkan penelitian ini dapat menambah penelitian yang ada sebelumnya serta memperkaya khasanah penulisan hukum yang bersifat akademis. E. KEGUNAAN PENELITIAN Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi ilmu pengetahuan, bagi masyarakat dan bagi diri sendiri. Adapun manfaat dari penelitian tersebut sebagai berikut: 1. Bagi Ilmu Pengetahuan 13

Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan serta menjadi referensi literatur khususnya di bidang hukum dagang dalam hal kebijakan holding company perusahaan-perusahaan milik negara sebagai salah satu upaya perampingan (right sizing). 2. Bagi Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan akses pengetahuan bagi masyarakat yang awam tentang Badan Usaha Milik Negara khususnya mengenai bentuk holding company serta dampaknya bagi organ perseroan di dalamnya. 3. Bagi Diri Sendiri Penelitian ini akan menambah khasanah pengetahuan Penulis khususnya tentang hukum dagang di bidang perseroan tentang holding company Badan Usaha Milik Negara. 14