Studi Komperatif Ketimpangan Wilayah Antara Kawasan Barat Indonesia dan Kawasan Timur Indonesia. Rosmeli Nurhayani Universitas Jambi

dokumen-dokumen yang mirip
DAMPAK BELANJA DAERAH TERHADAP KETIMPANGAN ANTAR DAERAH DI PROVINSI JAMBI

DAMPAK INVESTASI DAN TENAGA KERJA TERHADAP KETIMPANGAN PEMBANGUNAN KAWASAN TIMUR INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang

ANALISA PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KETIMPANGAN PEMBANGUNAN ANTAR WILAYAH DI PULAU SUMATERA. Etik Umiyati

PENGARUH ALOKASI DANA PERIMBANGAN TERHADAP KETIMPANGAN EKONOMI REGIONAL DI PROVINSI JAMBI

Analisa Keterkaitan Ketimpangan Pembangunan Antar Daerah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Wilayah Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem negara kesatuan. Tuntutan desentralisasi atau otonomi yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan oleh sejumlah negara miskin dan negara berkembang.

Dampak alokasi belanja langsung terhadap ketimpangan ekonomi wilayah (Studi kasus Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Jambi, dan Provinsi Bengkulu)

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan suatu perekonomian dalam satu periode ke periode

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Seiring perkembangan zaman tentu kebutuhan manusia bertambah, oleh

IV. DINAMIKA DISPARITAS WILAYAH DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan umum yang sering dihadapi oleh negara-negara sedang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan berbagai indikator-indikator yang dapat menggambarkan potensi. maupun tingkat kemakmuran masyarakat suatu wilayah.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. (disparity) terjadi pada aspek pendapatan, spasial dan sektoral. Golongan kaya

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya setiap negara di dunia memiliki tujuan utama yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Panjang tahun merupakan kelanjutan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terwujudnya Indonesia yang Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan daerah, dan kurang melibatkannya stakeholder di daerah. Kondisi

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan suatu daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. nasional dan internasional dengan pemerataan dan pertumbuhan yang diinginkan

PENGARUH KERAGAMAN BELANJA TERHADAP KETIMPANGAN PENDAPATAN ANTAR DAERAH DI PROVINSI JAMBI Wiyan Mailindra 1

Penentuan Pusat Pertumbuhan dan Wilayah Pengaruhnya Berbasis Z-score Analysis dan Gravity Index (Studi Kasus: Provinsi Maluku)

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder rangkai waktu (Time

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan suatu Negara untuk tujuan menghasilkan sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. dijelaskan terlebih dahulu beberapa istilah yang terkait dengan judul. Adapun

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pembangunan ekonomi. Pertumbuhan juga merupakan ukuran

I. PENDAHULUAN. dengan jalan mengolah sumberdaya ekonomi potensial menjadi ekonomi riil

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. dipecahkan terutama melalui mekanisme efek rembesan ke bawah (trickle down

BAB I PENDAHULUAN. telah resmi dimulai sejak tanggak 1 Januari Dalam UU No 22 tahun 1999

I. PENDAHULUAN. jangka panjang (Sukirno, 2006). Pembangunan ekonomi juga didefinisikan

I. PENDAHULUAN. pada hakekatnya pembangunan daerah merupakan bagian integral dari. serta kesejahteraan penduduk. Kesenjangan laju pertumbuhan ekonomi

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INDEKS KESENJANGAN EKONOMI ANTAR KECAMATAN DI KOTA PONTIANAK (INDEKS WILLIAMSON)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi pada hakekatnya bertujuan untuk

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan Desentralisasi di Indonesia ditandai dengan adanya Undangundang

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Tujuan utama dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan, selain menciptakan

I. PENDAHULUAN. menyebabkan GNP (Gross National Product) per kapita atau pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu proses yang terintgrasi dan komprehensif

ABSTRAK. ketimpangan distribusi pendapatan, IPM, biaya infrastruktur, investasi, pertumbuhan ekonomi.

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Luas keseluruhan dari pulau-pulau di

BAB I PENDAHULUAN. Setiap wilayah umumnya mempunyai masalah di dalam proses. pembangunannya, masalah yang paling sering muncul di dalam wilayah

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dan pengurangan kemiskinan yang absolut (Todaro, 2000).

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Disparitas antar Kabupate/kota di Provinsi Sulawesi Selatan :

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator keberhasilan kinerja

BAB I PENDAHULUAN. mengukur keberhasilan pembangunan ekonomi di daerah adalah pertumbuhan

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini ditandai dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah. Ketimpangan ekonomi antar wilayah

BAB I PENDAHULUAN. perbedaaan kondisi demografi yang terdapat pada daerah masing-masing.

ANALISIS TYPOLOGI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN PEMEKARAN DI PROPINSI JAMBI. Imelia, Syaifuddin dan Emilia

II. TINJAUAN PUSTAKA. Undang-Undang Nomor 5 tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintahan di daerah

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh negara-negara berkembang adalah disparitas (ketimpangan)

Visi, Misi Dan Strategi KALTIM BANGKIT

ANALISIS DISPARITAS PENDAPATAN ANTAR DAERAH DI PROVINSI ACEH DENGAN PENDEKATAN INDEKS KETIMPANGAN WILLIAMSON PERIODE TAHUN

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

BAB III METODE PENELITIAN. struktur dan pertumbuhan ekonomi, tingkat ketimpangan pendapatan regional,

BAB I PENDAHULUAN. penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom untuk

KETIMPANGAN PENDAPATAN ANTARA KABUPATEN ACEH TENGAH DAN KABUPATEN BENER MERIAH

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan dari pembangunan, namun pada

ANALISIS DISPARITAS PENDAPATAN ANTAR DAERAH DI PROVINSI ACEH DENGAN PENDEKATAN INDEKS KETIMPANGAN WILLIAMSON PERIODE TAHUN

4 GAMBARAN UMUM. No Jenis Penerimaan

KETERKAITAN PENERIMAAN DAERAH DAN PDRB PROPINSI JAMBI (PENDEKATAN SIMULTAN)

TEKNIK PROYEKSI PDRB KOTA MEDAN DENGAN RUMUS

BAB I PENDAHULUAN. dokumen RPJP Provinsi Riau tahun , Mewujudkan keseimbangan

Analisis Ketimpangan Pendapatan Antar Wilayah di Indonesia Periode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1970-an telah terjadi perubahan menuju desentralisasi di antara negaranegara,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.

KAJIAN DAMPAK PEMEKARAN WILAYAH TERHADAP KESENJANGAN EKONOMI ANTAR DAERAH PESISIR DI PROVINSI BENGKULU

I. PENDAHULUAN. ekonomi yang terjadi. Bagi daerah indikator ini penting untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian yang secara terus menerus tumbuh akan menimbulkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

V. GAMBARAN UMUM. Penyajian gambaran umum tentang variabel-variabel endogen dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan. swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada hakekatnya merupakan suatu proses kemajuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Isu mengenai ketimpangan ekonomi antar wilayah telah menjadi fenomena

KETIMPANGAN PEREKONOMIAN DI PROVINSI BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. yang melimpah. Sumber daya alam nantinya dapat digunakan sebagai pendukung

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dikemukakan mengenai latar belakang, pokok

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang dapat dinikmati secara merata oleh seluruh masyarakat. (Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011).

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. wilayah telah dilaksanakan oleh beberapa peneliti yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. cara mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi riil melalui

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN KEEROM TAHUN Chrisnoxal Paulus Rahanra 1

ANALISIS PERBANDINGAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI LAMPUNG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. terkandung dalam analisis makro. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik

Transkripsi:

Studi Komperatif Ketimpangan Wilayah Antara Kawasan Barat Indonesia dan Kawasan Timur Indonesia Rosmeli Nurhayani Universitas Jambi ABSTRAK Pertumbuhan ekonomi, pemeratan hasil-hasil pembangunan dan kemampuan daerah di kawasan timur Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan kawasan barat Indonesia (KBI) pada umumnya. Dari hasil penelitian diketahui bahwa kawasan Barat Indonesia memiliki tingkat ketimpangan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawasan Timur Indonesia, dengan indeks rata rata 0.83 untuk Kawasan Barat Indonesia dan 0.45 untuk Kawasan Timur Indonesia. Sedangkan dari hasil korelasi person diketahui bahwa Pada Kawasan Barat Indonesia, ketimpangan wilayah mempunyai hubungan negative dan sangat kuat terhadap tenaga kerja sebesar 0,905 pada tingkat kepercayaan 99 persen sedangkan untuk kawasan Timur Indonesia diketahui bahwa hubungan ketimpangan wilayah dengan tenaga kerja menghasilkan hubungan yang positif dan tidak begitu kuat sebesar 0.599 Kata Kuci : KBI, KTI dan Ketimpangan PENDAHULUAN Pada masa orde baru, hasilhasil pembangunan lebih terkonsentrasi di pulau jawa, sehingga pulau jawa menjadi lebih maju dibandingkan dengan daerah lainnya di Indonesia, pada akhirnya timbul ketimpangan struktur ekonomi yang mencolok antara jawa dan pulau jawa. Daerah yang relatif kaya mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi sehingga berdampak bagi kesejahteraan masyarakat didaerahnya. Hal ini sangat jauh berbeda dengan daerahdaerah yang relatif miskin khususnya kawasan timur Indonesia. Dalam Perencanaan Pembangunan nasional, Kawasan Timur Indonesia (KTI) selalu mendapatkan perhatian dan prioritas. Namun demikian, hingga kini pertumbuhan ekonomi,pemeratan hasil-hasil pembangunan dan kemampuan daerah di kawasan itu dalam keseluruhan upaya dan hasil pembangunan nasional masih tertinggal dibandingkan dengan kawasan barat Indonesia (KBI) pada umumnya. Hal ini tentunya dapat dimengerti karena sebahagian besar pusat perekonomian riil dan pasar beralokasi di KBI, Karena sebagai besar penduduk bermukim di kawasan ini,sehingga sebagian terbesar kegiatan perekonomian riil memang sejalan dengan mekanisme pasar. Dengan wilayah KTI yang luas, dan ditambah dengan melimpahnya kekayaan sumberdaya alam, maka sangat ironis sekali apabila KTI harus menghadapi ketertinggalan Studi Komperatif... (Rosmeli dan Nurhayani) 456

pembangunan dan rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat bila dibandingkan dengan Kawasan Barat Indonesia. Pada saat ini pemerintah telah menyadari adanya ketimpangan yang mencolok antara Kawasan Barat dan kawasan Timur Indonesia, untuk itu dalam Perencanaan Pembangunan nasional, Kawasan Timur Indonesia (KTI) selalu mendapatkan perhatian dan prioritas. Namun demikian, hingga kini pertumbuhan ekonomi, pemeratan hasil-hasil pembangunan dan kemampuan daerah di kawasan itu masih tertinggal dibandingkan dengan kawasan barat Indonesia (KBI) pada umumnya. Dengan luasnya wilayah KTI, dan ditambah melimpahnya kekayaan sumberdaya alam, maka sangat ironis sekali apabila KTI harus menghadapi ketertinggalan pembangunan dan rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat bila dibandingkan dengan Kawasan Barat Indonesia. Selain itu investasi baik berupa Penanaman Modal Asing dan Penanamn Modal Dalam Negeri juga memberikan pengaruh terhadap ketimpangan pembangunan antar daerah di Indonesia. Apabila investasi yang dilakukan lebih banyak di fokuskan pada suatu daerah tertentu, maka aktivitas ekonomi didaerah tersebut menjadi lebih cepat dibandingkan daerah yang investasinya lebih kecil. Adapun Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui kondisi ketimpangan pembangunan kawasan timur Indonesia dengan kawasan barat Indonesia. 2. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan ketimpangan pembangunan terhadap tenaga kerja kawasan timur Indonesia dengan kawasan barat Indonesia METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yang berbentuk time series. Metode penelitian dilakukan melalui Analisis deskriptif dan kuantitatif. Untuk melihat ketimpangan maka digunakan indeks Williamson, sedangkan untuk melihat hubungan antara ketimpangan dengan tenaga kerja maka digunakan korelasi person. Untuk menjawab tujuan pertama, maka digunakan Willliamson Indeks,yaitu: 2. Yi Y Fi/ n WI = Y Dimana : Wi = Nilai / indeks ketimpangan wilayah / provinsi Yi = Pendapatan perkapita masingmasing provinsi Y = Total pendapatan perkapita kawasan indonesia Fi = Jumlah penduduk masingmasing provinsi N = Jumlah penduduk Indonesia Besarnya Vw adalah 0 < Vw < 1 Vw = 0, berarti pembangunan wilayah sangat merata Vw = 1, berarti pembangunan wilayah sangat tidak merata (kesenjangan sempurna) Vw~0, berarti pembangunan wilayah semakin mendekati merata Vw~1, berarti pembangunan wilayah semakin mendekati tidak merata. 457 Mankeu, Vol.3 No.1, 2014: 374-463

Untuk menjawab pertanyaan kedua, maka digunakan analisis Korelasi Pearson dengan formula sebagai berikut : r = n. n. xy x y 2 2 2 x x n. y y Dimana : r = Koofisien korelasi Pearson x = Tenaga Kerja atau Investasi y = Ketimpangan Pembangunan ekonomi r = 0, hubungan antara kedua variabel lemah sekali atau tidak terdapat hubungan sama sekali r = +1, atau mendekati 1 maka, korelasi antara kedua variabel sangat kuat dan positif r = -1, atau mendekati -1 maka, korelasi antara kedua variabel sangat kuat dan negatif. HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat Ketimpangan Pembangunan Antara Kawasan Barat dan Kawasan Timur Indonesia Berdasarkan indeks Williamson, kawasan Barat Indonesia memiliki tingkat ketimpangan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawasan Timur Indonesia, dengan indeks rata rata 0.83 untuk Kawasan Barat Indonesia dan 0.45 untuk Kawasan Timur Indonesia. Tingkat ketimpangan yang tinggi di Kawasan Barat Indonesia ini tidak terlepas dari 2 banyaknya kota-kota besar yang memiliki pendapatan perkapita yang lebih tinggi terutama dipulau Jawa dibandingkan dengan pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan. Untuk pulau Sumatera sendiri yang memiliki pendapatan perkapita tertinggi dimiliki oleh Riau dan Kepulauan Riau, sementara untuk pulau Jawa DKI Jakarta dan pulau Kalimantan oleh Kalimantan Timur. Selain hal tersebut ketimpangan yang tinggi di kawasan barat Indonesia juga disebabkan oleh perbedaan mencolok infrastruktur yang ada antara pulau Jawa dan luar pulau jawa. Perbedaan infrasturktur ini akan memberikan dampak pada aktifitas ekonomi yang dijalankan di daerah tersebut. Untuk pulau Sumatera sendiri peningkatan pendapatan perkapita yang besar juga disebabkan pembagian hasil dari sumber daya alam di Riau dan Kepulauan Riau, hal yang sama juga terjadi didaerah Kalimantan Timur. Hal yang berbeda terjadi pada Kawasan Timur Indonesia, pada kawasan ini indeks Williamson tertinggi terjadi pada tahun 2008 sebesar 0.6844, hal ini terjadi karena pada tahun tersebut Papua Barat memiliki Produk Domestik Regional Bruto yang tinggi sebesar Rp. 18,914,877.30 juta rupiah dengan jumlah penduduk yang sangat sedikit sebesar 730 orang, sehingga pada tahun tersebut pendapatan perkapita didaerah ini jauh lebih tinggi dari tahun tahun sebelumnya. Untuk tahun tahun selanjutnya angka indeks Williamson berada pada kisaran 0.3 0.4. Studi Komperatif... (Rosmeli dan Nurhayani) 458

Gambar 1. Perkembangan Indeks Williamson Kawasan Barat dan Kawasan Timur Indonesia Sumber : Data Diolah Pada kawasan Timur Indonesia apabila dilihat dari perhitungan Indeks Williamson lebih merata pembangunan didaerah ini dibandingkan dengan kawasan barat Indonesia, hal ini tidaklah mengherankan karena pada kawasan ini bila dilihat dari infrastruktur dan aktifitas ekonomi yang ada tidak memiliki perbedaan yang mecolok antara satu daerah dengan daerah lainnya, hanya Sulawesi selatan yang memiliki Produk Domestik Regional Bruto terbesar dengan jumlah penduduk terbesar pula. Hubungan tingkat ketimpangan pembangunan terhadap dan tenaga kerja Tenaga Kerja merupakan salah satu modal penting dalam pembangunan suatu daerah, dengan jumlah tenaga kerja yang banyak disertai dengan kualitas yang baik maka daerah tersebut dapat berkembangan lebih cepat, sebaliknya jika jumlah tenaga kerja yang besar tanpa disertai dengan kualitas yang baik dari tenaga kerja maka daerah tersebut bisa menjadi daerah yang terbelakang, karena tenaga kerja yang besar tanpa adanya kualitas merupakan masalah dalam pembangunan suatu wilayah. Bila dilihat jumlah tenaga kerja Kawasan Barat Indonesia jauh lebih banyak dari jumlah tenaga kerja dikawasan timur Indonesia. Hal ini tidaklah mengherankan karena pada Kawasan Barat Indonesia mempunyai jumlah provinsi lebih banyak disertai dengan jumlah penduduk yang lebih banyak dibandingkan dengan Kawasan Timur Indonesia. Tabel berikut akan memperhatikan jumlah tenaga kerja pada 2 kawasan tersebut. 459 Mankeu, Vol.3 No.1, 2014: 374-463

Tabel 2. Jumlah Tenaga Kerja Kawasan Barat dan Kawasan Timur Indonesia Tahun KBI KTI 2002 75,635,324 12,572,023 2003 78,293,097 12,423,266 2004 79,160,669 13,257,024 2005 79,688,516 13,384,679 2006 82,867,086 13,315,740 2007 85,286,353 14,643,864 2008 87,312,238 15,240,512 2009 89,178,731 15,691,932 2010 91,746,363 16,461,404 Sumber: Data Diolah Apabila dilihat dari tahun ke tahun jumlah tenaga kerja di kawasan Barat dan Kawasan Timur Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada kawasan Barat Indonesia jumlah tenaga kerja selama tahun 2002 2010 mengalami perkembangan rata rata sebesar 2.44 persen, peningkatan terbesar pada jumlah tenaga kerja pada tahun 2006 sebesar 4 persen, sedangkan peningkatan terkecil pada jumlah tenaga kerja terjadi pada tahun 2005 sebesar 0.05 persen. Hal yang berbeda terjadi pada Kawasan Timur Indonesia, pada kawasan ini rata rata perkembangan tenaga kerja selama tahun analisis sebesar 3,48 persen jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kawasan barat Indonesia. Peningkatan terbesar terjadi pada tahun 2007 sebesar 9,9 persen dan terendah terjadi pada tahun 2006 yang mengalami penurunan sebesar 0,51 persen dari tahun sebelumnya. Lebih besarnya pertumbuhan jumlah tenaga kerja di kawasan Timur Indonesia ini disebabkan oleh banyaknya terjadi perpindahan tenaga kerja dari kawasan barat ke kawasan timur terutama dikarenakan adanya eksploitasi Sumber Daya Alam khususnya dalam sektor pertambangan, selain itu adanya pemekaran daerah daerah baru juga menyebabkan terjadinya penyerapan tenaga kerja pada Kawasan tersebut. Dari hasil korelasi diketahui bahwa hubungan ketimpangan wilayah dengan tenaga kerja pada Kawasan Barat dan Kawasan Timur menghasilkan hubungan yang bertolak belakang. Pada Kawasan Barat Indonesia, ketimpangan wilayah mempunyai hubungan negative dan sangat kuat terhadap tenaga kerja sebesar 0,905 pada tingkat kepercayaan 99 persen, artinya jika ketimpangan wilayah meningkat maka jumlah tenaga kerja akan menurun dan sebaliknya jika jumlah tenaga kerja meningkat maka ketimpangan wilayah akan menurun, hal ini dikarenakan jumlah tenaga kerja yang ada di Kawasan Barat Studi Komperatif... (Rosmeli dan Nurhayani) 460

Indonesia selain besar, juga memiliki kualitas yang baik. Untuk kawasan Timur Indonesia diketahui bahwa hubungan ketimpangan wilayah dengan tenaga kerja menghasilkan hubungan yang positif dan tidak begitu kuat sebesar 0.599, artinya jika ketimpangan wilayah meningkat maka jumlah tenaga kerja akan meningkat pula dan sebalikya jika jumlah tenaga kerja menurun maka maka ketimpangan wilayah akan menurun, hal ini dikarenakan jumlah tenaga kerja yang memiliki kualitas yang baik bukan berasal dari kawasan itu sendiri, sedangkan jumlah tenaga kerja yang asli berasal dari Kawasan Timur Indonesia memiliki kualitas yang tidak begitu baik. Implikasi Kebijakan. Perbedaan tingkat ketimpangan yang besar antara kawasan barat dan kawasan timur Indonesia menyebabkan pemerintah pusat harus terus memperhatikan kesejahteraan masyarakat didaerah. Meskipun dengan adanya pemberian otonomi dan desentralisasi fiskal pada setiap daerah, tetapi ketimpangan yang masih sangat terasa terjadi di kedua tersebut. Akses transportasi jalan merupakan hal yang paling penting untuk segera dibenahi, artinya pemerintah pusat tetap dan harus memberikan prioritas pembangunan jalan dan perbaikan jalan di Kawasan Timur Indonesia. Prioritas pembangunan jalan di Pulau Jawa sebaiknya mulai dikurangi, dana dana perbaikan dan pembangunan jalan dialihkan daerah Timur Indonesia, agar aktivitas ekonomi berjalan dengan baik dan lancar, yang pada akhirnya masyarakat dikawasan tersebut dapat meningkatkan kesejahteraanya. Bila dilihat antara korelasi tenaga kerja dengan ketimpangan pembangunan di kedua wilayah tersebut, maka aspek Sumber Daya Manusia menjadi focus yang sangat penting untuk menjadi investasi di masa depan. Dengan sumber daya yang lebih baik di Kawasan Barat Indonesia, maka kawasan ini menjadi lebih cepat maju dan berkembang sementara Kawasan Timur Indonesia tetap pada kawasan yang masih sulit untuk berkembang, oleh karena itu kebijakan pemerintah baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah untuk lebih meningkatkan kualitas sumber daya di kawasan timur Indonesia menjadi prioritas yang penting dengan cara memberikan beasiswa kepada para pemuda/pemudi yang memiliki prestasi akademik yang baik, menyekolahkan mereka kedaerah yang memiliki fasilitas dan mutu yang baik serta membuat komitmen bagi mereka yang menerima bantuan dari pemerintah pusat atau pemerintah daerah setelah berhasil menyelesaikan studi agar kembali kedaerah asal dan mengabdikan ilmu yang diperoleh. Simpulan PENUTUP Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperolah simpulan: 1. Bila dilihat berdasarkan indeks Williamson, kawasan Barat Indonesia memiliki tingkat ketimpangan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawasan Timur Indonesia, dengan indeks rata rata 0.83 untuk Kawasan 461 Mankeu, Vol.3 No.1, 2014: 374-463

Barat Indonesia dan 0.45 untuk Kawasan Timur Indonesia. 2. Dari hasil korelasi person diketahui bahwa Pada Kawasan Barat Indonesia, ketimpangan wilayah mempunyai hubungan negative dan sangat kuat terhadap tenaga kerja sebesar 0,905 pada tingkat kepercayaan 99 persen sedangkan untuk kawasan Timur Indonesia diketahui bahwa hubungan ketimpangan wilayah dengan tenaga kerja menghasilkan hubungan yang positif dan tidak begitu kuat sebesar 0.599 Saran 1. Untuk mengatasi ketimpangan yang mencolok antara kawasan barat dan kawasan timur Indonesia, Pemerintah harus lebih memberikan perhatian dan dana yang ekstra untuk lebih mempercepat pergerakan ekonomi di kawasan timur Indonesia, terutama pada akses jalan yang tersedia. 2. Tenaga kerja dikedua kawasan tersebut harus lebih ditingkatkan dalam hal Investasi sumber daya manusia, sehingga tenaga kerja yang akan membangun daerah merupakan tenaga kerja yang memiliki kualitas yang baik, dan ini harus didukung oleh Pemerintah pusat dan pemerintah daerah itu sendiri. DAFTAR PUSTAKA Adisasmita Rahardjo. 2005. Dasar- Dasar Ekonomi Wilyah. Graha Ilmu. Yogjakarta Anonim.2001. Produk Domestik Regional Bruto Indonesia tahun 2000-2010. BPS propinsi Jambi..2002. Produk Domestik Regional Bruto Indonesia tahun 2002-2010. BPS propinsi Jambi. Dwijowijoto,Riant Nugroho.2003. Reiventing Pembangunan, menata ulang paradigma untuk membangun Indonesia baru dengan keunggulan Global. PT. Elex Kompindo. Jakarta. Rosmeli, 2010. Dampak Desentralisasi Fiskal Terhadap Disparitas Antar Wilayah di Indonesia, Tesis UNJA. Sarwedi. 2002. Investasi Asing Langsung Di Indonesia Dan Faktor Yang Mempengaruhinya. Jember. (http//www.google.co.id) Sastrohadiwiryo, siswanto.2005. Managemen Tenaga Kerja Indonesia (Pendekatan Administratif dan Operasional). Bumi Aksara. Jakarta. Setino Djoko.2001. Percepatan Pembangunan Kawasan Timur Indonesia : Harapan dan Kenyataan. Intitut Pertanian Bogor: Bogor. Simanjuntak, Seven Sabar.2005. Analisis Ketimpangan Pembangunan antar Provinsi Di wilayah Indonesia bagian Barat tahun 1992 2002. Skripsi FE Unja. Jambi Studi Komperatif... (Rosmeli dan Nurhayani) 462

Sjafrizal. 2008. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi. Baduose Media. Padang-Sumatera Barat. Subri,Mulyadi. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Sukirno, Sadono. 2002. Pengantar Teori Makro dan Lanjutan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Tarigan, Robinson. 2004. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasinya. PT. Bumi Aksara. Jakarta. www. Google.com 463 Mankeu, Vol.3 No.1, 2014: 374-463