Pengantar Ilmu Hukum Materi Sumber Hukum. Disampaikan oleh : Fully Handayani Ridwan

dokumen-dokumen yang mirip
Sumber Hukum: Sumber hukum dalam arti materiil. Sumber hukum dalam arti formil

SUMBER-SUMBER HUKUM dalam TATA HUKUM INDONESIA

Pengantar Ilmu Hukum

PENDAHULUAN HUKUM & KODE ETIK KOMUNIKASI

Sumber Hukum Tempat untuk menggali / menemukan hk nya 7/11/2008 Sumber2 Hk - Joeni Arianto 2

PENGANTAR ILMU HUKUM. Henry Anggoro Djohan

Pengertian Sumber Hukum. Sumber Hukum Adalah tempat kita dapat menemukan atau menggali hukum. Menurut Algra Menurut Van Apeldoorn

SUMBER HUKUM ADMINISTRASI NEGARA MAKALAH

Prof. Dr. R.M. Sudikno Mertokusumo, S.H.

Hukum, Negara dan Pemerintahan

POKOK-POKOK HUKUM PERDATA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perbuatan menurut Simons, adalah berbuat (handelen) yang mempunyai sifat gerak aktif, tiap

BAB III SUMBER HUKUM

SILABI MATAKULIAH. Alokasi Waktu (Menit) Mahasiswa mampu. Strategi Pembelajaran. Brainstorming Concept

Materi Ke-2 : RUANG LINGKUP ILMU PERUNDANG-UNDANGAN

PENGHARMONISASIAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM

SUMBER HUKUM TATA NEGARA

SUMBER HUKUM A. Pendahuluan

Pendahuluan. A. Perbandingan sebagai Metode- Sasaran

HUKUM BISNIS (Pengantar) Untuk Manajemen FE UNY Oleh : Iffah Nurhayati

HUKUM DAN SISTEM HUKUM DI INDONESIA

BAB III PENETAPAN DISPENSASI USIA NIKAH MENURUT PERATURAN MENTERI AGAMA NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PENCATATAN NIKAH

II. Istilah Hukum Perdata

HUKUM PERDATA H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI.

TEORI / AJARAN TTG HUBUNGAN H.I. DGN. H.N.: TEORI DUALISME, MONISME DAN PRIMAT HI

LEMBAGA-LEMBAGA KEMASYARAKATAN STRUKTUR SOSIAL

Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan Oleh: A.A. Oka Mahendera, S.H.

Daftar Pustaka. Glosarium

HUKUM PERBANKAN INDONESIA

PENELITIAN HUKUM Oleh: Prof Dr Jamal Wiwoho, SH, MHum Prasetyo Hadi Purwandoko, SH, MS

Hakekat dan Karakteristik Sistem Hukum di Indonesia

DALAM PRESPEKTIF HUKUM ACARA PERDATA INDONESIA. Efa Laela Fakhriah. Hukum sebagai sarana pembaruan masyarakat sebagaimana dikemukakan oleh

PANDANGAN BADAN LEGISLASI TERHADAP HARMONISASI RANCANGAN UNDANG-UNDANG. Oleh: Ignatius Moeljono *

BAB III BATAS USIA BALIGH SYARAT SAKSI NIKAH DALAM PERNIKAHAN MENURUT PERATURAN MENTERI AGAMA NOMOR 11 TAHUN 2007

KONTRAK KERJA KONSTRUKSI

PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DALAM PERSEPEKTIF DESENTRALISASI. Dr. KURNIASIH, SH, M.Si DIREKTUR PRODUK HUKUM DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peraturan perundang-undangan merupakan peraturan tertulis yang memuat

BAB IV PENUTUP. 4.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil suatu pengamatan dan analisis mengenai suatu penerbitan

KEWARGANEGARAAN IDENTITAS NASIONAL

HUKUM DAN SUMBER- SUMBERNYA

KUMPULAN SOAL-SOAL UTS HUKUM ADAT

Dinamika Pembangunan dan Pengembangan Hukum di Indonesia sejak masa kolonial hingga era kemerdekaan

SUMBER HUKUM INTERNASIONAL

I. PENDAHULUAN. Anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) adalah warga negara Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. hukum adalah kehendak untuk bersikap adil (recht ist wille zur gerechttigkeit).

SMA. Produk Hukum dapat dikenal melalui ciri-cirinya.

AZAS HUKUM. LIZA ERWINA, SH.M.HUM Fakultas Hukum Jurusan Hukum Pidana Universitas Sumatera Utara


SUMBER HUKUM. A. Sumber Hukum Materiil menurut Prof. Mr. Dr. L.J. Apeldoorn B. Sumber Hukum Materiil menurut E. UTRECHT

PENGUJIAN UU TERHADAP UUD. Riana Susmayanti, SH. MH

BAB IV PENUTUP. sebelumnya, penulis menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

BAB II PENGATURAN HUKUM TENTANG TINDAK PIDANA PELAYARAN DI INDONESIA. A. Pengaturan Tindak Pidana Pelayaran Di Dalam KUHP

MENJAWAB GUGATAN TERHADAP KEWENANGAN KOMISI PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI OLEH: Rudy Satriyo Mukantardjo (staf pengajar hukum pidana FHUI) 1

PENGAJUAN PUTUSAN BEBAS PADA TINGKAT BANDING DAN KASASI

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat itu sendiri, untuk mengatasi permasalahan tersebut dalam hal ini

I. PENDAHULUAN. jumlah kasus yang terjadi dan jumlah kerugian keuangan negara maupun dari segi

Hukum Acara Pidana disebut hukum pidana formal, untuk membedakan dgn hukum pidana materiil.

BAB IV ANALISIS PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARI AH MENURUT PASAL 55 UU NO. 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARI AH

A.Latar Belakang Masalah

HARAPAN/IDEAL: TIDAK ADANYA KONFLIK HUKUM DALAM SISTEM HUKUM DIATASI DENGAN AZAS HUKUM PRAKTIK: KONFLIK HUKUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hukum, yaitu pertama: hubungan antara yang memerintah dan yang diperintah

ANALISIS REGULASI JKN DAN REGULASI TERKAIT DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA OLEH: RIMAWATI

BAB I PENDAHULUAN. luas yang terdiri dari beribu-ribu pulau yang besar dan pulau yang kecil. Sebagai

Warganegara dan Negara

BAB III METODE PENELITIAN

CIRI-CIRI LEMBAGA SOSIAL A. Ciri utama lembaga sosial (J.B. Chitambar) Merupakan seperangkat pola perilaku yg diterima termasuk peranan-peranan dan

Susunan Hakim Konstitusi Dalam Psl 24C ayat (3) UUD 1945, MK memiliki 9 orang hakim konstitusi yang ditetapkan o/ Presiden.

BAB I PENDAHULUAN. sebuah keluarga, namun juga berkembang ditengah masyarakat. Hal ini sebagaimana diatur dalam Pasal 2 Kitab Undang-undang Hukum

PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGGOLONGAN HUKUM. Nama anggota : Mega Aditya Lavinda (19) Megantoro Prasetyo W (20) Mitsaqan Ghalizha (21) Ahmad hafiyyan (03)

BAB IV PENERAPAN HAK-HAK MASYARAKAT HUKUM ADAT TERHADAP PENGELOLAAN HUTAN DI INDONESIA. Undang-Undang Dasar 1945 mengakui keberadaan Masyarakat Hukum

BANGSA DAN IDENTITAS NASIONAL. Materi PKn oleh Asnedi, SH.,MH

Sistem Hukum. Nur Rois, S.H.,M.H.

Kewirausahaan, Etika dan Hukum Bisnis. Modul ke: HUKUM BISNIS. 13Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Dr. Achmad Jamil M.Si. Program Studi Magister Akuntansi

Common Law Contract Agreement Agree Pact Covenant Treaty. Civil Law (Indonesia) Kontrak Sewa Perjanjian Persetujuan Perikatan

SISTEM HUKUM MAKALAH

HUKUM PERJANJIAN & PERIKATAN HUBUNGAN BISNIS ANDRI HELMI M, SE., MM.

Hukum Administrasi Negara

BAB I PENDAHULUAN. kehakiman diatur sangat terbatas dalam UUD Buku dalam pasal-pasal yang

I. UMUM

PROSES PENYUSUNAN PERATURAN DESA

Sumber: Dewi, A.I, 2008, Etika dan Hukum Kesehatan, Pustaka book Publisher : yogyakarta.

BAB V PENUTUP. ditarik kesimpulan yakni sebagai berikut :

C. HUKUM MENURUT TEMPAT BERLAKUNYA

BAB IV KEDUDUKAN DAN SIFAT PANCASILA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Setiap penegak hukum mempunyai kedudukan (status) dan peranan

I. PENDAHULUAN. Sebagaimana telah diketahui bahwa penegakkan hukum merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan dengan asas-asas dan norma-normanya dan juga oleh

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

3. Menurut Psl 38 ayat I Statuta Mahkamah Internasional: Perjanjian internasional adalah sumber utama dari sumber hukum internasional lainnya.

HUKUM KETENAGAKERJAAN

BAB II LANDASAN TEORI. diterbitkan oleh dan diakui karena (kekuasaan) nagara.

BAB V KESIMPULAN. hanya dapat dilakukan satu kali saja. 1 Hal itu berarti putusan yang

KARAKTERISTIK HUKUM ADAT

BAB IV. Hakim dalam memutuskan suatu perkara yang ditanganinya, selain. memuat alasan dan dasar dalam putusannya, juga harus memuat pasal atau

HARMONISASI DAN SINKRONISASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Pengantar Hukum Pidana Joeni Arianto Kurniawan,S.H.

Perlawanan terhadap sita eksekutorial (executorial beslag) oleh pihak ketiga di pengadilan negeri (studi kasus di pengadilan negeri Sukoharjo)

BAB 1 PENDAHULUAN. Penuntutan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005), hlm ), hlm.94.

Transkripsi:

Pengantar Ilmu Hukum Materi Sumber Hukum Disampaikan oleh : Fully Handayani Ridwan

Sebelum membahas Sumber-sumber hukum, ada baiknya perlu memahami bahwa ada tiga dasar kekuatan berlakunya hukum (peraturan perundang- undangan), yaitu : 1. Kekuatan berlaku yuridis; 2. Kekuatan berlaku sosiologis; 3. Kekuatan berlaku filosofis. Ketiganya merupakan syarat kekuatan berlakunya suatu peraturan perundang-undangan undangan yg diharapkan memberikan dampak positif bagi pencapaian efektifitas hukum itu sendiri.

1. Dasar kekuatan berlaku yuridis Dasar kekuatan berlaku yuridis pada prinsipnya Harus menunjukkan : a. Keharusan adanya kewenangan dari pembuat peraturan perundang-undangan undangan, dalam arti harus dibuat oleh badan atau pejabat yg berwenang; b. Keharusan adanya kesesuaian bentuk atau jenis peraturan perundang-undangan undangan dengan materi yg diatur, terutama kalau diperintahkan oleh peraturan perundang-undangan undangan yg lebih tinggi atau sederajat; c. Keharusan mengikuti tatacara tertentu, seperti pengudangan atau pengumuman setiap undang-undang harus dalam Lembaran Negara, atau peraturan daerah harus mendapat persetujuan dari DPRD bersangkutan. d. Keharusan bahwa tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan undangan yg lebih tinggi tingkatannya.

2. Dasar kekuatan berlaku Sosiologis Dasar kekuatan berlaku sosiologis harus mencerminkan kenyataan penerimaan dalam masyarakat. Menurut Soerjono Soekanto dan Purnadi Purbacaraka, bahwa landasan teoritis sebagai dasar sosiologis berlakunya suatu kaidah Hukum didasarkan pada dua teori yaitu : a. Teori kekuasaan bahwa secara sosiologis kaidah hukum berlaku karena paksaan penguasa, terlepas diterima atau tidak diterima oleh masyarakat; b. Teori Pengakuan bahwa kaidah hukum berlaku berdasarkan penerimaan dari masyarakat tempat hukum itu berlaku.

3. Dasar kekuatan berlaku filosofis Dasar kekuatan berlaku filosofis, menyangkut Pandangan mengenai inti atau hakikat dari kaidah Hukum itu, yaitu apa yg menjadi cita hukum (rechtsidee) yaitu apa yg mereka harapkan dari Hukum, misalnya untuk menjamin keadilan, Ketertiban, kesejahteraan, dan sebagainya.

Menurut Satjipto Rahardjo, ada 4 karakteristik hukum yg baik agar dapat diterima masyarakat, yaitu : 1. Bersifat Terbuka 2. Memberitahu terlebih dahulu 3. Tujuannya jelas 4. Mengatasi goncangan

Istilah sumber hukum menurut Sudikno Mertokusumo, sering digunakan dalam beberapa arti: 1. Sebagai asas hukum, yaitu sesuatu yg merupakan permulaan hukum, misalnya Kehendak Tuhan, Akal Manusia, Jiwa Bangsa, dsb. 2. Menunjukkan sumber hukum terdahulu yg memberi bahan-bahan yg sekarang berlaku. 3. Sebagai sumber berlakunya yg memberi kekuatan berlaku secara formal kepada peraturan hukum, misalnya penguasa dan masyarakat. 4. Sebagai Sumber darimana hukum itu dapat diketahui, misalnya dokumen-dokumen dokumen, undang-undang undang, batu bertulis, daun lontar, dsb. 5. Sebagai sumber terbentuknya hukum atau sumber yg menimbulkan hukum.

Sumber Hukum pada hakikatnya dibedakan Menjadi dua jenis yaitu: 1. Sumber Hukum Materiil yaitu sumber hukum yg menentukan isi suatu peraturan atau kaidah hukum yg mengikat setiap orang. Sumber hukum materiil berasal dari perasaan hukum masyarakat, pendapat umum, kondisi sosial- ekonomi, hasil penelitian ilmiah, tradisi,, agama, moral, perkembangan internasional, geografis dan politik hukum.

2. Sumber Hukum Formil Sumber hukum formil yang dikenal dalam ilmu hukum berasal dari 6 jenis, yaitu : (a) UU; (b) kebiasaan; (c) traktat; (d) yurisprudensi; (e) doktrin; dan (f) hukum agama.

a. Undang-undang yaitu peraturan-peraturan tertulis yang dibuat oleh alat perlengkapan negara yang berwenang dan mengikat setiap orang selaku warga negara. UU dapat berlaku dalam masyarakat, apabila telah memenuhi persyaratan tertentu.

Dalam istilah ilmu hukum,, UU dibedakan atas 2 jenis, yaitu: UU dalam arti materil, setiap keputusan pemerintah yg dilihat dari isinya disebut UU dan mengikat setiap orang secara umum. Namun tdk semua UU dapat disebut UU dalam arti materil karena ada UU yang hanya khusus berlaku bagi sekelompok orang tertentu sehingga disebut UU dalam arti formail saja, mis.. UU No. 62/1958 ttg Naturalisasi. UU dalam arti formil, setiap keputusan pemerintah yg dilihat dari segi bentuk dan cara terjadinya dilakukan secara prosedur dan formal.

Asas hukum ttg berlakunya UU, yaitu : 1. UU tdk berlaku surut; 2. Asas lex superior derogat legi inferiori; 3. Asas lex posteriori derogat legi priori; 4. Asas lex specialis derogat legi generali.

b. Kebiasaan Merupakan sumber hukum yg ada dalam kehidupan sosial masyarakat dan dipatuhi sebagai nilai2 hidup yang positif. Namun tdk semua kebiasaan itu mengandung hukum yg adil dan mengatur tata kehidupan masyarakat sehingga tdk semua kebiasaan dijadikan sumber hukum. Selain kebiasaan dikenal pula adat istiadat yaitu himpunan kaidah sosial berupa tradisi yg umumnya bersifat sakral yg mengatur tata kehidupan sosial masyarakat tertentu.

b. Kebiasaan Suatu adat istiadat dan kebiasaan dapat menjadi hukum kebiasaan atau hukum tdk tertulis apabila telah memenuhi syarat2 yaitu (i) syarat materil, yaitu kebiasaan itu berlangsung terus menerus dan dilakukan dgn tetap; ; (ii) syarat psikologis, yaitu ada keyakinan warga masyarakat bhw perbuatan atau kebiasaan itu masuk akal sebagai suatu kewajiban; ; (iii) syarat sanksi, yaitu ada sanksi apabila kebiasaan itu dilanggar atau tdk ditaati oleh warga masyarakat. Perbedaan prinsipil antara hukum kebiasaan dan hukum adat yaitu (a) hukum kebiasaan seluruhnya tdk tertulis sedangkan hukum adat ada yg tertulis atau dituliskan; ; (b) hukum kebiasaan berasal dari kontrak sosial sedangkan hukum adat berasal dari kehendak nenek moyang, agama dan tradisi masyarakat.

c. Traktat Atau perjanjian antar negara merupakan suatu perjanjian internasional antar 2 negara atau lebih. Traktat dapat dijadikan sumber hukum formal jika memenuhi syarat formal tertentu, mis. dgn proses ratifikasi. Traktat dlm hukum internasional dibedakan atas 2 jenis: : (i) treaty, perjanjian yg harus disampaikan kepada DPR utk disetujui sebelum diratifikasi kepala negara; ; (ii) agreement, perjanjian yg diratifikasi terlebih dahulu oleh kepala negara baru disampaikan kepada DPR utk diketahui.

d. Yurisprudensi Putusan hakim yg memuat pertauran tersendiri dan telah berkekuatan hukum tetap kemudian diikuti oleh hakim lain dalam peristiwa yg sama. Yurisprudensi biasa juga disebut judge made law (hukum yg dibuat pengadilan) sedangkan yurisprudensi di negara2 anglo saxon atau common law diartikan sebagai ilmu hukum.

e. Doktrin Pendapat atau ajaran para ahli hukum (juris) yg terkemuka dan mendapat pengakuan dari masyarakat misalnya hakim dalam memeriksa perkara atau pertimbangan putusannya dapat menyebut doktrin dari ahli hukum tertentu dengan demikian hakim dianggap telah menemukan hukumnya. Pasal 38 ayat (1) Mahkamah Internasional menetapkan doktrin merupakan salah satu sumber hukum formil. Doktrin tdk mengikat seperti UU, kebiasaan, traktat dan yurisprudensi sehingga bukanlah diangap sebagai hukum namun doktrin hanya memiliki wibawa yg dipandang bersifat obyektif dan dapat dijadikan sumber penemuan hukum bagi hakim.

Terima Kasih Ada Pertanyaan?