MEMBERDAYAKAN PEREKONOMIAN RAKYAT Oleh: Bambang Ismawan 1
BERITA GEMBIRA! Ekonomi Indonesia 2011 tumbuh tertinggi di ASEAN: 6,5% Inflasi 2011 sebesar 3,79%, jauh lebih rendah ketimbang 2010 yang mencapai 6,96%, paling rendah diantara BRIC (Brazil, Russia, India and China) Tahun 2011 Indonesia baru saja diberi apresiasi investment grade (layak investasi) oleh lfitch Rating, setelah 14 tahun Tingkat Utang Pemerintah 2011 Relatif Rendah (25,70) dibanding negara-negara pusat pertumbuhan utama dunia, Asean dan Negara maju Sumber: Advertorial Kementerian BUMN di harian Kompas tanggal 28 Desember 2011 2
KEMISKINAN Menurut BPS (2013), jumlah penduduk dibawah garis kemiskinan di Indonesia mencapai 28,07 juta orang (11,37 persen) 52 % penduduk pedesaan hidup dengan sanitasi yang buruk, dan 36 % penduduk perkotaan tidak mempunyai akses air bersih Setiap 2 jam seorang ibu melahirkan meninggal karena buruknya layanan kesehatan. Tengoklah pula, sekitar 56 juta (98,8% dari seluruh seluruh entitas usaha) pengusaha Indonesia tergolong sebagai usaha mikro (Economically Active Poor, Bank Dunia) 3
Ketidakstabilan Pemerintahan Warisan Penjajahan Devaluasi Mata Uang Yang Sangat Besar K K N Merajalela KETIDAKBERDAYAAN MASYARAKAT Kemiskinan Keterbelakangan Bencana Alam Tak terantisipasi Kerusakan Lingkungan Tak Terbendung Pasal 33 UUD 1945 Tidak Dihayati Dalam Kebijakan Ekonomi 4
STRATIFIKASI USAHA DI INDONESIA Usaha Besar 4.968 (0,01 %) Usaha Menengah 48.997 (0,09 %) Usaha Kecil 629.418 (1,11%) Usaha Mikro 55.856.176 (98,79 %) Total 56.539.560 Sumber : Kementerian Negara Koperasi & UKM, 2012 5
HASIL SURVEY ENTREPRENEURSHIP BBC (2011) Indonesia menempati urutan teratas, disusul Amerika Serikat, Kanada, India dan Australia dalam mendukung pengembangan bisnis baru. Kolombia, Mesir, Turki, Italia dan Rusia menjadi negara yang kurang ideal bagi para Entrepreneur. Survei yang dinamakan BBC s Extreme World Series menggunakan variabel persepsi budaya untuk mendukung pengembangan start-ups. Survei dilakukan terhadap 24.000 orang dari 24 negara Survey ini mengacu pada 4 indikator yaitu 1) tingkat kreativitas dan inovasi di masing-masing negara, 2) tingkat kesulitan memulai bisnis, 3) tingkat kemauan memulai bisnis dan 4) tingkat kemudahan menjalani bisnis. 6
BIDANG KEGIATAN USAHA MIKRO Kegiatan primer dan sekunder : pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan (semua dilaksanakan dalam skala terbatas dan subsisten), pengrajin kecil, penjahit, produsen makanan kecil, dll Kegiatan tersier : transportasi (dalam berbagai bentuk), kegiatan sewa menyewa baik rumah, tanah, maupun alat produksi, dll Kegiatan distribusi : pedagang di pasar, pedagang kelontong, pedagang kaki lima, penyalur dan agen, serta usaha sejenisnya. Kegiatan jasa lain : pengamen, penyemir sepatu, tukang cukur, montir, tukang sampah, juru potret jalanan, dan sebagainya 7
KARAKTERISTIK PENGUSAHA MIKRO Informalitas : Sebagian besar bekerja di luar kerangka legal dan pengaturan yang ada. Mobilitas : Dalam merespon situasi tak menentu, sektor ini relatif mudah dimasuki dan ditinggalkan. Beberapa pekerjaan dilakukan oleh satu keluarga: Keberlanjutan yang sulit diramalkan membuat pelakunya membuat beberapa alternatif, bila terjadi sesuatu maka tetap dapat memenuhi kebutuhan dasar. Kemandirian : Ketergantungan terhadap lembaga dana (formal) rendah. Kehancuran perbankan, tak mempunyai pengaruh signifikan Hubungan dengan sektor formal : Meskipun dilekatkan predikat informalitas, dalam kenyataannya memiliki hubungan erat. 8
FOKUS PEMBERDAYAAN Pengembangan Kelembagaan Mandiri Pelayanan Keuangan Mikro Pengembangan Usaha Produktif 9
PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN MANDIRI 10
KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT FUNGSI Wahana untuk: Saling belajar-mengajar Identifikasi masalah Pengambilan keputusan Mobilisasi sumberdaya Komunikasi dengan pihak lain 11
PENYELENGGARAAN KELOMPOK SWADAYA 12 ORIENTASI PENINGKATAN PENDAPATAN PENGEMBANGAN EKONOMI RUMAH TANGGA PEMUPUKAN MODAL PENGEMBANGAN USAHA PERTEMUAN TERATUR PENDIDIKAN KADER KSM ORGANISASI DEMOKRATIS DAN PARTISIPATIF PENGURUS DIPILIH DARI DAN OLEH ANGGOTA ADMINISTRASI TERATUR DAN TERBUKA WAWASAN KETERBUKAAN TERHADAP GAGASAN BARU TERHADAP KERJASAMA BARU PERENCANAAN, PELAKSANAAN DAN EVALUASI PROGRAM SECARA PARTISIPATIF
KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN MANUSIA BERSUMBER DAYA PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN KSM PEMUPUKAN MODAL PENGEMBANGAN USAHA 13 PENGEMBANGAN JEJARING DAN INFORMASI TEPAT GUNA
14 PELAYANAN KEUANGAN MIKRO
KEUANGAN MIKRO Makhluk baru yang lahir dari Ibu yang berorientasi pada social advancement dengan Ayah yang berorientasi pada business finance (Tony Fernandes) Development instrument yang efektif untuk menanggulangi kemiskinan dan sound business (Gert van Maanen) Keuangan mikro pada dasarnya merupakan mekanisme pelayanan keuangan bagi masyarakat miskin yang mengembangkan usaha produktif, dengan menggunakan mekanisme dan prosedur non konvensional yang sederhana. Keuangan mikro sudah ada di Indonesia sejak lebih dari 100 tahun yang lalu namun sebagai program dan industri belum bisa berbuat banyak. 15
KRITERIA KEUANGAN MIKRO (MICROCREDIT SUMMIT, WASHINGTON 1997) Menjangkau yang miskin Menjangkau dan memberdayakan perempuan Mengembangkan kelembagaan berkelanjutan secara finansial Dampaknya dapat terukur 16
MODEL PELAYANAN KEUANGAN MIKRO Saving Led Microfinance, membership based dimana mobilisasi dana diperoleh dari Usaha Mikro sendiri (anggota), contohnya Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), Credit Union (CU), Koperasi Simpan Pinjam (KSP), dll. Microfinance Service and Development Credit Led Microfinance, sumber keuangan terutama bukan dari mobilisasi tabungan Usaha Mikro, namun sumber lain, contohnya adalah Badan Kredit Desa (BKD), Lembaga Dana dan Kredit Pedesaan (LDKP), Grameen Bank model, ASA model (Bangladesh) Micro Banking, sektor perbankan yang didesain untuk melakukan pelayanan keuangan mikro. Bank tersebut adalah BRI, BPR, Danamon Simpan Pinjam. Pola Kemitraan, memanfaatkan kelembagaan yang ada, yaitu KSM & Bank, dalam suatu kebijakan khusus dimana mereka dihubungkan untuk bekerja sama di dalam pelayanan keuangan saling menguntungkan dengan difasilitasi lembaga pendamping (pola hubungan bank dengan kelompok atau PHBK). 17
PHBK 18 Dipromosikan Bank Indonesia, BRI, dan Bina Swadaya dengan dampingan GTZ sejak 1988 Rakyat kecil bankable, tergabung dalam Kelompok Swadaya Masyarakat Kredit pada kelompok: mengurangi biaya transaksi Collateral substitute : tanggung renteng & social presure Meliputi 23 propinsi, lebih dari 1000 kantor bank berpartisipasi, 257 LPUM terlibat, melayani 34.227 KSM (1.026.810 KK), akumulasi kredit Rp 331 milyar, akumulasi tabungan Rp 29,5 milyar, tingkat pengembalian 97,3% (September 2001)
PENGEMBANGAN USAHA PRODUKTIF 19
KEGIATAN MENDORONG PENGEMBANGAN USAHA PRODUKTIF Informasi Pelatihan usaha Pengenalan Teknologi Baru. Pemasaran. Kemitraan Usaha 20
GERAKAN KEBERDAYAAN MASYARAKAT BERKELANJUTAN Lembaga Pengembangan Swadaya Masyarakat Dukungan Kebijakan Pemerintah Bina Mitra Sumberdaya 21 Komunitas Basis Lembaga Pelayanan Sumberdaya
DAMPAK PENINGKATAN KEBERDAYAAN SOSIAL PENGETAHUAN DAN KETRAMPILAN IDENTIFIKASI MASALAH INTEGRASI SOSIAL MASYARAKAT CERDAS SEJAHTERA EKONOMI PEMUPUKAN MODAL PENGEMBANGAN USAHA KESEMPATAN KERJA PENINGKATAN PENDAPATAN 22 KEMASYARAKATAN/POLITIK SADAR HAK DAN KEWAJIBAN PARTISIPASI PEMBANGUNAN MENJEMBATANI KESENJANGAN
Bambang Ismawan Pendiri dan Ketua Pembina Yayasan Bina Swadaya Pendiri dan Pemimpin Umum Majalah Trubus Pendiri dan Sekjen Gema PKM Indonesia Pendiri dan Ketua Pembina Asosiasi Kewirausahaan Sosial Indonesia Pendiri dan Ketua Pengurus Sinergi Indonesia Pendiri dan Ketua Umum Persab (Perhimpunan Sahabat Bangun) Flobamora Email : b.ismawan@gmail.com 23