MEMBERDAYAKAN PEREKONOMIAN RAKYAT. Oleh: Bambang Ismawan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang berkembang saat ini menghadapi banyak

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini peranan dan partisipasi usaha kecil dalam pembangunan

ASEAN-CHINA Free Trade Area (ACFTA).

Reformasi menghadirkan demokratisasi dan desentralisasi, suatu arah yang kita syukuri.

LEMBAGA KEUANGAN MIKRO LKM BY : NETTI TINAPRILLA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

INTERVENSI PROGRAM UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS UKM

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia berdasarkan data statistik tahun 2004, dapat dilihat dari

LEMBAGA KEUANGAN BERBASIS KOMUNITAS. Profil kelembagaan keuangan berbasis komunitas

BENTUK-BENTUK PEMBERDAYAAN DAN PENDAMPINGAN UMKM PEMBERDAYAAN, METODE PENDAMPINGAN UMKM DAN PERAN KKMB DALAM PEMBERDAYAAN UMKM 24/10/2013

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

PERAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DALAM OTONOMI DAERAH

I. PENDAHULUAN. Modal tanah, tenaga kerja dan manajemen adalah faktor-faktor produksi,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil

ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014

Program Pengentasan Kemiskinan melalui Penajaman Unit Pengelola Keuangan

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Usaha Besar Tahun

Kepada Yth. Calon Peserta Lomba CMA 2009

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBAGA KEUANGAN MIKRO PEDESAAN DI KABUPATEN BENGKALIS. Dahlan Tampubolon

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. dan sekaligus menjadi tumpuan sumber pendapatan sebagian besar masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi disemua negara berkembang. Menurut Thee Kian Wie, kemiskinan

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan usaha yang tergolong besar (Wahyu Tri Nugroho,2009:4).

BAB I PENDAHULUAN. pasar belum tentu dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang kemampuan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM

I. PENDAHULUAN. peranan sangat strategis dalam struktur perekonomian nasional. Karena

Menganalisis lebih jauh jumlah angka BPS

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR... TAHUN...

PNM Permodalan Nasional Madani

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA BAB 19 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu dari agenda pembangunan Indonesia dalam rangka meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro dan Kecil (UMK), yang merupakan bagian integral. dunia usaha nasional mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011

Pengembangan Livelihood dalam Program KOTAKU

PEMBERDAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SEBAGAI SALAH SATU PILAR SISTEM KEUANGAN NASIONAL: UPAYA KONKRIT MEMUTUS MATA RANTAI KEMISKINAN 1

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Kecil Dan Mikro (UKM) merupakan

BAB III BERBAGAI KEBIJAKAN UMKM

Model Pengembangan Ekonomi Kerakyatan

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

PENGERTIAN USAHA KECIL DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Micro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor

Dampak Positif UMKM Perempuan Kurangi Angka Kemiskinan

PERAN KELEMBAGAAN PERBANKAN DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NASIONAL BANK MANDIRI

BOKS OPTIMALISASI PEMBERDAYAAN UMKM MELALUI KERJASAMA PEMDA, LEMBAGA PENJAMINAN KREDIT DAN PERBANKAN SUATU SOLUSI BAGI PENGEMBANGAN UMKM DI DAERAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 Mengingat Menetapka : 1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 No

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA

APBNP 2015 belum ProRakyat. Fadel Muhammad Ketua Komisi XI DPR RI

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (entrepreneurship) sering sekali terdengar, baik dalam bisnis, seminar, pelatihan,

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

SAMBUTAN MENTERI PEKERJAAN UMUM. Pada Acara

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima, Keenam, Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima,

VII. EVALUASI DAN RUMUSAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KELUARGA MISKIN MELALUI KUBE DI KELURAHAN MAHARATU

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) telah mendapat perhatian yang relative cukup besar dari pemerintah,

Implementasi Program Pemberdayaan Masyarakat Upaya penanggulangan kemiskinan yang bertumpu pada masyarakat lebih dimantapkan kembali melalui Program

Kebijakan Pemerataan dan Keadilan Pelaku Ekonomi Dengan Memperkuat Koperasi Sebagai Soko Guru Perekonomian

BAB I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Peran strategis UMKM dalam

C I T I M I C R O E N T R E P R E N E U R S H I P A W A R D

BAB I PENDAHULUAN. Perdesaan (PNPM-MP) salah satunya ditandai dengan diberlakukannya UU No. 6

PENGEMBANGAN USAHA PEREMPUAN BAGI KESEJAHTERAAN KELUARGA MELALUI KEWIRAUSAHAAN

RENCANA AKSI DAERAH PEMANFAATAN DANA CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DI PROVINSI JAMBI

BERITA NEGARA. KEMENKOP-UKM. Inkubator Wirausaha. Kriteria Penyelenggaraan. Prosedur. Standar. Norma. Pencabutan.

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pemerintah melalui Perbankan dan Lembaga Kredit Mikro (LKM) berusaha meningkatkan perekonomian di Indonesia. Bukti bahwa pemerintah

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh suatu bangsa dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan dan

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR: 11 /Per/M.KUKM/ XII /2013

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

FORMALISASI UMKM KE DALAM SISTEM PERPAJAKAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP INKLUSI FINANSIAL DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. tahun keuangan mikro (international microfinance year 2005), dimana lembaga

I. PENDAHULUAN. peningkatan penduduk dari tahun 2007 sampai Adapun pada tahun 2009

Program Mahasiswa Wirausaha Bagi Kopertis dan Perguruan Tinggi Swasta

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. modern pada masa kini mereka tidak menikmati fasilitas pendidikan pelayanan

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

PERAN SERTA BANK INDONESIA DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) *) Oleh : Andang Setyobudi, SE **)

BAB II TELAAH PUSTAKA. tersebut. Mengingat besarnya pengaruh bank terhadap perekonomian

BAB I PENDAHULUAN Sekilas Tentang UPK Sauyunan Kecamatan Bojongsoang

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. dan bertahan hidup tentunya dengan caranya sendiri-sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi tersebut harus dapat diusahakan dengan kemampuan dan

Transkripsi:

MEMBERDAYAKAN PEREKONOMIAN RAKYAT Oleh: Bambang Ismawan 1

BERITA GEMBIRA! Ekonomi Indonesia 2011 tumbuh tertinggi di ASEAN: 6,5% Inflasi 2011 sebesar 3,79%, jauh lebih rendah ketimbang 2010 yang mencapai 6,96%, paling rendah diantara BRIC (Brazil, Russia, India and China) Tahun 2011 Indonesia baru saja diberi apresiasi investment grade (layak investasi) oleh lfitch Rating, setelah 14 tahun Tingkat Utang Pemerintah 2011 Relatif Rendah (25,70) dibanding negara-negara pusat pertumbuhan utama dunia, Asean dan Negara maju Sumber: Advertorial Kementerian BUMN di harian Kompas tanggal 28 Desember 2011 2

KEMISKINAN Menurut BPS (2013), jumlah penduduk dibawah garis kemiskinan di Indonesia mencapai 28,07 juta orang (11,37 persen) 52 % penduduk pedesaan hidup dengan sanitasi yang buruk, dan 36 % penduduk perkotaan tidak mempunyai akses air bersih Setiap 2 jam seorang ibu melahirkan meninggal karena buruknya layanan kesehatan. Tengoklah pula, sekitar 56 juta (98,8% dari seluruh seluruh entitas usaha) pengusaha Indonesia tergolong sebagai usaha mikro (Economically Active Poor, Bank Dunia) 3

Ketidakstabilan Pemerintahan Warisan Penjajahan Devaluasi Mata Uang Yang Sangat Besar K K N Merajalela KETIDAKBERDAYAAN MASYARAKAT Kemiskinan Keterbelakangan Bencana Alam Tak terantisipasi Kerusakan Lingkungan Tak Terbendung Pasal 33 UUD 1945 Tidak Dihayati Dalam Kebijakan Ekonomi 4

STRATIFIKASI USAHA DI INDONESIA Usaha Besar 4.968 (0,01 %) Usaha Menengah 48.997 (0,09 %) Usaha Kecil 629.418 (1,11%) Usaha Mikro 55.856.176 (98,79 %) Total 56.539.560 Sumber : Kementerian Negara Koperasi & UKM, 2012 5

HASIL SURVEY ENTREPRENEURSHIP BBC (2011) Indonesia menempati urutan teratas, disusul Amerika Serikat, Kanada, India dan Australia dalam mendukung pengembangan bisnis baru. Kolombia, Mesir, Turki, Italia dan Rusia menjadi negara yang kurang ideal bagi para Entrepreneur. Survei yang dinamakan BBC s Extreme World Series menggunakan variabel persepsi budaya untuk mendukung pengembangan start-ups. Survei dilakukan terhadap 24.000 orang dari 24 negara Survey ini mengacu pada 4 indikator yaitu 1) tingkat kreativitas dan inovasi di masing-masing negara, 2) tingkat kesulitan memulai bisnis, 3) tingkat kemauan memulai bisnis dan 4) tingkat kemudahan menjalani bisnis. 6

BIDANG KEGIATAN USAHA MIKRO Kegiatan primer dan sekunder : pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan (semua dilaksanakan dalam skala terbatas dan subsisten), pengrajin kecil, penjahit, produsen makanan kecil, dll Kegiatan tersier : transportasi (dalam berbagai bentuk), kegiatan sewa menyewa baik rumah, tanah, maupun alat produksi, dll Kegiatan distribusi : pedagang di pasar, pedagang kelontong, pedagang kaki lima, penyalur dan agen, serta usaha sejenisnya. Kegiatan jasa lain : pengamen, penyemir sepatu, tukang cukur, montir, tukang sampah, juru potret jalanan, dan sebagainya 7

KARAKTERISTIK PENGUSAHA MIKRO Informalitas : Sebagian besar bekerja di luar kerangka legal dan pengaturan yang ada. Mobilitas : Dalam merespon situasi tak menentu, sektor ini relatif mudah dimasuki dan ditinggalkan. Beberapa pekerjaan dilakukan oleh satu keluarga: Keberlanjutan yang sulit diramalkan membuat pelakunya membuat beberapa alternatif, bila terjadi sesuatu maka tetap dapat memenuhi kebutuhan dasar. Kemandirian : Ketergantungan terhadap lembaga dana (formal) rendah. Kehancuran perbankan, tak mempunyai pengaruh signifikan Hubungan dengan sektor formal : Meskipun dilekatkan predikat informalitas, dalam kenyataannya memiliki hubungan erat. 8

FOKUS PEMBERDAYAAN Pengembangan Kelembagaan Mandiri Pelayanan Keuangan Mikro Pengembangan Usaha Produktif 9

PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN MANDIRI 10

KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT FUNGSI Wahana untuk: Saling belajar-mengajar Identifikasi masalah Pengambilan keputusan Mobilisasi sumberdaya Komunikasi dengan pihak lain 11

PENYELENGGARAAN KELOMPOK SWADAYA 12 ORIENTASI PENINGKATAN PENDAPATAN PENGEMBANGAN EKONOMI RUMAH TANGGA PEMUPUKAN MODAL PENGEMBANGAN USAHA PERTEMUAN TERATUR PENDIDIKAN KADER KSM ORGANISASI DEMOKRATIS DAN PARTISIPATIF PENGURUS DIPILIH DARI DAN OLEH ANGGOTA ADMINISTRASI TERATUR DAN TERBUKA WAWASAN KETERBUKAAN TERHADAP GAGASAN BARU TERHADAP KERJASAMA BARU PERENCANAAN, PELAKSANAAN DAN EVALUASI PROGRAM SECARA PARTISIPATIF

KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN MANUSIA BERSUMBER DAYA PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN KSM PEMUPUKAN MODAL PENGEMBANGAN USAHA 13 PENGEMBANGAN JEJARING DAN INFORMASI TEPAT GUNA

14 PELAYANAN KEUANGAN MIKRO

KEUANGAN MIKRO Makhluk baru yang lahir dari Ibu yang berorientasi pada social advancement dengan Ayah yang berorientasi pada business finance (Tony Fernandes) Development instrument yang efektif untuk menanggulangi kemiskinan dan sound business (Gert van Maanen) Keuangan mikro pada dasarnya merupakan mekanisme pelayanan keuangan bagi masyarakat miskin yang mengembangkan usaha produktif, dengan menggunakan mekanisme dan prosedur non konvensional yang sederhana. Keuangan mikro sudah ada di Indonesia sejak lebih dari 100 tahun yang lalu namun sebagai program dan industri belum bisa berbuat banyak. 15

KRITERIA KEUANGAN MIKRO (MICROCREDIT SUMMIT, WASHINGTON 1997) Menjangkau yang miskin Menjangkau dan memberdayakan perempuan Mengembangkan kelembagaan berkelanjutan secara finansial Dampaknya dapat terukur 16

MODEL PELAYANAN KEUANGAN MIKRO Saving Led Microfinance, membership based dimana mobilisasi dana diperoleh dari Usaha Mikro sendiri (anggota), contohnya Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), Credit Union (CU), Koperasi Simpan Pinjam (KSP), dll. Microfinance Service and Development Credit Led Microfinance, sumber keuangan terutama bukan dari mobilisasi tabungan Usaha Mikro, namun sumber lain, contohnya adalah Badan Kredit Desa (BKD), Lembaga Dana dan Kredit Pedesaan (LDKP), Grameen Bank model, ASA model (Bangladesh) Micro Banking, sektor perbankan yang didesain untuk melakukan pelayanan keuangan mikro. Bank tersebut adalah BRI, BPR, Danamon Simpan Pinjam. Pola Kemitraan, memanfaatkan kelembagaan yang ada, yaitu KSM & Bank, dalam suatu kebijakan khusus dimana mereka dihubungkan untuk bekerja sama di dalam pelayanan keuangan saling menguntungkan dengan difasilitasi lembaga pendamping (pola hubungan bank dengan kelompok atau PHBK). 17

PHBK 18 Dipromosikan Bank Indonesia, BRI, dan Bina Swadaya dengan dampingan GTZ sejak 1988 Rakyat kecil bankable, tergabung dalam Kelompok Swadaya Masyarakat Kredit pada kelompok: mengurangi biaya transaksi Collateral substitute : tanggung renteng & social presure Meliputi 23 propinsi, lebih dari 1000 kantor bank berpartisipasi, 257 LPUM terlibat, melayani 34.227 KSM (1.026.810 KK), akumulasi kredit Rp 331 milyar, akumulasi tabungan Rp 29,5 milyar, tingkat pengembalian 97,3% (September 2001)

PENGEMBANGAN USAHA PRODUKTIF 19

KEGIATAN MENDORONG PENGEMBANGAN USAHA PRODUKTIF Informasi Pelatihan usaha Pengenalan Teknologi Baru. Pemasaran. Kemitraan Usaha 20

GERAKAN KEBERDAYAAN MASYARAKAT BERKELANJUTAN Lembaga Pengembangan Swadaya Masyarakat Dukungan Kebijakan Pemerintah Bina Mitra Sumberdaya 21 Komunitas Basis Lembaga Pelayanan Sumberdaya

DAMPAK PENINGKATAN KEBERDAYAAN SOSIAL PENGETAHUAN DAN KETRAMPILAN IDENTIFIKASI MASALAH INTEGRASI SOSIAL MASYARAKAT CERDAS SEJAHTERA EKONOMI PEMUPUKAN MODAL PENGEMBANGAN USAHA KESEMPATAN KERJA PENINGKATAN PENDAPATAN 22 KEMASYARAKATAN/POLITIK SADAR HAK DAN KEWAJIBAN PARTISIPASI PEMBANGUNAN MENJEMBATANI KESENJANGAN

Bambang Ismawan Pendiri dan Ketua Pembina Yayasan Bina Swadaya Pendiri dan Pemimpin Umum Majalah Trubus Pendiri dan Sekjen Gema PKM Indonesia Pendiri dan Ketua Pembina Asosiasi Kewirausahaan Sosial Indonesia Pendiri dan Ketua Pengurus Sinergi Indonesia Pendiri dan Ketua Umum Persab (Perhimpunan Sahabat Bangun) Flobamora Email : b.ismawan@gmail.com 23