*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

dokumen-dokumen yang mirip
*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

Keywords: hormonal contraceptive pills, hypertension, women in reproductive age.

Kata kunci : Malaria, penggunaan anti nyamuk, penggunaan kelambu, kebiasaan keluar malam

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

Kata Kunci: Aktivitas Fisik, Kebiasaan Merokok, Riwayat Keluarga, Kejadian Hipertensi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

Kata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN

Kata Kunci: Umur, Jenis Kelamin, IMT, Kadar Asam Urat

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

Kata Kunci : Status Merokok, konsumsi alkohol, hipertensi

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

Kata Kunci: Katarak, Diabetes Mellitus, Riwayat Trauma Mata, Konsumsi Minuman Beralkohol, Pekerjaan

Oleh: Roy Marchel Rooroh Dosen Pembimbing : Prof. dr. Jootje M. L Umboh, MS dr. Budi Ratag, MPH

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

Kata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria

The Incidence Of Malaria Disease In Society At Health Center Work Area Kema Sub-District, Minahasa Utara Regency 2013

BAB 1. mempengaruhi jutaan orang di dunia karena sebagai silent killer. Menurut. WHO (World Health Organization) tahun 2013 penyakit kardiovaskular

PENGARUH PENGGUNAAN KELAMBsU, REPELLENT,

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. 1

DR. R.D KANDOU MANADO

Kata Kunci : Kejadian hipertensi, perilaku konsumsi makanan, aktivitas fisik, riwayat keluarga

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA USIA DEWASA MUDA DI DESA PONDOK KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO

HUBUNGAN FAKTOR KONSUMSI MAKANAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR RISIKO KEJADIAN TUBERKULOSIS MULTIDRUG RESISTANT

Kata Kunci : Tingkat Pendidikan, Pendapatan, Persepsi, Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DAN PENGGUNAAN ANTI NYAMUK BAKAR DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS KOLONGAN

*Bidang Minat Epidemiologi *, Fakultas Kesehatan Masyarakat*, Universitas Sam Ratulangi*

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi,

Kata Kunci : Pendidikan, Pekerjaan, Riwayat Keluarga Menderita Diabetes, Aktifitas Fisik dan Kejadian Diabetes Mellitus tipe 2

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkannya. Bila kondisi tersebut berlangsung lama dan menetap, maka dapat menimbulkan penyakit hipertensi.

Kata Kunci: Kejadian ISPA, Tingkat Pendidikan Ibu, ASI Eksklusif, Status Imunisasi

Kata Kunci: Keturunan, Umur, Obesitas, Hipertensi

ABSTRAK. Kata Kunci: Obesitas, Natrium, Hipertensi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI POSYANDU SENJA CERIA SEMARANG TAHUN 2013

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

HUBUNGAN ANTARA MUTU JASA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS RANOTANA WERU

ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN

HASIL PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN TEKANAN DARAH PADA NELAYAN DI KELURAHAN BITUNG KARANGRIA KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian di dunia termasuk di negara berkembang seperti

INTISARI. M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd., Apt 2 ; dr. Hotmar Syuhada 3

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DAN KEBIASAAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI USIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data WHO

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

Rini Anggraeny 1, Wahiduddin 1, Rismayanti 1.

Unnes Journal of Public Health

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan

I. PENDAHULUAN. akan mencapai lebih dari 1,5 milyar orang (Ariani,2013). Hipertensi telah

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS UMBULHARJO I YOGYAKARTA TAHUN 2009

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Sri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Tingkat Pendidikan, Kontak Serumah, Kejadian Tuberkulosis Paru

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BEROBAT HIPERTENSI PADA LANSIA DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN DIARE DI DESA RANOWANGKO KECAMATAN TOMBARIRI KABUPATEN MINAHASA TAHUN

Kata kunci: kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, hipertensi, laki-laki

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

HUBUNGAN ANTARA STATUS DEMOGRAFI DENGAN KEPUASAN DALAM PELAYANAN PASIEN JAMKESMAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RATAHAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI USIA DEWASA MUDA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BULU KABUPATEN SUKOHARJO

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI STUDI CROSS-SECTIONAL TERHADAP PASIEN RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

Faktor-faktor kejadian malaria

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Penyakit hipertensi sering disebut sebagai the silent disease atau penderita tidak

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan kesehatan masyarakat di Indonesia mengalami transisi

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

82 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN PERILAKU KLIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS BAHU MANADO

BAB I PENDAHULUAN. disikapi dengan baik. Perubahan gaya hidup, terutama di perkotaan telah

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI BADAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BUOL

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dapat timbul akibat perkembangan jaman. adalah gaya hidup tidak sehat yang dapat memicu munculnya penyakit

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN GAYA HIDUP DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN RAWAT JALAN DI UPK PUSKESMAS PURNAMA. Eka Apriani, Widyana Lakshmi Puspita

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG OBAT GOLONGAN ACE INHIBITOR DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM PELAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI DI RSUP PROF DR

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

Kata Kunci :Riwayat Keluarga, Konsumsi Alkohol, Kadar Asam Urat Darah

FAKTOR RESIKO KEJADIAN PENYAKIT HIPERTENSI DI PUSKESMAS BASUKI RAHMAT PALEMBANG

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan terdapat 7,5 juta kematian atau sekitar 12,8% dari seluruh total

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN RAWAT JALAN PUSKESMAS RATAHAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA PERIODE DESEMBER 2013- MEI 2014 Finsie L. Waas*, Budi T. Ratag*, Jootje M.L. Umboh* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Prevalensi hipertensi di Indonesia melalui hasil pengukuran tekanan darah yang di dapat pada umur 18 tahun yaitu sebesar 25,8%. Data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara tercatat selama tahun 2013 terdapat 27,1% kunjungan hipertensi ke puskesmas di Provinsi Sulawesi Utara. Berdasarkan data 10 penyakit terbanyak pelayanan kesehatan rawat jalan di Puskesmas Ratahan tahun 2013, hipertensi menempati urutan pertama dengan kunjungan kasus hipertensi berjumlah 32,5% kunjungan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada pasien rawat jalan Puskesmas Ratahan. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan penelitian studi kasus kontrol. Besar sampel yaitu 56 responden kelompok kasus dan 56 responden kelompok kontrol maka total sampel adalah 112 responden. Variabel yang diteliti adalah riwayat keluarga, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan status merokok. Pengambilan data menggunakan kuesioner dan analisis bivariat menggunakan uji chisquare (CI=95%, α= 0,005) dengan menggunakan program SPSS versi 21. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara riwayat keluarga dengan kejadian hipertensi dengan nilai p = 0,001 dengan nilai OR= 3,6 (CI= 1,633 7,881). Ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan kejadian hipertensi dimana nilai p = 0,010 dengan nilai OR = 2,9 (CI= 1,272-6,462). Tidak ada hubungan antara tingkat pendapatan dengan kejadian hipertensi dengan nilai p= 0,225. Tidak ada hubungan antara status merokok dengan kejadian hipertensi dengan nilai p= 0,547. Saran kepada Puskesmas Ratahan agar melakukan penyuluhan kepada masyarakat yang ada di wilayah kerja Puskesmas Ratahan tentang hipertensi dan upaya pencegahannya. Kata kunci : Riwayat keluarga, Tingkat pendidikan, Tingkat pendapatan, Status merokok, Kejadian Hipertensi ABSTRACT Based on the Basic Health Research (Riskesdas) 2013, the hypertension prevalence in Indonesia through blood pressure test from the respondents aged 18, was 25,8%. According to the data of North Sulawesi Public Health department mentioned that in the whole 2013 there was 27,1% hypertense cases in every Public Helath Centre in North Sualwesi. In Public Health Centre Ratahan based on the highest deseased to the outpatient, hypertense was in the first rank with 32,5% visits. The objectives of this study was to analyse the factors that related to the outpatient at Ratahan Public Health Centre This study is an observational analytic with case control design. The sample of the study was 56 respondent on the case group and 56 respondent on the control group, hence the total sample was 112 respondent. The variable we have been study is family history, education level, income level and smoking status. The data taking using questioner and bivariat analysis using Chi-Square (CI = 95%, α = 0,05) with SPSS versi 21. This study showed that there is a relation between family history with hypertense case where p = 0,001 and OR = 3,6 (CI= 1,633 7,881). There is a relation between education level and hypertense case where p = 0,010 and OR = 2,9 (CI= 1,272-6,462). There is no relation between income level and hypertense where p = 0,225. There is no relation between smoking status and Hypertense case with p = 0,547. Recommended that can be given to Ratahan Public Health Centre they are improving their programs on promotion about hypertense and how to overcome. Key words : family history, education level, income level, smoking status, hypertense

PENDAHULUAN Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah meningkat secara kronis. Hal tersebut dapat terjadi karena jantung bekerja lebih keras memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh. Jika dibiarkan, penyakit ini dapat mengganggu fungsi organ-organ lain, terutama organorgan vital seperti jantung dan ginjal (Riskesdas 2013). Melalui catatan Badan Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) tahun 2011, terdapat 1 miliyar orang di dunia menderita hipertensi, dan dua pertiga diantaranya berada di negara berkembang. Kenaikan kasus hipertensi diperkirakan menjadi 1,15 miliyar kasus di tahun 2025. Prediksi ini didasarkan pada angka penderita hipertensi saat ini dan pertambahan penduduk saat ini. Prevalensi hipertensi di Indonesia pada tahun 2013 berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah yang di dapat pada umur 18 tahun sebesar 25,8%, tertinggi di Bangka Belitung (30,9%) dan terendah di Papua (16,8%). Sulawesi Utara berada di urutan ke-9 yaitu 27,1%. Hasil ini di dukung melalui data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara bahwa selama tahun 2013 terdapat 32.072 kunjungan hipertensi di setiap Puskesmas se-provinsi Sulawesi Utara. Melalui data 10 penyakit terbanyak yang di dapat dari Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Tenggara, tercatat selama tahun 2013 terdapat 13.107 kunjungan pasien hipertensi di seluruh Puskesmas se-kabupaten Minahasa Tenggara. Data 10 penyakit terbanyak pelayanan kesehatan rawat jalan di Puskesmas Ratahan tahun 2013, hipertensi menempati urutan pertama dengan kunjungan kasus hipertensi selama tahun 2013 yaitu berjumlah 2.960 kunjungan, tertinggi pada bulan Desember yaitu sebanyak 316 kunjungan dan terendah pada bulan Agustus yaitu sebanyak 165 kunjungan. Berdasarkan data-data di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada pasien rawat jalan Puskesmas Ratahan Kabupaten Minahasa Tenggara. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik dengan desain case control study (studi kasus kontrol). Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Ratahan,

Kabupaten Minahasa Tenggara pada bulan Juni - Oktober 2014. Populasi pada penelitian ini yaitu semua pasien rawat jalan di Puskesmas Ratahan yang di diagnosis oleh dokter menderita hipertensi sesuai data rekam medis bulan Desember 2013 sampai Mei 2014 sebagai kelompok kasus, dan penduduk yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Ratahan Kabupaten Minahasa Tenggara yang tidak menderita hipertensi dan tidak sedang mengonsumsi obat anti hipertensi sebagai kelompok kontrol. Sampel pada penlitian ini adalah keseluruhan dari populasi yaitu 56 responden pada kelompok kasus dan 56 responden pada kelompok kontrol. Variabel dalam penelitian ini yaitu riwayat keluarga, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan status merokok. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Metode pengumpulan data dibagi menjadi 2 yakni data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dengan metode wawancara ke rumah responden dengan menggunakan kuesioner dan data sekunder yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Tenggara serta dari rekam medis Puskesmas Ratahan. Analisis data menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji statistik chi kuadrat (chi square) dengan tingkat kemaknaan 95% (α = 0,05). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Peneltian berdasarkan karakteristik umur paling banyak 85,7% rsponden berada pada kelompok umur 40 tahun sedangkan yang paling sedikit 14,3% responden berada pada umur <40 tahun. Hasil penelitian berdasarkan karakteristik jenis kelamin diperoleh paling banyak 64,3% respoden berjenis kelamin perempuan dan 35,7% adalah laki-laki. Hasil penelitian berdasarkan karakteristik pekerjaan paling banyak 36,6% adalah responden yang tidak bekerja dan paling sedikit 4,5% adalah responden yang bekerja sebagai honorer. Berdasarkan konsumsi alkohol pada kelompok kasus, paling banyak 76,8% terdapat pada responden yang tidak mengonsumsi alkohol dan paling sedikit 23,2% responden mengonsumsi alkohol. Pada kelompok kontrol paling banyak 80,4% responden tidak mengonsumsi alkohol dan paling sedikit 19,6% responden mengonsumsi alkohol. Berdasarkan karakteristik IMT (Indeks Massa Tubuh) diketahui paling banyak 51,8% responden kelebihan berat badan dan paling sedikit 1,8% responden

memiliki berat badan kurang. Pada penelitian ini telah dilakukan matching pada variabel umur, IMT dan jenis kelamin. Tabel 1. Hubungan antara riwayat keluarga, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan status merokok dengan kejadian hipertensi. responden yang tidak memiliki riwayat keluarga hipertensi. Penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Muhlisah dan Junaidi di Puskesmas Ujung Loe Kabupaten Bulukumba setelah di uji statistik dengan chi-square di peroleh nilai probabilitas 0,007 yang menyatakan terdapat Berdasarkan analisis bivariat didapatkan hasil ada hubungan antara riwayat keluarga dengan kejadian hipertensi dimana nilai p = 0,001 dengan OR = 3,587 (CI 95% = 1,633-7,881) maka dapat dikatakan bahwa responden yang memiliki riwayat keluarga menderita hipertensi memiliki risiko 3,6 kali menderita hipertensi dibandingkan dengan Faktor Risiko Kejadian Hipertensi Total p Kasus kontrol Value N % n % n % OR CI (95%) Riwayat Keluarga Ada 40 71,4 23 41,1 63 56,3 1,633- Tidak ada 16 28,6 33 58,9 49 43,8 0,001 3,587 7,881 Tingkat pendidikan Rendah dan menengah 43 76,6 30 53,6 73 65,2 1,272- Tinggi 13 23,2 26 46,4 39 34,8 0,010 2,867 6,462 Tingkat pendapatan <UMP 21 37,5 15 26,8 36 32,1 0,274- UMP 35 62,5 41 73,2 76 67,9 0,225 0.610 1,359 Status Merokok Merokok 20 35,7 17 30,4 37 33,0 0,579- Tidak Merokok 36 64,3 39 69,6 75 67,0 0,547 1,275 2,807 hubungan antara genetik (riwayat keluarga hipertensi) dengan kejadian hipertensi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan kejadian hipertensi dengan nilai p = 0,010 OR = 2,867 CI 95% = 1,272-6,462 maka dapat dikatakan bahwa responden yang memiliki tingkat pendidikan rendah

dan menengah memiliki risiko 2,9 kali menderita hipertensi dibandingkan dengan responden yang berpendidikan tinggi. Penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Anggara dan Prayitno di Puskesmas Telaga Murni, Cikarang Barat setelah di uji statistik dengan chi-square di peroleh nilai p = 0,042 yang menyatakan terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan kejadian hipertensi dengan nilai OR 3,20 (CI 95% = 1,15 8,86) maka dapat dikatakan responden yang memiliki tingkat pendidikan rendah memiliki risiko 3,20 kali menderita hipertensi dibandingkan dengan respoden yang berpendidikan tinggi. Tabel di atas menunjukan bahwa berdasarkan analisis bivariat didapatkan hasil tidak ada hubungan antara tingkat pendapatan dengan kejadian hipertensi dimana nilai p = 0,225. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilaksanakan oleh Sihombing yang dilaksanakan di 33 Propinsi di Indonesia tahun 2010. Berdasarkan status ekonomi dari 114.692 responden yang obes diketahui bahwa status ekonomi tinggi terlihat relatif berisiko hipertensi dibandingkan dengan status ekonomi rendah dengan OR=1,05. Berdasarkan analisis bivariat didapatkan tidak ada hubungan antara status merokok dengan kejadian hipertensi dimana nilai p = 0,547. Penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang dilaksanakan oleh Syahrini, Susanto dan Udiyono di Puskesmas Tlogosari Kulon Kota Semarang, berdasarkan hasil uji statistic chi-square didapakan nilai p = 0,655; OR =1,1; CI = 95% (0,4-3,3). Nilai p > 0,05 yaitu 0,655 yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi. KESIMPULAN 1. Ada hubungan antara riwayat keluarga dengan kejadian hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ratahan dimana responden yang memiliki riwayat keluarga hipertensi berisiko 3,6 kali lebih besar menderita hipertensi dibandingkan dengan responden yang tidak memiliki riwayat keluarga menderita hipertensi. 2. Ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan kejadian hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ratahan dimana responden yang tingkat pendidikannya rendah berisiko 2,9 kali lebih besar menderita hipertensi dibandingkan dengan responden yang tingkat pendidikannya tinggi.

3. Tidak ada hubungan antara tingkat pendapatan dengan kejadian hipertensi di Wilayah kerja Puskesmas Ratahan. 4. Tidak ada hubungan antara status merokok dengan kejadian hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ratahan SARAN 1. Disarankan bagi petugas kesehatan yang ada di Puskesmas Ratahan agar dapat melakukan penyuluhan kepada masyarakat yang ada di wilayah kerja Puskesmas Ratahan melalui kegiatankegiatan yang ada dimasyarakat seperti ibadah, PKK, arisan ataupun pertemuan pertemuan lainnya, atau dengan pembagian liflet atau poster mengenai hipertensi dan upaya pencegahannya beserta faktor risiko yang berhubungan dengan hipertensi seperti riwayat keluarga dan tingkat pendidikan. 2. Disarankan bagi masyarakat yang berada di wilayah kerja Puskesmas Ratahan agar lebih memperhatikan pendidikan dalam keluarga dalam upaya pencegahan hipertensi. DAFTAR PUSTAKA Anggara, F.H, Prayitno, N. 2013. Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Tekanan Darah di Puskesmas Telaga Murn Cikarang Barat Tahun 2012. 2012. Jakarta Timur: Jurnal Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Bustan, M. N. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: PT Rineka Cipta Dalimartha, S. Purnama, B. T. P, Sutarina, N, Mahendra, B, darmawan, R. 2008. Care Your Self Hipertensi. Jakarta: Penebar Plus + Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Pedoman Teknsis Penemuan dan Tatalaksana Penykit Hipertensi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Tenggara. 2014. 10 Penyakit Terbanyak.. Minahasa Tenggara Jufri, Z, Tasak, H, Sukriyadi.2012.Hubungan Antara Gaya Hidup Dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien Rawat

Jalan Di Puskesmas Panaikang Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten. Sinjai : Jurnal STIKES Nani Hasanuddin Makassar Volume 1 Nomor 5, Hal. 1-9. di akses 1 oktober 2014 Malla, H, Fajriansi, A, Darwis. 2014. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian HIpertensi pada Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Bontoa Kecamatan Bonto Kabupaten Maros. Makassar: Jurnal STIKES Nani Hasanuddin Makassar Volume 4 Nomor 2 Hal. 181-188. Online di akses 1 oktober 2014 Mannan, H, Wahiduddin, Rismayati. 2012. Faktor Resiko Kejadian Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Bangkala Kabupaten Jeneponto. Makassar. Jurnal Bagian Epidemiologi fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasannuddin. Online. di akses 21 Juni 2014 Muhlisah, E, Junaidi. 2013. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Hipertensi Di Puskesmas Ujung Loe Kabupaten Bulukumba Tahun 2013. Makassar. Jurnal STIKES Nani Hasanuddin Makassar. Volume 1 Nomor 1 Hal. 33-39. Online. di akses 4 oktober 2014 Notoatmodjo, S. 2010. Metode Penelitian kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta Puskesmas Ratahan. 2013. 10 Penyakit Terbanyak pada Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan. Minahasa Tenggara Puskesmas Ratahan. 2014. 10 Penyakit Terbanyak pada Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan. Minahasa Tenggara Sigarlaki, H. 2006. Karakteristik dan Faktor Berhubungan dengan Hipertensi di Desa Bocor Kecamatan Bulus Pesantern, Kabupaten Kebumen Jawa Tengah Tahun 2006. Jakarta : Jurnal Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Indonesia Volume 10 Nomor 2 Hal. 78-88. Online. di akses 4 oktober 2014 Sihombing, M. 2010. Hubungan Perilaku Merokok, Konsumsi Makanan/Minuman, dan Aktivitas Fisik dengan Penyakit Hipertensi pada Responden Obes Usia Dewasa di. Jakarta : Artikel Pusat Penelitian Biomedis dan Farmasi Badan

Penelitian Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Volume 60 Nomor 9 Hal. 406-413. Online. di akses 19 Oktober 2014 Suoth, M, Bidjuni, H, Malara, R.2014. Hubungan Gaya Hidup Dengan Kejadian Hipertensi Di Puskesmas Kolongan Kecamatan Kalawat Kabupaten Minahasa Utara. Manado : Jurnal PS Ilmu Keperawatan Universitas Sam Ratulangi Volume 2 Nomor 1 Hal. 1-10. Online.di akses 4 oktober 2014 Syahrini, E. N, Susanto, H.S, Udiyono, A.2012.Faktor-Faktor Risiko Hipertens Primer di Puskesmas Tlogosari Kulon Kota Semarang. Semarang : Jurnal Kesehatan UNDIP. Volume 1 Nomor 2 Hal. 315-325. Triyanto, T. 2014. Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi Secara Terpadu. Yogyakarta : Graha Ilmu Yogiantoro, M. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing