RANCANGAN MODEL TURBIN SAVONIUS SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK. Daniel Parenden, Ferdi H. Sumbung ;

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

BAB II LANDASAN TEORI

PRINSIP KERJA TENAGA ANGIN TURBIN SAVOUNIUS DI DEKAT PANTAI KOTA TEGAL

TURBIN ANGIN POROS VERTIKAL UNTUK PENGGERAK POMPA AIR

PENGARUH VARIASI SUDUT BLADE AIRFOIL CLARK-Y FLAT BOTTOM PADA UNJUK KERJA KINCIR ANGIN Horizontal Axis Wind Turbine (HAWT) DENGAN KAPASITAS 500 WATT

SISTEM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL SAVONIUS DENGAN BLADE TIPE L

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

PENERBITAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Ponorogo

ANALISIS KINERJA KINCIR ANGIN SEDERHANA DENGAN DUA SUDU POROS HORIZONTAL

SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik EKAWIRA K NAPITUPULU NIM

PENGGUNAAN BENTUK SUDU SETENGAH SILINDER ELLIPTIK UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI TURBIN SAVONIUS

BAB III PERANCANGAN ALAT

RANCANG BANGUN KINCIR ANGIN SAVONIUS UNTUK MEMBANGKITKAN ENERGI LISTRIK SKALA KECIL

BAB III METODOLOGI PENGUKURAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

PENGARUH LEBAR BLADE TERHADAP KINERJA TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL

BAB 4 PENGUJIAN, DATA DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

PEMBUATAN PROGRAM PERANCANGAN TURBIN SAVONIUS TIPE-U UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN

RANCANG BANGUN TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL TIPE SAVONIUS UNTUK SISTEM PENERANGAN PERAHU NELAYAN

Pengaruh Variasi Pembebanan Pada Poros Utama Turbin Angin Terhadap Putaran, Daya Listrik, dan Kinerja Turbin Angin Golden Blade

BAB II TEORI DASAR. sering disebut sebagai Sistem Konversi Energi Angin (SKEA).

BAB I LANDASAN TEORI. 1.1 Fenomena angin

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III METODE PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN. yang penulis rancang ditunjukkan pada gambar 3.1. Gambar 3.

ANALISIS TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL DENGAN 4, 6 DAN 8 SUDU. Muhammad Suprapto

KAJI EKSPERIMENTAL TURBIN ANGIN PEMBANGKIT LISTRIK TIPE SAVONIUS JENIS SPLIT S DENGAN SISTEM MAGNETIC LEVITATION SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF

Gambar 2.1. Grafik hubungan TSR (α) terhadap efisiensi turbin (%) konvensional

PERFORMANSI TURBIN ANGIN SAVONIUS DENGAN EMPAT SUDU UNTUK MENGGERAKKAN POMPA SKRIPSI

Desain Turbin Angin Sumbu Horizontal

PERANCANGAN TURBIN STRAIGHT BLADE DARRIEUS DENGAN TIGA SUDU

BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Studi Eksperimental tentang Karakteristik Turbin Angin Sumbu Vertikal Jenis Darrieus-Savonius

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH VARIASI SUDUT BLADE ALUMINIUM TIPE FALCON TERHADAP UNJUK KERJA KINCIR ANGIN Horizontal Axis Wind Turbines (HAWT) DENGAN KAPASITAS 500 WATT

E =Fu... (1) F = ρav(v-u) BAB II TEORI DASAR. 2.1 Energi Angin. Menurut Kadir (1987) bahwa sebagaimana telah banyak diketahui, angin

Bab IV Analisis dan Pengujian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN KINCIR ANGIN TIPE HORIZONTAL AXIS WIND TURBINE (HAWT) UNTUK DAERAH PANTAI SELATAN JAWA

Pengujian Kincir Angin Horizontal Type di Kawasan Tambak sebagai Energi Listrik Alternatif untuk Penerangan

KAJI EKSPERIMEN TURBIN ANGIN POROS HORIZONTAL TIPE KERUCUT TERPANCUNG DENGAN VARIASI SUDUT SUDU UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN

OPTIMASI DAYA TURBIN ANGIN SAVONIUS DENGAN VARIASI CELAH DAN PERUBAHAN JUMLAH SUDU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANCANG BANGUN TURBIN ANGIN VERTIKAL JENIS SAVONIUS DENGAN VARIASI PROFIL KURVA BLADE UNTUK MEMPEROLEH DAYA MAKSIMUM

ANALISA PEMANFAATAN POTENSI ANGIN PESISIR SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

UNJUK KERJA TURBIN ANGIN SAVONIUS DUA TINGKAT EMPAT SUDU LENGKUNG L

KAJIAN POTENSI ENERGI ANGIN DI DAERAH KAWASAN PESISIR PANTAI SERDANG BEDAGAI UNTUK MENGHASILKAN ENERGI LISTRIK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL TIPE SAVONIUS TUGAS AKHIR

PENGUJIAN SISTEM PENERANGAN JALAN UMUM DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER DAYA LISTRIK KOMBINASI DARI SOLAR PANEL DAN TURBIN SAVONIUS

BAB II LANDASAN TORI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

Publikasi Online Mahsiswa Teknik Mesin

I. PENDAHULUAN Saat ini Negara berkembang di dunia, khususnya Indonesia telah membuat turbin air jenis mini dan mikro hydro yang merupakan salah satu

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH SUDUT PITCH TERHADAP PERFORMA TURBIN ANGIN DARRIEUS-H SUMBU VERTIKAL NACA 0012

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN KINCIR ANGIN SAVONIUS TIPE L SEBAGAI SUMBER ENERGI TERBARUKAN

ANALISIS KINERJA RODA AIR ALIRAN BAWAH SUDU LENGKUNG 180 o UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. : Airfoil Clark Y Flat Bottom. : Bolam lampu 360 Watt

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pulau Gili Ketapang Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo

PERANCANGAN TURBIN ANGIN TIPE SAVONIUS L SUMBU VERTIKAL. Hendra Darmawan Penulis, Program Studi Teknik Elektro, FT UMRAH,

Studi Eksperimen Pengaruh Sudut Plat Pengganggu Di Depan Returning Blade Turbin Angin Tipe Savonius Terhadap Performa Turbin

OPTIMASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ARUS LAUT MENGGUNAKAN SISTEM TURBIN SAVONIUS TERMODIFIKASI

STUDI EKSPERIMENTAL TURBIN ANGIN SAVONIUS SUDU U DENGAN PENAMBAHAN SUDU NACA 0012

Yogia Rivaldhi

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN: X Yogyakarta, 3 November 2012

BAB IV ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN

MODEL FISIK KINCIR AIR SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK

BAB II TEORI DASAR. Angin adalah udara yang bergerak karena adanya perbedaan tekanan udara

BAB I PENDAHULUAN. Kincir angin pertama kali digunakan untuk membangkitkan listrik dibangun

TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN PROTOTIPE TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Kurikulum. Strata Satu (S1) Teknik Mesin

ANALISA PENGARUH SUDUT KELUAR SUDU TERHADAP PUTARAN TURBIN PELTON ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANCANG BANGUN ALAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN SUMBU VERTIKAL DI DESA KLIRONG KLATEN Oleh Bayu Amudra NIM:

BAB II LANDASAN TEORI

PENGUJIAN TURBIN ANGIN SAVONIUS TIPE U TIGA SUDU DI LOKASI PANTAI AIR TAWAR PADANG

KARAKTERISTIK KINCIR ANGIN MAGWIND 5 SUDU

BAB II LANDASAN TEORI

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN KECEPATAN ANGIN TERHADAP EFISIENSI DAYA & PUTARAN KRITIS PADA MINI WIND CATCHER

RANCANG BANGUN ALAT PRAKTIKUM TURBIN AIR DENGAN PENGUJIAN BENTUK SUDU TERHADAP TORSI DAN DAYA TURBIN YANG DIHASILKAN

STUDI EKSPERIMENTAL SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK PADA VERTICAL AXIS WIND TURBINE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN SKALA KECIL PADA BANGUNAN BERTINGKAT

PENGUJIAN PROTOTYPE ALAT KONVERSI ENERGI MEKANIK DARI LAJU KENDARAAN SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK DENGAN VARIASI PEMBEBANAN INTISARI

= x 125% = 200 x 125 % = 250 Watt

Turbin Angin Poros Vertikal Sebagai Alternatif Energi Lampu Penerangan Jalan Umum (PJU)

PENGGUNAAN KINCIR ANGIN SAVONIUS sebagai SUMBER ENERGI LISTRIK

Prestasi Kincir Angin Savonius dengan Penambahan Buffle

Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN

PEMBANGKIT LISRIK TENAGA ANGIN. Nama : M. Beny Djaufani ( ) Ardhians A. W. ( Benny Kurnia ( Iqbally M.

PENGARUH JUMLAH BLADE TERHADAP KINERJA TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI EKSPERIMENTAL EFEK JUMLAH SUDU PADA TURBIN AIR BERSUMBU HORISONTAL TIPE DRAG TERHADAP PEMBANGKITAN TENAGA PADA ALIRAN AIR DALAM PIPA

Transkripsi:

RANCANGAN MODEL TURBIN SAVONIUS SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK Daniel Parenden, Ferdi H. Sumbung dparenden@yahoo.com ; frederik_hs@yahoo.com Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Musamus ABSTRAK. Turbin angin merupakan suatu alat yang mampu mengubah energi angin menjadi energi mekanik dan selanjutnya diubah menjadi energi listrik melalui generator. Turbin angin poros vertikal rotor tipe savonius mampu bekerja optimum pada kecepatan angin yang rendah. Secara umum turbin angin savonius hanya memanfaatkan drag force dari angin, sehingga semakin besar drag force, maka efisiensi turbin juga semakin besar. Tujuan penelitian ini adalah merancang dan membuat turbin savonius sebagai pembangkit listrik serta menguji kinerja turbin savonius. Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan turbin angin savonius yang dibuat diperoleh bahwa pada kecepatan angin minimal (3,8 m/s) didapatkan daya output 1,6 Watt dan efisiensi sebesar 18,8 % sedangkan pada kecepatan angin maksimumm (5,4 m/s) didapatkan daya output 5,46 Watt dan efisiensi sebesar 10,65 % Kata kunci : kecepatan angin, daya, efisiensi. PENDAHULUAN Tingginya kebutuhan energi konvensional berupa migas yang tidak diimbangi oleh kapasitas produksinya menyebabkan kelangkaan bahan bakar sehingga terjadi kenaikan harga. Pemerintah maupun swasta di berbagai negara kemudian berpacu untuk membangkitkan energi dari sumber-sumber energi baru dan terbarukan dalam mempertahankan ketahanan energi negaranya. Salah satu sumber energi terbarukan yang dipilih Adela energi angin. Angin yang berhembus di Indonesia, menurut Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), sering fluktuatif dan rata-rata kecepatan anginnya rendah (0 5 m/s). Kecepatan angin yang lebih tinggi bisa diperoleh pada elevasi yang lebih tinggi. Penelitian kemudian memfokuskan bahasan pada pemanfaatan 169

energi angin kecepatan rendah ini sebagai penghasil energi listrik skala kecil. Turbin angin pertama sebagai pembangkit listrik adalah berupa sebuah turbin angin tradisional yang dibuat oleh PoulIa Courdidenmark lebih dari 100 tahun yang lalu. Berikutnya baru di awal abad ke- 20, mulai dari mesin ekperimental untuk turbin angin ini. Pengembangan lebih serius baru dilakukan pada saat terjadi krisis minyak pada era 1970-an, dimana banyak pemerintah diseluruh dunia mulai mengeluarkan dana untuk riset dan pengembangan sumber energi alternatif. Di awal 80-an, terlihat pengembangan utama dilakukan di California dengan pembangunan ladang pembangkit listrik dengan ratusan turbin angin, sehingga sampai akhir dekade tersebut sudah terbangun 15.000 turbin angin dengan kapasitas pembangkit total sebesar 1.500 MW di daerah itu (Ackermann dansinkler, 2000). Menurut Reksoatmojo (2003), sejarah penggunaan energi angin dimulai sejak abad ke-17 SM dan tersebar di berbagai negara seperti Persia, Babilonia, Mesir, China dan benua Eropa. Turbin dengan konstruksi sederhana yang cocok untuk penggunaan dipedesaan adalah turbin angin jenis savonius, turbin ini termasuk jenis turbin angin dengan sumbu vertikal, dengan rator tersusun dari dua buah sudu-sudu setengah silinder. Konsep turbin angin Savonis ini cukup sederhana dan praktis tidak terpengaruh oleh arah angin. Menurut Blackwell dkk. Dalam tulisan Notogomo (2006), Menyimpulkan bahwa turbin dengan dua sudut memiliki kinerja aerodinamis yang lebih baik dari pada dengan yang tiga sudut. Turbin angin dengan konstruksi sederhana yang cocok untuk penggunaan di pedesaan adalah turbin angin jenis savonius. Turbin ini termasuk jenis turbin dengan sumbu vertikal, dengan rotor yang tersusun dari dua buah sudu-sudu setengah silinder. TINJAUAN PUSTAKA 1. Arah angin Variasi tekanan atmosfer menyebabkan udara akan terus bergerak dengan arah yang berubah-ubah dalam bentuk aliran udara yang disebut angin. Karakteristik angin ditentukan oleh arah dan kecepatannya. Secara teoritis, angin berhembus dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Pada altitude tinggi, arah angin akan dipengaruhi oleh putaran bumi dan bergerak sejajar dengan garis isobar. Pada belahan bumi utara angin berputar melawan putaran jarum jam, sementara di belahan bumi selatan angin berputar searah putaran jarum jam. Arah angin ditentukan oleh arah dari mana angin itu berhembus. Jadi angin-baratberarti angin 170

yang berhembus dari barat ke timur, demikian pula angin-tenggara berarti angin yang berhembus dari tenggara ke barat-daya. 2. KecepatanAngin Data kecepatan angin dapat diperoleh di kantor-kantor Badan Meteorologi. Lazimnya data kecepatan dan ara hangin (harian atau bulanan). Kecepatan angin lazimnya dinyatakan dengan satuan knot atau m/s. Fenomena angin di laut atau di daratan diklasifikasikan dengan bilangan Beaufort (Bn). Agar umur turbin-turbin yang dirancang cukup tangguh sekurangkurangnya sepuluh tahun, maka wind design speed diambil pada BN= 10 (1.k 26 m/s). Untuk pemasangan sampai ketinggian 15 meter, kecepatan praktis tidak banyak bervariasi. Pembangkit tenaga angin tidak dapat digunakan di sembarang tempat karena area yang akan dipasang pembangkit ini harus memiliki hembusan angin dengan kecepatan yang tinggi dan stabil. Pembangkit tenaga angin dapat digunakan untuk skala kecil, menengah, dan besar. Area yang sesuai untuk pasang penbangkit ini Adela daerah pantai, pesisir, dan pegunungan. Indonesia, negara kepulauan dengan 2/3 wilayahnya berupa lautan dan mempunyai garis pantai terpanjang di dunia, yakni ± 80.790,42 km, merupakan wilayah potensial untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga angin. Namun, potensi ini tampaknya belum menjad iperhatian Pemerintah Indonesia. 3. EnergiAngin Yang Tersedia Kita harus mulai dengan dua konsep pokok energi, atau energi per satuan waktu, dan energi yang mana tersedia sepanjang periode waktu yang ditentukan. Energi kinetik dalam aliran udara yang tegak lurus terhadap luas daerah tertentu adalah 1 2 V2 per satuan massa atau 1 2 V2 per satuan volume. Untuk setiap aliran udara per satuan luas A laju aliran massanya sebesar AV, oleh karena itu Daya, W = ( AV) 1 2 V2 = 1 2 AV2 dimana : ρ= densitas udara (kg/m 2 ) V = kecepatan angin W = daya (watt atau joule/detik) Daya juga diketahui sebagai perubahan energi atau rapat daya di udara. Massa jenis udara ρ merupakan sebuah fungsi dari tekanan dan temperatur udara. Tekanan dan temperatur merupakan fungsi dari ketinggiannya di atas permukaan laut. Dengan mengambil satu jenis massa jenis udara pada permukaan laut, pada kecepatan angin V energi diukur dalam watt-detik yang mengalir melalui luas A selama waktut ; Daya,W t = 1 2 ρav2 t 171

Pada proses kerja turbin angin ini tidak ada perubahan temperatur udara. 4. TurbinSavionius Turbin savionius pertama kali ditemukan oleh S.J Savonius pada tahun 1924. Sudu pada turbin ini menyerupai huruf S. Yang terdiri dari dua buah berbentuk setengah silinder. Turbin ini mengutamakan impuls dari energi angin (drag force) untuk dirubah menjadi putaran turbin. Banyakjenisturbinangin yang telahdikembangkan, tetapisecaragarisbesardapatdibedakanmenjad iduatipe, yaitu: a. HAWT (Horizontal Axis Wind Turbine) b. VAWT (Vertical Axis Wind Turbine) Dari kedua jenis turbin angin tersebut yang banyak diterapkan dan menghasilkan daya yang besar adalah jenis turbin angin poros horisontal yang menghasilkan daya sampai 1 MW sementara turbin angin poros vertikal hanya mencapai daya 200 kw. METODE PENELITIAN Alat dan Bahan Alat: a. Travo Las b. MesinBor c. MesinPotong d. MesinGurinda e. Tachometer f. Multimeter Digital g. Anemometer Digital Bahan : a. Besisikuukuran 40 mm x 40 mm dan 2 mm x 2 mm. b. Besi plat dengantebal 10 mm. c. Besiporos (shaft) dengan diameter 18 mm. d. Plat Alumuniumdengantebal 1,5 mm. e. Bearing dengannomor 6204. f. Dinamosepeda 12 volt, 6 watt. g. Lampusepeda 6 watt. h. Kabel 1,5 mm denganpanjang 150 mm. i. Rodasepedadengan diameter 1.800 mm. Prosedur Penelitian a. Persiapan alat dan bahan Persiapan meliputi persiapan bahan dasar yang akan digunakan dalam pembuatan prototype, maupun persiapan akses laboratorium yang akan digunakan untuk pengujian. 172

b. Pembuatan kerangka turbin Pembuatan meliputi pengukuran dilakukan untuk memperoleh lengkungan optimum sehingga diperoleh gaya maksimum, drag rendah maupun RPM kemudian dilanjutkan pemasangan sudu, pemasangan poros dan penempatan pillow block (dudukan) serta perencanaan gear ratio. c. Pembuatan kerangka dan rangkaian pendukung Pembuatan kerangka meliputi bantalan, tiang penegak, fondasi rangka, dynamo, lampu, dan sebagainya. d. Perakitan turbin dengan rangkaian penunjang Turbin savonius di rangkai dengan dinamo. e. Pengujian alat Pengujian performa turbin dengan menggunakan tekanan angin sebagai penggerak turbin. Pengujian meliputi kecepatan putar menggunakan tachometer serta data yang diperoleh selanjutnya dianalisa. f. Analisa dan pengolahan Data Setelah memperoleh data dilakukan pengolahan data dan analisa data. Apabila terdapat data yang kurang bagus dapat dilakukan pengambilan data kembali. Rancangan Alat Uji HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah rancangan selesai dilakukan pengujian dengan hasil sebagai berikut: Tabel 1. Hasil Pengujian Perhitungan: Diameter poros (ds) = 18 mm Bahan Bantalan : Perunggu dengan panjang (l) = 20,88 mm 1. Luassudu (As) As= 1 h 4 s L s 2. Debit Angin (Q) Q = V a. A s 3. Daya input (P i ) 3 P i = i.. A s. V a 4. Daya output (P 0 ) P 0 = V. i 173

5. EffisienDaya ( ) dimana: = P 0 P i x 100 (Va) :Kecepatan angin (v) : Tegangan (i) : Arus (Ls) : Lebar sudu (hs) : Tinggi (ρ) : Massa jenis udara : 1,162 kg/m 3 pada T = 32 0 C perhitungan diperoleh daya input minimum 8,509 watt dan daya output minimum 1,6 watt dan efisiensinya 18,80 % pada putaran 296 rpm sedangkan daya input maximum 51,277 watt dan daya output maximum 5,46 watt dan efisiensinya 10,65 %. pada putaran 474 rpm Tabel 2. Hasil Perhitungan Grafik 2 Hubungan Kecepatan Angin Terhadap Efisiensi Pada grafik hubungan kecepatan angin terhadap efisiensi daya terlihat bahwa grafik diatas berbanding terbalik dimana semakin besar kecepatan angin maka efisiensi daya turbin yang dihasilkan dan semakin kecil Grafik.1. Hubungan antara Daya terhadap Kecepatan Angin Berdasarkan grafik diatas dapat dijelaskan bahwa semakin besar kecepatan angin maka daya input dan daya output juga akan semakin besar. diman pada hasil KESIMPULAN 1. Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian diperoleh bahwa semakin besar kecepatan angin (5,4 m/s) maka semakin daya yang dihasilkan semakin besar, daya input (51,277 watt) dan daya output (10,65 watt) 2. Sedangkan untuk efisiensi yang diperoleh semakin besar kecepatan 174

angin (5,4 m/s) maka efisiensi semakin menurun kecil (10,65 %). DAFTAR PUSTAKA 1. Kadir, A., 1982, Energi Sumber Daya, Inovasi, Tenaga Listrik, dan Potensi Ekonomi, cetakan pertama. 2. Notogomo, S., 2006, Perancangan Dan Pengujian Turbin Angin Poros Vertikal Sudut Savonius Aerofil Untuk Pembangkit Listrik, Universitas Gajah Mada, Yokyakarta. 3. Reksoatmodjo, H.T., 2004, Jurnal Teknik Mesin, Vertical-Axis Differential Drag Windmill, Doosen Fakultas Teknik, Universitas Jenderal Achmad Yani (UNJANI), volume ^, Bandung. 4. White. F.M., 1986, Mekanika Fluida, Jilid 2, Erlangga, Jakarta 5. Ir. Astu Pudjanarso, MT dan Prof. Ir. Djati Nursuhud, MSME, MesinKonversiEnergi 6. http://.wikipedia.org/wiki/turbinangin, 2009, Kelebihan Dan Kelemahan Turbin Angin VAWT & HAWT 7. http://nugrohoadi.files.wordpress.com, 2008, Tabel Kondisi Angin 175