ACTIVITY BASED COSTING PADA PELAYANAN KESEHATAN

dokumen-dokumen yang mirip
LANGKAH-LANGKAH PERHITUNGAN UNIT COST DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif ini dengan tujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. dari rumusan permasalahan dan pertanyaan penelitian. Setelah teridentifikasi

PENENTUAN BIAYA PRODUK BERDASARKAN AKTIVITAS (ACTIVITY-BASED COSTING)

Lampiran 1 Pengelompokan Biaya Rawat Inap dan Cost Driver Kamar Rawat Inap

commit to user 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Klasifikasi Kos (Cost) dan Biaya (Expense) 1. Kos (Cost) a. Pengertian Kos

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dunia usaha yang semakin pesat. Persaingan tersebut tidak hanya

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Marantha

BAB III METODE PENELITIAN. masyarakat Mojokerto dan sekitarnya. Rumah Sakit ini berlokasi di jalan

BAB I PENDAHULUAN. pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TIME DRIVEN ACTIVITY BASED COSTING. Sedangkan Firdaus dan Wasilah (2009), berpendapat:

BAB III METODE PENELITIAN. menggambarkan unit cost yang berhubungan dengan pelayanan rawat inap

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Pada umumnya rumah sakit terbagi menjadi dua yaitu rumah sakit umum

ANALISIS BIAYA RS BERDASARKAN AKTIVITAS ACTIVITY BASED COSTING (ABC) Oleh : Chriswardani S (FKM MIKM UNDIP)

BAB 7 RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI. 7.1 Ringkasan Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ini membuat persaingan di pasar global semakin ketat dan ditunjang perkembangan

MANFAAT ACTIVITY BASED MANAGEMENT DALAM RANGKA PENCAPAIAN COST REDUCTION UNTUK MENINGKATKAN LABA (Studi Kasus pada RS Islam Al-Arafah Kediri)

BAB I PENDAHULUAN. aliran biaya dua tahap. Tahap pertama adalah pembebanan sumber daya kegiatan,

ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA TARIF RAWAT INAP RUMAH SAKIT BHAYANGKARA BRIMOB DEPOK

BAB II LANDASAN TEORI. semacam ini sering disebut juga unit based system. Pada sistem ini biaya-biaya yang

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya demi kepuasan konsumen. karena dapat mempengaruhi profitabilitas suatu rumah sakit.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian... 5

PERHITUNGAN BIAYA POKOK PENJUALAN DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA INDUSTRI MEBEL

BAB 7. ALOKASI BIAYA BERBASIS AKTIVITAS. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi-Universitas Kristen Petra 2011

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan profitabilitas dalam mencapai tujuan perusahaan tersebut. Pada zaman

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

BAB I PENDAHULUAN. hotel terhadap pelanggannya misalnya fasilitas kolam renang, restoran, fitness center,

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK YANG AKURAT DENGAN ACTIVITY BASED COSTING. I Putu Edy Arizona,SE.,M.Si

DAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM RUMAH SAKIT (Studi Kasus pada RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG

BAB II LANDASAN TEORI. Persaingan global berpengaruh pada pola perilaku perusahaan-perusahaan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu data penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan kebutuhan pokok yang harus diperhatikan setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. ini perusahaan harus memiliki keunggulan dalam menghadapi perkembangan. bertahan dan terus berkembang dalam menghadapi pesaing.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, industri dan teknologi di Indonesia

Implementasi Metode Activity-Based Costing System dalam menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus di RS XYZ)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. yayasan yang sudah disahkan sebagai badan hukum. rawat inap, rawat darurat, rawat intensif, serta pelayanan penunjang lainnya.

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. data penelitian, teknik pengumpulan data penelitian, dan analisis data penelitian. A. Metode Penelitian

PERANAN ACTIVITY BASED BUDGETING SEBAGAI ALAT PERENCANAAN BIAYA OPERASIONAL UNTUK MENINGKATKAN LABA (Studi Kasus Pada RS Islam Al-Arafah Kediri)

DAFTAR TABEL (Lanjutan)

KONSEP-KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif, yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan domestik harus mempersiapkan secara matang kinerja dan

Sugiyarti et al, Analisis Biaya Satuan (Unit Cost) Dengan Metode Activity Based Costing (ABC)...

SUKODONO, SIDOARJO. Irwan Firdaus Mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Surabaya

LAMPIRAN 1 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu unit usaha (baik milik pemerintah maupun swasta), dimana lembaga

BAB I PENDAHULUAN. berbasis unit, dengan penghitungan unit cost yang detail sehingga mudah dalam

ANALISA PENERAPAN SISTIM ACTIVITY BASED COSTING DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP STUDI KASUS PADA RSB. TAMAN HARAPAN BARU

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh informasi yang akurat untuk meningkatkan efektivitas dan

PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF KAMAR RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT KASIH IBU DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. jasa yang lebih baik daripada yang ditawarkan oleh pesaing. Hal tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha di era globalisasi mengakibatkan persaingan bisnis yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI, ACTIVITY BASED COSTING DAN SISTEM BIAYA KONVENSIONAL PADA PERUSAHAAN X.

Penentuan Biaya Overhead Produk Teh Hijau Menggunakan Metode Activity Based Costing (ABC)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penentuan Biaya Overhead Produk Teh Hijau Menggunakan Metode Activity Based Costing

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. Definisi akuntansi manajemen menurut Abdul Halim (2012:5) adalah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Persaingan tersebut tidak hanya persaingan bisnis dibidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

JASA PELAKSANA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ( TEORI DAN PRAKTIS ) Oleh: Henni Djuhaeni

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSB Nirmala,Kediri)

BAB I PENDAHULUAN. semakin maju menyebabkan persaingan global menjadi meningkat. Hal ini dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu No. Peneliti Judul Metode Hasil 1. Rafiequl Jannah, 2009.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA RUMAH SAKIT TIDAR MAGELANG

BAB II LANDASAN TEORI. Ada definisi lainnya, yaitu menurut Marelli (2000) Clinical pathway merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Hal ini memunculkan secercah harapan akan peluang (opportunity)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kemampuan daya saingnya. Seiring dengan hal tersebut, kemajuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT MATA DI SURABAYA

Kata kunci: Analisis Profitabilitas Pelanggan, Activity Based Costing.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING PADA TARIF JASA RAWAT INAP RUMAH SAKIT WIYUNG SEJAHTERA SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. konsumen memegang kendali, (2) persaingan sangat tajam, (3) perubahan telah

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, akan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia itu sendiri.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. organisasi (Mulyadi, 2003;4). Atau lebih singkatnya dapat dikatakan bahwa kos

PENENTUAN HARGA PRODUK PLYWOOD MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Para pelaku usaha diharapkan mampu mengikuti perkembangan tersebut serta

MATERI 5 ACTIVITY-BASED MANAGEMENT

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN TARIF RAWAT INAP DI RSUD KAYUAGUNG TAHUN 2012

Transkripsi:

ACTIVITY BASED COSTING PADA PELAYANAN KESEHATAN Elsa Pudji Setiawati 140 223 159 BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNPAD

DAFTAR ISI DAFTAR ISI I Pendahuluan... II Falsafah Pada Sistem ABC... III Tahapan Perhitungan Unit Cost Paket Pelayanan... 3.1. Identifikasi Aktivitas... 3.2. Organisasikan Aktivitas Ke Dalam Pusat Biaya... 3.3. Identifiksi Elemen Biaya yang Utama... 3.4. Analisis Hubungan antara Aktivitas dengan Biaya... 3.5. Identifikasi Pemicu Biaya untuk Melakukan Pembebanan... i 1 1 3 4 5 6 7 9 DAFTAR PUSTAKA. 11 i

ACTIVITY BASED COSTING PADA PELAYANAN KESEHATAN I. PENDAHULUAN Activity Based Costing System (Sistem ABC) merupakan suatu sistem analisis biaya yang berbasiskan pada aktivitas. Sistem ini dapat digunakan pada proses pengambilan keputusan baik yang sifatnya stratejik maupun yang sifatnya operasional. Pada sistem ABC, analisis biaya dilakukan pada seluruh biaya yang terjadi pada organisasi. Sistem ABC juga berfungsi sebagai sistem informasi biaya yang dapat diperuntukkan bagi segala jenis organisasi baik manufaktur, jasa, perdagangan, organisasi publik maupun organisasi nirlaba. 1 Pada sistem ABC, aktivitas merupakan titik pusat dari kegiatan. Informasi mengenai aktivitas, dicatat, diukur dan disediakan di dalam data dasar. Aktivitas dapat terjadi pada berbagai organisasi, termasuk organisasi publik. Oleh karena itu sistem ABC dapat diterapkan pada berbagai organisasi termasuk organisasi publik. Sistem ABC tidak hanya terfokus pada perhitungan satuan biaya jasa ataupun produk tetapi memiliki cakupan yang lebih luas yaitu pengurangan biaya yang diperoleh dari pengelolaan aktivitas. Pengelolaan aktivitas akan sejalan dengan pengendalian biaya. Pengurangan biaya pada sistem ABC dapat dilakukan terhadap seluruh biaya yang terjadi, baik pada bagian awal aktivitas, proses produksi maupun pada tahap akhir dari suatu rangkaian aktivitas. 1 II. FALSAFAH SISTEM ABC Fokus utama pada sistem ABC adalah pada aktivitas yang terjadi. Setiap aktivitas akan menimbulkan biaya dan biaya yang terjadi dapat dikelola melalui pengelolaan aktivitas. Pada sistem ini selalu terdapat hubungan kausal antara pemicu biaya dengan aktivitas. Sistem ABC merupakan sistem 1

informasi biaya yang berdasarkan pada aktivitas yang terjadi dan memasukkan komponen konsumen ke dalam model sistem informasi biaya. Aktivitas yang dilakukan untuk menghasilkan suatu bentuk jasa pelayanan seperti terlihat pada gambar di bawah ini: Sumber daya Aktivitas Obyek biaya Konsumen Gambar 1.1. : Falsafah yang mendasari sistem ABC Sistem ABC merupakan sistem informasi biaya yang menyediakan informasi lengkap tentang aktivitas yang terjadi pada seluruh pelayanan yang diselenggarakan sehingga memungkinkan setiap anggota organisasi melakukan pengelolaan aktivitas. Dengan dilakukan pengelolaan aktivitas maka perbaikan (improvement) terhadap aktivitas yang dirasakan kurang baik dapat segera dilakukan. Hal tersebut mengakibatkan mutu layanan terhadap konsumen akan semakin meningkat dan terjadi efisiensi biaya untuk menghasilkan layanan kesehatan tersebut. 1 Jadi hal penting yang perlu diingat pada sistem ABC adalah kemampuan sistem ini untuk menyediakan informasi yang berkaitan dengan aktivitas. Informasi yang berkaitan dengan aktivitas pada sistem ABC antara lain adalah: o Informasi biaya sehingga memungkinkan manajemen melakukan pengelolaan aktivitas sehingga setiap aktivitas akan selalu 2

memiliki value added. Bila aktivitas tidak memiliki value added maka dapat segera dilakukan koreksi. o Informasi mengenai biaya produk ataupun jasa yang dihasilkan secara akurat. o Informasi biaya produk tersebut dapat digunakan untuk kepentingan laporan keuangan pada pihak luar. Berkaitan dengan informasi yang diberikan pada sistem ABC, maka pengolahan data pada sistem ABC terdiri dari dua tahapan. Berdasarkan gambar 1.1. maka tahap pertama adalah pembebanan sumber daya kepada aktivitas (activity based process costing) dan pembebanan biaya aktivitas terhadap obyek biaya (activity based object costing). Sumber daya diklasifikasikan berdasarkan sifat pengeluarannya seperti biaya personel, biaya listrik, biaya bahan habis pakai, dan bukan diklasifikasikan sebagai biaya pemasaran, biaya produksi yang umumnya digunakan. Hal yang sama juga diterapkan pada aktivitas. Aktivitas diklasifikasikan berdasarkan: o Aktivitas yang berkaitan langsung dengan penyediaan layanan kesehatan bagi konsumen yang membutuhkan (result producing activities). Sebagai contoh: aktivitas pelayanan rawat jalan, pelayanan keluhan pasien o Aktivitas yang mendukung secara langsung pada result producing activities. Sebagai contoh: aktivitas pelayanan gizi bagi pasien rawat inap o Aktivitas jasa yang terdapat pada organisasi yang memberikan layanan bagi unit-unit result producing activities. Sebagai contoh: aktivitas pemeliharaan sarana listrik, aktivitas pengelolaan keuangan, aktivitas pengelolaan sumber daya manusia. III. TAHAPAN PERHITUNGAN UNIT COST PAKET PELAYANAN Untuk dapat menentukan unit cost paket pelayanan kesehatan dengan menggunakan sistem ABC, sebenarnya sistem akuntansi yang tersedia saat ini di 3

institusi pelayanan kesehatan tidak mendukung tetapi dengan melakukan modifikasi dan asumsi-asumsi maka perhitungan unit cost dengan menggunakan sistem ABC dapat dilakukan. Beberapa kesulitan dalam menerapka sistem ABC pada manajemen pelayanan kesehatan adalah begitu banyaknya jenis pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh satu institusi pelayanan kesehatan dan setiap jenis pelayanan kesehatan tersebut memiliki berbagai aktivitas. Untuk mengatasi kesulitan tersebut peranan Standar Operasional Prosedur untuk setiap jenis pelayanan yang diselenggarakan sangatlah penting. Peranan Komite Medik sangat penting dalam mengembangkan Standar Operasional Prosedur ini. Unit cost pelayanan kesehatan yang dihasilkan merupakan salah satu aspek yang menjadi pertimbangan dalam menentukan tarif paket pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh Balai Kesehatan. Adapun tahapan perhitungan unit cost paket pelayanan tersebut adalah: 2 1. identifikasi aktivitas 2. organisasikan aktivitas ke dalam pusat biaya 3. identifikasi biaya elemen utama 4. analisis hubungan antara aktivitas dengan biaya 5. identifikasi pemicu biaya 3.1. Identifikasi aktivitas Yang dimaksud dengan identifikasi aktivitas pada tahap ini adalah melakukan pemetaan terhadap berbagai aktivitas yang dilaksanakan oleh Balai Kesehatan untuk menghasilkan layanan kesehatan bagi konsumen / pasien. Tahapan ini penting dilakukan karena tahapan ini akan menghasilkan informasi secara rinci mengenai berbagai proses yang terjadi di dalam Balai Kesehatan untuk menghasilkan layanan kesehatan. Berbagai proses yang teridentifikasi selanjutnya dirinci menjadi beberapa sub proses dan setiap sub proses dirinci kembali menjadi berbagai aktivitas. Identifikasi proses dilakukan mulai dari proses yang terjadi pada tingkat pimpinan sampai dengan identifikasi proses di tingkat pelayanan langsung kepada pasien, 4

termasuk juga identifikasi pelayanan luar gedung bila memang layanan ini dilaksanakan oleh Balai Kesehatan. Setiap proses, sub proses dan aktivitas yang berhasil diidentifikasi selalui memiliki luaran yang merupakan bentuk layanan yang diterima oleh konsumen, baik konsumen internal (mereka yang bekerja di institusi pelayanan kesehatan) maupun konsumen eksternal (pasien). Luaran yang berhasil diidentifikasi ini dapat digunakan oleh pimpinan balai untuk menilai apakah luaran tersebut memiliki nilai tambah ( added value) ataupun tidak memiliki nilai tambah (non added value). Untuk luaran yang tidak memiliki nilai tambah maka pimpinan Balai Kesehatan dapat melakukan improvement sehingga mengubah luaran tersebut memiliki nilai tambah bagi konsumen. 1 Pada sistem ABC, pengelompokkan aktivitas tidak dilakukan berdasarkan fungsi sesuai struktur organisasi yang berlaku di Balai Kesehatan tetapi pengelompokkan dilakukan berdasarkan aktivitas yang berorientasi pada pelayanan pasien. Untuk memudahkan proses identifikasi, dapat dilakukan dengan menggunakan tabel di bawah ini: Tabel 1.1 : Contoh Identifikasi Proses, Subproses, Luaran Dan Customer No Proses Subproses Luaran Customer 1. Proses A Sub proses A-1 Luaran A-1 Staf administrasi Sub proses A-2 Luaran A-2 Staf Keuangan Sub proses A-3 Luaran A-3 Pasien 3.2. Organisasikan Aktivitas Ke Dalam Pusat Biaya Mengorganisasikan aktivitas ke dalam pusat biaya bertujuan untuk mengelompokkan seluruh aktivitas yang telah berhasil diidentifikasi berdasarkan kesamaan aktivitas sesuai klasifikasi aktivitas. Klasifikasi tersebut berdasarkan aktiitas yang langsung berkaitan dengan konsumen / pasien ( result producing acitivities), aktivitas yang mendukung aktivitas langsung pada pasien (result 5

contributing acitivities) dan aktivitas jasa yang mendukung result producing acitivities dan result contributing acitivities. Berikut contoh tabel pengelompokkan aktivitas ke dalam pusat biaya berdasarkan kesamaan aktivitasnya. 3 Tabel 1. Contoh pengelompokkan aktivitas ke dalam pusat biaya No Aktivitas Pusat Biaya 1 Pemeliharaan Gedung Instalasi pemeliharaan 2 Pemeliharaan Kendaraan Operasional Instalasi Pemeliharaan 3 Penggunaan Tilpun Administrasi & Manajemen 4 Pembayaran pasien Bagian Akuntansi - Adm 5 Pencatatan pasien ke dalam rekam medik Bagian Rekam Medik Adm 6 Pemakaian Bahan Habis Pakai Non Medis Instalasi Rawat Jalan 7 Pelayanan keperawatan Bagian Keperawatan 8 Pelayanan dokter spesialias Bagian Pelayanan Medik 3.3. Identifikasi Elemen Biaya yang Utama. Pada tahap identifikasi elemen biaya utama, setelah diidentifikasi seluruh biaya yang dikeluarkan oleh Balai Kesehatan maka dilakukan pengelompokkan biaya ke dalam 2 kelompok besar yaitu: 2 o Biaya langsung : merupakan biaya yang langsung dibebankan kepada konsumen / pasien sebagai biaya atas aktivitas yang diselenggarakan oleh Balai Kesehatan (direct tracing). Sebagai Contoh : Biaya visite dokter. o Biaya tidak langsung : merupakan biaya yang tidak dapat dibebankan secara langsung kepada pasien melalui aktivitas langsung yang diterima oleh pasien. 6

Untuk dapat membebankan biaya tidak langsung ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: Biaya tak langsung dibebankan kepada aktivitas yang langsung berdasarkan hubungan sebab akibat antara aktivitas dengan sumber daya yang dikonsumsi oleh aktivitas tersebut. ( driver tracing) Biaya tak langsung dibebankan kepada aktivitas secara acak (allocation) Setelah diketahui biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok biaya tak langsung maka informasi ini digunakan untuk melakukan pembebanan biaya tak langsung kepada aktivitas sesuai dengan falsafah sistem ABC sesuai dengan skema 1.1 pada halaman 3. Untuk melakukan pembebanan biaya kepada aktivitas, yang menjadi fokus utama adalah biaya tak langsung. 3.4. Analisis Hubungan antara Aktivitas dengan Biaya Tahap ini merupakan salah satu tahapan yang penting karena penilaian hubungan aktivitas dengan biaya menjadi salah satu dasar pertimbangan untuk melakukan pembebanan biaya kepada aktivitas. Untuk dapat mengetahui biaya satuan satu jenis pelayanan kesehatan sesuai dengan falsafah utama pada sistem ABC maka terdapat dua tahapan pembebanan yaitu: o Pembebanan biaya sumber daya kepada aktivitas o Pembebanan biaya pada aktivitas kepada jenis pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh Balai Kesehatan yang diterima oleh konsumen / pasien. Pembebanan biaya merupakan tahap akhir dari perhitungan satuan biaya pelayanan setelah diketahui pemicu biaya untuk setiap aktivitas yang menyebabkan terjadinya biaya. 2 Pada tahap analisis ini dilakukan pemilahan biaya untuk setiap sumber daya dan setiap biaya yang dipilah, ditelusuri pusat biayanya. Untuk dapat melakukan tahap ini terlebih dahulu digambarkan hubungan antara aktivitas dengan biaya sumber daya dan antara aktivitas dengan jenis pelayanan kesehatan yang diterima oleh pasien, seperti terlihat pada gambar di bawah ini: 7

Sumber Daya Aktivitas Cost Object Biaya : o Bahan o SDM o Perjalanan Dinas o Listrik o Depresiasi o Tilpun o Air o pemeliharaan Support acitivities: Manajemen Keu- SDM-ADM Result contributing acitivities: Pemeliharaan, Laundry Result producing activities : Pelayanan kesehatan Biaya Pelayanan Kesehatan Skema 1. Contoh Skema Pengolahan Data Untuk Pembebanan Sumber Daya kepada Aktivitas dan Pembebanan Aktivitas Kepada Layanan Kesehatan yang diselenggarakan oleh Institusi Kesehatan. 1 Berikut contoh hubungan antara pusat biaya dengan biaya yang terjadi untuk menyelenggarakan pelayanan medis di Balai Kesehatan: 3 Tabel 3.2. : Hubungan antara pusat biaya dengan biaya yang terjadi pada Institusi Pelayanan Kesehatan. No Biaya Pusat Biaya 1 Biaya gaji dan insentif Administrasi, operasional, rawat jalan, penunjang 2. Biaya utilisasi air, listrik, tilpun Administrasi, operasional, rawat jalan, penunjang 3, Biaya pendidikan dan latihan Administrasi, operasional, rawat jalan, penunjang 4. Biaya makan pasien Operasional / Rawat Inap 8

3.5. Identifikasi pemicu biaya untuk melakukan pembebanan. Setelah tahap analisis hubungan antara biaya dan pusat biayanya maka tahapan selanjutnya adalah mengidentifikasi pemicu biaya untuk setiap biaya yang terjadi pada setiap aktivitas yang telah berhasil diidentifikasi. Sebagai contoh, tabel di bawah ini menggambarkan pemicu biaya untuk beberapa contoh biaya yang biasanya terjadi di Balai Kesehatan: 3 No. Biaya Pemicu Biaya 1 Biaya gaji 1. jumlah dokter 2. jumlah paramedis 3. jumlah karyawan 4. jumlah konsumen / pasien yang dilayani 2. Tunjangan struktural Jumlah tenaga struktural 3. Biaya Pemakaian Listrik KWh 4. Biaya Linen Kilogram cucian 5. Biaya makan pasien 1. Jumlah porsi makanan 2. jumlah orang hari 6. Biaya utilisasi air o Kubikasi air yang dipakai o Jumlah karyawan o Jumlah dokter o Jumlah paramedis Beberapa alternatif untuk memudahkan pengalokasian biaya berdasarkan cost drivernya (pemicu biaya), cost driver surrogate (pengganti pemicu biaya) dan driver mulltipliernya dapat berupa: o Conversion cost : biaya konversi. Konversi biaya dilakukan apabila data atau informasi yang dibutuhkan tidak tersedia sehingga dilakukan konversi biaya. Konversi biaya dapat dilakukan berdasarkan data waktu pembelian, jadual pengiriman barang, inflasi, dll. o Consumption unit : alternatif ini digunakan apabila terjadi perubahan biaya variabel akibat keputusan manajemen. 9

o Labor based cost distribution : biaya produksi tak langsung didistribusikan berdasarkan tenaga kerja langsung, misalnya biaya tunjangan jabatan didistribusikan berdasarkan jumlah tenaga kerja. o Demand based cost distribution : penentuan billing rate suatu pelayanan pada cost centre dibebankan pada yang menggunakan pelayanan tersebut. o Piece rate distribution : diterapkan pada bahan baku tak langsung yang sangat tergantung pada jenis pelayanan kesehatan yang dihasilkan. o Machine hour / cycle time cost distribution : biaya didistribusikan berdasarkan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu jenis pelayanan kesehatan. o Line / cell time cost distribution : biaya didistribusikan berdasarkan waktu yang dibutuhkan oleh setiap alat dalam satu rangkaian proses pelayanan kesehatan. Setelah dilakukan pembebanan setiap kelompok biaya pada jenis pelayanan kesehatan yang akan dihitung satuan biayanya maka penjumlahan dari setiap aktivitas berdasarkan kelompok biayanya akan menghasilkan satuan biaya untuk satu jenis pelayanan kesehatan. Pada tahap akhir dari perhitungan satuan biaya ini jangan lupa menambahkan biaya langsung yang dikonsumsi oleh pasien berupa alat dan bahan habis pakai yang digunakan secara individu dan dapat diukur penggunaannya secara langsung, seperti obat-obatan. 10

DAFTAR PUSTAKA 1. Mulyadi, Activity Based Costing System. Sistem Informasi Biaya untuk Pemberdayaan Karyawan, Pengurangan Biaya dan Penentuan Secara Akurat Kos Produk dan Jasa. Edis6 Cetakan 2. Universitas Gadjah Mada, 2007/ 2. Hicks, D.T. Activity Based Costing for small and Mid-size Business, 1st ed. John Wiley & Sons. Inc. New York, 1992. 3. Elsa, P.S. Penentuan Unit Cost Paket Pelayanan Gawat Darurat Kebidahan Berdasarkan Sistem ABC. Tesis. Program Pasca Sarjana Institut Teknologi Bandung, 1998. 11