BAB 1 PENDAHULUAN. konsumen memegang kendali, (2) persaingan sangat tajam, (3) perubahan telah

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lingkungan bisnis sekarang memiliki tiga karakteristik utama: (1) konsumen memegang kendali, (2) persaingan sangat tajam, (3) perubahan telah berubah menjadi pesat, serentak, radikal, berkelanjutan, dan pervasif (Mulyadi, 2007). Hal-hal itulah yang membuat setiap organisasi baik yang berorientasi laba maupun nirlaba akan memantau jumlah biaya yang dikeluarkan dalam operasionalnya. Pemantauan terhadap biaya ini dilakukan agar organisasi dapat bersaing dalam hal persaingan harga dan kualitas dari barang atau jasa yang dihasilkannya Organisasi nirlaba merupakan organisasi yang tidak berorientasi pada laba namun tetap memiliki kewajiban untuk mempertanggungjawabkan pemanfaatan sumber daya yang dikelolanya kepada penyandang dana dan masyarakat. Organisasi nirlaba tidak serta merta dibebaskan dan dikecualikan sebagai subjek pajak. Mereka tetap menjadi subjek pajak dan setiap penghasilan yang diterima dari hasil kegiatan operasionalnya akan dikenai pajak. Sesuai dengan ketentuan pasal 4 ayat (3) huruf m Undang-undang PPh, sisa lebih yang diperolah badan/lembaga nirlaba yang ditanamkan kembali dalam bentuk pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana kegiatan pendidikan atau penelitian dan pengembangan yang diselenggarakan bersifat terbuka kepada pihak manapun dan telah mendapat pengesahan dari instansi yang membidanginya dikecualikan sebagai objek pajak penghasilan. Oleh karena itu, pengelolaan 1

2 biaya di dalam organisasi nirlaba juga merupakan hal yang penting dan manajemen harus mempunyai alat yang dapat membantu mengelola dan memantau keseluruhan biaya dalam organisasinya. Rumah sakit merupakan salah satu contoh organisasi yang berorientasi nirlaba. Rumah sakit merupakan organisasi yang memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat sosial. Rumah sakit mempunyai tugas utama memberikan pengobatan, perawatan kepada pasien, dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelayanan kesehatan sehingga membutuhkan sarana pelayanan kesehatan yang komprehensif berupa Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM). Penyedia layanan jasa dituntut untuk memberikan tarif yang sesuai dan meningkatkan akuntabilitas kinerja. Peraturan Menteri Kesehatan No Tahun 2004 Pasal 26 menyebutkan tarif pelayanan ditetapkan dengan memperhatikan nilai jasa pelayanan serta kemampuan membayar masyarakat setempat, jenis pelayanan, dan tingkat kecanggihan teknologi yang digunakan. Namun demikian, penyelenggaraan fungsi sosial harus dilakukan tanpa mengurangi mutu pelayanan yang diterima oleh pasien/konsumen bahkan harus dapat meningkatkan nilai tambah yang diterima oleh pasien. Peningkatan pelayanan berarti rumah sakit mampu mewujudkan keinginan, harapan, dan kebutuhan dari setiap pasiennya dan organisasi mewujudkannya ke dalam fitur pelayanan. Oleh karena keinginan, harapan, dan kebutuhan setiap pasien berbeda maka fitur jasa yang diberikan oleh rumah sakit pun akan berbeda. 2

3 Aktivitas merupakan kegiatan yang digunakan untuk menghasilkan fitur jasa sehingga pengelolaan terhadap aktivitas menjadi hal yang sangat penting. Kemampuan rumah sakit dalam mengelola aktivitasnya menjanjikan pengurangan biaya yang berdampak pada peningkatan laba yang akan dihasilkan. Activity based costing (ABC) adalah sebuah sistem informasi yang dikembangkan untuk mengatasi keterbatasan akuntansi biaya tradisional dan dapat digunakan dalam pengambilan keputusan yang bersifat strategik. ABC dapat didefinisikan sebagai prosedur dua langkah dalam melekatkan biaya overhead ke dalam produk yang berfokus pada aktivitas utama yang dilakukan dalam proses produksi (Hilton, 2002). ABC memfokuskan pada biaya yang melekat pada produk berdasarkan aktivitas yang dikerjakan untuk memproduksi, menjalankan, dan mendistribusikan atau menunjang produk yang bersangkutan. Konsep ini menganggap bahwa timbulnya biaya disebabkan oleh aktivitas yang menghasilkan produk. Pendekatan ini menggunakan penggerak biaya (cost driver) pada aktivitas yang menimbulkan biaya dan akan lebih akurat diterapkan pada perusahaan yang menghasilkan beraneka ragam jenis produk serta sukar untuk mengidentifikasi biaya tersebut ke setiap produk secara individual. Hansen dan Mowen (2007) menjabarkan fungsi manajemen, yakni: a. Perencanaan. Perencanaan merupakan aktivitas manajerial dalam memformulasikan secara terperinci setiap kegiatan untuk mencapai tujuan akhir 3

4 tertentu. Perencanaan memerlukan penetapan tujuan dan pengidentifikasian metode untuk mencapai tujuan tersebut. b. Pengendalian. Setelah rencana dibuat, tahap selanjutnya adalah pengimplementasian dan pemantauan untuk dapat memastikan bahwa rencana berjalan dengan sebagaimana mestinya. Pengendalian merupakan aktivitas manajerial untuk memonitor implementasi rencana dan melakukan perbaikan sesuai kebutuhan. Dalam proses dibutuhkan umpan balik untuk dapat mengevaluasi setiap tindakan yang sudah dilakukan. c. Pengambilan Keputusan. Pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan di antara berbagai alternatif. Fungsi ini berkaitan erat dengan perencanaan dan pengendalian. Seorang manajer tidak dapat membuat rencana tanpa mengambil keputusan begitu pula dalam tahap pengendalian. Peran utama dari sistem informasi akuntansi manajemen adalah menyediakan informasi yang memudahkan proses pengambilan keputusan. ABC mengukur dan melekatkan biaya sumber daya yang dihabiskan oleh objek biaya dengan sebaik mungkin sehingga menjamin ketelitian dan keakuratan dari informasi biaya yang dihasilkan. Apabila informasi yang diterima manajemen baik maka akan berdampak pada keputusan yang diambil oleh manajemen. Oleh karena fungsi pengambilan keputusan erat kaitannya dengan perencanaan dan pengendalian, maka manajemen juga akan menjalankan dua fungsi lainnya dengan baik. RSGM Prof. Soedomo adalah objek fokus penelitian yang terletak di kota Yogyakarta yang menawarkan berbagai jenis pelayanan mengenai kesehatan gigi. 4

5 Pelayanan tersebut terbagi menjadi beberapa klinik yaitu klinik bedah mulut, klinik konservasi gigi, klinik orthodonsia, klinik kedokteran gigi anak, klinik periodonsia, klinik prostodonsia, dan klinik penyakit mulut. Selain klinik, RSGM juga memiliki instalasi pendukung berupa radiologi dentomaksilofasial, farmasi, dan laboratorium teknik gigi. Banyaknya klinik yang ada di RSGM Prof. Soedomo menandakan ada banyaknya jenis pelayanan yang diberikan pada pasien. Selain itu, setiap pasien memiliki jenis keluhan yang berbeda sehingga jenis pelayanan yang diberikan juga akan berbeda. Untuk menjalankan pelayanan kepada pasien, digunakan alat yang sama namun prosesnya bergantian misalnya dental chair yang merupakan komponen penting dalam proses pemberian pelayanan. RSGM juga memiliki biaya overhead yang signifikan dalam struktur biayanya karena memiliki banyak peralatan dan bagian lain yang turut menunjang pelayanan kepada pasien. Dengan kondisi tersebut, apabila manajemen menggunakan sistem akuntansi biaya tradisional dalam mengolah biaya maka informasi yang dihasilkan akan terdistorsi. Akan lebih baik jika manajemen menggunakan sistem ABC karena ABC menjadikan aktivitas sebagai fokusnya sehingga informasi yang dihasilkan menjadi lebih akurat. Informasi ini kemudian dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi manajemen untuk mengambil keputusan yang bersifat strategik dan menjalankan fungsi manajemen dalam rangka mencapai tujuan organisasi. 5

6 1.2 Rumusan Masalah adalah: Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan dalam penelitian ini 1. Apakah RSGM memiliki berbagai macam jasa? 2. Apakah persyaratan ABC terpenuhi untuk dapat diterapkan di RSGM? 3. Mengapa RSGM lebih baik menggunakan sistem ABC daripada sistem tradisional? 4. Bagaimana penerapan sistem akuntansi biaya berdasarkan aktivitas dalam RSGM Prof. Soedomo? 5. Apakah ada distorsi informasi antara penggunaan sistem akuntansi biaya tradisional dengan sistem akuntansi biaya berdasarkan aktivitas? 6. Adakah perubahan yang dapat dilakukan manajemen terkait pada fungsi manajemen atas penerapan ABC? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menghasilkan informasi biaya yang teliti dan akurat tentang RSGM Prof. Soedomo. Oleh karena ABC mampu mengatasi distorsi yang terjadi pada akuntansi biaya tradisional, ABC merupakan alat yang baik bagi manajemen untuk menjalankan fungsinya dan membantu manajemen dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Selain itu, informasi yang dihasilkan ABC dapat membantu pihak RSGM dalam meningkatkan dan mempertahankan hasil akreditasinya. Dua butir penting dari standar akreditasi Departemen Kesehatan adalah berfokus pada pasien dan 6

7 standar manajemen rumah sakit. Nantinya, informasi biaya ini dapat dijadikan dasar bagi manajemen untuk mengambil keputusan stratejik mengenai organisasinya dan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik lagi bagi pasien misalnya dalam penetapan tarif pelayanan. 1.4 Manfaat Penelitian Dengan adanya tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini dilakukan dengan harapan akan memberikan manfaat pada: a. Bagi penulis: hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang implementasi perhitungan biaya menggunakan metode ABC khususnya di rumah sakit. b. Bagi manajemen rumah sakit: penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi biaya yang teliti dan akurat mengenai aktivitas organisasi dan dapat dijadikan dasar bagi manajemen untuk membuat keputusan stratejik sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih baik lagi kepada pasiennya. Hasil dari penelitian ini juga diharapkan dapat membantu manajemen untuk meningkatkan dan mempertahankan hasil akreditasi yang diperoleh rumah sakit. c. Bagi pembaca: penelitian ini dapat menjadi salah satu masukan yang memberikan informasi mengenai activity based costing terutama dalam penerapannya pada sebuah rumah sakit yang merupakan perusahaan jasa sekaligus organisasi nirlaba. 7

8 1.5 Sistematika Penulisan Laporan dari hasil penelitian ini merupakan suatu skripsi yang terdiri atas 5 bab yang disertai daftar pustaka sebagai acuan teori yang digunakan oleh penulis. Untuk mempermudah dalam membaca penelitian ini, maka secara garis besar gambaran umum penelitian adalah sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan Merupakan bab yang berisi masalah yang melatarbelakangi perlunya alat manajemen yang dapat mengatasi distorsi dalam akuntansi biaya tradisional, rumusan masalah yang diajukan, tujuan diadakannya penelitian ini, manfaat penelitian bagi penulis, rumah sakit, dan pembaca, serta sistematika yang digunakan dalam penulisan skripsi ini. BAB II : Landasan Teori Merupakan bab yang menguraikan dan membahas mengenai definisi biaya, penggolongan biaya, pembebanan biaya menggunakan akuntansi biaya tradisional, masalah yang terjadi apabila menggunakan akuntansi biaya tradisional, dan juga membahas mengenai pembebanan biaya menggunakan metode akuntansi biaya berbasis aktivitas. Dalam bab ini pula diterangkan mengenai karakteristik dari RSGM Prof. Soedomo dan pelayanan yang ada di dalamnya khususnya di Klinik Alamanda. BAB III : Metode Penelitian Merupakan bab yang membahas mengenai lokasi penelitian ini berlangsung, metode dalam pengumpulan data, jenis data yang diperlu- 8

9 kan dan sumber dimana data diperoleh, serta cara data tersebut dianalisis sehingga menghasilkan informasi yang berguna bagi manajemen rumah sakit. BAB IV : Pembahasan Membahas pengimplementasian sistem tradisional dan sistem ABC sebagai alat untuk perhitungan biaya pelayanan, membandingkan hasil perhitungan tersebut dan mengindentifikasi adakah dampak siginifikan dari penggunaan sistem ABC bagi pihak manajemen rumah sakit dalam menjalankan fungsi manajemen. Dalam bab ini juga terdapat keterbatasan yang peneliti temui selama proses penelitian. BAB V : Penutup Berisi kesimpulan mengenai metode yang paling tepat diterapkan di RSGM dan alasan penerapan ABC lebih baik daripada akuntansi biaya tradisional. Dalam bab ini penulis juga memberikan saran mengenai sistem apa yang lebih baik diterapkan oleh RSGM dan saran untuk penelitian selanjutnya. 9