Potensi wisata dalam negeri berperan penting bagi industri jasa penginapan. Bisnis

dokumen-dokumen yang mirip
Penentuan Harga Pokok Kamar Hotel dengan. Metode Activity Based Costing (Studi Kasus pada Hotel Rachmad Jati Caruban) Oleh: Ratna Kusumastuti

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT MATA DI SURABAYA

ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM AKURASI PERHITUNGAN TARIF KAMAR PADA HOTEL AZIZA BY HORISON PEKANBARU

PERBANDINGAN PENENTUAN TARIF KAMAR HOTEL ANTARA FULL COSTING DENGAN ACTIVITY BASED COSTING PADA HOTEL TIRTONADI PERMAI SURAKARTA

Analisis Penggunaan Activity Based Costing Sebagai Alternatif Dalam Menentukan Tarif Kamar Pada Hotel Cendrawasih Lahat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PADA HOTEL GRAND KARTIKA PONTIANAK

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK SEWA KAMAR DENGAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM

Analisis Perbandingan Penentuan Harga Pokok pissn : X Kamar Hotel Antara Full Costing Dengan pissn :

Penentuan Biaya Overhead Produk Teh Hijau Menggunakan Metode Activity Based Costing (ABC)

BAB II LANDASAN TEORI. Hansen dan Mowen (2004:40) mendefinisikan biaya sebagai:

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSB Nirmala,Kediri)

Penentuan Biaya Overhead Produk Teh Hijau Menggunakan Metode Activity Based Costing

Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Menentukan Cost Kamar Hotel Pada XYZ Hotel

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

APLIKASI PENENTUAN HARGA JUAL KAMAR PADA PERUSAHAAN JASA PERHOTELAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC)

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Persaingan tersebut tidak hanya persaingan bisnis dibidang

PENENTUAN HARGA JUAL KAMAR HOTEL SAAT LOW SEASON DENGAN METODE COST-PLUS PRICING PENDEKATAN VARIABEL COSTING

Bagaimana Perhitungan Unit Cost Kamar Hotel Melalui Pendekatan Metode Tradisional dan Activity Based Costing?

Bab IV PEMBAHASAN. perusahaan, sehingga perusahaan dapat menentukan harga jual yang kompetitif. Untuk

Implementasi Metode Activity-Based Costing System dalam menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus di RS XYZ)

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK YANG AKURAT DENGAN ACTIVITY BASED COSTING. I Putu Edy Arizona,SE.,M.Si

BAB I PENDAHULUAN. suatu unit usaha (baik milik pemerintah maupun swasta), dimana lembaga

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA PENERAPAN SISTIM ACTIVITY BASED COSTING DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP STUDI KASUS PADA RSB. TAMAN HARAPAN BARU

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN MINIMUM BIAYA OPERASIONAL LEMBAGA PENDIDIKAN SWASTA

BAB I PENDAHULUAN. hotel terhadap pelanggannya misalnya fasilitas kolam renang, restoran, fitness center,

Analisa Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap dengan Menggunakan Activity Based Costing System (ABCS) di Rumah Sakit Paru Pamekasan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENETAPAN TARIF RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT (Studi Pada Rumah Sakit Islam Gondanglegi Malang)

BAB III METODE PENELITIAN. masyarakat Mojokerto dan sekitarnya. Rumah Sakit ini berlokasi di jalan

BAB II LANDASAN TEORI. mendefinisikan, Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan

PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF KAMAR RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT KASIH IBU DENPASAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. menjawab rumusan masalah adalah sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terjadi untuk tujuan tertentu. Biaya dalam arti sempit dapat diartikan

ANALISIS PERHITUNGAN BEBAN POKOK PRODUKSI GUNA MENGETAHUI HARGA JUAL PRODUK YANG TEPAT (Studi Kasus Pada UD. Wijaya Food Blitar)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang

Lampiran 1 Pengelompokan Biaya Rawat Inap dan Cost Driver Kamar Rawat Inap

ANALISIS PENERAPAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SYSTEM PADA PT. ARTA MAKMUR INDUSTRI DI MAKASSAR

Ahmad Ansyori. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UIN Maliki Malang. Abstrak

PERHITUNGAN BIAYA KAMAR RAWAT INAP RSUD TUGUREJO SEMARANG MENGGUNAKAN METODE ABC

IMPLEMENTATION OF ACTIVITY BASED ANALYSIS METHOD COSTING SYSTEM IN PRICING COST OF ROOMS IN HOTEL DYNASTY MAKASSAR

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL (STUDI PADA HOTEL GREEN EDEN MANADO) ABSTRACT

METODE PEMBEBANAN BOP

DAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM RUMAH SAKIT (Studi Kasus pada RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS PERBANDINGAN PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

PENENTUAN HARGA POKOK TARIF KAMAR HOTEL MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI PENDEKATAN BARU PADA HOTEL SEGORO JEPARA

BAB II LANDASAN TEORI

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN TARIF RAWAT INAP DI RSUD KAYUAGUNG TAHUN 2012

SKRIPSI Digunakan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Pada Program Studi Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. organisasi (Mulyadi, 2003;4). Atau lebih singkatnya dapat dikatakan bahwa kos

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerapkan metode Activity Based Costing dalam perhitungan di perusahan. metode yang di teteapkan dalam perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan secara otomatis (terkomputerisasi). Sekarang tidak hanya diimplementasikan pada

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) 2.2. Permasalahan Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Mutu Pelayanan Kesehatan

OLEH : SRI PRATIWI SUHARDI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Pada RSUP Dr.

MODEL ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SEBAGAI MODEL PENENTUAN TARIF JASA PENGINAPAN HOTEL

ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR PADA HOTEL LOTUS GARDEN AND RESTAURANT KEDIRI TAHUN 2015

ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA HARGA POKOK PRODUKSI (Studi Kasus pada CV Putra Jaya Rotan)

METODE ACTIVITY BASED COSTING UNTUK MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT YARSI (Yayasan Rumah Sakit Islam) PONTIANAK

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI DASAR PENETAPAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA RSUD. SITI AISYAH KOTA LUBUKLINGGAU

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dunia usaha yang semakin pesat. Persaingan tersebut tidak hanya

BAB II LANDASAN TEORI

ABC SYSTEM (ACTIVITY BASED COSTING) SEBAGAI ALTERNATIF DALAM MENGHITUNG TARIF KAMAR PADA HOTEL INDRAPRASTA SEMARANG

MANFAAT ACTIVITY BASED MANAGEMENT DALAM RANGKA PENCAPAIAN COST REDUCTION UNTUK MENINGKATKAN LABA (Studi Kasus pada RS Islam Al-Arafah Kediri)

BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi menyebabkan benturan antara konsep lama dengan pandanganpandangan. mempertahankan dan meningkatkan posisi pasarnya.

BAB II LANDASAN TEORI. mengukur pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi.

BAB IV PEMBAHASAN. manajemen di dalam mengambil keputusan. Manajemen memerlukan informasi yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. jasa yang lebih baik daripada yang ditawarkan oleh pesaing. Hal tersebut dapat

Kemungkinan Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap Rumah Sakit (Studi kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten)

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. klasifikasi dari biaya sangat penting. Biaya-biaya yang terjadi di dalam

Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Tradisional dan Activity Based Costing (ABC) pada UD. Cella Cake dan Bakery Manado

Diajukan oleh : Yunanto D

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan profitabilitas dalam mencapai tujuan perusahaan tersebut. Pada zaman

Indah Panekenan., H. Sabijono., Penerapan Metode Activity

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah tujuan pariwisata dan hotel di berbagai daerah semakin bertambah

PENENTUAN HARGA PRODUK PLYWOOD MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Akuntansi Biaya. Akuntansi Aktivitas: Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas dan Manajemen Berdasarkan Aktivitas

BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI, ACTIVITY BASED COSTING DAN SISTEM BIAYA KONVENSIONAL PADA PERUSAHAAN X.

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA PT MUSTIKA RATU, TBK.

PENERAPAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING SEBAGAI DASAR PENETAPAN TARIF LEMBAGA PENDIDIKAN PADA THE BRIDGE MANADO ABSTRACT

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI. Persaingan global berpengaruh pada pola perilaku perusahaan-perusahaan

PENENTUAN BIAYA PRODUK BERDASARKAN AKTIVITAS (ACTIVITY-BASED COSTING)

BAB I PENDAHULUAN. misalnya usaha konveksi dimana dalam bidang usaha ini perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. Para pelaku usaha diharapkan mampu mengikuti perkembangan tersebut serta

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta masih menjadi daerah wisata yang menarik. yang disediakan bagi wisatawan untuk memperoleh pelayanan.

Transkripsi:

PENENTUAN HARGA POKOK PENJUALAN KAMAR DELUXE DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA RESORT G-LAND JOYO S CAMP TAHUN 2010 Insyirah Putikadea Universitas Negeri Surabaya Email: oiagd@yahoo.com Abstract Implemetation of ABC can resulting cost of sales more accurate and minimize distortion of costs. Object of this research is Deluxe Room G-Land Joyo s Camp. This result shows cost of sales Deluxe Room on ABC method more less than convensional method that implemented by company, with diferrences Rp 155.715,74. It s because convensional method charges all costs on product while on ABC method costs are charging on product by activities that consumed. Keywords : Activity Based Costing, ABC, Resort, Cost Driver PENDAHULUAN Potensi wisata dalam negeri berperan penting bagi industri jasa penginapan. Bisnis hotel dan resort misalnya, tumbuh karena ditopang meningkatnya sektor pariwisata. Pada kuartal I-2012, occupancy rate hotel dan resort terus ekspansif. Saat peak season dan long weekend dapat mencapai 90-100 persen. Prospek tersebut membuat pasar perhotelan di Indonesia pada 2012 ini diprediksi tumbuh signifikan. Kondisi ini juga diungkapkan oleh sejumlah praktisi dan pengembang hotel dalam seminar Hospitality Investment World Indonesia 2012. Pertumbuhan industri jasa penginapan juga dipengaruhi oleh perkembangan hotel dan resort yang dikelola baik pengelola dalam negeri maupun luar negeri. Bertambahnya hotel dan resort akan menyebabkan persaingan bisnis yang sejenis. Kondisi ini menuntut para pengembang atau pelaku usaha untuk fokus, menjamin kualitas dan pelayanan, serta harga yang terjangkau. Perusahaan harus dapat secara efisien dan efektif menentukan harga yang sesuai dengan kualitas dan pelayanan yang diberikan agar mampu bertahan melawan pesaing. 1

Penetapan biaya yang tepat akan menghasilkan biaya yang akurat, efisien, dan efektif. Penetapan biaya juga sangat berpengaruh pada penentuan harga pokok. Mayoritas hotel dan resort masih menggunakan metode konvensional dalam penetapan biayanya. Pembebanan biaya produksi dilakukan atas biaya langsung dan tidak langsung yang berhubungan dengan produk. Pembebanan biaya tersebut dilakukan dengan berdasarkan pembebanan secara menyeluruh atau per departemen. Metode ini tidak sesuai dengan jenis produk jasa yang bervariatif, sehingga memberikan informasi biaya yang terdistorsi atau tidak akurat dalam pembebanan. Hal ini dapat memunculkan under costing atau over costing pada produk yang dijual karena tidak mencerminkan biaya yang sebenarnya dan hal ini akan berpengaruh pada laba perusahaan. Distorsi biaya juga akan berdampak pada kesalahan penetuan biaya, pengambilan keputusan, perencanaan, dan pengendalian perusahaan. Kelemahan metode konvensional menyebabkan berkembangnya suatu metode, yaitu metode Activity Based Costing (ABC). Metode ABC merupakan solusi alternatif yang dapat diterapkan dalam hotel dan resort karena pendekatan metode ini menggunakan cost driver berdasarkan aktivitas yang menimbulkan biaya. Metode ini akan berfungsi lebih optimal, efektif, dan efisien apabila diterapkan pada perusahaan yang menghasilkan produk beraneka ragam. G-Land Joyo s Camp merupakan resort yang terletak di selatan kota Banyuwangi tepatnya di Desa Plengkung ini menawarkan berbagai jenis tipe kamar, fasilitas, serta jasa pelayanan. Hal tersebut menyebabkan harga pokok penjualan kamar yang bervariatif terutama antara wisatawan asing dan domestik serta antara jenis kamar satu dengan yang lainnya. Selama ini G-Land Joyo s Camp menerapkan metode konvensional pada sistem penentuan harga pokok penjualan kamar, penggunaan metode ini dapat berdampak 2

ketidakakuratan penentuan harga serta terjadinya distorsi biaya yang dapat mempengaruhi laba perusahaan. Metode ABC yang akan diterapkan pada resort ini diharapkan menghasilkan harga pokok penjualan kamar secara akurat, tidak terjadi distorsi biaya. Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin mengetahui, Bagaimana penerapan perhitungan harga pokok penjualan Deluxe Room resort pada G-Land Joyo s Camp dengan menggunakan metode Activity Based Costing? KAJIAN TEORI Harga Pokok Produk Harga pokok produk adalah penjumlahan dari biaya yang dibagikan ke produk untuk tujuan tertentu. Harga pokok produk merupakan salah satu hal penting yang perlu diperhatikan oleh perusahaan baik perusahaan manufaktur, perusahaan jasa maupun perusahaan dagang. Penetapan harga pokok produk yang tepat akan memberikan manfaat bagi perusahaan itu sendiri. Menurut Hariadi (2002: 66-67), harga pokok per unit adalah informasi yang sangat berharga bagi produsen karena informasi tersebut merupakan dasar untuk menilai persediaan, harga pokok penjualan, perhitungan laba dan sejumlah keputusan penting lainnya. Metode Activity Based Costing Akhir-akhir ini, metode konvensional dianggap kurang mampu memenuhi kebutuhan informasi perhitungan harga pokok per unit yang akurat. Kebutuhan informasi harga pokok yang akurat sangat mendesak ketika perusahaan harus mempoduksi berbagai macam produk dan jasa untuk memuaskan kebutuhan konsumen yang hampir tanpa batas. Metode ABC dapat mengidentifikasi hubungan antara biaya yang terjadi dengan aktivitas yang mendasarinya. Sebelumnya harus ditentukan masing-masing cost driver untuk 3

setiap aktivitas. Metode ABC adalah suatu metodologi yang mengukur biaya dan kinerja dari aktivitas, sumber daya dan obyek biaya. Metode ini mengkalkulasikan biaya dari setiap aktivitas yang dilakukan untuk memproduksi suatu produk atau jasa dan membebankannya ke cost object. Menurut Carter (2009:528), ABC (Activity Based Costing) merupakan suatu sistem perhitungan biaya dimana tempat penampungan biaya overhead yang jumlahnya lebih dari satu dialokasikan menggunakan dasar yang mencakup satu atau lebih faktor yang tidak berkaitan dengan volume. Menurut Hongren (2000:142), Metode ABC (Activity Based Costing) adalah suatu sistem pendekatan perhitungan biaya yang dilakukan berdasarkan aktivitas-aktivitas yang ada di perusahaan. Terdapat beberapa tahap-tahap yang dilakukan dalam metode ABC, yakni: 1) Identifikasi biaya dan aktivitas sumber daya; 2) Membebankan biaya sumber daya pada aktivitas; 3) Membebankan biaya aktivitas pada objek biaya. Activity Based Costing menyediakan informasi perihal aktivitas-aktivitas dan sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas tersebut. Aktivitas adalah setiap kejadian atau transaksi yang merupakan pemicu biaya (cost driver) yakni, bertindak sebagai faktor penyebab dalam pengeluaran biaya dalam organisasi. Aktivitas-aktivitas ini menjadi titik perhimpunan biaya. Metode ini menelusuri biaya ke aktivitas dan kemudian ke produk. Metode ABC mengasumsikan bahwa aktivitas-aktivitaslah yang mengkonsumsi sumber daya dan bukannya produk. Metode ini memakai pemicu biaya dasar unit maupun non unit, yang jumlah pemicu biayanya lebih besar ketimbang jumlah pemicu pada metode konvensional, sehingga meningkatkan akurasi penentuan biaya pokok produk. Pemicu biaya (cost driver) adalah dasar untuk mengalokasikan biaya overhead. 4

Cost Driver Resources Activities Performance Cost Object Sumber: Hansen, Don.R. dan Maryanne M. Mowen (2006:56), Management Accounting Gambar 1. Konsep dasar Activity Based Costing Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan Activity Based Costing pada perusahaan jasa, yaitu: 1) Identifying and Costing Activities; 2) Special Challenger; 3) Output Diversity. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan penerapan metode Activity Based Costing dalam menentukan harga pokok penjualan kamar. Penelitian ini menggambarkan data melalui persentase dan tabel-tabel sederhana kemudian dijabarkan secara verbal. Obyek penelitian yang dipilih adalah G-Land Joyo s Camp yang merupakan resort di daerah selatan Kota Banyuwangi tepatnya di Desa Plengkung. Fokus penelitian terdapat pada harga pokok penjualan Deluxe Room, karena Deluxe Room menawarkan fasilitas yang lebih lengkap dibanding jenis kamar dibawahnya namun lebih ekonomis dibanding jenis kamar diatasnya sehingga menyebabkan banyak wisatawan tertarik terutama wisatawan domestik. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1) Observasi, yaitu metode pengumpulan data dengan cara mengamati dan mengadakan komunikasi secara langsung dengan sumber informasi (informan) tentang kondisi lokasi 5

penelitian guna mendapatkan data-data yang berhubungan; 2) Wawancara, yaitu metode yang dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab atau percakapan dengan para responden untuk memperoleh data. Baik dengan menggunakan daftar pertanyaan ataupun percakapan bebas yang berhubungan dengan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya; 3) Dokumentasi, yaitu metode yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data dan informasi dengan melalui dokumen-dokumen (arsip) yang ada hubungannya dengan hal-hal yang diteliti. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Menghitung Harga Pokok Penjualan Deluxe Room dengan menggunakan metode Activity Based Costing melalui tahap-tahap sebagaimana yang dijabarkan; 2) Menarik kesimpulan. PEMBAHASAN Sebagaimana yang telah dijabarkan diatas, penetapan biaya dengan menggunakan metode ABC dilakukan dengan berbagai tahap, meliputi: 1) Mengidentifikasi aktivitas dan biaya yang terjadi; 2) Mengidentifikasi level aktivitas dan pemicu biaya; 3) Membebankan biaya aktivitas ke obyek biaya; 4) Menentukan Harga Pokok Penjualan Deluxe Room Tahap pertama yaitu mengidentifikasi aktivitas dan biaya yang terjadi. Terdapat beberapa aktivitas yang terjadi di G-Land Joyo s Camp meliputi sub aktivitas: 1) Aktivitas pelayanan tamu yang menginap, sub aktivitas ini terdiri dari aktivitas pembersihan ruangan kamar serta penyediaan kelengkapan kamar. Biaya yang terkait dalam aktivitas ini adalah biaya pelayanan dan kelengkapan kamar; 2) Aktivitas transportasi, sub aktivitas ini terdiri dari aktivitas mengantar tamu check in atau check out serta mengantar tamu menikmati fasilitas. Biaya yang terkait dalam aktivitas ini yaitu biaya retribusi wisatawan dan biaya bahan bakar; 3) Aktivitas catering, sub aktivitas ini terdiri dari aktivitas penyediaan makan 6

pagi, makan siang, dan makan malam. Biaya yang terkait dalam aktivitas ini yaitu biaya bahan makanan, biaya bahan minuman, biaya penyediaan LPG, dan biaya transportasi logistik; 4) Aktivitas entertainment, sub aktivitas ini terdiri dari aktivitas penyediaan TV untuk hiburan tamu. Biaya yang terkait dalam aktivitas ini adalah biaya berlangganan TV Channel; 5) Aktivitas penyediaan listrik, sub aktivitas ini terdiri dari aktivitas penyediaan listrik melalui generator. Biaya yang terkait dalam aktivitas ini adalah biaya bahan bakar; 6) Aktivitas pemeliharaan, sub aktivitas ini terdiri dari aktivitas pemeliharaan Camp atau bangunan, pemeliharaan inventaris resort, pemeliharaan keamanan, dan pemeliharaan transportasi. Biaya yang terkait dalam aktivitas ini yaitu biaya perawatan Camp, biaya perawatan inventaris, biaya keamanan, dan biaya perbaikan transportasi; 7) Aktivitas penyusutan, sub aktivitas ini terdiri dari aktivitas penyusutan Camp atau bangunan, penyusutan inventaris resort, dan penyusutan mesin. Biaya yang terkait dalam aktivitas ini yaitu biaya depresiasi Camp atau bangunan, biaya depresiasi inventaris, dan biaya depresiasi mesin; 8) Aktivitas pemasaran dan administrasi, sub aktivitas ini terdiri dari aktivitas pembuatan brosur dan kartu nama, penyusunan anggaran sebagai bentuk perijinan dan perencanaan perusahaan, survey competitor dan pembinaan kerjasama. Biaya yang terkait dalam aktivitas ini yaitu biaya ATK dan cetak, biaya penyusunan anggaran, biaya survey dan kerjasama, biaya air dan listrik serta biaya internet dan telepon; 9) Aktivitas penggajian, sub aktivitas ini terdiri dari aktivitas pemberian gaji kepada karyawan. Biaya yang terkait dalam aktivitas ini adalah biaya gaji. Langkah kedua setelah mengidentifikasi aktivitas dan biaya yang terjadi, yaitu mengidentifikasi level aktivitas dari aktivitas-aktivitas yang terjadi serta menentukan pemicu biaya (cost driver). Tabel 1 menjelaskan bahwa hanya ada dua level aktivitas, yaitu unit level dan facility level yang digunakan oleh perusahaan dari empat level aktivitas yang terdapat dalam metode ABC, meliputi unit level, batch level, product level, dan facility level. 7

Tabel 1. Identifikasi aktivitas dan level aktivitas Aktivitas Level Aktivitas Aktivitas pelayanan tamu yang menginap - Melakukan pembersihan ruangan kamar Unit level - Pemberian kelengkapan kamar Unit level Aktivitas transportasi - Mengantar tamu check in atau check out melalui jalur darat Unit level - Mengantar tamu menikmati fasilitas melalui jalur laut Unit level Aktivitas catering - Penyediaan makan pagi Unit level - Penyediaan makan siang Unit level - Penyediaan makan malam Unit level Aktivitas entertainment - Menyediakan TV untuk hiburan tamu Unit level Aktivitas penyediaan listrik - Menyediakan listrik melalui generator Facility level Aktivitas pemeliharaan - Pemeliharaan Camp atau bangunan Facility level - Pemeliharaan inventaris resort Facility level - Pemeliharaan keamanan Facility level - Pemeliharaan transportasi yang digunakan mengantar tamu Facility level Aktivitas penyusutan - Melakukan penyusutan Camp atau bangunan Facility level - Melakukan penyusutan inventaris resort Facility level - Melakukan penyusutan mesin Facility level Aktivitas pemasaran dan administrasi - Pembuatan brosur dan kartu nama Facility level - Penyusunan anggaran sebagai bentuk perijinan serta Facility level perencanaan perusahaan di tahun berikutnya - Survey Competitor dan pembinaan kerjasama dengan Facility level perusahaan Aktivitas penggajian - Memberikan gaji pada karyawan Facility Level Sumber: diolah sendiri Setelah mengidentifikasi level aktivitas, selanjutnya membebankan biaya dengan cara menentukan cost driver atas aktivitas yang terjadi. Adapun cost driver yang digunakan tiaptiap aktivitas adalah sebagai berikut: 1) Aktivitas pembersihan ruangan kamar, aktivitas ini menggunakan jumlah kamar yang terjual sebagai cost driver; 2) Aktivitas penyediaan kelengkapan kamar, aktivitas ini menggunakan jumlah kamar yang terjual sebagai cost driver; 3) Aktivitas mengantar tamu check in atau check out, aktivitas ini menggunakan jumlah tamu yang menginap sebagai cost driver; 4) Aktivitas mengantar tamu menikmati fasilitas di laut, aktivitas ini menggunakan jumlah tamu yang menginap sebagai cost driver; 5) Aktivitas penyediaan makan pagi, makan siang serta makan malam, ketiga aktivitas ini 8

menggunakan jumlah tamu yang menginap sebagai cost driver; 6) Aktivitas penyediaan TV sebagai media entertainment, aktivitas ini menggunakan jumlah tamu yang menginap sebagai cost driver; 7) Aktivitas penyediaan listrik, aktivitas ini menggunakan jumlah kamar yang terjual sebagai cost driver; 8) Aktivitas pemeliharaan Camp, pemeliharaan inventaris resort serta pemeliharaan keamanan, ketiga aktivitas ini menggunakan jumlah luas lantai sebagai cost driver; 9) Aktivitas pemeliharaan transportasi, aktivitas ini menggunakan jumlah jam kerja mesin sebagai cost driver; 10) Aktivitas penyusutan Camp serta penyusutan inventaris resort, aktivitas-aktivitas ini menggunakan jumlah luas lantai sebagai cost driver; 11) Aktivitas penyusutan mesin, aktivitas ini menggunakan jumlah jam kerja mesin sebagai cost driver; 12) Aktivitas pembuatan brosur dan kartu nama, aktivitas ini menggunakan jumlah kamar yang tersedia sebagai cost driver; 13) Aktivitas penyusunan anggaran menggunakan jumlah kamar yang tersedia sebagai cost driver; 14) Survey Competitor dan pembinaan kerjasama menggunakan jumlah kamar yang tersedia sebagai cost driver; 15) Aktivitas penggajian menggunakan jumlah jam kerja sebagai cost driver. Setelah menentukan level aktivitas dan cost driver, langkah selanjutnya adalah mengelompokkan biaya-biaya dalam cost pool sesuai dengan level aktivitas dan cost driver yang sama. Cost pool digunakan untuk untuk menentukan tarif per unit cost driver yang berfungsi untuk mengalokasikan biaya aktivitas ke obyek biaya 9

Tabel 2. Penentuan Cost Pool Cost Pool Biaya (Rp) Unit level activity : Cost pool I (cost driver: jumlah kamar yang terjual) Melakukan pembersihan ruangan kamar 3.547.712 Pemberian kelengkapan kamar 3.547.712 Menyediakan listrik melalui generator 75.248.800 Total cost pool I 82.344.224 Cost pool II (cost driver: jumlah tamu yang menginap) Mengantar tamu check in atau check out melalui jalur darat 20.967.380 Mengantar tamu menikmati fasilitas melalui jalur laut 11.287.320 Penyediaan makan pagi 76.854.642 Penyediaan makan siang 134.495.624 Penyediaan makan malam 177.922.947 Menyediakan TV untuk hiburan tamu 1.881.000 Total cost pool II 418.408.913 Facility Level Activity : Cost pool III (cost driver: jumlah kamar yang tersedia) Pembuiatan brosur dan akrtu naam 25.096.665 Penyusunan anggaran sebagai bentuk perijinan serta perencanaan perusahaan di tahun berikutnya 13.883.110 Penyusunan anggaran sebagai bentuk perijinan serta perencanaan perusahaan di tahun berikutnya 13.883.110 Survey Competitor dan pembinaan kerjasama dengan perusahaan 23.783.560 Total cost pool III 62.763.335 Cost pool IV (cost driver: jumlah luas lantai) Pemeliharaan Camp atau bangunan 162.999.164 Pemeliharaan inventaris resort 51.838.100 Pemeliharaan keamanan 1.200.000 Melakukan penyusutan Camp atau bangunan 111.296.824 Melakukan penyusutan inventaris resort 17.614.692 Total cost pool IV 344.948.780 Cost pool V (cost driver: jumlah jam kerja mesin) Pemeliharaan transportasi yang digunakan mengantar tamu 33.250.000 Melakukan penyusutan mesin 25.148.594 Total cost pool V 58.398.594 Cost pool VI (cost driver: jumlah jam kerja karyawan) Memberikan gaji pada karyawan 343.499.150 Total cost pool VI 343.499.150 Sumber: diolah sendiri Setelah mengelompokkan biaya dalam cost pool dengan menggunakan cost driver. Langkah ketiga adalah membebankan biaya aktivitas ke obyek biaya melalui perhitungan tarif per unit cost driver. Tarif per unit cost driver dapat dihitung dengan rumus: Tarif per unit Cost Driver = 10

Tabel 3. Tarif Cost Pool Cost Pool Total Cost Pool (a) Cost Driver (b) Tarif (a:b) Cost Pool I 82.344.224 4227 19.480,53 Cost Pool II 418.408.913 844 495.745,15 Cost Pool III 62.763.335 7595 8.263,77 Cost Pool IV 344.948.780 652 529.062,54 Cost Pool V 58.398.594 50160 1.164,25 Cost Pool VI 343.499.150 61000 5.631,13 Sumber: diolah sendiri Tabel 3 menjelaskan mengenai perhitungan tarif per unit cost driver G-Land Joyo s Camp yang didapatkan dari hasil pembagian antara jumlah biaya aktivitas, dalam penelitian ini telah dikelompokan dalam cost pool, sesuai masing-masing cost driver dengan jumlah cost driver. Langkah terakhir yang dilakukan dalam penentuan harga pokok penjualan Deluxe Room dengan menggunakan metode ABC adalah penetapan harga pokok penjualan kamar atau pembebanan biaya aktivitas ke obyek biaya. Setelah menghitung tarif per unit cost driver, maka biaya aktivitas dapat dibebankan ke obyek biaya berdasarkan konsumsi masingmasing aktivitas. Perhitungan penentuan harga pokok penjualan Deluxe Room digambarkan melalui tabel berikut: Tabel 4. Harga Pokok Penjualan Deluxe Room Cost Pool Tarif Cost Driver Total Cost Pool I 19.480,53 1254 24.428.584,62 Cost Pool II 495.745,15 137 67.917.085,55 Cost Pool III 8.263,77 2450 20.246.236,5 Cost Pool IV 529.062,54 240 126.975.009,6 Cost Pool V 1.164,25 14882 17.326.368,5 Cost Pool VI 5.631,13 19677 110.803.745 Total Biaya Overhead 367.697.029,8 Total Biaya Langsung 12.621.436 Total Biaya Deluxe Room 380.318.465,8 Jumlah kamar yang terjual 1254 Harga Pokok Penjualan Kamar 303.284,26 Sumber: diolah sendiri 11

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa harga pokok penjualan kamar untuk jenis Deluxe Room dengan menggunakan metode ABC sebesar Rp 303.284,26. Harga pokok penjualan kamar untuk jenis Deluxe Room yang telah ditentukan oleh manajemen G-Land Joyo s Camp resort sebesar Rp 459.000, harga ini ditentukan dengan menggunakan metode konvensional dengan cara membagi semua biaya sesungguhnya, sebesar Rp 1.677.659.337 dengan tingkat hunian atau jumlah kamar yang terjual di tahun sebelumnya sebanyak 4931, kemudian hasil perhitungan tersebut, Rp 340.227 di-mark up sebesar 35% sehingga menghasilkan Rp 119.079. Hasil pembagian antara biaya sesungguhnya dan tingkat hunian atau jumlah kamar yang terjual dijumlahkan sehingga didapatkan hasil Rp 459.360, hasil tersebut dibulatkan oleh manajemen perusahaan menjadi Rp 459.000 yang digunakan sebagai harga pokok penjualan kamar. Selisih harga pokok kamar Deluxe Room yang telah ditentukan manajemen G-Land Joyo s Camp dengan hasil perhitungan menggunakan metode Activity Based Costing sebesar Rp 155.715,74. Perbedaan hasil perhitungan yang lebih rendah atas harga pokok penjualan kamar dengan metode ABC terjadi dikarenakan dalam metode ini biaya overhead pada masing-masing produk dibebankan pada banyak cost driver yang mampu mengalokasikan biaya aktivitas yang terjadi pada jenis kamar Deluxe Room secara tepat berdasarkan konsumsi masing-masing aktivitas. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ratmanti (2002), Masyhudi (2008), dan Utami (2011) yang menyatakan bahwa penerapan metode Activity Based Costing pada harga pokok produk lebih tinggi dibandingkan dengan metode konvensional. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Akbar (2011) bahwa penerapan metode Activity Based Costing pada harga pokok produk lebih rendah dibandingkan dengan metode konvensional, begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Setiawaty (2001) dan Widjajanti (2012). Simpulan 12

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil dari perhitungan harga pokok penjualan kamar G-Land Joyo s Camp untuk jenis Deluxe Room dengan menggunakan metode Activity Based Costing sebesar Rp 303.284,26. Selisih antara harga pokok penjualan kamar G-Land Joyo s Camp jenis Deluxe Room menggunakan metode Activity Based Costing dengan metode konvensional sebesar Rp 155.715,74. Hal ini membuktikan bahwa hasil perhitungan harga pokok penjualan kamar G-Land Joyo s Camp Deluxe Room dengan mengunakan metode Activity Based Costing lebih rendah daripada metode konvensional atau dengan kata lain harga pokok penjualan kamar dengan menggunakan metode yang diterapkan oleh manajemen G-Land Joyo s Camp disebut over costing dikarenakan adanya pembebanan biaya yang menyeluruh per unit kamar bukan berdasarkan aktivitas yang terjadi. DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Kamaruddin, 2009, Akuntansi Manajemen: dasar-dasar konsep biaya dan pengambilan keputusan, Rajawali Pers, Jakarta. Ahmad, Muh 2011, Analisis Penerapan Metode Activity Based Costing System Dalam Penentuan Harga Pokok Kamar Hotel Pada Hotel Coklat Makassar, karya ilmiah tidak dipublikasikan, Universitas Hasanuddin. AM, Masyhudi 2008, Analisis Biaya Dengan Metode Activity Based Costing Kepaniteraan Klinik Mahasiswa Fakultas KedokteranUnissula Di Rumah Sakit Pendidikan (Studi Kasus Di Rumah Sakit Islam Sultan Agung), karya ilmiah tidak dipublikasikan, Universitas Diponegoro. Garrison, Ray H. dkk, 2006, Akuntansi Manajerial Edisi 11 Terjemahan, Salemba Empat, Jakarta. Hansen, Don R. dan Maryanne M. Mowen, 2006, Akuntansi Manajemen Edisi 7 Terjemahan, Salemba Empat, Jakarta. Hariadi, Bambang, 2002, Akuntansi Manajemen: Sutu Sudut Pandang Edisi 1, BPFE, Yogyakarta. Horngren, Charles.T, Stratton and Sundem, 2000, Cost Accounting: A Managerial Approach Tenth edition, Prentice-Hall Publishing Company, USA. Juanda, Ahmad dan Nikki Vertik Lestari 2012, Analisis Perhitungan Biaya Satuan (Unit Cost) Penyelenggaraan Pendidikan Kedokteran (Studi Kasus Pada Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang), Jurnal Reviu Akuntansi dan Keuangan, vol. 2, no. 1, pp.227-241. 13

Ratmanti, Gini 2003, Analisis Biaya Dengan Metode Activity Based Costing Pada Pelayanan Rawat Inap Paviliun Cendana RSUD. Dr. Moewardi Surakarta Tahun 2001, karya ilmiah tidak dipublikasikan, Universitas Diponegoro. Setiawaty, Yenny 2001, Penerapan metode Activity-Based Costing di rumah sakit "X", Pare- Kediri, dalam rangka menentukan harga pokok kamar rawat inap, karya ilmiah tidak dipublikasikan, Universitas Petra. Widjayanti, Anjarwani Putri 2012, Evaluasi Penerapan Activity Based Costing System Sebagai Alternatif Sistem Biaya Tradisional Dalam Penentuan Harga Pokok Produksi (Studi Kasus Pada Perusahaan Meubel PT. Nilas Wahana Antika Sukoharjo), karya ilmiah tidak dipublikasikan, STIE AUB Surakarta. Wati Utami, Dinar 2011, Activity Based Costing System (ABC System) Sebagai Dasar Penetapan Harga Sewa Kamar Hotel Herlingga Jaya Blitar, karya ilmiah tidak dipublikasikan, Universitas Brawijaya. Wiyasaha, IBM, 2007, Akuntansi manajemen untuk Hotel dan Restoran, Andi, Yogyakarta. Zulfa, Dia Mualifah 2012, Penerapan Metode ABC dalam penentuan Harga Pokok penjualan kamar pada Agis Restaurant & Homestay, karya ilmiah tidak dipublikasikan, Universtias Airlangga. 14