BAB III PEMBAHASAN. yang memuat tentang penerimaan dan pengeluaran kas karena adanya rencana

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kas. Kas diperlukan baik untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

BAB I PENDAHULUAN. beberapa tujuan didirikan perusahaan, yang pertama adalah untuk UKDW

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan

RASIO LAPORAN KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dikarenakan perkembangan teknologi yang semakin pesat dan makin

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan

BAB 4 Analisis Ratio

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian, Tujuan dan Metode Analisis Laporan Keuangan

ANALISIS DANA DAN ARUS KAS

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang menjadi acuan bagi perusahaan untuk dapat mempertahankan dirinya (going

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kaitannya dengan operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. operasional, manajemen sumber daya manusia dan manajemen keuangan.

BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

NAMA PERUSAHAAN : ALAMAT : KODE POS : TELPON : PERIODE AKUNTANSI :

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam membayar hutang-hutangnya yang telah jatuh tempo. Dalam

ANALISIS KEUANGAN. o o

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja dalam Meningkatkan Profitabilitas

BAHAN AJAR Jurusan : Administrasi Bisnis Konsentrasi : Mata Kuliah : Pengantar Bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab 2: Analisis Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

PROGRAM MAGISTER STUDI EKONOMI MANAJEMEN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Santi Kumalasari (2008) yang berjudul Analisi Modal Kerja

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

KREDIT. Menyalurkan dana masyarakat (deposito, tabungan, giro) dalam bentuk kredit kepada dunia usaha.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN

Pertemuan 13 Penyusunan Anggaran Kas Disarikan dari Yusnita, Wenny dan sumber2 relevan lainnya

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk

BAB IV RASIO KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Seiring bertambah dewasanya perusahaan, mereka harus dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio hutang disebut juga dengan rasio leverage. Rasio leverage

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Sedangkan Sartono. Setiap perusahaan selalu berusaha untuk meningkatkan

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS KEUANGAN. 1) faktor kritis dalam analisis rasio keuangan, 2) mempelajari bagaimana analisis rasio keuangan tersebut dipergunakan dan

Analisa Laporan keuangan

BAB II LANDASAN TEORITIS

Transkripsi:

BAB III PEMBAHASAN A. Manajemen Kas a. Pengertian Kas Menurut Sugiono dan Untung ( 2008: 16 ) Kas adalah uang tunai yang dimiliki oleh perusahaan termasuk yang terdapat di bank, baik berupa giro atau deposito. Sedangkan strata kas adalah bentuk lain yang dimiliki perusahaan yang bersifat sangat likuid (misalnya emas ). Kas perusahaan merupakan elemen yang penting dan merupakan urat nadi dari setiap bisnis. Oleh karena itu, manajemen kas yang efektif akan membantu perusahaan untuk menjaga kinerja keuangan sepanjang tahun. Aggaran kas merupakan pencatatan tentang posisi kas pada waktu tertentu yang memuat tentang penerimaan dan pengeluaran kas karena adanya rencana pembelian dan penjualan ataupun aktivitas lainnya. Arti pentingnya anggaran kas bagi perusahaan agar manajer keuangan dapat mengetahui posisi keuangan pada waktu tertentu beserta sebab- sebab perubahan yang terjadi. Manajemen Kas (Cash Management) merupakan suatu kumpulan kegiatan perencanaan, perkiraan, pengumpulan, pengeluaran dan investasi kas dari suatu perusahaan agar dapat beroperasi dengan lancar. Tanpa manajemen kas yang baik sebuah perusahaan bisa mengalami kebangkrutan karena kekurangan kas, walaupun ia menghasilkan profit. Karena situasi bisnis banyak memiliki ketidakpastian membutuhkan pengelolaan kas yang baik, Perencanaan kas yang baik akan dapat mengidentifikasi potensi krisis kas sebelum itu terjadi.

28 Pada dasarnya, adanya manajemen kas bertujuan untuk mempertimbangkan risiko dana imbal hasil agar terjadi keseimbangan antara memiliki terlalu banyak atau sedikit kas. Jika terlalu sedikit kas yang diinvestasikan, maka mengurangi kesempatan untuk memperoleh imbal hasil yang lebih mendatangkan keuntungan di masa yang akan datang. Namun jika terlalu banyak kas yang diinvestasikan, maka akan terjadi cash insolvency. Kas yang cukup akan meningkatkan kemampuan perusahaan memenuhi segala pengeluaran yang dibutuhkan. Kas yang cukup artinya cadangan kas dipelihara pada titik minimum sehingga tidak terlalu banyak cash yang idle dan justru bisa mendatangkan potensi keuntungan jika diinvestasikan pada instrumen investasi. Maulya, SE Kepala Seksi Keuangan dan Personalia PT. WIKA Beton mengatakan betapa pentingnya manajemen yang baik atas kas perusahaan, karena kas merupakan elemen modal kerja yang paling tinggi tingkat kedudukannya dan diperlukan perusahaan untuk operasi perusahaan sehari-hari, tetapi di lain pihak kas merupakan elemen modal kerja yang kurang produktif, apabila menahannya terlalu besar mengandung resiko. Oleh karena itu manajemen kas yang efektif sangat diperlukan agar resiko dapat diperkecil tanpa pengorbanan likuiditas. Menahan uang tunai tidak terlepas pula dari resiko. Resiko tersebut yang terpenting adalah berasal dari turunnya nilai tukar uang tersebut, serta baik nilai tukar terhadap barang dan jasa, maupun nilai tukar terhadap valuta asing. Maulya, SE juga menambahkan, sesuai dengan prinsip pengelolaan kas yang baik, pencairan pinjaman dalam rangka menutupi kekurangan kas harus sedekat mungkin dengan saat terjadinya kekurangan kas untuk menghindari

29 kerugian atas pembayaran bunga. Selain itu jika masih memungkinkan kekurangan kas tersebut ditutupi dengan menjual surat berharga yang dimiliki daripada mengeluarkan surat utang. b. Motif Perusahaan Memiliki Kas Pengelolaan kas merupakan fungsi keuangan yang vital dan mendasar dalam sebuah perusahaan. Hal ini berperan dalam perencanaan dan pengendaliaan kas, karena di dalam aktivitasnya manajer keuangan harus mengetahui besarnya jumlah kas yang diperlukan setiap saat. Menurut Syahyunan ( 2004: 50 ) ada beberapa motif ( dorongan ) yang menyebabkan perusahaan perlu memiliki sejumlah kas. Dorongan- dorongan inilah yang menentukan berapa jumlah kas yang harus dimiliki perusahaan. Motif- motif tersebut adalah sebagai berikut : 1. Motif Transaksi Motif transaksi yang dimaksudkan bahwa perusahaan membutuhkan sejumlah uang tunai membiayai kegiatannya sehari- hari, seperti untuk membayar gaji dan upah, membeli barang, membayar tagihan, dan pembayaran hutang kepada kreditur apabila jatuh tempo. 2. Motif Berjaga- Jaga Motif berjaga- jaga dimaksudkan untuk berjaga- jaga terhadap kebutuhan yang mungkin terjadi tetapi tadak jelas kapan terjadinya, (misalnya kebakaran, kecelakaan). 3. Motif Spekulatif Motif Spekulatif dimaksudkan untuk mengambil keuntungan kalau kesempatyan itu ada, seperti perusahaan menggunakan kas yang

30 dimilikinya untuk diinvestasika pada sekuritas ( saham dan obligasi ) dengan harapan setelah membeli sekuritas tersebut harganya akan naik. 4. Motif Compensating Balance Motif ini sebenarnya lebih merupakan keterpaksaan perusahaan meminjam sejumlah uang di bank. Apabila perusahaan meminjam uang di bank, biasanya bank menghendaki agar perusahaan tersebut meninggalkan sejumlah uang di rekeningnya. Dari jenis- jenis motif tersebut diatas, PT. WIKA Beton hanya memakai motif transaksi dan motif berjaga- jaga dalam menjalankan kegiatan operasi perusahaan sehari- hari. Motif transaksi ini berhubungan dengan pembayaran gaji atau upah karyawan perusahaan, sedangkan untuk motif berjaga- jaga yaitu PT. WIKA Beton menyediakan dana untuk hal- hal yang mungkin terjadi tetapi tidak jelas kapan terjadinya, misalnya terjadinya kebakaran kantor atau pabrik WIKA Beton, serta terjadinya kecelakan mobil yang dimiliki perusahaan. Sedang alasan untuk spekulasi memiliki prioritas yang paling rendah untuk diperhatikan karena saat terjadinya sangat sulit untuk diprediksi oleh manajer kauangan. Fungsi utama manajemen kas adalah merencanakan, mencari dan memanfaatkan kas dengan berbagai cara agar penggunaannya maksimum, oleh karena itu manajemen kas yang efektif yang dilakukan oleh PT. WIKA Beton dapat mendorong peningkatan laba investasi (ROI) dengan cara : 1. Meningkatkan kontribusi laba dari kas. 2. Mengurangi jumlah investasi yang terkait pada kas.

31 c. Tekhnik Manajemen Kas Ir. Irwandi selaku Pimpinan PT. WIKA Beton mengatakan, perusahan menggunakan berbagai peyelesaian keuangan dengan tekhnik manajemen kas sehingga menambah tabungan. Teknik tersebut bertujuan meminimalkan pembiayaan perusahaan dengan mengambil keuntungan dari ketidaksempurnaan sistem penagihan dan pembayaran. Prosedur ini memiliki keuntungan dari adanya Float dalam sistem penagihan dan pembayaran. Float dalam pengertiaan umum berkaitan dengan dana yang telah dikirim oleh pembayar (perusahaana atau perorangan) tetapi belum dalam bentuk yang dapat dibelanjakan oleh penerima (perusahaan atau peroranngan). Misalnya float yang terjadi pada perbedaan antara saldo uang di bank menurut pembukuan perusahaan dan saldo menurut rekening koran di bank. Pada umumnya saldo rekening koran akan lebh besar daripada saldo menurut pembukuan deposan (perusahaan ). Hal ini terjadi karena ada sejumlah cek atau giro yang sudah dikeluarkan perusahaan tapi belum diuangkan di bank. Ir. Irwandi ( Pimpinan PT. WIKA Beton) juga menambahkan ada tiga hal yang ingin dilakukan oleh manajer keuangan ketika mengelola kas yaitu sebagai berikut: 1) Mempercepat pemasukan kas, menaikkan ketersediaan dari pada kas (daripada kas dipegang oleh perusahaan lain lebih baik dipegang dan dikelola oleh manajer keuangan). 2) Memperlambat pengeluaran kas 3) Memelihara saldo kas yang optimal

32 B. Analisis Laporan Arus Kas PT. WIKA Beton Wilayah Penjualan I Medan a. Pengertian Arus Kas Salah satu tujuan kegiatan perusahaan bisnis adalah memperoleh dana dalam bentuk uang kas dari hasil penjualan produknya, yang dapat dipergunaklan untuk membiayai kegiatan- kegiatan, baik modal kerja maupun dalam perluasan investasi. Pada banyak perusahaan, pembiayaan modal kerja dan investasi ini menggunakan dan yang berasal dari luar perusahaan, misalnya pinjaman bank. Penggunaan sumber dana dari pihak luar ini menimbulkan kewajiban bagi perusahaan untuk membayar bunga dan angsuran pinjaman. Disamping itu perusahaan juga harus membagikan dividen bagi pemegang saham karena menggunakan dana internal. Oleh karena itu perusahaan mampu menyeimbangkan kinerja likuiditas dan profitabilitas. Menurut Sugiono dan Untung ( 2004: 29 ) Aliran Kas (Cash flow ) merupakan informasi atas sumber dan penggunaan uang kas pada suatu priode tertentu. Aliran kas terdiri dari aliran kas masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan serta berapa saldonya setiap periode. Arus kas masuk adalah arus kas yang masuk ke perusahaan dari kegiatan- kagiatan operasi, investasi, dan pembiayaan. Sedangakan arus kas keluar adalah arus kas yang dipergunakan oleh perusahaan untuk melakukan kegiatan operasi, investasi dan pembayaran. Pada umumnya sektor pengeluaran kas adalah untuk biaya- biaya utama dan biayabiaya bukan utama ( non operatif ). Hal utama yang perlu selalu diperhatikan yang mendasari dalam mengatur arus kas adalah memahami dengan jelas fungsi dana atau uang yang kita miliki, kita simpan atau investasikan.

33 b. Sumber dan Penggunaan Kas Perusahaan 1. Sumber Kas PT. WIKA Beton Sumber Kas yang Berasal dari Kegiatan Operasional 1) Laba Bersih Laba bersih merupakan sumber dana bagi perusahaan karena laba bersih ditambah dengan depresiasi merupakan hasil dari kegiatan-kegiatan operasi perusahaan. LABA 2007 LABA 2008 KENAIKAN Rp.11.194.316.441 Rp.20.435.070.000 Rp. 9.240.653.5559 Dapat kita lihat bahwa terjadi kenaikan laba PT. WIKA Beton Wilayah Penjualan I yaitu sebesar Rp. 9.240.653.559 yang mengakibatkan bertambahnya modal sendiri. 2) Penyusutan Penyusutan merupakan kas yang tidak dibayarkan dengan kas, tetapi mengurangi jumla laba atau menambah rugi yang diperoleh penyusutan untuk mengurangi nilai buku dari aktiva tetap sesuai dengan pengurangannya karena aktiva tetap pada waktunya harus diganti tetapi mengakibatkan adanya sesuatu pengeluaran uang karena pengeluaran telah dilakukan sekaligus pada waktu pembelian aktiva tetap, maka penyusutan hanya mengurangi jumlah bersih sebagai dana. 2007 2008 Kenaikan Rp. 132.702.367 Rp. 153.464.530 Rp. 20.762.167

34 Dapat kita lihat bahwa terjadi peningkatan beban penyusutan pada PT. WIKA Beton sebesar Rp. 20.762.167. Kenaikan beban penyusutan ini merupakan sumber pendapatan bagi PT. WIKA Beton. Sumber Kas yang berasal dari kegiatan investasi Sebagaimana yang terlihat pada Laporan Arus Kas PT.WIKA Beton Wialyah Penjualan I medan, bahwasanya tidak terdapat penerimaan atau pemasukan kas yang terjadi dari kegiatan investasi pada tahun 2007 2008. Hal ini menunjukkan bahwa PT. WIKA Beton tidak ada melakukan penjualan terhadap asat aset investasi. Sumber Kas yang berasal dari kegiatan pendanaan Sebagaimana yang terlihat pada Laporan Arus Kas PT.WIKA Beton Wialyah Penjualan I medan, bahwasanya tidak terdapat penerimaan atau pemasukan kas yang terjadi dari kegiatan pendanaan pada tahun 2007 2008. Hal ini menunjukkan bahwa PT. WIKA Beton tidak ada melakukan pinjaman dalam jangka panjang. 2. Penggunaan Kas Perusahaan Pada Periode 2007-2008 a) Kenaikan Persediaan Rp. 24.698.4333.189 Rp. 41.025.904.365 Rp. 16.327.471.176 Dapat kita lihat bahwa terjadi peningkatan persediaan PT. WIKA Beton sebesar Rp. 16.327.471.176. Kenaikan persediaan ini menunjukkan bahwa PT.

35 WIKA Beton menggunakan sebagian dananya ( kasnya ) untuk menambah persediaan barang jadi. b) Kenaikan Piutang Usaha Rp. 22.523.761.747 Rp. 32.825.493.602 Rp. 10.292.731.855 Jumlah Kenaikan piutang usaha yang dimiliki oleh PT. WIKA Beton Wilayah Penjualan I medan yaitu sebesar Rp. 10.292.731.855, hal ini menunjukkan bahwa PT. WIKA Beton menggunakan sebagiaan kasnya untuk menambah penjualan secara kredit. c) Kenaikan Biaya Distribusi Akan Dibayar Dimuka Rp. 511.275.437 Rp. 1.276.589.900 Rp. 765.314.463 Dapat dilihat bahwasanya Kenaikan biaya distribusi akan dibayar dimuka yang dimiliki oleh PT. WIKA Beton Wilayah Penjualan I Medan yaitu sebesar Rp. 304.901.394. hal ini menunjukkan bahwa PT. WIKA Beton menggunakan sebagian uangnya (kasnya) untuk membayar biaya distribusi. d) Penurunan Hutamg Usaha Rp. 1.028.455.610 Rp. 9.979.654.912 Rp. (304.901.394)

36 Dapat kita lihat bahwasanya hutang usaha yang dimiliki oleh PT. WIKA Beton Wilayah Penjualan I Medan yaitu mengalami penurunan sebesar Rp. (304.901.394). Hal ini menunjukkan bahwa PT. WIKA Beton menggunakan sebagian dananya (ksanya) untuk membayar hutang usahanya yang berhibungan de4ngan kegiatan operasionalnya. e) Penurunan Hutang PPH Pasal 21 & 23 Rp. 56.712.943 Rp. 14.559.511 Rp. (42.153.432) Dapat kita lihat bahwasanya PT. WIKA Beton menggunakan sebagian dananya (ksanya) untuk membayar hutang pph 21 & 23, sebesar RP. -42.153.432 Penggunaan Kas untuk Aktivitas Inventasi Sebagaimana yang terlihat pada Laporan Arus Kas PT.WIKA Beton Wialyah Penjualan I medan, bahwasanya tidak terdapat penggunaan kas yang terjadi dari kegiatan investasi pada tahun 2007 2008. Hal ini menunjukkan bahwa PT. WIKA Beton tidak ada melakukan penjualan terhadap asat aset investasi. Penggunaan Kas yang berasal dari kegiatan pendanaan Sebagaimana yang terlihat pada Laporan Arus Kas PT.WIKA Beton Wialyah Penjualan I medan, bahwasanya tidak terdapat penggunaan kas yang terjadi dari kegiatan pendanaan pada tahun 2007 2008. Hal ini menunjukkan bahwa PT. WIKA Beton tidak ada melakukan pinjaman dalam jangka panjang.

37 C. Analisis Rasio Keuangan Penganalisaan rasio keuangan ada beberapa cara, diantaranya : 1. Analisis horizontal/trend analysisi, yaitu membandingkan rasio-rasio keuangan perusahaan dari tahun-tahun yang lalu dengan tujuan agar dapat dilihat trend dari rasio-rasio perusahaan selama kurang waktu tertentu. 2. Analisis vertical, yaitu membandingkan data rasio keuangan perusahaan dengan rasio semacam dari perusahaan lain yang sejenis atau industri untuk waktu yang sama. 3. The du pont chart berupa bagan yang dirancang untuk memperlihatkan hubungan antara assets turnover dan profit margin. ( Situmorang, Syafrizal Helmi, Ami Dilham : 2007). 1. Capital Work Yaitu selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar. 2. Current Ratio Yaitu rasio yang membandingkan antara aktiva lancar dengan hutang lancar. 3. Cash Ratio Yaitu kemampuan perusahaan untuk dapat membayar hutang lancarnya yang harus segera dipenuhi dengan kas yang tersedian dalam perusahaan dan efek yang segera harus dituangkan. 4. Quick Assets: Piutang, kas dan investasi jangka pendek dianggap sebagai quick assets, yaitu aktiva yang dapat dituangkan dengan segera.. Quick Assets diperoleh dengan mengurangkan nilai persediaan dari aktiva lancar.

38 5. Kapasitas Kas Adalah tersedianya uang kas perusahaan pada suatu waktu atau dengan kata lain. Kapasitas kas adalah kas yang tersedia di dalam perusahaan. 6. Working capital to Assets Ratio Yakni rasio modal kerja yang memperbandingkan antara modal kerja dengan keseluruhan aktiva. 7. Debt Ratio Yaitu hutang yang dihitung dengan membagi total seluruh perusahaan, baik jangka pendek maupun jangka panjang dengan total aktiva. RASIO LIKUIDITAS 1. Rasio Lancar ( Carrent Ratio ) Rp. 99,95% Rp. 99,99% Rp. 0,04 Current ratio yang dimilik PT. WIKA Beton pada tahun 2007 sebesar Rp. 99,95%, ini berarti setiap Rp. 1 hutang lancar dapat dijamin dengan Rp. 0.99 Aktiva lancar. Sedangkan pada tahun 2008 rasio lancar yaitu sebesar Rp. 99, 99 % ini artinya setiap hutang lancar dapat dijamin dengan Rp. 0,99 aktiva lancar. Current Ratio pada tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar Rp. 0.04%. hal ini disebabkan adanya penurunan jumlah aktiva lancar yang tidak sebanding dengan turunnya jumlah hutang lancar tahun 2008. Peningkatan ini menunjukkan bahwa kondisi keuangan perusahaan semakin baik (likuid), karena semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menutupi hutang lancarnya

39 2. Rasio Cepat ( Cuick Ratio) Rp. 63,6% Rp. 53,77% Rp. (9,83) Rasio cepat yang dimiliki PT. Wika Beton pada tahun 2007 yaitu sebesar Rp. 66,6%. Sedangkan rasii cepat tahun 2008 sebesar Rp. 53,77. hal ini berarti setiap Rp. 1 hutang lancar dapat dijamin dengan Rp. 0,53 aktiva lancar yang paling lancar. 3. Rasio Kas ( Cash Ratio) Rp. 2,88% Rp. 1,6% Rp. (1,28) Rasio kas yang dimiliki PT. WIKA Beton tahun 2007 adalah Rp.2,88 %, ini berarti setiap 1 hutang lancar perusahaan dapat dijamin dengan Rp. 0,028 kas dan yang segara menjadi kas. Sedangkan pada tahun 2008 yaitu sebesar Rp. 1,6, ini berarti setiap 1 hutang lancar perusahaan dapat dijamin dengan Rp. 0,016 kas dan yang segera menjadi kas. Cash Ratio pada tahun 2008 mengalami penurunan sebesar Rp. 1,28, hal ini menunjukkan adanya penurunan kas pada tahun 2008, dimana perusahaan tidak ingin ada dananya (kasnya) ada yang meganggur atau tidak produktif.

40 RASIO LEVERAGE 1. Rasio Hutang atas Aktiva Rp. 100% Rp. 100% _ Rasio ini disebut juga dengan Debt Ratio yang menunjukkan perbandingan besarnya jumlah hutang dengan total aktiva yang dimiliki perusahan pada periode tertentu. Pada tahun 2007 ini menunjukkan hasil 100%, yang artinya setaip rp. 1 hutang dapat ditutupi dengan aktiva sebesar Rp. 1%. Sedangkan tahun 2008 yaitu hasilnya sama, sebesar Rp. 100%. 2. Rasio Hutang atas Modal Rp. 100% Rp. 100% _ Berbeda dengan rasio- rasio sebelumnya, yang mengharapkan angka rasio yang kecil. Semakin rendah iniberarti semakin baik kinerja perusahaan untuk melunasi hutang- hutangnya. Debt To Equity Ratio pada tahun 2007 yaitu sebesar Rp. 100%. Sedangkan pada tahun 2008 hasilnya adalah sama yaitu 100%. RASIO AKTIVITAS 1. Total Asset Turn Over 1,43 kali 2,25 kali 0,82 kali

41 Perputaran total aktiva pada tahun 207 sebesar 1,43 kali, yang artinya dana yang tertanam dalam jumlah seluruh aktiva berputar sebanyak 1,43 kali dalam satu tahun. Sedangkan pada tahun 2008 besarnya Perputaran total aktiva yaitu sebesar 2,25 kali ini berarti dana yang tertanam dalam jumlah seluruh aktiva berputar sebanyak 2,25 kali dalam satu tahun. Perputaran total aktiva pada tahun 2008 mengalami peningkatan sebanyak 0,82 kali. Hal ini disebabkan jumlah pendapatan perusahaan pada tahun 2008 lebih besar dibandingtkan pada tahun 2007 sebelumnya. Peningkatan, hal ini menunjukkan keamampuan perusahaan semakin baik dalam mengelola jumlah seluruh aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan volume penjualan. 2. Average Collection Periode 59,95 hari 65,5 hari 5,55 hari Rata- rata hari pengumpulan piutang PT. WIKA Beton yaitu, pada tahun 2007 berjumlah 59,95 hari, ini berarti piutang berputar dan kembali kedalam perusahaan menjadi uang kas diperlukan waktu selama 59,95 hari dalam satu periode. Sedangkan pada tahun 2008 rata- rata Rata- rata hari pengumpulan piutang yaitu berjumlah 65,5 hari, ini berarti piutang berputar dan kembali kedalam perusahaan menjadi uang kas diperlukan waktu selama 65,5 hari dalam satu periode tertentu. Rata- rata hari pengumpulan piutang PT. WIKA Beton pada tahun 2008 lebih cepat berputar yaitu selama 65,5 hari, dibandingkan Rata- rata hari

42 pengumpulan piutang pada tahun 2007. Hal ini disebabkan jumlah pendapatan perusahaan pada tahun 2008 lebih besar bila dibandingkan dari tahun 2007 sebelumnya. Selain itu jumlah piutang perusahan pada tahun 2008 lebih besar dibanding dengan tahun 2007. peningkatan ini menunjukkan semakin efektifnya pengelolan dana dana yang berada diluar perusahaan (piutang) untuik kembali kedalam perusahaan menjadi uang kas. 3. Fixed Assets Turn Over 3,58 kali 14 kali 10,42 kali Perputaran aktiva tetap pada tahun 2007 sebesar 3,58 kali, ini berarti dana yang tertanam dalam keseluruhan jumlah aktiva tetap berputar sebanyak 3,58 kali dalam satu tahun. Sedangkan pada tahun 2008 Perputaran aktiva tetap yaitu sebesar 14 kali, hal ini berarti dana yang tertanam dalam keseluruhan jumlah aktiva tetap berputar sebanyak 14 kali dalam satu tahun. Fixed Assets Turn Over pada tahun 2008 mengalami Peningkatan sebesar 10,42 kali.hal ini disebabkan jumlah pendapatan perusahaan pada tahun 2008 lebih besar bila dibandingkan dari tahun 2007 sebelumnya. Selain itu junlah aktiva tetap pada tahun 2008 labih besar bila dibandingkan dengan tahun 2007 sebelumnya. Peningkatan ini menunjukkan kemampuan perusahaan semakin baik dalam mengelola seluruh jumlah aktiva tetap yang dimiliki untuk menghasilkan volume penjualan.

43 RASIO PROFITABILITAS 1. Net Profit Margin 8,9% 10,2 % 1,3% Margin laba bersih perusahan pada tahun 2007 sebesar Rp. 8,9%, ini berarti setiap %Rp. 1 pendapatan perusahaan dapat menghasilkan Rp.0,089 laba bersih sesudah bunga dan pajak. Sedangkan pada tahun 2008 sebesar Rp. 10,2% ini berarti setiap %Rp. 1 pendapatan perusahaan dapat menghasilkan Rp.0,10 laba bersih sesudah bunga dan pajak Jumlah laba bersih yang dimiliki PT. WIKA Beton pada tahun 2008 mengalami kenaikan (lebih besar) bila dibandingkan dengan tahun 2007 sebelumnya. Dengan memperoleh laba yang lebih besar pada thun 2008 ini menunjukkan semakin baiknya kemampuan perusahaan untuk bereproduksi secara efisien sehingga laba bersih sesudah bunga dan pajak yang dihasilkan tahun 2008 semakin besar. 2. Gross Profit Margin 8,9% 10,3% 1,8% Gross Profit Margin tahun 2007 sebesar 8,9%, inberarti setiap Rp.1 pendapatan perusahaan dapat menghasilkan Rp. 0.089 laba kotor perusahaan. Sedangkan pada tahun 2008 sebesar Rp. 10,3% ini berarti setiap %Rp. 1 pendapatan perusahaan dapat menghasilkan Rp.0,10 laba kotor perusahaan.

44 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Manajemen atas arus keluar- masuknya dana perusahaan yang terkontrol, akan menunjukkan kredibilitas perusahaan yang baik di dunia bisnis. Perlu diketahui Arus kas merupakan salah satu komponen dari laporan keuangan yang dapat digunakan untuk memprediksi kinerja dan prospek perusahaan di masa mendatang. Kinerja tersebut terutama dapat dilihat dari laba yang dapat menentukan besarnya deviden bagi pemegang saham. Setelah melakukan penelitian secara langsung pada PT. WIKA Beton WP I Sumatera Utara maka penulis akan memberikan kesimpulan terhadap manajemen kas yang ada pada PT. Wijaya Karya Beton Wilayah penjualan I Sumtera Utara yaitu: 1. Manajemen kas yang dijalankan oleh PT. WIKA Beton Sumatera Utara sudah bagus atau benar. Hal ini dapat dilihat dari laporan Keuangan yang disajikan oleh perusahaan yaitu terdiri dari : Laporan Neraca, Laporan Laba Rugi, dan Laporan Arus Kas (cash flow). Misalnya, dilihat dari posisi kas perusahaan pada tahun 2008 yaitu mengalami penurunan sebesar Rp.1.788.300. Hal ini menunjukkan bahwa PT. WIKA Beton tidak mau dananya (kasnya) ada yang menganggur (tidak produktif). 2. Kenaikan laba bersih PT.WIKA Beton tahun 2008 sebesar Rp. 9.240.653.559, mencerminkan nilai positif bagi perusahaan, karena kita dapat mengambil kesimpulan bahwa PT. WIKA Beton mampu meningkatkan kualitas kinerjanya dari tahun sebelumnya.

45 B. Saran Setelah melakukan penelitian secara langsung pada PT. Wijaya Karya Beton Wilayah Penjualan I Medan Sumatera Utara, maka penulis ingin memberikan saran. Adapun saran dan masukan yang dapat saya berikan pada akhir bab ini yaitu: a. Kepada PT. Wijaya Karya Beton Sumatera Utara penulis menyarankan agar kualitas produk yang dihasilkan agar tetap terjaga dan terus maju serta sukses baik dalam pasar negeri maupun pasar luar negeri. b. Pengelolaan (manajemen) atas keuangan PT. WIKA Beton khususnya akun kas perusahaan harus tetap di jaga dalam posisi yang aman. c. Akhir kata, semoga PT. Wijaya Karya Beton tetap sukses dalam bisnisnya.