I. PENDAHULUAN. dengan besarnya jumlah penduduk yang ada. Banyaknya penduduk yang ada

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. di Indonesia. Menurut Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (1990) menyatakan

I. PENDAHULUAN. Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memegang

I. PENDAHULUAN. perekonomian di Bali. Sektor ini menyumbang sebesar 14,64% dari total Produk

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan proses pembangunan yang. dilaksanakan oleh suatu daerah atau negara dalam rangka memakmurkan warga

I. PENDAHULUAN. anorganik menjadi bahan organik dengan bantuan tumbuh-tumbuhan dan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kedelai (genus Glycine) merupakan jenis tanaman pangan yang tergolong

I. PENDAHULUAN. Kegiatan perekonomian pada suatu negara akan didukung dengan kegiatan-kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara maritim, dimana 70 persen dari luas wilayah

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2011

Latar Belakang Berdasarkan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Indonesia sudah mencapai 237,6 juta jiwa atau bertambah 32,5 juta jiwa sejak tahun

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian sebagai penyedia bahan baku untuk sektor industri. Produksi sektor

I. PENDAHULUAN. saat Revolusi Hijau pada tahun 1980-an. Revolusi hijau merupakan teknik

I. PENDAHULUAN. peradaban manusia. Padi adalah komoditas tanaman pangan yang menghasilkan

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah

Kata kunci: luas lahan, produksi, biaya usaha tani, pendapatan.

BAB I PENDAHULUAN. antar masing-masing daerah, antar golongan pendapatan dan di seluruh aspek. kehidupan sehingga membuat stuktur ekonomi tidak kokoh.

I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan komoditas yang sedang dikembangkan di Indonesia. besar mengimpor karena kebutuhan kedelai yang tinggi.

I. PENDAHULUAN. struktur pembangunan perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar dan beragam, mulai dari sumberdaya yang dapat diperbaharui

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris, dan pertanian memegang peranan penting

I PENDAHULUAN. kehutanan, perternakan, dan perikanan. Untuk mewujudkan pertanian yang

PENDAHULUAN. dan banyak penduduk masih bergantung pada sektor ini, sehingga di masa

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan usaha-usaha untuk meningkatkan taraf

I PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik 2009

BAB I PENDAHULUAN. besar dari pemerintah dikarenakan peranannya yang sangat penting dalam rangka

Seuntai Kata. Denpasar, November 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. Ir. I Gde Suarsa, M.Si.

Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan. Sektor pertanian di lndonesia dalam masa krisis ekonomi tumbuh positif,

I. PENDAHULUAN. dengan menyerap 42 persen angkatan kerja (BPS, 2011). Sektor pertanian

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris di mana pembangunan di bidang pertanian

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian merupakan sektor yang mendapatkan perhatian cukup besar dari

BAB I PENDAHULUAN. pembagian pendapatan yang merata bagi seluruh rakyat sesuai dengan sila Pancasila

I. PENDAHULUAN. pangan pokok saja, tetapi telah berkembang menjadi berbagai jenis bahan makanan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Masih banyak warga negara Indonesia yang bermata

BAB I PENDAHULUAN. dapat pula dikonsumsi dengan diolah terlebih dahulu. Buah-buahan dengan

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

gizi mayarakat sebagai sumber vitamin, mineral, protein, dan karbohidrat. Produksi hortikultura yaitu sayuran dan buah-buahan menyumbang pertumbuhan

Analisis usaha industri tempe kedelai skala rumah tangga di kota Surakarta

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sangat luas dan sebagian besar

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi

Abstrak. Kata Kunci :Curahan Jam Kerja, Umur, Pendidikan, Pendapatan Suami, Jumlah Tanggungan.

BAB I PENDAHULUAN. maupun yang sudah modern. Perkembangan jumlah UMKM periode

I. PENDAHULUAN. berdampak pada semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Persoalan pengangguran dan kemiskinan merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar pekerjaan utama

I. PENDAHULUAN. pangan, tanaman hias, hortikultura, perkebunan dan kehutanan. Potensi ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Kandungan Nutrisi Serealia per 100 Gram

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015)

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang diakibatkan krisis moneter serta bencana alam yang

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian di Indonesia. Sektor pertanian meliputi subsektor

Abstrak. Kata kunci: modal, tenaga kerja, lama usaha, jam kerja, dan pendapatan

I. PENDAHULUAN. kecukupan pangan bagi suatu bangsa merupakan hal yang sangat strategis untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HALAMAN PENGESAHAN...

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan merupakan suatu keadaan dimana seseorang berpenghasilan rendah,

BAB 1 PENDAHULUAN. karena sebagian orang tua lebih memilih untuk mempekerjakan anaknya dari pada

I. PENDAHULUAN. cukup luas sangat menunjang untuk kegiatan pertanian. Sebagai negara agraris yang

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan komoditi perkebunan yang termasuk dalam kategori

I. PENDAHULUAN. Produk hortikultura memiliki peranan penting bagi pembangunan pertanian yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan daerah. Pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian adalah salah satu sektor yang selama ini masih

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA RAMALAN I TAHUN 2015)

I. PENDAHULUAN. perdagangan antar wilayah, sehingga otomatis suatu daerah akan membutuhkan

I. PENDAHULUAN. dan bisa melakukan aktivitas sehari-hari serta berkelanjutan. Diantara kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. petani, mengisyaratkan bahwa produk pertanian yang dihasilkan harus memenuhi

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

Abstrak. Kata kunci: Evaluasi, Pemberdayaan, Efektivitas, Kesejahteraan

I. PENDAHULUAN. dikembangkan dan berperan sangat penting dalam penyediaan kebutuhan pangan

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan penggerak perekonomian suatu Negara karena

BAB I PENDAHULUAN. Kedelai merupakan salah satu tanaman palawija penting di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan produktivitas buah-buahan nasional di Indonesia memiliki

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

PERSEDIAAN KARBOHIDRAT DI KABUPATEN BULELENG TAHUN 2015

perluasan kesempatan kerja di pedesaan, meningkatkan devisa melalui ekspor dan menekan impor, serta menunjang pembangunan wilayah.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pola Konsumsi Buah di Indonesia Tahun 2012

Abstrak. Kata Kunci: tingkat upah, teknologi, produktivitas kerja, penyerapan tenaga kerja

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang terkenal dengan sebutan negara agraris,

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Atas Dasar Harga Berlaku di Indonesia Tahun Kelompok

BAB I PENDAHULUAN. Jagung merupakan komoditi yang penting bagi perekonomian Indonesia,

indikator keberhasilan kegiatan ekonomi daerah tersebut. Provinsi Bali merupakan

ABSTRAK. Kata kunci : Simantri, Subak Renon, Dampak.

1.1 Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Sistematika Penulisan...

BAB I PENDAHULUAN. mengurus daerahnya sendiri, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki luas wilayah yang besar. Negara yang terdiri dari banyaknya pulau ini tentunya juga memiliki jumlah daratan yang banyak. Besarnya luas wilayah yang dimiliki Indonesia juga diikuti dengan besarnya jumlah penduduk yang ada. Banyaknya penduduk yang ada membuat pemenuhan akan kebutuhan menjadi banyak dan juga beragam. Pemenuhan kebutuhan yaitu berupa sandang, pangan, dan papan. Ketiga hal tersebut haruslah dipenuhi oleh manusia agar mampu bertahan hidup. Kebutuhan pangan manusia tidak hanya terbatas pada jenis bahan pangan pokok saja tetapi telah berkembang menjadi berbagai jenis bahan makanan yang dibutuhkan manusia untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidupnya (Astuti, 2002). Pemanfaatan daratan yang besar ini tentunya usaha pertanian yang dapat dilakukan di dalamnya. Sektor pertanian adalah salah satu sektor yang penting di Indonesia. Selain sebagai pemenuh kebutuhan pangan di Indonesia, pertanian juga berperan dalam perekonomian negara. Sektor pertanian juga berperan dalam penyerapan tenaga kerja di Indonesia. Ruang lingkup pertanian tidak hanya dalam usaha tani di sawah, melainkan menyakup juga perkebunan dan peternakan. Pertanian di Indonesia tentunya dapat berjalan dengan baik karena didukung dengan melimpahnya sumberdaya alam yang dimiliki di dalamnya. Buah-buahan termasuk kedalam sektor holtikultura pada usaha pertanian. Buah-buahan merupakan tanaman musiman, namun tidak semua buah-buahan 1

2 merupakan tanaman musiman. Buah-buahan merupakan sumber dari vitamin dan mineral. Banyak kandungan-kandungan yang dimiliki oleh buah-buahan yang berguna bagi tubuh manusia. Hal ini dibuktikan dengan buah-buhan merupakan salah satu bagian dari makanan empat sehat lima sempurna. Makanan yang dikonsumsi oleh manusia haruslah kaya akan vitamin, mineral, karbohidrat, protein dan lemak. Maka dari itu manusia harus mengkonsumsi buah-buahan, karena buah-buahan mengandung banyak vitamin-vitamin yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Astuti (2002) saat ini buah-buahan merupakan salah satu bahan makanan yang telah menjadi kebutuhan bagi masyarakat Indonesia. Hal ini berkembang seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk memperbaiki kualitas pemenuhan kebutuhan gizinya. Buah-buahan yang berguna bagi tubuh ini juga sangat mudah diperoleh. Dengan semakin modernnya perkembangan di dunia ini, buah semakin mudah diperoleh. Buah-buahan dapat diperoleh di pasar tradisional, supermarket, pedagang pinggir jalan, dan pedagang keliling. Khususnya di Bali, buah-buahan merupakan salah satu pemenuh kebutuhan. Dimana buah-buahan digunakan untuk acara keagamaan sebagai sesaji. Buah-buahan yang digunakan untuk sesaji biasanya tidak terpaku pada satu macam saja melainkan bervariasi. Salah satu contoh buah-buahan yang digunakan adalah buah jeruk lokal. Buah-buahan lokal seperti jeruk ini merupakan salah satu buah-buahan yang paling digemari. Jeruk lokal merupakan buah yang salah satu digemari oleh masyarakat karena mengandung banyak manfaat bagi tubuh. Jeruk merupakan buah yang mengandung Vitamin C paling banyak. Selain banyaknya manfaat yang ada pada buah jeruk, hal yang menjadikan jeruk merupakan salah

3 satu buah yang digemari yaitu jeruk mudah untuk dijumpai dan harganya relatif murah. Jeruk bisa ditemukan di pasar tradisional, pasar modern, pedagang keliling, pedagang pinggir jalan dan juga dapat dijumpai di tempat tujuan wisata yang berbasis tentang pertanian. Banyak buah-buahan yang beredar di pasaran ini seperti buah salak, buah apel, buah mangga, buah pisang, dan yang lainnya. Namun masyarakat lebih condong untuk membeli buah jeruk karena harga buah ini relatif lebih murah dari buah lainnya dan lebih mudah didapatkan dipasaran. Kebutuhan akan pemenuhan buah jeruk lokal di Denpasar khususnya tidak menentu, hal ini dikarenakan adanya hari-hari penting keagamaan yang ada. Dengan tidak menentunya berapa permintaan jeruk yang diminta di Kota Denpasar harga juga bisa menjadi berfluktuasi. Hal ini membuat terkadang harga buah jeruk bisa menjadi lebih mahal dari sebelumnya ataupun menjadi lebih mahal dibandingkan buah lainnya, namun terkadang harga bisa menjadi murah. Ketersediaan buah-buahan khususnya di Bali merupakan hal yang penting. Buah yang dibutuhkan atau dikonsumsi biasanya tidak terpaku pada satu macam saja. Hal ini membuat ketersediaan buah-buahan haruslah bervariasi juga di pasaran. Ketersediaan buah-buahan di pasaran tentunya dipengaruhi oleh hasil produksi buah-buahan. Produksi buah-buahan yang cukup akan membuat persediaan buah-buahan di pasaran menjadi terjamin, sehingga harga menjadi stabil. Harga yang stabil membuat permintaan terhadap buah-buahan menjadi tetap berlangsung.

4 Pada Tabel 1.1 dapat dilihat hasil produksi buah-buahan di Provinsi Bali dalam kurun waktu lima tahun dari tahun 2009 s.d.2013. Produksi buah-buahan di Provinsi Bali tersebut jumlahnya berfluktuasi. Jumlah dari hasil produksi ini disebar ke berbagai pasar-pasar baik tradisional maupun modern yang ada di Provinsi Bali. Hasil produksi buah jeruk di Provinsi Bali merupakan yang terbesar kedua setelah buah pisang. BPS (2011) jeruk mengalami penurunan yang cukup tajam hampir 39,61% yakni dari 161.488 ton di tahun 2009 menjadi 97.523 ton di tahun 2010. Penurunan hasil produksi buah jeruk lokal terjadi dikarenakan penurunan produktivitas tanaman jeruk. Sebagian besar tanaman jeruk siem dan keprok perlu peremajaan karena tanaman yang ada sudah tua. Selain itu, banyaknya jumlah buah jeruk impor yang di datangkan semakin menekan popularitas buah jeruk lokal. Terlepas dari itu buah jeruk lokal tetap menjadi buah yang digemari oleh masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan kembali meningkatnya hasil produksi buah jeruk lokal di Provinsi Bali setelah tahun 2010. Penyumbang terbesar komoditas jeruk di Provinsi Bali yaitu dihasilkan oleh Kabupaten Bangli yaitu sebesar 66.827 ton (68,52%). Tabel 1.1 Produksi Buah di Provinsi Bali Produksi buah-buahan di Bali tahun 2009 s.d. 2013 Komoditas Jumlah produksi (ton) 2009 2010 2011 2012 2013 Pisang 153540 148845 163685 164699 215252 Mngga 59868 28924 39552 40372 36644 Salak 46213 40676 31897 34061 32195 Nangka 21012 20483 29385 33005 33020 Jeruk 161488 97523 99155 129669 141043 Sumber : BPS Provinsi Bali (2014)

5 Buah merupakan tanaman musiman. Sementara permintaan akan buah jeruk di pasaran tidak menentu setiap saat. Terkadang permintaan menjadi sangat banyak dan terkadang permintaan sangat sedikit. Hasil produksi buah jeruk juga terkadang tidak menentu, terkadang hasil panen melimpah dan terkadang hasil panen sedikit. Besar kecilnya fluktuasi hasil produksi jeruk akan berpengaruh terhadap harga yang ada di pasar. Hal ini disebabkan karena jika jeruk yang ada di pasaran jumlahnya sedikit sedangkan permintaan terhadap jeruk banyak maka harga jeruk tersebut akan mengalami peningkatan. Sebaliknya jika hasil produksi jeruk melimpah yaitu disaat musim panen jeruk, maka harga jeruk bisa menjadi sangat murah di pasar. Masyarakat di Kota Denpasar merupakan salah satu konsumen dari buah jeruk lokal di Provinsi Bali. Jumlah penduduk yang banyak di Kota Denpasar membuat permintaan terhadap buah jeruk lokal juga tidak menentu jumlahnya. Dilihat dari hasil data sensus penduduk tahun 2010 Provinsi Bali, jumlah penduduk di Kota Denpasar yaitu sebanyak 788.589 jiwa atau 20,27% dari total penduduk di Provinsi Bali. Banyaknya jumlah penduduk yang ada dikarenakan Kota Denpasar merupakan Ibu Kota dari Provinsi Bali. Selain itu karena menjadi Ibu Kota dari Provinsi Bali, penduduk yang ada tidak hanya orang asli Kota Denpasar melainkan berasal dari tempat-tempat lainnya. Oleh karena itu, ketersediaan buah-buahan khususnya buah jeruk lokal di Kota Denpasar harus selalu ada untuk mencukupi permintaan masayrakat. Data jumlah penduduk dapat dilihat pada Tabel 1.2

6 Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Provinsi Bali (hasil sensus tahun 2010) No Kabupaten/Kota Rumah tangga Jumlah Org (%) 1 Jembrana 72.661 261.638 6,72 2 Tabanan 106.197 420.913 10,82 3 Badung 142.503 543.332 13,96 4 Gianyar 103.516 469.777 12,07 5 Klungkung 43.657 170.543 4,38 6 Bangli 55.473 215.353 5.53 7 Karangasem 103.093 396.487 10.19 8 Buleleng 173.041 624.125 16.04 9 Denpasar 228.119 788.589 20.27 Jumlah/Total 1.028.260 3.890.757 100,00 Sumber : BPS Provinsi Bali (2014) Dilihat dari ilmu ekonomi mikro, tindakan yang dilakukan konsumen yaitu konsumen lebih memilih membeli barang dengan banyak jika harga yang ditawarkan pada barang tersebut lebih murah. Jika suatu barang harganya mahal, maka konsumen lebih cenderung untuk membeli barang lain yang harganya lebih murah namun memiliki kegunaan yang sama pada barang sebelumnya. Dengan kata lain harga merupakan salah satu faktor penentu bagi konsumen untuk menetukan pilihannya dalam membeli buah-buahan di pasar. Pendapatan yang dimiliki oleh seseorang juga merupakan salah satu faktor penentu untuk melakukan pembelian buah-buahan, sehingga pendapatan yang mencukupi akan menunjang orang untuk mengkonsumsi buah jeruk. Melihat akan pentingnya kandungan buah-buahan bagi tubuh maka orang akan menggunakan uangnya juga untuk membeli buah sebagai pemenuh kebutuhan konsumsinya. Berdasarkan uraian-uraian yang telah dijelaskan diatas, maka perlu dilakukannya analisis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi permintan konsumen terhadap buah jeruk lokal di Kota Denpasar.

7 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang yang diuraikan sebelumnya, dapat dirumuskan permasalah sebagai berikut: 1. Model fungsi permintaan apa yang valid untuk mendekati permintaan buah jeruk lokal di Kota Denpasar? 2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi permintaan konsumen terhadap buah jeruk lokal di Kota Denpasar? 3. Bagaimanakah elastisitas permintaan buah jeruk lokal di Kota Denpasar? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka adapun tujuan dari penelitian ini yaitu: 1. Mengidentifikasi model fungsi permintaan yang valid untuk mendekati permintaan buah jeruk lokal di Kota Denpasar. 2. Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan konsumen terhadap buah jeruk lokal di Kota Denpasar. 3. Mengestimasi elastisitas permintaan buah jeruk lokal di Kota Denpasar.

8 1.4 Manfaat Penulisan Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan yang telah disampaikan diatas adapun manfaat penulisan penelitian ini yaitu: 1. Manfaat praktis Dengan adanya hasil penelitian ini, Pemerintah daerah dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai salah satu pertimbangan dalam mengambil kebijakan yang berkaitan dengan permintaan buah jeruk lokal di Kota Denpasar. 2. Manfaat teoritis Manfaat yang bisa didapat oleh peneliti dengan adanya penelitian ini yaitu sebagai sarana untuk mengembangkan pengetahuan yang telah didapatkan sebelumnya serta mengetahui lebih spesifik tentang apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan buah jeruk lokal di Kota Denpasar. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini menggunakan data primer yang di dapatkan dari melakukan wawanancara kepada responden pembeli buah jeruk lokal. Kemudian sekunder yang didapatkan dari instansi terkait yang menangani tentang buah-buahan, jumlah penduduk, jumlah hasil produksi, dan yang lainnya. Dalam penelitian ini menggunakan dua model fungsi permintaan yaitu : model fungsi Cobb-Douglas dan model fungsi linier. Kedua analisis ini bertujuan untuk mengetahui faktorfaktor apa saja yang berpengaruh terhadap permintaan dan elastisias permintaan buah Jeruk Lokal di Kota Denpasar. Kemudian hasil yang terbaik diantara kedua model fungsi permintaan tersebut, yang akan dibahas selanjutnya pada penelitian ini. Perangkat lunak analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah SPSS 20.