Meti Kusmiati, Danil Muharom Program Studi DIII Analis Kesehatan STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

dokumen-dokumen yang mirip
GAMBARAN GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA ORANG YANG KURANG TIDUR DI USIA PRODUKTIF

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik. Waktu penelitian adalah Desember April 2010.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif.. Tempat pengambilan sampel dan pemeriksaan sampel di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. studi pustaka, yaitu dengan cara menggambarkan hasil penelitian, dan hasil

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik. Laboratorium MITRA SEHAT JEPARA. sampel di ambil secara total populasi

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tuberkulosis (TB) paru adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu menggambarkan perbedaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang yakni

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pemberian OAT fase awal di BP4 (Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah analitik. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang.

PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH PADA WANITA PENGGUNA KONTRASEPSI ORAL DAN PADA WANITA HAMIL TRIMESTER III

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik. UNIMUS, Jl. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang. Waktu penelitian yaitu

I. PENDAHULUAN. prevalensi tuberkulosis tertinggi ke-5 di dunia setelah Bangladesh, China,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen, dimana uji coba

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Analitik, mengingat

GAMBARAN KADAR GLUKOSA, PROTEIN DAN NATRIUM PADA ANAK DENGAN STATUS GIZI BURUK

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitis.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang di lakukan adalah penelitian analitik. Tempat penelitian cara manual dan automatik dilakukan di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan tuberkulosis yang menyerang organ diluar paru-paru disebut

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian Karya Tulis Ilmiah ini adalah penelitian analitik.

BAB III METODE PENELITIAN. pemeriksaan di Unit Transfusi Darah Cabang Palang Merah Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. total dalam serum dan plasma pada balita yang dirawat inap di RS.Telogorejo.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam pembuatan karya ilmiah adalah. Waktu penelitian dimulai dari bulan Maret 2009

BAB I PENDAHULUAN. kedua di dunia setelah HIV/AIDS. Pada tahun 2012, terdapat 8.6 juta orang

I. PENDAHULUAN. Rifampisin (RFP) dan isoniazid (INH) merupakan obat lini pertama untuk

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia dan Geriatri.

BAB 2 BAHAN, SUBJEK, DAN METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai sediaan obat uji, subjek uji dan disain penelitian.

GAMBARAN KADAR KALIUM PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2. Rianti Nurpalah, Dini Aryanti ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. mikroorganisme Mycobacterium tuberculosis yang terutama menyerang paru,

BAB I LATAR BELAKANG

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat pengambilan dan pemeriksaan sampel dilakukan di RS PKU. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Juni 2007.

GAMBARAN KADAR KALSIUM DARAH PADA PEROKOK. Rianti Nurpalah, Rinrin Hariyanti Prodi DIII Analis Kesehatan STIKes BTH Tasikmalaya ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella

BAB V. KESIMPULAN, SARAN & RINGKASAN. V.1. Kesimpulan. anti tuberkulosis akhir fase intensif pada 58 subyek penelitian ini. V.

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LEBONG PUSKESMAS MUARA AMAN. Jalan Lapangan Hatta No. 1 Kelurahan Pasar Muara aman

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Analitik. Waktu penelitian dilakukan bulan Maret sampai April 2008.

Hepatotoksisitas Imbas Obat Anti Tuberkulosis (OAT)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik.

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tuberkulosis masih merupakan masalah kesehatan utama di dunia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh kuman TBC ( Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman. lainnya seprti ginjal, tulang dan usus.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan sebagai pembuluh darah dan menjalankan fungsi transpor berbagai

GAMBARAN KADAR TRIGLISERIDA (METODE GPO- PAP) PADA SAMPEL SERUM DAN PLASMA EDTA

PEMERINTAH KABUPATEN KUBU RAYA DINAS KESEHATAN PUSKESMAS SUNGAI KAKAP

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut. Berdasarkan intensitasnya, nyeri

BAB I PENDAHULUAN. Tuberculosis merupakan infeksi bakteri kronik yang disebabkan oleh

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli Oktober Pembuatan ekstrak

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak buah jambu biji (Psidium guajava)

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui jenis-jenis efek samping pengobatan OAT dan ART di RSUP dr.

PERMINTAAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM, PENERIMAAN, PENGAMBILAN DAN PENYIMPANAN SPESIMEN No. Dokumen : C/VIII/SOP/I/16/002 No.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia, dan Geriatri.

UNTUK PENGOBATAN TUBERKULOSIS DI UNIT PELAYANAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak (Annona

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan secara retrospektif berdasarkan rekam medik dari bulan Januari

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan

PHLEBOTOMY. Oleh. Novian Andriyanti ( ) PSIK Reguler 2. Fakultas Kedokteran. Universitas Brawijaya. Malang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bertingkat dengan empat dosis tidak didapatkan kematian pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. zat-zat asing (xenobiotic). Zat-zat ini dapat berasal dari alam (makanan, dibuang melalui urin atau asam empedu.

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PRAKATA... DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia, Geriatri, Farmakologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September sampai dengan Oktober 2012 di

BAB III METODE PENELITIAN. eskperimental laboratorik dengan rancangan pre test and post test with control

BAB 1 PENDAHULUAN. Organisasi Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) memperkirakan

Pengobatan TB pada keadaan khusus. Kuliah EPPIT 15 Departemen Mikrobiologi FK USU

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian

PENANGANAN DAN PENCEGAHAN TUBERKULOSIS. Edwin C4

BAB I PENDAHULUAN. lokasinya dan kapsulnya yang tipis Glisson capsule. Cedera organ hepar

PEMERIKSAAN KALSIUM DARAH (Metode CPC Photometric)

Perbedaan Kadar SGOT, SGPT, Ureum, dan Kreatinin Pada Penderita TB Paru Setelah Enam Bulan Pengobatan

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Patologi Klinik.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan rancangan eksperimental dengan : (Pre-Post Test Only One Group

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi. Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama tiga bulan dari Februari

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini penyakit Tuberkulosis Paru ( Tb Paru ) masih menjadi

Merupakan alat yang digunakan untuk pemeriksaan hematologi klinik, guna mengetahui kadar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2013, prevalensi penduduk Indonesia yang. didiagnosis Tuberculosis Paru (TB Paru) sebanyak 0,4% dari

PERSENTASE LIMFOSIT PADA PENDERITA TUBERCULOSIS PARU DI RUMAH SAKIT ARIFIN ACHMAD PEKANBARU ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mycobacterium tuberculosis. Insidensi TB di Asia Tenggara pada tahun 2008

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit paling mematikan di

Mengapa Kita Batuk? Mengapa Kita Batuk ~ 1

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Faktor-faktor yang mempengaruhi Phlebotomy. 2. Tempat phlebotomy yang dilakukan.

TUBERKULOSIS. Fransiska Maria C. Bag. FKK-UJ

PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN JENIS JENIS PEMERIKSAAN

GAMBARAN KADAR NATRIUM (Na) PADA PASIEN HIPERTENSI DENGAN RENTANG USIA TAHUN

2016 GAMBARAN MOTIVASI KLIEN TB PARU DALAM MINUM OBAT ANTI TUBERCULOSIS DI POLIKLINIK PARU RUMAH SAKIT DUSTIRA KOTA CIMAHI

LAPORAN PRAKTIKUM 3 METABOLISME GLUKOSA TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI SISKA MULYANI (NIM: ) HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : KAMIS / 4 Agustus 2016

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik-komparatif,

Transkripsi:

GAMBARAN KADAR SGOT HATI PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU (TB PARU) YANG SEDANG MENJALANI PENGOBATAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT) DI PUSKESMAS KAWALU TASIKMALAYA Meti Kusmiati, Danil Muharom Program Studi DIII Analis Kesehatan STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya ABSTRAK Pemakaian obat anti tuberkulosis tidak jarang ditemukan efek samping secara pengobatan. Bila efek samping ini ditemukan kemungkinan obat anti tuberculosis yang diberikan dalam dosis besar, sebagian besar obat anti tuberkulosis yang banyak dipakai adalah hepatotoksik. Kelainan ini ditimbulkan mulai dari peningkatan enzim transaminase darah (SGOT/SGPT) yang ringan sampai yang berat. Gangguan fungsi hati karena obat anti tuberkulosis, terjadi karena pemakaian isoniazid dan rifampisin setelah pemberian obat selama bulan. Penggunaan rifampisin, isoniazid dan pirazinamid dalam jangka waktu lama dapat meningkatkan terjadinya gangguan fungsi hati. Enzim-enzim transaminase (SGOT/SGPT) akan meningkat bila terjadi kerusakan sel hati. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran SGOT pada penderita TB Paru yang sedang menjalani pengobatan di Puskesmas Kawalu Tasikmalaya. Metode penelitian yang di gunakan adalah metode yang bersifat deskriptif, dimana sampel diambil dari 0 orang penderita TB Paru yang sedang menjalani pengobatan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil 85% sampel yang menunjukan kadar SGPT normal dan 15% sampel yang menunjukan kadar SGOT di atas nilai normal. Dengan 8 (40%) sampel perempuan dan 1 (60%) sampel laki-laki. Dari 8 (40%) sampel perempuan terdapat (10%) sampel pasien menunjukan kadar SGOT diatas nilai normal dan dari 1 (60%) sampel pasien laki-laki terdapat 1 (5%) sampel pasien yang menunjukan diatas nilai normal. Kata kunci : Obat anti tuberculosis, enzim transaminase, SGOT PENDAHULUAN Pemberantasan TB Paru dilakukan melalui pengobatan secara intensif yaitu paling sedikit menggunakan kombinasi dua obat dan pengobatan harus berlangsung selama 6 bulan atau lebih. Obat yang sering menyebabkan kelainan hati adalah INH dan rifampisin. Kerusakan pada hati yang disebabkan oleh INH terjadi karena hasil metabolik yang toksik. Oleh karena itu, akan bertambah bila diberikan bersama dengan rifampisin. Gambaran klinis yang terjadi berupa hepatitis, kadar serum transaminase meningkat. Gambaran hepatitis bisa ringan atau berat sampai terjadi nekrosis hati pasif yang berakibat fatal bilamana pemberian obat masih diteruskan (Noer, S, 1996). Pemakaian OAT dapat menimbulkan berbagai macam efek samping dengan pengobatan selama 6 bulan dengan dosis bulan pertama menggunakan FDC yaitu 75 mg isoniazid (INH), 150 mg rifampisin, 400 mg pirazinamid, 75 mg etambutol. Tahap kedua pengobatan dengan lanjutan 4 bulan menggunakan FDC yaitu 150 mg isoniazid (INH), 150 mg rifampisin. Salah satunya adalah gangguan fungsi hati dari yang ringan sampai yang berat berupa nekrosis dari jaringan hati. OAT yang sering hepatotoksik adalah isoniazid, rifampisin, 174

dan prazinamid. Kelainan yang ditimbulkan terjadi peningkatan kadar transaminase darah (SGOT/SGPT) (Soeparman dan Waspadji, 004 ; Zulkarnaen, 1996). METODE PENELITIAN Alat Peralatan yang digunakan berupa Biosystem BTS-310, Klinipet, Disposible syiringe, sentrifuge, tabung reaksi, Tip, Torniquet dan alat gelas rutin lainnya. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Reagen SGOT, Sampel serum, Serum control Biolabo PROSEDUR PENELITIAN Metode Pemeriksaan : Enzimatik Prinsip Pemeriksaan : Aspartat + - oaloglutarat oaloasetat + glutamate Oaloasetat + NADH + H + MDH + NAD + Prosedur Pemeriksaan Pengambilan Darah Vena AST malate Tentukan letak vena yang akan diambil kemudian pasang tourniquet, kepalkan tangan pasien. Bersihkan kulit vena yang akan diambil dengan kapas alkohol 70% biarkan kering. Tusuk vena yang akan diambil dengan posisi spuit ± 30 o dari permukaan kulit sampai ujung jarum masuk ke dalam lumen vena lalu lepaskan atau renggangkan pembendungan dan perlahan-lahan tarik pengisap semprit sampai jumlah darah yang dikehendaki didapat. Kemudian tourniquet dibuka, simpan kapas di atas bagian yang ditusuk dengan perlahan-lahan jarum ditarik dari vena pasien (Gandasoebrata, R, 001). Pembuatan Serum Darah yang telah didapatkan didiamkan selama 15-30 menit kemudian di sentrifuge selama 0 menit dengan kecepatan 3000rpm. Serum yang telah terpisah di pipet dengan klinipet untuk dilakukan pemeriksaan (Gandasoebrata, R, 001). Prosedur pengoperasian alat Biosystem BTS-310 Nyalakan alat dan tunggu sampai display muncul Ready, kemudian tekan tombol yes. Masukan tanggal untuk identitas dan waktu pemeriksaan lalu tekan tombol program, untuk consentration. Pilih program SGOT/SGPT (3) pada layar, tekan enter kemudian pilih tombol menu untuk baseline, tunggu 5 menit sampai mencapai suhu 37 o C. Setelah itu masukan cairan beslen dan aquabidest. Lakukan pemeriksaan dengan bahan reagen dan sampel yang telah disiapkan lalu baca pada panjang gelombang 340 nm (Yuser Guide BTS 310). Prosedur Kerja Persiapkan alat dan bahan pemeriksaan. Masukan reagen SGOT sebanyak 1000µL dan sampel serum sebanyak 50µLke dalam tabung reaksi dengan menggunakan klinipet. Campurkan, jalankan stopwatch. 175

Inkubasi selama 1 menit pada suhu 37 o C. Baca dengan panjang gelombang 340 nm dan faktor = 3333. Nilai normal : Laki-laki : 10-34 U/L Perempuan : 10-31 U/L HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Sebelum dilakukan pemeriksaan terhadap sampel, terlebih dahulu di lakukan pemeriksaan serum kontrol, dengan hasil sebagai berikut : Tabel 1 Data hasil pemeriksaan serum kontrol Hari ke 1 5 U/L Hari ke 5,3 U/L Hari ke 3 53 U/L Kadar serum kontrol untuk asam urat telah diketahui range nilai normalnya 46 67U/L. Hasil pemeriksaan serum kontrol masuk dalam rentang yang dipersyaratkan. Tabel Hasil pemeriksaan SGOT No. Nama (kode Umur Lama Jenis Obat Kadar SGOT Olah JK Ket sampel) (Thn) Pengobatan Yang Di Konsumsi (U/L) raga Merokok 1 SN P Bulan Iz, Rp 14 N Ya Tidak 5 Hari OCH P 55 Bulan Iz, Rp 1 N Tidak Tidak 15 Hari 3 PN P 5 3 Bulan Iz, Rp 6 N Tidak Tidak 4 E P 1 3 Bulan Iz, Rp N Ya Tidak 7 Hari 5 EO P 30 5 Bulan Iz, Rp 31 N Ya Tidak 18 Hari 6 ET P 6 5 Bulan Iz, Rp 0 N Ya Tidak 7 I P 31 6 Bulan Iz, Rp, Analgetik, 38 TN Ya Tidak Antipiretik, Antibiotik 8 RNI P 17 6 Bulan Iz, Rp 40 TN Ya Tidak 9 TN L 30 Bulan Iz, Rp, Pz, Eb 13 N Tidak Ya 10 HH L 75 Bulan Iz, Rp 14 N Tidak Tidak 1 Hari 11 GR L 4 3 Bulan Iz, Rp 8 N Tidak Tidak 1 SKN L 58 3 Bulan Iz, Rp 19 N Tidak Ya 13 WN L 45 4 Bulan Iz, Rp 8 N Tidak Tidak 14 DG L 34 4 Bulan Iz, Rp N Tidak Tidak 11 Hari 15 RH L 60 4 Bulan Iz, Rp 30 N Tidak Tidak 16 DI L 5 Bulan Iz, Rp N Ya Ya 17 SLK L 63 5 Bulan Iz, Rp 30 N Tidak Tidak 6 Hari 18 IY L 59 5 Bulan Iz, Rp 31 N Tidak Tidak 19 T L 30 5 Bulan Iz, Rp 33 N Tidak Ya 0 DYT L 70 6 Bulan Iz, Rp, Analgetik, 40 TN Ya Ya Antipiretik, Antibiotik, Salbutamol Keterangan : N : Normal TN : Tidak Normal L : Laki-laki P : Perempuan Iz : Isoniazid Rp : Rifampisin Pz : Pirazinamid Eb : Etambutol 176

Nilai normal SGOT Laki-laki : 10-34 U/L Perempuan : 10-31 U/L Berdasarkan hasil penelitian dari 0 sampel penderita TB paru yang sedang menjalani pengobatan OAT di Puskesmas Kawalu Tasikmalaya, dapat diketahui persentase kadar SGOT sebagai berikut: Rumus Perhitungan Persentase π= n 100% (Sudjana, 1996 : 05) Ket: π = Persentase = Jumlah sampel yang dihitung persentasenya n = Jumlah sampel 1. Kadar SGOT perempuan normal sebanyak 6 orang dengan perhitungan: jumlah sampel perempuan dengan kadar normal 100 = 6 8 100% = 75%. Kadar SGOT perempuan tidak normal sebanyak orang jumlah sampel perempuan dengan kadar tidak normal = 8 100% = 5% 3. Kadar SGOT laki-laki normal sebanyak 11 orang dengan perhitungan: jumlah sampel laki laki dengan kadar normal 100% = 11 1 100% = 9% 4. Kadar SGOT laki-laki tidak normal sebanyak 1 orang 100 jumlah sampel laki laki dengan kadar tidak normal 100% = 1 1 100% = 8% Tabel 3 Persentase kadar SGOT Pada penderita TB paru yang sedang menjalani pengobatan OATdi Puskesmas Kawalu Tasikmalaya No Kriteria n Π 1 Normal perempuan 6 8 75% Tidak normal perempuan 3 Normal laki-laki 11 4 Tidak normal Laki-laki 1 8 5% 1 1 9% 8% Dari hasil penelitian terhadap pemeriksaan kadar SGOT pada 0 sampel penderita TB Paru yang sedang menjalani pengobatan OAT di Puskesmas Kawalu Tasikmalaya, didapat 85% sampel yang menunjukan kadar normal dan 15% sampel yang menunjukan kadarnya di atas nilai normal, dengan 8 sampel (40%) perempuan dan 1 sampel (60%) laki-laki. Dari 8 sampel (40%) perempuan terdapat sampel (10%) pasien menunjukan kadar SGOT diatas nilai normal dan dari 1 sampel (60%) pasien laki-laki terdapat 1 sampel (5%) pasien yang menunjukan diatas nilai normal. Dari 0 sampel didapatkan 3 sampel yang mengalami peningkatan kadar SGOT yaitu dengan kode pasien I, RNI, DYT. Kode pasien I kadar SGOT meningkat dikarenakan sering mengkonsumsi obat lain selain obat OAT yaitu Analgetik- 177

Antipiretik dan Antibiotik. Kode pasien RNI kadar SGOT meningkat dikarenakan aktifitas yang berlebih serta pola makan yang tidak teratur. Kode pasien DYT kadar SGOT meningkat dikarenakan sering merokok, mengkonsumsi berbagai macam obat seperti halnya Analgetik- Antipiretik Antibiotik dan Salbutamol. Obat Anti Tuberkulosis yaitu isoniazid, rifampisin, dan pirazinamid tersebut mengandung metabolit yang hepatotoksik yang dapat menyebabkan kerusakan fungsi hati yang berat. Kelainan yang ditimbulkan akan meningkatkan kadar enzim transaminase darah yaitu SGOT yang merupakan penanda untuk mendeteksi adanya kerusakan hepar. Sedangkan sampel yang tidak mengalami kenaikan kadar enzim transaminase yaitu SGOT, walaupun mengkonsumsi Obat Anti Tuberkulosis fungsi hatinya tidak menunjukan kerusakan atau kelainan yang signifikan. Perbedaan dari kadar SGOT dari tiap penderita dapat disebabkan oleh perbedaan aktifitas, pola hidup dan asupan makanan yang berbeda-beda setiap penderita sehingga dapat menunjukan kenaikan dan penurunan kadar enzim transaminase yaitu kadar SGOT tersebut. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian pada 0 sampel penderita TB Paru yang sedang menjalani pengobatan OAT di Puskesmas Kawalu Tasikmalaya, diperiksa kadar SGOTnya, diperoleh hasil 85% sampel yang menunjukan kadar normal dan 15% sampel yang menunjukan kadarnya di atas nilai normal. Dengan 8 (40%) sampel perempuan dan 1 (60%) sampel laki-laki. Dari 8 (40%) sampel perempuan terdapat (10%) sampel pasien menunjukan kadar SGOT diatas nilai normal dan dari 1 (60%) sampel pasien laki-laki terdapat 1 (5%) sampel pasien yang menunjukan diatas nilai normal. DAFTAR PUSTAKA Gandasoebrata, R, Penuntun Laboratorium Klinik, Dian Rakyat, Jakarta, 001. Noer, S, Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 3FKUI, Jakarta, 1996. Soeparman dan Sarwono Waspadji, Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 3, FKUI, Jakarta, 004. ZulkarnaenArsyad, Penelitian Faal Hati pada Penderita TB paru yang menjalani Teraphy OAT, www.kalbe.co.id, 1996, Diakses tanggal 15 Januari 013. 178