BAB I PENDAHULUAN. keinginan untuk mengetahui lebih banyak mengenai budaya kuliner Jepang. Dari

dokumen-dokumen yang mirip
PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

BAB 2. Tinjauan Pustaka

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. asing khususnya bahasa Jepang ialah adanya pengaruh Bl (bahasa ibu)

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

PERKEMBANGAN AGAMA BUDDHA DI JEPANG PADA ZAMAN MEIJI SKRIPSI ZAIM AZROUI PURBA FAKULTAS SASTRA PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA JEPANG

MAKNA SYAIR LAGU SAKURA DALAM DUA LAGU J-POP BERJUDUL SAKURA KARYA NAOTARO MORIYAMA DAN KENTARO KOBUCHI

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

KESALAHAN PENGGUNAAN KEIGO PADA MAHASISWA SASTRA JEPANG ANGKATAN 2010 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI OLEH: AULIA ALFARABI ANESTYA NIM

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

BAB I PENDAHULUAN. terkadang masyarakat lebih memilih menggunakan idiom untuk menyampaikan

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. responden, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: mitra tutur, ungkapan yang digunakan responden disesuaikan dengan

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

Bab 2. Landasan Teori. tersebut digunakan untuk menganalisis korpus data.

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

BAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna

OEDIPUS-KOMPLEKS PADA TOKOH MA KUN DALAM NOVEL TOKYO TAWĀ: OKAN TO BOKU, TOKIDOKI, OTON KARYA RIRI FURANKI

PEMBENTUKAN IDENTITAS ANAK MUDA PADA TOKOH KOYUKI DALAM FILM BECK KARYA SHIORI KUTSUNA SKRIPSI. Oleh ALFA RODHY E.S NIM

Bab 2. Landasan Teori. Teori yang akan digunakan adalah konsep kanji, rikusho, konsep bushu, dan teori

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015

KENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA ASING ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI)

Dikerjakan O L E H SUNITA BR

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Lembar Pengesahan... KATA PENGANTAR... ABSTRAK BAHASA INDONESIA... ABSTRAK BAHASA JEPANG...vii. Daftar Isi...

KONFLIK ANTARKLAN DALAM NOVEL TAIRA NO MASAKADO KARYA EIJI YOSHIKAWA (KAJIAN STRUKTURAL) SKRIPSI

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meirina Andreany, 2014

PELESAPAN SUBJEK DAN OBJEK TINJAUAN MAKNA PREDIKAT DALAM DRAMA HUNGRY! KARYA MOTOHASHI KEITA SKRIPSI OLEH: PUTRI NUZULAILI

BJ システムについて Mengenai BJ System

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini akan menjelaskan teori-teori yang akan digunakan. Teori yang akan

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak

PEGGUNAAN RAGAM BAHASA HORMAT (KEIGO) DALAM DRAMA ATTENTION PLEASE KARYA SATO YUICHI

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN VERBA BAHASA JEPANG YANG BERMAKNA MEMAKAI PADA MAHASISWA TINGKAT II DPBJ FPBS UPI

BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA. pemahaman mahasiswa terhadap Kotowari Hyōgen. Proses pengumpulan data

ANALISIS LIRIK LAGU HERO DAN AND I LOVE YOU DARI BAND MR.CHILDREN DENGAN TEORI PENGKAJIAN PUISI DAN KONSEP KEBUTUHAN EKSISTENSIAL DALAM KETERHUBUNGAN

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki suatu bangsa. Cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu

Bab 5. Ringkasan. Saat ini banyak orang yang mempelajari bahasa Jepang dan mulai tertarik dengan

BAB 2. Landasan Teori

BAB 2. Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

ANALISIS PSIKOLOGI TIPE INTROVERT TOKOH YUICHI TANABE DALAM NOVEL KITCHEN

BAB IV PENGGUNAAN DIALEK OSAKA PADA KOMIK YOZAKURA QUARTET JILID KE-1 KARYA YASUDA SUZUHITO

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI. di kutip maupun yang di rujuk telah saya nyatakan dengan benar. Nim :

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB I PENDAHULUAN. Di era informasi ini media massa semakin berkembang. Jumlah informasi

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan.

GAMBARAN KEHIDUPAN SAMURAI PASCA KERUNTUHAN PEMERINTAHAN SHOGUN DALAM FILM RUROUNI KENSHIN KARYA SUTRADARA OTOMO KEISHI SKRIPSI

PENGGUNAAN UNGKAPAN BAHASA JEPANG TULIS (Studi kasus pada mahasiswa Jurusan Jepang Univ.Darma Persada)

GISEIGO PADA KOMIK YU-GI-OH! Vol. 38 KARYA KAZUKI TAKAHASHI SKRIPSI. OLEH : Chandra Maulanna NIM

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal

PERSEPSI REMAJA USIA TAHUN TERHADAP KEKERASAN DALAM ANIME NARUTO DI SMP 47 DAN SMP DIPONEGORO JAKARTA

PARASITE SINGLE SEBUAH FENOMENA SOSIAL KONTEMPORER DI JEPANG. Oleh : Amaliatun Saleha NIP:

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang terbagi dalam 10 jenis kelas kata. Partikel merupakan salah

SATUAN ACARA PERKULIAHAN JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Berawal dari ketertarikan penulis mengenai kuliner Jepang, penulis memiliki keinginan untuk mengetahui lebih banyak mengenai budaya kuliner Jepang. Dari pengamatan yang penulis lakukan, penulis menemukan bahwa masakan Jepang dikenal oleh sebagian besar orang sebagai masakan yang memiliki kekhasan, baik itu dari segi bahan baku, pengolahan, dan penyajian pada masakan perayaan untuk acaraacara khusus, maupun masakan rumahan yang dikonsumsi sehari-hari. Menurut Kodansha Encyclopedia of Japan (1983:20), secara garis besar masakan Jepang dibagi menjadi beberapa macam yaitu honzen ryouri atau masakan untuk jamuan formal, chakaiseki ryouri atau masakan yang berhubungan dengan upacara minum teh (chanoyu), dan kaiseki ryouri atau masakan yang disajikan pada saat diselenggarakannya pesta yang diadakan di ryokan atau hotel bergaya Jepang. Selain ketiga masakan ini, di Jepang juga terdapat kyoudo ryouri atau masakan daerah, gyouji ryouri atau masakan untuk kegiatan tahunan, shoujin ryouri atau masakan vegetarian Buddhis, dan katei ryouri atau masakan rumahan yang sederhana. Sejauh pengamatan penulis, penulis melihat adanya kemiripan antara beberapa masakan Jepang yang telah penulis sebutkan di atas dari segi visual, yaitu pada penggunaan bahan baku sesuai dengan musim yang sedang berlangsung, 1

2 penggunaan warna-warna pada masakan, dan penyajian yang dilakukan dengan cara menyajikan masakan dalam piringan-piringan kecil secara individu. Berdasarkan pengamatan tersebut penulis mencari tahu lebih jauh mengenai sejarah perkembangan kuliner di Jepang. Dari hasil pencarian yang penulis lakukan, penulis melihat bahwa budaya makan di Jepang mengalami perubahan besar sejak shoujin ryouri menyebar di Jepang. Sejak pemerintah memutuskan agama Buddha diberlakukan sebagai agama negara pada pemerintahan kaisar Temmu, konsumsi bahan makanan masyarakat Jepang mengalami perubahan. Semula masyarakat mengonsumsi bahan makanan hewani dan buah-buahan yang dikeringkan dengan sedikit sekali bahan segar, lalu kemudian masyarakat berhenti mengonsumsi bahan makanan hewani seperti konsep shoujin ryouri. Shoujin ryouri merupakan masakan yang biasa dikonsumsi oleh pendeta Buddha di Jepang. Berikut adalah kutipan yang menjelaskan mengenai karakteristik shoujin ryouri. 精進料理は 殺生や肉食を禁じられた仏教の僧のための食事です 野菜や穀類 豆類で作られる たんぱく源として大豆をよく利用しているのが特徴です 今や日本料理に欠かせない味噌 醤油 豆腐などは もとは精進料理に関係が深い食材です (Horiguchi, 2010:75) Shoujin ryouri adalah masakan pendeta Buddha yang dilarang membunuh dan memakan daging. Karakter masakan ini yaitu rasa asli yang ringan dengan menggunakan sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan. Sekarang pun pada hidangan Jepang digunakan miso (tauco), shouyu (kecap), dan tahu, -dimana- sebenarnya memiliki hubungan yang dalam dengan shoujin ryouri. Karakteristik shoujin ryouri adalah menggunakan bahan baku nabati. Pada kutipan di atas dikatakan bahwa shoujin ryouri merupakan masakan yang dikonsumsi

3 oleh pendeta Buddha, Yoneda (1982:34) menambahkan, bahwa beberapa penganut ajaran agama Buddha yang menyebar di Jepang seperti Jodo Shin dan Nichiren juga mengonsumsi shoujin ryouri, tetapi ajaran Zen adalah ajaran yang paling teguh menggunakan prinsip dasar shoujin ryouri. Alasan mengapa hanya para pendeta Zen saja yang tetap menggunakan aturan-aturan shoujin ryouri sebagai dasar masakan yang dikonsumsi sehari-hari adalah karena kedekatan hubungan antara kegiatan makan dengan kegiatan pertapaan ajaran Zen. Menurut Lévi-Strauss (via Koentjaraningrat, 1979:212), berbagai makanan yang dikonsumsi oleh manusia memiliki arti simbolik, baik dalam arti sosial maupun keagamaan. Shoujin ryouri merupakan hidangan yang banyak memasukkan simbolsimbol sakral dalam hidangannya, simbol sakral ini adalah simbol Zen. Masakan rumahan Jepang memiliki kemiripan dengan shoujin ryouri, hal tersebut terlihat secara visual yaitu dari warna, penggunaan bahan baku sesuai dengan musim yang sedang berlangsung dan penyajian pada piringan-piringan kecil. Dari kemiripan tersebut penulis memiliki dugaan bahwa mungkin saja masyarakat Jepang tidak saja mengadopsi konsep shoujin ryouri secara visual pada masakan yang mereka konsumsi sehari-hari, tetapi juga mengadopsi simbol sakral yang terdapat pada shoujin ryouri. Dari kemiripan tersebut penulis memiliki dugaan bahwa walaupun masyarakat tidak seluruhnya menganut Zen tetapi simbol sakral tersebut digunakan oleh masyarakat sehari-hari. Dari dugaan tersebut peneliti melakukan

4 penelitian mengenai makna dan perubahan makna simbol-simbol Zen dalam shoujin ryouri yang terdapat dalam masakan rumahan Jepang (katei ryouri). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada latar belakang, maka permasalahan yang diteliti dalam skripsi ini adalah: 1. Apa sajakah makna simbol-simbol Zen dalam shoujin ryouri yang terdapat dalam masakan rumahan Jepang (katei ryouri)? 2. Apa sajakah perubahan makna simbol-simbol Zen dalam shoujin ryouri yang terdapat dalam masakan rumahan Jepang (katei ryouri)? 1.3 Batasan Masalah Peneliti membatasi simbol sakral yang diteliti hanya simbol Zen. Simbol Zen dipilih oleh penulis karena dari berbagai literatur yang penulis dapat, penulis mendapati bahwa dari beberapa masakan yang penulis sebutkan pada bagian latar belakang, simbol sakral yang terdapat pada masakan yang paling kuat adalah simbol Zen. Oleh sebab itu, dalam skripsi ini penulis meneliti makna simbol-simbol Zen yang terdapat pada masakan yang dikonsumsi oleh masyarakat Jepang, yaitu katei ryouri. Simbol sakral yang diteliti meliputi simbol sakral pada bahan baku yang digunakan, pengolahan, penghidangan, dan penyajian masakan di atas meja.

5 Simbol Zen yang diteliti adalah simbol Zen dalam shoujin ryouri, alasan penulis meneliti simbol Zen yang terdapat dalam shoujin ryouri yaitu karena tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan perubahan makna simbol. Jika peneliti meneliti langsung dari simbol Zen secara umum maka hasil penelitian tidak akan menunjukkan perubahan makna simbol. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan apa saja makna dan perubahan makna simbol-simbol Zen dalam shoujin ryouri yang terdapat dalam katei ryouri 1.5 Landasan Teori Penelitian ini merupakan penelitian mengenai simbol. Menurut Danesi (2011: 33), simbol adalah tanda yang mewakili objeknya melalui kesepakatan atau persetujuan dalam konteks spesifik dan merupakan hasil dari kesepakatan historis dan sosial. Geertz (1992:4) juga mengatakan bahwa simbol merupakan sebuah bentuk untuk mengekspresikan perasaan yang dilakukan secara historis atau turun menurun dengan tujuan untuk berkomunikasi dan merupakan sesuatu yang dianggap penting dalam masyarakat. Dalam skripsi ini, simbol yang diteliti adalah simbol sakral. Simbol sakral dijelaskan oleh Geertz (1992:11), bahwa simbol sakral membentuk keadaan sekitar,

6 yaitu dengan cara menarik penyembah atau penganut ke seperangkat disposisidisposisi khusus (penyembah meneruskan dari apa yang diperintahkan Tuhan), hal tersebut pada akhirnya memberi suatu ciri yang tetap pada arus kegiatannya dan kualitas pengalamannya. Warna merupakan salah satu poin yang diteliti, untuk meneliti simbol sakral pada warna, penulis menggunakan teori Darmaprawira dan Pavey. Menurut Darmaprawira (2002:30), warna merupakan sesuatu yang dapat mempengaruhi jiwa dan emosi sesorang, dengan kata lain dapat dipahami bahwa warna merupakan sesuatu yang mencerminkan hal-hal psikis. Simbol warna shoujin ryouri dapat dijelaskan dalam ajaran Buddha, karena telah dijelaskan sebelumnya bahwa shoujin ryouri memiliki hubungan dengan agama Buddha. Pavey (2003:269) mengatakan bahwa simbol-simbol warna banyak digambarkan dalam mitologi dan menunjukkan simbol dari hal psikis dan sifat-sifat manusia, yaitu intuisi, sensasi, perasaan, dan pemikiran. Pavey menjelaskan makna dari tiap warna dalam agama Buddha dengan melambangkan sifat para dewa dan elemen yang terdapat di alam. Menurut Geertz (1992:51), menganalisis simbol sakral dapat dilakukan dengan cara menanggapi sebuah makna dari sebuah kepercayaan yang kemudian dianggap sebuah simbol. Simbol yang dimaksud merupakan sesuatu yang bermuatan normatif komprehensif atau sesuatu yang secara teguh memegang nilai-nilai dalam kepercayaan tersebut. Dalam skripsi ini nilai-nilai dalam kepercayaan yang diambil adalah Zen.

7 Selain itu penulis menggunakan teori nilai budaya Koentjaraningrat. Menurut Koentjaraningrat (2005:75-76), nilai-nilai budaya merupakan konsep-konsep mengenai apa yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar warga masyarakat mengenai apa yang mereka anggap bernilai, berharga, dan penting dalam hidup, sehingga dapat berfungsi sebagai suatu pedoman yang memberikan arahan kepada masyarakat tersebut. Suatu nilai budaya bersifat sangat umum, luas dan tidak konkret. Nilai-nilai budaya dalam suatu kebudayaan tidak dapat diganti dengan nilai budaya yang lain dalam waktu singkat, nilai budaya dapat dapat berubah setelah melalui waktu yang lama. 1.6 Tinjauan Pustaka Terdapat beberapa penelitian yang dijadikan referensi dalam penelitian ini, yaitu skripsi yang berjudul Simbol-simbol Ajaran Zen Pada Masakan Kaiseki, ditulis oleh Onny Aulia mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Jepang Universitas Gadjah Mada pada tahun 2008. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui simbol-simbol Zen apakah yang terdapat dalam seni penyajian masakan Kaiseki atau masakan yang disajikan sebelum menggelar upacara minum teh. Penulis menggunakan hasil penelitan ini karena penelitian tersebut merupakan analisis simbol dan menggunakan teori analisis simbol sakral Clifford Geertz seperti yang penulis teliti. Berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Ony Aulia yang membahas mengenai simbol-simbol Zen pada seni masakan kaiseki, pada penelitian

8 ini penulis membahas mengenai makna dan perubahan makna simbol Zen yang terdapat dalam shoujin ryouri pada katei ryouri. Selain itu penulis juga menggunakan hasil penelitian berjudul Epistemologi Zen yang ditulis oleh Arief Gunawan Susilo, mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Jepang Universitas Gadjah Mada pada tahun 2006. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk melengkapi pembahasan ilmiah tentang Zen sebagai salah satu khazanah pemikiran Jepang. Penulis menggunakan hasil penelitian tersebut sebagai tinjauan pustaka untuk menambah pengetahuan peneliti mengenai konsep dan praktik Zen. Pemahaman mengenai Zen merupakan hal yang diperlukan dalam penelitian yang penulis teliti. Berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Arief Gunawan, dalam penelitian ini penulis meneliti simbol-simbol Zen yang terdapat dalam shoujin ryouri pada hidangan rumahan Jepang. 1.7 Metode Penelitian Dalam skripsi ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dan deskriptif. Metode penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang menggunakan data-data yang didapatkan, baik dari sumber buku maupun data lapangan kemudian dipaparkan sehingga mendapatkan data deskriptif. Pada penelitian kualitatif lebih menekankan kepada proses sebuah produk terbentuk daripada produk dari penelitiannya. Selanjutnya, penulis kemudian mengolah data mulai dari mengedit sampai menyajikan hasil olahan data dengan ringkas (Muhadjir,

9 2000: 42-44). Penulis menggunakan metode studi pustaka untuk memperoleh data yang diperlukan dengan cara mendapatkannya dari literatur berupa buku dan jurnal sebagai sumber utama serta dengan penelusuran menggunakan akses internet sebagai media untuk membantu mencari data utama ataupun informasi-informasi yang mendukung. 1.8 Sistematika Penelitian BAB I, dalam bab ini memuat pendahuluan yang membahas latar belakang masalah, permasalahan, tujuan penelitian, landasan teori, tinjauan pustaka, dan sistematika laporan. BAB II berisi sejarah budaya makan di Jepang. BAB III berisi mengenai ajaran Zen dan aturan makan dalam Zen. BAB IV memuat pemaparan konsep shoujin ryouri dan katei ryouri. BAB V dalam bab ini berisi pembahasan simbol-simbol Zen dalam shoujin ryouri serta analisis makna dan perubahan makna simbol-simbol Zen dalam shoujin ryouri yang terdapat dalam katei ryouri. BAB VI berisi kesimpulan penelitian.