EVALUASI KINERJA ANGKUTAN UMUM PENUMPANG KOTA MATARAM (STUDI KASUS : RUTE SWETA AMPENAN)

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI OPERASIONAL ANGKUTAN UMUM PENUMPANG TRAYEK L1 KOTA BANYUWANGI

EVALUASI KEBUTUHAN ANGKUTAN UMUM PENUMPANG KOTA MALANG (STUDI KASUS RUTE ARJOSARI DINOYO LANDUNGSARI)

ANALISA KINERJA ANGKUTAN UMUM PENUMPANG (STUDI KASUS RUTE : LAWANG ARJOSARI MALANG) TUGAS AKHIR

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1 Peta Rute MPU CN

EVALUASI KINERJA BUS PATAS ANTAR KOTA DALAM PROPINSI PO. RUKUN JAYA ( STUDI KASUS TRAYEK SURABAYA - BLITAR )

EVALUASI KINERJA BUS PATAS ANTAR KOTA DALAM PROPINSI TRAYEK PROBOLINGGO-MALANG

BAB III. Landasan Teori Standar Pelayanan Kinerja Angkutan Umum

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS KINERJA ANGKUTAN UMUM PERDESAAAN KABUPATEN SIDOARJO (Studi Kasus Trayek Sidoarjo - Krian)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

perusahaan atau organisasi sesuai dengan standar kinerja atau tujuan yang ditetapkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA KINERJA ANGKUTAN UMUM PENUMPANG PADA JALUR N0. 6 KOTA BALIKPAPAN (TERMINAL DAMAI - ALAM BARU) TUGAS AKHIR. Diajukan Kepada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI. mengetahui pelayanan angkutan umum sudah berjalan dengan baik/ belum, dapat

EVALUASI KINERJA BUS EKONOMI ANGKUTAN KOTA DALAM PROVINSI (AKDP) TRAYEK PADANG BUKITTINGGI

BAB I PENDAHULUAN. mencakup benda hidup dan benda mati dari satu tempat ke tempat lainnya.

KINERJA LAYANAN BIS KOTA DI KOTA SURABAYA

EVALUASI PERMINTAAN DAN PENYEDIAAN (DEMAND AND SUPPLY) ARMADA ANGKUTAN UMUM DI KOTA MALANG (STUDI KASUS : ANGKUTAN UMUM JALUR AG ARJOSARI-GADANG)

Evaluasi Kinerja Angkutan Umum (Bis) Patas dan Ekonomi Jurusan Surabaya - Malang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transportasi makro perlu dipecahkan menjadi sistem transportasi yang lebih kecil

BAB III LANDASAN TEORI. memenuhi kriteria-kriteria yang distandardkan. Salah satu acuan yang dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tempat ke tempat lain. Tujuannya membantu orang atau kelompok orang

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengamatan Lapangan. Operasional Bus Damri Trayek Perumnas Banyumanik - Johar. Pengumpulan Data

KINERJA TEKNIS DAN ANALISIS ATP WTP ANGKUTAN TRANS JOGJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tempat lain dengan mengunakan kendaraan (Munawar, 2011).

EVALUASI KINERJA RUTE DAN OPERASI ANGKUTAN UMUM PENUMPANG KABUPATEN MALANG STUDI KASUS : ANGKUTAN UMUM PENUMPANG TRAYEK KA (KARANG PLOSO - ARJOSARI)

BAB III LANDASAN TEORI. dan diatur dalam beberapa peraturan dan undang-undang sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bus Sekolah Sebagai Moda Alternatif untuk Mengurangi Volume Lalulintas Harian di Kota Yogyakarta

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN ANGKUTAN KOTA DI KOTA JAMBI STUDI KASUS : RUTE ANGKOT LINE 4C JELUTUNG-PERUMNAS

PERENCANAAN ANGKUTAN BUS KORIDOR TERMINAL TAMBAK OSOWILANGUN PERAK KENJERAN SURABAYA

EVALUASI KINERJA ANGKUTAN UMUM DI KABUPATEN SIDOARJO

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL (STUDI KASUS : JLN. RAYA KARANGLO JLN. PERUSAHAAN KOTA MALANG)

EVALUASI KINERJA ANGKUTAN UMUM PENUMPANG WILAYAH PESISIR PANTAI MORODEMAK

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. trayek Solo-Yogyakarta dapat disimpulkan sebagai berikut:

ANALISA KINERJA ANGKUTAN MOBIL PENUMPANG UMUM KOTA BLITAR YANG BEROPERASI DI KABUPATEN BLITAR (Studi kasus: Trayek Blitar Kademangan Gawang)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Tingkat aksesibilitas dapat dikategorikan sebagai aksesibilitas tinggi, karena dari hasil pengolahan data diperoleh :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan mempergunakan satu sistem

Aulia Rachman Maulana

KRISTANTA NIM S

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbaru (2008) Evaluasi adalah penilaian. Prestasi yang di perlihatkan, (3) kemampuan kerja.

TINJAUAN KINERJA OPERASI KENDARAAN ANGKUTAN UMUM DI BANDAR LAMPUNG

ANALISIS KINERJA DAN PENETAPAN TARIF BERDASARKAN BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (Study Kasus Bus Po. Aneka Jaya Jurusan Pacitan-Surakarta)

Pelayanan dan Tarif Speedboat Nusa Sebayang - Ruslan Effendie

BAB II. Lintas dan Angkutan Kota (1998) dapat dijabarkan sebagai berikut :

EVALUASI KINERJA ANGKUTAN UMUM TRAYEK TERMINAL OEBOBO - TERMINAL KUPANG PP DAN TERMINAL KUPANG - TERMINAL NOELBAKI PP

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI KINERJA PENGOPERASIAN ANGKUTAN PENGUMPAN (FEEDER) TRANS SARBAGITA TP 02 KOTA DENPASAR

Evaluasi Operasional Angkutan Umum Kota Pariaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergerakan pada suatu daerah, baik berupa transportasi barang maupun transportasi orang.

Studi Kinerja Operasional Mikro Bus Rute KPAD- Antapani ABSTRAK

TINJAUAN KINERJA ANGKUTAN PEDESAAN DARI DAN KE KABANJAHE

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk dan perkembangan ekonomi yang semakin cepat

BAB III LANDASAN TEORI

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS KAPASITAS PARKIR KENDARAAN PADA RUMAH SAKIT UMUM MUHAMMADIYAH METRO

EVALUASI KINERJA OPERASI BUS KOBUTRI JURUSAN KPAD-ANTAPANI ABSTRAK

EVALUASI KINERJA DAN TARIF BUS TRAYEK YOGYAKARTA-SURABAYA BERDASARKAN BOK, ATP DAN WTP

Kajian Efektifitas Dan Efisiensi Moda Transportasi Bus Kota Trayek Terminal Purabaya-Perak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

EVALUASI KINERJA TRAYEK LYN BM SURABAYA JURUSAN BRATANG MENANGGAL DISUSUN OLEH : BIMA PUTRA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam kurun waktu tertentu. (Hazian,2008) Transportasi dapat diartikan sebagai

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN ANGKUTAN PEDESAAN KABUPATEN SLEMAN. ( Studi Kasus Jalur D6 )

KECEPATAN BUS TRANS METRO BANDUNG KORIDOR ELANG - CIBIRU ABSTRAK

KAJIAN KINERJA ANGKUTAN UMUM DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) PADA KAWASAN INDUSTRI MARMER DI KABUPATEN TULUNGAGUN

TINJAUAN PUSTAKA Transportasi. Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut,

EVALUASI KINERJA PELAYANAN ANGKUTAN KOTA DI KOTA CILEGON (Trayek Cilegon Merak PP)

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI. Untuk mengukur tingkat keberhasilan atau kinerja dari sistem operasi

EVALUASI TARIF ANGKUTAN UMUM PENUMPANG KOTA MALANG BERDASARKAN BOK PADA JALUR ADL (ARJOSARI-DINOYO-LANDUNGSARI) Tugas Akhir

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

yang sebenarnya dalam setiap harinya. Faktor muat (loadfactor) sangat dipengaruhi

1. Pendahuluan MODEL PENENTUAN JUMLAH ARMADA ANGKUTAN KOTA YANG OPTIMAL DI KOTA BANDUNG

BAB IV METODE PENELITIAN MULAI STUDI PUSTAKA OBSERVASI AWAL PROPOSAL DI SETUJUI PELAKSANAAN SURVEI DAN PENGUMPULAN DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Keputusan Mentri Perhubungan No. 35 tahun 2003 Tentang

LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN ANGGARAN 2009/2010

A. Indicator Pelayanan Angkutan Umum 18 B. Waktu Antara {Headway) 18 C. Faktor Muat (Loadfactor) 19

BAB III. tahapan penelitian yang dilakukan sebagai pendekatan permasalahan yang ada. MULAI SURVEY

BAB III LANDASAN TEORI. instasi pemerintah berdasarkan indikator indikator teknis, administrasif dan

EVALUASI KINERJA ANGKUTAN UMUM PERKOTAAN PADA JALUR B2 DI KOTA PURWOKERTO

BAB IV DATA DAN ANALISIS. yang telah ditentukan Kementerian Perhubungan yang intinya dipengaruhi oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI KINERJA OPERASI DAMRI DI KOTA BANDUNG Disusun oleh: Render bakti Diputra Dosen pembimbing: Ir. Budi Hartanto Susilo, M.Sc

PERENCANAAN RUTE BUS PENUMPANG DARI BANDARA JUANDA MENUJU BEBERAPA KOTA DI SEKITAR SURABAYA

EVALUASI KINERJA ANGKUTAN UMUM DI KOTA KUPANG, NUSA TENGGARA TIMUR. (Studi Kasus Jalur 1 dan 2) Laporan Tugas Akhir. Universitas Atma Jaya Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISA KINERJA BUS KOTA DAMRI PATAS AC DIKOTA SURABAYA (Studi Kasus : RUTE PURABAYA-DARMO-INDRAPURA-PERAK) SKRIPSI

BAB III LANDASAN TEORI

PERENCANAAN RUTE ANGKUTAN PEDESAAN SEBAGAI PENGUMPAN (FEEDER) DARI KECAMATAN KALIDAWIR MENUJU KOTA TULUNGAGUNG

Analisis Kinerja dan Tarif Angkutan Umum Bus Jurusan Surakarta-Yogyakarta: Studi Kasus pada Bus Langsung Jaya, Jaya Putra dan Sri Mulyo

EVALUASI KINERJA PELAYANAN DAN JUMLAH ARMADA ANGKUTAN KOTA DI KOTA TANGERANG (Studi Kasus : Trayek Angkutan Kota T.01, Terminal Poris Plawad Jatake)

Transkripsi:

EVALUASI KINERJA ANGKUTAN UMUM PENUMPANG KOTA MATARAM (STUDI KASUS : RUTE SWETA AMPENAN) Performance Evaluation of Public Passenger Transport In The City of Mataram (Case Study : Route Sweta - Ampenan) Hilda Yuliana 1 & Khoirul Abadi 2 1,2 Jurusan Teknik Sipil Univ.Muhammadiyah Malang Alamat Korespondensi : Jl. Tlogomas No 26 Telp (01)618-19 pes.10 Email : 1) hildaunny@gmail.com Abstract The Passangers Public transport that was operation in the city of Mataram commonly called bemo is one of the means of transport that often used by peoples to condduct their daily activities, but passangers public transport in the city of Mataram for now increasingly not interested. Until now there are 16 unit fleet of public transport passangers that still operation while the capacity of passangers public transport is 12 pass/vehicle. The purpose of this study is to know the performance of passangers public transport route. The method used is the empirical that used data from static survey and dynamic survey. The result of the performance study of passangers public transport route obtained a load factor average is 0,7 %, frequency average is 28 kend/hour, average time headway is 2,12 minute, and the average of travel speed is 2,9 km/hour. Keywords: Performance, Passangers Public Transport, Mataram city Abstrak Angkutan Umum Penumpang yang beroperasi di Kota Mataram biasa disebut bemo adalah salah satu sarana transportasi yang sering digunakan masyarakat untuk melakukan aktifitas sehari hari, namun angkutan umum penumpang tersebut saat ini semakin tidak diminati masyarakat. Armada angkutan umum penumpang yang masih beroperasi sampai saat ini sebesar 16 unit dengan kapasitas angkutan umum penumpang sebesar 12 pnp/kend. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui kinerja angkutan umum penumpang rute. Metode yang digunakan dalam studi ini yaitu metode empiris dengan menggunakan data hasil survey statis dan survey dinamis. Hasil studi kinerja angkutan umum penumpang rute diperoleh nilai load factor rata rata sebesar 0,7 %, frekuensi rata-rata sebesar 28 kend/jam, headway waktu rata rata sebesar 2,12 menit, dan kecepatan tempuh rata rata sebesar 2,9 km/jam. Kata Kunci : Kinerja, Angkutan Umum Penumpang, Kota Mataram PENDAHULUAN Angkutan Umum Penumpang di Kota Mataram biasa disebut bemo adalah salah satu sarana transportasi yang digunakan untuk melayani aktifitas masyarakat di Kota Mataram. Berdasarkan keputusan Walikota Mataram No : 1/KPTS/2000 tentang penetapan lintasan trayek angkutan umum penumpang dalam jaringan trayek Kota Mataram, terdapat 1 jaringan trayek untuk pelayanan penumpang, yang terdiri dari 2 trayek utama dengan jumlah armada 88 unit, trayek cabang 10 unit, dan 8 trayek ranting 9 unit. Dari 1 jaringan trayek tersebut yang masih beroperasi sampai saat ini hanya angkutan umum penumpang rute. Berdasarkan Peraturan Walikota Mataram No : 17 Tahun 201 tarif angkutan umum penumpang jauh dekat adalah Rp. 000 untuk penumpang umum dan Rp. 000 untuk penumpang pelajar berseragam. Angkutan umum penumpang rute Sweta Ampenan adalah angkutan umum penumpang yang beroperasi melayani penumpang dari terminal Mandalika ke Kebon Roek maupun sebaliknya. Panjang rute pergi angkutan umum penumpang dari yaitu 22,6 km dan rute kembali angkutan umum penumpang dari Ampenan (Kebon 10 Agustus 201, Hal. 10-18

Volume 12, Nomor 2 Versi online: Roek) Sweta yaitu 20,6 km. Jumlah total armada angkutan umum penumpang rute adalah 199 unit, sedangkan yang masih beroperasi sampai saat ini adalah 16 unit. Operasional angkutan umum penumpang rata rata 2 kali pulang pergi atau rit perjalanan setiap harinya. Angkutan umum penumpang rute beroperasi mulai pukul 0.00 WITA sampai pukul 18.00 WITA dengan kapasitas 12 pnp/kend. tempuh angkutan umum penumpang dari arah Sweta (Mandalika) Ampenan (Kebon Roek)sekitar 1, jam. Penyimpangan operasional seperti rute dan tarif yang dilakukan oleh beberapa oknum sopir angkutan umum penumpang rute. Penyimpangan tarif angkutan umum penumpang rute yang semula Rp. 000 menjadi Rp. 000. Penyimpangan rute masih dilakukan oknum sopir angkutan umum penumpang di waktu waktu tertentu, hal tersebut terjadi karena kurangnya penumpang pada rute rencana. Tujuan studi ini untuk mengetahui kinerja angkutan umum penumpang rute kondisi saat sekarang (201). Adapun manfaat dari studi ini adalah sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi instansi terkait Kota Mataram untuk memperbaiki pelayanan angkutan umum penumpang. Angkutan Umum Penumpang Angkutan umum penumpang adalah angkutan penumpang yang dilakukan dengan sistem bayar atau sewa. Termasuk dalam pengertian angkutan umum penumpang adalah angkutan kota (bus, minibus, mikrolet dsb), kereta api, angkutan air dan angkutan udara. (Warpani, 1990:170) Menurut Warpani (1990:171), pengadaan pelayanan AUP memang secara langsung mengurangi banyaknya kendaraan pribadi, namun AUP bukan salah satu jalan keluar untuk menyelesaikan masalah lalu-lintas kota. Pelayanan AUP akan berjalan dengan baik apabila tercipta keseimbangan antara penyediaan dan permintaan. Dalam hal ini partisipasi pemerintah sangat diperlukan dengan tujuan:(a)menjamin sistem operasi yang sama bagi kepentingan masyarakat pengguna jasa angkutan, petugas pengelola angkutan dan pengusaha jasa angkutan. (b)mengarahkan agar lingkungan tidak terlalu terganggu kegiatan angkutan.(c)menciptakan persaingan sehat dan menghindarkan kembaran yang tidak perlu.(d)membantu perkembangan dan pembangunan nasional maupun daerah dengan meningkatkan pelayanan jasa angkutan. (e)menjamin pemerataan jasa angkutan sehingga tidak ada pihak yang dirugikan.(f) Mengendalikan operasi pelayanan jasa angkutan. Indikator kualitas pelayanan operasi angkutan dapat dilihat dari nilai kinerja operasi yang dihasilkan, parameter yang digunakan frekuensi, headway, load factor, kecepatan perjalanan. Asikin (2001,hal 22). Frekuensi adalah jumlah kendaraan yang lewat per satuan waktu Morlok (1978). Frekuensi dapat dirumuskan sebagai berikut : F = 1/h Pers. 1 Dimana : F = frekuensi h = headway (menit) Headway adalah waktu antara satu kendaraan dengan kendaraan lain yang berurutan dibelakangny pada satu rute yang sama Asikin (2001). Headway yang ideal adalah 10 menit, headway puncak adalah 2 menit (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1996), Nilai headway dirumuskan sebagai berikut : Ht = Pers. 2 Dimana : Ht = headway (menit) Load factor (LF) merupakan perbandingan antara kapasitas terjual dan kapasitas tersedia untuk satu perjalanan yang biasa dinyatakan dalam persen (%) (Abubakar,199). LF = Pers. Dimana : LF = Load Factor (%) JF = Banyaknya penumpang yang diangkut sepanjang satu lintasan sekali jalan. Evaluasi Kinerja Angkutan Umum Penumpang Kota Mataram (Studi Kasus : Rute ) 11

C = kapasitas kendaraan. Menurut Direktorat Jendral Perhubungan Darat (199), bahwa nilai load factor dalam kondisi dinamis 70 %. Menurut Morlok (1978) menyatakan bahwa kecepatan perjalanan yaitu kecepatan kendaraan dari awal rute ke titik akhir rute, dan dirumuskan dengan : V = S/t Pers. Dimana : V = Kecepatan tempuh angkutan umum (Km/jam) S = Jarak Angkutan Umum (Km) t = Angkutan Umum (Jam) METODE PENELITIAN Wilayah Studi dan Zona Angkutan umum penumpang pada rute Sweta Ampenan Kota Mataram dengan rute regular terminal Mandalika Kebon Roek. Panjang rute arah ± 22,6 km dan panjang rute arah ± 20,6 km Tabel 1. Pembagian Zona AUP Rute. Zona Zona 1 Terminal Mandalika Plaza MGM 8 Kebon Roek Simpang Ampenan 2 Plaza MGM Pasar Bali 9 Simpang Ampenan RS Tentara Pasar Bali RS Siti Hajar 10 RS Tentara Islamic Centre RS Siti Hajar Universitas Mataram 11 Islamic Centre SMK Kusuma Universitas Mataram Lapangan Malomba 12 SMK Kusuma Bank NTB 6 Lapangan Malomba SMPN 1 Mataram 1 Bank NTB Masjid Nurul Yaqin 7 SMPN 1 Mataram Kebon Roek 1 Masjid Nurul Yaqin Terminal Mandalika Mulai Pengumpulan Data Data Primer : 1. Jumlah Penumpang 2.. Jumlah kendaraan Data Sekunder : 1. Peta jaringan jalan 2. Rute Angkutan dan Jumlah Armada. Panjang rute jalur Sweta - Ampenan Evaluasi Kinerja Pembahasan Kesimpulan HASIL DAN PEMBAHASAN Data Penumpang dan Selesai Gambar 1. Bagan Alir Tahapan Studi Hasil survey yang dilakukan mulai pukul 06.00 WITA sampai pukul 18.00 WITA untuk mendapatkan data penumpang dan waktu tempuh disajikan pada tabel 2 dan serta data penumpang 12 Agustus 201, Hal. 10-18

Volume 12, Nomor 2 Versi online: naik turun sepanjang perjalan pada masing-masing angkutan umum penumpang disajikan pada tabel. Tabel 2. Data Penumpang dan AUP Sweta - Ampenan arah. ] Jam Berangkat Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu Kamis U P U P U P U P U P U P 06.00 0 2 0 0 0 0 0 6 0 0 8 06.0 6 0 0 6 0 0 6 0 8 7 0 8 0 0 07.00 8 0 0 0 6 0 2 8 0 0 8 7 0 9 08.00 0 6 6 0 8 0 0 0 0 1 8 0 08.0 6 0 8 0 1 6 0 0 8 8 0 0 10 0 8 10.00 9 0 61 10 0 6 8 0 9 8 0 6 9 0 9 10 0 8 11.00 9 0 6 9 0 61 11 0 1 10 0 9 11 0 9 11 0 60 12.00 8 0 1 0 8 0 10 0 9 7 0 1 7 0 6 12.0 0 2 0 8 0 0 0 0 8 0 7 1.00 7 0 8 0 9 0 7 0 6 0 0 6 0 9 1.0 0 6 9 0 0 9 0 8 0 7 0 0 0 1.00 6 2 6 6 0 0 6 2 8 2 6 7 2 1.00 8 0 8 10 0 9 0 9 6 6 16.00 8 0 8 10 0 7 7 2 6 7 0 9 10 0 0 10 0 0 17.00 8 0 62 9 0 8 10 0 6 9 0 61 8 0 9 10 0 62 18.00 9 0 61 8 0 8 0 10 0 9 10 0 7 8 0 6 Sumber : Hasil Survey Keterangan : U = Umum P = Pelajar Tabel. Data Penumpang dan AUP arah Jam Berangkat Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu Kamis U P U P U P U P U P U P (menit) (menit) 06.00 2 0 8 0 0 0 9 0 0 0 8 0 9 06.0 2 0 0 2 0 2 0 1 0 6 0 0 1 07.00 0 2 0 0 2 6 0 0 0 6 0 08.00 0 6 0 8 0 6 6 0 0 0 2 08.0 0 0 1 0 0 0 2 0 7 10.00 2 0 2 0 0 1 0 0 7 6 0 11.00 0 0 7 0 9 6 0 0 8 6 0 6 0 8 12.00 6 0 6 0 2 0 2 0 1 6 0 8 6 0 9 12.0 0 1 0 2 0 7 6 0 6 6 0 0 1 1.00 9 6 0 6 0 0 0 7 0 9 9 0 9 1.0 7 2 62 6 0 6 2 61 6 2 62 61 1.00 0 2 0 2 6 61 2 8 7 2 62 1.00 6 0 9 0 62 0 8 7 0 8 6 0 8 6 0 8 16.00 8 0 62 8 0 6 0 9 7 0 8 7 0 61 8 0 6 17.00 0 9 8 0 8 6 0 8 6 0 9 8 0 62 7 0 62 18.00 0 6 8 0 6 6 0 61 7 0 62 7 0 9 6 0 61 Sumber : Hasil Survey Keterangan : U = Umum P = Pelajar Tabel. Pola Naik Turun Penumpang AUP Rute Hari Kamis, 1 Agustus 201 (menit) Ken 1 2 Sweta - Ampenan Ampenan - Sweta Jam Berangk Zona 1 2 6 7 Ma 1 2 6 7 at k U P U P U P U P U P U P U P U P U P U P U P U P U P U P Naik 6.00 Turun Jumlah 0 0 Naik 1 1 6.0 Turun 1 Jumlah 0 0 Mak Evaluasi Kinerja Angkutan Umum Penumpang Kota Mataram (Studi Kasus : Rute ) 1

6 7 8 9 10 11 12 1 1 1 16 Naik 1 2 2 1 2 1 7.00 Turun 1 1 2 1 1 Jumlah 2 2 0 2 2 0 Naik 6 1 1 1 2 2 8.00 Turun 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 Jumlah 2 1 0 1 2 2 0 Naik 6 1 1 2 1 1 2 1 8.0 Turun 1 1 2 1 2 6 1 1 Jumlah 6 6 2 0 1 2 2 0 Naik 8 1 1 1 1 2 2 10.00 Turun 2 2 1 2 8 1 1 1 2 1 Jumlah 8 6 2 2 0 0 1 1 2 1 0 Naik 8 2 1 1 1 2 11.00 Turun 1 2 1 2 2 7 1 2 1 Jumlah 7 7 6 0 0 1 1 2 1 0 0 Naik 1 1 2 1 2 1 12.00 Turun 1 1 2 1 2 Jumlah 0 2 2 0 Naik 2 1 1 2 2 1 12.0 Turun 1 1 1 1 1 1 Jumlah 2 2 2 1 1 0 2 2 2 2 0 Naik 1 1 1 1 1 2 1.00 Turun 2 1 2 1 2 1 2 2 Jumlah 2 2 2 2 1 1 0 0 Naik 2 2 1 1 1 1 1 1.0 Turun 1 1 1 2 1 1 2 Jumlah 2 2 1 2 2 0 1 1 1 0 Naik 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1.00 Turun 1 1 1 2 2 2 6 1 1 2 1 2 2 Jumlah 2 6 0 0 2 6 0 Naik 2 1 1 1 1 1 2 1.00 Turun 1 1 1 2 1 1 2 6 1 2 Jumlah 1 1 2 6 0 6 0 Naik 2 1 1 1 2 1 2 1 2 16.00 Turun 1 2 2 2 7 2 2 Jumlah 7 7 6 2 0 2 6 0 Naik 6 1 2 1 1 1 2 17.00 Turun 1 1 2 2 1 7 2 1 1 Jumlah 7 6 0 2 2 0 Naik 8 2 2 2 18.00 Turun 2 8 1 2 Jumlah 8 8 8 0 2 2 0 6 6 6 Jumlah Kendaraan Jumlah armada angkutan umum penumpang rute yang beroperasi sebesar 16 Jam unit dengan jumlah kendaraan angkutan umum penumpang rute yang melewati lokasi pengamatan disajikan pada tabel. Tabel. Jumlah Kendaraan AUP Rute (Kendaraan / 1 Menit) Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Kend. Kend. Kend. Kend. Kend. Kend. Kend. Kend. Kend. Kend. Kend. Kend. 06.00-06.1 6 8 8 7 7 6 7 06.1-06.0 6 8 7 7 6 6 6 6 7 7 06.0-06. 6 7 7 6 7 6 6 9 7 06.-07.00 7 8 9 7 6 7 7 6 9 6 07.00-07.1 9 7 7 8 8 9 7 6 7 6 8 7 07.1-07.0 9 6 7 8 8 8 7 8 7 7 9 7 07.0-07. 9 6 6 8 9 6 9 7 9 7 9 7 07.-08.00 8 6 8 9 8 8 9 7 9 9 9 9 08.00-08.1 9 8 8 7 8 8 6 8 8 8 7 8 08.1-08.0 8 8 7 7 8 8 7 7 9 9 8 8 08.0-08. 8 9 7 9 8 7 7 6 8 8 7 8 08.-09.00 7 9 7 7 7 8 7 6 7 8 7 7 09.00-09.1 7 8 6 8 7 9 7 6 7 7 9 09.1-09.0 6 7 6 6 7 8 8 9 6 6 6 8 09.0-09. 6 7 7 8 7 8 7 9 9 7 7 6 09.-10.00 6 6 7 8 9 8 9 8 8 7 6 6 1 Agustus 201, Hal. 10-18

Volume 12, Nomor 2 Versi online: 10.00-10.1 7 7 8 9 9 7 9 9 9 7 8 6 10.1-10.0 7 7 9 6 7 9 8 7 9 7 8 8 10.0-10. 7 7 9 7 7 7 8 6 7 6 9 8 10.-11.00 7 8 8 7 9 7 6 8 6 6 8 8 11.00-11.1 8 8 8 6 9 9 9 7 8 8 9 7 11.1-11.0 7 8 9 8 8 9 9 7 9 8 7 9 11.0-11. 8 9 6 8 6 8 8 9 9 6 7 7 11.-12.00 6 8 7 8 7 8 8 7 8 6 7 8 12.00-12.1 8 8 8 9 6 7 8 7 9 8 8 7 12.1-12.0 6 8 7 6 7 7 6 8 9 8 8 7 12.0-12. 7 9 8 8 7 7 7 7 7 9 7 9 12.-1.00 6 9 8 9 7 9 8 7 6 9 7 8 1.00-1.1 9 6 6 8 9 7 8 9 7 8 7 9 1.1-1.0 9 7 7 8 9 6 7 9 7 9 9 9 1.0-1. 9 7 7 8 8 6 6 9 7 9 9 7 1.-1.00 7 7 9 8 9 9 7 8 7 7 9 8 1.00-1.1 7 7 9 9 8 8 7 7 7 7 9 8 1.1-1.0 9 7 9 7 9 8 8 7 8 7 9 8 1.0-1. 7 8 9 6 8 7 8 7 8 8 7 9 1.-1.00 6 9 6 8 8 7 6 6 7 9 8 8 1.00-1.1 6 9 6 7 9 9 6 8 9 9 9 8 1.1-1.0 9 7 8 9 9 8 8 7 6 9 8 1.0-1. 8 8 7 8 7 9 7 6 6 6 7 1.-16.00 9 6 7 8 7 8 8 7 6 6 7 16.00-16.1 9 8 8 9 7 6 8 7 7 6 6 16.1-16.0 7 7 6 7 8 6 9 7 6 7 9 6 16.0-16. 7 7 6 7 6 7 7 6 8 7 16.-17.00 6 7 6 7 7 8 7 8 7 17.00-17.1 6 6 6 7 8 7 7 6 6 17.1-17.0 6 6 7 7 6 6 6 7 17.0-17. 6 6 7 6 6 7 6 7 17.-18.00 6 6 7 6 7 7 6 7 Catatan : Tempat pencatatan AUP arah pada Jl. Catur Warga Tempat Pencatatan AUP arah pada Jl. Pejanggik Sumber : Hasil Survey Kinerja Angkutan Umum Penumpang Load Factor (Faktor muat) Load factor angkutan umum penumpang dihitung berdasarkan data penumpang (tabel 2 dan ) dengan kapasitas angkutan 12 pnp/kend disajikan pada tabel 6. Tabel 6. Load Factor AUP Jalur (%) Selas Sabtu Minggu Senin a Rabu Kamis Sabt u 91,6 7,00 8, 91,67 8, Maksimum 7 Minimum, 2,00 2,00, 2,0 0 Rata-rata 8,8,20 2,16,68 6,2 Maksimum 91,67 7,00 Minimum 2,00 16,67 Rata-rata 7,29,18 Maksimum 91,67 Minimum 16,67 Rata-rata 0,7 Load factor tertinggi dari arah Sweta Ampenan terjadi pada keberangkatan pukul 11.00 Minggu Senin Selasa Rabu Kamis 91,67 7,00 7,00 8, 7,00 8, 7,00, 16,67 16,67 16,67 2,00 2,00 2,00 6,8 8,02,8 8, 8,67,8 9,99 Sumber : Hasil Perhitungan hari Senin, Rabu dan Kamis sebesar 91,67 % sedangkan Load factor terendah terjadi pada Evaluasi Kinerja Angkutan Umum Penumpang Kota Mataram (Studi Kasus : Rute ) 1

keberangkatan pukul 06.00 WITA hari Minggu, Senin dan Rabu sebesar 2,00 %. Load factor tertinggi dari arah terjadi pada keberangkatan pukul 1.0, 1.00 dan 1.00 WITA hari Sabtu, Minggu, Selasa dan Kamis sebesar 7 % sedangkan Load factor terendah terjadi pada keberangkatan pukul 06.00 dan 06.0 WITA hari Sabtu, Minggu dan Senin sebesar 16,67 %. Load factor rata rata arah sebesar 7,29 % sedangkan Load factor rata rata arah sebesar,18 %, adapun Load factor rata-rata kedua arah sebesar 0,7 %. Diartikan bahwa tingkat keterisian dari angkutan umum penumpang rute kurang dari standar yang telah ditetapkan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat sebesar 70 %. Frekuensi dan Headway Frekuensi dan headway angkutan umum penumpang berdasarkan data jumlah kendaraan (tabel ) disajikan pada tabel 7 dan 8. Tabel 7. Frekuensi Rata rata AUP Rute (Kend/Jam) Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Maksimum 6 6 Minimum 2 21 21 22 22 22 22 2 21 2 22 2 Rata-rata 27 27 27 28 29 28 27 27 27 27 29 28 Maksimum 6 6 Minimum 21 21 Rata-rata 28 28 Maksimum 6 Minimum 21 Rata-rata 28 Sumber : Hasil Perhitungan Tabel 8. Headway Rata rata AUP Rute Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Maksimum 2,61 2,86 2,86 2,71 2,7 2,7 2,7 2,61 2,86 2,61 2,7 2,0 Minimum 1,71 1,76 1,67 1,76 1,71 1,76 1,76 1,71 1,71 1,71 1,67 1,71 Rata-rata 1,9 1,96 1,96 1,96 1,87 1,90 1,96 1,9 1,96 1,96 1,8 1,91 Maksimum 2,86 2,86 Minimum 1,67 1,67 Rata-rata 2,1 2,11 Maksimum 2,86 Minimum 1,67 Rata-rata 2,12 Angkutan umum penumpang arah Sweta Ampenan diperoleh frekuensi tertinggi sebesar 6 kend/jam dengan nilai headway terendah sebesar 1,67 menit pada pukul 1. 1. WITA hari Senin, frekuensi terendah sebesar 21 kend/jam dengan headway tertinggi sebesar 2,86 menit pada pukul 17.00 18.00 WITA hari Minggu dan Senin. Sedangkan angkutan umum arah, frekuensi tertinggi sebesar 6 kend/jam dengan headway terendah sebesar 1,67 menit pukul 1.1 1.1 dan 1.0 1.0 WITA pada hari Rabu, Maksimu m frekuensi terendah sebesar 21 kend/jam dengan headway tertinggi sebesar 2,86 menit pada pukul 16.00 17.00 WITA hari Senin. Adapun frekuensi rata-rata kedua arah angkutan umum penumpang rute didapatkan sebesar 28 kend/ jam dengan headway waktu rata-rata sebesar 2,12 menit. dan Kecepatan Kecepatan tempuh masing masing angkutan umum penumpang berdasarkan data waktu tempuh (tabel 2 dan ) disajikan pada tabel 9 dan 10. Tabel 9. AUP Rute arah (Jam) Sabtu Mingg u Selas Senin a Rabu Kamis Sabtu Mingg u Seni Selas n a Rabu Kamis 1,0 1,02 1,08 1,08 0,98 1,0 1,0 1,0 1,02 1,0 1,0 1,0 16 Agustus 201, Hal. 10-18

Volume 12, Nomor 2 Versi online: Minimum 0,70 0,77 0,7 0,78 0,67 0,7 0,80 0,7 0,82 0,8 0,80 0,82 Rata-rata 0,89 0,89 0,88 0,91 0,88 0,90 0,91 0,90 0,92 0,9 0,9 0,9 Maksimu m 1,08 1,0 Minimum 0,67 0,7 Rata-rata 0,89 0,9 Maksimu m 1,08 Minimum 0,67 Rata-rata 0,91 Sumber : Hasil Perhitungan Tabel 10. Kecepatan AUP Rute arah (Km/Jam) Sabtu Mingg Selas Mingg Seni Selas Senin Rabu Kamis Sabtu u a u n a Rabu 2,1 2,7 2,28 29, 0,1 28,97,7 0,1 2,7 27,7 2,81 Maksimum 2 Minimum 21,9 22,1 20,92 20,92 2,06 21,9 19,61 20,00 20,1 20,0 19,61 9 0 Rata-rata 2,2 2,9 2,8 2,97 2,69 2,90 22,60 22,71 22, 22,0 21,86 0 Maksimum,7 27,7 Minimum 20,92 19,61 Rata-rata 2,2 22,6 Maksimum,7 Minimum 19,61 Rata-rata 2,9 Angkutan umum penumpang arah Sweta Ampenan, waktu tempuh maksimum sebesar 6 Menit (1,08 jam) dengan kecepatan tempuh minimum sebesar 20,92 km/jam terjadi pada keberangkatan pukul 10.00 dan 17.00 WITA hari Senin, Selasa. Sedangkan waktu tempuh minimum sebesar 0 menit (0,67 jam) dengan kecepatan tempuh maksimum sebesar,7 km/jam terjadi pada keberangkatan pukul 1.00 WITA hari Rabu. Untuk arah, waktu tempuh maksimum sebesar 6 menit (1,0 jam) dengan kecepatan tempuh minimum sebesar 19,61 km/jam terjadi pada keberangkatan pukul 16.00 dan 18.00 WITA hari Sabtu, Selasa dan Kamis. Sedangkan waktu tempuh minimum sebesar menit (0,7 jam) dengan kecepatan tempuh maksimum sebesar 27,7 km/jam terjadi pada keberangkatan pukul 06.0 WITA hari Minggu. Adapun waktu tempuh rata-rata kedua arah sebesar menit (0,91 jam) dan kecepatan tempuh rata-rata kedua arah sebesar 2,9 km/jam. Pembahasan Hasil evaluasi kinerja angkutan umum penumpang rute arah Sweta Sumber : Hasil Perhitungan Kamis 2,12 19,61 21,86 Ampenan diketahui, load factor rata rata sebesar 7,29 %, frekuensi rata rata sebesar 28 kend/jam, headway rata rata sebesar 2,1 menit dan kecepatan tempuh rata rata sebesar 2,2 km/ jam. Untuk arah Ampenan Sweta diketahui nilai load factor rata rata sebesar,18 %, frekuensi rata rata sebesar 28 kend/jam, headway rata rata sebesar 2,11 menit dan kecepatan tempuh rata rata sebesar 22,6 km/jam. Sedangkan untuk kedua arah diketahui nilai load factor rata rata 0,7 %, frekuensi rata rata 28 kend/jam, headway rata rata 2,12 menit, dan kecepatan tempuh rata rata 2,9 km/jam. Tingkat keterisian angkutan umum penumpang berdasarkan data naik turun penumpang (tabel ), diketahui dalam satu kali perjalanan jumlah penumpang maksimum 8 penumpang dan minimum 2 penumpang. Dengan mengestimasi jumlah penumpang yang diangkut setiap kendaraan dalam satu hari berdasarkan data jumlah penumpang (tabel 2 dan tabel ) diketahui rata rata penumpang sebesar 7 pnp/kend dengan trip rata rata trip/hari-kend, maka dapat diestimasi jumlah penumpang (volume) angkutan umum penumpang setiap harinya sebesar 620 Evaluasi Kinerja Angkutan Umum Penumpang Kota Mataram (Studi Kasus : Rute ) 17

pnp/hari. Berdasarkan jumlah armada angkutan umum penumpang 16 unit dengan kapasitas 12 pnp/kend, jumlah trip rata rata trip/hari-kend, maka kapasitas angkutan umum penumpang 7920 penumpang/hari. Dengan demikian angkutan umum penumpang rute Sweta Ampenan memiliki armada (kapasitas) yang lebih besar daripada demand / permintaan ( 2 % dari Kapasitas). Tinjauan Produktivitas AUP Berdasarkan waktu operasional mulai pukul 06.00 18.00 WITA dan data frekuensi angkutan umum (tabel ) diperkirakan jumlah trip angkutan maksimum 72 trip/hari (Rabu) dan minimum 691 trip/hari (Minggu dan Sabtu), jumlah trip rata rata trip/hari-kend. Berdasarkan uraian diatas diartikan bahwa angkutan umum penumpang rute memiliki armada (kapasitas) yang lebih besar daripada demand. Berdasarkan jumlah penumpang (kondisi eksisting) 620 pnp/hari, tingkat keterisian minimum 70 % dari kapasitas ( 8 pnp/trip ) dan jumlah trip proporsional 8 trip/hari-kend (asumsi PP dan jam operasional sekitar 12 jam) maka dapat diestimasi kebutuhan armada angkutan umum penumpang rute sebesar 72 unit. KESIMPULAN DAN SARAN Kinerja Angkutan Umum Penumpang Kota Mataram rute : load factor rata rata angkutan umum penumpang Sweta Ampenan 0,7 %, frekuensi rata rata 28 kend/ jam, headway rata rata 2,12 menit, dan kecepatan tempuh rata rata 2,9 km/jam. Asikin, Muslich Zainal. 2001. Sistem Manajemen Transportasi Kota. Yogyakarta : Penerbit UGM. Direktorat Jendral Perhubungan Darat. 1996. Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Umum Di Wilayah Perkotaan Dalam Trayek Tetap Dan Teratur. Keputusan Jenderal Perhubungan Darat SK.687/ AJ.206/DRJD/2002. Tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Umum Di Wilayah Perkotaan Dalam Trayek Tetap Dan Teratur. Jakarta: Departemen Perhubungan. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor Pm.10 Tahun 2012 Tentang Standar Pelayanan Minimal Angkutan Massal Berbasis Jalan. Suprihati, Eni. Evaluasi Kinerja Operasi Angkutan Umum Perdesaan Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. Makalah Simposium IX FSTPT, Universitas Brawijaya. 17 18 November 2006. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Susilowati DKK. Kajian Kinerja Angkutan Dengan Metode Quality Function Deployment (QFD) Pada Kawasan Industri Marmer Di Kabupaten Tulungagung. Jurnal Rekayasa Sipil/ Volume, No. 2011 ISSN 1979 68. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Malang. Warpani, Suwardjoko. 2002. Merencanakan Sistem Perangkutan. Bandung: Penerbit ITB. DAFTAR PUSTAKA Abubakar, Iskandar Ir. 199. Menuju lalu Lintas dan Angkutan Jalan Yang Tertib, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.Jakarta. Akbardin, Juan. Evaluasi Kinerja Angkutan Umum Penumpang Wilayah Pesisir Pantai Morodemak. Jurnal Teknik Universitas Sultan Fatah. Nomor 1 September 200. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Tekink, Universitas Sultan Fatah Demak. 18 Agustus 201, Hal. 10-18