PENERAPAN PENILAIN TEMAN SEJAWAT PADA PEMBELAJARAN KAJIAN IPS SD

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sekolah sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

Rohmawati et al., Penerapan Metode Role Playing...

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Deztyra Nur Imamah 25, Hobri 26 dan Arika Indah K 27

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

UPAYA MENINGKATKAN KINERJA DAN HASIL BELAJAR MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF

NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Diajukan Oleh: Eliana Rahmawati

Penggunaan Model Carousel Feedback untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Peta pada Siswa Kelas XII IPS 1 SMA Negeri 2 Madiun

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

Dwi Ambarwati 1. PENDAHULUAN

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM SOLVING LEARNING BERBASIS DISCOVERY PADA KELAS VII

12 Media Bina Ilmiah ISSN No

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika 2 Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Potensi Utama

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik, (Kemdikbud, 2012:17). PENDAHULUAN

Kata Kunci: metode inkuiri, kemampuan berpikir kritis, hasil belajar, kegiatan ekonomi

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SDN KEBUN BUNGA 6 BANJARMASIN

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING

Nurul Umamah, Marjono dan Erly Nurul Hidayah

INOVASI PENDIDIKAN Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik dalam Menghadapi Abad 21

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER)

Devi Yuniar 16, Hobri 17, Titik Sugiarti 18

Negeri 2 Teupah Barat Kabupaten Simeulue Tahun Pelajaran 2014/2015. Oleh: PARIOTO, S.Pd 1 ABSTRAK

Rohmah Mujibatur., Penerapan Metode Role Playing dengan Media Gambar...

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

Oleh Fathorrasi (1), Hasan Muchtar Fauzi (2)

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia sedang mendapat perhatian dari pemerintah. Berbagai

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03

Penerapan Asesmen Kinerja Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Ekonomi Sri Imawatin, Bambang Hari Purnomo Abstrak:

*Korespondensi, tel : ,

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN April 2017

Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan P MIPA, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia 2

Stenly, penggunaan media visual untuk meningkatkan hasil belajar penjas tentang budaya hidup sehaat siswa SDN Wuasa Kab. Poso

Penerapan Strategi Pembelajaran Kreatif-Produktif Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Siswa Kelas V SDN Inpres 5 Birobuli

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS III SDN BERENG BENGKEL. Oleh : ENGRIPIN Dosen FKIP Universitas Palangka Raya

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

DATAR MELALUI METODE STAD. Winarni

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI TEKNIK PICK UP CARDS GAME DI SDN KEBONSARI 04 KABUPATEN JEMBER

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA POWER POINT

MENINGKATKAN PENGEMBANGAN MORAL ANAK MELALUI METODE BERCERITA PADA KELOMPOK B TK GPID 2 PALU SELATAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GLOBALISASI DI KELAS IV SDN NO.

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM PADA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI DIFERENSIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA3 SMAN I PALOPO

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

INOVASI KOOPERATIF MODEL STAD MATERI POKOK MEMAHAMI KEPUTUSAN BERSAMA

Seminar Nasional Pendidikan Sains II UKSW

Pendahuluan. Ratnasari et al., Penerapan Model Pembelajaran Word Square.

Penggunaan Metode Inquiri Dalam Pembelajaran IPS Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Apal

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

EFEKTIFITAS PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) UNTUK PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR MATEMATIS SISWA

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN:

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

MENINGKATKAN KEDISIPLINAN ANAK MELALUI PEMBIASAAN DI KELOMPOK B PAUD NEGERI PEMBINA PALU

12 Media Bina Ilmiah ISSN No

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

OPTIMALISASI PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IX-A SMP NEGERI 11 MATARAM

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action

PENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No.20 tahun 2003 pasal 3. (2005:56) tentang

ZULFA SAFITRI A54F100040

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL THINK PAIR SQUARE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM MATA KULIAH PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD I. Oleh Wahyudi

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KPK DAN FPB MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

MEIDITA CAHYANINGTYAS K

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

PROSIDING ISBN :

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS VII-A SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Jagabaya I Kecamatan

PROBLEM BASED LEARNING UNTUK PENINGKATAN

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL Fahmiati SMP Negeri 33 Makassar Abstrak

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

ARTIKEL. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh : Nur Aeni Ratna Dewi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kata Kunci: model STAD, pembelajaran, IPA

Oleh : Burhanah Farida SD Negeri 4 Tanggung ABSTRAK

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini memberikan gambaran pada beberapa aspek meliputi

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe STAD Pada Mata Pelajaran PKn Di SDK Lengaruh

Endang Srininsih SMP NEGERI 4 MATARAM

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIS DAN RASA INGIN TAHU SISWA KELAS XI MIPA SMA NEGERI 6 SEMARANG MELALUI MODEL PBL

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

Transkripsi:

PENERAPAN PENILAIN TEMAN SEJAWAT PADA PEMBELAJARAN KAJIAN IPS SD Chumi Zahroul F PGSD FKIP UNEJ Jln. Kalimantan 3 Jember chumizf@gmail.com Abstrak Penilaian yang bertujuan mengukur kemajuan hasil belajar mahasiswa tersebut dapat dilakukan melalui penggunaan berbagai macam penilaian yang berupa tes maupun non-tes. Agar proses penilaian dalam kegiatan belajar-mengajar bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan, maka penilaian dapat dilaksanakan dengan berbagai teknik, seperti penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian tertulis, penialaian proyek, penilaian produk, penilaian portofolio, dan penilaian teman penilain teman sejawat. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas keterampilan sosial dan hasil belajar mahasiswa PGSD pada mata kuliah kajian ips sd melalui penerapanpenilain teman sejawat. Subyek penelitian mahasiswa PGSD FKIP UNEJ semester gasal tahun pelajaran 2015/2016. Hasil observasi awal menunjukkan aktivitas keterampilan sosial mahasiswa dalam kategori cukup aktif dan hasil belajar ujian tengah semester dalam kategori kurang baik. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah penerapan penilain teman sejawat penilain teman sejawat dapat meningkatkan aktivitas keterampilan sosial dan hasil belajar mahasiswa PGSD mata kuliah kajian ips sd. Metode penelitian bertujuan untuk memperbaiki proses dan hasil belajar, yang didesain dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Aktivitas keterampilan sosial mahasiswa pada siklus I mengalami peningkatan sebesar 19,78% dengan rata-rata persentase ketercapaian 60,89% termasuk kriteria cukup aktif. Aktivitas keterampilan sosial mahasiswa pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 10,21% dengan ratarata persentase 71,1% termasuk kriteria aktif. Hasil belajar mahasiswa siklus I mengalami peningkatan sebesar 8,64%, secara klasikal rata-rata persentase ketercapaian 68,37% kriteria cukup baik. Hasil belajar mahasiswa siklus II mengalami peningkatan sebesar 7,53% secara klasikal sebesar 75,9% kriteria baik. Penerapan penilain teman sejawat pada pembelajaran kajian ips sd dapat meningkatkan aktivitas keterampilan sosial dan hasil belajar mahasiswa diharapkan bagi para pendidik dan teman sejawat, untuk mencoba mengaplikasikan penilain teman sejawat sebagai alternatif penilaian dalam proses pembelajaran. Kata kunci : penilain teman sejawat, keterampilan sosial dan hasil belajar Tujuan dari mata kuliah kajian ips sd adalah agar mahasiswa mahasiswa mampu mengkaji dan mendiskusikan isu-isu terkini dalam kegiatan akademik formal tentang pengertian dan hakikat IPS dalam program pendidikan, konsep dasar ilmu-ilmu Sosial, konten IPS pengaruh kebudayaan luar terhadap kebudayaan Indonesia, perekonomian Indonesia, hubungan lingkungan fisik wilayah dengan kehidupan manusia serta kemajemukan ras, etnik dan agama nusantara, menggunakan peta, atlas dan globe untuk mendapatkan data dan informasi spasial, lingkungan hidup dan keanekaragamaan SDA, individu masyarakat dan Negara. dan memanfaatkannya untuk memecahkan berbagai permasalahan sosial yang terjadi sehari-hari Melihat tujuan mata kuliah tersebut hendaknya proses pembelajaran di laksanakan sesuai dengan tujuan dari proses pembelajaran adalah tercapainya hasil belajar yang menghasilkan 59

insan yang cerdas, komprehensif, dan kompetitif. Insan yang cerdas komprehensif mencakup cerdas kinestetik, cerdas emosional spiritual, serta cerdas estetik. Untuk mencapai hasil belajar di atas diperlukan pembelajaran ideal melalui olah otak, olah hati, olah raga, dan olah rasa dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik dan memberi keteladanan (PP Nomor 19/2005). Dengan demikian harus ada perubahan paradigma pendidikan dari teacher centre ke arah student centre tidak hanya membawa dampak terhadap metode dan aktifitas belajar, akan tetapi juga terhadap cara penilaian hasil belajar. Salah satu konsekuensi dari pelaksanaan pembelajaran di atas adalah pelaksanaan penilaian didesain menggunakan penilaian otentik (authentic assessment). Selain hal tersebut salah satu hal yang sangat mendukung terhadap pelaksanaan SCL (Student Center Learning) yang efektif adalah penilaian dengan melibatkan teman sejawat selama proses pembelajaran yang bermakna dan tepat waktu bagi mahasiswa untuk mendorong kegiatan belajar mereka. Dengan demikian pelaksanaan penilain teman sejawat merupakan keharusan demi terlaksananya pembelajaran yang efektif, kreatif, dinamis, dialogis dan efektif. penilain teman sejawat merupakan cara penilaian hasil belajar yang berpusat pada mahasiswa. Metode penilaian ini dapat diterapkan untuk menilai kemampuan kognitif maupun kemampuan non kognitif mahasiswa apabila dilihat dari kemampuan yang ingin diuji dan dapat sebagai alat penilaian formatif dan sumatif apabila dilihat dari tujuan penilaian. Hasil penilaian teman sejawat selama proses pembelajaran untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam mengevaluasi mereka. Nilai yang dijadikan sebagai kebijakan untuk menentukan kelulusan tidak hanya menggunakan hasil ujian tengah semester, ujian akhir semester dan tugas, namun prestasi atau unjuk kerja mahasiswa yang diperlihatkan oleh para mahasiswa yang memiliki pemikiran yang kritis, logis dan baik dalam diskusi atau dalam interaksi pembelajaran juga dijadikan bahan untuk penilaian. Untuk itu selama proses diskusi berlangsung harus ada proses penilaian yaitu melalui penilain teman sejawat. Menurut Tola (2006) Ada beberapa pengertian tentang penilaian teman sejawat, tetapi intinya adalah suatu penilaian yang melibatkan siswa untuk menilai temannya mengenai kualitas kerja mereka. Penilaian teman sejawat memerlukan para siswa untuk memberikan nilai atau umpan balik pada teman mereka mengenai kinerja atau produk mereka berdasarkan suatu kriteia yang telah dibuat criteria yang telah dibuat bersama mereka. Beberapa keuntungan penilaian teman sejawat antara lain : 1) Dapat meningkatkan hasil belajar, 2) Dapat meningkatkan kolaborasi belajar melalui umpan balik dari teman sejawat, 3) Siswa dapat membantu temanya dalam pemahaman dan belajar mereka dan merasa lebih nyaman dalam proses belajar, dan 4) Siswa dapat memberi komentar pada kinerja temannya. Pada materi kajian ips sd mempunyai karakteristik pengetahuan yang bersifat deklaratif. Berdasarkan karakteristik tersebut, kemampuan menalar mahasiswa untuk mengetahui, memahami, menganalisis harus di kembangkan agar memiliki kemampuan berfikir yang logis dan kritis terutama saat berdiskusi di dalam kelas untuk membahas berbagai permasalahan terkait dengan materi pembelajaran Hasil observasi menunjukkan aktivitas keterampilan sosial mahasiswa masih tergolong cukup aktif dengan skor rata-rata 41,11. Dari 30 mahasiswa, terdapat 10 mahasiswa sangat kurang aktif (33,33%), 7 mahasiswa kurang aktif (23,33%), 5 mahasiswa cukup aktif (16,67%), 5 mahasiswa aktif (16,67%), 3 mahasiswa sangat aktif (10%). Seperti yang terlihat pada gambar berikut: 60

Gambar 1. Diagram Kriteria keterampilan sosial mahasiswa Prasiklus Berdasarkan gambar 1, mahasiswa yang diamati meliputi empat keterampilan sosial. Aktivitas keterampilan sosial tertinggi dengan persentase rata-rata 52,22% yaitu mengerjakan tugas kelompok. Aktivitas keterampilan sosial terendah yaitu mengajukan pertanyaan dengan persentase rata-rata 27,78%. Selanjutnya, mendengarkan penjelasan dosen dengan persentase rata-rata 50%, aktivitas semangat dalam mengikuti proses pembelajaran dengan rata-rata persentase 34%. Hasil belajar mahasiswa masih tergolong kurang baik dengan skor rata-rata (59,73%), terbukti dari hasil belajar prasiklus, 4 mahasiswa sangat kurang baik (13,33%), 7 mahasiswa kurang baik (23,33%), 11 mahasiswa cukup baik (36,67%), 3 mahasiswa baik (10%), dan 5 mahasiswa sangat baik (16,67%). Kriteria hasil belajar mahasiswa prasiklus dapat digambarkan pada gambar 2 diagram berikut: Melihat kondisi diatas dan refleksi diri, ditemukan beberapa fakor penyebab yang antaralain mahasiswa ketika proses pembelajaran tidak termotivasi dikarenakan faktor penilaian yang digunakan masih belum optimal. Untuk itu harus segera dicarikan solusi teknik penilaian yang mampu melibatkan mahasiswa yang mampu melihat aktivitas keterampilan sosial dalam proses pembelajaran, salah satu teknik penilain tersebut adalah penilaian teman sejawat diharapkan mahasiswa dapat meningkat aktivitas keterampilan sosial dan hasil belajar mata kuliah perkembanngan masyarakat budaya. Praktek penilaian diri dan teman sejawat di perguruan tinggi dan sekolah belum banyak dilakukan, sedangkan para guru dan dosen sebenarnya berpandangan positif terhadap kemanfaatan penilaian diri dan teman sejawad dan ada potensi untuk menerapkannya secara luas pada jenjang pendidikan Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah penerapan penilain teman sejawat dapat meningkatkan aktivitas keterampilan sosial dan hasil belajar mahasiswa pada 61

mata kuliah kajian ips sd. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan meningkatkan aktivitas keterampilan sosial dan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah kajian ips sd melalui penerapan penilain teman sejawat METODE Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini menggunakan dua siklus. Hal ini direncanakan agar dalam proses belajar mengajar diharapkan hasil belajar dapat meningkat dan aktivitas keterampilan mahasiswa bisa menjadi lebih baik. Setiap siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan; (2) tindakan; (3) observasi; dan (4) refleksi. Siklus pertama dilakukan sebagai acuan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua, sedangkan siklus kedua dilakukan untuk meyakinkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan untuk membuktikan bahwa pelajaran dapat digunakan dalam indikator yang berbeda dalam materi yang sama. Model skema yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Hopkins yaitu model skema yang menggunakan prosedur kerja yang dipandang sebagai siklus spiral yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi yang kemudian diikuti siklus berikutnya. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa semester 5 sebanyak 30 orang pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016. Proses penelitian ini di awali dengan permasalahan yang muncul dikelas diawali dengan refleksi diri selama proses pembelajaran, hasil dari refleksi diri dan analisis untuk segera dicarikan solusi yaitu berupa tindakan penilain teman sejawat. Selama tindakan dilakukan observasi, hasil observasi digunakan sebagai refleksi. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah metode observasi, metode wawancara, metode tes, dan metode dokumentasi. Kemudian intrumen tersebut tes, observasi divalidasi oleh dua orang validator yang kompeten dalam bidang tersebut. Hasil validasi tersebut mendapatkan perbaikan dan dapat digunakan dalam penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Hasil dari penelitian ini akan dipaparkan sebagai berikut. Analisis Aktivitas keterampilan sosial dan hasil belajar mahasiswa keseluruhan Berdasarkan hasil observasi, diperoleh ratarata persentase aktivitas keterampilan sosial mahasiswa pada tahap prasiklus sebesar 41,11%. Jumlah mahasiswa sangat aktif 3 mahasiswa, aktif 5 mahasiswa, cukup aktif 5 mahasiswa, kurang aktif 7 mahasiswa dan 10 mahasiswa sangat kurang aktif dari jumlah keseluruhan 30 mahasiswa. Pada tahap siklus I rata-rata persentase aktivitas keterampilan sosial mahasiswa sebesar 60,89%. Pada tahap siklus I jumlah mahasiswa sangat aktif 9 mahasiswa, aktif 4 mahasiswa, cukup aktif 9 mahasiswa, kurang aktif 6 mahasiswa dan 2 mahasiswa sangat kurang aktif. Rata-rata persentase aktivitas keterampilan sosial mahasiswa pada siklus II sebesar 71,1%. Selanjutnya, pada tahap siklus II jumlah mahasiswa sangat aktif 13 mahasiswa, aktif 6 mahasiswa, cukup aktif 6 mahasiswa dan 5 mahasiswa kurang aktif. Jadi dapat disimpulkan peningkatan rata-rata persentase aktivitas keterampilan sosial mahasiswa dari tahap prasiklus ke siklus I sebesar19,78%, sedangkan peningkatan rata-rata persentase aktivitas mahasiswa dari tahap siklus I kesiklus II sebesar 10,21%. Analisis aktivitas keterampilan sosial mahasiswa dapat dilihat pada tabel 1 tentang analisis aktivitas keterampilan sosial mahasiswa di bawah ini. 62

Tabel 1 Analisis aktivitas keterampilan sosial mahasiswa Persentase Frekuensi Kriteria (%) Prasiklus Siklus I Siklus II Prasiklus Siklus I Siklus II Sangat aktif 3 9 13 10% 30% 43,33% Aktif 5 4 6 16,67% 13,33% 20% Cukup aktif 5 9 6 16,67% 30% 20% Kurang aktif 7 6 5 23,33% 20% 16,67% Sangat kurang aktif 10 2 0 33,33% 6,67% 0 Jumlah 30 30 30 100% 100% 100% Berdasarkan tabel analisis aktivitas keterampilan sosial mahasiswa tersebut diperoleh peningkatan aktivitas keterampilan sosial mahasiswa antara tahap prasiklus, siklus I, dan siklus II. Peningkatan aktivitas keterampilan sosial mahasiswa dapat dilihat pada gambar 3 diagram berikut ini. Aktivitas keterampilan sosial 20 15 10 5 0 SANGAT AKTIF CUKUP KURANG SK AKTIF AKTIF AKTIF AKTIF Prasiklus Siklus I Siklus II Gambar 3 Diagram peningkatan aktivitas keterampilan sosial mahasiswa Hasil belajar pada tahap prasiklus ialah jumlah mahasiswa sangat baik 5 mahasiswa, baik 3 mahasiswa, cukup baik 11 mahasiswa, 7 mahasiswa kurang baik dan 4 mahasiswa sangat kurang baik dengan nilai rata-rata 59,73. Kemudian pada tahap siklus I jumlah mahasiswa sangat baik 8 mahasiswa, baik 7 mahasiswa, cukup baik 5 mahasiswa, dan 10 mahasiswa kurang baik. Rata-rata hasil belajar mahasiswa pada siklus I sebesar 68,37. Selanjutnya pada tahap siklus II jumlah mahasiswa sangat baik 10 mahasiswa, baik 9 mahasiswa, cukup baik 6 mahasiswa dan 5 mahasiswa kurang baik. Rata-rata hasil belajar mahasiswa pada siklus II sebesar 75,9. Jadi dapat disimpulkan bahwa peningkatan rata-rata hasil belajar mahasiswa dari tahap prasiklus ke siklus I sebesar 8,64%, sedangkan peningkatan rata-rata hasil belajar dari tahap siklus I ke siklus II sebesar 7,53%. Analisis hasil belajar mahasiswa dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini 63

Tabel 2 Analisis hasil belajar mahasiswa Kriteria Persentase Frekuensi (%) Prasiklus Siklus I Siklus II Prasiklus Siklus I Siklus II Sangat baik 5 8 10 16,67% 26,67% 33,33% Baik 3 7 9 10% 23,33% 30% Cukup baik 11 5 6 36,67% 16,67% 20% Kurang baik 7 10 5 23,33% 33,33% 16,67% Sangat kurang baik 4 0 0 13,33% 0 0 Jumlah 30 30 30 100 100 100 Berdasarkan tabel analisis hasil belajar mahasiswa tersebut diperoleh peningkatan hasil belajar mahasiswa antara tahap prasiklus, siklus I dan siklus II. Peningkatan hasil belajar mahasiswa dapat dilihat pada gambar diagram 4 di bawah ini. Hasil Wawancara Gambar 4 Diagram peningkatan hasil belajar mahasiswa Hasil wawancara dengan teman sejawat diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran dengan pnerapan penilain teman sejawat dengan menggunakan power point yang diterapkan cukup bagus karena mampu menggugah keaktifan mahasiswa dan melatih mahasiswa berpikir kritis. Pada awal penelitian mahasiswa terlihat ramai dan banyak mahasiswa yang kurang fokus saat pembelajaran berlangsung. Namun, dosen pengampu mata kuliah kajian IPS sd dalam siklus I dan II dengan berbantuan media power point mampu untuk menarik perhatian mahasiswa agar fokus dalam pembelajaran pembelajaran mata kuliah kajian ips sd Pokok bahasan pengaruh budaya luar terhadap masyarakat Indonesia Pembahasan Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan aktivitas keterampilan sosial dan hasil belajar mahasiswa melalui penerapan penilain teman sejawat dengan berbantuan media power point pada pembelajaran mata kuliah kajian ips sd. Hasil dari tindakan pendahuluan digunakan sebagai dasar untuk merancang perangkat pembelajaran yang digunakan pada siklus I dan siklus II. Pembelajaran pembelajaran mata 64

kuliah kajian IPS sd dengan menggunakan penilain teman sejawat ini, diharapkan mahasiswa terlibat aktif dalam menyelesaikan masalah sehingga dapat melatih mahasiswa berpikir kritis. Diskusi kelompok membuat mereka dapat menyampaikan pendapatnya dan bertanya tentang kesulitan dalam memahami materi kepada temannya yang lebih pandai. Selain itu, diakhir pembelajaran mahasiswa dapat menyimpulkan materi dan menulisnya dalam bentuk rangkuman. Langkah pertama dalam pembelajaran pembelajaran mata kuliah kajian IPS sd dengan menerapkan penilain teman sejawat berbantuan media power point pada siklus I adalah dosen menstimulasi mahasiswa dengan mempresentasikan materi menggunakan media power point. Hasil penelitian dan observasi kegiatan pembelajaran siklus I, didapatkan persentase aktivitas keterampilan sosial mahasiswa yang terdiri dari lima aktivitas. Aktivitas keterampilan sosial tertinggi dengan persentase rata-rata 76,67% yaitu melakukan pembelajaran mempresentasikan makalah dengan power point. Pada saat penerapan penilain teman sejawat menggunakan media power point pada kajian ips sd sebagian besar mahasiswa sangat aktif dan antusias dalam melakukan pembelajaran, selama diskusi kelompok berlangsung dan kelompok yang satunya melakukan presentasi maka kelompok yang lain bertugas mengevaluasi temanteman mereka yang berdiskusi dengan menggunakan penilain teman sejawat. Salah satu keunggulan penilain teman sejawat adalah melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan mahasiswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga kepercayaan diri akan tumbuh dengan sendirinya, Aktivitas keterampilan sosial terendah yaitu bertanya atau mengajukan pendapat dengan persentase rata-rata 36,67%. Kebiasaan mahasiswa yang malu dan takut bertanya menyebabkan persentase bertanya atau mengajukan pendapat paling rendah. Hanya mahasiswa yang memiliki kemampuan akademik tinggi yang cenderung aktif dalam bertanya atau mengajukan pendapat. Selain itu, persentase rata-rata mahasiswa mendengarkan penjelasan dosen sebesar 57,78%. Mahasiswa memfokuskan perhatian mereka pada pembelajaran dengan menggunakan power point. Penerapan penilain teman sejawat dengan berbantuan media power point memberikan variasi baru dalam pembelajaran, memresentasikan makalah dengan power point juga sesuai dengan karakteristik mahasiswa yaitu belajar sambil berbuat sehingga mereka memperoleh atau membangun sendiri pengalaman belajarnya melalui pembelajaran dengan power point yang menyenangkan. Aktivitas keterampilan sosial selanjutnya adalah semangat dalam mengikuti pembelajaran dengan persentase 70% dan mengerjakan tugas kelompok dengan persentase 63,33%. Pada saat mahasiswa melakukan pertunjukan power point, terdapat tiga kelompok yang dapat tampil maksimal di depan kelas, tetapi ada dua kelompok yang tampil kurang maksimal dikarenakan mahasiswa kurang kesiapan tetapi penampilan mereka secara keseluruhan sudah cukup bagus. Pada aktivitas keterampilan sosial menyusun kesimpulan dari pertunjukan power point yang dilakukan dosen, sebagian besar masih didominasi oleh ketua kelompok atau karena ketua kelompok memiliki kemampuan akademik tinggi dan termasuk salah satu mahasiswa yang pandai di kelas sehingga anggota memberikan sepenuhnya kepada ketua untuk menyusun hasil kesimpulan. Secara keseluruhan, aktivitas mahasiswa pada siklus I didapat persentase sebesar 60,89%. Apabila disesuaikan dengan kriteria aktivitas mahasiswa, maka persentase 60,89% tergolong kategori cukup aktif. Berdasarkan data hasil analisis terhadap aktivitas keterampilan sosial mahasiswa pada siklus II, diketahui bahwa setiap aktivitas keterampilan sosial mengalami peningkatan dari siklus I. Aktivitas keterampilan sosial mahasiswa pada siklus II yang tertinggi adalah melakukan pembelajaran dengan power point dengan persentase rata-rata 84,44%. Indikator melakukan pembelajaran dengan power point pada siklus II mendapatkan persentase tertinggi karena pada siklus II mahasiswa sudah penuh persiapan melakukan pembelajaran dengan power point. Begitupun dengan aktivitas mendengarkan penjelasan dosen dengan persentase 71,11%, dan mengerjakan tugas kelompok 80%. Berbeda halnya dengan siklus I, pada sikus II semua 65

anggota dalam kelompok mampu memberikan masukan dalam menyusun hasil kesimpulan dari presentasi power point yang dibawakan temannya, sehingga semua anggota bekerjasama dalam menyimpulkan permasalahan. Aktivitas keterampilan sosial terendah masih pada aktivitas bertanya dengan persentase 44,44%. Apabila disesuaikan dengan kriteria aktivitas keterampilan sosial mahasiswa maka persentase 71,1% tergolong kategori aktif. Aktivitas keterampilan sosial mahasiswa secara klasikal menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I, aktivitas mahasiswa secara klasikal berada pada kategori cukup aktif dengan persentase 60,89%. Pada siklus II, aktivitas keterampilan sosial mahasiswa meningkat menjadi 71,1% dengan kategori aktif. Peningkatan aktivitas keterampilan sosial mahasiswa dari siklus I ke siklus II sebesar 10,21%. Berdasarkan data aktivitas keterampilan sosial mahasiswa, dapat diketahui bahwa penerapan penilain teman sejawat dengan berbantuan media power point efektif untuk meningkatkan aktivitas keterampilan sosial mahasiswa, dimana dalam pembelajaran tersebut mahasiswa diberikan kesempatan untuk memberikan nilai pada kompetensi temannya sendiri saat presentasi. membangun pengetahuan yang mengandung permasalahan yang harus dipecahkan mahasiswa. Pada setiap pertemuan, mahasiswa aktif mendengarkan penjelasan dosen, melakukan pembelajaran dengan power point, semangat dalam mengikuti proses pembelajaran dan mengerjakan soal tes yang diberikan dosen. Selain itu, berdasarkan observasi awal sebelum dilakukannya tindakan menunjukkan bahwa hasil belajar mahasiswa masih relatif rendah. Sehingga diperlukan adanya tindakan yang dilakukan dosen dengan menerapkan penilain teman sejawat dengan berbantuan media power point dalam pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Data analisis hasil belajar mahasiswa pada siklus I menunjukkan bahwa persentase hasil belajar mahasiswa meningkat dari sebelum dilakukannya tindakan. Hal ini dapat dilihat dari persentase hasil belajar mahasiswa secara klasikal sebesar 67% dengan nilai rata-rata 68,37%, dari 30 mahasiswa yang mengikuti pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa aktivitas keterampilan sosial dan hasil belajar mahasiswa meningkat. Meski demikian, dosen kembali mempersiapkan siklus II guna memperbaiki kekurangan yang ditemukan pada siklus I, yaitu mahasiswa masih kesulitan dalam menyimpulkan suatu permasalahan, serta masih ada mahasiswa yang belum aktif berdasarkan hasi refleksi siklus I dari data wawancara. Hasil penelitian pada siklus II menunjukkan bahwa persentase peningkatan hasil belajar mahasiswa meningkat dari siklus I ke siklus II. Rata-rata hasil belajar mahasiswa siklus I sebesar 68,37% dan rata-rata hasil belajar mahasiswa siklus II sebesar 75,9%. Peningkatan rata-rata hasil belajar mahasiswa menunjukkan bahwa tingkat pemahaman mahasiswa terhadap materi yang dipelajari semakin bagus. Hal ini dikarenakan pembelajaran yang menerapkan penilain teman sejawat dengan berbantuan power point benar-benar bermakna bagi mahasiswa karena dalam memahami suatu konsep mahasiswa diajak untuk mengalaminya langsung melalui pembelajaran dengan power point yang dilakukan mahasiswa dengan bimbingan dosen. Berdasarkan analisis terhadap tes siklus II, dapat disimpulkan bahwa Penerapan penilain teman sejawat dengan berbantuan power point dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Namun terdapat mahasiswa yang masih mendapatkan skor hasil belajar yang rendah pada siklus II, yaitu sejumlah 5 mahasiswa, hal ini disebabkan mahasiswa mengalami keterlambatan dalam belajar dan kurang berperan aktif dalam melakukan pembelajaran dengan power point sehingga mahasiswa dalam menjawab pertanyaan belum bisa maksimal. Berdasarkan data hasil evaluasi belajar yang diperoleh mahasiswa pada siklus II mengalami peningkatan dan sesuai dengan yang diharapkan. Selisih rata-rata hasil belajar mahasiswa dari siklus I ke siklus II yaitu 7,53. Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa dengan menerapkan penilain teman sejawat dengan berbantuan power point pada pembelajaran pembelajaran mata kuliah 66

pekembangan masyarakat dan budaya aktivitas keterampilan sosial mahasiswa dan hasil belajar mahasiswa meningkat. Jika penerapan metode pembelajaran sesuai dengan karakteristik mahasiswa dan karakteristik materi pembelajaran, maka aktivitas mahasiswa juga akan meningkat. Jika mahasiswa berperan aktif dalam proses pembelajaran maka menunjukkan bahwa mahasiswa tersebut memiliki antusiasme dalam pembelajaran. Hal tersebut juga akan berdampak pada hasil pembelajaran yang juga akan menjadi lebih baik. Penerapan penilain teman sejawat dengan berbantuan media power point pada pembelajaran kajian ips sd terbukti dapat meningkatkan aktivitas keterampilan sosial dan hasil belajar mahasiswa. Temuan Penelitian mulai dari tindakan pendahuluan sampai pelaksanaan siklus II, telah diperoleh beberapa temuan. Beberapa temuan selama penerapan penilain teman sejawat dengan berbantuan power point adalah sebagai berikut: selama pembelajaran pembelajaran mata kuliah kajian IPS sd dengan menggunakan penilain teman sejawat dengan media power point mahasiswa terlihat senang, bersemangat, dan aktif. Hal ini terlihat pada saat mahasiswa dapat menjawab pertanyaan yang diajukan dosen dan kelompok yang presentasi, mendiskusikan masalah dengan kelompoknya, presentasi dan menyimpulkan materi dengan menulis rangkuman. Masih ada beberapa mahasiswa yang tidak memperhatikan temannya ketika mempresentasikan hasil diskusinya. Namun sebagian besar mahasiswa sudah dapat memfokuskan dirinya. Selama kegiatan pembelajaran, kesulitan yang dialami mahasiswa adalah pada mengisi lembar penilain teman sejawat yang digunakan untuk observasi aktivitas keterampilan sosial dari hasil wawancara dengan tiga orang mahasiswa dapat diketahui secara umum mereka menyukai pembelajaran penilain teman sejawat dengan menggunakan power point, berawal dari mereka merasa senang karena dilibatkan dalam proses penilaian dengan memberikan nilai terhadap tampilan temannya selama presentasi dan diskusi tersebut memacu mereka untuk selalu aktif dalam proses pembelajaran, keaktivan tersebut membuat mahasiswa lebih memahami materi yang disampaikan sehingga akan memberi dampak pada hasil belajar siswa. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa penerapan penilain teman sejawat pada mata kulian kajian ips sd dapat meningkatkan aktivitas keterampilan sosial mahasiswa. Peningkatan rata-rata persentase aktivitas keterampilan sosial mahasiswa dari tahap prasiklus ke siklus 1 sebesar 19,78% sedangkan peningkatan rata-rata persentase aktivitas mahasiswa dari tahap siklus I ke siklus sebesar 10,21%. Dengan penerapan penilain teman sejawat dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Peningkatan rata-rata hasil belajar mahasiswa dari tahap prasiklus ke siklus I sebesar 8,64%, sedangkan peningkatan rata-rata hasil belajar dari tahap siklus I ke siklus II sebesar 2, sedangkan dari tahap siklus I ke siklus mengalami peningkatan sebesar 7,53%. Saran yang dapat dikemukakan terutama untuk para pendidik, penilain teman sejawat bisa di jadikan alternatif penilaian dalam proses pembelajaran. Penilain teman sejawat dapat digunakan untuk membantu mahasiswa dalam mengembangkan kemampuan bekerjasama, mengkritisi proses dan hasil belajar orang lain, dengan penilain teman sejawat yang melibatkan mahasiswa dalam proses penilaian, maka obyektifitas dari penilaian terjaga dan membuat mahasiswa merasa puas atas nilai yang diperoleh. Memberikan pemahaman bagi penilai agar tidak terjadi mispemahaman bagi penilai pada penggunaan rubrik penilaian, ketika hendak menggunakan teknik penilaian teman sejawat 67

DAFTAR RUJUKAN Abdulloh, Muchammad. 2012. Media Power point. (serial online). http://aaps10.blogspot. com/2012/10/media-boneka-tangan.html. (21 juli 2014) Ahmadi, Abu. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Anderson, L. W. and Krathwohl, D.R., et al (Eds..) (2001) A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing: A Revision of Bloom s Taxonomy of Educational Objectives. Allyn & Bacon. Boston, MA (Pearson Education Group). Arikunto, Suhardjono, dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Taneo S.P (2010) Bahan Ajar Cetak Kajian IPS SD, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional. Tola, B. 2006. Penilaian diri. Pusat Penilaian Pendidikan Badan penelitian dan Pengembangan. Depdiknas 68