BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Berdasarkan Permendiknas Nomor 22

dokumen-dokumen yang mirip
09. Mata Pelajaran Matematika

09. Mata Pelajaran Matematika

44. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)

51. Mata Pelajaran Matematika Kelompok Teknologi, Kesehatan dan Pertanian untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A.

B. Tujuan Mata pelajaran Matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

48. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar Belakang

50. Mata Pelajaran Matematika Kelompok Akuntansi dan Pertanian untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A.

22. MATEMATIKA SMA/MA (PROGRAM IPA)

BAB I PENDAHULUAN. logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Lebih

ANALISIS PERBANDINGAN SKL UN MATEMATIKA SMA TAHUN 2007 s/d 2012 By Pak Anang ( )

KISI-KISI SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari tahap analysis (analisis), design (perancangan), development

Format 1. ANALISIS STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) Tahun Pelajaran 2012/2013 Tim Matematika SMA Negeri 6 Malang

BAB I PENDAHULUAN. kepada semua jenjang pendidikan mulai tingkat SD, SMP, SMA/SMK, bahkan. menghadapi perkembangan jaman yang semakin maju.

KISI- KISI UJICOBA KOMPETENSI GURU (UKG)

KISI KISI LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROVINSI JAWA TIMUR 2014

I. PENDAHULUAN. mengembangkan daya pikir manusia. Oleh karena itu, dalam Permendiknas tahun

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2015/2016

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM ) MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS X ( 1 ) SEMESTER I

KISI UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN MATEMATIKA

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

MATERI PELAJARAN MATEMATIKA SMA KELAS X BAB I: BENTUK PANGKAT, AKAR, DAN LOGARITMA. 1.1 Pangkat Bulat. A. Pangkat Bulat Positif

KISI-KISI PENULISAN SOAL TRY OUT UJIAN NASIONAL MATEMATIKA IPA SANGGAR 07 TAHUN 2014/2015

Kata Pengantar. Terima kasih atas kesediaan Bapak atau Ibu guru yang menggunakan buku Matematika Aplikasi SMA Kelas X XII. Hormat kami, Tim Penyusun

SILABUS. Menyimak pemahaman tentang bentuk pangkat, akar dan logaritma beserta keterkaitannya

F/751/WKS1/ SMK NEGERI 2 WONOGIRI KISI-KISI PEMBUATAN SOAL UJIAN SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012

LAMPIRAN A Data Hasil Tahap Analysis dan Design

SILABUS. Menyimak pemahaman tentang bentuk pangkat, akar dan logaritma beserta keterkaitannya. Mendefinisikan bentuk pangkat, akar dan logaritma.

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran matematika wajib diberikan kepada semua peserta didik mulai

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN MATEMATIKA

BIDANG MATEMATIKA TEKNOLOGI DAN MATEMATIKA NON-TEKNOLOGI

SILABUS. Menyimak pemahaman tentang bentuk pangkat, akar dan logaritma beserta keterkaitannya. Mendefinisikan bentuk pangkat, akar dan logaritma.

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DKI JAKARTA MATA PELAJARAN : MATEMATIKA

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

Kompetensi Guru Mata Pelajaran. a b c d e f 1 Kompetensi Pedagogik. 1.1 Memahami

KISI PLPG 2013 MATA PELAJARAN MATEMATIKA

DURASI PEMELAJARAN KURIKULUM SMK EDISI 2004

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa. Peningkatan mutu pendidikan berarti pula peningkatan

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

PEMETAAN KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA WAJIB SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN

KISI-KISI SOAL UJIAN SEKOLAH SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

GAMBARAN UMUM SMA/MA. Hak Cipta pada Pusat Penilaian Pendidikan BALITBANG DEPDIKNAS 1

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

43. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B)

42. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB A)

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan disiplin ilmu yang diaplikasikan di berbagai

Kisi Kisi Matematika SMA

PREDIKSI UN 2015 MATEMATIKA IPA Soal D:

KARTU SOAL UJIAN NASIONAL MADRASAH ALIYAH NEGERI PANGKALPINANG

09. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN. membangun peradaban manusia di era modern seperti saat ini. Pada hakikatnya. mengalami perubahan (Wayan Somayasa, 2013: 2).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu ilmu yang berkembang seiring

C O N T O H S I L A B U S

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

KISI - KISI SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2010/2011

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan kemampuan untuk memperoleh informasi, memilih informasi dan

S I L A B U S MATA PELAJARAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang dinilai

KISI-KISI LOGIC WAR. SK KD Indikator. Menentukan nilai kebenaran dari suatu pernyataan majemuk dan pernyataan berkuantor

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMK... Mata Pelajaran : Matematika Kelas : XI Program Keahlian : Akuntansi dan Penjualan

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu

DESKRIPSI PEMELAJARAN

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

SILABUS KEGIATAN PEMBELAJARAN

GENTA GROUP in PLAY STORE

1untuk Kelas X SMA dan MA

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya

PENGEMBANGAN SILABUS TAHUN PELAJARAN 2012/2013

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dinamis yang senantiasa. dari kemajuan ilmu dan teknologi yang menuntut lembaga-lembaga untuk

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

KTSP Perangkat Pembelajaran SMP/MTs, KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Mapel Matematika kls VII s/d IX. 1-2

DURASI PEMELAJARAN KURIKULUM SMK EDISI 2004

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang dihadapi. Dalam proses pembelajaran, guru maupun siswa juga

SILABUS SMA/MA. Sumber Belajar. Alokasi Waktu

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. muncul karena ia membutuhkan sesuatu dari apa yang dipelajarinya. Motivasi

KISI KISI UKA MATEMATIKA. SI/SK Kompetensi Guru Mapel KD Indikator

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SILABUS ALOKASI WAKTU T M P S P D SUMBER BELAJAR MATERI PEMBELAJARAN KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MODEL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

SILABUS MATA PELAJARAN MATEMATIKA

JIME, Vol. 4. No. 1 ISSN April 2018 Penguasaan Materi Matematika SMU Mahasiswa Semester 1 Program Studi Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Helen Martanilova, 2014

BAB II KAJIAN TEORI. A. Karakteristik Pembelajaran Matematika SD / MI. 1. Ciri-Ciri Pembelajaran Matematika SD / MI. 7

KISI-KISI UN MATEMATIKA SMK 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan ayat sebagai berikut: 1

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6

Silabus. Kegiatan Pembelajaran Instrumen

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Motivasi belajar matematika berkurang. Minat belajar merupakan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan mata pelajaran yang diberikan mulai dari tingkat pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Berdasarkan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi, matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern. Matematika mendasari dan memiliki peran penting dalam disiplin ilmu lainnya seperti fisika, kimia, biologi, akuntansi, geografi, dan sebagainya. Dalam kehidupan sehari-hari matematika juga sering digunakan dalam hal perdagangan, industri, pembangunan, kependudukan, dan sebagainya. Matematika yang digunakan juga beragam mulai dari perhitungan atau konsep matematika sederhana sampai dengan konsep-konsep matematika tingkat tinggi. Selain itu, matematika mempunyai peran penting dalam mengembangkan daya pikir manusia. Menurut Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi, matematika perlu diberikan kepada semua siswa dari sekolah dasar sampai tingkat universitas untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Pentingnya peran matematika menyebabkan adanya usaha dalam mewujudkan pembelajaran matematika yang bermakna bagi siswa agar tujuan dari pembelajaran matematika dapat tercapai. Salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan 1

masalah (BSNP, 2006: 146). Oleh karena itu, dalam pembelajaran matematika penting bagi siswa untuk memahami manfaat dan penerapan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, untuk mencapai tujuan tersebut dalam pembelajaran matematika siswa harus diberi kesempatan untuk mengkonstruksi dan menemukan konsep matematika secara mandiri. Pembelajaran merupakan proses interaksi antara siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (BSNP, 2007:6). Oleh karena itu proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar tujuan tersebut dapat tercapai secara efektif dan efisien. Berdasarkan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang standar proses, setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Salah satu komponen yang terdapat dalam RPP adalah sumber belajar. Sumber belajar adalah segala sesuatu yang sengaja dikembangkan atau dapat dimanfaatkan untuk memberikan pengalaman atau praktik yang memungkinkan terjadinya proses belajar yang berupa narasumber, buku, media non-buku, dan lingkungan (BSNP, 2007: 25). Salah satu sumber belajar yang dapat dikembangkan oleh guru adalah berupa lembar kegiatan siswa. Berdasarkan kajian dari perangkat pembelajaran matematika yang dikembangkan oleh guru di SMA N 1 Cangkringan, Sleman menunjukkan bahwa 2

guru telah mengembangkan perangkat pembelajaran dengan baik. Akan tetapi pendekatan pembelajaran yang spesifik belum digunakan dalam mengembangkan perangkat pembelajaran. Pengembangan RPP mengacu pada metode pembelajaran berupa tanya jawab, diskusi, dan penugasan. Dalam RPP yang dikembangkan oleh guru pada kegiatan inti siswa diarahkan untuk berdiskusi kelompok, presentasi dan diberikan soal latihan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari. Kegiatan dalam RPP belum mengarahkan siswa untuk mengkonstrusi dan menemukan pengetahuannya secara mandiri. Dalam RPP yang dikembangkan oleh guru, sumber belajar yang digunakan adalah LKS. LKS yang dikembangkan isinya berupa ringkasan materi dan soal latihan. Konsep-konsep matematika dalam LKS disajikan secara langsung dan belum memfasilitasi siswa untuk menemukan konsep secara mandiri. Soal latihannya juga belum dikaitkan dengan konteks kehidupan nyata. Hal tersebut menyebabkan siswa mengalami kesulitan untuk mengaplikasikan konsep yang mereka pelajari ke dalam permasalahan kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil penelitian, Dewey (M. Hosnan, 2014: 267) menyimpulkan bahwa siswa dapat belajar dengan baik jika apa yang dipelajari terkait dengan kegiatan atau peristiwa yang terjadi di lingkungannya. Pembelajaran matematika yang dikaitkan dengan permasalahan yang berada di lingkungan sekitar siswa dapat menumbuhkan minat siswa dalam mempelajari matematika. Hal ini dikarenakan siswa memahami atau mengetahui bahwa materi atau konsep yang mereka pelajari dapat bermanfaat bagi kehidupan mereka sehari-hari. Oleh karena itu pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah 3

yang sesuai dengan situasi (contextual problem). Konsep matematika yang dihubungkan dengan permasalahan nyata yang berada di lingkungan siswa dapat mendorong siswa untuk menghubungkan antara pengetahuan matematika yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Ditjen Dikdasmen (2003: 10-19) pembelajaran dengan pendekatan kontekstual akan membantu siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya (constructivism), mendorong siswa untuk bertanya (questioning), memfasilitasi siswa untuk menemukan konsep secara mandiri (inquiry), menciptakan masyarakat belajar melalui diskusi kelompok (learning community), menghadirkan model dalam pembelajaran (modelling), melakukan penilaian sebenarnya (authentic assessment), dan membiasakan siswa untuk melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan (reflection). Pendekatan kontekstual tidak hanya membantu siswa untuk dapat mengaitkan materi yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari, tetapi juga membantu siswa untuk mengkonstruksi dan menemukan suatu konsep secara mandiri dalam kelompok-kelompok diskusi. Selain itu, berdasarkan hasil penelitian pengembangan yang dilakukan oleh Venti Indiani (2015: 112) perangkat pembelajaran yang dikembangkan dengan pendekatan kontekstual pada materi barisan dan deret dinilai praktis dan efektif penggunaannya dalam kegiatan pembelajaran. Logika merupakan salah satu dari dua unsur pokok dari landasan matematika yang tidak hanya berfungsi sebagai penopang atau penyokong matematika tetapi juga diperlukan untuk membangun dan mengembangkan matematika itu sendiri 4

(Frans Susilo, 2012: 1). Materi logika matematika merupakan salah satu materi yang dapat memberikan bekal kemampuan berpikir logis dan penalaran kepada siswa. Menurut Abdul Halim Fathani (2012: 167) fungsi dan kegunaan mempelajari logika adalah: (1) Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus, tetap, tertib, metodis, dan koheren, (2) Meningkatkan kemampuan berpikir serta abstrak, cermat, dan objektif, (3) Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri, (4) Meningkatkan kemampuan untuk berpikir secara sistematis (5) Menghindari kesalahan dalam berpikir (6) Meningkatkan kemampuan dalam melakukan analisis terhadap suatu kejadian. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi menyatakan bahwa salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh perserta didik adalah kemampuan untuk berpikir logis. Oleh karena itu, materi logika matematika merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa SMA, khususnya siswa SMA Negeri 1 Cangkringan, Sleman. Berdasarkan data yang dirilis kemendikbud untuk tahun 2015 persentase penguasaan atau daya serap materi soal matematika Ujian Nasional siswa SMA Negeri 1 Cangkringan, Sleman untuk jurusan IPA dan IPS ditunjukkan pada Tabel 1 dan Tabel 2 berikut (BSNP, 2015). 5

Tabel 1. Daya Serap Siswa SMA Negeri 1 Cangkringan Sleman Jurusan IPA Persentase daya No Kemampuan yang diuji serap (%) Sekolah Kab. 1 Menentukan kedudukan, jarak, dan besar sudut yang melibatkan titik, garis, dan bidang, dalam ruang. 29.27 24.53 2 Menggunakan perbandingan, fungsi, persamaan, identitas dan rumus trigonometri dalam pemecahan masalah. 34.15 42.94 3 Memahami konsep limit, turunan dan integral dari fungsi aljabar dan fungsi trigonometri, serta mampu 40.65 43.54 menerapkannya dalam pemecahan masalah. 4 Mengolah, menyajikan dan menafsirkan data, serta mampu memahami kaidah pencacahan, permutasi, kombinasi, peluang kejadian dan mampu menerapkannya dalam pemecahan masalah. 42.28 45.94 5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan aturan pangkat, akar dan logaritma, fungsi aljabar sederhana, fungsi kuadrat, fungsi eksponen dan grafiknya, fungsi 52.61 54.57 komposisi dan fungsi invers, sistem persamaan linear, persamaan dan pertidaksamaan kuadrat 6 Menggunakan logika matematika dalam pemecahan masalah 57.32 59.80 Tabel 2. Daya Serap Siswa SMA Negeri 1 Cangkringan Sleman Jurusan IPS Persentase daya No Kemampuan yang diuji serap (%) Sekolah Kab. 1 Menggunakan logika matematika dalam pemecahan masalah 36.36 45.22 2 Mengolah, menyajikan, dan menafsirkan data dan memahami kaidah pencacahan, permutasi, kombinasi dan peluang kejadian serta mampu menerapkannya dalam 41.27 46.77 pemecahan masalah. 3 Memahami limit fungsi aljabar, turunan fungsi, nilai ekstrim, dan integral fungsi serta menerapkannya dalam 42.73 51.73 pemecahan masalah. 4 Memahami konsep yang berkaitan dengan aturan pangkat, akar dan logaritma, fungsi aljabar sederhana, fungsi kuadrat dan grafiknya, persamaan dan pertidaksamaan kuadrat, komposisi dan invers fungsi, 43.07 54.29 sistem persamaan linear, program linear, matriks, barisan dan deret, serta mampu menggunakannya dalam pemecahan masalah. 6

Persentase daya serap siswa terhadap materi logika untuk jurusan IPA tinggi jika dibandingkan dengan materi lainnya. Sedangkan persentase daya serap terhadap materi logika untuk jurusan IPS rendah dibandingkan dengan materi lainnya. Meskipun demikian persentase daya serap materi logika di SMA Negeri 1 Cangkringan, Sleman lebih rendah dibandingkan persentase daya serap materi logika di Kabupaten Sleman. Oleh karena itu, logika harus dipahami secara bermakna oleh siswa untuk meningkatkan penguasaan terhadap materi logika, meningkatkan kemampuan berpikir logis, dan mengaplikasikannya dalam memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Materi logika matematika mencakup materi pokok pernyataan tunggal dan majemuk serta negasinya; tautologi dan ekuivalensi; konvers, invers, dan kontraposisi dari suatu implikasi; pernyataan berkuantor; dan penarikan kesimpulan meliputi modus tolens, modus ponens, dan silogisme. Oleh karena itu, peneliti memandang perlu adanya pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan kontekstual pada materi Logika untuk mendukung dan mempermudah siswa dalam memahami materi logika khususnya untuk siswa SMA Kelas X. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diidentifikasikan masalah berikut. 1. Matematika khususnya pada pokok bahasan logika yang memiliki peran penting dalam kehidupan nyata, tetapi dalam pembelajarannya masih belum bermakna. 7

2. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan belum mendorong minat dan motivasi siswa dalam mempelajari matematika. 3. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan oleh guru belum mengarahkan siswa untuk mengkonstruksi dan menemukan konsep secara mandiri. 4. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan oleh guru belum mengaitkan materi yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan pada uraian di atas penelitian ini dibatasi pada pengembangan perangkat pembelajaran yang berupa RPP dan LKS dengan pendekatan kontekstual pada materi logika untuk siswa SMA kelas X dengan kriteria valid, praktis, dan efektif. D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut. 1. Bagaimana pengembangan perangkat pembelajaran matematika berbasis pendekatan kontekstual pada materi logika untuk SMA kelas X? 2. Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran matematika berbasis pendekatan kontekstual pada materi logika untuk SMA Kelas X ditinjau dari aspek kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan? 8

E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan pengembangan perangkat pembelajaran matematika berbasis pendekatan kontekstual pada materi logika untuk SMA kelas X? 2. Mendeskripsikan kualitas perangkat pembelajaran matematika berbasis pendekatan kontekstual pada materi logika untuk SMA Kelas X ditinjau dari aspek kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan. F. Manfaat Hasil Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut. 1. Bagi Guru Perangkat pembelajaran yang dikembangkan diharapkan dapat membantu guru dalam pembelajaran matematika materi logika serta dapat digunakan sebagai salah satu referensi guru untuk mengembangkan perangkat pembelajaran pada materi yang lainnya. 2. Bagi Siswa Perangkat pembelajaran yang dikembangkan diharapkan dapat memfasilitasi siswa dalam belajar logika secara bermakna melalui penyajian masalah-masalah kontekstual. 3. Bagi peneliti Hasil pengembangan perangkat pembelajaran diharapkan mampu memperkaya pengalaman dan meningkatkan kemampuan peneliti dalam bidang penelitian. 9