BAB 5 ANALISIS HASIL PENELITIAN 5.1. Karakteristik Responden Pengumpulan data dilakukan pada 13 karyawan bagian produksi, di PT Indo C. Data yang diperoleh menunjukkan adanya karakteristik responden sebagai berikut : Tabel 5. 1. Karakteristik Responden PT Indo C, Bulan Juli 4 No 1 Jenis Kelamin 2 Usia 3 Pendidikan 4 Status 5 Jumlah Anak 6 Pengalaman kerja 5.2. Analisis Hasil Penelitian Karakteristik 5.2.1. Uji Validitas dan Reliabilitas Jumlah % Responden Wanita 84 64.62 Pria 46 35.38 25 tahun < 47 36.15 25-3 tahun 83 63.85 SMU/STM 96 73.85 D1 8 6.15 D3 26 Lajang 14 Menikah 26-2 anak 113 86.92 > 2 anak 17 13.8-6 bulan 22 16.92 6-12 bulan 69 53.8 > 12 bulan 39 3 Langkah awal untuk menguji kebenaran hipotesis adalah menguji validitas dan reliabilitas alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian, dalam hal ini adalah kuesioner-kuesioner. Dalam penelitian ini, uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada seluruh variabel, yakni komitmen organisasi, job insecurity dan intensi turnover. 66
a. Uji validitas. Uji validitas digunakan untuk menguji sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Syarat yang harus dipenuhi adalah : i. Korelasinya harus positif. ii. Nilai r (koofisien korelasi) hitung harus lebih besar atau sama dengan r tabel. iii. Nilai p.5 ( taraf signifikansi 5%). Berdasarkan hasil survai pendahuluan diperoleh 3 responden yaitu karyawan bagian produksi. Selanjutnya dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada alat ukurnya (kuesioner) dengan total pertanyaan untuk variabel Intensi Turnover(Y), Komitmen organisasi (X1) dan Job insecurity (X2) sebanyak 74 pertanyaan. Hasil uji validitas yang dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi product moment, maka didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 5.2. Uji validitas item Kuesioner. Variabel Jumlah Butir Jumlah butir gugur No Butir Gugur Y 24 butir 9 butir 56, 58, 61, 62, 66, 67, 69, 73, 74 X1 3 Butir 9 butir 2, 8, 9, 11, 14, 15, 17, 18, 19 X2 Butir 8 Butir 31, 34, 38, 39,, 42, 46, 47 Hasil perhitungan uji validitas didapatkan ada beberapa atribut pertanyaan yang nilainya kurang dari nilai korelasi pearson (r) pada =.5, sebesar r =,367 sehingga atribut-atribut tersebut tidak dipakai lagi dari kuesioner tersebut karena tidak dapat mengukur aspek yang sama. Setelah 24 atribut tersebut dihilangkan kemudian dihitung nilai reliabilitasnya dan dengan metode belah dua dan didapatkan hasil nilai R =,97 artinya 97% kusioner tersebut cukup handal untuk mengukur aspek yang sama. 67
5.2.2. Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif dilakukan untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan identitas.berdasarkan hasil analisis tersebut apabila dibuat tabulasi silang antara setiap karakteristik responden dengan keinginannya keluar atau intensi turnovernya dapat digambarkan sebagai berikut : a. Berdasarkan Jenis Kelamin 1 1 1 6 13 84 46 49 5 31 35 15 Pria Wanita Jenis Kelamin Karyawan Intensi Bertahan Grafik 5.1. Perbandingan Jumlah karyawan dengan Intensi turnover Berdasar Jenis Kelamin di PT IndoC Juli 4 Data penelitian menunjukkan bahwa tingkat intensi turnover dari keseluruhan karyawan di PT Indo C adalah sangat besar, yakni orang atau 61.54% dari keseluruhan responden. Secara implisit hal ini menunjukkan bahwa ada beberapa hal yang menjadi penyebab intensi untuk keluar dari pekerjaan lebih tinggi dibanding intensi untuk bertahan. Faktor-faktor yang mendasari munculnya keinginan keluar dari pekerjaan perlu diperhatikan oleh perusahaan, agar karyawan yang melakukan turnover bisa diminimalisir. 68
b. Berdasarkan Usia 1 13 1 1 6 29 18 47 51 32 83 5 Intensi bertahan < 25 tahun 25-3 tahun Lama Bekerja Grafik 5.2. Perbandingan Jumlah karyawan dengan intensi turnover berdasar Usia di PT Indo C Juli 4 Data dari grafik 5.2 menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan yang bekerja di bagian produksi berusia antara 25-3 tahun yakni sebanyak 51 orang atau 39.23% dari keseluruhan karyawan. c. Berdasarkan Jenjang Pendidikan 1 1 1 6 13 96 56 5 26 17 7 8 9 1 SMU D1 D3 Jenjang Pendidikan Intensi Bertahan Grafik 5.3. Perbandingan Jumlah karyawan dengan Intensi turnover berdasar Jenjang Pendidikan di PT Indo C Juli 4 69
Jumlah karyawan yang berpendidikan SMU / STM di PT Indo C pada bagian produksi adalah 96 orang atau 73.85% dari keseluruhan karyawan. Jumlah karyawan yang memiliki intensi keluar dengan jenjang pendidikan SMU/STM adalah sebanyak 56 orang atau 43.8%. d. Berdasarkan Status Pernikahan 1 1 1 6 13 14 66 5 38 26 14 12 Menikah Lajang Intensi Bertahan Status Pernikahan Grafik 5.4. Perbandingan dengan Intensi turnover berdasar Status Pernikahan di PT Indo C, Juli 4 Sebagian besar karyawan yang bekerja di bagian produksi adalah masih berstatus lajang, yakni 14 orang atau % dari keseluruhan responden. Jumlah karyawan dengan status lajang tersebut nampaknya hampir separuh lebih yakni sebanyak 66 orang atau 5.77% menginginkan atau memiliki intensi untuk keluar dari pekerjaannya.jumlah karyawan yang telah menikah adalah 26 orang, namun jumlah yang memiliki intensi untuk keluar dari pekerjaan lebih banyak dibanding yang memiliki intensi untuk tetap bertahan di. Nampaknya di PT Indo C faktor status pernikahan tidak terlalu berperan terhadap keputusan untuk keluar atau bertahan di pekerjaan. 7
e. Berdasarkan Jumlah Anak 1 1 1 6 13 113 72 5 41 17 8 9-2 anak > 2 anak Jumlah Anak Intensi Bertahan Grafik 5.5. Perbandingan Jumlah karyawan dengan Intensi turnover berdasar Jumlah Anak di PT Indo C Juli 4 Jika sebagian besar dari karyawan adalah berstatus lajang, maka bisa dilihat di grafik bahwa karyawan yang memiliki intensi keluar adalah karyawan yang belum memiliki anak, atau jumlah anak tidak lebih dari 2 orang. Hal ini wajar karena memang sebagian responden masih berstatus lajang. f. Lama Bekerja 1 1 1 6 15 7 22 69 39 3 39 26 13 13 5 Intensi keluar Intensi bertahan -6 Bulan 6-12 Bulan > 12 Bulan Lama Bekerja Grafik 5.6. Perbandinagn dengan Intensi Turnover berdasar Lama Bekerja di PT Indo C, Juli 4 71
Nampak dari berbagai grafik diatas gambaran atau deskripsi dari responden adalah orang atau 61,54% responden mempunyai keinginan untuk keluar dari pekerjaan.. Jika dilihat dari grafik jumlah karyawan yang ingin keluar dari pekerjaan adalah 51 orang atau 39,23% berusia 25-3 tahun. Jumlah terbesar yakni 56 orang atau 43,8% berlatar belakang pendidikan berpendidikan SMU. Status responden yang lajang dan memiliki intensi keluar sebanyak 66 orang atau 5,77%. Apabila keinginan untuk keluar atau intensi turnover dihubungkan dengan besarnya komitmen organisasi serta job insecurity dari karyawan, maka dapat dilihat di grafik sebagai berikut : 1 1 1 6 13 73 56 54 5 33 17 21 3 3 KO Rendah KO Sedang KO Tinggi Tingkat Komitmen Intensi Bertahan Grafik 5.7. Perbandingan dengan Intensi Turnover berdasar Tingkat Komitmen Organisasi di PT Indo C Juli 4 Berdasarkan tabulasi silang antara intensi turnover dan komitmen organisasi, diketahui bahwa responden yang memiliki keinginan terbesar untuk keluar dari pekerjaannya adalah karyawan yang memiliki komitmen pada tingkat sedang, yakni sebanyak 56 karyawan 43.8% dari total responden. 72
1 1 1 6 13 73 53 57 5 27 3 JI Tinggi JI Rendah Intensi Bertahan Tingkat Job Insecurity Grafik. 5.8. Perbandingan dengan Intensi Turnover berdasar Level Job insecurity di PT Indo C, Juli 4 Apabila keinginan keluar ditabulasikan dengan job insecurity ternyata 53 orang atau,77% karyawan yang mempunyai intensi keluar berasal dari karyawan dengan job insecurity tidak aman (terancam), dan hanya 27 orang atau,77% yang merasa aman. Besarnya jumlah responden yang tidak aman mengindikasikan bahwa Job insecurity di perusahaan tersebut rendah, dimana tidak adanya jaminan kelangsungan masa kerja karyawan. 5.2.3. Hasil Analisis Regresi Logistik Analisis Regresi Logistik digunakan untuk menentukan pola antara variabel Intensi Turnover (IT) sebagai variabel response (Y) dengan variabel Komitmen Organisasi (KO) sebagai varibel independen X1 dan variabel Job insecurity (JI) sebagai variabel independen X2. Untuk penyebutan selanjutnya, komitmen organisasi adalah KO, job insecurity adalah KI dan intensi turnover adalah IT 73
Variabel yang diregresikan adalah adalah variabel komitmen organisasi dan variabel job insecurity, sedangkan variabel responnya adalah intensi keluar dan intensi bertahan, dengan mengkategorikan data seperti telah dijelaskan sebelumnya. Sebelum melihat pola hubungan, yang perlu dilakukan adalah melihat tingkat intensi karyawan, dengan menggunakan analisi regresi logistik. Dari hasil analisis data diketahui bahwa 61,54% responden mempunyai intensi keluar, 38,46% mempunyai intensi bertahan, dengan demikian dapat dikatakan sebagian besar karyawan berkeinginan besar untuk keluar dari perusahaan tersebut. Untuk mengetahui pola hubungan antara intensi turnover, komitmen organisasi, dan job insecurity dilakukan analisis Regresi Logistik dan didapatkan hasil seperti pada tabel 5.3. Tabel 5.3. Hasil Analisis Regresi Logistik Odds 95% CI Predictor Coef SE Coef Z P Ratio Lower Upper Constant -5.861 1.4297-4.88. Kox1 1.67934.39619 4.24. 5.36 2.47 11.65 Jix2 2 1.1515.8696 2.7.7 3.2 1.36 6.73 Log-Likelihood = -72.81 Test that all slopes are zero: G = 29.71, DF = 2, P-Value =. Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat untuk uji secara parsial yang bertujuan variabel mana saja yang masuk kedalam model berdasarkan nilai P-value (nilai yang dibandingkan dengan nilai =.5, apabila kurang dari maka koefisien tersebut signifikan atau tidak ada bukti kalau koefisien tersebut sama dengan nol), koefisien untuk nilai konstan, X1 (Kox1), dan X2 (Jix2 (2) ) secara signifikan tidak sama dengan nol karena nilai P-valuenya kurang dari nilai =,5. Bisa disimpulkan 74
bahwa variabel KO dan JI (untuk level tidak aman) berpengaruh terhadap variabel IT. Artinya intensi turnover dari karyawan dipengaruhi oleh komitmen organisasinya dan job insecuritynya pada level tidak aman. Nilai koefisien komitmen organisasi yang positif (1,68) mengindikasikan adanya pengaruh yang searah antara komitmen organisasi dan intensi turnover. Artinya adalah kenaikan nilai komitmen organisasi akan menaikkan level intensi turnover, dari level ingin keluar menuju level intensi bertahan dengan syarat nilai job insecurity adalah konstan. Besarnya kenaikan tersebut dapat dilihat pada nilai odds rationya (5.36). Nilai ini mengandung arti bahwa apabila nilai komitmen organisasi naik 5.36 kali, maka intensi turnovernya akan naik 5.36 kali juga. Jika komitmen organisasi dari karyawan mengalami kenaikan sebanyak 5.36 kali, maka kecenderungan karyawan tersebut untuk bertahan di organisasi akan naik 5.36 kali juga. Nilai koefisien pada variabel JI dengan level tidak aman menunjukkan nilai positif (1,1), mengindikasikan adanya pengaruh yang searah antara JI dan IT. Artinya adalah kenaikan nilai job insecurity akan menaikkan level intensi turnovernya. Besar kenaikan tersebut dapat dilihat pada nilai odds rationya (3.2), yang artinya adalah apabila nilai JI pada level tidak aman naik 3.2 kali, maka intensi turnover akan naik 3.2 kali juga. Seorang karyawan yang merasakan job insecurity pada level tidak aman, akan memiliki kecenderungan sebesar 3.2 kali untuk keluar dari pekerjaannya 75
Dapat disimpulkan bahwa pengaruh terbesar seorang karyawan memutuskan untuk berniat keluar lebih banyak dipengaruhi oleh komitmen organisasinya yang rendah dan baru kemudian karena perasaan ketidakamanan atas status pekerjaannya. Uji statistik secara individual tersebut didukung oleh uji secara serentak dengan memperhatikan nilai G pada uji log likelihoodnya, Log likelihood menggambarkan uji statistik untuk hipotesis nol bahwa semua koefisien = dengan hipotesis alternative semua koefisien tidak sama dengan nol. G = 29,71 dengan P- value =, mengindikasikan bahwa ada kecukupan bukti sekurang-kurangnya satu koefisien tidak sama dengan nol. Untuk melihat apakah model yang terbentuk sesuai apa tidak dengan kecukupan datanya, ternyata dengan menggunakan berbagai metode pada Tabel 5.4, nilai P-valuenya semua diatas nilai =,5, artinya tidak ada cukup bukti bahwa model tidak sesuai dengan kecukupan datanya. Tabel 5.4. Uji Kesesuaian Model Goodness-of-Fit Tests Method Chi-Square DF P Pearson.96625 3.9 Deviance 1.1761 3.759 Hosmer-Lemeshow.64493 2.724 Brown: General Alternative.76567 2.682 Symmetric Alternative.8884 1.766 76
Pada Tabel 5.5 dapat dilihat nilai diskordan dan konkordan yang dihitung dengan membandingkan observasi dengan nilai response yang berbeda. Pada penelitian ini terdapat 13 responden dengan 5 mempunyai IT kecil dan mempunyai IT besar, menghasilkan 5* = pasang dengan nilai respon yang berbeda-beda. Tabel 5.5. Hasil diskordan dan konkordan Pairs Number Percent Summary Measures Concordant 2646 66.2 Somers' D.52 Discordant 581 14.5 Goodman-Kruskal Gamma.64 Ties 773 19.3 Kendall's Tau-a.25 1. Berdasarkan model suatu pasangan dinamakan konkordan bila seorang individu mempunyai IT kecil dengan kemungkinan tinggi ber IT kecil dan diskordan adalah sebaliknya, pada kasus ini 66,2% adalah konkordan dan 14,5% diskordan, dan nilai ini dapat digunakan untuk meramalkan, contohnya membandingkan nilai Y dugaan dengan himpunan yang berbeda, artinya atribut-atribut untuk mengukur IT karyawan dapat dipergunakan untuk sampel lain (dapat dilihat pada nilai Sommers and Goodman yang mendekati 1). 77
78