BAB V PENUTUP. Skripsi ini meneliti mengenai peran Aceh Monitoring Mission (AMM)

dokumen-dokumen yang mirip
Nota Kesepahaman. antara Pemerintah Republik Indonesia Dan. Gerakan Aceh Merdeka

Nota Kesepahaman. antara. Pemerintah Republik Indonesia. dan. Gerakan Aceh Merdeka

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Mei 2006 Bank Dunia/DSF

TERBENTUKNYA GAM DAN RMS SEBAGAI BUKTI LEMAHNYA PENERAPAN PANCASILA

BAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN SEPARATISME

RUU ACEH PRESENT UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi dalam ruang lingkup internal maupun eksternal. Indonesia merupakan salah satu

SAMBUTAN MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BAPPENAS

MENGHADIRKAN KOMISI KEBENARAN DI ACEH: SEBUAH TANTANGAN INDONESIA UNTUK BERPIHAK PADA KEBENARAN DAN KEADILAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Dari daerah paling barat Indonesia inilah pertama kali denyut dukungan

2016, No Tahun 2004 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4439); 4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementeria

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 28 Februari 2006 World Bank/DSF

BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang Masalah

negara-negara di Afrika Barat memiliki pemerintahan yang lemah karena mereka sebenarnya tidak memiliki kesiapan politik, sosial, dan ekonomi untuk

BAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN SEPARATISME

PROYEK TINDAK LANJUT PROSES PERDAMAIAN ACEH

-1- RANCANGAN QANUN ACEH NOMOR TAHUN 2015 TENTANG BADAN REINTEGRASI ACEH

I. PENDAHULUAN. pemerintah negara indonesia yang melindungi segenap bangsa indonesia dan

UNIVERSITAS INDONESIA IMPLEMENTASI NOTA KESEPAHAMAN (MOU) HELSINKI DI PROVINSI NANGROE ACEH DARUSSALAM TAHUN 2005 SAMPAI 2008 TESIS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

MEMORANDUM OF UNDERSTANDING

BAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN SEPARATISME

BAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN SEPARATISME

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Maret 2006 World Bank/DSF

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Acheh Sumatra National Liberation Front

BAB IV PEMODELAN DAN REKOMENDASI PENYELESAIAN KONFLIK PAPUA. 4.1 Pemodelan Konflik Papua (Matrik Payoff Konflik)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 Juni 31Juli 2006

II. PEMUSNAHAN SENJATA DAN

2 2. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara

BAB IV HASIL PENELITIAN

Daftar isi. Kata Pengantar... i Pengantar Editor... iii Daftar Isi... ix

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 st 31 st Januari 2006 World Bank/DSF

BAB I PENDAHULUAN. PBB adalah organisasi internasional yang didirikan pada tahun Saat

BAB I PENDAHULUAN. 1 Tuhana Andrianto, Mengapa Papua Bergolak, (Yogyakarta: Gama Global Media, 2001), Hlm

BAB I PENDAHULUAN. Pasukan Perdamaian PBB, atau yang dikenal sebagai pasukan peacekeeping,

MENEGAKKAN KEDAULATAN INDONESIA SEBAGAI NEGARA KEPULAUAN MENUJU NEGARA MARITIM YANG BERMARTABAT (KOMISI KEAMANAN) (Forum Rektor Indonesia 2015)

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Januari 2007 World Bank/DSF

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai tinjauan pustaka dalam penelitian ini. Tulisan ilmiah tersebut dapat

Perempuan dalam Konflik Aceh

-1- QANUN ACEH NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG BADAN REINTEGRASI ACEH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG

Laporan Pemantauan Konflik di Aceh 1 31 Oktober 2006 World Bank/DSF

PERANAN ACEH MONITORING MISSION DALAM UPAYA PEACE BUILDING DI ACEH TAHUN Oleh: Citra Dea Gemala NIM

BAB III STRATEGI UNISFA DALAM PENYELESAIAN KONFLIK ABYEI. 2011, Perserikatan Bangsa Bangsa membentuk United Interim Securtiy for Abyei (UNISFA)

BAB 2 SEJARAH BERDIRINYA GAM HINGGA MENJADI PARTAI ACEH

Workshop & Pelatihan Advokasi Reformasi Sektor Keamanan untuk Ahli Sipil

yang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan

Society ISSN :

BAB V PENUTUP Kesimpulan

digunakan untuk mengenyampingkan dan atau mengabaikan hak-hak asasi lainnya yang harus dipenuhi negara, sebagaimana ketentuan hukum

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah peradaban Aceh begitu panjang, penuh liku dan timbul tenggelam.

Komunitas 3 (1) (2011) : JURNAL KOMUNITAS.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

CATATAN TANGGAPAN TERHADAP RUU KAMNAS

WALIKOTA LHOKSEUMAWE PROVINSI ACEH

BAB V KESIMPULAN. Benturan intervensi..., Rina Dewi Ratih, FISIP UI, 2008.

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah dan dengan memperhitungkan masyarakat Indonesia yang plural,

Position Paper Yayasan LBH Indonesia Tentang Nota Kesepahaman (MoU) Pemerintah RI GAM

Telah terjadi penembakan terhadap delapan TNI dan empat warga oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM). Bagaimana tanggapan Anda terkait hal ini?

Universitas Sumatera Utara

Komisi Nasional HAM kerangka hukum dan mekanisme penegakan hukum HAM. Dr. Herlambang P Wiratraman Fakultas Hukum Universitas Airlangga 26 Mei 2015

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 44 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KABUPATEN BLITAR

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat dibagi dalam 4 daerah, yaitu Gayo Laut yang mendiami sekitar danau Laut

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Bab I U M U M 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dikaitkan dengan kekerasan, seperti kerusuhan, separatisme, teroris, dan revolusi.

BAB I PENDAHULUAN. Perang atau konflik bersenjata merupakan salah satu bentuk peristiwa yang

SAATNYA MENGHADAPI MASA LALU KEADILAN BAGI KORBAN PELANGGARAN MASA LALU DI PROVINSI ACEH, INDONESIA

MATRIKS 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN K/L TAHUN 2011

Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dan Kepolisian Nasional Philipina (PNP), selanjutnya disebut sebagal "Para Pihak";

BAB I. kerjasama antara PBB dengan Uni Afrika yang secara formal didukung. oleh Dewan Keamanan PBB melalui Resolusi 1769 pada 31 Juli 2007 untuk

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI KEBENARAN DAN REKONSILIASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 3 TRANSFORMASI GERAKAN ACEH MERDEKA MENJADI PARTAI ACEH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI KEBENARAN DAN REKONSILIASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENUNJUK PENANAMAN MODAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Perjanjian Damai Aceh: Sejauh mana kita kita telah berjalan? Desember 2006

Assalamu alaikum Warrahmatullah Wa Barakatuh

BAB I PENDAHULUAN. Kasus sengketa lahan di Indonesia lebih banyak merupakan. dengan akses dan kepemilikan lahan yang kemudian berujung pada konflik

MEMORANDUM ANTARA KEMENTERIAN PERTAHANAN JEPANG DAN KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG KERJA SAMA DAN PERTUKARAN DI BIDANG PERTAHANAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. sangatlah unik dikaji, terutama pada Pada masa ini hubungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehadiran Partai Politik Lokal di Aceh merupakan suatu bukti

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN Tentang KOMISI KEBENARAN DAN REKONSILIASI

Proses Perdamaian Aceh Keterlibatan Perempuan

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2001 TENTANG LANGKAH-LANGKAH KOMPREHENSIF DALAM RANGKA PENYELESAIAN MASALAH ACEH

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

2016, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang; b. bahwa Pasal 22B huruf a dan huruf b Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tent

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 st 31 st November 2005 World Bank/DSF

PERMASALAHAN HUKUM TERHADAP ISI BUTIR-BUTIR PERJANJIAN RI-GAM DALAM HAL KEWARGANEGARAAN

2 Sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengakui dan menghormati sat

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

KEPPRES 97/2003, PERNYATAAN PERPANJANGAN KEADAAN BAHAYA DENGAN TINGKATAN KEADAAN DARURAT MILITER DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

SANGKARUT POLITIK HUKUM DI ACEH Analisis Terhadap Ketentuan Perundang-Undangan Pelaksanaan Pilkada 2017

Transkripsi:

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Skripsi ini meneliti mengenai peran Aceh Monitoring Mission (AMM) dalam proses peacebuilding di Aceh paska konflik GAM dengan Pemerintah Indonesia. Paska konflik GAM dengan Pemerintah Indonesia yang ditandai dengan disepakatinya MoU Helsinki menandai bahwa konflik ini telah melalui tahapan peacemaking. Agar perdamaian yang telah dicapai menjadi perdamaian yang berkelanjutan maka kedua belah pihak harus melewati tahapan peacebuilding. Untuk mengawasi proses peacebuilding agar berjalan dengan lancar, maka GAM dan Pemerintah Indonesia dibawah naungan Uni Eropa membentuk Aceh Monitoring Mission (AMM). Penelitian ini menggunakan konsep peacebuilding dari Johan Galtung sebagai instrumen untuk menjawab pertanyaan penelitian di atas. Menggunakan konsep peacebuilding peneliti kemudian mengklasifikasikan kedelapan mandat yang dilakukan oleh AMM kedalam tiga dimensi peran aktor dalam proses peacebuilding menurut Berghof Foundation yang merupakan turunanan dari pemikiran Johan Galtung. Ketiga dimensi tersebut meliputi: mengubah struktural yang kontradiktif, meningkatkan hubungan antara pihak-pihak yang berkonflik dan mengubah sikap dan perilaku individu. Pada proses peacebuilding di Aceh AMM telah menjalankan kedelapan mandat yang diberikan kepadanya dengan sangat profesional. Kedelapan mandat

ini juga merepresentasikan tiga dimensi peran aktor dalam proses peacebuilding yang dikemukakan oleh Berghof Foundation. Peran-peran tersebut yaitu: a. Memantau demobilisasi dan decommisioning persenjataan GAM, AMM memantau proses demobilisasi 3000 pasukan milter GAM dan mereka tidak dibolehkan lagi menggunakan seragam juga simbol kemiliternya. Selanjutnya AMM mengawasi porses perlucutan senjata GAM yang dilakukan dalam empat tahap dimana pada tahap akhir AMM telah menerima sebanyak 1.018 pucuk senjata. 178 diantaranya didiskulifikasi dan 840 diterima. Upaya demobilisasi dan decommissioning ini telah menunjukan peran AMM dalam mengubah struktural yang kontradiktif. b. Memantau relokasi tentara dan polisi, mandat ini dilaksanakan sejalan dengan penyerahan senajata yang dilakukan dalam empat tahap. Pada tahap akhir proses penarikan tercatat 25.890 TNI dan 5.791 polisi telah ditarik oleh Pemerintah Indonesia. Upaya relokasi tentara dan polisi ini telah menunjukan peran AMM dalam mengubah struktural yang kontradiktif. c. Memantau reintegrasi anggota-anggota GAM yang aktif kedalam masyarakat, dalam tahapan reintegrasi ini mantan kombatan GAM diberikan fasilitas ekonomi dalam bentuk dana reintegrasi. Upaya reintegrasi anggota GAM ini telah menunjukan peran AMM dalam mengubah sikap dan perilaku individu. d. Memantau situasi Hak Asasi Manusia (HAM) dan memberikan bantuan dalam bidang HAM. AMM telah menyelesaikan 9 insiden yang terjadi antara TNI dan GAM. Dimana kesembilan insiden ini dinyatakan murni

sebagai kasus kriminal. Upaya AMM dalam memantau dan memberikan bantuan dalam bidang sham ini menunjukan peran AMM dalam meningkatkan hubungan antara pihak-pihak yang berkonflik. e. Memantau proses perubahan peraturan perundang-undangan, sebelum ditandatanganinya MoU Helsinki yang menjadi landasan hukum di Aceh adalah UU Otonomi Khusus tahun 2001. UU ini mengalami banyak kontra karena disahkan tanpa konsultasi dengan masyarakat Aceh. Untuk membangun perdamaian di Aceh maka dibuatlah UU Penyelenggaraan Pemerintahan Aceh. Upaya memantau proses perubahan perundangundangan ini menunjukan peran AMM dalam mengubah struktural yang kontradiktif. f. Memutuskan kasus-kasus amnesti yang disengketakan, upaya ini menunjukan peran AMM dalam mengubah struktural yang kontradiktif. Hal ini dapat dilhat dari perubahan status yang didapatkan oleh mantan kombatan GAM yang diatahan. Mereka yang dulunya berstatus tahanan diberikan amnesti oleh Pemerintah Indonesia dan tidak lagi berstatus tahanan. g. Menyelidiki dan memutuskan pengaduan dan tuduhan pelanggaran terhadap MoU Helsinki. Selama proses peacebuilding di Aceh telah terjadi sembilan insiden antara TNI dan GAM yang merupakan bentuk pelangaran terhadap MoU Helsinki. Kesembilan pelanggaran tersebut setelah diselidiki oleh AMM dinyatakan murni sebagai kasus kriminal. Upaya AMM dalam menyelidiki dan memutuskan pengaduan dan tuduhan

pelanggaran terhadap MoU Helsinki ini menunjukan peran AMM dalam meningkatkan hubungan antara pihak-pihak yang berkonflik. h. Membentuk dan memelihara hubungan dan kerjasama yang baik dengan para pihak yang berkonflik. Bentuk konkrit dari upaya ini adalah dengan dibentuknya Forum Komunikasi Pengaturan Keamanan atau Commission on Security Arrangements (CoSA). Tujuan dari dibentuknya CoSA adalah untuk mengangkat isu-isu, pertanyaan dan keluhan agar tidak menjadi hambatan dalam proses peacebuilding. Pertemuan ini merupakan pertemuan mingguan yang diadakan dikantor pusat AMM di Banda Aceh. Upaya ini menunjukan peran AMM dalam meningkatkan hubungan antara pihak-pihak yang berkonflik. Kedelapan mandat yang telah dilakukan oleh AMM merupakan bentuk konkrit peran AMM dalam proses peacebuilding di Aceh. Dari delapan mandat yang dilakukan oleh AMM, empat diantaranya merepresentasikan peran mengubah struktural yang kontradiktif karena memang pada dasarnya struktur yang terbentuk di Aceh sebelum terjadinya perdamaian sangat kacau. Kondisi Aceh yang sebelumnya konfliktual menyebabkan struktur yang terbentuk di Aceh sangat kacau dan kontradiktif. Sehingga peran yang paling dominan dilakukan oleh AMM dalam proses peacebuilding di Aceh adalah mengubah struktural yang kontradiktif. Peran ini semakin dominan dilakukan pleh AMM dengan diperpanjangnya masa tugas AMM untuk mengawasi jalannya pemilihan umum di Aceh. Pada peran mengubah struktural yang kontradiktif elemen terpentingnya adalah adanya state-building dan langkah-langkah demokratisasi.

5.2 Saran Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Karena keterbatasan data dalam melihat dinamika dan interaksi AMM dengan pihak GAM juga Pemerintah Indonesia. Maka peneliti menyarankan kepada peneliti selanjutnya untk terjun langsung ke lapangan untuk mewawancarai pihakpihak yang terkait agar hasil penelitian lebih maksimal. Dalam tahapan resolusi konflik, ketika suatu permasalahan tidak bisa diselesaikan oleh keduabelah pihak yang berkonflik, maka dibutuhkan peran pihak ketiga untuk menciptakan perdamaian. Jadi, tidak ada salahnya untuk menggunakan jasa pihak lain seperti LSM atau Tim Internasional untuk menyelesaikan konflik yang berlarut-larut.kesuksesan proses resolusi konflik di Aceh ini bisa dijadikan acuan atau referensi bagi konflik serupa. Karena masih banyak konflik separatis yang terjadi di dunia internasional yang belum bisa diselesaiakan.