BAB I PENDAHULUAN. dapat dibagi dalam 4 daerah, yaitu Gayo Laut yang mendiami sekitar danau Laut

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 SEJARAH BERDIRINYA GAM HINGGA MENJADI PARTAI ACEH

I. PENDAHULUAN. pemerintah negara indonesia yang melindungi segenap bangsa indonesia dan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Adapun kesimpulan yang bisa diambil Peneliti mengenai Interaksi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan rangkaian ribuan pulau di sekitar khatulistiwa yang

TERBENTUKNYA GAM DAN RMS SEBAGAI BUKTI LEMAHNYA PENERAPAN PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. Utara di sebelah Tenggara dan Selatan. (Adan 2006: 3)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah peradaban Aceh begitu panjang, penuh liku dan timbul tenggelam.

KEBIJAKAN PEMERINTAH FILIPINA DALAM MENANGANI GERAKAN SEPARATIS MORO DI MINDANAO RESUME SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah nasional Indonesia tidak lepas dari pemerintahan Soekarno dan Soeharto, seperti

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN KEISTIMEWAAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-Kabupaten Dalam Lingkungan Provins

PERMASALAHAN HUKUM TERHADAP ISI BUTIR-BUTIR PERJANJIAN RI-GAM DALAM HAL KEWARGANEGARAAN

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan daerah lain di pulau Jawa yang merupakan pusat dari pembangunan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BAB 1. PERKEMBANGAN SISTEM ADMINISTRASI WiLAYAH INDONESIALatihan Soal 1.1

Society ISSN :

I. PENDAHULUAN. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus

I. PENDAHULUAN. pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Propinsi Aceh dan Perubahan Peraturan Pembentukan P

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 12 TAHUN 2004 TENTANG KEBUDAYAAN ACEH BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada

BAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Agus Sudibyo, Politik Media dan Pertarungan Wacana (Yogyakarta: LkiS, 2009), h.3.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN

BAB I PENDAHULUAN. Keempat daerah khusus tersebut terdapat masing-masing. kekhususan/keistimewaannya berdasarkan payung hukum sebagai landasan

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan Indonesia. Berhubung dengan masih buruk dan minimnya sarana dan prasarana

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

RUU ACEH PRESENT UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. ini dikenal juga dengan nama Dataran Tinggi Gayo. kontak satu dengan yang lain, karena tiadanya prasarana perhubungan yang baik

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 4 TAHUN 2003 TENTANG PEMERINTAHAN MUKIM DALAM PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

BAB V KESIMPULAN. merupakan bentuk kekecewaan terhadap tidak terpenuhinya janji-janji Soekarno

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah selesai, tetapi proklamasi itu harus mendapatkan

QANUN ACEH NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT ACEH

PESAN DAN MAKNA GAMBAR PADA T-SHIRT MERCHANDISE BANDUNG

Nota Kesepahaman. antara Pemerintah Republik Indonesia Dan. Gerakan Aceh Merdeka

yang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang

BAB V PENUTUP. Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan

I. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Acheh Sumatra National Liberation Front

BAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdasarkan posisi geografisnya Aceh berada di pintu gerbang masuk

ACEH SEBAGAI DAERAH OPERASI MILITER ( ) SKRIPSI

UNIVERSITAS INDONESIA IMPLEMENTASI NOTA KESEPAHAMAN (MOU) HELSINKI DI PROVINSI NANGROE ACEH DARUSSALAM TAHUN 2005 SAMPAI 2008 TESIS

BAB I PENDAHULUAN. rekaman kaset, televise, electronic games. Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia,

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya di mata dunia. Perjuangan untuk mempertahankan Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. tangan terhadap hubungan hukum antara manusia dengan tanah di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipakai untuk melakukan penyerangan kepada pihak musuh. Peraturanperaturan

BAB I PENDAHULUAN. tentang dirinya sendiri. Semua usaha yang tidak menentu untuk mencari identitas-identitas

BAB V KESIMPULAN. untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Indonesia dan modern nya senjata yang di miliki pasukan Belanda.

Pemenuhan Hak-Hak Veteran Republik Indonesia Oleh: Yeni Handayani *

PEMERINTAH KABUPATEN GAYO LUES

Tugas Akhir Makalah Aku Warga Negara Yang Baik

I. PENDAHULUAN. mengenal menyerah dari seluruh lapisan masyarakat. Pada awal tahun 1946

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN

Tuduhan Amnesty Internasional terhadap Sudan terkait penggunaan senjata kimia di Jabal Murrah

2016, No Tahun 2004 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4439); 4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementeria

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mula-mula kedatangan tentara Jepang disambut gembira dan diterima

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN KEISTIMEWAAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pencatatan sejarah adalah sangat penting,karena tanpa pencatatan sejarah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

PETA KONSEP LATAR BELAKANG TERJADINYA BANDUNG LAUTAN API BANDUNG LAUTAN API ULTIMATUM SEKUTU 21 NOVEMBER 1945 ULTIMATUM TANGGAL 23 MARET 1946

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengatasi konflik di Sampit, melalui analisis sejumlah data terkait hal tersebut,

BAB II OTONOMI KHUSUS DALAM SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA MENURUT UUD A. Pemerintah Daerah di Indonesia Berdasarkan UUD 1945

BAB I PENDAHULUAN. berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas

Burma mempunyai catatan tersendiri dalam sejarah Burma karena AFPFL BAB V. Kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2003 TENTANG

BAB II SEJARAH ACEH DAN PERUBAHAN POLITIK PASCA MoU HELSINKI. juga menjadi adat yang melekat dalam diri masyarakat Aceh.

Tidak mustahil dalam tubuh GAM yang di dalamnya juga ada mantan-mantan pejuang DI/TII, muncul perbedaan pendapat.

ANATOMI KEAMANAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai sebuah Negara dibangun diatas dan dari desa, desa

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 18, yaitu pada tahun 1750 berpusat di kota dalam. Setelah Raja Kahar wafat

BAB I PENDAHULUAN. dan pelaksanaan HAM lebih banyak dijadikan objek power game diantara blokblok

I. PENDAHULUAN. Bentrok antara kedua desa, yaitu Desa Balinuraga dengan Desa Agom, di

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-

Peranan hamas dalam konflik palestina israel tahun

BAB I PENDAHULUAN. Aceh dengan fungsi merumuskan kebijakan (legislasi) Aceh, mengalokasikan

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

BERBAGAI ANCAMAN TEHADAP KEUTUHAN NKRI (6 X 40 Menit)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suku Bangsa Gayo menurut daerah kediaman dan tempat tinggalnya dapat dibagi dalam 4 daerah, yaitu Gayo Laut yang mendiami sekitar danau Laut Tawar, Gayo Linge yang mendiami daerah sekitar Linge kedua tempat ini berada dikabupaten Aceh Tengah, Gayo Lues yang mendiami daerah sekitar Gayo Lues berbatasan dengan Aceh Tenggara, dan Gayo Serbejadi yang mendiami daerah Lukup yang termasuk kedalam daerah Aceh Timur (Hasan, 1998:19). Kabupaten Gayo Lues merupakan salah satu kabupaten terbungsu di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang terbentuk pada tanggal 6 agustus 2002. Topografi Gayo Lues terdiri dari dataran rendah, perbukitan dan pegunungan pada daerah tertentu ketinggiannya mencapai 4.000 meter lebih diatas permukaan laut. Kabupaten Gayo Lues dengan ibukota Blangkejeren (Kemaladerna, 2004: 176-178). Dalam catatan sejarah, Aceh merupakan daerah yang tidak pernah terlepas dari konflik. Pasca kemerdekaan Indonesia, konflik antara Aceh dan Pemerintah Pusat terjadi pertama kali yaitu pada Pergerakan Darul Islam (DI/TII) yang dipimpin oleh Tengku Muhammad Daud Beureueh pada tahun 1953, motivasi dari pergerakan ini ialah Daud Beureueh menentanng penggabungan daerah Aceh kedalam provinsi Sumatera Utara. Konflik ini kemudian dapat diredakan dengan 1

memberikan beberapa keistimewaan terhadap Aceh dengan Otonomi luas dalam bidang Agama, Adat dan Pendidikan yaitu pada tahun 1959. Pemberontakan Mayor Jenderal (Tituler) Daud Beureuh, Gubernur Militer Aceh bisa dikatakan merupakan sebuah kekeliruan dalam memeperlakukan salah satu pejuang republic yang berpengaruh ini mengakibatkan meletusnya pemberontakan yang sebenarnya tidak perlu. Tuntunan para Ulama Aceh untuk menjalankan Syariat Islam di provinsi ini ditanggapi secara berlebihan oleh Pemerintah Pusat. (Anton, 2011: 86). Menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pasal 18 : 35 Bahwa, Otonomi adalah daerah yang bersifat Administrasi belaka, semuanya menurut aturan yang akan ditetapkan dengan Undang- Undang. Pada masa Orde Baru, Perlawanan dan Pemberontakan untuk kemerdekaan Aceh berlanjut. Kecewa dengan cara-cara pemerintah indonesia memperlakukan dan mengabaikan keadilan terhadap rakyat Aceh, pemerintah pusat telah banyak mengeruk hasil bumi Aceh secara sesuka tanpa memperhatikan lagi pertimbangan Adil dan Objektif. Hasan Tiro (Anggota dari Delegasi indonesia untuk PBB di New York dan sekaligus cucu dari pahlawan Aceh yang terkenal masa perjuangan antikolonial melawan Belanda, Tengku Cik Di Tiro) kembali ke Aceh. Bersama dengan 70 pengikutnya (Kebanyakan merupakan Keluarga dan Teman-temannya), Pada Oktober 1976 dia membentuk Gerakan Aceh Merdeka (GAM). 2

Ternyata dibalik pembentukan Gerakan Aceh Merdeka yang dipimpin oleh Hasan Tiro diilhami atau dipelopori juga oleh Daud Beureuh yang merasa kecewa pada pemerintah Orde Baru. Pada tahun 1962, pemerintah berjanji akan memberikan kebebasan memberlakukan Syariat Islam di Aceh, namun pemerintah Orde Baru dibawah pimpinan soeharto mengabaikan janji ini mungkin karena pemerintah Orde Baru tidak merasa melontarkan janji tersebut pada masyarakat Aceh. (Anton, 2011: 101). Tahun 1980 an Hasan Tiro dan para pengikutnya berangkat ke Swedia dengan kondisi Aceh tetap tidak aman. Rezim Soeharto bertindak semakin tegas dengan mendeklarasikan Aceh menjadi Daerah Operasi Militer (DOM) pada tahun 1989. Hal ini terjadi setelah mengetahui bahwa pasukan GAM yang mengikuti latihan militer di Libya telah berada dihutan-hutan Aceh melanjutkan perang Gerilya. Aceh Sumatra National Liberation Front (ASNLF), Front Nasional Pembebasan Aceh Sumatera, malakukan serangkaian penyerangan terhadap Pos Polisi dan Militer di Pidie untuk merampas Amunisi dan lusinan senjata otomatis. Pelaksanaan DOM yang melibatkan puluhan Batalion pasukan Elit untuk menangkap sekitar 5.000 anggota GAM. Gayo Lues tidak pernah terlepas dari berbagai konflik-konflik yang terjadi di Aceh. Masyarakat Gayo selalu menjadi korban konflik yang terjadi di Aceh seperti: Perlawanan rakyat Gayo pada saat melawan kolonial yang mengakibatkan banyaknya rakyat Gayo Lues tewas, Pada Pergerakan Darul Islam (DI/TII) yang dipimpin oleh Daud Beureueh yang memaksa rakyat Gayo Lues untuk ikut serta dalam pergerakan tersebut, dan yang terakhir pada saat 3

bergejolaknya Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Konflik ini yang paling membuat masyarakat Gayo menderita karena tingkah para anggota GAM tidak seperti yang diharapkan masyarakat. Akibat terjadinya pengungsian rakyat sebagai akibat kekejaman aparat keamanan, Hal ini terjadi karena konflik dengan GAM, dimana kebiasaan aparat, sering mengadakan penyisiran di setiap desa-desa yang menimbulkan konflik. Kemudian apabila didapati rakyat mengungsi, rumah-rumah yang kosong dari penghuninya dibakar dan hartanya dijarah. Namun para GAM sendiri ikut pula mengadakan aksi pengusiran warga, Mereka melakukannya supaya tercipta opini seakan-akan aparat sangat kejam, dan bagi GAM sendiri supaya muncul dukungan moril kepadanya. Beberapa Pendekatan garis keras ini memberikan akibat perkembangan sentiment diantara masyarakat Aceh terutama khususnya masyarakat Gayo Lues yang membawa kebencian amat mendalam. ( Jihad, 2000: 2) Beberapa Alasan masyarakat Gayo Lues melakukan penolakan terhadap Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yaitu: (1) Pada dasarnya masyarakat Gayo Lues sangat mencintai kedamaian dan kenyamanan, (2) Masyarakat Gayo Lues tidak ingin terpisah dari Negara kesatuan Republik Indonesia, (3) Dan pada dasarnya Gayo itu bukanlah Aceh, hanya saja letak geografis Gayo berdekatan dengan Aceh dan Gayo masuk kedalam bagian provinsi Aceh. Gayo memiliki Adat, kebudayaan, bahasa, dan kesenian tersendiri tanpa ada sedikitpun kemiripan dengan Aceh. 4

Keikutsertaan pada sebagian Pemuda Gayo Lues menjadi anggota bagian dari GAM lumayan banyak pada saat itu, Anggota yang berasal dari gayo Lues tersebut ada yang masuk menjadi anggota Gerakan Aceh Merdeka secara terpaksa dan ada juga yang atas kerelaan hati mereka sendiri. Setelah lima babak perundingan (27-29 Januari, 21-23 Februari, 12-16 April, 26-31 Mei, dan 12-17 Juli 2005), Pihak pemerintah Indonesia dan GAM akhirnya dapat menghasilkan memorandum of understanding (MoU) yang meliputi pemerintahan, partisipasi politik, ekonomi, hukum perundang-undangan, hak-hak asasi manusia, amnesti dan penyatuan kembali, pengaturan keamanan, pengawasan dan resolusi konflik. (Missbach, 2012: xxiii) Diantara memorandum itu adalah masing-masing mantan anggota GAM mendapatkan bagian dari dana yang tlah dijanjikan oleh pemerintah Indonesia, pemerintah Indonesia mengalokasikan 6 juta dolar AS sebagai kompensasi anggota-anggota GAM yang akan menjadi biaya hidup mereka. Ketika perdamaian telah disepakati oleh kedua belah pihak yaitu antara Pemerintah Indonesia dengan GAM, hubungan interaksi antara mantan anggota GAM dengan masyarakat sekitar yaitu khususnya masyarakat Gayo Lues tidak seperti yang diharapkan karena masyarakat masih trauma dengan apa yang dilakukan GAM pada saat mereka sedang bergejolak. Terdapat Pada sebagian masyarakat perasaan trauma tersebut masih ada sampai saat ini. Inilah yang menjadi ketertarikan penulis untuk mengangkat judul Interaksi Sosial masyarakat Gayo Dengan Mantan Anggota Gerakan Aceh 5

Merdeka di Kec. Kutapanjang Kabupaten Gayo Lues. Hal ini sangat menarik karena untuk mengetahui bagaimana keadaan dan hubungan sehari-hari masyarakat Gayo Lues yang masih begitu enggan dan trauma untuk berbaur dengan para mantan anggota GAM yang berada disekeliling mereka. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan Uraian Latar Belakang diatas, beberapa masalah yang dapat diidentifikasi diantaranya yaitu: 1. Berdirinya GAM. 2. Latar belakang GAM bergejolak. 3. Pandangan masyarakat Gayo Lues terhadap GAM. 4. Gejolak GAM di Gayo Lues. 5. Keterlibatan masyarakat Gayo Lues sebagai anggota GAM. 6. Interaksi sosial masyarakat Gayo Lues dengan mantan anggota GAM. 7. Tanggapan masyarakat wilayah Gayo Lues mengenai keberadaan mantan anggota GAM. 1.3 Pembatasan Masalah Dari identifikasi masalah diatas maka penulis membatasi masalah pada Interaksi Sosial masyarakat Gayo dengan Mantan Anggota Gerakan Aceh Merdeka di Kec. Kutapanjang Kabupaten Gayo Lues. 6

1.4 Rumusan Masalah 1. Bagaimana Latar belakang/masuknya GAM di Kab. Gayo Lues? 2. Bagaimana kondisi masyarakat Gayo Lues sebelum kedatangan GAM? 3. Bagaimana tanggapan masyarakat Gayo Lues tentang keberadaan GAM? 4. Bagaimana Interaksi masyarakat Gayo Lues dengan mantan anggota GAM dalam kehidupan sehari-hari khususnya masyarakat Kec. Kutapanjang? 5. Bagaimana sejarah kehidupan masyarakat mantan GAM yang terdapat di Gayo Lues? 1.5 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui latar belakang/ masuknya GAM di Kab. Gayo Lues. 2. Untuk mengetahui kondisi masyarakat Gayo Lues sebelum kedatangan GAM. 3. Untuk mengetahui tanggapan masyarakat Gayo Lues terhadap keberadaan GAM. 4. Untuk mengetahui Interaksi masyarakat Gayo Lues dengan mantan anggota GAM dalam kehidupan sehari-hari khususnya masyarakat Kec. Kutapanjang. 5. Untuk mengetahui sejarah kehidupan masyarakat mantan GAM yang terdapat di Gayo Lues. 7

1.6 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Untuk menambah dan memperluas wawasan bagi peneliti dan pembaca mengenai Interaksi sosial masyarakat dengan mantan anggota GAM. 2. Menambah sumber kajian mahasiswa Pendidikan Sejarah tentang GAM. 3. Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang bermaksud mengadakan penelitian lebih lanjut tentang interaksi masyarakat dengan mantan anggota GAM dalam bidang lainnya. 4. Sebagai sumber belajar sejarah dan bahan informasi kepada masyarakat Gayo Lues. 5. Memberikan wawasan kepada peneliti tentang penulisan sebuah karya tulis ilmiah. 8