PEMERINTAH KABUPATEN GAYO LUES

Transkripsi

1 PEMERINTAH KABUPATEN GAYO LUES QANUN KABUPATEN GAYO LUES NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PENGHAPUSAN KELURAHAN DAN PEMBENTUKAN KAMPUNG DALAM KABUPATEN GAYO LUES DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI GAYO LUES, Menimbang : a. bahwa sistem penyelenggaraan pemerintah kelurahan tidak sesuai dengan nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat Aceh, dipandang perlu perubahan menjadi sistem pemerintahan kampung guna meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, dan pelayanan publik guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat kampung; b. bahwa untuk melaksanakan amanah Pasal 267 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, perlu dihapus kelurahan dan dibentuk kampung dalam Kabupaten Gayo Lues; c. bahwa dengan penghapusan kelurahan dan pembentukan kampung diharapkan akan dapat mendorong peningkatan pelayanan dibidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan, serta memberikan kemampuan dalam memanfaatkan potensi kampung; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c di atas, perlu membentuk Qanun tentang Penghapusan Kelurahan dan Pembentukan Kampung di Kabupaten Gayo Lues. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1956 Tentang Pembentukan Daerah Otonom Povinsi Aceh dan Perubahan Peraturan Pembentukan Provinsi Sumatra Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 58 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1092); 2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Keistimewaan Provinsi Daerah Istimewa Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 172, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 3839); 3. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Aceh Barat Daya, Kabupaten Gayo Lues, Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Nagan Raya dan Kabupaten Aceh Tamiang di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 172, Tambahan Lemabaran Negara Republik Indonesia Nomor 4134); 1 4. Undang-Undang...

2 4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Penganti Undangundang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4493); 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 7. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4633); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587). Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT KABUPATEN GAYO LUES DAN BUPATI GAYO LUES MEMUTUSKAN : Menetapkan : QANUN KABUPATEN GAYO LUES TENTANG PENGHAPUSAN KELURAHAN DAN PEMBENTUKAN KAMPUNG DALAM KABUPATEN GAYO LUES. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Qanun ini yang dimaksud dengan : 1. Aceh adalah daerah Provinsi yang merupakan kesatuan masyarakat hukum yang bersifat istimewa dan diberi kewenangan khusus untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan Peraturan Perundangundangan dalam Sistem Negara Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang dipimpin oleh seorang Gubernur; 2. Pemerintahan Aceh adalah Pemerintahan Daerah Provinsi dalam Sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyelenggarakan urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Aceh dan Dewan Perwakilan Rakyat Aceh Sesuai dengan fungsi dan kewenangannya masingmasing; 2 3. Kabupaten...

3 3. Kabupaten adalah bagian dari daerah Provinsi sebagai suatu Kesatuan Masyarakat Hukum yang diberi Kewenangan Khusus untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan Pemerintahan dan Kepentingan Masyarakat Setempat sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan dalam sistem Negara Kesatuan Repubelik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia; 4. Pemerintah Kabupaten adalah Penyelenggaraan Urusan Pemerintah yang dilaksanakan oleh Pemerintahan Kabupaten dan Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten sesuai dengan Fungsi dan Kewenangannya masing-masing; 5. Pemerintah Daerah Aceh yang selanjutnya disebut Pemerintah Aceh adalah Unsur Penyelenggara Pemerintah Aceh yang terdiri atas Gubernur dan Perangkat Pemerintah Aceh; 6. Pemerintah Daerah Kabupaten yang selanjutnya disebut Pemerintah Kabupaten adalah Unsur Penyelenggara Pemerintah Kabupaten yang terdiri atas Bupati dan Perangkat Pemerintah Kabupaten; 7. Bupati adalah Kepala Pemerintah Daerah Kabupaten; 8. Qanun Kabupaten adalah Peraturan Perundang-undangan sejenis Peraturan Daerah Kabupaten yang mengatur penyelenggaraan Pemerintah dan kehidupan masyarakat Kabupaten di Aceh; 9. Kecamatan adalah suatu wilayah kerja Camat sebagai Perangkat Pemerintah Kabupaten dalam penyelenggaraan Pemerintah Kecamatan yang dipimpin oleh Camat; 10. Mukim adalah kesatuan masyarakat hukum di bawah Kecamatan yang terdiri atas gabungan beberapa Kampung yang mempunyai batas wilayah tertentu yang dipimpin oleh Kepala Mukim atau nama lain dan berkedudukan langsung di bawah Camat; 11. Harta Kekayaan Kampung adalah Harta Kekayaan yang disukai oleh Kampung yang ada pada waktu pembentukan Kampung atau nama lain tidak diserahkan kepada Mukim serta sumber pendapatan lainnya yang sah; 12. Kampung adalah Kesatuan Masyarakat Hukum yang berada di bawah Mukim dan dipimpin oleh Gecik atau nama lain yang berhak menyelenggarakan urusan rumah tangga sendiri; 13. Kelurahan adalah wilayah kerja Lurah sebagai Perangkat Kabupaten dalam Wilayah Kerja Kecamatan; 14. Kelurahan Blangkejeren adalah pusat pemerintahan yang berpusat di kecamatan yang dipimpin oleh seorang Lurah; 15. Musyawarah Kampung adalah Permusyawaratan dan permufakatan dalam berbagai kegiatan Adat, Pemerintah, Pembangunan dan Kemasyarakatan yang dipimpin oleh Gecik dan BPK dan dihadiri oleh Lembaga-lembaga Adat dan para Pemimpin Agama di tingkat Kampung; 16. Imam Mukim atau nama lain adalah Kepala Pemerintahan Mukim; 17. Qanun Kampung atau nama lain adalah aturan-aturan, petunjuk-petunjuk, Adat Istiadat yang diundangkan oleh Gecik setelah mendapat persetujuan dari BPK; 18. BPK adalah Badan Permusyawaratan kampung yang anggotanya dipilih secara langsung dari dan oleh masyarakat Kampung setempat yang terdiri dari Unsur Ulama. Tokoh Masyarakat setempat termasuk pemuda dan perempuan, pemuka Adat dan Cerdik Pandai / Cendekiawan yang ada di Kampung yang berfungsi mengayomi Adat Istiadat, membuat Peraturan Kampung, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat setempat serta melakukan pengawasan secara efektif terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Kampung; 19. Pemerintahan Kampung adalah penyelenggaraan pemerintah yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kampung dan BPK Kampung; 20. Pemerintah Kampung adalah Gecik dan Imam Meunasah beserta Perangkat Kampung; 21. Otonomi Kampung adalah kemandirian dan kemampuan Pemerintah Kampung beserta rakyat setempat untuk menyelenggarakan Pemerintahan Kampung dalam rangka mewujudkan kesejahteraan dan kehidupan berdemokrasi dalam masyarakat sesuai dengan kesadaran; Penghapusan...

4 22. Penghapusan Kelurahan adalah tindakan meniadakan Kelurahan yang ada sebagai akibat tidak lagi memenuhi persyaratan atau perintah Peraturan Perundang-undangan; 23. Pembentukan Kampung adalah penggabungan beberapa Kampung atau bagian Kampung yang bersandingan, atau pemekaran dari satu Kampung menjadi dua Kampung atau lebih, atau Pembentukan Kampung dari Wilayah Kelurahan yang dihapuskan; 24. Keuangan Kampung adalah semua hak dan kewajiban Kampung yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik Kampung berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut dan kebutuhan masyarakat setempat. BAB II PENGHAPUSAN KELURAHAN DAN PEMBENTUKAN KAMPUNG Bagian Kesatu Penghapusan Kelurahan Pasal 2 Dengan Qanun ini Kelurahan sebagai Perangkat Daerah dalam Lingkungan Kabupaten Gayo Lues dihapus dan dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 3 Kelurahan sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 terdiri dari : Kelurahan Kota Blangkejeren Kecamatan Blangkejeren Pasal 4 (1) Kelurahan yang dihapus sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 dan Pasal 3 dijadikan Kampung; (2) Wilayah dan penduduk Kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi wilayah dan penduduk Kampung. Bagian Kedua Pembentukan Kampung Pasal 5 Dengan Qanun ini dibentuk Kampung dari Cakupan Wilayah dan Penduduk Kelurahan sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 dan Pasal 3. Pasal 6 Kampung Kota Blangkejeren dibentuk akibat dari Penghapusan Kelurahan Kota Blangkejeren berada di wilayah Kemukiman Blang Perlombaan. Pasal 7 (1) Kampung Kota Blangkejeren Kemukiman Blang Perlombaan Kecamatan Blangkejeren sebagaimana dimaksud pada Pasal 6, mempunyai luas wilayah 11 km 2 dan Jumlah Penduduk Jiwa dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kampung Kutelintang dan Kampung Bustanussalam; b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kampung Durin dan Kampung Kutelintang; c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Sungai Penampaan dan Kampung Kampung Jawa; d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kampung Kampung Jawa dan Sentang. 4 (2). Cakupan...

5 (2) Cakupan Wilayah Kampung sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), terdiri dari : a. Dusun Pasar Baru; b. Dusun Gang Tengah; c. Dusun Tangsi; d. Dusun Pasar Lama; e. Dusun Blower. Pasal 8 (1) Batas Wilayah Kampung sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 digambarkan dalam Peta Wilayah yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Qanun ini; (2) Penentuan batas wilayah Kampung sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) secara pasti di lapangan, ditetapkan oleh Bupati Gayo Lues sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan. BAB III URUSAN PEMERINTAHAN KAMPUNG Pasal 9 (1) Urusan Pemerintah yang menjadi Kewenangan Kampung mencakup : a. Urusan Pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal usul; b. Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Kabupaten Gayo Lues yang diserahkan Peraturannya Kepada Kampung; c. Tugas Pembantuan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten Gayo Lues dan; d. Urusan Pemerintah lainnya yang oleh Peraturan Perundang-undangan diserahkan Kepada Kampung. (2) Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Pemerintah Kabupaten Gayo Lues yang diserahkan Pengaturannya kepada Kampung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah urusan pemerintah yang secara langsung dapat meningkatkan pelayanan dan pemberdayaan masyarakat; (3) Urusan Pemerintah Kampung Kota Blangkejeren wewenangnya sebagaimana Kampung yang ada di Kabupaten Gayo Lues. BAB IV PEMERINTAH KAMPUNG Bagian Kesatu Pengangkatan Pejabat Gecik dan Peresmian Kampung Pasal 10 (1) Untuk pertama kali Bupati Gayo Lues mengangkat penjabat Gecik sebagai penyelenggara Pemerintah Kampung dengan masa Jabatan paling lama 1 (satu) tahun; (2) Penjabat Gecik diusulkan oleh Camat kepada Bupati Gayo Lues setelah dikonsultasikan dengan Kepala Mukim dan pemuka masyarakat setempat; (3) Peresmian Kampung dan pelantikan Penjabat Gecik dilakukan oleh Bupati paling lambat 3 (tiga) bulan setelah Qanun ini diundangkan. 5 Pasal 11...

6 Pasal 11 (1) Penjabat Gecik sebagaimana dimaksud pada Pasal 10 ayat (1) dan Ayat (2) mempunyai tugas dan wewenang : a. Mempersiapkan struktur dan mekanisme penyelenggaraan Pemerintah Kampung sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan; b. Menyelenggarakan Pemerintahan di Kampung yang baru dibentuk; c. Memfasilitasi Pembentukan BPK; d. Memfasilitasi pemilihan Gecik definitif. (2) Penjabat Gecik tidak diperbolehkan mencalonkan diri menjadi Gecik dalam proses pemilihan Gecik. Bagian Kedua BPK Pasal 12 (1) Pengisian keanggotaan BPK dilakukan secara musyawarah mufakat warga Kampung yang difasilitasi oleh Camat, Kepala Mukim dan Penjabat Gecik; (2) Keanggotaan BPK dipilih dari warga Kampung yang memenuhi persyaratan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan; (3) Jumlah keanggotaan BPK sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan; (4) BPK diresmikan pengangkatannya oleh Bupati atas usulan Kepala Mukim berdasarkan hasil musyawarah warga Kampung; (5) Bupati dapat mendelegasikan peresmian pengangkatan BPK kepada Camat setempat. Bagian Ketiga Pemerintah Kampung Pasal 13 (1) Untuk memimpin penyelengaraan Pemerintah di Kampung dipilih dan disahkan Gecik definitif, sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan, paling lama 1 (satu) tahun sejak terbentuknya Kampung; (2) Sebelum terpilihnya Gecik definitif sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Penjabat Gecik sebagaimana dimaksud pada Pasal 11 ayat (1) dapat diperpanjang sampai terpilihnya Gecik definitif atau diangkat orang lain yang memenuhi persyaratan sesuai dengan Qanun Kabupaten Gayo Lues Nomor 5 Tahun 2003; (3) Penunjukan Penjabat Gecik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah yang memiliki kemampuan dan pengalaman jabatan di bidang pemerintahan serta memenuhi persyaratan untuk menduduki jabatan itu; (4) Bupati dan Camat melakukan pembinaan, pengawasan, evaluasi dan fasilitasi terhadap kinerja Penjabat Gecik dalam melaksanakan tugas Pemerintah, proses pengisian anggota BPK dan pemilihan Gecik. Pasal 14 Pembiayaan pelaksanaan pemilihan Gecik dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten. 6 Pasal 15...

7 Pasal 15 (1) Untuk menyelenggarakan Pemerintahan di Kampung sebagaimana dimaksud Pasal 6 dibentuk Perangkat Kampung yang meliputi Sekretariat Kampung, Kepala Dusun serta Unsur Perangkat Kampung yang lain dengan mempertimbangkan kebutuhan dan kemampuan keuangan Kampung sesuai dengan Qanun Kabupaten Gayo Lues Nomor 5 Tahun 2003; (2) Sekretariat Kampung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh Sekretaris Kampung yang diangkat oleh Bupati dari Unsur Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi syarat; (3) Perangkat Kampung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah dibentuk oleh Penjabat Gecik Paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal pelantikan. BAB V PERSONIL, ASSET DAN DOKUMEN Pasal 16 Bupati melalui Camat menginventarisasi, mengatur, dan melaksanakan pemindahan personil penyerahan asset, serta dokumen Kelurahan yang dihapuskan : (1) Pemindahan Personil Kelurahan dilakukan paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak dilakukan penghapusan Kelurahan; (2) Personil Kelurahan yang berstatus Pegawai Negeri Sipil dipindahkan menjadi Sekretaris Kampung, Pegawai Kecamatan dan Pegawai Dinas / Badan / Lembaga / Kantor di Lingkungan Pemerintah Kabupaten; (3) Pemindahan Personil Kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan keputusan Bupati sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan. Pasal 17 (1) Asset dan Dokumen Kelurahan yang telah dihapuskan sebagaimana dimaksud pada Pasal 16 menjadi Asset dan Dokumen Kampung sebagaimana dimaksud pada Pasal 6; (2) Penyerahan Asset dan Dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan Paling Lambat 6 (enam) bulan sejak Pelantikan Penjabat Gecik yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati; (3) Asset dan Dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2), meliputi : a. Barang Milik / dikuasai yang bergerak dan tidak bergerak dan dimanfaatkan oleh Pemerintah Kelurahan sebelum dihapus yang berada di wilayah Kampung akibat dari Penghapusan Kelurahan; b. Utang piutang Kelurahan yang telah dihapus yang kegunaannya untuk Kampung yang dibentuk dari Penghapusan Kelurahan menjadi tanggung jawab Kabupaten; c. Dokumen dan Arsip yang karena sifatnya diperlukan oleh kampung. BAB VI PENDAPATAN, ALOKASI DANA KAMPUNG HIBAH DAN BANTUAN DANA Pasal 18 (1) Kampung dari pembentukan akibat dari Penghapusan Kelurahan berhak mendapatkan Alokasi Dana Kampung dari Kabupaten sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan; 7 (2). Pemerintah...

8 (2) Pemerintah Kabupaten dapat memberikan hibah dan bantuan keuangan kepada Kampung selain dari dana Alokasi Kampung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa uang untuk menunjang kegiatan Penyelenggaraan Pemerintahan Kampung sesuai dengan Kemampuan Kabupaten; (3) Hibah dan bantuan dana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dimulai sejak pelantikan Penjabat Gecik; (4) Penjabat Gecik menyampaikan realisasi penggunaan Hibah dan Bantuan Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada Bupati melalui Camat; (5) Penjabat Gecik menyampaikan laporan pertanggung jawaban penggunaan Dana Alokasi Kampung, Hibah dan Dana Bantuan serta penerimaan lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) kepada Bupati melalui Camat. Pasal 19 Penjabat Gecik berkewajiban melakukan penatausahaan Keuangan Kampung sesuai Peraturan Perundang-undangan. BAB VII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 20 Untuk mengefektifkan penyelenggaraan Pemerintahan Kampung, Pemerintah Kabupaten melakukan pembinaan dan fasilitasi secara khusus terhadap Kampung hasil pembentukan akibat Penghapusan Kelurahan sejak diresmikan : (1) Setelah 3 (tiga) Tahun sejak diresmikan, Pemerintah Kabupaten melakukan evaluasi terhadap penyelenggaraan Pemerintah Kampung; (2) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dijadikan acuan kebijakan lebih lanjut oleh Pemerintah Kabupaten sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan. Pasal 21 Bupati melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintah Kampung dari pembentukan akibat Penghapusan Kelurahan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan. BAB VIII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 22 (1) Sebelum terbentuknya BPK, Penjabat Gecik menyusun Rancangan Peraturan Gecik tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Kampung untuk tahun anggaran berikutnya; (2) Rancangan Peraturan Gecik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan setelah disahkan oleh Bupati; (3) Proses Pengesahan dan Penetapan Peraturan Gecik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan. Pasal 23 Sebelum Kampung hasil pembentukan akibat penghapusan Kelurahan menetapkan Qanun Kampung dan Peraturan Gecik sebagai pelaksanaan Qanun ini. Semua Peraturan yang ditetapkan oleh Kepala Kelurahan sebelum dihapuskan tetap berlaku dan dilaksanakan oleh Pemerintah Kampung. 8 BAB IX...

9 BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 24 Pada saat berlakunya Qanun ini, semua ketentuan dalam Peraturan Perundang-undangan yang berkaitan dengan Penyelenggaraan Pemerintah Kampung hasil Pembentukan dari Penghapusan Kelurahan disesuaikan dengan Qanun ini. Pasal 25 Ketentuan lebih lanjut yang diperlukan sebagai pelaksanaan Qanun ini, diatur dengan Peraturan Bupati. Pasal 26 Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Qanun ini akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. Pasal 27 Qanun ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Qanun ini dengan menempatkannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten. Ditetapkan di Blangkejeren Pada tanggal, 30 Oktober 2008 M 1 Dzulqaidah 1429 H BUPATI GAYO LUES, Diundangkan di Blangkejeren Pada tanggal, 4 November 2008 M 6 Dzulqaidah 1429 H SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN GAYO LUES, H. IBNU HASIM ABUBAKAR DJASBI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GAYO LUES TAHUN 2008 NOMOR 5 9