BAB 6. BAHAN ORGANIK DAN ORGANISME TANAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. pupuk tersebut, maka pencarian pupuk alternatif lain seperti penggunaan pupuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas

I. PENDAHULUAN. Pemberian bahan organik dapat meningkatkan pertumbuhan dan aktifitas. banyak populasi jasad mikro (fungi) dalam tanah (Lubis, 2008).

Kompos Cacing Tanah (CASTING)

Pengemasan dan Pemasaran Pupuk Organik Cair

I. PENDAHULUAN. berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi untuk tanaman dan

S U N A R D I A

I. PENDAHULUAN. Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (±

BAB I PENDAHULUAN. tunggang dengan akar samping yang menjalar ketanah sama seperti tanaman dikotil lainnya.

PEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH PADAT ORGANIK YANG TIDAK TERPAKAI ( LIMBAH SAYURAN KANGKUNG, KOL, DAN KULIT PISANG )

I. PENDAHULUAN. jagung juga digunakan sebagai bahan baku industri, pakan ternak dan industri

BAB I PENDAHULUAN. Ternak ruminansia seperti kerbau, sapi, kambing dan domba sebagian besar bahan

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Buah melon (Cucumis melo L.) adalah tanaman buah yang mempunyai nilai

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 sekitar ton dan tahun 2010 sekitar ton (BPS, 2011).

Latar Belakang. Produktivitas padi nasional Indonesia dalam skala regional cukup tinggi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari bahan-bahan makhluk hidup

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang berskala besar seperti limbah industri rokok, industri kertas, dan industri

I PENDAHULUAN. Hal tersebut menjadi masalah yang perlu diupayakan melalui. terurai menjadi bahan anorganik yang siap diserap oleh tanaman.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Kandungan Unsur Hara Makro pada Serasah Daun Bambu. Unsur Hara Makro C N-total P 2 O 5 K 2 O Organik

PENDAHULUAN. padat (feses) dan limbah cair (urine). Feses sebagian besar terdiri atas bahan organik

I. PENDAHULUAN. Saat ini kelangkaan pupuk menjadi suatu masalah di Indonesia. Harga pupuk

I. PENDAHULUAN. Indonesia, namun sampai saat ini perhatian masyarakat petani kepada kacang

TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik Lahan Sawah. reduksi (redoks) dan aktifitas mikroba tanah sangat menentukan tingkat

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. tersebut serta tidak memiliki atau sedikit sekali nilai ekonominya (Sudiarto,

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak dibudidayakan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Ultisol

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Mineralisasi N dari Bahan Organik yang Dikomposkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani Tanaman Pakchoi dan Syarat Tumbuh. Pakchoy adalah jenis tanaman sayuran yang mirip dengan tanaman sawi.

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

BAB I PENDAHULUAN. hewan atau manusia, seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos,

I. PENDAHULUAN. Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai

I. PENDAHULUAN. merupakan sumber protein dan mineral yang baik, dengan kandungan kalium,

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ternyata memiliki sebuah potensi besar yang luput terlihat. Salah satu limbah yang

I. PENDAHULUAN. menyebabkan kerusakan dan kerugian bagi masyarakat di sekitar

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber

I. PENDAHULUAN. Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan

I. PENDAHULUAN. atau jamu. Selain itu cabai juga memiliki kandungan gizi yang cukup

PEMBUATAN KOMPOS DENGAN MOL LIMBAH ORGANIK Dini Rohmawati Jurdik Kimia, FMIPA UNY

PENDAHULUAN. Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran luas,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Konsumennya mulai dari golongan masyarakat kelas bawah hingga golongan

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan pupuk di dunia terus meningkat sesuai dengan pertambahan

Lestari Alamku, Produktif Lahanku

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Penelitian. pengomposan daun jati dan tahap aplikasi hasil pengomposan pada tanaman sawi

Syekhfani. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

I. PENDAHULUAN. kebutuhan unsur hara tanaman. Dibanding pupuk organik, pupuk kimia pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pupuk dibedakan menjadi 2 macam yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik

PENDAHULUAN. Melon (Cucumis melo L.) merupakan salah satu buah yang dikonsumsi segar.

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan salah satu tanaman pangan dan

KAJIAN KEPUSTAKAAN. diduga tidak memiliki atau sedikit sekali nilai ekonominya (Merkel, 1981). Limbah

4. Jenis pupuk. Out line. 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanah marginal merupakan tanah yang potensial untuk pertanian. Secara alami

I. PENDAHULUAN. Cabai rawit kathur (Capsicum frutescens) merupakan komoditas rempah-rempah

PENGANTAR ILMU PERTANIAN PERTEMUAN KE-8 SUMBERDAYA LAHAN

PENGARUH BAHAN ORGANIK TERHADAP SIFAT BIOLOGI TANAH. Oleh: Arif Nugroho ( )

TINJAUAN PUSTAKA II.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

TINJAUAN PUSTAKA Bahan Organik Tanah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. bagi perekonomian Indonesia. Pada tahun 2012 luas perkebunan kakao di

II. TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk meningkatkan aktivitas proses komposting. Bioaktivator

P e r u n j u k T e k n i s PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kementerian Pertanian dan Badan Pusat Statistik, populasi ternak

BAB I PENDAHULUAN. setiap hari tumbuhan membutuhkan nutrisi berupa mineral dan air. Nutrisi yang

Pengaruh Nutrisi Terhadap Pertumbuhan Tanaman

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kubis adalah kalori (25,0 kal), protein (2,4 g), karbohidrat (4,9 g), kalsium (22,0

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Green House Jurusan Biologi Fakultas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Nur Rahmah Fithriyah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di daerah yang minim nutrisi. Rumput gajah membutuhkan sedikit atau tanpa

PERTUMBUHAN TANAMAN Gelombang Cinta (Anthurium plowmanii keris) PADA MEDIA CAMPURAN ARANG SEKAM DAN PUPUK KANDANG DENGAN PENAMBAHAN STARBIO SKRIPSI

EFEKTIFITAS MIKROORGANISME (EM) PADA PERTUMBUHAN TANAMAN GELOMBANG CINTA (Anthurium Plowmanii) DENGAN MEDIA CAMPURAN ARANG SEKAM DAN KOMPOS SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. kotoran manusia atau hewan, dedaunan, bahan-bahan yang berasal dari tanaman

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Munawar Raharja POLTEKKES BANJARMASIN Jurusan Kesehatan Lingkungan Banjarbaru

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada saat sekarang ini lahan pertanian semakin berkurang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB 6. BAHAN ORGANIK DAN ORGANISME TANAH 6.1. Pendahuluan Tanah merupakan sumber hara tanaman. Bahan yang merupakan sumber hara tanaman ada yang berbentuk organik dan anorganik. Bahan organik dalam tanah berasal dari tumbuhan, hewan dan mikroorganisme. Bahan-bahan tersebut dalam tanah ada dalam berbagai bentuk, yaitu sebagai seresah/sampah, bangkai-bangkai hewan dan mikroorganisme, dan ada yang dalam bentuk ekskresi atau sekresi dari tumbuhan, hewan maupun mikroorganisme. Selain itu ada yang dalam bentuk jasad hidup atau bagian dari jasad hidup (hewan-hewan kecil, mikroorganisme dan akar tumbuhan). Sebelum senyawa/unsur hara yang terdapat dalam bahan organik dapat digunakan/diserap oleh akar tanaman (sebagai hara tanaman), serangkaian reaksi hams dilalui sehingga dihasilkan senyawa/unsur hara yang dapat diserap tanaman. Serangkaian reaksi yang berlangsung tersebut dikenal sebagai proses peruraian atau dekomposisi bahan organik. Proses dekomposisi amat rumit dan sangat dipengaruhi oleh suhu, kelengasan, ph dan lain-lain lagi. Kalau ditelaah lebih lanjut, rangkaian reaksi dalam proses dekomposisi meliputi reaksi-reaksi fisika, kimia dan biokimia (biologis). Di lingkungan alami yang belum terusik (belum dijamah/digarap manusia), pertumbuhan tanaman dapat dikatakan tergantung kepada hasil dekomposisi bahanbahan organik yang ada ditempat tumbuh tanaman tersebut. Jadi dilingkungan alami tanaman tergantung kepada proses daur ulang. Sebelum pupuk buatan (pupuk pabrik, pupuk kimia) dikenal, pertanian hanya mengandalkaan pada kesuburan alami yaitu dengan menggunakan bahan organik (pupuk organik). Kesuburan tanah diusahakan untuk dipertahankan atau ditingkatkan dengan menggunakan berbagai bentuk bahan organik. Pupuk organik yang dipakai ialah pupuk kandang, sisa tanaman dan hewan yang dikomposkan, pupuk hijau (terutama tanaman leguminosa), limbah pertanian dan lain-lain lagi. Tuntutan untuk meningkatkan produktivitas lahan pertanian dan penggunaan varietas-varietas unggul telah mendorong penggunaan pupuk buatan (terutama pupuk nitrogen dan fosfor) secara berlebih-lebihan dan sering tidak terkendali, karena respon tanaman unggul sering meyakinkan. Hal tersebut pada mulanya belum banyak menimbulkan masalah. Namun lama kelamaan berbagai masalah bermunculan terutama hal ikhwal yang berkaitan dengan efisiensi penggunaan pupuk buatan yang berlebihan, masalah nutrient imbalancy (ketidak seimbangan hara) dalam tanah dan lain-lain lagi. Universitas Gadjah Mada 1

Perlu dikemukakan bahwa keadaan bahan organik di dalam tanah sendiri yang merupakan komponen yang berinteraksi dalam hal nutrient imbalancy. Disatu pihak bahan organik merupakan sumber hara tanaman tetapi dipihak lain senyawa-senyawa yang berasal dari aperuraian bahan organik mempengaruhi pula penyediaan hara dalam tanah. Pengelolaan tanah yang baik, tercakup pula upaya pengawetan bahan organiknya akan mempengaruhi keharaan dalam tanah. Secara umum dapat dikatakan bahwa dengan pengelolaan tanah yang baik, efisiensi penggunaan pupuk akan dapat ditingkatkan. Hal tersebut telah banyak terbukti pada upaya peningkatan efisiensi pupuk nitrogen dan fosfor. 6.2. Bahan Organik dalam Tanah Sumber bahan organik Bahan organik yang ada dalam tanah berasal dari tumbuhan, hewan dan mikroorganisme. Selain itu ada pula yang berasal dari bahan organik yang dengan sengaja diberikan berupa pupuk organik (kompos, pupuk kandang dan lain-lain lagi). Di lingkungan alami yang belum terusik (belum digarap untuk pertanian), bahan organik berasal dari sisa tumbuhan, bangkai hewan dan bangkai mikroorganisme, dan dari hasil sekresi/eskresi tumbuhan, hewan maupun mikroorganisme. Sifat-sifat bahan organik tanah Bahan organik di dalam tanah ada yang berupa benda mati dan benda hidup. Bahan organik yang berupa benda hidup ialah akar-akar tumbuhan yang masih aktif, berbagai hewan kecil, berbagai tumbuhan kecil dan berbagai mikroorganisme tanah. Bahan organik yang berupa benda mati adalah sisa tumbuhan, sisa/bangkai hewan, bangkai mikroorganisme, hasil peruraian/dekomposisi bahan organik yang belum sempurna dan yang telah sempurna. Peruraian bahan organik merupakan proses yang rumit. Berbagai senyawa organik dihasilkan dalam proses tersebut, ada yang hanya berupa senyawa-antara saja, dan ada pula yang berupa senyawa yang stabil (atau resisten terhadap peruraian). Yang berupa senyawa-antara ada yang terurai menjadi senyawa yang lebih sederhana lagi atau terurai menjadi unsur-unsur. Senyawa-antara ada yang disini tesis menjadi senyawa-seyawa lain (misalnya menjadi humus). Humus merupakan istilah untuk menyatakan bahan organik peruraian dan sisntesis dan merupakan bahan yang resisten terhadap peruraian. Namun demikian lama kelamaan humus dalam tanah akan habis pula, jika pengelolaan tanahnya tidak baik. Universitas Gadjah Mada 2

Sifat-sifat bahan organik tanah adalah : 1. Memperbaiki struktur tanah. 2. Meningkatkan daya serap tanah terhadap air. 3. Meningkatkan kehidupan di dalam tanah. 4. Mengandung zat/unsur hara tanaman. Pemakaian bahan organik (pupuk organik) yang teratur pada akhirnya akan meningkatkan hasil tanaman. Namun hal itu bukan berarti bahwa pupuk buatan tidak diperlukan lagi. Yang menjadi persoalan ialah kombinasi yang bagaimana kedua macam pupuk tersebut hares dipakai dengan sebaik-baiknya. Daftar 1. Istilah bahan organik yang ditemukan dalam tanah =================================================================== Istilah Keterangan =================================================================== Sisa Organik Seresah tumbuhan, bangkai hewan dan mikroorganisme serta hasil dekomposisinya belum sempurna. Biomassa tanah Bahan organik yang terdapat dalam mikroorganisme tanah yang masih hidup. Humus Semua bahan organik yang terdapat didalam tanah, kecuali sisa organik dan biomassa tanah (artinya sisa organik dan biomassa tanah tidak termasuk dalam humus). Bahan organik tanah Sama dengan humus. Zat humat (a) Zat non-humat (b) Humin (c) Asam Humat (d) Asam sulfat (e) Asam hymatomelanat (f) a, b, c, d, e dan f merupakan senyawa yang dapat diperoleh dengan cara-cara tertentu -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Universitas Gadjah Mada 3

Dekomposisi bahan organik Proses dekomposisi atau proses peruraian bahan organik terdiri dari berbagai reaksi fisika, kimia dan biokimia (biologis). Bahan organik yang jatuh di permukaan tanah akan mengalami proses dekomposisi. Yang dapat kita amati ialah perubahan bentuk (alih-bentuk) dan perubahan rupa (alih-rupa). Sebagai "hasil-akhir" dekomposisi ialah suatu bahan yang dikenal sebagai humus. Humus merupakan bahan organik tanah atau komponen organik dalam tanah. Humus relatif lebih stabil, yang artinya resisten terhadap peruraian lebih lanjut. Namun arti resisten disini jangan diartikan secara mutlak, sebab jika pengelolaan tanahnya tidak baik kadar humus didalam tanah akan menurun pula. Dekomposisi bahan organik yang masuk ke dalam tanah dipengaruhi oleh suhu, lengas/air dan berbagai mikoroorganisme. Peranan mikroorganisme dalam dekomposisi bahan organik sangat besar. Pada tahap permulaan dekomposisi juga ditemukan kegiatan hewan-hewan kecil yang terutama berperan dalam proses penghancuran secara fisik, sehingga ukuran bahan yang mengalami dekomposisi tersebut menjadi lebih kecil. Penghancuran secara fisik tersebut berakibat pada meluasnya permukaan bahan yang sedang terdekomposisi. Meluasnya permukaan bahaan merupakan peluang untuk meningkatkan kegiatan ensim-ensim pengurai yang dihasilkan oleh mikroorganisme. Susunan kimia bahan organik juga mempengaruhi kepatan dekomposisi. Sering ada kekurangan fosfor, kalsium dan nitrogen. Dalam hal ini penambahan senyawa fosfor, kalsium dan nitrogen akan dapat mempercepat proses dekomposisi. Pembentukan humus Sisa-sisa organik yang msuk ke dalam tanah tidak terdekomposisi secara keseluruhannya, tetapi tiap konstituen kimia penyusun bahan organik (sisa organi) itu yang mengalami dekomposisi dengan pola yang sesuai dengan sifat kimia konstituen tersebut. Pada pembentukan humus dari sisa-sisa tanaman, pada permulaannya akan terjadi penurunan jumlah konstituen yang mudah larut dalam air, kemudian terajdi penurunan selulosa dan hemiselulosa, dan akan terjadi peningkatan relatif konstituen ligninnya. Sebenarnya tidak terjadi peningkatan pada jumlah lignin, namun dibandingkan dengan konstituen lainnya lignin amat sulit untuk didekomposisi. Maka persentage lignin dalam bahan yang terdekomposisi akan terus meningkat dan persentage komponen lainnya menurun. Selain itu pada bahan yang terdekomposisi kadar proteinnya dalam persentagenya jugs meningkat. Peningkatan dalam kadar protein ini sebagian besarnya disebabkan oleh meningkatnya kegiatan sintesis protein oleh mikroorganisme. Universitas Gadjah Mada 4

Bahan lignin yang terdapat dalam humus berasal dari lignin yang terdapat dalam sisa tanaman yang terdekomposisi, namun lignin aslinya telah mengalami modifikasi secara kimiawi. Reaksi antara lignin (yang telah termodifikasi) dengan asam-asam amino dan dengan senyawa-senyawa lain akan membentuk suatu bahan yang amat resisten. Bahan tersebut akan meningkatkan penimbunan lignin dan protein dalam bahan yang disebut humus. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa humus merupakan bahan yang rumit dalam hal susunannya. Kerumitan dalam hal susunan itu mungkin dapat menjelaskan kerumitan dalam sifat fisika dan kimianya, sebagai komponen dalam tanah. Humus dalam tanah berperan sebagai sumber hara, ikut berperan pula pada sifat fisika tanah yang menguntungkan pertumbuhan tanaman. 6.3. Pupuk Organik Yang disebut pupuk organik ialah baha-bahan organik yang digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan kesuburan tanah. Pupuk organik mengandung unsur-unsur hara tanaman dan senyawa-senyawa lain yang dapat mempengaruhi sifat fisika dan kimia tanah. Pupuk organik yang digunakan dalam pertanian antara lain ialah pupuk kandang, kompos dan pupuk hijau. Berbagai limbah yang bersifat organik dapat pula digunakan sebagai pupuk organik. Pupuk Kandang Pupuk kandang mengandung : 1. Kotoran (faeces) hewan dalam bentuk bahan padat 2. Air kencing hewan 3. Sisa jerami atau sisa pakan hewan 4. Air yang berasal dari penyiraman dan pembersihan kandang, bocoran tempat minum hewan dsb.) Susunan kimia pupuk kandang tergantung pada macam hewan dan susunan pakan hewannya. Selain itu cara penyimpanan pupuk kandang akan besar pengaruhnya terhadap kualitasnya. Kompos Kompos adalah suatu pupuk organik yang terdiri dari sisa-sisa organik yang berasal terutama dari tanaman dan hewan. Bahan itu telah mengalami proses dekomposisi, sebelum dipakai dalam pertanian (sebelum diberikan ke dalam tanah). Pengolahan sisa-sisa organik menjadi kmpos dikenal sebagai pengomposan. Pada pengomposan sisa-sisa organik, Universitas Gadjah Mada 5

bahan-bahan yang berupa sisa organik ditumpuk pada permukaan tanah serta diatur kelembaban, aerasi dan suhu. Proses kimia dan biokimia dekomposisi bahan yang dikomposkan berbeda dengan proses kimia dan biokimia dekomposisi bahan organik yang langsung diberikan dalam tanah. Perbedaannya yang mencolok terutama dalam hal aerasi dan suhu. Tingkat aerasi dalam tumpukan kompos agak rendah, tetapi suhu pada tumpukan kompos lebih tinggi. Kualitas kompos sangata dipengaruhi oleh cara pengomposan. Dengan berbagai upaya mutu kompos dapat ditingkatkan. Upaya tersebut ada yang sederhana dan ada pula yang dengan penerapan teknologi baru. Pupuk Hijau Sisa-sisa tanaman dapat langsung diberikan/dimasukkan ke dalam tanah tanpa dikomposkan lebih dahulu, dan cara yang sering diterapkan ialah dengan membajak langsung tanaman yang terdapat/tumbuh di lahan tersebut. Cara ini merupakan salah satu cara yang dikenal sebagai pemupukan hijau ("Green Manuring"). Tanaman yang digunakan sebagai pupuk hijau pada umumnya adalah tanaman leguminosa. Tujuan pemupukan dengan pupuk hijau terutama adalah untuk memelihara dan memperbaiki struktur tanah dengan penambahan bahan organik. Pupuk hijau berupa leguminosa dapat langsung memperkaya hara di dalam tanah. Secara umum dapat dikatakan, bahwa dengan cara yang tepat dan diperhitungkan sebelumnya, penggunaan pupuk hijau akan dapat meningkatkan kadar humus dalam tanah. Namun peningkatan kadar humus dan peningkatan kadar nitrogen tidak berlangsung pada waktu yang bersamaaan. 6.4. Organisme (Zasad-zasad hidup) tanah Tanah merupakan rumah dari berbagai macam tumbuhan dan khewan mulai dari ukuran yang mikro sampai ukuran makro (bakteri, cacing dsb.). Dibandingkan dengan fungi dan algae, bakteri adalah penting ing dalam proses fiksasi nitrogen. Mikroorganisme tanah hidup di dalam bahan organik tanah, menguraikan bahan organik, menggunakan bahan organik sebagai sumber makanan. Mikroorganisme tersebut berperanan penting dalam proses pendauran unsur-unsur hara tanaman. Mikroorganisme tanah juga mampu menekan penyakit yang berbahaya bagi tanaman tingkat tinggi. Bahan-bahan tanaman dan khewan yang telah mati menghasilkan sejumlah besar bahan organik. Bahan ini didekomposisi dan dihancurkan oleh organisme tanah, dan bercampur dengan bahan mineral tanah. Organisme itu sendiri akan mati dan menambah jumlah bahan organik di dalam tanah. Selama dan sesudah penguraian bahan organik dihasilkan Universitas Gadjah Mada 6

sejumlah unsur N, S, P, C, dan lain-lain. Bahan organik merupakan sumber unsur-unsur hara tanaman. Bahan organik tanah secara terusmenerus diuraikan oleh mikroorganisme tanah, oleh karena itu bahan organik hams ditambah dengan pemberian sisa-sisa tanaman tingkat tinggi. Bahan organik di dalam tanah dapat meningkatkan kapasitas menahan lengas dan unsur hara bagi tanaman tingkat tinggi dan mikrooranisme. Hasil akhir penghancuran bahan organik merupakan bahan yang berwarna hitam disebut humus yang merupakan zat perekat butir-butir tanah menjadi agregatagregat tanah. Universitas Gadjah Mada 7