ISSN: Herman

dokumen-dokumen yang mirip
Sriwinda Mana a, Bonifasius Saneba, dan Anthonius Palimbong

Jumiah Abd. Rasul, Jamaludin, dan Hasdin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NU GRESIK

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 PALU

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Saintifik pada materi himpunan kelas VII Semester Ganjil MTs GUPPI Sumberejo Tahun Pelajaran ?

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI MEDAN ESTATE

Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF (INNOVATIVE LEARNING) TIPE PICTURE AND PICTURE

PENINGKATAN KEMAMPUAN PESERTA DIDIK DALAM MENGERJAKAN SOAL CERITA MELALUI METODE BERMAIN KARTU SOAL. Nurkhikmatun

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Penerapan Model Siklus Pembelajaran Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Terhadap Ketercapain KKM Pada Siswa SMP Negeri 6 Kota Bima.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIIID SMPN 2 BURAU

BAB V PEMBAHASAN. Fiqih dengan melalui penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe picture and

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03

Rasiman 1, Wahyu Widayanto 2. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat. daya manusia yang berkualitas untuk menghadapi setiap permasalahan jaman, baik

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

Olahairullah. Kata Kunci:Media Penugasan Proyek, Keterampilan Proses Mengkomunikasikan Hasil, Hasil Belajar

Penerapan Metode Pemecahan Masalah Model Polya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Matematika. Toheri,Nia Yuniawati

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SAINS (IPA) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM

PENINGKATAN MOTIFASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PLUS

Bimafika, 2016, 8, 10 15

Yusuf Gafur Guru Biologi, SMP Negeri 2 Sano Nggoang -

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. 1. Implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted. siklus II naik menjadi 76,92%.

Pengaruh Penggunaan Media Tanam Hidroponik Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Terong (Solanum melongena) Fahruddin

Serambi Akademica, Volume IV, No. 2, November 2016 ISSN :

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD

Oleh: Ramikayani, S.Pd Guru SDN Mantaren 1 Kabupaten Pulang Pisau ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

Key Words: Hasil Belajar Matematika, Metode Play Answer

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI POKOK GERAK LURUS DI KELAS X SMA SWASTA UISU MEDAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS V SD NEGERI BANDAR KLIPPA

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

Konseling dan Pendidikan

Penerapan Pembelajaran Kooperatif

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIC SMPN 3 PALOPO

Agung Listiadi dan Friska Imelda Sitorus Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya ABSTRAK

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.

NASKAH PUBLIKASI. Disusun sebagai persyaratan Guna mencapai Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh: WAHYUNINGSIH A

ISMAIL Guru SMAN 3 Luwuk

Peningkatan Hasil Belajar Standar Kompetensi. Menerapkan Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Penggunaan Media VCD

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

Sriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya,

Peningkatan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Matematika Dengan Metode Jigsaw Pada Siswa Kelas VIII B di MTs Muhammadiyah 1 Ponorogo

ARTIKEL ILMIAH STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFE TIPE SCRIPT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Khoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2 PTE FT UNNES 1, SMA Negeri 2 Ungaran 2

Arnasari Medekawati Hadi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan STKIP Bima

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STRUKTURAL TEKNIK TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan

PENERAPAN MODEL THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh DITA ERWIDIYA RAPANI HERMAN TARIGAN

BAB III METODE PENELITIAN

Maulizar. Kata-kata kunci: Hasil Belajar Siswa, Model Pembelajaran Make A Match, Materi Tumbuhan Biji (Spermatophyta).

PENINGKATAN KREATIVITAS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SPONTANEOUS GROUP DISCUSSION (SGD) PADA SISWA KELAS VII

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ASSURE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 12 BANDA ACEH ABSTRAK

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN FLORA. Guru SD Negeri 38 Ampenan

Penerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 Ampana

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1

II. TINJAUAN PUSTAKA. lemah menjadi kuat, dari tidak bisa menjadi bisa. Seperti diakatakan oleh Slameto

METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

NURUL HUDA LOSARI BREBES SKRIPSI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Vol. 3, No. 1, Maret 2016 ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. hakikatnya manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MELATIH KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

Peningkatan Pemahaman Tata cara pernikahan Melalui Metode Role Playing dan Demonstrasi Pada Siswa Kelas XII

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pemebelajaran agar peserta didik secara aktif

Penerapan Model Pembelajaran Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Siswa Kelas V SD Inpres Salabenda Kecamatan Bunta

Penerapan Strategi Pembelajaran Kreatif-Produktif Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Siswa Kelas V SDN Inpres 5 Birobuli

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. SD Negeri Tlahap terletak di Desa Tlahap Kecamatan Kledung Kabupaten

FAKULTAS EKONOMI UNNES

BAB II KAJIAN TEORI. berlainan sesuai dengan bidang keahlian mereka masing-masing tentang hasil

Dwi Ambarwati 1. PENDAHULUAN

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD KELAS VI DI SDN 153 PEKANBARU

PROSIDING ISBN :

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Konsep Pesawat Sederhana Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas V SD Inpres 2 Langaleso

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

Transkripsi:

Pengaruh Penerapan Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe Pertukaran Kelompok Secara Bersama-Sama Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Di SMAN 2 Kota Bima Tahun Pelajaran Herman Abstrak; Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe pertukaran kelompok secara bersama-sama terhadap hasil belajar siswa SMAN 2 Kota Bima Tahun Pelajaran. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa pemberian tindakan terhadap perilaku siswa dalam rangka optimalisasi pembelajaran. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa: 1) hasil belajar siswa makin pada tiap siklus, 2) terdapat pengaruh interaksi antara penggunaan pembelajaran kooperatif tipe pertukaran kelompok secara bersama-sama terhadap hasil belajar siswa. Kata Kunci: Pembelajaran Kooperatif, Tipe Pertukaran Kelompok Secara Bersama-Sama, Hasil Belajar PENDAHULUAN Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Arifin, 2003). Biologi adalah ilmu dasar yang berkembang sangat pesat baik materi maupun kegunaannya. Maka pelajaran ini berfungsi untuk mengembangkan kemampuan pola pikir dan menggunakan ketajaman penalaran untuk menyelesaikan persoalan sehari-hari. Dengan kata lain belajar Biologi yaitu mempelajari obyek kajian yang nyata dengan pola pendekatan deduktif dan kebenaran absolut. Namun pada kenyataannya pembelajaran di sekolah seringkali mengalami kesulitan dan banyak dari siswa tidak menyukai pelajaran Biologi. Siswa mempelajari Biologi yang sifat materinya masih elementer dan hal itu merupakan konsep essensial sebagai dasar bagi prasyarat konsep yang lebih tinggi. Banyak aplikasi dalam kehidupan masyarakat dan pada umumnya dalam mempelajari konsep-konsep tersebut bisa dipahami melalui pendekatan induktif. Hal ini sesuai dengan kemampuan kognitif siswa yang telah dicapainya. Adapun beberapa masalah yang perlu mendapat perhatian adalah apabila siswa secara 15 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 4 Nomor 1 April 2015

prematur dihadapkan suatu materi pelajaran tertentu sedangkan ia belum siap untuk memahaminya, maka ia tidak saja akan gagal dalam belajar tetapi juga belajar untuk menakuti, membenci, dan menghindari pelajaran yang berkenaan dengan materi tersebut (Erman Suherman dan Udin S.Winataputra, 1999). Seiring dengan dicanangkannya Kurikulum 2013 (K13) mulai tahun 2014 lalu, kita tidak bisa lagi mempertahankan paradigma lama yaitu guru merupakan pusat kegiatan belajar di kelas (teacher center). Tetapi hal ini nampaknya masih banyak diterapkan di ruang-ruang kelas dengan alasan pembelajaran seperti ini adalah yang paling praktis dan tidak menyita waktu. Dalam proses pembelajaran Biologi masih sering dijumpai adanya kecenderungan siswa yang tidak mau bertanya kepada guru meskipun mereka sebenarnya belum mengerti tentang materi yang disampaikan. Tetapi ketika guru menanyakan bagian mana yang belum mereka mengerti seringkali siswa hanya diam, dan setelah guru memberikan soal latihan barulah guru mengerti bahwa sebenarnya ada bagian dari materi yang belum di mengerti siswa. Berdasarkan penuturan guru Biologi SMAN 2 Kota Bima yang sudah mengajar selama 3 tahun, proses pembelajaran Biologi masih didominasi oleh guru sehingga keaktifan siswa dalam kelas masih kurang. Dalam proses belajar di kelas tidak banyak siswa yang mengajukan pertanyaan, dari sumber yang sama juga diketahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa pada bidang studi Biologi untuk tahun ketahun sudah mulai ada perubahan yang mendasar. Dari data tersebut menunjukkan masih rendahnya hasil belajar siswa SMAN 2 Kota Bima pada bidang studi Biologi. Hasil tersebut masih kurang dari standar ketuntasan belajar umumnya mencapai 65%. Dalam melaksanakan proses belajar mengajar diperlukan langkah-langkah sistematis untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Hal yang harus dilakukan dengan menggunakan metode yang cocok dengan kondisi siswa agar siswa dapat berpikir kritis, logis, dan dapat memecahkan masalah dengan sikap terbuka, kreatif, dan inovatif. Dalam pembelajaran dikenal berbagai model pembelajaran salah satunya adalah pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Sebagian guru berpikir bahwa mereka sudah menerapkan cooperative learning tiap kali menyuruh siswa bekerja di dalam kelompok-kelompok kecil. Tetapi guru belum memperhatikan adanya aktivitas kelas yang terstruktur sehingga 16 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 4 Nomor 1 April 2015

peran setiap anggota kelompok belum terlihat. Dalam pembelajaran Biologi ada pembelajaran yang sering dikenal dengan pembelajaran kooperatif tipe pertukaran kelompok secara bersama-sama, merupakan sutu metode yang digunakan dalam proses belajar-mengajar guna bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu model pembelajaran kooperatif tipe pertukaran kelompok secara bersamasama dapat diterapkan dalam pelajaran sehari-hari pada Bidang Studi manapun terutama pada siswa SMAN 2 Kota Bima yang merupakan pemula dalam pembelajaran kooperatif. Dalam penelitian ini dipilih bidang studi Biologi karena selain masih rendahnya hasil belajar bidang Studi ini, Biologi juga merupakan materi yang sifatnya eksa. Materi Biologi memungkinkan siswa untuk belajar menemukan konsep secara kreatif melalui diskusi kelompok. Berdasarkan uraian tersebut melalui penelitian ini diuji cobakan penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe pertukaran kelompok secara bersama-sama untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada bidang studi Biologi Kelas XI Di SMAN 2 Kota Bima Tahun Pelajaran Berdasarkan uraian latar belakang diatas, adapun rumusan masalah yang diajukan adalah: (1) apakah ada pengaruh penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe pertukaran kelompok secara bersama-sama terhadap hasil belajar siswa SMAN 2 Kota Bima Tahun Pelajaran. (2) Apakah terdapat pengaruh interaksi antara penggunaan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe pertukaran kelompok secara bersama-sama sebagai metode pembelajaran terhadap hasil belajar siswa. Dalam pelaksanaannya, model pertukaran kelompok dibagi menjadi 6 tahapan, yaitu : 1. Menyampaikan tujuan belajar dan membangkitkan motivasi 2. Menyajikan informasi kepada siswa dengan demonstrasi disertai penjelasan 3. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar 4. Mengelola dan membantu siswa dalam belajar kelompok dan kerja di tempat duduk masing-masin 5. Mengetes penguasaan kelompok 6. Pemberian penghargaan atau pengakuan terhadap hasil belajar siswa (Nurhadi dan Agus Gerrard, 2003). 17 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 4 Nomor 1 April 2015

METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas menekankan pada proses kegiatan atau tindakan yang mengujicobakan suatu ide ke dalam praktek atau situasi nyata dalam skala yang mikro, yang diharapkan kegiatan tersebut agar mampu memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar (Riyanto, 2001). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa pemberian tindakan terhadap perilaku siswa dalam rangka optimalisasi pembelajaran. Optimalisasi pembelajaran yang dimaksud adalah memperbaiki prilaku pembelajaran yang kurang pada siswa, menjadi baik, serta yang baik menjadi lebih baik, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal Penelitian ini dilaksanakan untuk pembelajaran siswa kelas XI SMA Negeri 2 Kota Bima Tahun Pelajaran. Alasan dipilih kelas XI SMA Negeri 2 Kota Bima karena dikelas ini masih di temukan siswa yang rendah nilai ketuntasannya. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XI SMAN 2 Kota Bima Tahun Pelajaran yang terdiri dari 160 siswa atau 4 kelas. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XI Tahun Pelajaran. Tekhnik pengambilan sampel dilakukan secara random sampling (acak), yaitu dengan: 1) menentukan dengan cara mengundi kelas dari 4 kelas yang ada untuk dijadikan sampel penelitian, 2) membagikan soal pre-tes untuk mengetahuan kemampuan awal sampel dan soal post-tes untuk mengetahui perbedaan dari tiap perlakuan yang diberikan, 3) menghitung hasil tes berdasarkan hasil tes instrumen peneltian, 4) menetukan kategoori ketuntasan hasil belajar siswa. HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di SMAN 2 Kota Bima. Data dalam penelitian ini berupa data hasil tes awal untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum di beri perlakuan dan tes akhir penelitian untuk mengetahui sejauh mana pengaruh pendekatan pembelajaran kooperatif tipe pertukaran kelompok secara bersama-sama terhadap hasil belajar siswa kelas XI SMAN 2 Kota Bima Tahun Pelajaran, tes dilakukan sebagai perbandingan hasil pembelajaran sebelum dan sesudah penggunaan metode tersebut. Data hasil tes sampel tersebut tercantum pada tabel berikut 18 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 4 Nomor 1 April 2015

Tabel 1. Hasil tes awal siswa sebagai sampel penelitian Jumlah Skor 2200 Rata-rata 55.00 Siswa Tuntas 8 Orang Siswa Tidak Tuntas 32 Orang Persentase ketuntasan 20% Dari tabel diatas maka dapat di lihat perolehan nilai dari sebelum diberi perlakukan menunjukkan perolehan nilai siswa dapat dikatakan belum memenuhi ketuntasan klasikal karena banyaknya siswa yang mendapat nilai < 65. Sedangkan siswa belum diberi perlakuan, perolehan skor sebelum perlakuan diperoleh rata-rata nilai sebesar 55,00 dengan persentase ketuntasan sebesar 20%. Sehingga ketuntasan belajar pada tes awal siswa belum mencapai ketuntasan belajar secara klasikal. Dengan demikian siswa memulai pembelajaran dengan kemampuan rendah. Pada tahap selanjutnya proses belajar dilakukan, dengan memberikan perlakuan pada masing-masing kelas yang dijadikan sampel penelitian. Adapun hasil tes belajar siswa setelah diberi perlakuan pada siklus I sebagai berikut Tabel 2. Hasil tes siswa pada Siklus I Jumlah 2600 Rata-rata 65.00 Siswa Tuntas 19 Orang Siswa Tidak Tuntas 21 Orang Persentase ketuntasan 47.50% Dari tabel diatas dapat di lihat perolehan nilai pada siklus I nilai terendah 50 tertinggi 80 dengan nilai rata rata 65.00, dari tes diatas terdapat siswa yang mendapat nilai 50=4 siswa, 60=17 siswa 70=14 siswa, 80=5 siswa. Dengan presentase ketuntasan 47,50% sehingga belum memenuhi ketuntasan secara klasikal 75%, sehingga dilakukan pengulangan pada siklus II. Dari perolehan nilai yang belum memenuhi ketuntasan secara kasikal tersebut dikarenakan masih adanya siswa yang belum mampu menerima materi yang disampaikan guru mata pelajaran, keadaan kelas yang belum mampu dikuasai oleh guru, masih adanya siswa yang belum memahami keuntungan terhadap materi yang disampaikan. Sehingga perlu dilakukan apersepsi dan pemberian informasi berkelanjutan pada mata pelajaran yang disampaikan pada siklus II Tabel 3. Hasil tes siswa pada Siklus II Jumlah 3070 Rata-rata 76.75 Siswa Tuntas 36 Orang Siswa Tidak Tuntas 4 Orang Persentase ketuntasan 90.00% Dari perolehan nilai tes pada siklus II nilai terendah 60 tertinggi 90 dengan nilai rata-rata 76,75 dan presentase ketuntasan 90.00% sehingga telah memenuhi standar 19 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 4 Nomor 1 April 2015

ketuntasan secara klasikal dan pembelajaran dihentikan sampai pada siklus II saja. Dari hasil perbandingan nilai tes pada siklus I dan siklus II terdapat perbedaan yang signifikan, dimana perolehan nilai siswa dapat dikatakan telah memenuhi ketuntasan klasikal. Sedangkan data tes hasil belajar siswa pada siklus II yang diperoleh sudah memenuhi ketuntasan secara individu dengan rata-rata sebesar 76,75 dan juga memenuhi ketuntasan klasikal dengan persentase ketuntasan sebesar 90.00%. Hal ini menunjukan bahwa sampel penelitian mengalami peningkatan hasil belajar jika dilihat dari peningkatan kentuntasan klasikalnya. Berdasarkan data hasil penelitian pada tabel 1 tersebut di atas, diketahui bahwa kegiatan pre-test pada sampel penelitian pada prinsipnya memiliki kemampuan yang sangat rendah. Dilihat dari hasil pre-test diketahui bahwa, nilai terendah 30 sedangkan skor tertinggi 70 dengan rata-rata hasil belajar siswa adalah 55.00 serta persentase ketuntasan 20,00% yang memberi arti bahwa siswa memulai pembelajaran pada kemampuan yang sangat rendah kemampuannya. Setelah diberi perlakuan pada sampel ditemukan perubahan komponen nilai hasil post test pada siklus I terdapat perubahan yang tidak terlalu signifikan sehingga dilakukan pengulangan pada siklus II. Hasil tes siklus I diketahui bahwa, nilai terendah 50 tertinggi 80 dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 65,00 sedangkan ketuntasan belajar secara klasikal 47,50% hasil ini menunjukkan proses pembelajaran siswa belum memenuhi standar ketuntasan klasikal 75% sehingga penelitian ini dilanjutkan pada siklus II. Dari perolehan nilai tes pada siklus II nilai terendah 60 tertinggi 90 dengan nilai rata-rata 76,75 dan presentase ketuntasan 90,00% sehingga telah memenuhi standar ketuntasan secara klasikal dan pembelajaran dihentikan sampai pada siklus II saja. Dengan persentase kenaikan yang dicapai yaitu 90,00% menunjukkan terjadinya peningkatan hasil belajar siswa pada kegiatan belajar kooperatif tipe pertukaran kelompok secara bersama-sama tersebut menunjukkan adanya efektifitas pembelajaran dengan menggunakan metode tersebut. Meningkatnya hasil dan aktivitas belajar siswa menunjukkan bahwa melalui penerapan metode kooperatif tipe pertukaran kelompok secara bersama-sama memberikan keleluasan siswa dalam mengembangkan dan melatih diri untuk berani mengemukakan dan 20 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 4 Nomor 1 April 2015

mempertahankan ide-ide sehingga dapat membangkitkan perhatian dan semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, dan memungkinkan timbulnya kerjasama dan rasa gotong royong yang tinggi antar siswa dalam suatu kelompok, sehingga komunikasi antar siswa maupun antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Suyatno (2004) bahwa salah satu metode dalam proses pembelajaran yang menekankan keterlibatan siswa secara penuh dengan mengandalkan kerjasama dan saling menghormati adalah metode pembelajaran kooperatif tipe pertukaran kelompok secara bersama-sama. Pada hakekatnya pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan suasana atau memberikan pelayanan agar siswa belajar. Pendekatan pertukaran kelompok secara bersama-sama tampak melibatkan siswa baik secara intelektual maupun emosional, dengan memperhatikan suasana belajar yang kondusif untuk membantu siswa dalam belajar sehingga tujuan pembelajaran yang ditetapkan dapat tercapai, hal ini sesuai dengan pendapat para ahli, Pembelajaran kooperatif tipe pertukaran kelompok secara bersama-sama tidak hanya melihat sejauh mana siswa dapat mengemukakan apa yang dihafalnya tetapi memberikan peluang bagi siswa untuk mengemukakan pendapat dan ide-ide yang kreatif. Slameto (2000) mengemukakan Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan ahli lain menyatakan belajar sebagai rangkaian kegiatan jiwa-raga, psiko-fisik untuk menuju keperkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotorik (Sadirman, 2003) KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe pertukaran kelompok secara bersama-sama dapat meningkatkan hasil belajar Biologi kelas XI SMAN 2 Kota Bima tahun pelajaran. Terjadinya peningkatan hasil belajar siswa pada kegiatan belajar dengan metode pembelajaran kooperatif tipe pertukaran kelompok secara bersama-sama tersebut menunjukkan adanya efektifitas pembelajaran dengan menggunakan metode 21 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 4 Nomor 1 April 2015

tersebut. Hal tersebut didasari hasil tes pada siklus II diketahui bahwa, nilai terendah 60 tertinggi 90 dengan nilai rata-rata 76,75 serta persentase ketuntasan secara klasikal 90.00%, ini menunjukkan hasil belajar siswa dengan pembelajaran kooperatif tipe pertukaran kelompok secara bersama-sama mengalami peningkatan DAFTAR PUSTAKA Ahmad Usman, 2008. Mari belajar meneliti. Yokjakarta: Genta press Arifin, Zainal. 1991. Evaluasi Instruksional Prinsip-prinsip Teknik-Prosedur. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.. 2003. Teori Konseling Umum dan Agama,Jakarta : Golden Terayon Press Arikunto, 2002. Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta : Bina Aksara Djamarah. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta. Erman Suherman dan Udin S.Winataputra, 1999. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Yogyakarta: PBFE. Depdiknas, 2006. Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Berdasarkan KBK. Jakarta: Penerbit Direktorat Pendidikan Menengah Umum. Ibrahim, M, dkk. 1999. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : University Press. Ibrahim, 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara. Nasution. 2000. Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara. Ngalim Purwanto, 2004. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya Nurhadi dan Agus Gerrard, 2003. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung : Rosda. Blau. Peter. 1964. Exchange and Power in Social Life. New Yorkl: Wiley. Riyanto, 2001. Metode Penelitian Pendidikan, Penerbit SIC anggota IKAPI, Surabaya Ruseffendi. 2006. Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensi dalam Pengajaran Matematika. Penerbit Tarsito. Bandung Sanapih Faisal, 1990. Rahasia Sukses Hidup Bahagia., hal 72 Slameto. 2003. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Slavin, E.R. 1995. Cooperative Learning. Boston: Allyn Bacon. 2003. Metode Research. Jakarta. Bumi Aksara Selo Sumardjan, dan Soeleman S. 1974. Setangkai Bunga Biologi. Jakarta: Yayasan Badan Penerbit Fak. Ekonomi UI. Trianto, 2007. Proses Belajar Mengajar. Bandung ; CV. Remaja Karya. 22 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 4 Nomor 1 April 2015