Efektivitas Metode Demonstrasi Dalam Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH

Kata kunci: Pembelajaran Berbasis Masalah, Keterampilan Berpikir Kreatif

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MEDIA POHON MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS VIII E SMP TAMANSISWA MALANG

PENERAPAN MODEL CTL DALAM MATERI AJAR KONSEP PERUBAHAN PADA BENDA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI. Umi Jaenab

II. KERANGKA TEORETIS. Kreativitas sebagai alat individu untuk mengekspresikan kreativitas yang

BAB III METODE PENELITIAN. terkendali untuk menemukan dan memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MELALUI METODE KONTEKSTUAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEAMS GAMES TOURNAMENTS SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 2 DUKUN, MAGELANG

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kemampuan Berpikir Kreatif Mahasiswa Semester 1 pada Mata Kuliah Matematika Dasar

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar UMI CHASANAH A 54A100106

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. kelas (PTK) sebenarnya diawali dari istilah action research atau penelitian

IMPLEMENTASI METODE GROUP INVESTIGASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V SD NEGERI 1 BIREUEN

KETRAMPILAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) PADA SISWA SMP

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MI Miftahul Ulum, Tutur, Pasuruan. Pemilihan tempat

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK. Sri Suwarni

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

P 75 PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN INTEGRASI INTERKONEKSI

BAB III METODE PENELITIAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI AJAR VOLUME BANGUN RUANG SISI LENGKUNG. Abu Khaer

BAB III METODE PENELITIAN. Jika akar permasalahan sudah diketahui, alternatif berikutnya adalah

PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA

I. PENDAHULUAN. Manusia (SDM) yang berkualitas yang mampu menghadapi tantangan

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

BAB III METODE PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS VIID SMP N I SRANDAKAN

III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang istilah dalam bahasa Inggrisnya adalah Classroom

BAB II KAJIAN TEORITIK

PROSIDING ISBN :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri secara kolaboratif dan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

BAB III. METODE PENELITIAN. prosedur penelitian, desain operasional tindakan, tehnik pengumpulan data, tehnik

PROSIDING ISBN :

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini akan dilaksanakan di kelas IV SD Negeri

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

BAB III METODE PENELITIAN

Rumusan masalahan. Tujuan Penelitian. Kajian Teori. memahaminya. Demikian pula dengan siswa kelas IX SMP Negeri 1 Anyar masih

Peningkatan Keaktifan Belajar Subtema Kerjasama Ekonomi Internasional melalui Pendekatan Ekspositori pada Siswa Kelas IX

BAB I PENDAHULUAN. tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental. Kemudian

BAB II KAJIAN TEORITIK

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas SD Negeri Mangunsari 01 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2013/2014

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini memberikan gambaran pada beberapa aspek meliputi

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DAN LATIHAN BERULANG PADA KOMPETENSI MENENTUKAN LETAK BILANGAN PADA GARIS BILANGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas. kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik

Jurnal Penelitian Guru FKIP Universitas Subang, Volume 1 No. 1 Maret 2018 ISSN (p) (e)

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PKn kelas VIII SMP N 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian yang diambil yaitu ex post facto, dimana penelitian ini hanya

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat penting. Karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis melaksanakan penelitian di Sekolah Menengah Pertama Negeri 9

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat,

PEMECAHAN MASALAH TIPE WHAT S ANOTHER WAY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V SD

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

III. METODOLOGI PENELITIAN

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas atau yang lebih dikenal dengan classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom

II. TINJAUAN PUSTAKA. diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba. Pengetahuan

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa pihak. 27

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG VOLUME PRISMA SEGITIGA DAN TABUNG MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PBI. Nur Aini Yuliati

Puspa Handaru Rachmadhani, Muhardjito, Dwi Haryoto Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan dan menghasilkan peserta didik yang memiliki potensi dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORI. hakekatnya adalah belajar yang berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada ipaya pemecahan

BAB I PENDAHULUAN. teknologinya. Salah satu bidang studi yang mendukung perkembangan ilmu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. meningkatkan praktek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan

MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM KOORDINAT DENGAN METODE DISKUSI KELOMPOK DI KELAS VIII-B SMP NEGERI 3 SUBANG

DATAR MELALUI METODE STAD. Winarni

Yayuk Jatining Rahayu 4

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS IX-3 MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DI SMP NEGERI 1 PAYUNG T.P. 2015/2016

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR. Oleh SUHARNI L G2G

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Lampung pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Kelas yang dijadikan

BAB 3 METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pada era global yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan

I. PENDAHULUAN. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia suatu bangsa. Hal ini sesuai

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

Efektivitas Metode Demonstrasi Dalam Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa P 17 Oleh: Dra. Kokom Komariah, M.M.Pd SMP N 3 Simahi Komaryah@gmail.com Abstrak Pembelajaran saat ini masih bersifat teacher-oriented dan siswa kurang diberi kesempatan untuk mengembangkan keterampilan berpikir. Salah satunya adalah keterampilan berpikir kreatif yang perlu dikembangkan sejak dini. Matematika sebagai wahana untuk menumbuhkan keterampilan berpikir, diharapkan dapat menjadi bekal dalam menghadapi berbagai permasalahan dalam kehidupan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas penerapan metode demontrasi dalam meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa pada pokok bahasan Volume Bangun Ruang Sisi Lengkung. Metode penelitian yang digunakan adalah.penelitian tindakan kelas dengan pendekatan kualitif. Sebagai alat pengumpul data yaitu lembar ovservasi keterampilan berpikir kreatif yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat peningkatan keterampilan berpikir kreatif siswa pada tiap siklus setelah diterapkan metode demonstrasi,hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan pada tiap aspeknya yaitu fluency, flexibility, originality dan elaboration. Maka dapat disimpulkan penerapan metode demontrasi pada pokok bahasan Volume Bangun Ruang Sisi lengkung efektif dalam meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa. Kata kunci: metode demonstrasi, keterampilan berpikir kreatif. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kreativitas perlu dikembangkan sejak dini karena diharapkan dapat menjadi bekal dalam menghadapi persoalan-persoalan dalam kehidupan. Salah satunya melalui pembelajaran matematika karena konsep dan prinsipnya dapat digunakan untuk menjelaskan dan menyelesaikan masalah yang membutuhkan kreativitas. Hal ini juga sesuai dengan tujuan mata pelajaran matematika yaitu terbentuknya kemampuan bernalar pada diri siswa yang tercermin melalui kemampuan berpikir kritis, logis, sistematis, dan memiliki sifat objektif, jujur, disiplin dalam memecahkan suatu permasalahan baik dalam bidang matematika, bidang lain, maupun dalam kehidupan sehari- hari. Namun keadaan di lapangan belumlah sesuai dengan yang diharapkan. Hasil studi menyebutkan bahwa meski adanya peningkatan mutu pendidikan yang cukup menggembirakan namun pembelajaran dan pemahaman siswa SMP khususnya pada materi mata pelajaran matematika menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Makalah dipresentasikan dalam dengan tema Matematika dan Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran pada tanggal 3 Desember 2011 di Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY

Pembelajaran cenderung abstrak sehingga konsep-konsep materi pelajaran sulit untuk dipahami siswa. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa pada saat pembelajaran, ternyata keempat aspek keterampilan berpikir kreatif yaitu fluency, flexibility, originality dan elaboration, hanya terlihat aspek fluency pada aktivitas bertanya dan menjawab pertanyaan guru dengan frekuensi 60%. Dari kenyataan di lapangan tersebut, kegiatan pembelajaran masih kurang memfasilitasi siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikirnya. Permasalahan tersebut perlu diupayakan, salah satu caranya adalah dengan melibatkan siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran. Adapun untuk mengembangkan keterampilan berpikir kreatif siswa, diperlukan suatu metode pembelajaran yang dapat mengarahkan siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kreatif. Salah satu metode pembelajaran yang memenuhi kriteria tersebut adalah metode demonstrasi, sebab melalui demonstrasi penyajian bahan pelajaran menjadi lebih konkret, proses demonstrasi juga menuntut kreativitas aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri. http://education-mantap.blogspot.com/2010/05/metode-demonstrasi.html Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui efektivitas penerapan metode demonstrasi dalam meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa. B. Perumusan Masalah Apakah penerapan metode demonstrasi efektif untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan masalah volume bangun ruang sisi lengkung? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah membantu meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa melalui penerapan metode demonstrasi dalam menyelesaikan masalah volume bangun ruang sisi lengkung. Yogyakarta, 3 Desember 2011 MP 188

D. Manfaat Penelitian Temuan penelitian ini dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis temuan penelitian ini akan dapat membuktikan bahwa penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan masalah- masalah volum bangun ruang sisi lengkung. 2. Manfaat Praktis Manfaat secara praktis penelitian tindakan kelas ini dapat dimanfaatkan sebagai berikut: a. Peneliti / Guru Dengan melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) diharapkan dapat mengetahui metode pembelajaran yang tepat demi peningkatan keterampilan berpikir kreatif siswa. b. Siswa Dengan adanya penelitian tindakan kelas ini diharapkan berpikir kreatif siswa meningkat. c. Sekolah Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberi sumbangan dan masukan dalam usaha perbaikan proses pembelajaran bagi siswa maupun guru sehingga mutu pendidikan di SMPN 3 Cimahi dapat meningkat. II. METODE PENELITIAN Metode penelitian memuat rancangan, bahan/ subyek penelitian, prosedur, instrument, dan teknik analisis data, serta hal-hal yang terkait dengan cara-cara penelitian A. Setting Penelitian Setting dalam penelitian ini meliputi : 1. Tempat penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Cimahi untuk mata pelajaran matematika. Pemilihan sekolah ini sesuai dengan tempat peneliti mengajar. Yogyakarta, 3 Desember 2011 MP 189

2. Waktu penelitian Waktu penelitian 2 bulan di mulai bulan September sampai dengan bulan Oktober 2011. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas. 3. Siklus PTK PTK ini dilaksanakan melalui tiga siklus untuk melihat peningkatan keterampilan berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan masalah bangun ruang sisi lengkung. B. Subjek Penelitian Dalam PTK ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas IX C tahun pelajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa 40 orang, terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan. C. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari beberapa sumber, yakni siswa, teman sejawat sebagai kolaborator, pengawas mata pelajaran matematika dan kepala sekolah. D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan angket tertutup. Pengembangan indikator pedoman observasi sebagai instrumen alat pengumpul data dikembangkan oleh peneliti mengacu pada aspek keterampilan berpikir kreatif seperti tampak pada tabel berikut ini: Tabel 3.1 Aspek Keterampilan Berpikir Kreatif (KBK) Siswa Yogyakarta, 3 Desember 2011 MP 190

Aspek KBK Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif Persentase pencapai (%) Fluency Flexibility Originality a. Menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada pertanyaan; b. Lancar mengungkapkan gagasangagasannya; c. Dapat dengan cepat melihat kesalahan dan kelemahan dari suatu objek atau situasi. a. Memberikan bermacam-macam penafsiran terhadap suatu gambar, cerita, atau masalah; b. Jika diberi suatu masalah biasanya memikirkan bermacam cara yang berbeda untuk menyelesaikannya; c. Menggolongkan hal-hal menurut pembagian (kategori) yang berbeda. a. Setelah membaca atau mendengar gagasangagasan, bekerja untuk menyelesaikan yang baru Elaboration a. Mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan melakukan langkah langkah yang terperinci b. Mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain; c. Mencoba/menguji detail-detail untuk melihat arah yang akan ditempuh; E. Teknik Analisis Data Menganalisis data hasil observasi, wawancara, dan angket siswa terhadap pelaksanaan tindakan setiap siklus dengan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu analisis dalam bentuk paparan sederhana, baik menggunakan jumlah data maupun persentase dengan mengacu pada table berikut ini: Tabel 3.2 Interpretasi Tingkat Berpikir Kreatif siswa 80% atau lebih 60% - 79% 40% - 59% 20% - 39% 0% - 19% F. Prosedur Penelitian 1. Indikator Kinerja Persentase rata-rata pencapai indikator berpikir kreatif Kategori Tingkat berpikir kreatif Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Yogyakarta, 3 Desember 2011 MP 191

Secara umum kinerja PTK ini, diterapkannya metode demonstrasi bagi peningkatan keterampilan berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan masalah volum bangun ruang sisi lengkung. Indikator kinerjanya dapat diamati/ diukur dari aspek keterampilan berpikir kreatif siswa selama proses pembelajaran berlangsung di kelas. Indikator kinerja PTK ini adalah tercapainya 65% siswa aktif mencapai 65% rata- rata keterampilan berpikir kreatif sebagai target pencapaian. 2. Desain Penelitian Permasalahan Alternatif pemecahan rencana tindakan I siklus I Pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi pada topic volum tabung. topivolum tabung kooperatif tipe STAD Refleksi hasil analisis siklus I Analisis hasil observasi pelaksanaan Observasi pada aspek keterampilan berpikir kreatif siswa Permasalahan Alternatif pemecahan rencana tindakan II siklus 2 Pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi pada topic volum kerucut Refleksi hasil analisis siklus II Analisis hasil observasi siklus II Observasi pada aspek keterampilan berpikir kreatif siswa Permasalahan Alternatif pemecahan rencana tindakan III siklus 3 Pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi pada topic volum bola Refleksi hasil analisis siklus III Analisis hasil observasi siklus III Observasi pada aspek keterampilan berpikir kreatif siswa Kesimpulan dan Rekomendasi Gambar 3.1 Desain Penelitian Yogyakarta, 3 Desember 2011 MP 192

3. Kerangka Pemecahan Masalah Kerangka pemecahan masalah dan gambar pola pemecahannya melalui tahapan sebagai berikut: Keadaan Sekarang Perlakuan Target pencapaian 1. Rendahnya pengalaman belajar siswa 2. Rendahnya keterampilan berpikir kreatif siswa Diciptakannya pembelajaran yang bernuansa kreatif dengan menggunakan metode demonstrasi 1. Prosentase jumlah siswa yang mencapai indikator berpikir kreatif mencapai 65% 2. Prosentase pencapaian indikator aspek keterampilan berpikir kreatif mencapai 65 % Gambar 3.2 Kerangka Pemecahan Masalah III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Deskripsi Hasil penelitian Siklus I Perencanaan (Planning) Tim peneliti menyusun RPP dengan topik volum tabung Pelaksanaan (Acting) Kegiatan pembelajaaran dalam proses pemahaman konsep dan menemukan rumus volum tabung siswa diarahkan untuk mengaitkan konsep tabung dengan prisma. Dengan stimulus pertanyaan dari guru siswa mampu mengingat kembali konsep prisma, yaitu bangun ruang datar yang memiliki paling sedikit ada sepasang sisi yang sejajar kongruen. Dengan menggunakan alat peraga berupa tabung siswa mengidentifikasi bidang sisi tabung. Siswa mengenali ada sepasang sisi yang sejajar dan kongruen yaitu alas dan tutup tabung. Siswa menyimpulkan bahwa tabung merupakan sebuah prisma dengan bidang sisi lengkung. Siswa mengkoneksitas rumus volum tabung dengan rumus volum prisma yaitu luas alas dikalikan dengan tinggi. Karena alas tabung berbentuk lingkaran maka rumus: Yogyakarta, 3 Desember 2011 MP 193

volum tabung = luas lingkaran x tinggi tabung = π r 2 xt Kegiatan pembelajaran pada proses elaborasi menekankan siswa untuk mampu menggunakan dan mengembangkan rumus volum tabung dalam menyelesaikan masalah. Siswa telah mampu menyelesaikan soal-soal pemahaman namun belum terampil dalam menyelesaikan soal terapan yang bersifat kontekstual. Hal ini disebabkan karena keterampilan berpikir kreatif siswa masih kurang terutama dalam aspek elaboration yang ditunjukkan dengan kurangnya kemampuan siswa dalam memgembangkan rumus, hal ini disebabkan karena kekakuan siswa terhadap rumus volum tabung yang mereka kenal untuk diterapkan dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Pengamatan (Observation) Hasil observasi ketercapaian indikator aspek berpikir kreatif siswa selama siklus pertama dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.1 Ketercapaian indikator aspek berpikir kreatif pada siklus I Aspek KBK Fluency (kefasihan) Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif a. Menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada pertanyaan; Persentase pencapaian (%) 65 42 b. Lancar mengungkapkan gagasan-gagasannya; 30 c. Dapat dengan cepat melihat kesalahan dan kelemahan dari suatu objek atau situasi. 30 Flexibility (Keluwesan) a. Memberikan bermacam-macam penafsiran terhadap suatu gambar, cerita, atau masalah; b. Jika diberi suatu masalah biasanya memikirkan bermacam cara yang berbeda untuk menyelesaikannya; c. Menggolongkan hal-hal menurut pembagian (kategori) yang berbeda. 30 18 15 10 Yogyakarta, 3 Desember 2011 MP 194

Originality (kebaruan/ keaslian) Elaboration (mengemba ngkan gagasan yang sudah ada) a. Setelah membaca atau mendengar gagasangagasan, bekerja untuk menyelesaikan yang baru a. Mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan melakukan langkah langkah yang terperinci b. Mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain; c. Mencoba/menguji detail-detail untuk melihat arah yang akan ditempuh; 8 8 25 12 2 10 Rata- rata pencapaian indikator aspek keterampilan berpikir kreatif 20.1 Refleksi (Reflecting) Berdasarkan deskripsi pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus I, maka deskripsi hasil refleksi adalah pencapaian aspek keterampilan berpikir kreatif siswa rata- rata masih kurang. Saran sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif sisiwa perlu dikembangkan metode pembelajaran demonstrasi dengan menggunakan alat peraga untuk mengurangi tingkat keabstrakan materi ajar sehingga siswa kaya akan pengalaman belajar. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II Perencanaan (Planning) Menyusun RPP dengan topik volume kerucut Pelaksanaan (Acting) Kegiatan pembelajaaran dalam proses pemahaman konsep dan membuktikan rumus volum kerucut siswa diarahkan untuk menganalisis bangun ruang kerucut sehingga siswa mengenali bahwa kerucut bukan prisma, meskipun dalam proses membuktikan rumus volum kerucut siswa diarahkan untuk mengaitkannya dengan volum tabung. Berdasarkan hasil investigasi pada buku sumber belajar siswa mengetahui bahwa volum kerucut = 1 π r 2 t. Dalam tahap eksplorasi, guru menstimulus siswa dengan mengajukan 3 pertanyaan yang menggiring pola pikir siswa kearah menemukan keterkaitan volum kerucut dengan volum tabung sehingga siswa memahami bahwa volum kerucut sama Yogyakarta, 3 Desember 2011 MP 195

dengan sepertiga volum tabung. Untuk membuktikan rumus volum kerucut = dilakukan melalui demonstrasi, siswa melakukan demonstrasi sesuai langkah- langkah yang ada pada Lembar Kegiatan Siswa (terlampir). Kegiatan pembelajaran pada proses elaborasi menekankan siswa untuk mampu menggunakan rumus volum kerucut dalam menyelesaikan masalah. Siswa telah mampu menggunakan rumus untuk menyelesaikan masalah- masalah terapan namun belum terlihat terampil dalam menyelesaikan masalah yang memerlukan kemampuan koneksitas/ mengaitkan antar konsep seperti membuktikan rumus/ formula. Pengamatan (Observation) Hasil observasi ketercapaian indikator aspek berpikir kreatif siswa selama siklus kedua dapat dilihat pada tabel berikut: 1 π 3 r 2 t Tabel 4.2 ketercapaian indikator aspek berpikir kreatif siswa Pada Siklus II Aspek KBK Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif Persentase pencapaian(%) Fluency a. Menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada pertanyaan; b. Lancar mengungkapkan gagasangagasannya; 70 57 50 c. Dapat dengan cepat melihat kesalahan dan kelemahan dari suatu objek atau situasi. Flexibility a. Memberikan bermacam-macam penafsiran terhadap suatu gambar, cerita, Originality atau masalah; b. Jika diberi suatu masalah biasanya memikirkan bermacam cara yang berbeda untuk menyelesaikannya; c. Menggolongkan hal-hal menurut pembagian (kategori) yang berbeda. a. Setelah membaca atau mendengar gagasan-gagasan, bekerja untuk menyelesaikan yang baru 50 40 30 30 20 10 10 Yogyakarta, 3 Desember 2011 MP 196

Elaboration a. Mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan melakukan langkah langkah yang terperinci 50 50 b. Mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain; c. Mencoba/menguji detail-detail untuk melihat arah yang akan ditempuh; 50 50 Rata- rata pencapaian indikator aspek keterampilan berpikir kreatif 36.8 Refleksi (Reflecting) Berdasarkan deskripsi pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II, peneliti bersama dua orang observer mengidentifikasi masalah-masalah yang terjadi selama proses pembelajaran untuk dijadikan perbaikan (refleksi). Kategori pencapaian aspek keterampilan berpikir kreatif masih kurang pada aspek fleksibility dan originality yang mengindikasikan bahwa kreativitas siswa masih kurang. Saran- saran sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif sisiwa adalah sebagai berikut: 1. Lebih mengembangkan lagi kegiatan demonstrasi alat peraga 2. Siswa terlibat aktif dalam membuat alatperaga yang akan digunakan. 3. Dalam menyelesaikan masalah yang sangat abstrak siswa menggunakan alat peraga sebagai alat bantú untuk mengurangi sifat keabstrakannya. Deskripsi Hasil Penelitian Pada Siklus III Perencanaan (Planning) Menyusun RPP dengan topik volum bola. Pelaksanaan (Acting) Kegiatan pembelajaaran dalam proses pemahaman konsep dan membuktikan rumus volum bola. Dari hasil investigasi buku sumber beklajar siswa mengetahui bahwa rumus 4 3 volum bola = π r. Dalam tahap eksplorasi, guru menstimulus siswa dengan 3 mengajukan pertanyaan yang menggiring pola pikir siswa kearah menemukan keterkaitan volum kerucut dengan volum bola sehingga siswa memahami bahwa volum kerucut sama dengan empat kali volum kerucut. Yogyakarta, 3 Desember 2011 MP 197

Untuk membuktikan rumus volum bola dilakukan dengan demonstrasi. Siswa dilibatkan aktif dalam membuat alat peraga. Siswa menganalisis rumus volum kerucut untuk mengidentifikasi unsure- unsure masing- masing alat peraga yaitu kesesuaian antara bola dan kerucut yang akan digunakan. Pengamatan (Observation) Hasil observasi ketercapaian indikator aspek berpikir kreatif siswa selama siklus ketiga dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.3 ketercapaian indikator aspek berpikir kreatif siswa Pada Siklus III Aspek KBK Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif Persentase Pencapaian (%) Fluency Flexibility Originality Elaboration a. Menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada pertanyaan; b. Lancar mengungkapkan gagasangagasannya; c. Dapat dengan cepat melihat kesalahan dan kelemahan dari suatu objek atau situasi. a. Memberikan bermacam-macam penafsiran terhadap suatu gambar, cerita, atau masalah; b. Jika diberi suatu masalah biasanya memikirkan bermacam cara yang berbeda untuk menyelesaikannya; c. Menggolongkan hal-hal menurut pembagian (kategori) yang berbeda. a. Setelah membaca atau mendengar gagasangagasan, bekerja untuk menyelesaikan yang baru a. Mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan melakukan langkah langkah yang terperinci 75 75 70 80 75 68 60 70 40 40 70 72 b. Mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain; 75 Yogyakarta, 3 Desember 2011 MP 198

c. Mencoba/menguji detail-detail untuk melihat arah yang akan ditempuh; 70 Rata- rata pencapaian indikator aspek keterampilan berpikir kreatif 65,5 Refleksi (Reflecting) Berdasarkan deskripsi pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus III, peneliti bersama dua orang observer mengindentifikasi masalah-masalah yang terjadi selama proses pembelajaran untuk dijadikan perbaikan (refleksi). Refleksi didasarkan pada lembar observasi dan informasi hasil wawancara dengan siswa. Pada umumnya jika dibandingkan dengan hasil refleksi pada siklus-siklus sebelumnya, refleksi tindakan pembelajaran siklus III sudah banyak mengalami peningkatan pada setiap aspek keterampilan berpikir kreatif. Meskipun pada aspek originality kenaikannya masih sedikit namun secara keseluruhan indikator pencapaian telah tercapai dengan telah dicapainya. Kenaikan pencapaian aspek flexybility dan originality terjadi pada saat siswa membuat alat peraga berupa kerucut yang memenuhi syarat sebagai alat takar untuk mengukur volum bola. Hal ini ditunjukkan dengan cepat tanggapnya siswa terhadap kekeliruan yang dilakukan dalam kegiatan kelompoknya, siswa dengan pantang menyerah bekerja keras menemukan cara untuk mampu membuat kerucut sesuai dengan yang diharapkan. Pada siklus III ini rata- rata pencapaian indikator aspek keterampilan berpikir kreatif sebesar 65,5% dengan kategori baik, dengan demikian target indikator kinerja penelitian telah dipenuhi maka siklus dalam penelitian tindakan kelas ini dihentikan. B. Analisis Hasil Penelitian 1. Aktivitas Kegiatan Siswa pada Siklus I, siklus II, dan Siklus III Dari hasil analisis terhadap pencapaian indikator aspek keterampilan berpikir kreatif siswa dapat terlihat adanya peningkatan dan perubahan persentase pencapai indikator aspek berpikir kreatif dan persentase rata-rata pencapai indikator aspek berpikir kreatif yang berimbas pada adalanya peningkatan kualitas setiap aspek berpikir kreatif dan peningkatan kualitas berpikir kreatif secara keseluruhan. Yogyakarta, 3 Desember 2011 MP 199

Aspek KBK Tabel 4.4 ketercapaian indikator aspek berpikir kreatif siswa Pada Siklus I, II, dan III. Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif Persentase Pencapaian Aspek Keterampilan Berpikir Kreatif Pada Siklus I II III I II III Fluency a. Menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada pertanyaan; b. Lancar mengungkapkan gagasan-gagasannya; 65 70 75 42 57 75 30 50 70 Flexibility Originality Elaboration c. Dapat dengan cepat melihat kesalahan dan kelemahan dari suatu objek atau situasi. a. Memberikan bermacammacam penafsiran terhadap suatu gambar, cerita, atau masalah; b. Jika diberi suatu masalah biasanya memikirkan bermacam cara yang berbeda untuk menyelesaikannya; c. Menggolongkan hal-hal menurut pembagian (kategori) yang berbeda. a. Setelah membaca atau mendengar gagasangagasan, bekerja untuk menyelesaikan yang baru a. Mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan melakukan langkah langkah yang terperinci b. Mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain; c. Mencoba/menguji detaildetail untuk melihat arah yang akan ditempuh; 30 50 80 30 40 75 18 30 68 15 30 60 10 20 70 8 10 40 8 10 40 25 50 70 12 50 72 2 50 75 10 50 70 Yogyakarta, 3 Desember 2011 MP 200

Rata- rata pencapaian indikator aspek keterampilan berpikir kreatif 22.5 42 68.5 20.1 36.8 65.5 Untuk lebih representatif kenaikan presentase pencapaian aspek keterampilan berpikir kreatif pada tiap siklus dinyatakan dalam diagram batang berikut ini. 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Chart Title Fluency Flexibility Originality Elaboration I II III Diagram 4.1 Kenaikan presentase pencapaian aspek keterampilan berpikir kreatif siswa pada siklus I, II, dan III Tabel 4.5 ketercapaian kategori aspek berpikir kreatif siswa Pada Siklus I, II, dan III. Aspek KBK Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif Siklus I II III I II III Fluency a. Menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada pertanyaan; b. Lancar mengungkapkan gagasan-gagasannya; c. Dapat dengan cepat melihat kesalahan dan kelemahan dari suatu objek atau situasi. Baik Baik Baik Cukup Cukup Baik Kurang Cukup Baik Kurang Cukup Sang at baik Yogyakarta, 3 Desember 2011 MP 201

Flexibility Originality Elaboration a. Memberikan bermacammacam penafsiran terhadap suatu gambar, cerita, atau masalah; b. Jika diberi suatu masalah biasanya memikirkan bermacam cara yang berbeda untuk menyelesaikannya c. Menggolongkan hal-hal menurut pembagian (kategori) yang berbeda. a. Setelah membaca atau mendengar gagasangagasan, bekerja untuk menyelesaikan yang baru a. Mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan melakukan langkah langkah yang terperinci Kurang Cukup Baik Sangat kurang Sangat kurang Sangat kurang Sangat kurang Kurang Kurang Sangat kurang Baik Baik Cuk up Sangat kurang Kurang Cukup Baik Sangat kurang Kurang Sangat kurang Cukup Baik Cuk up Baik b. Mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain; c. Mencoba/menguji detaildetail untuk melihat arah yang akan ditempuh; Rata- rata pencapaian indikator aspek keterampilan berpikir kreatif Sangat Kurang Sangat kurang Cukup Cukup Baik Baik Kurang Cukup Baik Kurang Kurang Baik Berdasarkan Tabel 4.12 diatas dapat terlihat adanya peningkatan persentase pencapaian aspek keterampilan berpikir kreatif siswa serta peningkatan kualitas kategori keterampilan berpikir kreatif siswa, yakni pada siklus I pencapaian aspek fluency 42% dengan kategori kurang, aspek flexibility 18% dengan kategori cukup, aspek originality 8% dengan kategori sangat kuarang dan aspek elaboration 12% dengan kategori sangat kurang. Pada siklus II pencapaian aspek fluency 57% dengan kategori cukup, aspek flexibility 30% dengan kategori kurang, aspek originality 10% dengan kategori sangat kurang dan aspek elaboration 50% dengan kategori cukup. Pada siklus III pencapaian aspek fluency 75% dengan kategori baik, aspek flexibility 68% dengan kategori baik, aspek originality 40% dengan kategori kurang dan aspek elaboration 72% dengan Yogyakarta, 3 Desember 2011 MP 202

kategori baik. Secara keseluruhan rata- rata pencapaian aspek keterampilan berpikir kreatif pada siklus III mencapai 65,5% dengan kategori baik. C. Pembahasan Penelitian yang telah dilakukan ini adalah penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan metode demonstrasi efektif dalam meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa. Menurut Martinis Yamin (2003: 65) menyatakan bahwa, penggunaan metode demonstrasi dapat diterapkan dengan syarat baik guru maupun siswa harus memiliki keahlian untuk mendemonstrasikan penggunaan alat peraga atau melaksanakan kegiatan tertentu seperti kegiatan sesungguhnya. http://repository.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0905099_chapter2.pdf. Berdasarkan pendapat tersebut maka dengan diterapkannya metode demonstrasi menuntut guru dan siswa untuk memiliki kreativitas. Sementara itu kelebihan metode demonstrasi yaitu antara lain: 1. Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab siswa disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan. 2. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi. 3. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran. http://education-mantap.blogspot.com/2010/05/metode-demonstrasi.html Keterampilan berfikir kreatif yang diukur mencakup empat aspek (William dalam Munandar, 1987: 88-91) yaitu: (1) fluency (berpikir lancar), (2) flexibility (berpikir luwes), (3) originality (orisinalitas berpikir), (4) elaboration (penguraian). Dengan demikian berdasarkan uraian di atas, secara umum penerapan metode demonstrasi efektif untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa. IV. SIMPULAN DAN SARAN Hasil analisis menunjukkan adanya peningkatan persentase pencapaian aspek keterampilan berpikir kreatif yang meliputi aspek fluency, flexibility, Yogyakarta, 3 Desember 2011 MP 203

originality dan elaboration pada tiap siklus. Maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode demontrasi pada pokok bahasan Volume Bangun Ruang Sisi lengkung efektif dalam meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa. Oleh karena itu mengingat keterampilan berpikir kreatif sangat diperlukan dalam mempelajari materi matematika pada khususnya maupun dalam menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari- hari maka penulis menyarankan penerapan metode demonstrasi menjadi salah satu alternative penyelesaian masalah kurangnya keterampilan berpikir kreatif siswa. Dalam pelaksanaannya tentu menuntut guru untuk memiliki keterampilan berpikir kreatif dalam mendesain pembelajaran sehingga tercapai pembelajaran yang berorientasi pada paradigma student centre. V. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI, Cetakan Ketigabelas). Jakarta : Rineka Cipta Munandar, U. (1987). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta:Gramedia Saemmiawan, Conny.1985.Pendekatan Ketrampilan Proses.Jakarta:Gramedia Widiasarana Indonesia Sanjana, Wina.2007.Strategi Pembelaajaran. Jakarta: Kencana, Prenada Media Group. Sunaryo, Hari.2002.Strategi belajar Mengajar. Malang: UMM Press http://education-mantap.blogspot.com/2010/05/metode-demonstrasi.html http://repository.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0905099_chapter2.pdf. Yogyakarta, 3 Desember 2011 MP 204