BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. KajianTeori 2.1.1 Metode Eksperimen Menurut M. Firdaus Zarkasi (2009), dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai teknik- teknik penyajian, atau biasanya disebut metode mengajar. Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukannya, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran. Dalam buku Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru yang ditulis oleh Muhibbin Syah (1995) menjelaskan, Metode secara harafiah berarti cara. Dalam pemakaian umum metode diartikan sebagai cara melakukan sesuatu atau melaksanakan pekerjaan dengan menggunakan fakta atau konsep- konsep secara sistematis. Dalam dunia psikologi, metode berarti prosedur sistematis (tata cara yang berurutan) yang biasanya digunakan untuk menyelidiki fenomena (gejala- gejala) kejiwaan seperti metode klinik, metode eksperimen, dan sebagainya. Martiningsih (2007) menjelaskan, metodologi mengajar adalah ilmu yang mempelajari cara- cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan, yang terdiri dari pendidik dan peserta didik, untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan, sehingga proses belajar berjalan dengan baik dan tujuan pengajaran tercapai. Agar tujuan pengajaran tercapai sesuai dengan yang telah dirumuskan oleh 5
6 pendidik, maka perlu mengetahui dan mempelajari beberapa metode mengajar, serta dipraktikkannya pada saat mengajar. Menurut Roestiyah NK (1989) dalam Strategi Belajar Mengajar, Metode eksperimen yaitu salah satu cara mengajar, dimana siswa melakukan suatu percobaan tentang suatu hal: mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil percobaan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru. Pendapat Mulyani Sumantri (1998) dalam Strategi Belajar Mengajar, metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan itu. Sedangkan Ahmad Sabri dalam Srategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching (2007), Metode eksperimen memiliki makna sebagai metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa bersama- sama mengerjakannya misalnya siswa mengerjakan shalat jum at, merawat jenazah, dll. Berdasarkan beberapa pendapat ahli yang ada di atas maka peneliti mendefinisikan metode eksperimen adalah suatu cara mengajar yang memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal sehingga siswa mengalami dan membuktikan sendiri suatu percobaan dengan menggunakan fakta/konsep secara sistematis. Metode eksperimen menurut Jamal Ma mur Asmani (2011) dalam Tips Aplikasi PAKEM adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik, baik perorangan maupun kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Dengan metode ini, anak didik diharapkan dapat sepenuhnya terlibat dalam perencanaan eksperimen, melakukan, menemukan fakta, mengumpulkan data, mengendalikan variabel, dan memecahkan masalah yang dihadapinya secara nyata. Dalam setiap metode mengajar akan kita dapati baik kelebihan maupun kelemahan dari masing-masing metode mengajar. Berikut ini akan
7 diuraikan kelebihan dan kekurangan metode eksperimen menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000) dalam Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif menyebutkan kelebihan dan kelemahan dari metode eksperimen yaitu sebagai berikut: a. Kelebihan Metode Eksperimen 1. Metode ini dapat membuat anak didik percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri dari pada hanya menerima kata guru atau buku. 2. Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi, suatu sikap yang dituntut dari seorang ilmuan. 3. Dengan metode ini akan terbina manusia dapat membawa terobosan- terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaannya yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia. b. Kekurangan Metode Eksperimen 1. Tidak cukupnya alat- alat akan mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan mengadakan eksperimen. 2. Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti untuk melanjutkan pelajaran. 3. Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang- bidang ilmu dan teknologi. Drs Mudjiono dan Dimyati menjelaskan dalam bukunya Belajar dan Pembelajaran (2006), dalam suatu pembelajaran guru haruslah memperhatikan syarat- syarat dalam menggunakan metode pembelajaran antara lain: a. Metode yang digunakan harus dapat membangkitkan minat, motif, dan gairah belajar siswa. b. Metode yang digunakan dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut.
8 c. Metode yang digunakan harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya. d. Metode yang digunakan harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa. e. Metode yang digunakan harus dapat mendidik anak didik dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha sendiri. f. Metode yang digunakan harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai- nilai dan sikap siswa dalam kehidupan seharihari. 2.1.2 Langkah-Langkah Pembelajaran Metode Eksperimen Langkah- langkah pembelajaran metode eksperimen, menurut Palendeng (2003), yaitu : 1. Pengamatan, merupakan kegiatan siswa melakukan percobaan. Siswa diharapkan untuk mengamati dan mencatat peristiwa tersebut. 2. Siswa melakukan diskusi, mendiskusikan percobaan yang telah dilakukan. 3. Guru meminta siswa melakukan presentasi hasil percobaan. 4. Memberikan kesempatan pada siswa yang lain memberikan tanggapan dari presentasi. 5. Kesimpulan 2.1.3 Hasil Belajar Udin S Winataputra dalam buku Teori Belajar dan Pembelajaran (2007) menjelaskan, belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam kemampuan, ketrampilan, dan sikap yang diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan dari masa bayi sampai massa tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat. Lingkungan belajar sangat berpengaruh pada hasil belajar. Menurut Muhammad Saroni (2006:82-84), lingkungan belajar adalah segala sesuatu
9 yang berhubungan dengan tempat proses pembelajaran dilaksanakan. Lingkungan ini mencakup dua hal utama, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan lingkungan sosial. Ahmad Sabri dalam Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching (2007) menjelaskan, belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan perubahan pada diri seseorang, perubahan tersebut bersifat: a. Perubahan Intensional yaitu perubahan yang terjadi karena pengalaman atau praktek yang dilkakukan, proses belajar dengan sengaja dan disadari bukan secara kebetulan. b. Perubahan positif-aktif. Perubahan positif yaitu perubahan yang bermanfaat sesuai dengan harapan belajar, disamping menghasilkan sesuatu yang baru dan lebih baik. Sedangkan perubahan aktif yaitu perubahan yang terjadi karena perubahan yang dilakukan pelajar bukan terjadi dengan sendirinya. c. Perubahan efektif yaitu perubahan yang memberikan pengaruh dan manfaat bagi pelajar. Slameto dalam bukunya yang berjudul Belajar dan faktor- faktor yang mempengaruhinya (2003) menyebutkan, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Muhibbin Syah dalam Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (1995) menjelaskan, belajar yaitu tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relative menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Berdasarkan beberapa pendapat ahli yang sudah diuraikan diatas maka dapat didefinisikan belajar adalah proses yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapat aneka ragam kemampuan, ketrampilan, dan sikap yang diperoleh secara bertahap yang kemudian merespon menjadi lebih baik untuk mencapai suatu perubahan tingkah laku yang relatif
10 menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Belajar sangat erat hubungannya dengan prestasi belajar. Karena prestasi merupakan hasil belajar, dan biasanya dinyatakan dengan nilai. Winarto Surahmad dalam Pengantar Interaksi Belajar Mengajar (1980), Hasil belajar adalah hasil dimana guru melihat bentuk akhir dari pengalaman interaksi edukatif yang diperhatikan adalah menempatkan tingkah laku. Dapat diartikan bahwa hasil belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan diri seseorang yang dinyatakan dengan cara bertingkah laku baru berkat pengalaman baru. Hasil belajar merupakan hasil dari proses kompleks. Hal ini disebabkan banyak faktor yang terkandung di dalamnya baik yang berasal dari faktor internal maupun eksternal. Adapun faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar yaitu : a. Faktor fisiologi seperti kondisi fisik dan kondisi indera. b. Faktor psikologi meliputi bakat, minat, kecerdasan motifasi, kemempuan kognitif. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar adalah : lingkungan (alam, masyarakat / keluarga) serta faktor instrumental (kurikulum / bahan pengajaran sarana dan fasilitas) 2.2 Kerangka berpikir Hasil belajar siswa kelas IV SD Bugel 2 dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang ada yaitu 65 sedangkan nilai rata-rata tes tengah semester II adalah 55. Kenyataan tersebut kemudian membuat peneliti berupaya untuk bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa untuk memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang sudah ditetapkan. Hal tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
11 Pembelajaran IPA Pembelajaran Konvensional Terpusat pada Guru dan menggunakan metode ceramah Tes Formatif Siswa menjadi jenuh, tidak memperhatikan guru dan bosan mengikuti pembelajaran Hasil Belajar < KKM Pembelajaran IPA Pembelajaran dengan metode eksperimen 1. Melakukan persiapan (menyiapkan nampan, pasir, air, penggaris) Rubrik ketersediaan alat- alat 2. Mengukur ketinggian air Rubrik percobaan 3. Melakukan diskusi perbedaan ketinggian air 4. Mempresentasikan hasil diskusi perbedaan ketinggian air Rubrik penilaian diskusi kelompok Rubrik presentasi kelas 5. Memberikan tanggapan presentasi diskusi perbedaan ketinggian air Rubrik tanggapan presentasi kelas 6. Membuat kesimpulan perbedaan ketinggian air Rubrik penilaian kesimpulan Tes Formatif Penilaian Hasil Belajar Hasil Belajar Penilaian Proses Belajar Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir Pembelajaran IPA Metode Eksperimen
12 2.3 Hipotesis Tindakan Berdasarkan ilustrasi yang ada seperti di atas maka dapat dilihat bahwa untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dapat diberi alternatif suatu pembelajaran menggunakan metode eksperimen. Metode eksperimen ini menitik beratkan pengalaman langsung siswa sehingga diharapkan mampu membuat siswa lebih maksimal dalam memahami suatu materi pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.