PENJELASAN SINGKAT MODUL PERTANGGUNGJAWABAN (SIPKD R4) oleh Hadi Wiratmono pada 05 Juli 2010 jam 18:23

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek. tempat dimana penulis melakukan kegiatan kerja praktek dan penulis

PENYIAPAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

PENJELASAN OPTION APLIKASI SIPKD AKRUAL R6

Program Aplikasi SIMDA (Sistim Informasi Manajemen Daerah)

MODUL MODUL PELAKSANAAN APBD KUASA BUD

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH DAN PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD

AKUNTANSI DI SATUAN KERJA

oleh: Perwakilan BPKP Sumbar

DAFTAR ISI MODUL PERTANGGUNGJAWABAN &AKUNTANSI

MODUL MODUL PELAKSANAAN APBD BENDAHARA PENERIMAAN

Panduan Aplikasi Modul Penatausahaan Versi 1.0

Panduan Aplikasi Modul Pertanggungjawaban Versi 1.0

November 13 th,

Akuntansi Satuan Kerja

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Provinsi Jawa Barat yang bertempat di Jalan Ternate No 2 Bandung. Dalam

1. SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH BERDASARKAN PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006

BAB V PEMBAHASAN SISTEM DAN PROSES AKUNTANSI PADA BENDAHARA PENGELUARAN DI DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG

PEDOMAN PENYETORAN/ PENGEMBALIAN SISA BELANJA, PENCATATAN JASA GIRO, DENDA KUALITAS DAN KUANTITAS, SERTA POTONGAN UANG MUKA KERJA PADA SISTEM

Panduan Aplikasi Modul Pertanggungjawaban Versi 1.0. Daftar Isi

PROSEDUR PENCATATAN DANA PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SELAKU BLUD

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Proses Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran pada Badan. Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat

PERENCANAAN REVIU LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 26 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 542 TAHUN 2008 TENTANG

MENU APLIKASI SISTEM INFORMASI KEUANGAN DAERAH

BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

SISTEM AKUNTANSI PPKD

RK PPKD (belanja)/ Bila Bendahara pengeluaran memotong/memungut pajak: Bila Bendahara pengeluaran menyetor pajak yg dipungut di atas ke Kas Negara:

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN DAERAH

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. bagaimana pencatatan yang diterapkan pada pemerintahan serta di berikan

F. Pertanggungjawaban Fungsional

Penjurnalan dalam Akuntansi Pemerintahan

TATA CARA PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENGELUARAN PPKD SERTA PENYAMPAIANNYA

AKUNTANSI PENDAPATAN DAN BELANJA BAGI PEMERINTAH DAERAH. Makalah ini dipresentasikan di: Biro Keuangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta 2 Juli 2008

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem akuntansi menurut Mulyadi (2001 : 3) adalah Organisasi formulir,

RMK AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERTEMUAN 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 mengenai

[6.10.] PEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) PENGELUARAN

BAB XV SISTEM AKUNTANSI LAPORAN KONSOLIDASIAN

SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH AKUNTANSI

Pengeluaran Daerah Melalui Bendahara PPKD

Akuntansi Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)

BAB IV PROSEDUR AKUNTANSI PEJABAT PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (PPKD)

BUPATI BARITO UTARA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA BUPATI BARITO UTARA,

SISTEM DAN TATA CARA PEMBUKUAN

Pengeluaran Daerah Daerah Melalui Bendahara Penerimaan PPKD

: Muhardiyanto Kastiwa NPM : : Dr. Adi Kuswanto, MBA

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SIDOARJO

SIMDA 2.1 KATA PENGANTAR

PEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) PENGELUARAN PEMBANTU

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

AKUNTANSI BASIS AKRUAL SATUAN PERANGKAT KERJA DAERAH

PANDUAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

KULIAH UMUM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PEMDA

Sesuai dengan Peraturan Meteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Pasal 7, Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) dapat diterangkan sebagai berikut:

BAB IV PROSEDUR REALISASI ANGGARAN BELANJA TIDAK LANGSUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah sistem menimbulkan gambaran mental tentang komputer dan program.

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

AKNTANSI DANA DI PEMERINTAH

No Siklus Data Deskripsi Periodisasi Aplikasi yang Digunakan. Data Owner (SKPD/Bidang) 1 Laporan Keuangan. dipergunakan oleh pemerintah daerah

PEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) PENGELUARAN PEMBANTU

SISTEM AKUNTANSI NOMOR 05 SISTEM AKUNTANSI KAS DAN SETARA KAS

PEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) PENGELUARAN

Struktur HOBO Persamaan Akuntansi Proses Akuntansi Bagan Akun Standar BAS tedi last 01/17

- 9 - PERENCANAAN REVIU LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB V SISTEM AKUNTANSI PENDAPATAN

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR SEKRETARIAT DAERAH SURAT EDARAN NOMOR : 900 / 925 / V/KEU TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2013

PANDUAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

B U P A T I K U N I N G A N

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

II. PROSEDUR AKUNTANSI PENERIMAAN KAS

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CALK) DINAS PENDIDIKAN KAB TEMANGGUNG 2014 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan Pembahasan Masalah

SISTEM AKUNTANSI SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD)

draft BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 87 TAHUN 2016 TENTANG SISTIM PROSEDUR AKUNTANSI PENDAPATAN DAERAH

PELAKSANAAN BELANJA UNTUK PENGGUNAAN UANG PERSEDIAAN (UP), GANTI UANG PERSEDIAAN (GU) DAN TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN (TU)

Pada awal 2015, PPKD Pemerintah Kota Gemah Ripah mempunyai data posisi keuangan sebagai berikut:

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 66 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK

PENGANTAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

Prosedur Pengajuan Anggaran Pemerintah Kota Depok. Nama : Rini Rosmiati NPM : Pembimbing : Dr. Misdiyono

AKUNTANSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN DAERAH YANG TIDAK MELALUI RKUD

PEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) PENGELUARAN

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Sistem Akuntansi Pemerintahan

BAGAN ALIR SIKLUS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014

BUPATI PATI, PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 78 TAHUN 2O16 TENTANG

tedi last 02/17 Kebijakan Akuntansi Jurnal Standar Ilustrasi Jurnal

BUPATI BURU SELATAN PERATURAN BUPATI BURU SELATAN NOMOR : 07 TAHUN 2012 T E N T A N G SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB V PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TENGAH

-169- BAB VI AKUNTANSI DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DAERAH

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS

AKUNTANSI PADA SATUAN KERJA PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (SKPKD/PPKD)

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT

B E R I T A D A E R A H N US A TENGGARA BARAT

Dalam kegiatan ini, Fungsi Akuntansi SKPKD memiliki tugas sebagai berikut :

KONSOLIDASI LAPORAN KEUANGAN

BAB III AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

Transkripsi:

PENJELASAN SINGKAT MODUL PERTANGGUNGJAWABAN (SIPKD R4) oleh Hadi Wiratmono pada 05 Juli 2010 jam 18:23 1. HUBUNGAN ANTAR MODUL Untuk menggunakan modul pertanggungjawaban, terlebih dahulu kita pastikan beberapa setting yang harus dilakukan pada Modul Datamaster, antara lain : a. Mapping SAP : berhubungan dengan LRA dengan Format SAP/PP 24, menu ini berfungsi melakukan mapping kelompok BELANJA OPERASI dengan jenis belanja dengan format APBD. b. Mapping Arus Kas : berhubungan dengan Laporan Arus Kas, menu ini berfungsi melakukan mapping jenis-jenis arus kas masuk maupun keluar dengan rekening APBD. c. Set Korolari : berhubungan dengan otomatisasi jurnal korolari, menu ini berfungsi melakukan mapping rekening neraca (aset) dengan rekening belanja modal atau belanja barang dan jasa yang akan diakui sebagai aset. d. Set Arus Kas : berhungan dengan mapping saldo awal kas yang akan dimunculkan pada Laporan Arus Kas. e. Mapping Transaksi Bendahara : berhubungan dengan Laporan Neraca SKPD dan Neraca Saldo SKPD, menu ini berfungsi melakukan Mapping rekening NERACA yaiut R/K SKPD dengan seluruh nama bendahara (BP & BPP). 2. MENU TRANSAKSI NON KAS Menu ini terdiri dari 2 (dua) menu utama, yaitu : a. Memorial : Menu ini digunakan untuk membuat bukti atas transaksi non kas antara lain : Pengakuan Piutang, Hutang, Persediaan dan rekening neraca. Setelah pembuatan bukti memorial atas transaksi tersebut baru dilakukan Validasi pada Menu Jurnal. Proses ini dilakukan oleh SKPD maupun SKPKD atas transaksinya masing-masing. Khusus untuk Aktiva Tetap ada juga proses yang menggunakan Menu Momorial terlebih dahulu baru melakukan Korolari untuk jenis Memorial, contohnya : - Terjadi kesalahan atas transaksi belanja modal tertentu, maka terlebih dahulu kita harus membuat penyesuaian atas realisasi belanja modal tersebut dengan menu memorial, kemudian kita buat penyesuaian atas aktiva tetapnya dengan menu korolari dengan jenis memorial.

b. Korolari Menu ini digunakan untuk membuat bukti pengakuan atas aktiva tetap, terdapat 4 jenis memorial, yaitu : - Korolari jenis penerimaan: Menu ini untuk membuat bukti korolari atas pengakuan aset yang diterima berupa Hibah atau bantuan dari pihak lain (hibah/bantuan berbentuk barang/aset) - Korolari jenis pengeluaran: Menu ini untuk membuat bukti korolari atas pengakuan aset atas pengeluaran SP2D yang berisikan belanja modal. (SP2D yang telah di-bku-kan). Rekening yang muncul akan otomatis apabila sudah dilakukan Setting Korolari pada Modul Data Master. - Korolari jenis pertanggungjawaban: Menu ini untuk membuat bukti korolari atas pengakuan aset atas pertanggungjawaban (SPJ) yang akan dikapitalisasikan menjadi aset. - Korolari Jenis Memorial : Menu ini untuk membuat bukti korolari atas penyesuaian aset dari sebuah bukti memorial seperti yang dijelaskan pada penjelasan tentang Memorial diatas. 3. MENU JURNAL Menu ini adalah menu jurnal yang harus dilakukan oleh SKPD maupun SKPKD untuk menghasilkan Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan Neraca SKPD, pada masing-masing SKPD. Menu ini dibagi menjadi 5 (lima) sub menu, yaitu : - Jurnal Pendapatan : Berhubungan dengan Modul Pelaksanaaan & Penatausahaan tepatnya dengan Menu Buku Penerimaan & Penyetoran. Menu jurnal ini berfungsi untuk melakukan valisasi atas jurnal pendapatan (TBP & STS) dan pengembalian pendapatan SKPD (SP2D). Artinya kita baru dapat melakukan Jurnal Pendapatan apabila pada Modul Pelaksanaan & Penatausahaan sudah melakukan entri pada Buku Penerimaan & Penyetoran untuk transaksi TBP, STS dan Pengembalian Pendapatan (SP2D). - Jurnal SP2D : Berhubungan dengan Modul Pelaksanaaan & Penatausahaan tepatnya dengan Menu BKU Bendahara Pengeluaran. Menu jurnal ini berfungsi untuk melakukan validasi atas jurnal belanja (SP2D ALL) dan pengembalian belanja (STS) yang sudah dibukukan dalam BKU Bendahara Pengeluaran. - Jurnal BELANJA UP : Berhubungan dengan Modul Pelaksanaaan & Penatausahaan tepatnya dengan Menu

Pertangungjawaban UP/GU/TU. Menu jurnal ini berfungsi untuk melakukan validasi atas seluruh SPJ yang telah disahkan dan dientri pada menu pertanggungjawaban UP/GU/TU. - Jurnal Memorial : Berhubungan dengan menu Transaksi Non Kas yang telah dijelaskan pada point 2. - Jurnal Korolari : Berhubungan dengan menu Transaksi Non Kas yang telah dijelaskan pada point 2. 4. MENU JURNAL KONSOLIDATOR Menu ini adalah menu jurnal yang harus dilakukan oleh SKPKD untuk menghasilkan Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, dan Laporan Arus Kas. Menu ini dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu : - Jurnal Penyetoran : Berhubungan dengan Modul Pelaksanaan & Penatausahaan tepatnya dengan Menu Validasi Kasda. Menu ini berfungsi untuk melakukan validasi atas jurnal penerimaan kas dari STS yang sudah divalisasi kas daerah. - Jurnal SP2D : Berhubungan dengan Modul Pelaksanaan & Penatausahaan tepatnya dengan Menu Validasi Kasda. Menu ini berfungsi untuk melakukan validasi atas jurnal pengeluaran kas dari SP2D yang sudah divalisasi kas daerah. - Jurnal Transfer Antar Bank : Berhubungan dengan Modul Pelaksanaan & Penatausahaan tepatnya dengan Menu Validasi Kasda. Menu ini berfungsi untuk melakukan validasi atas jurnal penerimaan kas dan atau pengeluaran kas dari transaksi transfer antar rekening kas daerah yang sudah di-valisasi kas daerah. Transfer antar rekening kas daerah terjadi pada DBI yang memiliki Rekening Koran (rekening kas daerah) lebih dari satu. 5. MENU CETAK-SETTING Berikut penjelasan Menu Cetak khususnya nya Menu Setting. Menu Cetak Sub Menu Setting dibagi menjadi 4 (empat) sub menu, yaitu : - Saldo Awal Menu ini berfungsi untuk meng-entry saldo awal neraca SKPD. Jika ada DBI yang hanya memiliki Neraca PEMDA dan belum menyusun Neraca SKPD, maka Laporan Neraca yang bisa dihasilkan hanya Neraca Akhir PEMDA, dengan cara meng-entry neraca awalnya pada SKPD yang berfungsi menjadi SKPKD/PPKD. - Perhitungan Menu ini berfungsi untuk melakukan jurnal otomatis dan melakukan perhitungan laporan realisasi anggaran, Arus Kas dan Neraca. Untuk proses perhitungan dilakukan sesuai periode laporan yang

diinginkan dan jika ada perbaikan atas data transaksi maka harus dilakukan proses perhitungan ulang. - Prognosis Menu ini berfungsi untuk menginput nilai prognosis pada laporan semesteran. Nilai yang bisa diinput berupa %-tase maupun nilai. - Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan Atas Laporan Keuangan adalah penjelasan dari laporan keuangan yang telah disusun baik LRA, Neraca dan Arus Kas, dan biasanya berbentuk narasi dengan menggunakan MS-Word. Sementara yang disediakan pada aplikasi ini hanya angka-angka hasil perhitungan yang dibutuhkan misalnya Total Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan serta beberapa point yang dibutuhkan pada penjelasan dalam CALK.

PROSES VALIDASI LAPORAN KEUANGAN Hasil Aplikasi SIPKD oleh Hadi Wiratmono pada 06 Juli 2010 jam 18:05 Catatan ini merupakan lanjutan dari catatan sebelumnya tentang Penjelasan Singkat ttg Modul Pertanggungjawaban, untuk proses validasi laporan keuangan yang dihasilkan dari Aplikasi SIPKD. Adapun Proses Validasi yang harus dilakukan terhadap Laporan Keuangan adalah sebagai berikut : A. Validasi Laporan Realisasi Anggaran (LRA) : Proses penyusunan LRA SKPD maupun LRA PEMDA (Ringkasan & Rekap) yang dilakukan dengan mekanisme infrastruktur offline maupun online secara teknis tetap harus memperhatikan langkahlangkah yang telah disebutkan pada penjelasan sebelumnya. Adapun data transaksi yang minimal harus ada pada Modul Pelaksanaan & Penatausahaan adalah sebagai berikut : 1. Seluruh Jenis SP2D yang telah di entri pada menu Validasi Kas Daerah dan menu BKU Bendahara Pengeluaran. 2. Data Pengembalian Belanja baik yang bersifat Pengembalian kelebihan SP2D LS maupun Pengembalian dana UP/GU/TU, yang juga telah di entri pada menu Validasi Kas Daerah dan menu BKU Bendahara Pengeluaran. 3. Data SPJ yang telah dientri pada menu Pertanggungjawaban UP/GU/TU. 4. Data STS yang telah dientri pada Buku Penerimaan & Penyetoran dan Menu Validasi Kas Daerah. 5. Data Pengembalian Pendapatan (jika ada) yang telah dientri pada Buku Penerimaan & Penyetoran dan Menu Validasi Kas Daerah. Jika data-data tersebut sudah tersedia dan dilengkapi dengan Transaksi Non Kas terkait penyesuaian terhadap transaksi APBD (jika ada), maka LRA sudah dapat dihasilkan dari Aplikasi SIPKD. Untuk selanjutnya kita harus memastikan angka realisasi tersebut valid atau tidak. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut : 1. Formula LRA : Pendapatan = STS Pengembalian pendapatan Belanja = (SP2D LS Pengembalian LS) + SPJ (UP/GU/TU) Penerimaan Pembiayaan = STS Pembiayaan Pengembalian Penerimaan Pembiayaaan Pengeluaran Pembiayaan = SP2D LS Pembiayaan Pengembalian pengeluaran Pembiayaan 2. Cek and Ricek Nilai Realisasi pada LRA: Untuk memastikan validasi terhadap nilai realisasi pada LRA, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain : - Nilai Realisasi Pendapatan harus sama dengan nilai SPJ Pendapatan dan Buku Besar Rekening Pendapatan bulan yang bersangkutan.

- Nilai Realisasi Belanja harus sama dengan SPJ Administratif/Fungsional dari masing-masing SKPD dan Buku Besar Rekening Belanja bulan yang bersangkutan. - Nilai Realisasi Penerimaan dan Pengeluaran Pembiayaan harus sama dengan nilai pada Buku Besar Rekening Pembiayaan bulan yang bersangkutan. 3. Nilai Prognosis secara teknis ada 2 (dua) kondisi yang digunakan secara umum oleh pemerintah daerah, sehingga kita dapat memilih proses sesuai dengan kebutuhan Laporan Prognosis tersebut, yaitu : - Jika nilai Prognosis adalah nilai kebutuhan riil dari 6 bulan berikutnya, maka kita dapat menggunakan menu CETAK-SETTING-PROGNOSIS untuk mengisi nilai yang dimaksud. - Jika nilai Prognosis adalah nilai sisa anggaran yang belum digunakan, maka kita dapat merubah rumus prognosis pada format report atau RPT-nya dengan rumus ANGGARAN dikurangi REALISASI. B. Validasi Laporan Arus Kas (LAK) Laporan Arus Kas (LAK) adalah laporan yang disusun pada periode akhir tahun anggaran, tetapi secara teknis LAK juga dapat dihasilkan dari Aplikasi SIPKD sesuai periode yang dibutuhkan. Adapun hal-hal yang diperhatikan adalah sebagai berikut : 1. Formula LAK : Secara Teknis formula LAK adalah sama dengan formula pada LRA, akan tetapi cara pengelompokkannya yang berbeda dengan LRA. Pengelompokkan pada LAK harus terlebih dahulu melakukan Mapping SAP pada Modul Data Master. 2. Cek and Ricek LAK : Untuk memastikan validasi terhadap nilai realisasi pada LAK, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain : - Nilai Total Pendapatan harus sama dengan Total Pendapatan pada laporan LRA, atau bisa juga dilihat dari nilai per-jenis Pendapatannya. - Nilai Total Belanja harus sama dengan Total Belanja pada Laporan LRA, atau bisa juga dilihat dari nilai per Jenis Pendapatannya. - Nilai Total Penerimaan dan Pengeluaran Pembiayaan harus sama dengan Total Penerimaan dan Pengeluaran Pembiayaan pada LRA. - Nilai Total PFK merupakan nilai bersih dari Total Penerimaan PFK dikurangi Pengeluaran PFK. Jika nilai masing-masing total diatas tidak sama dengan LRA, ada kemungkinan Mapping SAP pada Modul Data Master tidak lengkap. Untuk memastikannya lebih baik Mapping SAP nya dilakukan ulang dengan menghapus seluruhnya terlebih dahulu, atau jika sudah diketahui rekening apa yang

belum masuk, cukup tambahkan rekening tersebut pada Mapping SAP. Catatan tentang PFK : a. PFK adalah rekening-rekening yang merupakan kategori Potongan SP2D GAJI dan Potongan Pajak dari SP2D LS Pihak Ketiga. b. Jika Penerimaan PFK = Pengeluaran PFK, biasanya karena Pemda melaksanakan mekanisme Potongan Gaji dan Potongan Pajak Pihak Ketiga menjadi tugas Kas Daerah (BPD) untuk menyetorkan/memindahbukukan ke Kas Negara atau ke rekening Penampung secara otomatis pada hari yang sama ketika SP2D tersebut dicairkan. c. Jika Penerimaan PFK > Pengeluaran PFK, biasanya karena Pemda melaksanakan mekanisme terhadap Potongan Gaji dan Potongan Pajak Pihak Ketiga tidak secara otomatis tetapi dengan mengeluarkan kembali SP2D Non Anggaran untuk memerintahkan kepada Kas Daerah/BPD untuk melakukan penyetoran/pemindahbukukan ke Kas Negara atau ke rekening Penampung. 3. Nilai Akhir Kas pada LAK : Jika nilai terhadap realisasi Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan sudah valid, selanjutnya kita harus perhatikan Nilai akhir Kas yang ada pada LAK dibagian paling bawah, yaitu : a. Nilai Kas awal di BUD (KASDA) adalah hasil dari Setting Arus Kas yang merupakan Nilai Saldo Awal Kas Daerah tahun angggaran bersangkutan yang diisi pada Saldo Awal Neraca atau yang diisi pada Rekening Kas Daerah pada Modul Data Master. b. Nilai Kas awal di Bendaharan Pengeluaran merupakan total dari Saldo Awal Kas pada Bendaharan Pengeluaran seluruh SKPD tahun angggaran bersangkutan pada pengisian di Saldo Awal Neraca atau yang diisi pada saldo awal rekening bendahara pengeluaran pada Modul Data Master. c. Nilai Kas Akhir di BUD (Kas Daerah) merupakan hasil perhitungan dari Kas Awal BUD ditambah seluruh Penerimaan yang masuk (STS) dikurangi seluruh Pengeluaran SP2D (UP/GU/TU dan LS). Harus sama dengan Nilai BKU BUD bulan yang bersangkutan. d. Nilai Kas Akhir di Bendahara Pengeluaran merupakan hasil perhitungan dari Seluruh SP2D UP/GU/TU - (SPJ + Pengembalian Sisa UP/GU/TU) dari seluruh SKPD. e. Nilai Saldo Akhir Kas merupakan hasil perhitungan dari Jumlah Nilai Kas Akhir di BUD ditambah Nilai Kas Akhir di Bendahara Pengeluaran. Selain hal diatas ada beberapa hal yang harus diperhatikan terkait Nilai Saldo Akhir Kas, sebagai beriktut : - Jika Nilai Penerimaan PFK = Pengeluaran PFK, maka Saldo Akhir Kas akan sama dengan Nilai SILPA AKHIR pada LRA dan NERACA. - Jika Nilai Penerimaan PFK > Pengeluaran PFK, maka Saldo Akhir Kas tidak akan sama dengan

Nilai SILPA AKHIR pada LRA dan NERACA. Selisih SILPA dengan Saldo Akhir Kas akan sama dengan Nilai Selisih Penerimaan PFK dikurangi Pengeluaran PFK. C. Validasi Neraca Saldo SKPD & Neraca Akhir Pemda Untuk laporan Neraca, berikut beberapa panduan untuk memastikan validasi nilai pada beberapa rekening Neraca, antara lain : 1. Nilai Saldo Akhir Kas di Kasda harus sama dengan nilai akhir pada BKU-BUD 2. Nilai Saldo Akhir Kas di Bendahara pengeluaran harus sama dengan nilai akhir pada BKU SKPD (Total sisa kas di BKU BP + di BKU BPP) 3. Nilai Saldo Akhir Kas adalah penjumlahan dari Saldo akhir di Kasda ditambah Saldo akhir kas di Bendahara Pengeluaran 4. Jika Penerimaan PFK=Pengeluaran PFK, maka Nilai Saldo Akhir Kas harus sama dengan SILPA 5. Jika Penerimaan PFK > Pengeluaran PFK, maka harus dimunculkan menjadi Hutang PFK pada Neraca dengan menggunakan Jurnal Memorial. Jika ada kondisi demikian maka Nilai SILPA pada Neraca = Saldo Akhir Kas dikurangi Hutang PFK.