KETIDAKSANGGUPAN SUAMI DALAM MELUNASI HUTANG ISTRI SEBAGAI SEBAB PENGAJUAN PERCERAIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Allah SWT dari kaum laki-laki dan perempuan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1989, dan telah diubah dengan Undang-undang No. 3 Tahun 2006,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi

BAB I PENDAHULUAN. Perceraian dalam istilah ahli Fiqih disebut talak atau furqah. Adapun

BAB IV ANALISIS PERNIKAHAN DALAM MASA IDDAH. A. Analisis Pemikiran Pernikahan dalam Masa Iddah di Desa Sepulu Kecamatan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERTIMBANGAN HAKIM MENGABULKAN CERAI GUGAT DENGAN SEBAB PENGURANGAN NAFKAH TERHADAP ISTERI

BAB I PENDAHULUAN. perempuan dalam ikatan yang sah sebagaimana yang diatur dalam Islam,

RELEVANSI KONSEP RUJUK ANTARA KOMPILASI HUKUM ISLAM DAN PANDANGAN IMAM EMPAT MADZHAB SKRIPSI. Oleh : MUNAWWAR KHALIL NIM :

P U T U S A N. Nomor: 0087/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA LAWAN

BAB II PERKAWINAN DAN PUTUSNYA PERKAWINAN MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

MENGENAL PERKAWINAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Marzuki

PERATURAN PEMERINTAHREPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1975 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

BAB I PENDAHULUAN. menjadi utuh. Dalam syariat Islam ikatan perkawinan dapat putus bahkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. 1. Pertimbangan Hakim dalam Memutuskan Perceraian (Putusan. Banyuwangi) perspektif UU No.

BAB I PENDAHULUAN. keluarga sejahtera bahagia di mana kedua suami isteri memikul amanah dan

BAB I PENDAHULUAN. tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Apabila mereka melangsungkan perkawinan maka timbullah hak dan

P U T U S A N Nomor : 053/Pdt.G/2011/PA.Mto. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. adalah berhimpun atau wata, sedangkan menurut syara artinya adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam. Sinar Baru al Gesindo, Jakarta. Cet. Ke XXVII. Hal. 374.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERCERAIAN KARENA ISTERI. A. Analisis terhadap Dasar Hukum dan Pertimbangan Hakim karena Isteri

BAB I PENDAHULUAN. antara suami, istri dan anak akan tetapi antara dua keluarga. Dalam UU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1975 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

TENTANG DUDUK PERKARA

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita

P U T U S A N. Nomor: 0072/Pdt.G/2010/PA.Spn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. makhluk-nya, baik pada manusia, hewan, maupun, tumbuh-tumbuhan. Ia adalah

PANDUAN MENGAJUKAN GUATAN CERAI

P U T U S A N Nomor : 1710/Pdt.G/2011/PA.Kbm Bismillahirahmanirrahim, DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan dalam agama Islam disebut Nikah yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan merupakan sunnah Rasul yang dilakukan oleh kaum muslim

Permohonan diajukan ditempat kediaman istri atau tempat tinggal terakhir dimana suami istri bertempat tinnggal

PUTUSAN Nomor : 80/Pdt.G/2011/PA.Pkc. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kamus bahasa arab, diistilahkan dalam Qadha yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

PUTUSAN Nomor 0930/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. melawan

PUTUSAN Nomor 017/Pdt.G/2014/PA.Mtk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Perkawinan mempunyai nilai-nilai yang Sakral dalam agama, karena

Setiap orang yang melaksanakan perkawinan mempunyai tujuan untuk. pada akhirnya perkawinan tersebut harus berakhir dengan perceraian.

BISMILLAHIRAHMANNIRAHIM

BAB IV KOMPARASI ANTARA HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF TERHADAP STATUS PERKAWINAN KARENA MURTAD

BISMILLAHIRAHMANNIRAHIM

bismillahirrahmanirrahim

بسم اهلل الرحمن الرحيم

BAB I PENDAHULUAN. wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga

P U T U S A N Nomor 90/Pdt.G/2014/PTA Mks. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, perkawinan merupakan kehidupan yang berpijak pada rasa

BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN IMPLIKASI HUKUM PERKAWINAN AKIBAT PEMALSUAN STATUS CALON SUAMI DI KUA

P U T U S A N Nomor 0804/Pdt.G/2015/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. dan Anas melihatnya, dan beliau bersabda:

BAB I PENDAHULUAN. tidak memungkinkan lagi untuk mewujudkan perdamaian, maka hukum Islam

PUTUSAN Nomor: 174/Pdt.G/2012/PA.Pkc.

SKRIPSI PROSES PENYELESAIAN PERCERAIAN KARENA FAKTOR KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (STUDY KASUS DI PENGADILAN AGAMA SURAKARTA)

SALINAN P U T U S A N Nomor 144/Pdt.G/2011/PAJP BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. menginginkan bahagia dan berusaha agar kebahagiaan itu tetap menjadi

BAB I PENDAHULUAN. sunnatullah yang umumnya berlaku pada semua mahkluk-nya. Hal ini merupakan

P U T U S A N Nomor : 0142/Pdt.G/2011/PA.Bn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB IV. Putusan Pengadilan Agama Malang No.0758/Pdt.G/2013 Tentang Perkara. HIR, Rbg, dan KUH Perdata atau BW. Pasal 54 Undang-undang Nomor 7

P U T U S A N Nomor : 2132/Pdt.G/2010/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagaimana diketahui bahwa setiap perkawinan masing-masing pihak dari suami

P U T U S A N Nomor : 0198/Pdt.G/2010/PA.Spn.

Sewaktu-waktu saya:

PUTUSAN Nomor: 111/Pdt.G/2010/PA JP.

PUTUSAN Nomor 1278/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Nomor: 150/Pdt.G/2007/PA. Slk. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 0432/Pdt.G/2012/PA.Bn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. bersama yang disebut dengan lembaga perkawinan. merupakan ibadah (Pasal 2 Kompilasi Hukum Islam). 2

P U T U S A N Nomor 311/Pdt.G/2015/PA.Pkp DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor :----/Pdt.G/2010/PA.Slw. BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

AKIBAT HUKUM PERCERAIAN TERHADAP HARTA. BERSAMA di PENGADILAN AGAMA BALIKPAPAN SKRIPSI

bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. NOMOR : 54/Pdt.G/2011/PA.Pts DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor : 0015/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor : 0255/Pdt.G/2013/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 0630/Pdt.G/2015/PA.Plg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor: 0043/Pdt.G/2011/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA LAWAN

PUTUSAN. Nomor : 0827/Pdt.G/2009/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

bismillahirrahmanirrahim

AKIBAT HUKUM PENGABAIAN NAFKAH TERHADAP ISTRI MENURUT UNDANG-UNDANG PERKAWINAN NO. 1 TAHUN 1974 DAN HUKUM ISLAM SKRIPSI

bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA TENTANG DUDUK PERKARA

BAB I PENDAHULUAN. untuk akad nikah.nikah menurut syarak ialah akad yang membolehkan seorang

P U T U S A N. Nomor 330/Pdt.G/2010/PAJP BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor 975/Pdt.G/2014/PA.Pas

bismillahirrahmanirrahim

BAB I PENDAHULUAN. mahluk Allah SWT, tanpa perkawinan manusia tidak akan melanjutkan sejarah

PUTUSAN Nomor /Pdt.G/2013/PA.Ppg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor : 1519/Pdt.G/2011/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MELAWAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan melangsungkan Perkawinan manusia dapat mempertahankan

P U T U S A N. Nomor 1965/Pdt.G/2013/PA Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

bismillahirrahmanirrahim

Cerai Talak: Pemohon dibebani untuk membayar Nafkah Iddah dan Mut ah

BISMILLAHIRAHAMANNIRAHIM

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak mampu. Walaupun telah jelas janji-janji Allah swt bagi mereka yang

P U T U S A N. Nomor : 52/Pdt.G/2012/PTA. Bdg. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERKAWINAN DI INDONESIA. Perkawinan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Perkawinan

P U T U S A N Nomor 0736/Pdt.G/2012/PA.Kbm Bismillaahirrahmaanirrahiim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor: 0133/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 0485/Pdt.G/2015/PA.Pkp. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

KETIDAKSANGGUPAN SUAMI DALAM MELUNASI HUTANG ISTRI SEBAGAI SEBAB PENGAJUAN PERCERAIAN (Analisis Putusan Pengadilan Agama Depok Nomor.826/Pd.G/2009/Pa Dpk dan Jakarta Timur Nomor.154/Pdt.G/2009/Pa.JT) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syari ah dan Hukum untuk memenuhi salah satu syarat Mencapai gelar Sarjana Syariah (S.Sy) Oleh: NAILATUL HIDAYAH 106044101431 K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGAM STUDI AHWAL AL SAKHSIYAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1431 H /2010 M

KETIDAKSANGGUPAN SUAMI DALAM MELUNASI HUTANG ISTRI SEBAGAI SEBAB PENGAJUAN PERCERAIAN (Analisis Putusan Pengadilan Agama Depok Nomor.826/Pd.G/2009/Pa Dpk dan Jakarta Timur Nomor.154/Pdt.G/2009/Pa.JT) Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy) Oleh: NAILATUL HIDAYAH 106044101431 Pembimbing Drs. H. A. Basiq Djalil, SH, MA NIP.195003061976031001 K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKHSHIYAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1431H/2010M

LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata I di Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berada di Universitas Islam Negri (UIN) Syarif hidayatullah Jakarta Jakarta, 09 Juli 2010 Nailatul hidayah

KATA PENGANTAR بسم االله الرحمن الرحيم Puji sukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas segala taufiq dan hidayah-nya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga sekripsi ini bisa terselesaikan sebagai syarat melengkapi gelar sarjana S1 pada Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul ketidak sanggupan suami dalam melunasi hutang istri sebagai sebab pengajuan perceraian. Studi analisis di pengadilan Agama Depok dan pengadilan Agama Jakarta Timur. Shalawat seta salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang diridhoi oleh Allah SWT. Penulis menyadari skripsi ini terselesaikan berkat dan dorongan bagi semua pihak. Oleh Karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terutama Bapak. 1. Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH. MA. MM, Dekan Fakultas Syari ah dan Hukum Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Drs. H. A. Basiq Djalil, SH. MA, Ketua Prodi Akhwal Al-Syahsiyyah, sekaligus pembimbing dalam penulisan sekripsi ini. Yang telah meluangkan waktu dan tenaganya serta dengan sabar memberikan petunjuak dan bimbingan kepada penulis. 3. Kamarusdiana, S. Ag. MH, Sekretaris Prodi Akhwal Al-Syahsiyyah. 4. Ibunda tercinta Hj. Salamah, Ayahanda H. Khusnan (Alm), Kaka-kaka ku Hadi Lutfi dan Fauzan Arief. Saudara-saudara ku Bi Eungkus, Mang Didi, Wa Endjah, Teh IIm, Ust. Djajuly, Dinda Aisy, K Ipeh, K Iyan, yang tercinta serta i

kakanda Bachtyar Rifa i yang semunya selalu mendoakan dan memberikan motivasinya kepada penulis agar tercapai cita-citanya. 5. Teman-teman seperjuangan, konsentrasi Peradilan Agama (B) angkatan 2006, khusus buat Nur aida, Jamilah, Imam Hanafie, Qisty, Luqman, Wahyu Pa (A), Mustafidz, Pipih, K Yani, Rika, Milqi, Wawad, Cahya, Teh A I, silvie, Zumi yang selalu berbagi cerita suka dan duka bersama-sama serta semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 6. Rekan-rekan dekat ananda di Kosan.Murni, Tika Lina, Ifah, semoga persahabatan kita langgeng selamanya. 7. Dosen-dosen yang memberikan sumbangsih ilmu dan pengalamannya. Akhirnya penulis dengan segala kerendahan hati, berharap semoga kebaikan dan pengorbanan yang telah diberikan kepada penulis akan mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa sekripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dikemudian hari dan memberikan manfaat bagi semua pihak serta rekan-rekan yang membacanya, dan semoga yang telah penulis lakukan mendapat ridha Allah SWT. amin Jakarta, Juni 2010 M Jumadil Akhir 1431 H Penulis ii

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah... 6 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 7 D. Metode Penelitian... 8 E. Studi Review... 12 F. Sistematika Penulisan... 16 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERCERAIAN... 18 A. Pengertian dan Dasar Hukum perceraian... 18 B. Sebab-Sebab Terjadinya Perceraian... 28 C. Perbedaan Cerai Talak dan Cerai Gugat... 31 D. Prosedur Perceraian... 34 BAB III POTRET PENGADILAN AGAMA... 40 A. Sejarah Singkat Pengadilan Agama Depok Dan Pengadilan Agama Jakarta Timur... 40 B. Yurisdiksi Pengadilan Agama Depok Dan Jakarta Timur... 42 C. Struktur Organisasi... 45 iii

BAB IV PUTUSAN PENGADILN AGAMA DEPOK DAN JAKARTA TIMUR... 49 A. Duduk Perkara Putusan Pengadilan Agama Depok... 49 B. Duduk Perkara Putusan Pengadilan Agama Jakarta Timur... 58 C. Analisis Penulis... 65 BAB V PENUTUP... 78 A. Kesimpulan... 78 B. Saran... 82 DAFTAR PUSTAKA... 84 LAMPIRAN-LAMPIRAN... 87 1. Surat Permohonan Data/Wawancara... 88 2. Surat Keterangan Observasi... 89 3. Pedoman Wawancara... 91 4. Hasil Wawancara... 92 5. Putusan Perkara Nomor 826/Pdt.G/2009/PA.Dpk... 98 6. Putusan Perkara Nomor 154/Pdt.G/2009/PA.JT... 104 iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan suatu yang sangat fundamental dalam kehidupan manusia, karena manusia adalah makhluk sosial yang mana satu dengan yang lainnya saling membutuhkan untuk kelangsungan hidup manusia itu sendiri, tentunya dengan cara yang telah disahkan menurut Undang-Undang atau aturan yang berlaku dalam masyarakat Indonesia. Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dan perempuan, sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. 1 Al-Quran menyatakan perkawinan sangat dianjurkan kepada hamba-nya yang beriman dan telah memenuhi syarat untuk melaksanakan perkawinan, dalam rangka untuk mencapai kesempurnaan ibadahnya. Karena pada dasarnya manusia adalah makhluk yang diciptakan Allah membutuhkan pendamping hidup sebagai makhluk yang terhormat dibandingkan makhluk ciptaan lainnya. Allah telah menjanjikan kepada hamba-nya yang melaksanakan perkawinan akan diberikan anugerah yang berlipat ganda. Perkawinan juga merupakan jalan untuk menyalurkan naluri manusia untuk memenuhi nafsu syahwatnya yang telah mendesak agar terjaga kemaluan 1 Tim Redaksi Fokusmedia, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Tentang Perkawinan (Bandung: Fokusmedia,2005),Cet.Ke-1,h.1. 1

2 dan kehormatannya, jadi perkawinan adalah kebutuhan fitrah manusia yang harus dilakukan oleh setiap manusia. Begitu pentingnya perkawinan dalam Islam, Rasulullah SAW pun sangat menekankan kepada umatnya untuk melaksanakan perkawinan seperti yang terkandung dalam hadis Rasulullah. Pada hakikatnya, seseorang melakukan akad pernikahan adalah saling berjanji serta berkomitmen untuk saling membantu, menghargai dan menghormati satu dengan yang lainnya. Sehingga tercapailah kebahagiaan dan cita-cita yang diinginkan. Tujuan perkawinan itu tertulis pada Kompilasi Hukum Islam atau yang biasa disebut dengan KHI, pada Pasal 3. 2 Islam sendiri menghendaki di capainya suatu makna yang mulia dari suatu perkawinan atau kehidupan berumah tangga. Di sini lembaga perkawinan harus dipandang sebagai sesuatu yang bernilai luhur dan harus mencari makna dan esensinya, seperti ketenangan dan ketenteraman hidup. Tujuan lain dari perkawinan adalah untuk memenuhi petunjuk agama dalam rangka mendirikan keluarga yang harmonis, sejahtera dan bahagia. Harmonis dalam menggunakan hak dan kewajiban sebagai anggota keluarga, sejahtera artinya tercipta ketenangan karena terpenuhinya keperluan hidup lahir dan batin, sehingga timbullah kebahagiaan, yakni kasih sayang antara anggota keluarga. Selain untuk membangun suatu kehidupan (berumah tangga) yang penuh rasa kasih sayang, tenggang rasa, toleransi, solidaritas dan kesempurnaan akhlak 2 Direktorat Pembinaan Badan Peradialan Agama Deprteman Agama, Kompilasi Hukum Islam Di Indonesia. (Jakarta : Direktorat Pembinaan Badan Peradilan Agama Departeman Agama, 1992).

3 yang kesemuanya akan membawa seseorang pada keimanan dan ketakwaan yang sempurna. 3 Akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa dalam kenyataan hidup yang terdapat di masyarakat roda kehidupan berjalan dinamis, tidak lepas dari perselisihan antara anggota keluarga tersebut terlebih antara suami dengan istri. Kenyataan hidup seperti itu membuktikan bahwa memelihara kelestarian dan kesinambungan hidup bersama suami istri bukanlah perkara yang mudah untuk dilaksanakan, bahkan dalam banyak kasih sayang dan kehidupan yang harmonis antara suami istri tidak dapat diwujudkan. Seringkali pasangan suami istri mengalami kegagalan dalam mencapai tujuan atau cita-cita dari perkawinannya, di mana masalah yang menyebabkan rasa ketidakcocokan antara suami istri pun sangat komplek. Secara umum masalah yang ada itu berkaitan dengan banyak faktor, salah satunya adalah ekonomi. Nafkah yang harus dipenuhi oleh seorang suami kepada istrinya. 4 Agama mewajibkan suami memberi nafkah kepada istrinya, oleh karena dengan adanya ikatan perkawinan yang sah itu seorang istri menjadi terikat semata-mata kepada suaminya, dan tertahan sebagai miliknya, karena ia berhak menikmatinya secara terus menerus. memelihara dan mendidik anak-anaknya, sebaliknya bagi suami ia berkewajiban memenuhi kebutuhannya, dan memberi belanja kepadanya, selama 3 Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Ilmu Fikih. (Jakarta : Departeman Agama,1985), h.62 4 Zubair Ahmad, Relasi Suami Istri Dalam Islam, PSW UIN Syahid Jakarta,hal 61.

4 ikatan suami istri masih berjalan, dan istri tidak durhaka atau karena ada hal-hal lain yang menghalangi penerimaan belanja. 5 Nafkah merupakan kebutuhan pokok yang sangat penting dalam kehidupan rumah tangga. Mewujudkan keseimbangan hak dan kewajiban suami istri harus dilandasi dengan komitmen bersama. Islam mewajibkan laki-laki sebagai seorang suami untuk memenuhi kebutuhan istri dan anak-anaknya, namun hal itu tidak menggugurkan kewajiban perempuan sebagai seorang istri yang secara moral adalah untuk membantu suaminya mencari nafkah, sebagai nafkah tambahan. Karena secara realitas banyak laki-laki (suami) yang penghasilannya tidak memenuhi tuntutan kebutuhan pokok yang menjadi standar hidup layak di tengah-tengah masyarakat. Perselisihan yang terjadi antara suami istri karena faktor ekonomi secara langsung sangat berpengaruh dengan jalannya bahtera rumah tangga tersebut. Namun terkadang dalam mencari nafkah tidak serta-merta mulus terus dalam perjalanannya, terkadang untung ataupun rugi, itu hal yang biasa dalam mencari nafkah (bekerja). seperti yang terjadi pada kasus di Pengadilan Agama Depok. Si istri membantu suaminya mencari nafkah tambahan dengan bekerja di Show Room. karena ingin mendapatkan untung banyak maka si istri yang berniat membantu suaminya mencari nafkah, dia mencoba melisingkan BPKB di tempat ia bekerja. Berniat mencari keuntungan malah mendapat kebuntungan (rugi). 5 Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah. Penerjemah: Muhammad Thalib, (Alma arif), hal 80

5 karena usahanya merugi maka si istri mempunyai hutang yang banyak. Awalnya suami tidak tahu masalah ini ternyata si istri memiliki hutang yang sangat besar dan untuk menutupi hutang tersebut, si suami telah menjual seluruh hartanya yang si suami miliki dan juga meminjam uang ke saudara dan teman-teman si suami, sampai akhirnya si suami tidak punya tempat tinggal lagi dan masih memiliki hutang. Pada bulan Mei 2009 merupakan puncak perselisihan dan pertengkaran dalam rumah tangga mereka, si suami sudah tidak sanggup lagi membayar hutang si istri tersebut, malah si suami sering didatangi oleh orang-orang yang menagih hutang si istri tersebut ke rumah kontrakannya. Suami sudah tidak sanggup lagi membayar hutang si istri yang begitu besar. Perceraian tersebut telah dimusyawarahkan keluarga, akan tetapi hal tersebut tidak berhasil. Keunikan dari Perkara Nomor. 826/Pdt.G/2009/PA Dpk. Yaitu alasan tergugat karena indikasi perbedaan pendapat (cekcok) akibat si istri terlilit hutang yang sangat besar, sampai-sampai si suami tidak mampu lagi membayarnya. Dari penjelasan di atas penulis tergugah untuk meneliti kasus perkara dengan alasan suami tidak mampu membayar hutang istri sebagai penyebab terjadinya perceraian. Maka dari itu penulis mengambil objek penelitian di Pengadilan Agama yang notabenenya merupakan lembaga Peradilan yang menangani kasus bagi orang yang beragama Islam. Khususnya dibatasi di Pengadilan Agama kota Depok. karena latar belakang di atas penulis mengambil skripsi dengan ketidak sanggupan suami dalam melunasi hutang istri sebagai

6 sebab pengajuan perceraian (Analisis Putusan Pengadilan Agama Depok Nomor 826/Pdt.G/2009/PA Dpk dan Jakarta Timur Nomor. 154/Pdt.G/2009/PA.JT) B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Agar pembahasan dalam penelitian skripsi ini lebih terarah. Maka penulis membatasi lingkup permasalahan yang terjadi dalam hal-hal yang berkenaan dengan masalah tanggung jawab suami, khususnya kewajiban membayar hutang. Karena dalam Kompilasi Hukum Islam ( KHI ) Pasal 80 seharusnya suami melakukan tanggung jawabnya namun pada kasus ini suami tidak melakukan tanggungjawabnya. Penulis melakukan penelitian Dengan objek penelitian di Pengadilan Agama Depok dan Jakarta Timur. 2. Perumusan Masalah Kewajiban suami tehadap istri telah dijelaskan dalam al-qur an, Hadis Undang-Undag dan Kompilasi Hukum Islam (KHI), kenyataan nya dilapangan banyak suami yang tidak melaksanakan kewajiban nya. Oleh karena itu penulis dalam penulisan skripsi ini terfokus untuk mengetahui halhal yang menyakut kewajiaban suami terutama dalam ketidak sanggupan seorang suami dalam melunasi hutang istri. Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penulis dapat merinci dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut.

7 a. Apakah suami tidak sanggup melunasi hutang istri dapat menjadi suatu alasan perceraian? b. Bagaimanakah prosedur penyelesaian perceraian karena suami tidak sanggup melunasi hutang istri? c. Mengapa hakim memberikan putusan dalam bentuk thalak satu raj i? Dengan pembatasan dan perumusan masalah di atas, diharapkan skripsi ini dapat menjelaskan sesuai dengan tema yang penulis ambil dalam judul skripsi ketidak sanggupan suami dalam melunasi hutang istri sebagai sebab pengajuan perceraian di Pengadilan Agama Depok dan Jakarta Timur. C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian skripsi ini adalah untuk mendeskripsikan beberapa permasalahan sebagi berikut : a. Untuk mengetahui perspektif Hukum Positif tentang Perkawinan dan Perceraian. b. Dapat memahami hak dan kewajiban suami kepada istri menurut Hukum Positif c. Mengetahui masalah perceraian menurut Hukum Acara Peradilan Agama. d. Dapat mengetahui cerai talak akibat ketidaksanggupan suami dalam melunasi hutang istri sebagai sebab pengajuan perceraian khususnya di Pengadilan Agama Depok dan Jakarta Timur.

8 2. Manfaat dari penelitian ini adalah : a. Untuk penulis: memberikan wawasan kepada penulis, dalam rangka meningkatkan disiplin ilmu, yang akan dikembangkan menjadi profesi penulis sebagai mahasiswa, sesuai dengan bidang studi yang merupakan mata kuliah pokok dan sebagai ilmu yang dimiliki penulis yang akan diperdalam lebih lanjut melalui studi-studi lain yang serupa dengan disiplin ilmu tersebut. b. Untuk kalangan akademis: seperti mahasiswa dan para pengamat akademis dengan adanya skripsi ini yang menyajikan wacana pemikiran, dan juga biasa dijadikan informasi untuk dibahas lebih lanjut dan bahan untuk didiskusikan. c. Untuk Ilmu pengetahuan: memberikan sumbangan khususnya bidang Ilmu Fikih Munakahat sehingga mengetahui tantang pandangan Hukum Islam mengenai ketidaksanggupan suami dalam melunasi hutang istri sebagai sebab pengajuan perceraian di Pengadilan Agama Depok dan Jakarta Timur. D. Metode Penelitian Metode yang penulis tempuh dalam penyelesaian skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut : 1. Jenis Pendekatan Pendekatan Kualitatif yaitu dengan melakukan analisa isi, menguraikan dengan cara mendeskripsikan isi dari putusan yurisprudensi, yang penulis

9 dapatkan di Pengadilan Agama Depok dan Jakarta Timur. Kemudian menghubungkan dan menganalisis fakta-fakta sebuah putusan yang disebabkan karena ketidaksanggupan suami dalam melunasi hutang istri yang berakibat perceraian. Sehingga ditemukan kesimpulan objektif, sistematis sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dalam penulisan ini. a. Sumber data penelitian Untuk memecahkan isu hukum dan sekaligus memberikan preskripsi mengenai apa yang seyogianya, diperlukan sumber penelitian. Sumbersumber hukum dapat dibedakan menjadi sumber-sumber penelitian yang berupa bahan-bahan hukum primer dan bahan-bahan hukum sekunder. 6 1) Sumber data primer: merupakan bahan hukum yang bersifat autoritatif artinya mempunyai otoritas. Sumber Data Primer di sini adalah putusan Nomor 826/pdt/2009/PA Dpk. Dari Pengadilan Agama Kota Depok Jawa Barat dan Putusan Nomor. 154/Pdt.G/2009/Pa.JT dari Pengadilan Jakarta Timur. 2) Sumber Data Sekunder: Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan jalan mengadakan studi kepustakaan atas dokumen-dokumen yang berhubungan dengan masalah yang diajukan. Dokumen yang dimaksud adalah al-qur an, Hadis buku-buku Karangan Ilmiah, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, Kompilasi Hukum Islam (KHI), Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 6 Peter Marzuki Mahmud, Penelitian Hukum, ( Jakarta: Kencana, 2005 ),Cet. Ke-4.h. 141

10 1975 Hukum Acara Peradilan Agama dan dokumen-dokumen lain yang berkaitan dengan judul penelitian serta data arsip di Pengadilan Agama Kota Depok yakni tentang ketidak sanggupan suami dalam melunasi hutang istri sebagi sebab terjadinya perceraian. b. Teknik Pengumpulan Data Dalam melakukan penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara sebagai berikut: 1) Menganalisa, dan menafsirkan khususnya Putusan Nomor 826/pdt/2009/PA Dpk dan Putusan Nomor 154/Pdt.G/2009/Pa.JT dalam rangka memahami proses mencari bukti-bukti data otentik yang berkaitan dengan ketidaksanggupan suami dalam melunasi hutang istri sebagai sebab terjadinya perceraian di Pengadilan Agama. Sebelum analisis dilakukan, data tersebut disusun terlebih dahulu untuk mempermudah analisis. Penyusunan data dapat dalam bentuk table atau membuat coding untuk analisis dengan menggunakan bantuan komputer. Sesudah data dianalisis, maka dilakukan interpretasi atau penafsiran terhadap data tersebut. 7 2) Wawancara adalah percakapan dengan tujuan untuk menganalisis data kebenaran dari dua pihak 8, yaitu pewawancara membenarkan 7 Bambang Sunggono. Metodologi Penelitian Hukum, ( Jakarta; Raja Grafindo Persada,2005) Cet. Ke-7, h.54. 8 Lexy J Meoleong, Metodologi Penelitian, (Bandung; Remaja Rosdakarya,2004) hal.135

11 pertanyaan-pertanyaan yang sebenarnya dengan kejadian yang sebenarnya agar data tersebut dapat diterima lalu diolah dengan menggunakan metode pendekatan statistik kuantitatif dan hasilnya dapat disimpulkan dan diinformasikan kepada khalayak yang membutuhkan dari data yang sudah diolah tersebut. c. Teknik Analisis Data Dalam melakukan teknik analisis data ini peneliti menggunakan cara mengumpulkan data data yang sudah ada di Pengadilan Agama, adapun tahap yang dilakukan pertama kalinya adalah dengan cara mengambil data yang sudah ada contohnya berupa putusan dan hasil dari hasil putusan itu dianalisis, diolah datanya dengan metode tertentu dan ditarik kesimpulannya. Dan hasil laporan yang sudah di dapat bisa diinterpretasikan dalam bentuk laporan hasil penelitian yang berguna untuk khalayak orang banyak yang membutuhkan dari data penelitian tersebut. Membandingkan antara perbandingan hukum yang bersifat deskriftif komparatif yang tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan informasi dan perbandingan hukum terapan yang mempunyai sasaran tertentu. 9 dalam kasus ini peneliti menganalisa putusan, yaitu putusan yang di peroleh dari pengadilan Agama depok dan pengadilan Agama 9 Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, ( Jakarta; Raja Grafindo Persada,2005), Cet.ke-7,h.70.

12 Jakarta Utara dengan dilihat dari Hukum Islam dan Hukum Positifnya. Kemudian menghubungkan dan menganalisis fakta-fakta sebuah putusan, sehingga di temukan kesimpulan yang objektif dan sistematis. d. Teknik Penulisan Data Sesuai dengan buku PPS (Pedoman Penulisan Skripsi) yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum tahun 2007 dan UIN Jakarta Press. Dengan pengecualian: penulisan terjemah al-qur an dan Hadis ditulis satu spasi, dalam daftar pustaka al-qur an ditulis di awal. E. Studi Review 1. Disebabkan oleh gangguan pihak ketiga, gangguan pihak ketiga merupakan Judul skripsi : Faktor Pemicu Terjadinya Perceraian di Pengadilan Agama Singaraja, BALI. Disusun oleh : Muhammad Ridwan Tahun : 2003 Skripsi ini berisi bahwa latar belakang pemicu terjadinya perceraian salah satu penyebab terjadinya percekcokan dan pertengkaran yang kalau tidak segera diselesaikan akan menyebabkan semakin runtuhnya rumah tangga. Karena dalam hal ini pihak ketiga lah yang mempengaruhi ekonomi rumah tangga, karena dengan datangnya pihak ketiga pastinya pendapatan yang akan diterima oleh pihak istri akan berkurang sedangkan kebutuhan dari waktu sewaktu terus merangkak naik. Adapun perceraian karena pihak ketiga

13 ini maksudnya ada pihak luar selain suami istri yang berperan dalam menyebabkan perceraian adalah: Perselingkuhan ditemukan bahwa ada orang ketiga, seperti Pria Idaman lain, dan Wanita Idaman lain yang hadir dalam kehidupan rumah tangga yang akan sangat berpotensi terjadinya percekcokan dan pertengkaran yang akhirnya istri atau suami merasa terlecehkan dan mengajukan gugatan cerai ke Pengadilan Agama. a. Mengenai kekurangan dari isi penulisan skripsi ini, sayangnya penulis tidak melakukan penelitian lapangan ( metode wawancara atau interview ) kepada objek atau orang yang terkait penulis hanya berpedoman terhadap teks dari buku-buku yang ada. Karena kalau kita tinjau lagi fungsi dari kita menginterview objek atau orangnya langsung maka kita dapat memperoleh informasi yang lebih akurat. Tanpa kita harus atau bermaksud menyinggung perasaan orang yang sedang mengalami permasalahan tersebut. 2. Judul skripsi : Ketidak Harmonisan yang terjadi di Kehidupan Rumah Tangga Sebagai Pemicu perceraian di Wilayah Pengadilan Agama, Jakarta Selatan. Disusun oleh : Ety F Tahun : 2005 Dalam tulisannya menjelaskan bahwa: Faktor terjadinya perceraian salah satu penyebab adalah faktor ekonomi, faktor perselingkuhan, kekerasan dalam rumah tangga ( KDRT ), dll. Adapun ketidakharmonisan yang terjadi

14 dalam rumah tangga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya percekcokan dan pertengkaran yang berakhir dengan pelaporan gugatan cerai di Pengadilan Agama Jaksel. Dan ketidakharmonisan bisa disebabkan karena adanya sikap-sikap dan prilaku yang tidak baik di antara mereka berdua, salah satunya adalah: a. Ketidaktaatan, adapun salah satu kewajiban istri terhadap suaminya ialah taat terhadap perintah suaminya selama perintah tersebut tidak bertentangan dengan ajaran Allah SWT dan Rasulullah SAW, karena dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) Pasal 83 ayat 1 disebutkan: kewajiban utama bagi suami istri ialah berbakti lahir dan batin kepada suami di dalam garis-garis yang dibenarkan oleh hukum Islam b. Penyebab yang kedua adalah penganiayaan. suami telah melakukan penganiayaan dan pemukulan kepada pasangannya atau istrinya. Dan istri tersebut merasa tidak diperlakukan dengan baik sebagaimana perintah agama, dan dari point ini atau penganiayaan dapat dianalisiskan sebagai kategori tindakan KDRT ( Kekerasan Dalam Rumah Tangga ) yang berupa kekerasan fisik, psikis, ekonomi, maupun dalam kekerasan SEX. Yang pada akhirnya kedua belah pihak sepakat mengakhiri hubungan suami istri di hadapan muka persidangan Pengadilan Agama Jaksel. 3. Dari beberapa penganalisaan beberapa skripsi yang saling ada hubungannya dengan faktor pemicu perceraian.

15 Pertama : Awalnya karena disebabkan ketidak jujuran di antara pasangan suami istri tersebut dalam memahami sikap kejelekan yang dimiliki keduanya pada saat pacaran, dan sang istri pun tidak mengetahui lebih jauh pekerjaan tetap yang dilakoni oleh calon suaminya, dan apabila calon istri pun tahu latar belakang pekerjaan dan bisa menerima secara ikhlas calon suaminya dengan permasalahan ekonomi, maka dapat hal-hal yang menyebabkan perceraian yang di karenakan faktor ekonomi dapat dihindari. Kedua ; Adanya tindakan kekerasan dalam rumah tangga ( KDRT ) yang berupa kekerasan fisik, psikis, ekonomi, maupun kekerasan Sex. Yang dilakukan oleh pihak suami ke pihak istri. Dan bisa dilihat dari pihak wanita dengan cepatnya pengambilan keputusan dalam mengambil waktu berlangsungnya pernikahan karena tanpa dipikirkan secara lebih mendalam lagi, bagaimana dan seperti apa karakteristik calon suaminya kelak. Yang pada akhirnya pada awalawal pernikahan kedua pasangan tersebut timbul konflik-konflik yang diakhiri dengan pelaporan gugatan cerai dan diselesaikan dalam putusan Cerai di depan muka persidangan Pengadilan Agama Jaksel. Dari dua Tinjauan Review atau Kajian Terdahulu yang sudah dibahas di atas maka penulis ingin lebih mengkhususkan judul skripsi penulis yakni: Ketidak Sanggupan Suami Dalam Melunasi Hutang Istri Sebagai Sebab Pengajuan

16 Perceraian ( Analisis Studi di Pengadilan Agam Kota Depok Jawa Barat Nomor Putusan 826/pdt.g/2009/PA Dpk dan Jakarta Timur Nomor 154/Pdt.G/2009/Pa.JT). Oleh karena itu kita dapat lebih terkonsentrasi lebih mendalam mengenai latar belakang dari permasalahan yang terjadi oleh kedua pasangan yang disebabkan oleh karena dari faktor finansial atau faktor ekonomi. Maka di sini terlihatlah perbedaan dalam pembahasan judul yang sudah dibahas dan ditulis oleh para kakak kelas penulis yakni Muhammad Ridwan, dan Etty F. karena di dalam karyanya para kedua penulis itu membahas judul yang tidak spesifik, maka untuk menspesifikkan kembali maka penulis mengajukan judul yang sudah tertera. Dan mohon izinkan penulis diberikan kesempatan untuk membahas dan meneliti kembali dari judul yang sudah penulis tetapkan. F. Sistematika Penulisan Dalam penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab yang meliputi sebagai berikut: BAB KESATU PENDAHULUAN; Membahas tentang masalah yang melatarbelakangi skripsi ini yang meliputi; Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, Studi Review serta Sistematika Penulisan. BAB KEDUA KAJIAN TEORITIS TENTANG PERCERAIAN; membahas tantang pengertian dan dasar hukum perceraian, Sebab-sebab

17 terjadinya perceraian, perbedaan cerai thalak dan cerai gugat, prosedur perceraian. BAB KETIGA POTRET PENGADILAN AGAMA ; Membahas tentang sejarah singkat Pengadilan Agama Depok dan Jakarta Timur,Yurisprudensi pengadilan Agama Depok dan Jakarta Timur, Struktur pengadilan Agama Depok dan Jakarta Timur BAB KEEMPAT PUTUSAN PENGADILN AGAMA DEPOK DAN JAKARTA TIMUR; Membahas Tentang Duduk Perkara Pengadilan Agama Depok, dan Duduk Perkara Pengadilan Agama Jakarta Timur, Analisa Penulis. BAB KELIMA PENUTUP; yang berisikan tentang kesimpulan dan saransaran, penulis juga melampirkan daftar pustaka dan lampiranlampiran yang dianggap penting DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERCERAIAN A. Pengertian dan Dasar Hukum perceraian 1. Pengertian Perceraian Kata perceraian atau talak dalam bahasa Arab berasal dari tholaqoyathluqu-tollaqo yang bermakna melepaskan atau menguraikan tali pengikat, baik tali pengikat itu bersifat konkret seperti tali pengikat kuda atau unta maupun bersifat abstrak seperti tali pengikat perkawinan. 1 Dalam Al-munawir kamus Arab Indonesia, cerai adalah terjemahan dari bahasa arab Thalaqa yang secara bahasa artinya melepaskan ikatan. 2 Dalam kamus Ensiklopedia Islam dijelaskan bahwa kata talak adalah melepaskan ikatan, meninggalkan, dan memisahkan. Di Zaman jahiliah istilah talak digunakan untuk memisahkan hubungan suami istri. 3 Pada Ensiklopedi Islam Indonesia diartikan sebagai pemutusan ikatan perkawinan yang dilakukan oleh suami istri secara sepihak dengan menggunakan kata Talak atau seumpamanya. 4 Dalam kamus istilah agama, talak adalah melepaskan ikatan dengan kata-kata 1 Proyek Pembinaan Prasarana Dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/IAIN Di Jakarta, Ilmu Fikih, ( Jakarta : Departemen Agama, 1985 ), Cet.ke-2, h.226 2 Ahmad Warsan Munawir, Al-Munawir : Kamus Arab Indonesia, ( Surabaya : Pustaka Progresif, 1997 ) Cet Ke-14, h.207 3 Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, ( Jakarta : PT.Ikhtiar baru Van Hoeve,1997 ), Cet.Ke-4,h.53 4 Departemen Agama, Ensiklopedi Islam Indonesia, ( Jakarta : Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam/Proyek Peningkatan Prasarana Dan Sarana Perguruan Tinggi IAIN, 1987) Jilid 3, h.940 18

19 jelas atau sarih, atau dengan kata-kata sindiran atau kinayah. 5 Selanjutnya mazhab Syafi I mendefinisikan talak sebagai pelepasan akad nikah dengan lafal talak atau yang semakna dengan lafal itu. Sedangkan Mazhab maliki mendefinisikan talak sebagai suatu sifat hukum yang menyebabkan gugurnya kehalalan hubungan suami istri. 6 Kata talak menurut Prof. Subekti, SH mengatakan bahwa perceraian atau talak adalah penghapusan perkawinan dengan putusan atau tuntutan salah satu pihak dari dalam perkawinan itu. Dalam istilah agama talak berarti melepaskan ikatan perkawinan atau bubarnya hubungan perkawinan. 7 Sedangkan menurut istilah, thalak adalah melepas ikatan pernikahan, atau menghilangkan ikatan pernikahan pada saat itu juga (melalui thalak ba in) atau pada masa mendatang setelah iddah (melalui thalak raj i ) dengan ucapan tertentu. 8 Pada Pasal 117 Kompilasi Hukum Islam (KHI), talak adalah ikrar suami di hadapan sidang Pengadilan Agama yang terjadi salah satu sebab putusnya ikatan perkawinan dengan cara sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 129,130, dan 131 Ayat (1) dan (2). 9 Dan dalam Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974, talak adalah seorang suami yang 5 Salahuddin Khairi Sadiq, Kamus Istilah Agama, ( Jakarta : CV.Sient Tarama,1983 ),h.358 6 Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Talak Ensiklopedi Islam, (Jakarta : PT.Ikhtiar Baru Van Hoeve, 1997 ), Cet. Ke-4,h.53 7 Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah jilid3, Pena Pundi Aksara : 2007, h.135 8 Abu Malik bin Sayyid Salim, Fikih Sunnah Untuk Wanita, Al-I Tisham, Jakarta : 2007 9 Lihat Kompilasi Hukum Islam