Evaluasi Bahaya Menggunakan Metode HAZOP Dan Manajemen Risiko Pada Sistem Penguapan Asam Fosfat Di Pabrik III PT.

dokumen-dokumen yang mirip
Kata Kunci Risk Management, boiler, HAZOP, emergency response plan, SIL

ANALISIS HAZARD AND OPERABILITY (HAZOP) UNTUK DETEKSI BAHAYA DAN MANAJEMEN RISIKO PADA UNIT BOILER (B-6203) DI PABRIK III PT.

Analisis Safety System dan Manajemen Risiko pada Steam Boiler PLTU di Unit 5 Pembangkitan Paiton, PT. YTL

Analisis Safety System dan Manajemen Risiko pada Steam Boiler PLTU di Unit 5 Pembangkitan Paiton, PT. YTL

Perancangan Sistem Pengendalian Level Pada Steam drum dengan Menggunakan Kontroller PID di PT Indonesia Power Ubp Sub Unit Perak-Grati

DETEKSI BAHAYA DENGAN ANALISIS HAZOP PADA UNIT SULFUR HANDLING DI PABRIK III PT.PETROKIMIA GRESIK

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) F-312

STUDI KELAYAKAN KUALITAS SISTEM KONTROL MAIN STEAM PADA BOILER MELALUI PENDEKATAN STATISTICAL CLUSTERING DI PLTU UNIT I PT. PJB UP.

Dewi Widya Lestari

61511 : LOGO

Disusun Oleh : Firman Nurrakhmad NRP Pembimbing : Totok Ruki Biyanto, PhD. NIP

Oleh : Achmad Sebastian Ristianto

HAZARD AND OPERABILITY STUDY (HAZOP) DAN PENENTUAN SAFETY INTEGRITY LEVEL (SIL) PADA BOILER SB-02 PT. SMART Tbk SURABAYA

STUDI KELAYAKAN KUALITAS SISTEM KONTROL MAIN STEAM PADA BOILER MELALUI PENDEKATAN STATISTICAL CLUSTERING DI PLTU UNIT I PT. PJB UP.

STUDI PERFORMANSI SISTEM PENGENDALIAN TEMPERATUR, RELIABILITY DAN SAFETY PADA HEAT EXCHANGER PT. PETROWIDADA GRESIK

Desain Kendali pada Sistem Steam Drum Boiler dengan Memperhitungkan Control Valve

IDENTIFIKASI RISIKO PADA BOILER COAL FIRING SYSTEM FASILITAS PEMBANGKIT PT PJB UNIT PEMBANGKITAN PAITON

STUDI RELIABILITY, SAFETY, DAN QUALITY PADA WASTE HEAT BOILER (WHB) DI PT.PETROKIMIA GRESIK

Kata Kunci Steam Turbine, Hazop, Guideword, Emergency Respon Plan, High Pressure

Analisa safety, manajemen resiko dan pengendalian pada sistem pengendalian level LP

Analisis Pengaruh Rasio Reheat Pressure dengan Main Steam Pressure terhadap Performa Pembangkit dengan Simulasi Cycle-Tempo

Halaman Judul TUGAS AKHIR TF

Rancang Bangun Sistem Kontrol Level dan Pressure Steam Generator pada Simulator Mixing Process di Workshop Instrumentasi

PENGENDALIAN PROSES EVAPORASI PADA PABRIK UREA MENGGUNAKAN KENDALI JARINGAN SARAF TIRUAN

ANALISIS KINERJA PROSES CO2 REMOVAL PADA KOLOM STRIPPER DI PABRIK AMONIAK UNIT 1 PT. PETROKIMIA GRESIK

PERHITUNGAN PLANT RELIABILITY DAN RISIKO DI PABRIK PHONSKA PT.PETROKIMIA GRESIK

TUGAS AKHIR TF

Implementasi Metode HazOp (Hazard and Operability Study) Dalam Proses Identifikasi Bahaya Dan Analisa Resiko Pada Feedwater System

STATISTICAL PROCESS CONTROL

PENGENDALIAN OPTIMAL PADA SISTEM STEAM DRUM BOILER MENGGUNAKAN METODE LINEAR QUADRATIC REGULATOR (LQR) Oleh : Ika Evi Anggraeni

(Studi Kasus PT. Samator Gas Gresik) Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya. Oleh : Niki Nakula Nuri

Analisis Keandalan Pada Boiler PLTU dengan Menggunakan Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA)

Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure

DESAIN PENGENDALIAN KETINGGIAN AIR DAN TEMPERATUR UAP PADA SISTEM STEAM DRUM BOILER DENGAN METODE SLIDING MODE CONTROL (SMC)

Analisis Peta Kendali U Pada Proses Pembuatan Plat Baja di PT. Gunawan Dianjaya Steel Tbk

Perancangan Sistem Pemeliharaan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) Pada Pulverizer (Studi Kasus: PLTU Paiton Unit 3)

STUDI HAZOP PADA SISTEM DISTRIBUSI BBM BERBASIS FUZZY LAYER OF PROTECTION ANALYSIS DI INSTALASI SURABAYA GROUP (ISG) PT. PERTAMINA TANJUNG PERAK

Evaluasi Safety Integrity Level Pada Element Element Sistem Pengendalian Level Ammonia Stripper Di Pabrik I PT Petrokimia Gresik

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan

Instrumentasi dan Pengendalian Proses

IMPLEMENTASI METODE HAZOP DALAM PROSES IDENTIFIKASI BAHAYA DAN ANALISIS RISIKO PADA HIGH PRESSURE HEATER (HPH) DI PT. PJB UNIT PEMBANGKIT 4 GRESIK

ANALISA RISIKO K3 DENGAN PENDEKATAN HAZARD AND OPERABILITY STUDY (HAZOP)

DESAIN SISTEM KENDALI TEMPERATUR UAP SUPERHEATER DENGAN METODE FUZZY SLIDING MODE CONTROL

Penerapan Metode DMAIC di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Jawa Timur. Oleh Zubdatu Zahrati Dosen Pembimbing : Dra.

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA

Rancang Bangun Perangkat Lunak Reliability- Centered Maintenance untuk Gardu Induk

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN PEMBAKARAN PADA DUCTBURNER WASTE HEAT BOILER (WHB) BERBASIS LOGIC SOLVER

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

Perancangan Sistem Kendali Cascade pada Deaerator Berbasis Adaptive Neuro Fuzzy Inference System (ANFIS)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EVALUASI KESELAMATAN PADA BOILER FUEL DENGAN METODE LAYERS OF PROTECTION ANALYSIS (LOPA) STUDI KASUS : PT. IPMOMI

Pengendalian Kualitas Produk Kantong Plastik dalam Menurunkan Tingkat Kegagalan Produk Jadi

Perancangan Aktivitas Pemeliharaan Dengan Reliability Centered Maintenance II (Studi Kasus : Unit 4 PLTU PT. PJB Gresik)

Teknik Identifikasi Bahaya Menggunakan Metode HAZOP (Hazard and Operability Study)

BAB 3 METODE PENELITIAN

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

III Control chart for variables. Pengendalian Kualitas TIN-212

IX Strategi Kendali Proses

BAB I PENDAHULUAN. I. 1 Latar Belakang

Analisis Potensi Bahaya Dengan Metode Checklist dan What-If Analysis Pada Saat Commissioning Plant N83 Di PT. Gas Industri

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print) B13

IMPLEMENTASI SAFETY INSTRUMENTED SYSTEM

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN LEVEL DAN INTERLOCK STEAM DRUM DENGAN DUA ELEMEN KONTROL DI PT. INDONESIA POWER UBP SUB UNIT PERAK.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PRARANCANGAN PABRIK NATRIUM DIFOSFAT HEPTAHIDRAT DARI NATRIUM KLORIDA DAN ASAM FOSFAT KAPASITAS TON / TAHUN

Kata Kunci : COSORB, synthesis gas, secondary reformer, CO Absorber (T201), CO Stripper (T202), delta pressure, unscheduled shutdown

VII. TATA LETAK PABRIK

Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISA SISTEM FLOW CONTROL amdea DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG

HAZARD AND OPERABILITY STUDY BERBASIS LAYER OF PROTECTION ANALYSIS PADA TURBIN UAP 105-JT DI PABRIK 1 (AMONIA) PT.

PERBANDINGAN KINERJA DIAGRAM KONTROL G DAN DIAGRAM KONTROL S BESERTA APLIKASINYA

Analisis Pengaruh Tekanan Fluida Pemanas pada LPH terhadap Efisiensi dan Daya PLTU 1x660 MW dengan Simulasi Cycle Tempo

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis Pengendalian Kualitas Produk Minute Maid Pulpy 350ml di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Jawa Timur. Oleh: Zubdatu Zahrati

ANALISA BAHAYA KEBAKARAN DAN LEDAKAN PADA STORAGE TANK BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) JENIS PREMIUM DENGAN METODE DOW S FIRE AND EXPLOSION INDEX

ANALISA PENINGKATAN KUALITAS PADA PUPUK PHONSKA DENGAN PENDEKATAN QUALITY RISK MANAGEMENT DI PT. PETROKIMIA GRESIK

ANANALISIS EFISIENSI SISTEM PEMBAKARAN PADA BOILER DI PLTU UNIT III PT.PJB UP GRESIK DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC)

ANALISIS KECELAKAAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE HAZARD AND OPERABILITY STUDY (HAZOP)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept, 2012) ISSN: B-38

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PETA KENDALI ATRIBUT DALAM MENGIDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA PRODUK BATANG KAWAT PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk

Usulan Kebijakan Preventive Maintenance dan Pengelolaan Spare Part Mesin Weaving dengan Metode RCM dan RCS

Pembuatan Operator Training Simulator Proses Sintesis Pabrik Urea Menggunakan Fasilitas Function Block Pada Distributed Control System

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. listrik. Adapun pembangkit listrik yang umumnya digunakan di Indonesia yaitu

OPTIMALISASI PROSES PEMEKATAN LARUTAN UNH PADA SEKSI 600 PILOT CONVERSION PLANT

BAB I PENDAHULUAN. Bertambahnya perindustrian di Indonesia menyebabkan peningkatan

Pengendalian Kualitas Kadar Air Produk Kerupuk Udang Berbasis SNI Menggunakan Statistical Quality Control Method

BAB III METODE PENELITIAN

Identifikasi Potensi Bahaya Dengan Metode Hazard And Operability Study (HAZOP) Di Area Boiler PT. XYZ

PT. SEPRO INDOTAMNA Pelatihan & Konsultasi K3

Oleh : Novita Kurnia Putri

BAB I PENDAHULUAN. Bertambahnya perindustrian di Indonesia menyebabkan meningkatnya

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Februari 2013

PROGRAM STUDI DIPLOMA III JURUSAN STATISTIKA Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2014

SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) PADA PT. NGK

ANALISA KEANDALAN PADA PERALATAN UNIT PENGGILINGAN AKHIR SEMEN UNTUK MENENTUKAN JADWAL PERAWATAN MESIN (STUDI KASUS PT. SEMEN INDONESIA PERSERO TBK.

Transkripsi:

1 Evaluasi Bahaya Menggunakan Metode HAZOP Dan Manajemen Risiko Pada Sistem Penguapan Asam Fosfat Di Pabrik III PT. Petrokimia Gresik Khoirul Anam, Ronny Dwi Noriyati, Ali Musyafa Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: anam.khoirul10@mhs.ep.its.ac.id Abstrak--Sistem penguapan asam fosfat merupakan proses yang terjadi pada tahap konsentrasi, dimana asam fosfat mengalami pemekatan. Salah satu bahayanya adalah kebocoran steam inlet, sehingga diperlukan evaluasi bahaya maupun risikonya. Penelitian ini dilakukan evaluasi bahaya menggunakan metode HAZOP dan manajemen risiko pada heat exchanger dan evaporator. Evaluasi bahaya dilakukan dengan pembagian node yaitu heat exchanger, bagian bawah evaporator dan bagian atas evaporator. Guide word diperoleh berdasarkan control chart yang berisi data proses pada bulan Maret 201. Penilaian risiko berdasarkan risk matrix yang terdiri dari penilaian likelihood dan consequences. berdasarkan data maintenance selama 2 tahun bulan dari beberapa instrumen. Berdasarkan hasil yang diperoleh maka terdapat 2 instrumen yang berpotensi bahaya dan berisiko tinggi yakni Flow Transmitter (steam inlet) yang memiliki likelihood 5 yang memiliki consequences, sehingga kriterinya High Risk. Dan Pressure Transmitter (on evaporator) memiliki likelihood 5 dan consequences. Diperlukan kalibrasi ulang minimal 2 kali pertahun dan pengecekan rutin minimal sekali perminggu untuk menurunkan risiko. Prosedur Penanganan Keadaan Darurat Pabrik (PKDP) merupakan solusi untuk menangani kebocoran maupun bahaya lainnya. Kata kunci: HAZOP, manajemen risiko, heat exchanger dan evaporator. I. PENDAHULUAN Perusahaan PT. Petrokimia Gresik merupakan produsen pupuk terlengkap di Indonesia yang terbagi dalam tiga unit produksi, yaitu unit produksi I (unit pupuk nitrogen), unit produksi II (unit pupuk fosfat) dan unit produksi III (unit asam fosfat). Pada unit III (unit asam fosfat) menghasilkan salah satu produk utamanya adalah asam fosfat, dimana asam fosfat merupakan bahan baku dalam pembuatan pupuk SP-6 dan Aluminium Flourida. Dalam proses produksi asam fosfat terjadi dalam tiga tahap yakni tahap reduksi, filtrasi dan konsentrasi. Dalam tahap konsentrasi di pabrik asam fosfat, Evaporator merupakan utilitas utama yang dapat menguapkan asam fosfat dan ditujukan untuk mengurangi kadar air dalam larutan asam fosfat sehingga menjadikan asam fosfat lebih pekat[7]. Dengan bantuan heat exchanger yang berfungsi sebagai penukar panas pada asam fosfat, maka konsentrasi asam fosfat untuk produk diharapkan mencapai 8% dalam proses pemekatan asam fosfat. Sedangkan inlet konsentrasi yang masih berada pada heat exchanger adalah sebesar 5%. Pada komponen yang menunjang sistem penguapan pasti pernah mengalami kondisi downtime, stuck maupun trip pada waktu yang tiba-tiba. Kondisi stuck dalam sistem penguapan yang dapat terjadi adalah kebocoran yang diakibatkan oleh steam pada heat exchanger, sehingga akan mempengaruhi evaporator. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk pencegahan kondisi tersebut adalah menerapkan metode HAZOP (Hazard and Operability Analysis) pada instrumen. HAZOP merupakan studi keamanan yang sistematis berdasarkan pada sistem pendekatan ke arah sebuah penilaian keamanan dan operabilitasnya dari peralatan proses yang kompleks atau proses jalannya produksi[]. Dalam kajian ini telah dibahas mengenai evaluasi potensi bahaya dan melakukan manajemen risiko yang dapat terjadi pada sistem penguapan asam fosfat. II. METODOLOGI PENELITIAN A. Analisis Alur Proses Studi alur proses dimaksudkan pada instrumen 2501 (sistem penguapan asam fosfat) yang terdiri dari evaporator (D- dan heat exchanger (E- serta komponen pendukungnya yakni circulation pump (P-. Dari beberapa plant tersebut telah terbagi beberapa node yang akan di identifikasi potensi bahaya dan dianalisis risikonya. Beberapa komponen tersebut merupakan instrumen yang bergerak pada tahap konsentrasi yang berfungsi untuk meningkatkan konsentrasi asam fosfat agar sesuai dengan set point. Berdasarkan proses penguapan yang terjadi dalam pemekatan asam fosfat dan termasuk tahap dalam konsentrasi, berikut adalah alur proses sistem penguapan asam fosfat yang digambarkan melalui Process Flow Diagram:

2 Flourine Scrubber Tanki Asam Fosfat Gambar 2.1. Process Flow Diagram dari sistem penguapan asam fosfat B. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang berupa data maintenance, data proses, P&ID dan PFD dari sistem penguapan di unit asam fosfat dimana data maintenance diolah untuk likelihood dan MTTF (Mean Time To Failure). Data maintenance dan periode waktu yang digunakan adalah 2 tahun bulan yang dimulai dari bulan Januari 2012 sampai bulan Maret 201. Selain itu juga diperlukan data proses yang diperoleh dari beberapa transmitter melalui recorder-nya dan indicator controller yang terdapat pada plant. Data proses diambil melalui data record yang terdapat pada bulan Maret 201 selama satu bulan. Dalam kondisi riil-nya sistem penguapan asam fosfat pernah mengalami kondisi shutdown pada bulan Maret 201. Kondisi shutdown tersebut terjadi pada tanggal 22-2 Maret 201. C. Evaluasi bahaya menggunakan Metode HAZOP dan melakukan manajemen risiko Metode HAZOP merupakan suatu metode untuk menganalisis serta mengidentifikasi bahaya yang berpotensi dari suatu proses atau operasi pada sebuah plant secara sistematis. Tujuan dilakukannya suatu metode HAZOP ini adalah untuk mengevaluasi suatu proses yang terjadi pada plant yang bersangkutan terutama proses yang tidak sesuai dengan desain operasinya. Artinya, untuk mengidentifikasi permasalahan yang dikelompokkan dengan berbagai bahaya yang berpotensi dan penyimpangan dari plant yang beroperasi dari spesifikasi desain yang semestinya[]. Metode HAZOP memiliki tahapan dalam penyelesaiannya yang dimulai dengan analisis alur proses yang terdapat pada plant yang akan dianalisis. Setelah diketahui alur dari prosesnya maka dapat ditentukan node (titik studi) pada plant yang digambarkan melalui P&ID (Piping & Instrument Diagram) maupun PFD (Process Flow Diagram), yang nantinya dapat mengetahui guide word dari masing-masing instrumen dalam node tersebut. Jika sudah ditentukan maka perlu untuk identifikasi permasalahan yang dapat terjadi pada alur proses dalam operabilitasnya. Jika terdapat permasalah, kemudian ditentukan sebab-akibatnya dan dilakukan pengusulan solusinya berupa rekomendasi. Secara ringkas dapat dilihat pada diagram alir HAZOP study berikut: Gambar 2.2. Diagram Alir HAZOP Study [] Penentuan guide word dapat dilakukan dengan menggunakan control chart dari tiap-tiap transmitter yang terdapat pada node. Penentuannya dapat diketahui dengan berapa banyak (dominan) penyimpangan yang terdapat pada control chart. Penyimpangan yang dimaksud terdiri dari data proses yang diukur melalui transmitter dan data tersebut berada pada out of control (diluar kendali). Control chart merupakan suatu grafik yang menggambarkan batas kendali dari suatu proses maupun produk yang terdiri dari batas atas, batas bawah dan batas terpusat (center). Control chart menunujukkan apakah suatu kendali dalam proses memiliki performansi berada di in control atau out of control. Untuk menghasilkan grafiknya diperlukan suatu persamaan control chart (2.1). Persamaan control chart dibawah dipengaruhi oleh nilai standar deviasi, oleh karena itu dapat menggunakan persamaan berikut[6]: UCL = μ + Lσ CL = μ (2.1) LCL = dimana: μ = rata-rata dari semua sampel σ = nilai standar dari semua sampel L merupakan jarak batas kendali dari center line yang dilihat melalui unit nilai standar. Risiko merupakan kemungkinan yang dapat terjadi jika suatu hal telah dikerjakan yang dapat menimbulkan suatu kerugian dari aktifitas yang telah dilakukan. Dan dalam istilah lain, risiko merupakan kombinasi antara nilai likelihood dengan nilai consequence[]. Memperkirakan risiko merupakan tahapan kedua dan ketiga yang dilakukan setelah identifikasi bahaya, karena tahap kedua adalah penilaian risiko sedangkan tahap ketiga adalah melakukan manajemen risiko[5]. risiko dapat diperoleh dengan persamaan kriteria likelihood dimana nilai yang dimasukkan kedalam persamaan tersebut merupakan data maintenance. Berikut adalah persamaan likelihood[2]: likelihood = (2.2) Nilai MTTF (Mean Time To Failure) diperoleh dari data maintenance pada setiap instrumen. Penilaian risiko dapat dilakukan secara semi kuantitatif melalui risk matrix. Risk Matrix merupakan pola hubungan antara likelihood (peluang) dengan consequences (dampak) yang digambarkan secara visual dengan tiga macam warna dan dari tingkat risiko yang berbeda-beda. Berikut adalah rumusan dari risk matrix:

1 (Brand New / Excellences) 2 (Very Good / Serviceable) (Acceptable / Barely Acceptable) (Below Standar / Poor) 5 (Bad atau Unusable) C 1 Tabel 2.1 Risk Matrix, [1] B 2 Consequences A & B A A & L 5 L 1 L 2 L L M 5 L 2 L M 6 M 8 M 10 L M 6 M 9 M 12 H 15 L M 8 M 12 H 16 H 20 M 5 M 10 H 15 H 20 H 25 Keterangan: L (warna hijau) M (warna kuning) H (warna merah) = Low risk = Moderate risk = High risk D. Emergency Response Plan Analisis Emergency Response Plan dilakukan terhadap risiko yang dapat terjadi dan paling berpengaruh besar terhadap proses jalannya produksi. Kejadian atau kegagalan yang paling berpengaruh besar terhadap jalannya produksi adalah kebocoran. Evaluasi bahaya beserta manajemen risiko yang sudah disusun maka dapat dibuat suatu tabel assessment yang berupa tabel Worksheet dimana table tersebut berisi evaluasi bahaya, risk analysis dan rekomendasi suatu perlakuan atau penanganan. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum menentukan guide word beserta deviasi dari masing-masing instrumen maka diperlukan node (titik studi) agar dapat terklasifikasi dengan mudah. Setelah node ditentukan maka dapat dibuat suatu control chart dari masing-masing instrumen. Dari grafik control chart tersebut menghasilkan suatu guide word beserta deviasinya yang dapat diketahui melalui pola data proses salam grafiknya. A. Node pada Heat Exchanger Temperatur ( 0 C) 1 12 11 10 129 128 127 126 1 7 10 1 16 19 22 25 28 1 Waktu (Tanggal) UCL 2 UCL 1 Gambar.2. Grafik control chart untuk TR 2501 dengan dua batas kendali Gambar tersebut merupakan salah satu contoh grafik control chart dari salah satu instrumen yang terdapat pada sistem penguapan asam fosfat. Dari grafik control chart diatas maka dapat ditentukan guide word dari masing-masing instrumen, sehingga menghasilkan Tabel.1 berikut: CL LCL 1 LCL 2 Ratarata Gambar.1. Node pada Heat Exchanger Berdasarkan data proses dari node pada heat exchanger, maka dapat ditampilkan pada gambar berikut.

Tabel.1. Guide word dan deviasi dari node pada Heat Exchanger Instrument Guide word Deviation Flow Transmitter More More Flow (FT Less Less Flow Flow Indicator More More Flow Controller (FIC Less Less Flow Temperature As well As well as Indicator Controller as Temperature (TIC Temeprature Recorder (TR Low Low Temperature Temperature High High Temperature Recorder (TR 2502-2) Low Low Temperature C. Node pada bagian atas Evaporator B. Node pada bagian bawah Evaporator Gambar.. Node pada bagian atas evaporator Dari node pada bagian atas evaporator tersebut menghasilkan deviasi sebagai berikut. Tabel.. Guide word dan deviasi dari node pada bagian atas Evaporator Instrument Guide word Deviation Temperature Low Low Temperature Recorder (TR 2501-1) High High Temperature Pressure Low Low Pressure Transmitter (PR High High Pressure Pressure Indicator Controller (PIC Low Low Pressure Gambar.. Node pada bagian bawah Evaporator Node pada bagian bawah evaporator tersebut menghasilkan deviasi sebagai berikut. Tabel.2 Guide word dan deviasi dari node pada bagian bawah Evaporator Instrument Guide word Deviation Level Transmitter (LT More More Level Level Indicator Controller (LIC More More Level 2501 ) Density Indicator Controller (DIC More More Density Monitor (M Less Less Flow / P2501 More More Flow D. Risk Assessment 1. Penentuan Penentuan berdasarkan pada perhitungan lama jam operasi berbanding dengan MTTF (Mean Time To Failure). Dengan nilai MTTF diperoleh dari data maintenance. Penentuan dari beberapa instrumen yang terdapat pada masing-masing node dapat dilihat pada beberapa tabel berikut. Tabel.. Penentuan kriteria likelihood dari node pada Heat Exchanger Instrument MTTF FT 2501 100 6.0 5 FIC 2501 28 2.16 2 TIC 2501 1680 1.29 1 TR 2501 168.29 5 TR 2502-2 92 2.0 2

5 Tabel.5. Penentuan kriteria likelihood dari node pada bagian bawah Evaporator Instrument MTTF LT 2501 165.09 11.8 5 LIC 2501 2280 2.21 2 DIC 2501 50 1. 1 M 2501 (P- 672 1.18 1 Tabel.6. Penentuan kriteria likelihood dari node pada bagian atas Evaporator Instrument MTTF TR 2501-1 280.0 PT 2501 2085 6.95 5 PIC 2501 1008 1 1 2. Penentuan Consequences Consequences ditentukan secara kualitatif yang berdasarkan pada seberapa besar kerugian yang diakibatkan dari suatu kejadian dan berdampak pada proses produksi serta instrumen yang terkait dengan proses produksi. Penentuan Consequences dari beberapa instrumen yang terbagi dalam masing-masing node dapat dilihat pada beberapa tabel berikut. Tabel.7. Penentuan kriteria Consequences dari node pada Heat Exchanger Intrument Deviation Consequences FT 2501 More Flow Less Flow FIC 2501 More Flow Less Flow TIC 2501 As well as Temperature 1 TR 2501 Low Temperature 2 TR 2502-2 High Temperature 2 Low Temperature Tabel.8. Penentuan kriteria Consequences dari node pada bagian bawah Evaporator Intrument Deviation Consequences LT 2501 More Level 1 LIC 2501 More Level 2 DIC 2501 More Density M 2501 (P- Less Flow More Flow 5 Tabel.9. Penentuan kriteria Consequenes dari node pada bagian atas Evaporator Intrument Deviation Consequences TR 2501-1 Low Temperature High Temperature PT 2501 Low Pressure High Pressure PIC 2501 Low Pressure 1 Untuk menentukan kriteria risiko dari masing masing instrumen dilakukan dengan mengkombinasikan kriteria likelihood dengan kriteria consequences melalui risk matrix (Tabel 2.1). Dalam risk matrix tersebut telah terklasifikasi level risiko yang terdiri dari kombinasi antara likelihood dengan consequences berupa warna yang memiliki tingkat risiko masing-masing. Node pada bagian atas Evaporator hanya terdapat tiga instrumen yang dianalisis dan meliputi 2 parameter penting, yaitu Temperatur dan Tekanan. Dimana masing-masing instrumen memiliki kondisi risiko yang berbeda-beda. Berikut adalah salah satu risk matrix pada node evaporator bagian atas: Tabel.10. Risk Matrix dari node pada bagian atas Evaporator Dari Tabel.10. terdapat tiga instrumen namun terdapat salah satu yang memiliki kondisi yang High Risk. Kondisi yang tinggi tersebut disebabkan oleh Pressure Transmitter (PT on evaporator. E. Analisis Emergency Response Plan Emergency Response Plan dapat disebut dengan Prosedur Penanganan Keadaan Darurat Pabrik (PKDP). Tujuan dibuatnya PKDP adalah sebagai pedoman penanganan keadaan darurat pabrik yang terjadi pada jam kerja. Keadaan darurat meliputi kebocoran bahan berbahaya dan beracun yang dapat mengakibatkan kerusakan pada aset perusahaan, mengancam kesehatan karyawan, masyarakat maupun keselamatan lingkungan. Prosedur Penanganan Keadaan Darurat Pabrik (PKDP) adalah segala upaya yang dilakukan perusahaan untuk menangani keadaan pabrik dari mulai penanganan awal sampai dengan rehabilitasi. F. Pembahasan Berdasarkan hasil evaluasi, maka kondisi yang berpotensi bahaya dan menimbulkan risiko yang tinggi pada heat exchanger terdapat pada Flow Transmitter (FT steam inlet yang memiliki kondisi High Risk. Sedangkan untuk node evaporator, instrumen yang paling berbahaya dan memiliki risiko paling tinggi terdapat pada Pressure

6 Transmitter (PT on evaporator dengan kondisi High Risk. Sehingga terdapat dua instrumen pada sistem penguapan asam fosfat yang berpotensi bahaya paling besar dan menimbulkan risiko yang tinggi. Dari kedua instrumen tersebut memiliki nilai dan kondisi risiko yang sama yakni 15, dengan kondisi High Risk. Dua instrumen yang dimaksud adalah FT 2501 yang berada pada node dari heat exchanger serta PT 2501 yang berada pada node bagian atas evaporator. Dan kedua instrumen tersebut yang memiliki konsekuensi terbesar adalah pada FT 2501 yang dapat mengalami kebocoran dan membutuhkan waktu yang lama untuk pemanasan asam fosfat sehingga dapat mengganggu jalannya proses. Sedangkan PT 2501 memiliki konsekuensi yang cenderung mengarah kepada kegagalan proses produksi. Sehingga dapat terjadinya shutdown pada sistem penguapan. Oleh sebab itu, untuk tindakan pencegahan beberapa keadaan darurat tersebut maka dibutuhkan beberapa rekomendasi yang perlu dijalankan. Jika beberapa keadaan darurat tersebut muncul secara tiba-tiba dan menimbulkan risiko tinggi, maka diperlukan suatu tindakan penganggulangan keadaan darurat yang disebut dengan Prosedur Penanganan Keadaan Darurat Pabrik (PKDP) yang istilahnya bisa dinamakan dengan Emergency Response Plan. Dalam PKDP yang berisi mengenai prosedur penanganan keadaan darurat serta beberapa pihak yang terkait dan bertanggung jawab didalamnya. Maka ketentuannya adalah semua sumber daya yang terdapat di pabrik berwenang dan dapat digunakan untuk menangani keadaan darurat. Sumber daya yang dimaksudkan adalah sumber daya manusia yang terdiri dari beberapa personel yang terlibat dan bertanggung jawab di dalamnya. Selain itu juga berupa fasilitas-fasilitas yang sudah tersedia di perusahaan seperti operator telepon untuk menjalin komunikasi antar anggota, fire truck dari regu PMK dan peralatan kesehatan melalui tim medis dari RSPG. [2] Juniani, dkk. 2011. Implementasi Metode HAZOP dalam Identifikasi Bahaya dan Analisa Risiko Pada Feedwater System di Unit Pembangkitan Paiton, PT. PJB. ProsidingTeknik K PPNS ITS Surabaya. []Kavianian H.R, Rao J.K dan Brown G.V,. 1992. Application Of Hazard Evaluation Techniques To The Design Of Potentially Hazardous Industrial Chemical Process. [] Kotek a, L and Tabas M. 2012. HAZOP study with qualitative risk analysis for prioritization of corrective and preventive actions. Procedia Engineering 2 (2012) 808 815. 20 th International Congress of Chemical and Process Engineering CHISA 2012, 25-29 August 2012, Prague, Czech Republic. [5] Kristianingsih L dan Musyafa A. 201. Analisis Safety System Dan Manajemen Risiko Pada Steam Boiler PLTU Di Unit 5 Pembangkitan Paiton, PT. YTL. Ruang Baca Teknik Fisika FTI ITS Surabaya. [6]Montgomery, Douglas C. 2009. Introduction to Statistical Quality Control 6 th Edition. United States of America: John Wiley & Sons, Inc. [7] Tunggul H dan Suyanto. 2011. Perancangan Simulator Virtual DCS Centum CS000 Yokogawa Pada Sistem Pengendalian Suhu Penukar Panas Di Unit Phosphoric Acid (PA) Pabrik III PT. Petrokimia Gresik. Ruang Baca TeknikFisika FTI-ITS Surabaya. IV. KESIMPULAN Berdasarkan evaluasi dari hasil dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat diambil bebarapa kesimpulan bahwa instrumen yang memiliki potensi bahaya dan risiko tinggi terjadi pada Flow Trasnmitter (steam inlet) dan Pressure Transmitter (in Evaorator) yang semuanya memiliki kriteria risiko High Risk. Flow Trasnmitter memiliki likelihood 5 yang berarti risiko terjadi lebih dari kali per bulannya. Sedangkan untuk Pressure Transmitter memiliki likelihood 5 dan keduanya memiliki consequences. Cara menurunkan risikonya adalah perlu dilakukan kalibrasi ulang minimal 2 kali pertahun dan pengecekan rutin minimal sekali perminggu. Potensi bahaya paling besar yang terjadi pada sistem penguapan asam fosfat adalah kebocoran. Sehingga dibutuhkan Prosedur Penanganan Keadaan Darurat Pabrik (PKDP) yang berisi bagaimana cara menangani keadaan darurat untuk meminimalisir risiko yang lebih besar. V. REFERENSI [1] Dep Manajemen Risiko. 201. Profil Risiko Pabrik III 201. Gresik: Dep Produksi III dan Dep Pemeliharaan III PT. Petrokimia Gresik.