dokumen-dokumen yang mirip
DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

DAYA PADA RANGKAIAN BOLAK-BALIK.

Bahan Ajar Ke 1 Mata Kuliah Analisa Sistem Tenaga Listrik. Diagram Satu Garis

FASOR DAN impedansi pada ELEMEN-elemen DASAR RANGKAIAN LISTRIK

BAB II LANDASAN TEORI

MODUL 1 PRINSIP DASAR LISTRIK

BAB II LANDASAN TEORI

Daya Rangkaian AC [2]

atau pengaman pada pelanggan.

1.KONSEP SEGITIGA DAYA

BAB 1. RANGKAIAN LISTRIK

Gambar 3. (a) Diagram fasor arus (b) Diagram fasor tegangan

BAB 1. RANGKAIAN LISTRIK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. pembebanan pada sistem tenaga listrik tiga fasa. Percobaan pembebanan ini

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron

BAB II GENERATOR SINKRON. bolak-balik dengan cara mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Energi

TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Catu Daya Listrik dan Distribusi Daya

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh.

BAB II SISTEM DAYA LISTRIK TIGA FASA

Prinsip Pengukuran Besaran Listrik

MESIN SINKRON ( MESIN SEREMPAK )

TOPIK 7 RANGKAIAN AC. Perbedaan Arus AC and DC

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

BAB II GENERATOR SINKRON TIGA FASA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

BAB II DASAR TEORI. melalui gandengan magnet dan prinsip induksi elektromagnetik [1].

BAB 2II DASAR TEORI. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

Sumber AC dan Fasor. V max. time. Sumber tegangan sinusoidal adalah: V( t) V(t)

RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK.

GENERATOR SINKRON Gambar 1

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II LANDASAN TEORI. melakukan kerja atau usaha. Daya memiliki satuan Watt, yang merupakan

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Dalam system tenaga listrik, daya merupakan jumlah energy listrik yang

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tarif dan Koreksi Faktor Daya

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika

[Listrik Dinamis] Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika Kelas X Semester 2 Waktu : 48 x 45 menit UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA NAMA ANGGOTA :

MODUL FISIKA. TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) DISUSUN OLEH : NENIH, S.Pd SMA ISLAM PB. SOEDIRMAN

ANALISA RUGI-RUGI PADA GARDU 20/0.4 KV

20 kv TRAFO DISTRIBUSI

ARUS BOLAK BALIK. I m v. Gambar 1. Diagram Fasor (a) arus, (b) tegangan. ωt X(0 o )

DA S S AR AR T T E E ORI ORI

KATA PENGANTAR. 0 Modul Praktikum RL Tehnik Elektro UNISSULA

Gambar 2.1 Alat Penghemat Daya Listrik

SOAL DAN PEMBAHASAN ARUS BOLAK BALIK

Rangkaian Arus Bolak Balik. Rudi Susanto

MOTOR LISTRIK 1 & 3 FASA

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

OPTIMISASI Minimisasi Rugi-rugi Daya pada Saluran

09. Pengukuran Besaran Listrik JEMBATAN ARUS BOLAK BALIK

Antiremed Kelas 12 Fisika

Analisis Sinusoida. Dibuat Oleh : Danny Kurnianto Diedit oleh : Risa Farrid Christianti Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto

KOMPONEN-KOMPONEN SIMETRIS. A. Sintesis Fasor Tak Simetris dari Komponen-Komponen Simetrisnya

Disusun oleh Muh. Wiji Aryanto Nasri ( ) Ryan Rezkyandi Saputra ( ) Hardina Hasyim ( ) Jusmawati ( ) Aryo Arjasa

DASAR LISTRIK BOLAK-BALIK (AC)

ABSTRAK. Kata Kunci: pengaturan, impedansi, amperlilit, potier. 1. Pendahuluan. 2. Generator Sinkron Tiga Fasa

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

Arus Bolak Balik. Arus Bolak Balik. Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung

KOMPONEN SIMETRIS DAN IMPEDANSI URUTAN.

BAB II DASAR TEORI. arus dan tegangan yang sama tetapi mempunyai perbedaan sudut antara fasanya.

BAB II GENERATOR SINKRON

BAB 3 PENGUJIAN DAN HASIL PENGUKURAN. 3.1 Rangkaian dan Peralatan Pengujian

BAB II TRANSFORMATOR. magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.

ARUS BOLAK-BALIK Pertemuan 13/14 Fisika 2

BAB II DASAR TEORI. Generator arus bolak-balik (AC) atau disebut dengan alternator adalah

Rangkaian Listrik Arus dan Tegangan AC Sinusoidal dan Phasor

Transformator (trafo)

Elektrodinamometer dalam Pengukuran Daya

KOREKTOR FAKTOR DAYA OTOMATIS PADA INSTALASI LISTRIK RUMAH TANGGA

Menganalisis rangkaian listrik. Mendeskripsikan konsep rangkaian listrik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pada suatu jaringan distribusi arus bolak-balik dengan tegangan (V), daya

ARUS DAN TEGANGAN BOLAK- BALIK

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK NO LOAD AND LOAD TEST GENERATOR SINKRON EXPERIMENT N.2 & N.4

ANALISA PERBANDINGAN PENGARUH HUBUNGAN SHORT-SHUNT DAN LONG-SHUNT TERHADAP REGULASI TEGANGAN DAN EFISIENSI GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI

BAB II MOTOR INDUKSI SATU FASA. Motor induksi adalah adalah motor listrik bolak-balik (ac) yang putaran

Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa

Konsep Dasar. Arus Bolak Balik (AC)

ANALISIS RANGKAIAN RLC

12/26/2006 PERTEMUAN XIII. 1. Pengantar

BAB II MOTOR KAPASITOR START DAN MOTOR KAPASITOR RUN. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya

PENGGUNAAN MOTOR LISTRIK 3 PHASA SEBAGAI GENERATOR LISTRIK 1 PHASA PADA PEMBANGKIT LISTRIK BERDAYA KECIL

MODEL SISTEM.

Sudaryatno Sudirham. Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Fasor

Teknik Tenaga Listrik (FTG2J2)

BAB III SISTEM KELISTRIKAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA. 3.1 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Tiga Fasa

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS

LABSHEET PRAKTIK MESIN LISTRIK MESIN ARUS BOLAK-BALIK (MESIN SEREMPAK)

ANALISIS GENERATOR DAN MOTOR = V. SINKRON IÐf SEBAGAI PEMBANGKIT DAYA REAKTIF SISTEM

BAB II TRANSFORMATOR. elektromagnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat

MATERI 4 MATEMATIKA TEKNIK 1 DERET FOURIER

Transkripsi:

Fasor adalah bilangan kompleks yang merepresentasikan besaran atau magnitude dan fasa fungsi sinusoidal dari waktu. Sebuah rangkaian yang dapat dijelaskan dengan menggunakan fasor disebut berada dalam kawasan frekuensi (frequency domain).

Contoh: V(t) = Vm cos(ωt+θ) dalam domain waktu Notasi fasornya : * Polar : V = Vm θ * Rectangular : V = Vm cos θ + j Vm sin θ * Eksponensial : V = Vm e jθ

f ( t) re jt rt r r r t 0 t 0 t 4 t 4 t t

I e j( t ) m Jika beda phasa antara tegangan dan arus sebesar, maka diagram fasornya sebagai berikut: V m sint V e m j t I m sint I e j( t ) m

I e j( t ) m Bilangan yang terdiri dari harga real (nyata) dan harga imajiner (khayal) Contoh : Dimana j z = x + jy atau Grafik bilangan kompleks : j

j y z=x+jy x j y r 0 z x Bentuk kartesian/rectangular z x jy

Bentuk polar r z Dimana: x y r y y x r r x tan sin cos Bentuk eksponensial sin cos : dim jr r jy x ana re z j

Menggunakan formula Euler: j re j r ) sin (cos t j t j t j t j t j t j e j e t j t e e j e t j t e Im Re sin cos Im Re sin cos Bentuk trigonometri ) sin (cos j r z

Beberapa operasi bilangan kompleks Konjugate bilangan kompleks ) sin (cos * ) sin (cos * * * * j r z j r z re z re z r z r z jy x z jy x z z z j j

Jumlah dan selisih bilangan kompleks ) ( ) ( ) ( y y j x x jy x jy x z z jy jy x x jy x jy x z z jy x z jy x z

Perkalian dan pembagian bilangan kompleks ) ( j j j j j j j j e r r e r e r z z e r r e r e r z z e r z e r z

Respon elemen terhadap gelombang sinusoidal Elemen R (resistansi): i V R I m RI sin t m sin t I V R I m 0 RI m 0 Pada elemen R, arus dan tegangan mempunyai fasa yang sama, yang secara grafis dapat digambarkan:

50 V v( t) a( t) T/ i 50 0.0 t 0.0 trace trace

Elemen L (Induktansi): i V L V LI L I m sin t m LI cos t LI m 90 I I m m 0 sin( t 90) Pada elemen L, arus tertinggal dibanding tegangan sebesar 90 o (arus lagging), yang secara grafis dapat digambarkan:

50 V v( t) 90 a( t) i 50 0.0 t 0.0 trace trace

Elemen C (Kapasitansi): 90 ) 90 sin( ) cos ( 0 sin C I V t C I t C I V I I t I i m C m m C m m Pada elemen C, arus mendahului dibanding tegangan sebesar 90 o (arus leading), yang secara grafis dapat digambarkan:

V v( t) i a( t) 90 trace trace t

Pengertian Impedansi Dan Admitansi Impedansi adalah perbandingan fasor tegangan V dan fasor arus I pada suatu elemen kutub dua yang disuplai sinyal masukan gelombang sinusoidal dalam keadaan setimbang atau mantap atau tunak (steady state). Admitansi merupakan kebalikan dari impedansi. Impedansi dan admitansi bukan merupakan fasor. Impedansi dapat dihubungkan seri atau paralel seperti halnya pada resistansi.

Impedansi Z = V / I [Ohm] Z = R ± jx ; R: resistansi; X: reaktansi Admitansi Y = I / V [Mho] Y = / Z Y = G ± jb; G: konduktansi; B: suseptansi

Perhatian : Walaupun impedansi merupakan pernyataan yang berbentuk kompleks, akan tetapi impedansi bukanlah fasor. Impedansi dan fasor merupakan dua pengertian dari dua konsep yang berbeda. Fasor adalah pernyataan dari sinyal sinus Impedansi adalah pernyataan elemen.

Karakteristik elemen R (Resistansi):

Karakteristik elemen L (Indukstansi):

Karakteristik elemen C (Kapasitansi):

Fungsi Periodik Suatu fungsi bersifat periodik jika memenuhi: f(t+t)= f(t), di mana adalah perioda dalam detik atau T= /f atau T = /. Ilustrasi: 0 i v( t) t 0 0.0 T t 0.0 i( t) i( t) trace 0cos( t 0cos( t T ) 0cost ) 0cost

Nilai Maksimum Nilai maksimum ditulis sebagai Vmaks = Vm atau bila arus Imaks = Im. Dalam arus bolak balik terdapat dua nilai maksimum, yaitu maksimum positif dan maksimum negatif. Bila dua nilai maksimum tersebut dijumlahkan disebut sebagai nilai puncak-ke-puncak (peakto-peak).

Nilai Efektif (root means square/rms) Nilai tegangan/arus bolak-balik (ac) yang dapat menghasilkan panas sama besar dengan panas yang dihasilkan oleh tegangan/arus searah (dc). Secara matematis dapat dinyatakan: I eff I rms T T 0 i t dt V eff V rms T T 0 v t dt

Nilai Sesaat Nilai sesaat tegangan atau arus adalah nilai tegangan atau arus pada sebarang waktu peninjauan. Hal ini mengakibatkan munculnya daya sesaat: p(t) = v(t) x i(t). Nilai Rata-Rata Nilai rata-rata suatu arus i(t) dalam satu perioda merupakan arus konstan I av, yang dalam perioda itu dapat memindahkan muatan Q yang sama.

Dengan cara yang sama didapatkan : V av T T 0 v t dt Berdasarkan penyederhanaan persamaan matematis, diperoleh bahwa: V V avg rms 0,637 0,707 V V mak mak V V mak mak

Contoh : Tentukan harga rata-rata dan efektif dari fungsi: y( t) Asint

0 0 0 cos sin ) ( t A tdt A dt t y T Y T av 0 ] [ cos0) ( cos A A ) ( cos ) ( sin ) ( 0 0 0 t d t A t td A dt t y T Y T rms Harga rata-rata: Harga efektif: Penyelesaian Contoh :

A A A 4 cos.0 4 cos. 0 4 cos 0 0 A t t A

Contoh : Sebuah sumber tegangan dan arus dinyatakan sebagai fungsi waktu, yang dinyatakan sebagai: v = 4,4 cos (t + 30 o ); dan i = 7,07 cos t. Notasi yang menggunakan huruf kecil menunjukkan nilai sesaat (instantaneous). Tentukan nilai maksimumnya dan nilai efektifnya. Penyelesaian contoh : Vmaks = 4, Imaks = 7,07 A.

4,4 Veff ( rms) 00 V Ieff ( rms) 7,07 5A Atau bisa ditulis: V 00 V dan I 5 A Nilai efektif merupakan nilai yang terbaca pada voltmeter dan amperemeter.

Pemberian notasi subsricpt tunggal: Misal sebuah rangkaian ditunjukkan seperti pada gambar di bawah ini: a I L Z A b + + Z g V t V L Z L a Eg o - - n

Gambar tersebut merupakan rangkaian AC dengan emf yang digambarkan berbentuk lingkaran. Eg adalah emf, dan tegangan antara titik a dan o dinotasikan sebagai V t. Arus yang mengalir adalah I L dan tegangan pada Z L adalah V L. Dalam rangkaian ac terminal yang ditandai + adalah positif terhadap terminal yang ditandai untuk ½ cycle tegangan dan negative selama ½ ciycle berikutnya.

Arus yang mengalir pada rangkaian di atas adalah: Vt VL IL Z V t E g A I L. Z g Tegangan sesaat v a dan tegangan phasor V a menyatakan tegangan pada simpul a terhadap simpul referensi o dan v a adalah positif jika a berada pada potensial yang lebih tinggi dari o. Jadi: v a = v t V a = V t v b = v L V b = V L

Pemberian notasi subsricpt ganda: Penggunaan tanda polaritas untuk tegangan dan arah panah untuk arus pada sebuah rangkaian dapat dihindari dengan notasi subscript ganda. Dalam menggambarkan suatu arus, urutan subscript yang ditambahkan pada lambang arus menjelaskan arah dari aliran arus, jika arus itu dianggap positif. Pada gambar di atas, panah yang menunjuk dari a ke b memberikan arah positif untuk arus I L yang tergambar dengan panah tersebut.

Arus sesaaat i L positif jika arus tersebut mengalir dari a ke b, dalam notasi subscript ganda arus ini dinyatakan dengan i ab. Arus i ab adalah sama dengan arus i ba. Notasi subscript ganda pada tegangan menunjukkan titik titik dari rangkaian yang diantaranya terdapat tegangan tersebut. Subscript pertama menunjukkan tegangan dari titik tersebut terhadap tegangan yang dinyatakan oleh subscript yang kedua.

Pada gambar di atas, tegangan sesaat v ab pada elemen Z A merupakan tegangan pada titik a terhadap titik b. v ab adalah positif selama ½ cycle ketika berada pada potensial yang lebih tinggi dari b. Tegangan phasor Vab dapat ditentukan dengan: V V ab ab I V ab ba Z A 80 V ba

Hubungan antara notasi subscript tunggal dan ganda untuk rangkaian di atas dapat disimpulkan: V V I t L L V I a V b ab V V ao bo Dalam penulisan hukum tegangan Kirchoff, urutan dari subscript subscript sesuai dengan urutan titik titik yang dijumpai mengelilingi lingkaran tertutup pada sebuah rangkaian.

Pada rangkaian di atas: V oa V ab V ba 0 Titik titik n dan o sebenarnya sama dalam rangkaian di atas, dengan demikian: V I Z V 0, I L ao V t ab V Z A L A bn dan

Daya pada rangkaian AC berfasa tunggal Daya dalam watt yang diserap suatu beban pada setiap saat adalah sama dengan jatuh tegangan (voltage drop) pada beban tersebut dalam volt dikalikan dengan arus yang melalui beban dalam ampere. Bila terminal dari sebuah beban digambarkan sebagai titik a dan n, serta tegangan dan arus dinyatakan dengan:

v an V maks cost I an I maks cost Maka daya sesaat adalah: p v an I maks cost cost

Gambar arus, tegangan dan daya terhadap waktu dapat divisualkan seperti gambar berikut ini: 400 p v an i an v( t) v an i an P a( t) P( t) 400 0.004 trace trace trace 3 t 0.0

Sudut pada persamaan diatas adalah positif untuk arus yang tertinggal (lagging) terhadap tegangan dan negatif untuk arus yang mendahului (leading) tegangan. Suatu nilai p yang positif menunjukkan kecepatan berubah-ubahnya energi yang diserap oleh bagian sistem diantara titik a dan n. Daya sesaat adalah positif jika v an dan i an keduanya positif dan akan menjadi negatif jika v an dan i an berlawanan tandanya.

Daya positif yang dihitung dari v an x i an terjadi bila arus mengalir searah dengan jatuh tegangan (drop tegangan) dan sama dengan kecepatan berpindahnya energi ke beban. Daya negatif yang dihitung dari v an x i an terjadi bila arus mengalir searah dengan kenaikan tegangan (rise voltage) yang berarti energi sedang berpindah dari beban ke sistem, dimana beban tersebut dihubungkan.

Bila v an dan i an sefasa, seperti beban pada resistif murni, daya sesaat tidak akan pernah negatif. Bila arus dan tegangan berbeda fasa sebesar 90, seperti pada elemen rangkaian ideal induktif murni atau kapasitif murni, daya sesaat akan mempunyai ½ putaran positif dan ½ putaran negatif yang sama besar, sehingga nilai rata-ratanya adalah nol.

Dengan menggunakan kesamaan trigonometri persamaan di bawah ini dapat dirubah menjadi: p v an I maks cost cos t p V maks. Imaks.cos ( cos t) Vmaks. Imaks.sin sin t

Dimana: p V maks. I maks Dapat diganti dengan perkalian dari: V an. I an atau V. I

Cara lain untuk melihat persamaan daya sesaat adalah dengan memperhatikan komponen arus yang sefasa dengan Van dan yang berbeda fasa 90 dengan Van. Perhatikan gambar berikut: Rangkaian Paralel Diagram Phasor

Komponen dari i an yang sefasa dengan v an adalah i R, dan terlihat bahwa I R I an cos Jika nilai maksimum dari ian adalah Imaks, maka nilai maksimum dari i R adalah Imaks cos. Arus sesaat i R harus sefasa dengan v an.

Faktor daya adalah perbandingan antara true power (kw) dengan apparent power (kva) True power atau daya nyata adalah daya yang menghasilkan kerja, Apparent power atau daya semu adalah daya yang dihitung berdasarkan arus semu/reaktif Faktor daya : jika kurang dari 0,85 dikenakan finalty PLN

Secara teoritis, konsep power factor bisa dilustrasikan dengan metoda grafis segitiga daya. P S Q L S Q C P

Berdasarkan gambar tersebut, dapat dituliskan persamaan: Daya semu (S) = V x I Daya nyata (P) = V x I x cos φ Daya reaktif (Q) = V x I x sin φ Volt Ampere (VA) Watt (W) Volt Ampere reaktif (Var)

Faktor daya mempunyai harga yang sama besarnya dengan nilai cos φ *) Bila arus mendahului tegangan, jaringan bersifat kapasitif sudut φ positif dan > cos φ 0 Bila arus mengikuti tegangan, jaringan bersifat induktif sudut φ negatif dan 0 > cos φ - Bila arus dan tegangan sefasa (berhimpit), jaringan bersifat resistif murni cos Φ = *) Untuk sistem tenaga dengan operasi beban linier

Kerugian faktor daya yang rendah: Peralatan PLN beroperasi (generator, transformator, transmisi, distribusi dsb) dalam kondisi tidak efisien. Susut energi dan susut tegangan lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi operasi dalam faktor daya yang lebih tinggi. KWh jual menjadi rendah Pelanggan tidak dapat menggunakan daya tersambung secara optimal.

Sebab-sebab faktor daya rendah Semua motor arus bolak balik (kecuali motor sinkron dengan eksitasi lebih dan beberapa motor komutator), transformator, sebagian besar lampu TL, tanur tanur busur beroperasi dengan faktor daya terbelakang (induktif) Motor dioperasikan dengan beban yang rendah dibandingkan dengan kapasitasnya. Faktor daya semakin rendah bila beban rendah dari nominalnya. Misalnya beban penuh cos = 0, 85, beban 75 % hanya 0,8, beban 50 % hanya 0,70, beban 5 % hanya 0, Perbaikan kerusakan motor yang tidak sempurna. Misalnya celah udara antara rotor dan stator yang bertambah akan memperkecil faktor daya

Perbaikan Faktor Daya Memasang kondensor sinkron (motor sinkron dengan penguatan lebih beroperasi tanpa beban) Memasang kapasitor statis

SEGITIGA DAYA Segitiga daya dapat digambar untuk suatu beban induktif dan beban kapasitif serta untuk beberapa beban yang dihubungkaan pararel P total adalah jumlah daya rata-rata dari semua beban, yang harus digambar pada sumbu mendatar untuk suatu analisis grafis. S Q θ P Gambar.7. Segitiga daya untuk suatu beban induktif

Hubungan antara P, Q dan tegangan rel V, atau tegangan yang dibangkitkan E, dengan tandatanda dari P dan Q adalah penting dalam pembahasan aliran daya dalam suatu sistem. S Q S θ P Q θ θr SR Q+Q=QR P P+P=PR Segitiga daya untuk beban kombinasi. Perhatikan Q adalah negative.

Gambar dibawah memperlihatkan sebuah sumber tegangan ideal (besarnya konstan, frekuensinya konstan dan impedansinya nol) untuk suatu sistem ac. Seperti biasa, tanda-tanda polaritas menunjukkan terminal positif selama setengah cycle dimana tegangan sesaat adalah positif. Sudah tentu terminal yang ditandai positif tersebut sebenarnya bertegangan negative selama setengah cycle berikutnya dimana tegangan sesaat adalah negative

I E + - I E + - (a) (b) Gambar Representasi rangkaian ac dari sebuah emf dan arus yang melukiskan tanda-tanda polaritas

Tabel Arah Aliran Daya Diagram rangkaian Diperkirakan keadaan generator Dihitung dari EI* Jika P +, emf mensuplai daya Jika P-, emf menyerap daya Jika Q +, emf mensuplai daya reaktif (I lags E) Jika Q -, emf menyerap daya reaktif (I leads E) Diperkirakan motor keadaan Jika P +, emf menyerap daya Jika P-, emf mensuplai daya Jika Q +, emf menyerap daya reaktif (I lags E) Jika Q -, emf mensuplai daya reaktif (I leads E)

Contoh : Dua buah sumber tegangan ideal berupa mesin dan dihubungkan seperti terlihat pada gambar di bawah ini, jika E = 00 0 V, dan E = 00 30 V dan Z = 0 + j5, tentukan: Apakah masing-masing mesin membangkitkan atau menyerap daya dan berapa besarnya daya tersebut, Apakah masing-masing mesin menerima atau mensuplai daya reaktif dan berapa besarnya daya tersebut, dan P dan Q yang diserap oleh impedansi.

I Z + E _ + E _ Sumber-sumber tegangan ideal yang dihubungkan melalui impedansi Z.

Jawaban : I = E E = 00 + j0 (86,6 + j50) Z j5 = 3,4 j50 = - 0 j,68 = 0,3595 j5 E I* = 00 (- 0 + j,68) = - 000 + j68 E I* = (86,6 + j50)(- 0 + j,68) = - 866 + j3 j500 34 = - 000 j68 I X = 0,5 x 5 = 536 var

Jadi : Diharapkan bahwa mesin adalah generator karena arah arus dan tanda-tanda polaritasnya. Karena P negative dan Q positif, mesin menyerap energi dengan laju sebesar 000 W dan mencatu daya reaktif sebesar 68 var. jadi mesin ini sebenarnya adalah sebuah motor. Pada mesin, yang diharapkan merupakan sebuah motor, ternyata mempunyai P negatif dan Q negatif. Karena itu mesin ini membangkitkan energi dengan laju sebesar 000 W dan mencatu daya reaktif sebesar 68 var. jadi mesin ini sebenarnya dalah sebuah generator. Daya reaktif yang dicatu adalah 68 + 68 atau 536 var, yaitu yang diperlukan oleh reaktansi induktif dari 5. Karena impedansi ini adalah reaktif murni, tidak ada P yang diserapnya, dan seluruh P yang dibangkitkan oleh mesin dipindahkan ke mesin

Perhatikan: + - V I I mendahului V dengan 90 C + - V I I tertinggal 90 dari V Gambar Gambar C Gambar, Kapasitor sebagai elemen rangkaian pasif yang menarik arus leading, sedangkan gambar kapasitor sebagai generator yang mencatu arus lagging.

Daya reaktif Q akan menjadi positif jika sudut fasa antara - diantara tegangan dan arus adalah positif, jadi jika, yang juga berarti arus adalah tertinggal (lagging) terhadap tegangan. Sebaliknya, Q akan menjadi negatif untuk, yang berarti juga arus mendahului terhadap tegangan.

Bila: V V ; dan: I I ; Daya reaktif Q akan menjadi positif jika sudut fasa antara - diantara tegangan dan arus adalah positif, jadi jika, yang juga berarti arus adalah tertinggal (lagging) terhadap tegangan. Sebaliknya, Q akan menjadi negatif untuk, yang berarti juga arus mendahului terhadap tegangan.

Ini adalah sesuai dengan pemilihan tanda positif untuk daya reaktif dari suatu rangkaian induktif dan tanda negatif untuk daya reaktif dari suatu rangkaian kapasitif. Untuk mendapatkan tanda yang benar bagi Q, diperlukan perhitungan S sebagai VI*, dan bukannya V*I karena yang tersebut belakangan ini akan membalikkan tanda untuk Q.