INKUBATOR BISNIS Dr. Susilo, SE., MS

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN INKUBATOR BISNIS: SUATU PEMIKIRAN

MODEL PERLUASAN KESEMPATAN KERJA MELALUI PROSES INKUBASI BISNIS

PERSOALAN SKALA NASIONAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN INKUBATOR WIRAUSAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Karya Tulis INKUBATOR BISNIS. Murbanto Sinaga DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2001

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN INKUBATOR WIRAUSAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2015, No Nomor 87 Tahun 2011, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5238); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2013 tentang Susu

BERITA NEGARA. KEMENKOP-UKM. Inkubator Wirausaha. Kriteria Penyelenggaraan. Prosedur. Standar. Norma. Pencabutan.

Program Mahasiswa Wirausaha Bagi Kopertis dan Perguruan Tinggi Swasta

2 Mengingat Menetapka : 1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 No

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang, sebagian besar perekonomiannya ditopang

PENDANAAN PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI

Strategi Pengembangan Koperasi dan UMKM

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR: 11 /Per/M.KUKM/ XII /2013

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Tim Konsultan

FAKTOR KESUKSESAN DAN KEGAGALAN INKUBATOR BIDANG ICT

SEKILAS TENTANG RCDC. Be a sociotechnopreneur!

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 106 TAHUN 2017 TENTANG KAWASAN SAINS DAN TEKNOLOGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENUMBUHAN WIRAUSAHA BARU INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TAHAP IMPLEMENTASI 10/10/2012 L. SETYOBUDI. Kadiv. Pendidikan Entrepreneurship UB Wakomtap. KADIN Indonesia Bid. Peng. Mutu & Ind. Pend.

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Soft Launching Dago 109, 15 Agustus 2009

BAB II LANDASAN TEORI

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN INKUBATOR AGRIBISNIS PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) PELATIHAN PERTANIAN

SAMBUTAN REKTOR. Malang, Maret 2015 a.n. Rektor Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, TTD. Prof. Dr. Ir. Arief Prajitno, MS

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

RENCANA KERJA TAHUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan menjelaskan mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan, batasan masalah, dan sistematikan penulisan.

Ringkasan Bahan Menteri Perindustrian Pada Seminar Menumbuhkan Ekonomi Kerakyatan untuk Memenangkan MEA I. Gambaran Umum Industri Kecil dan Menengah

PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW) UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2010

PENGUATAN KARAKTERISTIK WIRAUSAHA BERBASIS INKUBASI INOVASI UNTUK KEBERHASILAN USAHA MAHASISWA PMW DI POLITEKNIK NEGERI MALANG

Pakar IPB dalam Siaran Pedesaan RRI FMPakar IPB dalam Siaran Pedesaan RRI FM

PENJELASAN ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI KOPERASI. Usaha Mikro. Kecil. Menengah. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93)

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA,

I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan Institut Teknologi Bandung

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 10 TAHUN 2004

KEWIRAUSAHAAN MELALUI INTEGRASI E-COMMERCE DAN MEDIA SOSIAL

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR: 28/Per/M.KUKM/VII/2007

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1998 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENGUATAN KAPASITAS DAN KAPABILITAS TENANT INKUBATOR MENYONGSONG MEA: STUDI KASUS INKUBATOR TEKNOLOGI LIPI

BAB IV PEMBANGUNAN PERTANIAN DI ERA GLOBALISASI (Konsolidasi Agribisnis dalam Menghadapi Globalisasi)

PENYUSUNAN RENCANA KERJA

BUKU PANDUAN CALON PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI 2016

-2- lancar, efektif, efisien, transparan dan akuntabel perlu diatur dalam suatu peraturan; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dala

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 32 TAHUN 1998 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PANDUAN PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW) UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA TAHUN Tim Penyusun: Divisi PMW IWJC Tim PMW Unesa

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

Hubungan Kreativitas dan Inovasi dalam Kewirausahaan dengan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

PRES I DEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 106 TAHUN 2OL7 TENTANG KAWASAN SAINS DAN TEKNOLOGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. taktik dan strategi. Membuat usaha yang besar tidak selalu. sebuah usaha bisa tumbuh menjadi besar.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Prof. Dr. H.MASYKURI BAKRI, M.Si REKTOR UNIVERSITAS ISLAM MALANG

Incubation / Hatching Strategy

KIAT MENDAPATKAN. (PROPOSAL IbM dan IbIKK)

TECHNOPRENEUR EMPOWERING PROGRAM (TEP TM ) (Pengembangan Entrepreneurship Bagi Perintis Start-up Teknologi) Iwan Iwut Tritoasmoro 1

STANDAR PENGELOLAAN PEMBELAJARAN


Kewirausahaan atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, membawa visi ke dalam kehidupan.

TATA CARA PENGAJUAN PROPOSAL

AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. dari peran para pengusaha (entrepreneur) baik besar, menengah maupun kecil.

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

3. Indikator Kinerja Aktivitas (IKA)

I. PENDAHULUAN. Gambar 1 Komponen siklus inovasi (Khalil, 2000)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2013 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, PERSONALIA, DAN MEKANISME KERJA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

1. Indikator Kinerja Utama (IKU) 2. Indikator Kinerja Kunci (IKK) 3. Indikator Kinerja Aktivitas (IKA) B P P S D M P TA 2016

Modul ke: Fakultas EKONOMI & BISNIS. Program Studi MANAJEMEN

Persaingan Global Profesi Pustakawan dalam Era MEA

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BUKU PANDUAN CALON PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI 2016

Menetapkan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

BAB VI PENUTUP. sub bab pokok bahasan, yaitu kesimpulan, implikasi dan saran. Akseptasi Pasar di SMK Islam 2 Durenan dan SMKN 1 Pogalan antara lain:

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122 TAHUN 2001 TENTANG TIM KEBIJAKAN PRIVATISASI BADAN USAHA MILIK NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Berdasarkan Peraturan Menpan dan RB No. 30/2014 Tentang Pedoman Inovasi Pelayanan Publik, serta Kebutuhan Inovasi LAN

Cara Untuk Memasuki Dunia Usaha

MANUAL PROSEDUR PERANCANGAN & PENGEMBANGAN KURIKULUM JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK. Fakultas Ilmu Administrasi, 2012 All Rights Reserved

KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS ABULYATAMA

KERANGKA AKSI NASIONAL PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

INTERVENSI PROGRAM UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS UKM

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ALUR PIKIR DAN ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENGEMBANGAN KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEMBATA,

MENINGKATKAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN KOMPETENSI DAN POTENSI KEWIRAUSAHAAN

GUBERNURJAWATENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH 76 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAANKAWASANSAINS DAN TEKNOLOGI DI JAWA TENGAH

Transkripsi:

INKUBATOR BISNIS Dr. Susilo, SE., MS 1

INKUBATOR BISNIS??? Suatu organisasi yang menawarkn berbagai pelayanan pengembangan bisnis dan memberikan akses terhadap ruang/lokasi usaha dengan aturan yang fleksibel. Konsep dasar dari pembentukan inkubator bisnis adalah berorientasi teknologi atau non teknologi, lokasi di daerah perkotaan ataupun di pedesaan, mencari untung ataupun tidak, milik masyarakat ataupun swasta, berdiri sendiri ataupun merupakan bagian dari suatu mata rantai tertentu semua itu ditujukan untuk meningkatkan bakat/jiwa kewirausahaan. 2

PRINSIP-PRINSIP INKUBATOR BISNIS Inkubator Bisnis harus memberikan dampak positif pada pemberdayaan ekonomi masyarakat. Inkubator bisnis merupakan suatu modal dinamis yang mampu mangikuti perkembangan dan beroperasi secara efisien hingga mencapai kemandirian. 3

TUJUAN DIDIRIKAN INKUBATOR BISNIS 4 1. Menurunkan angka kematian bisnis dan meningkatkan jumlah bisnis baru 2. Menyiapkan bisnis secara terpadu, sebelum bersaing di pasar bebas. 3. Mengembangkan usaha dan mempengaruhi serta menumbuhkan budaya wirausaha 4. Memperluas lapangan kerja, menyerap tenaga terdidik, menambah omzet usaha sehingga akan meningkatkan perputaran uang serta mengembangkan ekonomi suatu wilayah 5. Menumbuhkan adanya inovasi baru 6. Menumbuhkan iklim yang interaktif antar sesama bisnis.

Secara sederhana, inkubator bisnis dapat dikatakan sebagai suatu tempat yang menyediakan fasilitas bagi percepatan penumbuhan wirausaha melalui sarana dan prasarana yang dimiliki sesuai dengan base competency-nya. Dengan memanfaatkan fasilitas dan layanan yang disediakan oleh inkubator, para pengguna jasa (tenant) dapat memperbaiki sisisisi lemah dari aspek-aspek wirausaha

POLA INKUBATOR BISNIS Terdapat tiga asumsi dasar dibentuknya inkubator bisnis (Raymond W. Smilor) yaitu: 1. Bahwa kita segera akan memasuki masa kewirausahaan (entrepreneurial era). 2. Dalam lingkungan bisnis saat ini terjadi kompetisi yang sengit diantara para usahawan. 3. Dibutuhkan suatu lembaga baru yang mampu merubah taktik dan strategi pembangunan ekonomi. 6

PROGRAM KEGIATAN INKUBATOR BISNIS Program kegiatan inkubator bisnis difokuskan kepada pembinaan tenant, meliputi : 1. Seleksi 2. Tahapan seleksi tenant 3. Pembinaan tenant Dalam menjalankan kegiatannya, inkubator bisnis harus menyediakan dua jenis pelayanan yaitu pada masa inkubasi dan pasca inkubasi 7

PENGEMBANGAN INKUBATOR BISNIS Sasaran: JANGKA PENDEK : mengembangkan potensi bisnis UB menjadi unit bisnis dengan hak paten universitas (spin off) maupun bukan hak paten universitas (start-up) JANGKA PANJANG : mengembangkan perekonomian masyarakat melalui inkubator bisnis khusunya pada UMKMK 8

TAHAPAN INKUBASI 1. Seleksi calon tenant 2. Penilaian ide bisnis 3. Penilaian kelayakan rencana bisnis (business plan) 4. Rancangan implementasi 5. Proses inkubasi * Setiap tahapan akan dilakuakan evaluasi kelayakan. 9

TAHAPAN INKUBASI SEBAGAI SUATU SISTEM PROSES INKUBASI PRAINKKUBASI Pemahaman Penemuan Gagasan Pemilihan Kegiatan Bisnis 10 Memulai Kegiatan Bisnis Peningkatan Motivasi dan Keterampilan Usaha Peningkatan Kemampuan Kelembagaan dan SDM Peningkatan Kemampuan Teknis Produksi Peningkatan Kemampuan Pengembangan Pasar Peningkatan Kemampuan Pengelolaan Keuangan PASCAINKUBASI Pengembangan Usaha Kematangan Berusaha/berwirausaha

LAYANAN INKUBASI 11 1. Inkubasi Manajemen: a. Pendidikan dan Pelatihan b.pembinaan, Pendampingan, dan Konsultasi untuk In Wall maupun Out Wall c. Memfasilitasi Kerjasama d. Inkubasi dengan Layanan Penelitian e. Inkubasi Bentuk Informasi Bisnis dan Pemasaran f. Penelitian dan pengembangan g.fasilitasi pendukung (Bantuan-bantuan); pembiayaan, saranan dan prasaran, kemitraan, produksi dan pemasaran, pengaturan dan legalitas, infomasi dan komunikasi, dan lainnya yang diperlukan; pameran/promosi usaha, temu usaha. h.monev; secara periodik, berkala, berkesinambungan.

PEMBINAAN PROSES INKUBASI Jika dipandang Inkubator Bisnis sebagai sebuah sistem proses, maka dalam sebuah inkubator bisnis akan ditemukan berbagai indikator sebagai berikut : 1. Wirausahawan yang prospektif (sebagai hasil seleksi) yang kemudian disebut tenant. 2. Fasilitas yang diperlukan untuk operasional inkubator dan untuk layanan tenant 3. Staff manajemen terlatih yang berperan sebagai fasilitator atau trainer/konsultan bagi para tenant. 4. Kurikulum pendidikan manajemen, teknis atau kewirausahaan sesuai dengan kebutuhan tenant. 12

5. Metodologi pelatihan atau pendampingan yang tepat untuk menyampaikan kurikulum inkubator kepada para tenant. 6. Lingkungan lokal yang merupakan masyarakat dimana bisnis inkubator tersebut melaksanakan aktifitas. 7. Output yaitu tenant yang telah lulus dari program inkubator bisnis dan siap menjadi wirausahawan mandiri. 13

LAYANAN INBIS 14 A. Layanan Internal 1. Evaluasi kelayakan ide bisnis dari calon unit bisnis (tenant) 2. Evaluasi kelayakan business plan dari calon tenant 3. Memfasilitasi investasi bagi calon tenant 4. Pembinaan dan bimbingan melalui dukungan manajemen, pemasaran dan teknologi sehingga calon tenant dapat mengembangkan bisnisnya secara mandiri. 5. Melakukan pengendalian, pengawasan, monitoring dan evaluasi 6. Mengembangkan kewirausahaan mahasiswa, alumni, dosen dan keluarga karyawan.

LAYANAN INBIS 15 B. Layanan Eksternal 1. Evaluasi kelayakan ide bisnis dari calon unit bisnis (tenant) 2. Evaluasi kelayakan business plan dari calon tenant 3. Memfasilitasi investasi bagi calon tenant 4. Pembinaan dan bimbingan melalui dukungan manajemen, pemasaran dan teknologi sehingga calon tenant dapat mengembangkan bisnisnya secara mandiri 5. Meningkatkan jejaring bisnis bagi tenant 6. Melakukan monitoring dan evaluasi

LAYANAN INKUBASI 2. Inkubasi Berbentuk Teknik 3. Inkubasi Memfasilitasi Akses Permodalan 16

MODEL INKUBATOR KEMITRAAN Sub Inbis UB PEMBIAYAAN Sub Inbis UB INBIS UB Sub Inbis UB 17 PRODUKSI, PEMASARAN Sub Inbis UB RISET, PENGEMBANGAN, LAINNYA

PUSAT GAGASAN MODEL INKUBATOR AGRIBISNIS STAKEHOLDERS DAERAH SEKTOR AGRIBISNIS Hasil pertanian Hasil Perkebunan Industri pendukung I N K U B A T O R PRA INKUBASI Penjaringan calon tenant Seleksi calon tenant Penilaian calon produk tenant Penentuan penerimaan tenant INKUBASI Pelayanan DIKLAT Jasa Teknis R&D PASCA INKUBASI PARTNERSHIP ROYALTI PROFIT SHARE BEST PRACTICE TENANT OUTPUT Meningkatkan kemampuan SDM Meningkatkan kemampuan teknologi produksi, Meningkatkan posisi tawar Tenant Meningkatkan sikap sadar Pengembangan dan penerapan teknologi untuk menghasilkan produk intermediate menjamin kestabilan harga dan suplai bahan baku OUTCOME Basis ekonomi yang luas Mendukung usaha lokal Penyangga perkembangan ekonomi Sektor pedesaan yang kuat

INKUBATOR MODEL AGROBISNIS UB CSR/P KBL INBIS PT TENANTS KLUSTER AGROBISNIS SDM/MENTOR TEKNOLOGI SEED CAPITAL SAPRAS SELEKSI DUKUNGAN USAHA MEDIASI GRADUASI KLUSTER PRODUK AGROBISNIS INPUT PROSES OUTPUT 19

PERSYARATAN INKUBATOR BISNIS (7S) space skill shared support synergy service seed 20

PERSYARATAN UNTUK MENDIRIKAN INKUBATOR BISNIS (7S) 1. SPACE ruang perkantoran, 2. SHARED office facilities penyediaan sarana perkantoran yang bisa dipakai bersama. Misalnya sarana fax, telepon, foto copy, ruang rapat, komputer dan sekretaris, 3. SERVICE bimbingan dan konsultasi manajemen: marketing, finance, production, technology dan sebagainya, 4. SUPPORT bantuan dukungan penelitian dan pengembangan usaha dan akses penggunaan teknologi, 5. SKILL DEVELOPMENT pelatihan, penyusunan rencana usaha, pelatihan manajemen dan sebagainya, 6. SEED CAPITAL penyediaan dana awal usaha serta upaya memperoleh akses permodalan kepada lembagalembaga keuangan dan 21 7. SINERGY penciptaan jaringan usaha baik antar usaha baik usaha lokal maupun internasional.

22 PERAN INKUBATOR DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI

FAKTOR PENDUKUNG KEBERHASILAN SUATU PEMBINAAN KEWIRAUSAHAAN Bakat ( Talent) Teknologi Sukses Usaha Modal ( Capital) Pengetahuan ( Know-How) 23

FAKTOR-FAKTOR PENDORONG PROSES KEWIRAUSAHAAN Pembentukan Modal Memperbaiki hubungan antar lembaga WIRAUSAHA Menciptakan lingkungan baru yang mendukung Meningkatkan kemampuan intelektual Kebijakankebijakan pemerintah 24

FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN INKUBATOR BISNIS Kebijakan dan tatalaksana yang jelas SDM (ahli kewirausahaan & manajemen bisnis Kaitan dengan lembaga keuangan dan permodalan Kaitannya dengan lembaga pendidikan INKUBATOR BISNIS Bentuk bantuan keuangan Proses seleksi calon wirausaha/ tenant Hubungan kemasyarakatan Penetapan keberhasilan Pendidikan kewirausahaan Jaringan dg lembaga terkait 25

PEMBINAAN DENGAN MODEL INKUBATOR BISNIS Masalah-masalah yang harus dihadapi oleh usaha kecil mencakup masalah internal maupun eksternal. Untuk dapat membantu pengusaha kecil keluar dari permasalahannya maka perlu dilakukan suatu upaya pembinaan. Salah satunya adalah pembinaan dengan pola inkubator bisnis. Pembinaan usaha kecil dengan pola inkubator ini mengarah pada pengembangan potensi usaha kecil. Pengembangan potensi merupakan salah satu tujuan dari pekerjaan sosial 26

27 Inkubator yang telah dinyatakan berhasil akan mendapatkan kemudahan dalam menarik sumber daya, memiliki lebih banyak kekuatan dalam membantu perusahaanperusahaan yang baru berdiri, dan sangat membantu tenant dalam membangun kepercayaan pihak luar terhadap perusahaannya.

28 BIMBINGAN TEKNIS (BIMTEK)

29 BIMBINGAN TEKNIS (BIMTEK)

30 BIMBINGAN TEKNIS (BIMTEK)

31 PENDAMPINGAN

32 PENDAMPINGAN

33 MONEV DARI KEMENKOP

34 PRODUK TENANT

35 PRODUK TENANT

36 TERIMAKASIH