II. LANDASAN TEORI. optimal jika pengaturan waktu konsumsi tersebut dapat memaksimumkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Investasi. cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berinvestasi banyak cara yang dipilih oleh para investor, pasar

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan dengan ditandai semakin maraknya kegiatan investasi di Pasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi pada umumnya dilakukan untuk memperoleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. Abstrak... i. Kata Pengantar... ii. Daftar Isi... v. Daftar Tabel... ix. Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian...

LANDASAN TEORI. atau keuntungan atas uang tersebut (Ahmad, 1996:3). Investasi pada hakikatnya

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan.

PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal di Indonesia memiliki peran penting bagi. berkembangnya perekonomian, karena para investor dan perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. masukan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu. Dengan adanya aktiva

Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Metode Single Indeks Saham. Presented By : Slamet Hidayatulloh

I. PENDAHULUAN. ingin memperoleh dana tambahan untuk operasional perusahaan serta

BAB I PENDAHULUAN. dengan kapitalisasi pasar cukup besar. Pasar modal memiliki peran besar bagi

BAB IV ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu Negara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal yang semakin berkembang dan meningkatnya keinginan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. datang. (Tandelilin, 2010:2). Investasi merupakan Penundaan konsumsi sekarang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

I. PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar

BAB I PENDAHULUAN. peringkat investment grade dari lembaga pemeringkat kredit international fitch

I. PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal dalam hal ini Bursa Efek Indonesi (BEI) memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. untuk melangsungkan usahanya. Peran pasar modal sebagai alternatif investor

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka waktu yang relatif panjang dalam berbagai bidang usaha. Investasi

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang akan menginvestasikan dananya (investor). Prinsip-prinsip

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu lembaga yang berpengaruh besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil. Secara umum pendapatan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan bisnis sekarang ini sudah tidak asing lagi dengan kegiatan investasi

ANALISIS PERBEDAAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM-SAHAM YANG OPTIMAL PADA JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua hal, yaitu risiko dan return. Dalam melakukan investasi khususnya pada

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal, semakin besar peran pasar modal yang diikuti dengan semakin

BAB IV PEMBAHASAN. dengan yang digunakan untuk menghitung IHSG yaitu berdasarkan indeks yang

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini membuktikan semakin berkembangnya dunia investasi yang kemudian

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA SAHAM INDEKS KOMPAS 100 DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh tingkat pengembalian (return) berupa deviden dan capital gain. Investor

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. optimal pada saham yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). Jumlah keseluruhan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan. yang mungkin akan timbul karena adanya ketidakpastian.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB I PENDAHULUAN. macam bentuk, seperti reksadana, obligasi, saham, dan sebagainya. Sebelum

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang didasarkan atas survei

I. PENDAHULUAN. bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi khususnya. Investasi

Judul : Kinerja Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks Tunggal (Studi pada Perusahaan Sektor Basic Industry and Chemicals

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang dijalankan sesuai prinsip syariah. Prinsip-prinsip syariah tersebut

: Amelia Pujaastuti Npm : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr. Ati Harmoni, SSi., MM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketidakpastian kondisi penghasilan dan kebutuhan akan konsumsi di masa

Judul : Pembentukan Portofolio Optimal Pada

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL PADA SAHAM SAHAM INDEK LQ-45 DENGAN MENGGUNAKAN METODE INDEKS TUNGGAL DI BEI PERIODE 2006 SAMPAI 2010 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Definisi Indeks LQ Kriteria Indeks LQ45

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERUSAHAAN FOOD AND BAVERAGES YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA

(Studi Kasus Penggunaan M odel Indeks Tunggal Pada Saham - Saham Indeks LQ -45 Periode Febuari Januari 2008)

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah saham kepada public di pasar modal atau go public. Selain untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang memberi return maksimal dengan risiko tertentu atau return tertentu

BAB I PENDAHULUAN. semakin bervariasi akan semakin meningkat. Para pemilik atau investor dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjuan Umum Terhadap Objek Studi Gambaran Umum LQ Kriteria Pemilihan Saham LQ45

III. METODE PENELITIAN. yaitu desain penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara

Evaluasi Kinerja Portfolio Saham Dana Pensiun Bank Indonesia Pada Tahun 2012

Analisis Strategi Optimalisasi Portofolio Saham LQ 45 (pada Bursa Efek Indonesia Tahun )

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memperoleh penghasilan, banyak cara yang dapat dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. karena pasar modal menyediakan fasilitas yang mempertemukan dua

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Tingkat Pengembalian Dan Risiko Pembentukan. Perusahaan Sektor Perbankan

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL BERDASARKAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA SAHAM-SAHAM KELOMPOK INDEKS LQ-45

ANALISA PEMBENTUKAN PORTOFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MARKOWITZ DAN SINGLE INDEX MODEL PADA SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keadaan perekonomian Indonesia yang selama beberapa tahun terakhir

BAB 1 PENDAHULUAN. semuannya tidak dapat dipenuhi jika hanya mengandalkan gaji take home pay.

BAB I PENDAHULUAN. baik masyarakat dalam negeri maupun luar negeri. Para investor dapat melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya pasar modal (capital market), pemodal sebagai pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. dana dari masyarakat pemodal (investor). Kedua, pasar modal menjadi

BAB I PENDAHULUAN. membeli Dolar. Situasi tersebut menimbulkan lebih banyak tekanan terhadap

PENDAHULUAN. penempatan dana pada aset produktif dengan harapan akan mendapatkan

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO SAHAM DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. dikemukakan sejalan dengan penelitian yang akan dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa datang. Harapan keuntungan (return) di masa datang tersebut

BAB III METODELOGI PENELITIAN. variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau

I. PENDAHULUAN. Berinvestasi saat ini sudah menjadi kebutuhan bagi sebagian orang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis. Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4.

ISSN : e-proceeding of Management : Vol.4, No.1 April 2017 Page 260

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

BAB IV PEMBAHAS AN. Padahal reksa dana syariah memiliki perkembangan yang cukup pesat, tercatat

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MODEL MARKOWITZ PADA SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX PERIODE TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. saham, dengan harapan expected return yang diperoleh akan tinggi. Namun pada

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dilakukan dalam bentuk investasi riil (real investment) dan dalam bentuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah Proses menabung yang berorientasi pada tujuan tertentu dan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting. Jenis investasi berdasarkan instrumennya dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperdagangkan di Bursa Efek dan Pasar Uang, dengan tujuan menyebarkan

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Alokasi investasi (asset allocation) 2. Seleksi sekuritas ( securities selection)

Rikas Dwi Cahyo¹. ¹Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika), Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Telkom

BAB I PENDAHULUAN. Dua parameter penting yang selalu menjadi fokus perhatian dalam kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. 2010:26), dengan adanya pasar modal (capital market), investor sebagai pihak

Transkripsi:

11 II. LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Investasi Investasi adalah kegiatan menunda konsumi untuk mendapatkan konsumsi yang lebih besar di masa yang akan datang. Sebuah keputusan investasi dikatakan optimal jika pengaturan waktu konsumsi tersebut dapat memaksimumkan ekspektasi utilitas (Arifin, 2005). Hal ini berarti untuk memaksimumkan utilitas, seseorang hanya akan melakukan investasi jika ekspektasi manfaat dari penundaan konsumsi lebih besar dibandingkan dengan jika uang tersebut dibelanjakan sekarang. Investasi dikategorikan dalam dua jenis, yaitu investasi pada aset real atau dan pada aset finansial. Aset real adalah aset-aset tetap yang berupa gedung, pabrik, dan perumahan. Sedangkan aset finansial adalah dokumen atau surat klaim terhadap kepemilikan real aset dari perusahaan yang menerbitkannya. Aset finansial berupa saham, obligasi, option dan warrant.

12 2.1.2 Pasar Modal Indonesia 1. Pengertian Pasar Modal Berdasarkan UU Pasar Modal No.8 Tahun 1995 dinyatakan bahwa pasar modal, yaitu suatu tempat berlangsungnya kegiatan yang berkaitan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal merupakan tempat untuk mempertemukan pihak yang membutuhkan dana jangka panjang dan pihak yang membutuhkan sarana investasi pada instrumen finansial (saham, obligasi, reksadana, dan lainlain). 2. Manfaat Pasar Modal Keberadaan pasar modal ikut serta berperan dalam memberikan manfaat bagi perekonomian. Berikut manfaat pasar modal: 1. Menyediakan sumber pembiayaan jangka panjang bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal. 2. Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan upaya diversifikasi. 3. Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapis masyarakat menengah. 4. Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan mempunyai prospek. 5. Keterbukaan dan profesionalisme, menciptakan iklim berusaha yang sehat.

13 2.1.3 Kondisi Pasar Bullish Kondisi pasar modal di Indonesia selalu berfluktuasi. Kondisi pasar modal di Indonesia bisa pada kondisi naik yang disebut kondisi bullish dan bisa pada kondisi turun yang disebut kondisi bearish. Kondisi bullish merupakan suatu kecenderungan pergerakan naik (upward trend) yang terjadi di pasar modal. Hal ini ditandai dengan kecenderungan peningkatan harga-harga saham (indeks pasar) yang mampu menembus nilai di atas harga (indeks pasar) sebelumnya, ataupun kalau ada penurunan harga tidak sampai melewati batas harga (indeks) terbawah yang terjadi sebelumnya (Tandelilin dalam Wardijanto, 2005). Brown et.al dalam Wardijanto (2005) mengklasifikasikan kecenderungan (trend) utama pasar dalam dua kelompok, yaitu pasar bull dan pasar bear. Dua kondisi tersebut dicirikan oleh aktivitas fundamental ekonomi dan perubahan-perubahan harga pasar. Pasar bull terbentuk melalui dari 3 tahap (periode), yaitu: 1. Bangkitnya kembali kepercayaan terhadap bisnis di masa depan, 2. Respon harga saham terhadap perbaikan/peningkatan keuntungan perusahan; dan 3. Periode saat spekulasi merajalela dan inflansi muncul.

14 2.1.4 Return dalam Investasi Return adalah pendapatan yang dinyatakan dalam persentase dari modal awal investasi (Samsul dalam Abdilah, 2014). Return dalam saham merupakan keuntungan yang diperoleh dari jual beli saham, jika untung disebut capital gain dan jika rugi disebut capital loss. Return juga dapat diartikan sebagai tingkat keuntungan yang diperoleh atau diharapkan dari suatu investasi dalam periode waktu tertentu. Return dapat berupa return yang sudah terjadi dan yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang. Return yang sudah terjadi disebut juga real return. Real return dihitung dengan menggunakan data historis. Real return penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Real return juga berguna sebagai dasar penentuan excpected return dan resiko di masa datang. Expected return adalah return yang diharapkan di masa mendatang. Berbeda dengan real return yang sifatnya sudah terjadi, expected return sifatnya belum terjadi. Berikut adalah persamaan yang digunakan untuk menghitung tingkat real return dari saham individu (Tandelilin dalam Wardijanto, 2005) : Ri Pt Pt P t 1 1 Keterangan: Rit Pt : return saham I periode t : harga saham i periode t Pt-1 : harga saham i periode t-1

15 Selain return saham individu, return yang perlu dicari juga adalah return pasar. Return pasar adalah tingkat pengembalian yang didasarkan pada perkembangan indeks harga saham. Rumus yang digunakan untuk menghitung return pasar, adalah sebagai berikut: Rm Keterangan: IHSGt IHSGt IHSG t 1 1 Rm : return pasar IHSGt : indeks harga saham indeks gabungan periode t IHSG t-1 : indeks harga saham indeks gabungan periode t-1 (Jogiyanto dalam Agmiviolya 2014) 2.1.5 Resiko Investor akan menghadapi suatu bentuk ketidakpastian yaitu resiko dalam berinvestasi. Resiko investasi dapat dipisahkan menjadi dua jenis resiko, yaitu resiko yang dapat dihilangkan dengan diversifikasi dan resiko yang tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi (Tandelilin dalam Agmiviolya, 2014). 2.1.5.1 Resiko tidak sistematis Resiko tidak sistematis merupakan resiko yang dapat diminimalkan dengan membentuk portofolio, karenanya disebut juga diversifiable risk. Resiko tidak sistematis dilambangkan dengan standar deviasi. i² = [Rit- (Ri)]² / N i = [Rit- (Ri)]²/ N

16 Keterangan: i² = varians i Rit E(Ri) N = standar deviasi = return saham I periode t = rata-rata return saham i = jumlah observasi (Bodie, 2011) 2.1.5.2 Resiko sistematis Resiko sistematis disebut juga resiko pasar, karena berkaitan dengan perubahan yang terjadi di pasar secara keseluruhan. Resiko ini terjadi akibat kegiatan yang tidak bisa dihindari yaitu tingkat suku bunga dan inflasi. Resiko sistematis disebut juga undiversifiable risk karena resiko ini tidak dapat dihilangkan atau diperkecil dengan membentuk portofolio. Resiko sistematis dilambangkan dengan beta. Berikut adalah rumus mencari beta: im 2 m Keterangan : = resiko sistematis im = covarian saham dan pasar 2 m = varians dari pasar (Bodie, 2011)

17 2.1.6 Teori, Efisien dan Optimal Perkembangan penting dalam teori keuangan terjadi ketika Markowitz menerbitkan artikel yang menjadi dasar dari teori portofolio (Arifin, 2005). Prinsip dasar dari teori portofolio yang diungkapkan oleh Markowitz adalah don t put all your egss in one basket yang berarti jangan menginvestasikan seluruh dana hanya pada satu saham. Markowitz menunjukkan bahwa ketika seseorang menambahkan suatu aset ke dalam portofolio investasinya maka total resiko dari portofolio tersebut akan berkurang namun ekspektasi returnnya tetap sebesar ratarata tertimbang dari ekspektasi return masing-masing aset yang ada di portofolio, dengan kata lain diversivikasi akan menurunkan resiko total tanpa mengorbankan return. adalah sebuah bidang ilmu yang khusus mengkaji bagaimana cara yang dilakukan oleh seorang investor untuk menurunkan resiko dalam berinvestasi secara seminimal mungkin, termasuk salah satunya dengan menganekaragamkan resiko tersebut (Irham dan Yovi dalam Abdilah, 2014). Teori ini disebut teori portofolio karena mempunyai cara mengestimasikan dana ke dalam bentuk suratsurat berharga, dengan tujuan mengurangi resiko yang harus ditanggung dan kemudian ingin mendapatkan return yang lebih tinggi. Investor harus mengerti tentang saham-saham mana yang baik dibeli agar investor tidak salah dalam menggambil keputusan untuk membeli atau menjual saham tersebut. Investor harus mengetahui saham-saham yang masuk portofolio yang efisien.

18 Menurut Jogiyanto dalam Agmiviolya (2014), portofolio efisien (efficient portofolio) adalah portofolio yang berada di dalam kelompok (set) yang layak menawarkan kepada para investor ekspektasi return maksimum atas berbagai level resiko dan juga resiko minimum untuk berbagai level ekspektasi return. Menurut Sharpe, Alexander dan Bailey dalam Sukarno (2007), portofolio dikategorikan efisien apabila memiliki tingkat risiko yang sama, mampu memberikan tingkat keuntungan yang lebih tinggi, atau mampu menghasilkan tingkat keuntungan yang sama, tetapi dengan risiko yang lebih rendah. R p I A SML I M S R f B Ϭ p Gambar 2.1. efisien Hlawitscha dan Tucker dalam Sukarno (2007) menggambarkan portofolio efisien seperti terlihat pada Gambar 2.1. Garis yang menghubungkan titik B, M dan S merupakan portofolio yang terletak pada efficient set, titik Rf menuju A merupakan security marketline (SML), garis Rp merupakan return portofolio, dan titik Rf merupakan titik risk free rate pada aset bebas resiko, dan Ϭp merupakan risiko dari portofolio. Garis I merupakan preferensi investor yang tergolong risk averse (tidak menyukai risiko), sehingga dana yang dimilikinya akan diinvestasikan pada portofolio yang bergerak dari titik Rf ke M, sedangkan garis

19 I merupakan preferensi investor yang tergolong risk seeker (yang menyukai risiko), sehingga dana yang dimikinya akan diinvestasikan pada portofolio yang bergerak dari titik M ke A. Setelah terbentuk portofolio yang efisen, tentunya investor juga ingin membentuk portofolio yang optimal. optimal merupakan portofolio dengan kombinasi return ekspektasi dan resiko terbaik. Semua portofolio yang optimal adalah kombinasi dari portofolio saham-saham yang efisien. Investor yang lebih menyukai resiko akan memilih portofolio dengan return yang tinggi dengan menghadapi resiko yang juga lebih tinggi dibandingkan dengan investor yang kurang menyukai resiko (Jogiyanto dalam Abdilah, 2014). 2.1.7 Model Indeks Tunggal Dalam Pembentukan Optimal Sharpe dalam Eko (2008) mengembangkan suatu teknik yang lebih sederhana dan membuat teori portofolio lebih aplikatif meskipun digunakan untuk mengelola sekuritas dalam jumlah besar yang dikenal dengan Single Index Model. Elton, Gruber dan Padberg dalam Sarker (2013) menyarankan penggunaan Single Index Model untuk menghindari masalah dalam input data, penghematan biaya, dan waktu. Haugen dalam Sarker (2013) menyatakan bahwa Single Index Model merupakan model alternatif yang sederhana untuk membentuk portofolio optimal meskipun data saham yang digunakan sangat banyak. Single Index Model menjelaskan hubungan antara return dari setiap sekuritas individual dengan return pasar. Single Index Model dapat digunakan dalam

20 penentuan portofolio optimal dengan cara membandingkan excess return to beta (ERB) dengan cut-off-rate (Ci). Excess return to beta (ERB) merupakan kelebihan return saham atas return aset bebas resiko (risk free rate) yang disebut dengan return premium per unit resiko yang diukur dengan beta. Cut-off-rate (Ci) merupakan hasil bagi varian pasar dan return premium terhadap variance error saham dengan varian pasar pada sensitivitas saham individual terhadap variance error saham. Konsep penghitungan SIM didasarkan pada model perhitungan Elton dan Gruber dalam Sukarno (2007) yaitu dengan cara menentukan ranking (urutan) sahamsaham yang memiliki ERB tertinggi ke ERB yang lebih rendah. Pemeringkatan bertujuan untuk mengetahui kelebihan return saham terhadap return bebas resiko per unit resiko. Saham-saham yang mempunyai excess return to beta (ERB) sama dengan atau lebih besar dari cut-off-point (C*) merupakan kandidat dalam pembentukan portofolio optimal. Cut-off-point (C*) merupakan nilai maksimum dari nilai cut-off-rate (Ci) tiap-tiap saham yang sebelumnya telah diranking berdasarkan nilai excess return dari yang tertinggi sampai ke yang terendah. Nilai cut-off tersebut digunakan sebagai benchmark untuk menerima atau menolak suatu saham sebagai kandidat portofolio. Saham-saham yang menurut urutannya berada di posisi teratas sampai dengan saham yang mempunyai cut-off-rate maksimum atau cut-off-point (C*) adalah saham-saham yang masuk sebagai saham pembentuk portofolio optimal (Jogiyanto, Harmono, dan Yakob dalam Wardijanto, 2005).

21 2.2 Penelitian Sebelumnya Selain dari teori-teori, sumber atau rujukan dari penelitian ini berasal dari penelitian-penelitian sebelumnya. Berikut adalah tabel dari penelitian sebelumnya: Tabel 2.1 Penelitian sebelumnya No Judul Penulis Metode Hasil 1 Analisis Dengan Single Index Model dalam Upaya Meminimalisir Resiko Investasi di Pasar Modal Agmiviolya, Dzulkirom, dan Hidayat. 2014. SIM Penelitian ini bertujuan untuk membentuk portofolio optimal selama tiga tahun secara terpisah dengan metode SIM pada sektor food and beverage. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 16 saham perusahaan. Pada tahun 2011 terbentuk tiga saham portofolio optimal. Pada tahun 2012 terbentuk lima saham portofolio optimal. Pada tahun 2013 terbentuk lima saham portofolio optimal. 2 Analisis Pembentukan Optimal Saham Menggunakan Model Indeks Tunggal untuk Pengambilan Keputusan Investasi (Studi Kasus Saham Indeks LQ-45 di BEI Periode Agustus 2008- Juli 2013) Abdilah dan Rahayu, 2014. SIM dan uji beda T-test Penelitian ini bertujuan membentuk portofolio optimal saham di indeks LQ45. Hasil penelitian ini adalah investor yang rasional akan menginvestasikan dananya ke dalam portofolio optimal yang terdiri dari saham BBCA, SMGR, LPKR, dan INDF. Dari hasil uji beda terdapat perbedaan yang signifikan antara volume perdagangan 4 saham kandidat dengan 10 saham non kandidat portofolio.

22 3 Sharpe s Single Index Model and its Application Construction: An Empirical Study Sen, Fattawat, 2014 SIM, Markowit z s mean varian model Tujuan dalam penelitian ini adalah menentukan model mana yang lebih baik dalam membentuk portofolio optimal pada BSE Sensex Indeks (India). Hasil dalam penelitian ini, metode SIM lebih baik dalam membentuk portofolio optimal dibandingkan model Markowitz. yang optimal dengan metode SIM terdiri dari 4 saham. 4 Pembentukkan Saham Optimal Dengan Model Indeks Tunggal: 5 Pembentukan Optimal Saham-Saham Pada Periode Bullish di Bursa Efek Indonesia Pasaribu, 2013. Kewal, 2013. SIM SIM dan uji beda T-test (equal variance assumed, dan uji Mann- Whitney). Penelitian ini bertujuan untuk membentuk portofolio yang optimal tiap bulannya pada saham LQ 45 periode Januari-Desember 2007. Hasil dari penelitian ini, setiap bulannya terjadi perubahan portofolio optimal. Hasil dalam penelitian ini adalah tersusunnya sebuah portofolio saham yang terdiri dari empat saham, yaitu ASRI, INDF, BBNI, dan BKSL. Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa ada perbedaan dalam return saham dari portofolio candidate dibandingkan dengan portofolio noncandidate. Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan dalam resiko saham yang termasuk dalam portofolio candidate dibandingkan dengan portofolio noncandidate.

23 6 Optimal Construction: Evidence From Dhaka Stock Exchange in Bangladesh Sarker, 2013. SIM Penelitian ini dilakukan di Dhaka Stock Exchange, Bangladesh. Periode penelitian ini adalah dari juli 2007 sampai Juni 2012. Hasil dari penelitian ini adalah portofolio yang optimal terbentuk dari 33 saham. Sampel penelitian ini berjumlah 164 saham. Return dari portofolio optimal adalah sebesar 6.17% dan resiko portofolio optimal sebesar 8.76%. 7 Sharpe s Single Index Model and Its Application to Construct Optimal : An Empirical Study Mandal, 2013. SIM Penelitian ini dilakukan pada indeks saham di India yaitu BSE Sensex. Sampel dalam penelitain ini berjumlah 21. Hasil dalam penelitian ini, terbentuk portofolio yang optimal dengan metode SIM yang terdiri dari 10 saham. 8 Analisis Strategi Optimalisasi Saham LQ 45 (Pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011) Larasati, Irwanto, dan Permanasari, 2012. SIM dan Uji beda T-test Penelitian ini bertujuan membentuk portofolio yang optimal pada saham LQ 45. Hasil penelitian ini adalah dari 19 sampel, hanya 5 saham yang membentuk portofolio optimal antara lain saham: Astra Internasional, United Tractor Tbk, Astra Agro Lestari Tbk, Indofood Sukses Makmur Tbk, dan Bank Negara Indonesia Tbk. Hasil Statistika uji beda menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara resiko portofolio strategi aktif SIM dengan portofolio strategi pasif mengikuti Indeks LQ 45.

24 9 Analisis dan Penilaian Kinerja Optimal Saham-Saham LQ-45 Eko, 2008. SIM, Model Korelasi konstan Penelitian ini bertujuan untuk membentuk portofolio saham yang optimal pada saham saham LQ 45 periode 2002-2007 dengan SIM dan model korelasi konstan. Hasil dalam penelitian ini adalah terbentuknya portofolio saham yang optimal dengan SIM yang terdiri dari 13 saham. Sedangkan dengan model korelasi konstan, portofolio optimal terdiri dari 4 saham. Berdasarkan dua metode tersebut, proporsi saham terbesar untuk portofolio optimal adalah saham TLKM. 10 Analisis Pembentukan Optimal Saham Menggunakan Metode Single Indeks di Bursa Efek Jakarta Sukarno, 2007. SIM, Uji Normalita s, dan Uji beda T- test Hasil penelitian menunjukkan terdapat 14 saham yang menjadi kandidat portofolio dari 33 saham yang diteliti. optimal dibentuk oleh dua saham yaitu saham AALI dan PGAS. Hasil uji beda hipotesis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara return 14 saham kandidat dengan return 19 saham non kandidat. 11 Perbandingan Kinerja Saham Pada Pasar Bullish dan Bearish: Studi Empiris Pada Saham- Saham Wardjianto, 2005. SIM, Treynor Index, Uji Beda Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa kinerja portofolio yang optimal pada kondisi bullish lebih baik daripada saat kondisi bearish.

25 Jakarta Islamic Index (JII) Hasil lain dari penelitian ini adalah bahwa metode SIM menghasilkan kinerja portofolio optimal yang lebih baik ketika diterapkan pada kondisi pasar bullish namun tidak cocok untuk membuat portofolio yang digunakan untuk menghadapi pasar bearish.