BAB III OBJEK, METODE, DAN TEKNIK PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN. (Ratna, 2004:34). Metode berfungsi untuk menyederhanakan masalah, sehingga

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

SAJARAH CIJULANG: KRITIK TEKS, TINJAUAN ISI, DAN TINJAUAN FUNGSI

2014 SAJARAH CIJULANG

BAB 1 PENDAHULUAN. dulu sampai saat ini. Warisan budaya berupa naskah tersebut bermacam-macam

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN

2015 KRITIK TEKS DAN TINJAUAN KANDUNGAN ISI NASKAH WAWACAN PANDITA SAWANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teks yang ditulis dengan huruf bahasa daerah atau huruf Arab-Melayu. Naskah

2016 TEKS NASKAH SAWER PANGANTEN: KRITIK, EDISI, DAN TINJAUAN FUNGSI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Perkembangan Islam di Indonesia khususnya pulau Jawa sangat

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bangunan besar, benda-benda budaya, dan karya-karya sastra. Karya sastra tulis

NASKAH KH ANWAR RANJI WETAN MAJALENGKA. (Kajian Filologis) Proposal Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. rangkaian dari kebudayaan-kebudayaan masa lalu. Tidak ada salahnya bila ingin

BAB I PENDAHULUAN. rahmat Allah SWT karena leluhur kita telah mewariskan khazanah kebudayaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. sebuah penelitian diperlukan penggunaan metode yang tepat agar hasil penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI SERAT CARETA SAMA UN: SUNTINGAN TEKS DISERTAI ANALISIS RESEPSI. Oleh MUHAMMAD HASAN NIM

BAB I PENDAHULUAN. rakyat, sejarah, budi pekerti, piwulang, dll. (Nindya 2010:1). Manfaat dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

SERAT MUMULEN (SUNTINGAN TEKS DAN KAJIAN SEMIOTIK)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak hanya berupa arca atau prasasti, tetapi juga dapat berasal dari naskahnaskah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Butir-butir mutiara kebudayaan Indonesia pada masa lampau sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pikir manusia demi menunjang keberlangsungan hidupnya. Dalam Kamus Besar

BAB II KAJIAN TEORI. A. Pengertian Filologi. kebudayaan suatu bangsa melalui teks-teks tertulis di dalam naskah-naskah klasik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zainal Arifin Nugraha, 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perpustakaan umum. Perpustakaan umum merupakan tempat atau lokasi yang

TATA TULIS BUKU TUGAS AKHIR. Fakultas Teknik Elektro 1

Kawruh warnining udheng-udhengan (suatu tinjauan filologis) Budi Kristiono C UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. yang luas yang mencakup bidang kebahasaan, kesastraan, dan kebudayaan

INTERNSHIP & CAREER DEVELOPMENT (ICD) FE UNS 1

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara atau kerajaan tentu mempunyai sistem hirarki dalam

ANALISIS SEMIOTIK TEKSKIDUNG RUMEKSA ING WENGI

FORMAT PEMBUATAN BUKU LAPORAN PROYEK AKHIR MAHASISWA D3 TEKNIK INFORMATIKA

SKRIPSI BABAD DEMAK: SUNTINGAN TEKS DAN TINJAUAN UNSUR SASTRA SEJARAH

BAB II KAJIAN TEORI. Filologi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu philos yang

FORMAT PENULISAN PKL UNTUK MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. Tradisi tulis yang berkembang di masyarakat Jawa dapat diketahui melalui

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena sastra berisikan ide para pengarang yang. lebih memaknai arti dari sebuah karya sastra tersebut.

PEDOMAN PENULISAN TUGAS AKHIR MAHASISWA PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA POLITEKNIK NEGERI MEDAN MEDAN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Naskah kuno merupakan warisan budaya masa lampau yang penting dan patut

BAB II DESKRIPSI NASKAH

TATA TULIS KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada kertas, lontar, kulit kayu atau rotan (Djamaris, 1977:20). Naskah

FORMAT PEMBUATAN BUKU LAPORAN PROYEK AKHIR MAHASISWA D4 / D3 TEKNIK INFORMATIKA A. BAGIAN AWAL

KAJIAN STRUKTURAL DALAM SERAT PARARATON: KEN ANGROK

FORMAT PROPOSAL PENELITIAN REGULER

DAFTAR ISI. Hal I. FORMAT PENULISAN SECARA UMUM... 1 II. BAGIAN-BAGIAN TUGAS AKHIR... 5

KAJIAN SEMIOTIK SYAIR SINDHEN BEDHAYA KETAWANG PADA NASKAH SERAT SINDHEN BEDHAYA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bangsa yang sangat kaya. Salah satu kekayaan yang

SYAIR IBADAT : Suntingan Teks, Analisis Ajaran Tauhid dan Konsep Ekskatologi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rizwan, 2013

TATA CARA PENULISAN BUKU LAPORAN PROYEK AKHIR

TINJAUAN BUKU. * Peneliti Islamic Manuscripts Unit (ILMU) PPIM UIN Syarif Hidayatullah

BAB 5 PENUTUP. Sifat dua..., Atiatul Mu'min, FIB UI, 2008

KAJIAN FILOLOGI SÊRAT SÊKAR WIJÅYÅKUSUMÅ SKRIPSI

METODE EDISI: STEMMA

DAFTAR ISI. Hal I. FORMAT PENULISAN SECARA UMUM... 1 II. BAGIAN-BAGIAN TUGAS AKHIR... 6

BAB 3 METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Di dalam melakukan penelitian sebuah teori selalu disertai dengan metode.

PANDUAN PENULISAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

KERJA PRAKTEK (D3 dan S1) TUGAS AKHIR (D3) SKRIPSI (S1)

A. Pendahuluan B. Tujuan C. Kriteria, Persyaratan Penulis dan Tata Cara Pengiriman Naskah

PANDUAN PENULISAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia mempunyai dokumentasi sastra lama yang. berkualitas setara dengan hasil sastra peradaban lain. Semua sastra daerah

SYAIR NEGERI PATANI : Suntingan Teks dan Analisis Semiotik

BAB III METODE PENELITIAN. data deskriptif berupa kata-kata dan kalimat (Ratna, 2015:47). Penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tulis terdiri dari dua bentuk, yaitu karya sastra tulis yang berbentuk

Teks, Tekstologi, dan Kritik Teks

PANDUAN PENULISAN TESIS MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS TELKOM

F. Kisi-Kisi Soal Ujian Nasional SMALB. 40. BAHASA INDONESIA SMALB B (Tunarungu)

Bahasa Indonesia UMB TATA TULIS DALAM RAGAM ILMIAH. Kundari, S.Pd, M.Pd. Komunikasi. Komunikasi. Modul ke: Fakultas Ilmu. Program Studi Sistem

PATHISARI. Wosing těmbung: Sěrat Pangracutan, suntingan lan jarwanipun teks, kalěpasan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kesusastraan Melayu klasik telah ada sebelum mesin cetak digunakan di

Tata Cara Penulisan Laporan Praktikum

BAB I PENDAHULUAN. diberitakan di berbagai media massa. Pemberitaan Kisruh APBD DKI merupakan


Paten Pengertian Paten Prosedur Permohonan Dan Pendaftaran Paten

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Juita, 2014 konsep hidup rahayu dalam kidung rahayu

A. FORMAT PENULISAN TUGAS AKHIR DALAM BENTUK BUKU

RATIBU 'L-HADDAD: Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Resepsi Pembaca

PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI OLEH: TIM PENYUSUN

PROPOSAL DAN LAPORAN TUGAS AKHIR 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipegang yang menyimpan berbagai ungkapan pikiran dan perasaan sebagai hasil

PANDUAN PROGRAM PENELITIAN DOSEN. Di susun Oleh : LP3M STIKes Cirebon

pembimbing/pendamping diperkenankan mendampingi maksimal 2 (dua) disetujui untuk didanai. Hal ini didasarkan pada kewajaran alokasi waktu bagi

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian yang lebih mendalam. Pengumpulan data di lapangan dilakukan

mengungkapkan gagasan secara tepat, mudah dipahami

Transkripsi:

BAB III OBJEK, METODE, DAN TEKNIK PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah naskah Sunda berjudul Sajarah Cijulang (SC). Naskah SC merupakan naskah yang berada di kalangan masyarakat. Sebagai objek penelitian, informasi mengenai naskah SC perlu dijelaskan secara rinci. Dalam penelitian filologi, pendeskripsian informasi mengenai naskah yang disebut dengan identifikasi naskah merupakan langkah awal yang harus dilakukan secara cermat dan lengkap. Hal tersebut bertujuan untuk memperoleh gambaran umum tentang naskah. Hermansoemantri (1986, hlm. 2) mengungkapkan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan identifikasi naskah, yaitu 1) judul naskah; 2) nomor naskah; 3) tempat penyimpanan naskah; 4) asal naskah; 5) keadaan naskah; 6) ukuran naskah; 7) tebal naskah; 8) jumlah baris per halaman; 9) aksara naskah; 10) cara penulisan; 11) bahan naskah; 12) bahasa naskah; 13) bentuk teks; 14) usia naskah; 15) pengarang/penyalin; 16) asal-usul naskah; 17) fungsi sosial naskah; 18) ikhtisar teks. 3.1.1 Identifikasi dan Deskripsi Naskah SC Untuk memperoleh gambaran secara jelas tentang naskah SC sebagai objek penelitian kali ini, dilakukan identifikasi dan deskripsi naskah SC. Berikut adalah identifikasi dan deskripsi naskah SC mengacu pada hal-hal yang diungkapkan Hermansoemantri. - Judul : tidak tertulis - Nomor naskah : tidak terdapat penomoran - Kolofon : tidak terdapat kolofon - Pemilik naskah : Ibu Ita dan Bapak Lamri - Asal naskah : warisan dari orang tua - Pemilik asal : Bapak Lamri 23

24 - Bahan naskah : kertas bergaris buatan pabrik dengan alat tulis berupa tinta - Kondisi fisik : naskah utuh dan cukup baik, hanya sampul depan saja yang hampir terlepas - Ukuran naskah : 16,7 x 21 cm - Bingkai baca : 15 x 17,7 cm - Jumlah halaman : 89 halaman (satu halaman dikosongkan pada halaman 75) - Ket. halaman : tidak tertulis penomoran halaman - Jumlah baris/halaman : 13 baris per halaman, kecuali halaman terakhir hanya 6 baris - Huruf : Arab pegon - Bentuk huruf : tegak - Keadaan tulisan : terbaca, meskipun di beberapa bagian terdapat tinta yang luntur - Warna tinta : biru - Cara penulisan : dari kanan ke kiri, dengan pemakaian halaman recto dan verso - Bahasa naskah : Sunda campur Jawa - Bentuk teks : Prosa - Usia naskah : sekitar 50 tahunan - Iktisar : Naskah Sajarah Cijulang bercerita tentang silsilah leluhur Cijulang sejak zaman kenabian yang dimulai dengan cerita penciptaan alam dunia. Teks terdiri atas pasal-pasal yang merupakan pasal sejarah besar dan sejarah kecil. Pasal-pasal tersebut bercerita tentang leluhur Ciamis secara umum yang pada akhirnya bermuara pada penceritaan tentang leluhur Cijulang.

25 Judul Sajarah Cijulang tidak tersurat atau tertulis pada teks naskah. Penamaan judul berdasar pada informasi dari pemilik naskah bahwa naskah tersebut berjudul Sajarah Cijulang atau Buk Cijulang karena berkisah tentang sejarah leluhur Cijulang. Hal ini kemudian dikuatkan dengan isi teks naskah yang dominan menceritakan leluhur Cijulang serta daerah Cijulang yang menjadi latar peristiwa dalam naskah tersebut, seperti dapat dilihat dalam kutipan teks berikut. Gambar 3.1 halaman 68 baris 4 (dok. pribadi) Transliterasi: Iyeu pasal Cijulang * Sembah Agung kagungan jimat Terjemahan: Ini pasal Cijulang * Sembah Agung memiliki jimat Naskah SC merupakan naskah milik perorangan, oleh karena itu naskah ini tidak memiliki nomor naskah seperti halnya naskah koleksi perpustakaan atau museum. Selain itu, dalam naskah SC juga tidak terdapat informasi atau catatan penulis mengenai tempat, waktu, dan penyalin naskah. Naskah SC merupakan naskah milik Ibu Ita (berusia 50 tahun) serta Bapak Lamri (berusia 60 tahun) yang tinggal di kampung Cikoranji RT 02 RW 07 dusun Cikoranji, desa Cimindi, kecamatan Cigugur kabupaten Pangandaran. Naskah SC telah dimiliki oleh pasangan suami istri tersebut selama kurang lebih 20 tahun. Naskah SC merupakan warisan dari ayah Ibu Ita yakni bapak Mad Tahri yang telah meninggal dunia. Pada saat mewariskan naskah tersebut, Mad Tahri berusia sekitar 80 tahun. Saat masih hidup Mad Tahri adalah orang yang sering membacakan naskah SC dalam acara tertentu. Berdasarkan kepemilikan naskah oleh Ibu Ita dan Bapak Lamri selama kurang lebih 20 tahun, serta mempertimbangkan rentang waktu kepemilikan naskah oleh bapak Mad Tahri, diperkirakan teks naskah SC berusia sekitar 50 tahunan. Naskah SC disimpan di dalam lemari dan dibungkus menggunakan kain. Menurut pemiliknya, menyimpan naskah di dalam lemari dapat menjauhkan naskah SC dari jangkauan anak kecil. Selain itu, membungkus naskah dengan kain bertujuan untuk menghindarkan naskah dari serangan serangga. Dari hal tersebut

26 dapat diketahui bahwa pemilik naskah SC memperlakukan naskah secara khusus dalam hal perawatan naskah. Saat ini keadaan fisik naskah SC terbilang baik dan utuh, hanya sampul naskah hampir terlepas. Terlepasnya sampul merupakan kerusakan mekanik pada naskah yakni berkaitan dengan faktor penanganan dan perlakuan terhadap naskah. Selain itu terdapat pula kerusakan biologi berupa penjamuran pada bagian sampul naskah. Gambar 3.2 Sampul Naskah Terlepas (dok. pribadi) Gambar 3.3. Sampul Berjamur (dok. pribadi) Naskah SC ditulis pada kertas bergaris buatan pabrik berukuran 16,7 x 21 cm, bingkai baca sekitar 15 x 17,7 cm. Saat ini kertas bahan naskah berwarna putih kekuning-kuningan. Tebal naskah SC secara keseluruhan berjumlah 89 halaman, satu halaman dikosongkan yaitu halaman 75. Halaman yang kosong tersebut bisa merupakan kesengajaan untuk pembatas antar teks, merupakan kesengajaan dalam penyalinan berkaitan dengan teks yang tertulis dalam naskah sumber tidak terbaca, atau merupakan kesalahan yang dilakukan penyalin ketika membuka lembaran kertas. Naskah SC merupakan naskah yang terdiri atas 26 teks yang di antaranya terbagi lagi menjadi pasal-pasal. Pembagian setiap teks pada naskah SC berdasar pada tanda permulaan dan tanda akhir teks. Misalnya permulaan teks diawali dengan kata punika, bismillahirohmanirohim, dsb. Sementara itu kata tamat banyak digunakan dalam bagian akhir suatu teks. Sebagai contoh bisa dilihat pada gambar berikut.

27 Gambar 3.4. Contoh Awal Teks (dok. pribadi) Halaman 1 baris 1 dan 2, Alih aksara: Bismillahirohmanirohim Punika sajarah purwaning jagat kang gumelar kabéh tetkala awang Alihaksara: tamat wallohua lam Gambar 3.5 Contoh Akhir Teks (dok. pribadi) Halaman 29 baris 10 Keterangan mengenai teks dan pasal dalam naskah SC dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.1 Teks dan Pasal dalam Naskah SC Teks Pasal Halaman Isi 1 1 1 s.d. 10 Sejarah penciptaan alam dunia dna segala isinya serta kisah penciptaan Nabi Adam dan silsilah para Nabi hingga keturunannya di Cirebon 2 10 s.d. 23 Pasal Pulau Jawa yang berisi tentang asal mula padi serta silsilah leluhur Galuh 3 23 s.d. 25 Pasal Pajajaran 4 25 s.d. 27 Pasal Nakhoda 5 27 s.d. 29 Silsilah Siliwangi yang berasal dari Padnawati dan Padnalarang 2 29 s.d. 39 Kisah Nini Gede dan Aki Gede yang berasal dari banyumas kemudian berkelana hingga sampai ke Cijulang 3 39 s.d. 48 Teks cerita Sembah Agung

28 4 49 s.d. 50 Bacaan agar terhindar dari para siluman 5 50 Nama-nama Batara Cijulang 6 50 Pengingat pancakaki leluhur Cijulang 7 51 s.d. 57 Teks kisah pancakaki leluhur Cijulang yang berasal dari berbagai daerah 8 58 s.d. 66 Teks Sejarah Surga Adiloka 9 66 s.d. 68 Sejarah Kalipucang 10 68 s.d. 71 Pasal Cijulang 11 71 s.d. 72 jimat kancil putih 12 72 Jimat orang Cijulang 13 72 Pasal melaksanakan perintah 1 73 s.d. 74 Pasal Mataram 14 2 74 Nama Batara Pulau Jawa 3 74 Doa caracas 15 71 s.d. 81 Sejarah penciptaan langit dan bumi 16 81 Sahadat 17 82 Nama Raja di Pulau Jawa 18 82 Nama permaisuri di Pulau Jawa 19 82 Sahadat Sunda 20 82 Nama Ratu Sunda 21 83 Pertanyaan Ratu Sunda 22 83 s.d. 84 Ilmu papak 24 84 s.d. 86 Teks cerita Imam Mahdi 25 86 s.d. 88 Pencabutan nyawa 26 88 s.d. 89 Teks kesempurnaan jasad Berdasar pada tabel di atas, terlihat bahwa dari 26 teks yang terdapat dalam naskah SC hanya sekitar 12 teks yang relevan dengan judul naskah, yakni teks 1 hingga teks 12. Teks lainnya merupakan teks pendek yang berisi tentang berbagai hal yang tidak begitu berkaitan dengan 12 teks inti.

29 Selanjutnya, setiap halaman pada naskah SC terdiri atas 13 baris, kecuali pada halaman terakhir hanya enam baris. Pada naskah ini tidak terdapat penomoran halaman, namun peneliti menghitung nomor halaman secara manual. Teks naskah SC disusun dalam bentuk prosa menggunakan huruf Arab pegon yang ditulis dari kanan ke kiri dengan pola pemakaian halaman recto dan verso (bolak-balik). Bentuk huruf dalam naskah SC adalah tegak lurus dengan menggunakan khat naskhi, yaitu gaya penulisan yang banyak digunakan ketika menulis aksara Arab. Gambar 3.6 Contoh Khath Naskhi (Subarna A. D., dkk., 2006, hlm. 58) Transliterasi: Gambar 3.7 Halaman 1, baris 1-3 (dok. pribadi) (1) Bismillahirrohmanirrohim. (2) Punika sajarah purwaning jagat kang gumelar kabeh tetkala awang (3) uwung durung ana sawiji2 la ta yun arane goiyul guyub arane Terjemahan: (1) Bismillahirohmanirrohim. (2) Inilah sejarah asal muasal penciptaan jagat raya. Ketika di langit (3) belum ada sesuatu apa pun yang disebut la ta yun goiyul guyub Keadaan tulisan naskah SC relatif jelas. Tinta yang digunakan berwarna biru yang menghasilkan biru terang dan biru pucat. Keadaan tinta terbaca, meski

30 terdapat beberapa bagian tinta yang luntur diduga karena terkena air atau akibat kelembaban udara. Gambar 3.8 Kecerahan warna tinta berbeda pada halaman 5 (dok. pribadi) Gambar 3.9 Tinta luntur pada halaman 43 (dok. pribadi) Sementara itu, bahasa yang digunakan dalam naskah SC merupakan bahasa campuran Sunda dan Jawa, dapat dilihat pada gambar berikut. Transliterasi: Gambar 3.10 Bahasa Campuran Sunda dan Jawa halaman 1 baris 3 dan 4, (dok. pribadi) (3) uwung durung ana sawiji2 la ta yun arané goiyul guyub arané (Jawa) (4) mangka aya kersa méméh aya nu dikersakeun dingaranan nangtu goib (Sunda) Terjemahan: (3) belum ada sesuatu apa pun yang disebut la ta yun goiyul guyub (4) maka ada kehendak sebelum ada yang dikehendaki dinamai nangtu goib Pada naskah SC terdapat beberapa perbaikan kesalahan tulis oleh penyalin yang dilakukan dengan pencoretan. Hal tersebut bisa dilihat dari gambar berikut. Gambar 3.11 Pencoretan sebagai perbaikan kesalahan pada halaman 18 (dok. pribadi)

31 Kemudian melihat bentuk tulisannya, dalam naskah SC terdapat dua tulisan yang berbeda sehingga naskah terlihat seperti ditulis oleh dua orang yang berbeda. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 3.12 Tulisan Pertama: hlm. 30 (dok. pribadi) Gambar 3.13 Tulisan Kedua: hlm. 33 (dok. pribadi) Dalam teks ini jugaterdapat pungtuasi atau tanda baca yang khas dan nonstandar. Dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 3.14 Tanda Baca pada Naskah SC: hlm. 21 dan 26 (dok. pribadi) 3.2 Metode Menurut Ratna (2011, hlm. 34), metode berasal dari kata metha yang berarti menuju dan logos yang artinya cara. Dalam kegiatan ilmiah, metode berarticara

32 atau strategi untuk memahami realitas, langkah-langkah sistematis untuk memecahkan rangkaian permasalahan yang ada. Nazir (dalam Suryani, 2012, hlm. 73) mengungkapkan dua istilah yang berkaitan dengan metode, yakni prosedur dan teknik. Prosedur merupakan urutanurutan pekerjaan, sementara teknik merupakan alat pengukur yang digunakan dalam sebuah penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu metode penelitian dan metode kajian 3.2.1 Metode Penelitian Penelitian terhadap suatu naskah bertujuan untuk mendeskripsikan informasi mengenai naskah serta memahami isi kandungan yang terdapat dalam naskah. Berdasarkan hal tersebut, metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Menurut Ratna (2011, hlm. 53) metode deskriptif analisis dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis. Suryani (2012, hlm. 74) mengatakan metode deskriptif analisis dalam penelitian filologi dilakukan dengan mencatat, menuturkan, dan menafsirkan data melalui proses pemahaman yang bergantug pada keadaan data dan nilai bahan atau objek penelitian yang digarap. Langkah kerja yang ditempuh dalam penelitian ini di antaranya melakukan kritik teks meliputi transliterasi serta suntingan teks naskah SC, kemudian menghasilkan edisi teks. Setelah itu teks dianalisis untuk mendeskripsikan kandungan isi dan fungsi naskah SC. 3.2.2 Metode Kajian Filologi Metode penyuntingan naskah terbagi menjadi dua yakni metode penyuntingan naskah tunggal dan metode penyuntingan naskah jamak. Naskah SC merupakan naskah tunggal, maka metode penyuntingan naskah tunggal digunakan dalam penelitian ini. Penyutingan naskah tunggal dapat dilakukan dengan dua cara, yakni edisi standar dan edisi diplomatik. Karena naskah SC bukan naskah yang memerlukan

33 perlakuan khusus berkaitan dengan isinya yang merupakan cerita biasa, maka penyuntingan edisi standar lebih tepat digunakan dalam penelitian ini. Edisi standar dilakukan dnegan membetulkan beberapa ketidakajegan dalam naskah serta melakukan beberapa pengubahan, seperti penyesuaian ejaan dengan ketentuan yang berlaku, pembagian kata, serta pembagian kalimat. Penggunaan edisi standar ini bertujuan untuk memudahkan pembacaan dan pemahaman teks. Djamaris (2002, hlm. 24) menyebutkan beberapa hal yang harus dilakukan dalam edisi standar sebagai berikut: a) mentransliterasi teks; b) membetulkan kesalahan teks; c) membuat catatan perbaikan/perubahan; d) memberi komentar, tafsiran (informasi di luar teks); e) membagi teks dalam beberapa bagian; f) menyusun daftar kata sukar (glosari). 3.3 Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahan tafsir dalam memahami konsep penelitian ini, perlu dipaparkan beberapa hal sebagai berikut. 1) Sajarah Cijulang adalah naskah Sunda yang berada di masyarakat dan masih digunakan oleh masyarakat. Naskah SC memuat cerita silsilah leluhur Cijulang. 2) Kritik teks adalah upaya perbaikan (penyuntingan) penyimpangan redaksional teks naskah SC sehingga menghasilkan edisi teks yang bertujuan untuk memudahkan pembacaan dan pemahaman pembaca. 3) Tinjauan isi adalah penguraian dan pendeskripsian hal-hal yang terkandung dalam teks naskah SC. 4) Tinjauan fungsi adalah pendeskripsian fungsi naskah SC bagi masyarakat Cijulang.

34 3.4 Teknik Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan melakukan observasi lapangan untuk mendapatkan objek penelitian. Kemudian setelah objek didapatkan, dilakukan penganalisisan berdasar pada data yang telah didapatkan. 3.4.1 Prosedur Penelitian Prosedur atau langkah kerja yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) menyusun rencana penelitian sebagai tahap pra observasi; 2) melakukan observasi lapangan guna mendapatkan naskah yang berada di tangan masyarakat; 3) menentukan objek penelitian; 4) mencari berbagai referensi yang relevan dengan penelitian; 5) mengidentifikasi naskah; 6) membaca naskah SC dengan seksama serta mentransliterasi naskah dari huruf Arab Pegon menjadi huruf Latin; 7) melakukan kritik teks; 8) menghasilkan edisi teks; 9) melakukan terjemahan teks; 10) mencatat kosa kata yang tidak dapat dialihbahasakan menjadi bahasa Indonesia. 11) analisis kandungan isi teks naskah SC; 12) analisis fungsi naskah SC bagi masyarakat; 13) menyusun laporan. 3.4.2 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan studi lapangan dan studi pustaka. 3.4.2.1 Studi Lapangan

35 Studi lapangan merupakan pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian di lapangan. Studi lapangan pada penelitian ini dilakukan dengan mendatangi beberapa orang atau tokoh yang dianggap penting serta berkemungkinan mengetahui keberadaan naskah di kecamatan Cigugur. Pemerolehan data dilakukan dengan teknik wawancara yaitu berupa ajuan beberapa pertanyaan mengenai naskah. 3.4.2.2 Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan dengan mencari referensi yang relevan dengan fokus penelitian. Studi pustaka dalam penelitian ini di antaranya melakukan pencarian buku-buku, karya tulis ilmiah, artikel, jurnal, dsb. di perpustakaan dan tempat lain. 3.5 Alat dan Instrumen Penelitian Pemerolehan data dalam penelitian ini dilakukan dengan mewawancarai pemilik naskah. Oleh karena itu, proses wawancara yang dilakukan memanfaatkan beberapa alat dan instrumen penelitian. 3.5.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini di antaranya sebagai berikut: 1) sebuah telepon genggam yang digunakan untuk merekam percakapan antara peneliti dengan pemilik naskah, juga digunakan untuk mengambil gambar pemilik naskah; 2) alat tulis berupa kertas polio dan pulpen yang digunakan dalam mencatat informasi-informasi pada saat melakukan wawancara; 3) sebuah camera digital yang digunakan pada saat pengambilan gambar naskah SC sebagai langkah awal proses digitalisasi naskah 3.5.2 Instrumen Penelitian Instrumen dalam penelitian ini berupa lembar pertanyaan yang digunakan saat mendatangi beberapa tokoh masyarakat dalam proses pencarian naskah.

36 Lembar pertanyaan juga digunakan saat melakukan wawancara dengan pemilik naskah SC.