INTERAKSI GEN Phenotype adalah produk dari gen yang dalam ekspresinya memerlukan faktor lingkungan. Lingkungan selain yang eksternal seperti temperatur dan cahaya, ada juga internalnya berupa enzym. SUATU PROSES INTERAKSI DARI KERJA GENA YANG MEMBUTUHKAN KERJA SAMA ENZIM TERTENTU
Walnut / R.P. Single (Tunggal) / rrpp Rose (Ros)/ R Pea (biji)/...p.
INTERAKSI NON EPISTASIS Penyilangan antara jenis ayam yang berjengger ros (rose) dengan yang berjengger biji, keduanya homozygotik akan menghasilkan keturunan sebagai berikut P: RRpp X rrpp (ros) (biji) F 1 : RrPp X RrPp walnut walnut F 2 : 1 RRPP 1 RRpp 1 rrpp 1 rrpp Ratio genotipik: 2 RrPP 2 Rrpp 2 rrpp 2 RRPp 4 RrPp Ratio phenotipik 9 walnut : 3 ros : 3 biji : 1 tunggal R.pp = jengger ros; rrp. = jengger biji; RP R.P. = jengger walnut; rrpp = jengger tunggal
Bermacam-macam bentuk epistasis antara pasangan gena Aa dan Bb (A). EPISTASIS DOMINAN BILA A EPISTATIK TERHADAP B DAN b. RATIO PHENOTIPIK F 2 MENJADI = 12 : 3 : 1 (B) EPISTASIS RESESIF BILA aepistatikterhadap B DAN b. RATIO PHENOTIPIK F 2 MENJADI = 9 : 3 : 4 2 (C). EPISTASIS DOMINAN RESESIF BILA A EPISTATIK TERHADAP B DAN b, SEDANGKAN b EPISTATIK TERHADAP A DAN a. a RATIO PHENOTIPIK F 2 MENJADI = 13 : 3 (D). EPISTASIS RESESIF DUPLIKAT BILA a EPISTATIK TERHADAP B DAN b, SEDANGKAN b EPISTATIK TERHADAP A DAN a. RATIO PHENOTIPIK F 2 MENJADI = 9 : 7 (E). EPISTASIS DOMINAN DUPLIKAT BILA A EPISTATIK TERHADAP B DAN b, b SEDANGKAN B EPISTATIK TERHADAP A DAN a. RATIO PHENOTIPIK F 2 MENJADI = 15 : 1 (F). GEN DUPLIKAT DENGAN EFEK KUMULATIF ( ) RATIO PHENOTIPIK F 2 MENJADI = 9 : 6 : 1
(a). EPISTASIS DOMINAN Pada anjing, warna bulu dipengaruhi oleh sepasang gen B dan b, yaitub menyebabkan warna hitam, sedangkan b menyebabkan warna coklat. Disamping itu ada sepasang gen lain, yaitu I dan i yang mengatur produksi pigmen, sedemikian rupa sehingga binatang yang mengandung I tidak dapat menghasilkan pigmen dalam bulunya, sekalipun ia mempunyai gen untuk menimbulkan warna (B, b). B - ii = hitam; bbii = coklat; - - I - = putih, menghalangi produksi pigmen epistatik terhadap B dan b. Perkawinan antara anjing yang coklat homozygotik dengan yang putih homozygotik, yang nenek moyangnya hitam, menghasilkan F 1 yang semuanya putih; F 2 terdiri dari putih, hitam dan coklat, dengan perbandingan = 12:3:1. P: coklat X putih (bbii) (BBII) F1: putih X Putih (BbIi) (BbIi) F2: Ratio genotipik: 1 BBII 1 BBii 1 bbii 1 bbii 2 BbII 2 Bbii 2 bbii 2 BBIi 4 BbIi 9 putih 3 hitam 3 putih 1 coklat Ratio phenotipik putih : hitam : coklat = 12 : 3 : 1
(b). EPISTASIS RESESIF Pada tikus warna bulu yang hitam disebabkan oleh adanya gen R dan C bersama, sedangkan C dan rr menyebabkan warna krem. Bila ada gen cc, tikus itu menjadi albino. R - C -=hitam; rrc -=krem; - -cc = albino, epistatik ittikterhadap R dan r. Penyilangan antara tikus hitam homozygotik dan tikus albino, menghasilkan F 1 yang semua hitam; Perkawinan antara F 1 menghasilkan F 2 yang hitam, krem dan albino dengan per-bandingan = 9:3:4. P: hitam X albino (RRCC) (rrcc) F 1 : hitam X Hitam (RrCc) (RrCc) F 2 : Ratio genotipik: 1 RRCC I RRcc 1 rrcc 1 rrcc 2 RrCC 2 Rrcc 2 rrcc 2 RRCc 4 RrCc 9 hitam 3 albino 3 krem 1 albino Ratio phenotipik hitam : krem : albino = 9 : 3 : 4
(c). EPISTASIS DOMINAN RESESIF Pada ayam negeri (leghorn),putih disebabkan oleh gen dominan I meskipun keturunan ini mengandung gen-gen untuk warna. White Silkie mempunyai warna putih disebabkan oleh adanya gen resesif c yang menyebabkan tidak adanya chromogen untuk warna P: coklat X putih (bbii) (BBII) I- - - = menghalangi timbulnya pigmen, epistatik terhadap C dan c. --cc = menyebabkan tidak adanya chromogen, epistatik terhadap I dan i. iicc = Berwarna F 1 : putih X Putih (BbIi) (BbIi) F 2 : P: Ratio leghorn putih 1 BBII 1 BBii X 1silkie bbii putih 1 bbii genotipik: (IICC) (iicc) 2 BbII 2 Bbii 2 bbii F 1 : 2 BBIi Putih X putih 4 BbIi (IiCc)( ) (IiCc)( ) F 2 : 9 3 3 1 coklat Ratio genotipik: 1 IICC putih hitam 1 IIcc putih 1 iicc 1 iicc Ratio 2 IiCC putih : hitam 2 Iicc : coklat 2 iicc = 12 : 3 : phenotipik 2 IICc 1 4 IiCc 9 putih 3 putih 3 berwarna 1 putih Ratio phenotipik p Putih : berwarna = 13 : 3
(d). EPISTASIS RESESIF DUPLIKAT Pada manusia pendengaran normal disebabkan oleh adanya dua gen dominan D dan E bersama, sedangkan kombinasi lain dari kedua gen ini menyebabkan pendengaran tuli. D E- = pendengaran normal D - ee } pendengaran tuli; dd epistatik terhadap E dan e dde- = ee epistatik terhadap D dan d ddee Perkawinan antara dua orangtua yang normal heterozygotik akan menghasilkan keturunan dengan ratio phenotipik normal : tuli = 9 : 7. P: normal X normal (DdEe) (DdEe) Ratio genotipik: 1 DDEE 1 DDee 1 ddee 1 ddee 2 DDEe 2 Ddee 2 ddee 2 DdEE 4 DdEe 9 normal 3 tuli 3 tuli 1 tuli Ratio phenotipik normal : tuli = 9 : 7
(e). EPISTASIS DOMINAN DUPLIKAT Pada unggas keturunan yang tertentu mempunyai bulu pada kakinya, sedangkan yang biasa tidak mempunyainya. Bila kedua tipe ini disilangkan akan menghasilkan F 1 dengan kaki yang berbulu semua, sedangkan F 2 memberikan ratio phenotipik = kaki berbulu : kaki tak berbulu = 15 : 1 F- - - = berbulu, epistatik terhadap S dan s - ; - - S - = berbulu, epistatik terhadap F dan f. ffss = tidak berbulu P: : berbulu X tak berbulu (FFSS) (ffss) F1: berbulu X Berbulu (FfSs) (FfSs) F2: Ratio 1 FFSS 1 FFss 1 ffss 1 ffss genotipik: 2 FfSS 2 Ffss 2 ffss 2 FFSs 4 FfSs 9 berbulu 3 berbulu 3 berbulu 1 tak berbulu Ratio berbulu : tak berbulu = 15 : 1 phenotipik
(f). GEN DUPLIKAT DENGAN EFEK KOMULATIF Pada cucubita pepo (waluh) bentuk buahnya ada yang bulat, cakram dan lonjong. B L - = cakram B - ll } = bl bbl- bulat bbll = lonjong Penyilangan antara tanaman yang berbuah cakram homozygotik dengan yang berbuah lonjong akan menghasilkan F 1 yang semuanya berbentuk cakram. Penyilangan antara keturunan F 1 menghasilkan F 2 dengan ratio phenotipik cakram : bulat : lonjong = 9 : 6 :1 P: cakram X Lonjong (BBLL) (bbll) F 1 : cakram X cakram (BbLl) (BbLl) F2: Ratio genotipik: 1 BBLL 1 BBll 1 bbll 1 bbll 2 BbLL 2 Bbll 2 bbll 2 BBLl 4 BbLl 9 cakram 3 bulat 3 bulat 1 lonjong Ratio phenotipik cakram : bulat Lonjong = 9 : 6 : 1