BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini dibahas mengenai langkah-langkah yang dilakukan untuk menguji kerja daya sisip dari citra terhadap pesan menggunakan kecocokan nilai warna terhadap pesan berbahasa indonesia yang akan disisipkan Rancangan Penelitian Untuk mendapatkan hasil dari tujuan penelitian, maka penulis melakukan langkahlangkah pelaksanaan penelitian atau rancangan penelitian, secara garis besar, penelitian yang penulis laksanakan terdiri dari langkah-langkah berikut ini : 1. Analisis dan pengambilan sampel, dimana sampel atau objek penelitian ini berupa beberapa citra digital yang memiliki ukuran dan nilai warna berbeda yang terdiri dari jenis citra yang berbeda (monokrom, grayscale, warna). 2. Pengenalan nilai pada setiap sampel citra yang diuji, karena disetiap citra memiliki nilai byte berbeda yang disesuaikan dengan warna penyusun dari citra tersebut. 3. Pengujian dengan cara penyesuaian nilai warna pada citra digital dengan nilai kemunculan huruf didalam teks berbahasa indonesia. 4. huruf yang muncul disesuaikan dengan rata-rata penggunaan di dalam kata untuk mencari jumlah kata yang dapat ditampung di dalam citra 5. Hasil dan kesimpulan dari pengujian. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa citra dengan format JPG atau JPEG yang dapat diperoleh dari perangkat lunak penggambar citra atau pun dari perangkat keras pengambil citra dengan ukuran citra berbeda-beda.

2 Penerapan Rancangan Penelitian Setelah penulis menyampaikan skema pada sistem, maka selanjutnya adalah proses penerapan skema kerja pada penelitian Analisis Sampel Untuk sampel citra, pada penelitian penulis menggunakan tiga buah citra dengan ukuran beragam dari citra berukuran 256 x 256 sampai ukuran 16 MP yang berformat JPG atau JPEG untuk setiap jenis citra nya. Dimana citra dibedakan juga berdasarkan jenis citra, seperti citra biner, citra warna, citra grayscale. Untuk citra biner penulis menggunakan tiga sampel citra dibawah ini, Berikut sampel 1 dari citra biner : Gambar 3.1 Sampel 1 Citra Biner Setelah dilakukan pengujian dengan sistem yang dirancang, citra diatas memiliki ukuran piksel 256 x 256 dengan jumlah piksel hitam sebanyak (49,39%) dan piksel putih sebanyak (50,61%). Sampel pertama dari citra biner memiliki perbedaan yang tidak terlalu jauh antara piksel hitam dan putih, hanya 0,61 %. Berikut sampel 2 dari citra biner :

3 19 Gambar 3.2 Sampel 2 Citra Biner Sampel citra diatas memiliki ukuran 450x250 piksel dengan jumlah piksel hitam = (89,93%) dan piksel putih = (10,07%). Sampel kedua dari citra biner dominan menggunakan piksel berwarna hitam. Berikut sampel 3 dari citra biner : Gambar 3.3 Sampel 3 Citra Biner

4 20 Sampel citra diatas memiliki ukuran 480x640 piksel dengan jumlah piksel hitam = (26,3%) dan piksel putih = (73,7%). Sampel ketiga dari citra biner dominan menggunakan piksel berwarna putih. Sampel untuk citra grayscale adalah sebagai berikut : Gambar 3.4 Sampel 1 Citra Grayscale Sampel pertama dari citra grayscale memiliki nilai warna yang sama untuk setiap warna di tiap tiap piksel. Ukuran dari sampel 1 adalah 512 x 512 dengan histogram seperti berikut : Gambar 3.5 Histogram Sampel 1 Citra Abu-Abu Dari sampel diastas didapat nilai warna >=128 sebanyak 30.23% (warna cerah) dan 60.77% untuk nilai warna < 128.

5 21 Gambar 3.6 Sampel 2 Citra Grayscale Sampel kedua untuk citra grayscale adalah citra dengan jumlah piksel 360 x 500. Dengan histogram seperti berikut : Gambar 3.7 Histogram Sampel 2 Citra Abu-Abu Dari sampel diastas didapat nilai warna >=128 sebanyak 58,09% (warna cerah) dan 41,91% untuk nilai warna < 128.

6 22 Gambar 3.8 Sampel 3 Citra Grayscale Sampel ketiga untuk citra grayscale adalah citra dengan jumlah piksel 1080 x Dengan histogram seperti berikut : Gambar 3.9 Histogram Sampel 3 Citra Abu-Abu

7 23 Berikut sampel yang penulis pergunakan untuk citra warna : Gambar 3.10 Sampel 1 Citra Warna Pada sampel 1 citra warna terdapat 512 x 512 piksel dengan nilai warna yang berbeda di antara piksel. Berikut histogram dari sampel diatas : Gambar 3.11 Hsitogram Sampel 1 Citra Warna

8 24 Gambar 3.12 Sampel 2 Citra Warna Pada sampel 2 citra warna terdapat 4472 x 2825 piksel dengan nilai warna yang berbeda di antara piksel. Berikut histogram dari sampel diatas : Gambar 3.13 Histogram Sampel 2 Citra Warna

9 25 Gambar 3.14 Sampel 3 Citra Warna Pada sampel 3 citra warna terdapat 459 x 736 piksel dengan nilai warna yang berbeda di antara piksel. Berikut histogram dari sampel diatas : Gambar 3.15 Histogram Sampel 3 Citra Warna

10 26 Gambar 3.16 Sampel 4 Citra Warna Pada sampel 3 citra warna terdapat 1200x 1920 piksel dengan nilai warna yang berbeda di antara piksel. Berikut histogram dari sampel diatas : Gambar 3.17 Histogram Sampel 4 Citra Warna Penyesuaian Nilai Citra Setelah citra dipilih selanjutnya adalah pembacaan nilai dari satu persatu piksel, selanjutnya penulis memisahkan nilai sebuah piksel yang terdiri dari red, green dan blue menjadi tiga nilai yang di buat frame nya disetiap nilai warna. Fungsi dari pembagian

11 27 frame agar data lebih banyak, tidak hanya untuk satu nilai untuk satu piksel. Tapi terdapat tiga nilai yang dapat di jadikan media penyisipan pesan. Pembagian frame berdasarakan pada tiga buah warna dasar disetiap piksel nya yaitu Red, Green, dan Blue Penyesuaian Nilai Karakter Selanjutnya mengubah nilai desimal yang terdapat pada warna ke karakter berdasarkan kode ASCII, setelah mendapatkan nilai, maka selanjutnya perhitungan jumlah karakter yang dapat di input ke dalam gambar yang dibedakan dari warna yang didapatkan. Penyesuaian nilai warna terhadap karakter berdasarkan pada pencocokan warna dengan nilai karakter yang telah dikonversi kedalam decimal. Setelah itu adalah perhitungan jumlah karakter yang dapat ditampung sebuah citra untuk pesan berbahasa Indonesia. Berikut langkah menyesuaian nilai citra dengan distribusi huruf berbahasa indonesia : 1. Ambil jumlah karakter terbesar didalam citra, dalam distribusi bahasa indonsia adalah A dengan persentase mencapai 19.81%. 2. Setelah jumlah karakter A didapat selanjutnya adalah hitung berapa jumlah karakter yang dapat disisipkan dengan membagi jumlah karakter A dengan persentase huruf A. 3. Sesuaikan karakter lain dengan persentase tiap karakter masing-masing, dimana hal ini harus sesuai dengan tabel distribusi huruf, tidak boleh ada satu karakter pun yang kurang jumlahnya dari jumlah huruf minimal berdasarkan persentase di tabel distribusi. Jika salah satu karakter tidak terpenuhi, maka panjang karakter disesuaikan dengan jumlah huruf dari karakter yang tidak terpeuhi tersebut. 4. Jika huruf b hanya ada 5 huruf dan jumlah terebut kurang untuk memenuhi jumlah karakter yang didapa sebelumnya, maka panjang karakter yang dapat diinput yag disesuaikan dengan huruf b adalah 5 / 2.64 * 100 = 189 karakter. Sela njutnya penyesuaian untuk huruf lain dengan cara yag sama. 5. Setelah jumlah persentase huruf sesuai dengan jumlahnya dengan panjang karakter, selanjutnya penyesuaian dengan jumlah kata dimana menurut penelitian yang telah

12 28 dilakukan oleh Andana dimana rata-rata penggunaan huruf disetiap kata adalah 6,6 huruf. Untuk mencari jumlah karakter sementara yang dapat dijadikan angka dasar perhitungan jumlah karakter tiap huruf yang harus ada didalam citra adalah sebagai berikut : Jlh. Karakter = Karakter A / 19,81 X 100 Jika ada huruf yang jumlahnya lebih kecil dari persentase dikalikan dengan jumlah karakter sementara maka jumlah karakter harus disesuaikan dengan jumlah huruf pada huruf tersebut. Jlh. Karakter = Jlh / Persentase * 100 Dan untuk menghitung jumlah kata adalah : Jlh. Kata = Jlh Karakter / 6,6 Berikut flowchart pencarian panjang karakter dengan penyesuaian nilai warna dari citra digital dan karakter pesan berbahasa indonesia :

13 29 Mulai Baca Nilai Warna Citra Digial Hitung Nilai Warna yang sama dengan nilai desimal karakter A Hitung Karakter Sementara Sesuaikan Karakter Hururf Lain Karakter = / persentase huruf * 100 Sesuai N Y Panjang Karakter = Karakter Sementara Kata= Karakter/6,6 Tampilkan Kata Selesai Gambar 3.18 Flowchart Penyesuaian Nilai Setelah langkah-langkah disusun maka selanjutnya adalah penerapan langkahlangkah atau algoritma ke dalam sebuah sistem yang akan digunakan untuk implementasi dan percobaan dari steganografi citra, sistem terdiri dari input citra, proses pembacaan,

14 30 dan hasil dari proses pembacaan yang telah diubah ke dalam karakter untuk mendapatkan kesimpulan berupa banyak kata yang dapat disisipkan ke dalam citra tersebut Diagram Alur Proses Merupakan diagram yang menceritakan proses yang terjadi dengan simbol-simbol dan keterangan-keterangan dari masing-masing simbol yag digambarkan. Berikut digaram alur / flowchart yang penulis susun berdasarkan proses-proses yang dilibatkan dalam penerapan algoritma ke dalam sebuah sistem. Gambar 3.19 Diagram Alur Proses Pada diagram alur menghasilkan sebuah output berupa nilai yang dapat di input kedalam sebuah citra berdasarkan nilai warna yang dicocokan dengan karakter citra. Penerapaan berupa hasil diharafkan dapat menghasilkan kesimpulan berdasarkan variasi warna tiap citra untuk menyimpan pesan didalamnya.

15 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Hasil yang dibahas adalah hasil dari penyesuaian nilai warna pada sampel citra dengan jumlah huruf dan kata yang dapat ditampung didalam sampel citra tersebut Sampel Citra Biner (Monokrom) Berikut ini hasil pengujian yang telah penulis kerjakan pada sampel citra biner. Tabel 4.1 Yang Terdapat Pada Citra Biner Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 A/a B/b C/c D/d E/e F/f G/g H/h I/i J/j K/k L/l M/m N/n O/o P/p Q/q R/r S/s T/t U/u V/v 0 0 0

16 32 Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 W/w X/x Y/y Z/z Ukuran 256 x X X 640 Pada sampel pertama, dengan citra berukuran 256 x 256 didapat nilai warna hitam sebanyak (49,39%) dan piksel putih sebanyak (50,61%). Dari data diatas, hasil pengujian sampel 1 citra biner menunjukan bahwa citra tersebut sama sekali tidak dapat menampung huruf apapun. Sehingga panjang huruf dan jumlah kata yang dapat ditampung adalah 0. Pada sampel kedua, dengan citra berukuran 450 X 250 didapat nilai warna hitam sebanyak (89,93%) dan piksel putih sebanyak (10,07%). Dari data diatas, hasil pengujian sampel 1 citra biner menunjukan bahwa citra tersebut sama sekali tidak dapat menampung huruf apapun. Sehingga panjang karakter dan jumlah kata yang dapat ditampung adalah 0. Pada sampel ketiga, dengan citra berukuran 480 X 640 didapat nilai warna hitam sebanyak (26,3%) dan piksel putih sebanyak (73,7%). Dari data diatas, hasil pengujian sampel 3 citra biner menunjukan bahwa citra tersebut sama sekali tidak dapat menampung huruf apapun. Sehingga panjang huruf dan jumlah kata yang dapat ditampung adalah Sampel Citra Abu-Abu Berikut ini hasil pengujian yang telah penulis kerjakan pada sampel citra abu-abu. Tabel 4.2 Yang Terdapat Pada Sampel Citra Abu-Abu Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 A/a B/b C/c

17 33 Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 D/d E/e F/f G/g H/h I/i J/j K/k L/l M/m N/n O/o P/p Q/q R/r S/s T/t U/u V/v W/w X/x Y/y Z/z Ukuran 512 X X X 1920 Pada sampel pertama, dengan citra berukuran 512 X 512 didapat jumlah piksel dengan nilai warna <= 127 sebanyak (69,77%) dan piksel dengan nilai >127 sebanyak (30,23%). Dari data diatas, hasil pengujian sampel 1 citra abu-abu menunjukan bahwa citra tersebut sama sekali tidak dapat menampung huruf A/a yang merupakan huruf dengan penggunaan terbesar di dalam teks berbahasa indonesia. Sehingga panjang huruf dan jumlah kata yang dapat ditampung adalah 0.

18 34 Pada sampel kedua, dengan citra berukuran 360 X 500 didapat jumlah piksel dengan nilai warna <=127 adalah (41,47%) dan piksel jumlah piksel dengan nilai warna >127 adalah (58,53%). Dari data diatas, hasil pengujian sampel 2 citra abu-abu menunjukan bahwa citra memiliki jumlah huruf A sebanyak Maka dengan data tersebut jumlah persentase huruf yang harus dipenuhi oleh huruf selanjutnya adalah sebagai berikut : Tabel 4.3 Hasil Penyesuaian Sampel 2 Citra Abu-Abu % Dis % Karakter Ket A/a ,81% ,00% Terpenuhi B/b ,97% ,61% Terpenuhi C/c ,67% ,33% Terpenuhi D/d ,72% ,01% Terpenuhi E/e ,18% ,16% Terpenuhi F/f ,25% ,87% Terpenuhi G/g ,96% ,85% Terpenuhi H/h ,97% ,40% Terpenuhi I/i ,08% ,31% Terpenuhi J/j ,85% ,62% Terpenuhi K/k ,35% ,72% Terpenuhi L/l ,50% ,56% Terpenuhi M/m ,85% ,19% Terpenuhi N/n ,56% ,62% Terpenuhi O/o ,60% ,84% Terpenuhi P/p ,77% ,04% Terpenuhi Q/q ,01% ,65% Terpenuhi R/r % ,49% Terpenuhi S/s ,11% ,98% Terpenuhi T/t ,12% ,69% Terpenuhi U/u ,57% ,85% Terpenuhi V/v ,08% ,77% Terpenuhi W/w ,41% ,35% Terpenuhi X/x ,01% ,97% Terpenuhi Y/y ,60% ,15% Terpenuhi Z/z ,02% ,78% Terpenuhi

19 35 Pada huruf A dengan persentase % dari jumlah huruf 4839 didapat jumlah karakter sebanyak karakter, selanjutnya disesuaikan dengan huruf selanjutnya, pada sampel 2 citra abu-abu seluruh huruf jumlah nya lebih besar dari jumlah yang didapat dari jumlah karakter dari huruf dengan persentase terbesar, maka jumlah karakter yang dapat di tampung oleh citra tersebut adalah karakter dengan jumlah kata adalah kata. Pada sampel ketiga, dengan citra berukuran 1080 X 1920 didapat piksel dengan nilai warna <=127 adalah (79,85%) dan piksel dengan nilai warna >127 adalah (20,15%). Dari data diatas, hasil pengujian sampel 3 citra abu-abu menunjukan bahwa citra ini memiliki jumlah huruf A sebanyak Maka dengan data tersebut jumlah persentase huruf yang harus dipenuhi oleh huruf selanjutnya adalah sebagai berikut : Tabel 4.4 Hasil Penyesuaian Sampel 3 Citra Abu-Abu % Dis Karakter % Ket A/a ,81% ,00% Terpenuhi B/b ,97% ,56% Terpenuhi C/c ,67% ,72% Terpenuhi D/d ,72% ,66% Terpenuhi E/e ,18% ,47% Terpenuhi F/f ,25% ,44% Terpenuhi G/g ,96% ,61% Terpenuhi H/h ,97% ,33% Terpenuhi I/i ,08% ,25% Terpenuhi J/j ,85% ,32% Terpenuhi K/k ,35% ,91% Terpenuhi L/l ,50% ,69% Terpenuhi M/m ,85% ,05% Terpenuhi N/n ,56% ,75% Terpenuhi O/o ,60% ,84% Terpenuhi P/p ,77% ,92% Terpenuhi Q/q ,01% ,95% Terpenuhi R/r % ,35% Terpenuhi S/s ,11% ,62% Terpenuhi T/t ,12% ,32% Terpenuhi

20 36 % Dis Karakter % Ket U/u ,57% ,25% Terpenuhi V/v ,08% ,48% Terpenuhi W/w ,41% ,08% Terpenuhi X/x ,01% ,95% Terpenuhi Y/y ,60% ,19% Terpenuhi Z/z ,02% ,27% Terpenuhi Pada huruf A dengan persentase % dari jumlah huruf didapat jumlah karakter sebanyak karakter, selanjutnya disesuaikan dengan huruf selanjutnya, pada sampel 3 citra abu-abu seluruh huruf jumlah nya lebih besar dari jumlah yang didapat dari jumlah karakter dari huruf dengan persentase terbesar, maka jumlah karakter yang dapat di tampung oleh citra tersebut adalah karakter dengan jumlah kata adalah kata Sampel Citra Warna Berikut ini hasil pengujian yang telah penulis lakukan pada sampel citra warna. Tabel 4.5 Yang Terdapat Pada Sampel Citra Warna Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4 A/a B/b C/c D/d E/e F/f G/g H/h I/i J/j K/k L/l M/m N/n

21 37 Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4 O/o P/p Q/q R/r S/s T/t U/u V/v W/w X/x Y/y Z/z Ukuran 512 X X X X 1920 Pada sampel pertama, dengan citra berukuran 512 X 512. Dari tabel diatas terdapat karakter dengan nilai minimum yang tidak memenuhi karena berjumlah 0. Untuk membentuk sebuah kata dalam bahasa indonesia, jika mengikuti data persentase dari penelitian Andana (2010), maka untuk minimal 1 kata kemungkinan kemunculan huruf adalah masing-masing 1 huruf. Pada sampel kedua, dengan citra berukuran 2835 X Dari data diatas, hasil pengujian sampel 2 citra warna menunjukan bahwa citra ini memiliki jumlah huruf A sebanyak Maka dengan data tersebut jumlah persentase huruf yang harus dipenuhi oleh huruf selanjutnya adalah sebagai berikut : Tabel 4.6 Hasil Penyesuaian Sampel 2 Citra Warna % Dis Karakter % A/a ,81% ,00% Terpenuhi B/b ,97% ,96% Terpenuhi C/c ,67% ,59% Terpenuhi D/d ,72% ,01% Terpenuhi E/e ,18% ,30% Terpenuhi F/f ,25% ,05% Terpenuhi Ket

22 38 % Dis Karakter % G/g ,96% ,28% Terpenuhi H/h ,97% ,57% Terpenuhi I/i ,08% ,07% Terpenuhi J/j ,85% ,75% Terpenuhi K/k ,35% ,15% Terpenuhi L/l ,50% ,17% Terpenuhi M/m ,85% ,98% Terpenuhi N/n ,56% ,85% Terpenuhi O/o ,60% ,80% Terpenuhi P/p ,77% ,67% Terpenuhi Q/q ,01% ,23% Terpenuhi R/r % ,58% Terpenuhi S/s ,11% ,27% Terpenuhi T/t ,12% ,99% Terpenuhi U/u ,57% ,34% Terpenuhi V/v ,08% ,39% Terpenuhi W/w ,41% ,94% Terpenuhi X/x ,01% ,81% Terpenuhi Y/y ,60% ,47% Terpenuhi Z/z ,02% ,52% Terpenuhi Ket Pada huruf A dengan persentase % dari jumlah huruf didapat jumlah karakter sebanyak karakter, selanjutnya disesuaikan dengan huruf selanjutnya, pada sampel 2 citra warna seluruh huruf jumlah nya lebih besar dari jumlah yang didapat dari jumlah karakter dari huruf dengan persentase terbesar, maka jumlah karakter yang dapat di tampung oleh citra tersebut adalah karakter dengan jumlah kata adalah kata. Pada sampel ketiga, dengan citra berukuran 459 X 736. Dari data diatas, hasil pengujian sampel 3 citra warna menunjukan bahwa citra ini memiliki jumlah huruf A sebanyak Maka dengan data tersebut jumlah persentase huruf yang harus dipenuhi oleh huruf selanjutnya adalah sebagai berikut :

23 39 Tabel 4.7 Hasil Penyesuaian Sampel 3 Citra Warna % Dis Karakter % A/a ,81% ,00% Terpenuhi B/b ,97% ,78% Terpenuhi C/c ,67% ,78% Terpenuhi D/d ,72% ,37% Terpenuhi E/e ,18% ,34% Terpenuhi F/f ,25% ,15% Terpenuhi G/g ,96% ,82% Terpenuhi H/h ,97% ,24% Terpenuhi I/i ,08% ,58% Terpenuhi J/j ,85% ,43% Terpenuhi K/k ,35% ,33% Terpenuhi L/l ,50% ,44% Terpenuhi M/m ,85% ,84% Terpenuhi N/n ,56% ,14% Terpenuhi O/o ,60% ,64% Terpenuhi P/p ,77% ,20% Terpenuhi Q/q ,01% ,84% Terpenuhi R/r % ,08% Terpenuhi S/s ,11% ,37% Terpenuhi T/t ,12% ,21% Terpenuhi U/u ,57% ,50% Terpenuhi V/v ,08% ,44% Terpenuhi W/w ,41% ,44% Terpenuhi X/x ,01% ,48% Terpenuhi Y/y ,60% ,22% Terpenuhi Z/z ,02% ,23% Terpenuhi Ket Pada huruf A dengan persentase % dari jumlah huruf didapat jumlah karakter sebanyak karakter, selanjutnya disesuaikan dengan huruf selanjutnya, pada sampel 2 citra warna seluruh huruf jumlah nya lebih besar dari jumlah yang didapat dari jumlah karakter dari huruf dengan persentase terbesar, maka jumlah karakter yang dapat di tampung oleh citra tersebut adalah karakter dengan jumlah kata adalah kata.

24 40 Pada sampel keempat, dengan citra berukuran 1200 X Dari data diatas, hasil pengujian sampel 4 citra warna menunjukan bahwa citra ini memiliki jumlah huruf A sebanyak Maka dengan data tersebut jumlah persentase huruf yang harus dipenuhi oleh huruf selanjutnya adalah sebagai berikut : Tabel 4.8 Hasil Penyesuaian Sampel 4 Citra Warna % Dis Karakter % A/a ,81% ,00% Terpenuhi B/b ,97% ,88% Terpenuhi C/c ,67% ,76% Terpenuhi D/d ,72% ,68% Terpenuhi E/e ,18% ,41% Terpenuhi F/f ,25% ,98% Terpenuhi G/g ,96% ,14% Terpenuhi H/h ,97% ,07% Terpenuhi I/i ,08% ,02% Terpenuhi J/j ,85% ,26% Terpenuhi K/k ,35% ,74% Terpenuhi L/l ,50% ,87% Terpenuhi M/m ,85% ,81% Terpenuhi N/n ,56% ,17% Terpenuhi O/o ,60% ,87% Terpenuhi P/p ,77% ,89% Terpenuhi Q/q ,01% ,95% Terpenuhi R/r % ,61% Terpenuhi S/s ,11% ,58% Terpenuhi T/t ,12% ,93% Terpenuhi U/u ,57% ,56% Terpenuhi V/v ,08% ,62% Terpenuhi W/w ,41% ,23% Terpenuhi X/x ,01% ,05% Terpenuhi Y/y ,60% ,85% Terpenuhi Z/z ,02% ,19% Terpenuhi Ket Pada huruf A dengan persentase % dari jumlah huruf didapat jumlah karakter sebanyak karakter, selanjutnya disesuaikan dengan huruf selanjutnya,

25 41 pada sampel 2 citra warna seluruh huruf jumlah nya lebih besar dari jumlah yang didapat dari jumlah karakter dari huruf dengan persentase terbesar, maka jumlah karakter yang dapat di tampung oleh citra tersebut adalah karakter dengan jumlah kata adalah kata Pembahasan Dari hasil pengujian diatas, berikut rincian hasilnya : Tabel 4.9 Tabel Hasil Pengujian Citra Jenis Ukuran Karakter Kata Biner(Monokrom) 256 x Biner (Monokrom) 450 X Biner (Monokrom) 480 X Grayscale 512 X

26 42 Citra Jenis Ukuran Karakter Kata Grayscale 360 X Grayscale 1080 X Warna 512 X Warna 2835 X

27 43 Citra Jenis Ukuran Karakter Kata Warna 459 X Warna 1200 X Berikut penjelasan dan pembahasan dari hasil pengujian diatas : 1. Penampungan dan penilaian kecocokan huruf dengan citra menggunakan nilai desimal dari warna dasar (Red, Green, Blue) dari tiap piksel citra dan nilai desimal dari huruf (ascii). 2. Data distribusi huruf dan penggunaan huruf dalam kata dan teks berbahasa indonesia yang digunakan untuk penyesuaian merupakan data dari penelitian yang dilakukan oleh Andana (2010) mengenai frekuensi penggunaan huruf di dalam bahasa indonesia dan penelitian Stefan Trost (2017) dengan pengujian sampai karakter dengan jumlah kata (6.6 huruf perkata). 3. Rasio penggunaan huruf di dalam kata belum penulis temukan sampai penelitian ini selesai ditulis, karena jumlah huruf dalam kata kemungkinan berbeda dengan jumlah kata yang digunakan jika karakter yang digunakan lebih dari atau kurang dari Citra monokrom sama sekali tidak dapat menampung karakter karena citra ini hanya memiliki nilai 255 dan 0.

28 44 5. Pada sampel 1 citra warna tidak dapat menampung 1 kata dalam bahasa indonesia dikarenakan tidak ada nya nilai beberapa huruf yang sama dengan nilai warna dasar citra. Salah satu nya adalah B/b (66/98), dimana didalam citra ini tidak ada nilai 66 atau 98 di Red, Green atau Blue (warna dasar) nya, sedangkan pada citra sampel 2 abu-abu dengan resolusi yang lebih kecil yaitu 360 x 500 dapat menampung sampai kata dalam teks berbahasa indonesia dikarenakan citra memiliki piksel dengan warna dasar yang cocok dengan nilai dari huruf dalam teks berbahasa indonesia. 6. Pada penelitian dengan jumlah piksel lebih banyak dan penggunaan nilai warna yang beragam dengan jumlah yang tidak jauh berbeda antar warna menghasil jumlah kata dan karakter yang lebih banyak. Maka kesimpulannya citra dengan resolusi yang semakin besar dan penggunaan banyak warna akan menampung lebih banyak kata dalam berbahasa indonesia Kontribusi Penelitian Setelah penelitian ini dilakukan, untuk penyisipan teks berbahasa indonesia untuk sebuah citra dapat dilakukan tanpa mengubah citra hasil penyisipan dan sebelum dilakukan penyisipan dapat diketahui jumlah kata yang dapat disisipkan.

29 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dan pengujian dari bab bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. huruf yang didapat dari pencocokan nilai desimal warna dengan nilai desimal ASCII huruf harus memenuhi persentase dari tabel distribusi huruf untuk semua jenis huruf, jika ada salah satu huruf yang jumlahnya kurang, maka jumlah huruf maksimal untuk teks berbahasa indonesia disesuaikan kembali berdasarkan persentase huruf yang kurang tersebut dengan rumus, Karakter = / Persentase. 2. Untuk mencari Kata yang didapat dari jumlah karakter yang dapat di sisip ke dalam citra adalah dengan rumus Kata = Karakter / 6,6. 3. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa citra biner tidak dapat menampung teks berbahasa indonesia dengan pencocokan warna 4. Hasil yang didapat dari penelitian merupakan hasil pencocokan nilai warna sampel dengan distribusi huruf berbahasa indonesia Saran Adapun saran saran dari penelitian ini untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut: 1. Penelitian selanjutnya jika berhubungan dengan penelitian yang penulis tulis, di sarankan untuk mencari rasio perbandingan antara distribusi warna dan distribusi huruf berbahasa indonesia.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. pengembangan sistem yang menggunakan metode SDLC (System Development

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. pengembangan sistem yang menggunakan metode SDLC (System Development BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN A. Implementasi Implementasi adalah suatu proses penerapan rancangan program yang telah dibuat kedalam sebuah pemrograman sesuai dengan rencana yang telah di rancang sebelumnya

Lebih terperinci

BAB IV MATERI KERJA PRAKTEK

BAB IV MATERI KERJA PRAKTEK BAB IV MATERI KERJA PRAKTEK 4.1 Perancangan Desain layout iklan interaktif Cheesy Ria Pzza Hut Praktikan ditempatkan pada bagian desain grafis (Graphic Designer) lebih tepatnya junior designer. Selama

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGANDAN KONSEP VISUAL. 3.1 Strategi Perancangan

BAB III PERANCANGANDAN KONSEP VISUAL. 3.1 Strategi Perancangan BAB III PERANCANGANDAN KONSEP VISUAL 3.1 Strategi Perancangan Untuk menyadarkan pengguna baru motor klasik akan pentingnya perawatan dan penggunaan mesin model lama supaya mesin tetap stabil dalam keadaan

Lebih terperinci

BAB IV MATERI KERJA PRAKTEK

BAB IV MATERI KERJA PRAKTEK BAB IV MATERI KERJA PRAKTEK 4.1. Gambaran Umum Proyek yang penulis dapatkan berawal dari keperluan untuk membuat website Angel Eyes Cloth yang merupakan UKM yang bergelut di bidang clothing. Briefing yang

Lebih terperinci

BAB IV MATERI KERJA PRAKTIK

BAB IV MATERI KERJA PRAKTIK BAB IV MATERI KERJA PRAKTIK A. MEMBUAT DESAIN BANNER IKLAN WEBSITE Tugas yang diberikan pembimbing lapangan utuk membuat desain banner website Tangerang Kota dengan ketentuan ukuran yang telah ditentukan.

Lebih terperinci

BAB IV MATERI KERJA PRAKTEK

BAB IV MATERI KERJA PRAKTEK BAB IV MATERI KERJA PRAKTEK A. Foto Produk Winston 1. Brief Tugas yang diberikan oleh pembimbing lapangan adalah untuk memoto produk Winston dengan teknik fotografi dan selanjutnya foto tersebut diedit

Lebih terperinci

Key Word. KeyWord yang didapatkan dari hasil analisa yang telah dilakukan adalah : DYNAMIC and EXCLUSIVE. Diagram KeyWord

Key Word. KeyWord yang didapatkan dari hasil analisa yang telah dilakukan adalah : DYNAMIC and EXCLUSIVE. Diagram KeyWord Key Word KeyWord yang didapatkan dari hasil analisa yang telah dilakukan adalah : DYNAMIC and EXCLUSIVE Diagram KeyWord DefinisiKeyWord dynamic: merujuk pada hasil karya yang penuh semangat dan gerak/laju/sehingga

Lebih terperinci

BAB IV MATERI KERJA PRAKTIK A. Project 1: Membuat Banner Web Garuda 1. Brief/InstensiKerja Membuat Alternatif Desain Banner dengan bahan produk yang sudah di jadikan foto sehingga menjadi satu bagian dari

Lebih terperinci

Sesi Perdagangan Pasar Saat ini Setelah Perubahan Sesi Pra-Pembukaan Reguler s.d s.d Sesi I

Sesi Perdagangan Pasar Saat ini Setelah Perubahan Sesi Pra-Pembukaan Reguler s.d s.d Sesi I PERUBAHAN JAM PERDAGANGAN BURSA Peraturan No II-A Tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas Diberlakukan: 2 Januari 2013 Pokok Perubahan 1. Memajukan 30 menit awal waktu perdagangan. 2. Penerapan sesi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii INTISARI... xv ABSTRACT...

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.182, 2015 BNPB. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia. Penanggulangan Bencana. Pemberlakuan. Penetapan. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA

Lebih terperinci

BAB IV MATERI KERJA PRAKTIK

BAB IV MATERI KERJA PRAKTIK BAB IV MATERI KERJA PRAKTIK A. COLORING GAMBAR MANUAL KEDALAM BENTUK DIGITAL 1. Brief Tugas yang diberikan oleh pembimbing untuk membuat gambar manual yang kemudian dirubah kedalam bentuk digital dengan

Lebih terperinci

BAB V ULASAN KARYA PERANCANGAN. Dalam tahap pembuatan nya terbagi menjadi 3 bagian, yaitu:

BAB V ULASAN KARYA PERANCANGAN. Dalam tahap pembuatan nya terbagi menjadi 3 bagian, yaitu: BAB V ULASAN KARYA PERANCANGAN PROSES PERANCANGAN Dalam tahap pembuatan nya terbagi menjadi 3 bagian, yaitu: a. Pra Produksi 1) Pengumpulan Data Mengumpulkan data-data yang mendukung terwujudnya karya

Lebih terperinci

Kerangka Acuan SURVEI MAWAS DIRI A. PENDAHULUAN

Kerangka Acuan SURVEI MAWAS DIRI A. PENDAHULUAN Kerangka Acuan SURVEI MAWAS DIRI A. PENDAHULUAN Survei Mawas Diri adalah kegiatan pengenalan, pengumpulan dan pengkajian masyarakat kesehatan yang dilakukan oleh kader dan tokok masyarakat setempat dibawah

Lebih terperinci

BAB V VISUALISASI KARYA

BAB V VISUALISASI KARYA digilib.uns.ac.id BAB V VISUALISASI KARYA 1. Konsep Logo A. Logo Acara dan Graphic Standard Manual Logo dari event Solo Vape Expo menggunakan logotype yang berupa singkatan dari nama event yaitu SOVAPE.

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/43/KPTS/013/2006 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/43/KPTS/013/2006 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/43/KPTS/013/2006 TENTANG TIM PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA INVESTASI NON PMDN / PMA PROPINSI JAWA TIMUR TAHUN 2006 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGOLAHAN DATA 4.1 Non-Hirarki Cluster (K-Means Cluster) 4.1.1 Print Output dan Analisa Output A. Initial Cluster Center Initial Cluster Centers Cluster 1 2 Kenyamanan 2 5 Kebersihan 3 5 Luas_Parkir

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL FILM DOKUMENTER KARINDING

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL FILM DOKUMENTER KARINDING BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL FILM DOKUMENTER KARINDING 3.1. STRATEGI KOMUNIKASI Media komunikasi visual, merupakan media yang tepat dan efektif dalam menyampaikan sebuah informasi. Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Spesifikasi Buku Berikut rincian spesifikasi buku: Ukuran : 15 cm x 21 cm Jenis cover : Art carton Material : Fancy Bentuk buku : Persegi panjang (portrait) Fungsi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Citra Digital Citra digital merupakan sebuah fungsi intensitas cahaya f(x,y), dimana harga x dan y merupakan koordinat spasial dan harga fungsi f tersebut pada setiap

Lebih terperinci

Lampiran 3. Permohonan Data Awal

Lampiran 3. Permohonan Data Awal 1 2 3 Lampiran 3 Permohonan Data Awal 4 Lampiran 4 Permohonan Data BPM 5 6 Lampiran 6 Lembar Observasi 7 8 9 Lampiran 9 Kartu Skor Pudji Rochjati 10 11 Lampiran 10 Satuan Acara Penyuluhan & Leaflet 12

Lebih terperinci

Aplikasi Operasi Baris Elementer Matriks dalam Kriptografi

Aplikasi Operasi Baris Elementer Matriks dalam Kriptografi Aplikasi Operasi Baris Elementer Matriks dalam Kriptografi Ikhwanul Muslimin/13514020 Program Studi Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN BAB IV HASIL & PEMBAHASAN Projek desain yang diberikan kepada penulis yaitu mendesain seperti (desain majalah, kalender, brosur, pamflet, undangan, dll) tergantung dari job atau pekerjaan yang di dapatkan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA)

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PERTEMUAN KE I DAN II 1. Fakultas/Program Studi : MIPA / Fisika 2. Mata Kuliah/Kode

Lebih terperinci

Bagian Humas dan Protokol Pasal 87

Bagian Humas dan Protokol Pasal 87 Bagian Humas dan Protokol Pasal 87 (1) Kepala Bagian Humas dan Protokol dipimpin oleh seorang Kepala dan mempunyai tugas pokok merencanakan operasional, mengelola, mengkoordinasikan, mengendalikan, mengevaluasi

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. 2.1 Citra Digital Pengertian Citra Digital

LANDASAN TEORI. 2.1 Citra Digital Pengertian Citra Digital LANDASAN TEORI 2.1 Citra Digital 2.1.1 Pengertian Citra Digital Citra dapat didefinisikan sebagai sebuah fungsi dua dimensi, f(x,y) dimana x dan y merupakan koordinat bidang datar, dan harga fungsi f disetiap

Lebih terperinci

II Metodologi. 2. Tataran Sistem. a. Cerita. a) Cerita 1

II Metodologi. 2. Tataran Sistem. a. Cerita. a) Cerita 1 II Metodologi A. Kerangka Berfikir 1. Tataran Lingkungan Media buku cerita fabel edukasi anak ini terlihat sangat ramah, dan dapat berada di lingkungan pengguna tanpa ada efeknya, karena buku tersebut

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI DAN KONSEP PERANCANGAN BUKU KAMPANYE KESADARAN CINTA MUSEUM SEJARAH JAKARTA

BAB IV STRATEGI DAN KONSEP PERANCANGAN BUKU KAMPANYE KESADARAN CINTA MUSEUM SEJARAH JAKARTA 53 BAB IV STRATEGI DAN KONSEP PERANCANGAN BUKU KAMPANYE KESADARAN CINTA MUSEUM SEJARAH JAKARTA 4.1 Strategi Perancangan Media Kampanye 4.1.1 Strategi Komunikasi Dalam sebuah rencana dibutuhkan sebuah strategi,

Lebih terperinci

Daftar Isi. KEGIATAN BELAJAR 1 Terampil Membaca Huruf. KEGIATAN BELAJAR 2 Terampil Menulis Huruf

Daftar Isi. KEGIATAN BELAJAR 1 Terampil Membaca Huruf. KEGIATAN BELAJAR 2 Terampil Menulis Huruf Daftar Isi KEGIATAN BELAJAR 1 Terampil Membaca Huruf KEGIATAN BELAJAR 2 Terampil Menulis Huruf i Kata Sambutan Pelindung: Dr. Ir. Taufik Hanafi, M.U.P. Penanggung Jawab: Dr.Wartanto Editor: Dra. Ida M.

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 33 Tahun : 2015

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 33 Tahun : 2015 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 33 Tahun : 2015 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG PELAYANAN PERIZINAN DAN NONPERIZINAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Digital Citra adalah suatu representasi, kemiripan atau imitasi dari suatu objek atau benda, misal: foto seseorang mewakili entitas dirinya sendiri di depan kamera. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB IV PRODUKSI MEDIA

BAB IV PRODUKSI MEDIA BAB IV PRODUKSI MEDIA 4.1 Konsep Kreatif 4.1.1 Pendekatan Kreatif Penyampaian pesan dari iklan layanan masyarakat ini dilakukan dengan pendekatan: a. Informational Pesan-pesan yang disampaikan dibuat berdasarkan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/3/KPTS/013/2014 TENTANG SEKRETARIAT PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN. A. Product Brand

BAB III KONSEP PERANCANGAN. A. Product Brand digilib.uns.ac.id BAB III KONSEP PERANCANGAN A. Product Brand 1. Brand Positioning Brand positioning adalah cara perusahaan untuk menempatkan dirinya di mata target konsumennya dilihat dari keunggulan

Lebih terperinci

ATURAN-ATURAN DASAR GAMBAR TEKNIK

ATURAN-ATURAN DASAR GAMBAR TEKNIK TURN-TURN DSR GMR TEKNIK. HURUF dan NGK TEKNIK Huuf dan angka yang biasa digunakan dalam gamba teknik ada dua type, yaitu :. Type ( Tegak/miing 75 0 ) : Untuk huuf besa/kapital, tebal gais /4 h, dimana

Lebih terperinci

2 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara R

2 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara R BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1805, 2014 KEMENPAN RB. Analis Keuangan. Pusat. Daerah. Jabatan Fungsional. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Bahan Ajar Keaksaraan Dasar

Bahan Ajar Keaksaraan Dasar Bahan Ajar Keaksaraan Dasar Seri 1 Membaca dan Menulis Huruf Seri 2 Membaca, Menulis Angka dan Kalimat Sederhana Seri 3 Belajar Berhitung Permulaan Seri 4 Membaca dan Menulis Teks Sederhana Seri 5 Membaca

Lebih terperinci

31 32 Home Profil Fasilitas Layanan Sejarah Koleksi Kontak Ruang Galeri Batik Workshop center Perpustakaan Fasilitas Lainnya Agenda Artikel 33 34 35 5.3 Interface Layout website Museum Tekstil yang baru

Lebih terperinci

2016, No Menetapkan MEMUTUSKAN: : PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN TENTANG PEMBAGIAN TUGAS DI KEDEPUTIAN BADAN PENGAW

2016, No Menetapkan MEMUTUSKAN: : PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN TENTANG PEMBAGIAN TUGAS DI KEDEPUTIAN BADAN PENGAW No.734, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Kedeputian. Pembagian Tugas. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PEMBAGIAN TUGAS

Lebih terperinci

IV. RANCANG BANGUN SISTEM. Perangkat lunak bantu yang dibuat adalah perangkat lunak yang digunakan untuk

IV. RANCANG BANGUN SISTEM. Perangkat lunak bantu yang dibuat adalah perangkat lunak yang digunakan untuk IV. RANCANG BANGUN SISTEM 4.1 Analisis dan Spesifikasi Sistem Perangkat lunak bantu yang dibuat adalah perangkat lunak yang digunakan untuk menyisipkan label digital, mengekstraksi label digital, dan dapat

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG 1 PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN KEWENANGAN PENANDATANGANAN PERIZINAN DAN NON PERIZINAN KEPADA KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU

Lebih terperinci

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR GAMBAR... x. DAFTAR TABEL... xii I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah...

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR GAMBAR... x. DAFTAR TABEL... xii I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah... DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xii I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 2 1.3 Batasan Masalah... 2 1.4 Tujuan... 3 1.5 Manfaat...

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan perkembangan komputer digital dan perangkat perangkat lainnya yang serba digital, ada beberapa faktor yang membuat data digital seperti audio, citra, dan video

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN Pada bab ini berisi mengenai analisa dan perancangan program steganografi dengan menggunakan Matlab. Analisa ini bertujuan untuk mengetahui cara kerja proses steganografi

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA Jalan A. Yani (Jalur Dua) Sungailiat Bangka Telp. : (0717) Fax : (0717) 92534

BUPATI BANGKA Jalan A. Yani (Jalur Dua) Sungailiat Bangka Telp. : (0717) Fax : (0717) 92534 BUPATI BANGKA Jalan A. Yani (Jalur Dua) Sungailiat 33215 Bangka Telp. : (0717) 92536 Fax : (0717) 92534 SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG 3.1 Pengertian Desain Grafis Dalam pengertian secara umum, desain grafis adalah salah satu bentuk seni lukis (gambar) terapan yang memberikan kebebasan kepada sang desainer untuk

Lebih terperinci

WALIKOTA BANDA ACEH PERATURAN WALIKOTA BANDA ACEH NOMOR 27 TAHUN 2014

WALIKOTA BANDA ACEH PERATURAN WALIKOTA BANDA ACEH NOMOR 27 TAHUN 2014 WALIKOTA BANDA ACEH PERATURAN WALIKOTA BANDA ACEH NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PADA KANTOR PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KOTA BANDA ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN PUBLIK PADA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN TERPADU

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN PUBLIK PADA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN TERPADU BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN PUBLIK PADA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI KULON PROGO,

Lebih terperinci

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR RIWAYAT HIDUP DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Asfahana Asyiqin Binti Mohamad Sahimi Tempat/ Tanggal Lahir : Selangor/ 27 Juni 1987 Agama Alamat Riwayat Pendidikan : Islam : Jln. B. Cempaka 3, No.4, Medan Baru : 1. Sekolah

Lebih terperinci

Soal 1: Alinemen Horisontal Tikungan Tipe S-C-S

Soal 1: Alinemen Horisontal Tikungan Tipe S-C-S (Oct 4, 01) Soal 1: Alinemen Horisontal Tikungan Tipe S-C-S Suatu tikungan mempunyai data dasar sbb: Kecepatan Rencana (V R ) : 40 km/jam Kemiringan melintang maksimum (e max ) : 10 % Kemiringan melintang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1871, 2014 KEMENPAN RB. Asesor Manajemen Mutu Industri. Jabatan Fungsional. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 98 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT PADA DINAS

Lebih terperinci

BAB 5 PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 PEMBAHASAN DESAIN BAB 5 PEMBAHASAN DESAIN 5.1. Font 5.1.1. Tagline Myriad Pro Bold Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq Rr Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0! @ # $ % ^ & * ( ) _ + = - < >? / } {

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Proses masking terhadap citra bertujuan sebagai penandaan tempat pada citra yang akan disisipkan pesan sedangkan filtering bertujuan untuk melewatkan nilai pada

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Kualifikasi Jabatan Fungsional Tertentu pada Pemerintah Daerah; BERITA DAERAH

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis III.1.1. Analisis Masalah Untuk membangun sebuah sistem diperlukan berbagai informasi yang sesuai dengan rumusan permasalahan, ide pokok pemecahan masalah

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

2 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1871, 2014 KEMENPAN RB. Asesor Manajemen Mutu Industri. Jabatan Fungsional. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Lampung merupakan bahasa tradisional masyarakat Lampung. Masyarakat Lampung sering menggunakan Bahasa Lampung sebagai bahasa komunikasi sehari-hari. Biasanya,

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERANCANGAN BAB III KONSEP PERANCANGAN A. Product Brand 1. Brand Identity Cendol keju Bianconery Food atau yang lebih dikenal dengan cendol keju, merupakan merk sebuah cendol keju. Merk tersebut diambil dari nama

Lebih terperinci

Model Citra (bag. 2)

Model Citra (bag. 2) Model Citra (bag. 2) Ade Sarah H., M. Kom Resolusi Resolusi terdiri dari 2 jenis yaitu: 1. Resolusi spasial 2. Resolusi kecemerlangan Resolusi spasial adalah ukuran halus atau kasarnya pembagian kisi-kisi

Lebih terperinci

Soal 1: Alinemen Horisontal Tikungan Tipe S-S

Soal 1: Alinemen Horisontal Tikungan Tipe S-S (Oct 5, 01) Soal 1: Alinemen Horisontal Tikungan Tipe S-S Suatu tikungan mempunyai data dasar sbb: Kecepatan Rencana (V R ) : 40 km/jam Kemiringan melintang maksimum (e max ) : 10 % Kemiringan melintang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Steganografi Steganografi adalah mekanisme penanaman atau penyisipan pesan (m) kedalam sebuah cover objek (c) menggunakan kunci (k) untuk berbagi rahasia kepada orang lain,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN 4.1 Gambaran Umum Sistem Pada dasarnya, proses yang terjadi pada watermarking memiliki kesamaan dengan steganografi, dimana proses utamanya terdiri dari 2, yaitu proses penyembunyian

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP FINITE STATE AUTOMATA (FSA) PADA MESIN PEMBUAT MINUMAN KOPI OTOMATIS. Rizky Indah Melly E.P,Wamiliana dan Didik Kurniawan

PENERAPAN KONSEP FINITE STATE AUTOMATA (FSA) PADA MESIN PEMBUAT MINUMAN KOPI OTOMATIS. Rizky Indah Melly E.P,Wamiliana dan Didik Kurniawan PENERAPAN KONSEP FINITE STATE AUTOMATA (FSA) PADA MESIN PEMBUAT MINUMAN KOPI OTOMATIS Rizky Indah Melly E.P,Wamiliana dan Didik Kurniawan PENDAHULUAN Perkembangan zaman yang semakin modern mengubah pola

Lebih terperinci

Silabus. EKM 2050 Pengantar Manajemen. Program Studi: Strata 1 (S-1) Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Silabus. EKM 2050 Pengantar Manajemen. Program Studi: Strata 1 (S-1) Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Silabus EKM 2050 Pengantar Manajemen Program Studi: Strata 1 (S-1) Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Institut Keuangan Perbankan dan Informatika Asia Perbanas Jalan Perbanas, Karet Kuningan, Setiabudi,

Lebih terperinci

INSTRUKSI WALIKOTA BANDA ACEH NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG

INSTRUKSI WALIKOTA BANDA ACEH NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG INSTRUKSI WALIKOTA BANDA ACEH NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN SOSIALISASI PASAL 2 DAN PASAL 3 (1) PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 30 TAHUN 1980 TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA. Jalan A. Yani (Jalur Dua) Sungailiat Bangka Telp. : (0717) Fax : (0717) 92534

BUPATI BANGKA. Jalan A. Yani (Jalur Dua) Sungailiat Bangka Telp. : (0717) Fax : (0717) 92534 BUPATI BANGKA Jalan A. Yani (Jalur Dua) Sungailiat 33215 Bangka Telp. : (0717) 92536 Fax : (0717) 92534 SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 28 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR : PK.11 / BPSDMP TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR : PK.11 / BPSDMP TENTANG PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR : PK.11 / BPSDMP - 2016 TENTANG PENYEMPURNAAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR PK.04/BPSDMP-2014

Lebih terperinci

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN KEWENANGAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN KEWENANGAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN KEWENANGAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI, Menimbang : Bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR BALI GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG GUBERNUR BALI GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG HONORARIUM DAN SATUAN BIAYA PADA SATUAN KERJA PERANGKAT

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT KEPUTUSAN WALIKOTA PADANG NOMOR 461 TAHUN 2014 TENTANG PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI DAN PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI PEMBANTU WALIKOTA

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR BALI GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG GUBERNUR BALI GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG HONORARIUM DAN SATUAN BIAYA PADA SATUAN KERJA PERANGKAT

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2014

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2014 PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 38 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 25 TAHUN 2017 TENTANG PEMBIAYAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN

Lebih terperinci

Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagai cara.

Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagai cara. Image Enhancement Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagai cara. Cara-cara yang bisa dilakukan misalnya dengan fungsi transformasi, operasi matematis,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 27 TAHUN 2009 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKATDAN DESA KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : Pasal I...

MEMUTUSKAN : Pasal I... PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P. 64/Menhut-II/2008 TENTANG PERUBAHAN KETUJUH ATAS PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR P.13/MENHUT-II/2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN KEHUTANAN DENGAN

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL (RPP 1) : SMP Negeri 1 Terbanggi Besar. Kelas / Semester : VIII / 2 : 2 x 40 menit (1 kali pertemuan)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL (RPP 1) : SMP Negeri 1 Terbanggi Besar. Kelas / Semester : VIII / 2 : 2 x 40 menit (1 kali pertemuan) 45 RPP Konvensional Sekolah Mata Pelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL (RPP 1) : SMP Negeri 1 Terbanggi Besar : Matematika Kelas / Semester : VIII / 2 Alokasi waktu : 2 x 40 menit (1

Lebih terperinci

BUPATI ALOR PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BUPATI ALOR PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR BUPATI ALOR PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR BIAYA BARANG DAN JASA KEBUTUHAN PEMERINTAH KABUPATEN ALOR TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Surat Ijin Melakukan Penelitian

LAMPIRAN 1. Surat Ijin Melakukan Penelitian LAMPIRAN LAMPIRAN Surat Ijin Melakukan Penelitian Lampiran Surat Ijin Melakukan Uji Instrumen Penelitian Lampiran Surat Keterangan Uji Pakar Insrtumen Lampiran 4 Surat Keterangan Melakukan Uji

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Kemajuan cara berpikir manusia membuat masyarakat menyadari bahwa teknologi informasi merupakan salah satu alat bantu penting dalam peradaban

Lebih terperinci

Pertemuan 2 Representasi Citra

Pertemuan 2 Representasi Citra /29/23 FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA PENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING ) Pertemuan 2 Representasi Citra Representasi Citra citra Citra analog Citra digital Matrik dua dimensi yang terdiri

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Sebelum melakukan implementasi aplikasi administrasi perawatan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Sebelum melakukan implementasi aplikasi administrasi perawatan BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Kebutuhan Aplikasi Sebelum melakukan implementasi aplikasi administrasi perawatan pesawat, aplikasi ini membutuhkan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN LUMBIS OGONG DALAM WILAYAH KABUPATEN NUNUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NUNUKAN,

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN PENANDATANGANAN PERIZINAN DARI BUPATI KEPADA KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN KABUPATEN SUMEDANG

Lebih terperinci

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR RIWAYAT HIDUP Lampiran 1 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Ade Irma Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 23 Juli 1989 Agama : Islam Alamat : Jl. Pendidikan No. 20A Dusun III Desa Tanjung Selamat Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA TENTANG

WALIKOTA SURABAYA TENTANG WALIKOTA SURABAYA SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PUSAT KESEHATAN

Lebih terperinci

TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SEKRETARIAT DAERAH KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SEKRETARIAT DAERAH KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 96 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SEKRETARIAT DAERAH KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 32 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 32 TAHUN 2017 TENTANG SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 32 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENDELEGASIAN SEBAGIAN WEWENANG PENANDATANGANAN

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaringan komputer dan internet telah mengalami perkembangan pesat. Teknologi ini mampu menghubungkan hampir semua komputer yang ada di dunia, sehingga kita bisa saling

Lebih terperinci

KUESIONER. Strata Pendidikan yang Sedang Diikuti *) : 1. Semester I 2. Semester III 3. Semester V 4. Semester VII

KUESIONER. Strata Pendidikan yang Sedang Diikuti *) : 1. Semester I 2. Semester III 3. Semester V 4. Semester VII KUESIONER Identitas Subjek Penelitian (*) Lingkari Salah Satu *) : P / W Pendidikan yang Sedang Diikuti *) : 1. I 2. III 3. V 4. VII Berilah tanda ( ) pada SATU jawaban yang PALING BENAR menurut Anda.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengolahan Citra Pengolahan citra adalah kegiatan memanipulasi citra yang telah ada menjadi gambar lain dengan menggunakan suatu algoritma atau metode tertentu. Proses ini mempunyai

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SERAP CITRA PADA PESAN BERBAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN PENCOCOKAN WARNA GABRIEL ARDI HUTAGALUNG

ANALISIS DAYA SERAP CITRA PADA PESAN BERBAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN PENCOCOKAN WARNA GABRIEL ARDI HUTAGALUNG ANALISIS DAYA SERAP CITRA PADA PESAN BERBAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN PENCOCOKAN WARNA TESIS GABRIEL ARDI HUTAGALUNG 147038088 PROGRAM STUDI S2 TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Lebih terperinci

METODE LEAST SIGNIFICANT BIT (LSB) DAN END OF FILE (EOF) UNTUK MENYISIPKAN TEKS KE DALAM CITRA GRAYSCALE

METODE LEAST SIGNIFICANT BIT (LSB) DAN END OF FILE (EOF) UNTUK MENYISIPKAN TEKS KE DALAM CITRA GRAYSCALE Seminar Nasional Informatika 8 (semnasif 8) ISSN: 19-23 UPN Veteran Yogyakarta, 24 Mei 8 METODE LEAST SIGNIFICANT BIT (LSB) DAN END OF FILE (EOF) UNTUK MENYISIPKAN TEKS KE DALAM CITRA GRAYSCALE Krisnawati

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR : 21 TAHUN 2003 TENTANG ORGANISASI DINAS CATATAN SIPIL DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA. Jalan A. Yani (Jalur Dua) Sungailiat Bangka Telp. (0717) Faximile (0717) 92534

BUPATI BANGKA. Jalan A. Yani (Jalur Dua) Sungailiat Bangka Telp. (0717) Faximile (0717) 92534 BUPATI BANGKA Jalan A. Yani (Jalur Dua) Sungailiat 33215 Bangka Telp. (0717) 92536 Faximile (0717) 92534 SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 23 TAHUN 2008 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS

Lebih terperinci

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 47 TAHUN 2009 TENTANG FORMASI JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAMBI

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 47 TAHUN 2009 TENTANG FORMASI JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAMBI Z GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 47 TAHUN 2009 TENTANG FORMASI JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 113 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 113 TAHUN 2011 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 113 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci