BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS. 4.1 Nilai undulasi geoid dari koefisien geopotensial UTCSR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Gambaran ellipsoid, geoid dan permukaan topografi.

BAB III SATELIT GRACE DAN VARIASI TEMPORAL GEOID. 3.1 Satelit GRACE (Gravity Recovery and Climate Experiment).

PEMODELAN GEOID DARI DATA SATELIT GRACE

PENENTUAN MODEL GEOID LOKAL DELTA MAHAKAM BESERTA ANALISIS

ANALISA NILAI TEC PADA LAPISAN IONOSFER DENGAN MENGGUNAKAN DATA PENGAMATAN GPS DUA FREKUENSI PEMBIMBING EKO YULI HANDOKO, ST, MT

METODE PENELITIAN Bujur Timur ( BT) Gambar 5. Posisi lokasi pengamatan

Orthometrik dengan GPS Heighting Kawasan Bandara Silvester Sari Sai

Jurnal Geodesi Undip April 2015

BAB 3 PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Jadwal Shalat Bulan Januari, 2015 M Denpasar, Bali, Indonesia

Diterima : 19 Agustus 2014 Disetujui : 2 September 2014

STASIUN METEOROLOGI KLAS III NABIRE

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi satelit altimetri pertama kali diperkenalkan oleh National Aeronautics and Space Administration (NASA)

3. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di wilayah yang tercemar tumpahan minyak dari

BAB IV ANALISIS KUAT MEDAN PADA PENERIMAAN RADIO AM

Mengapa proyeksi di Indonesia menggunakan WGS 84?

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB V TINJAUAN MENGENAI DATA AIRBORNE LIDAR

BAB 3 DATA DAN PENGOLAHAN DATA

Penentuan Tinggi Orthometrik Gunung Semeru Berdasarkan Data Survei GPS dan Model Geoid EGM 1996

BAB III PENGOLAHAN DATA DAN HASIL

Analisis Perubahan Anomali Gayaberat Sebelum dan Sesudah Gempa Bumi Padang 2016 Mw 7,8 Menggunakan Citra Satelit GRACE

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gambar 1.1b Area Delta Mahakam

ANALISA VARIASI HARMONIK PASANG SURUT DI PERAIRAN SURABAYA AKIBAT FENOMENA EL-NINO

PENENTUAN POLA HARI TENANG UNTUK MENDAPATKAN TINGKAT GANGGUAN GEOMAGNET DI TANGERANG

Studi Analisa Pergerakan Arus Laut Permukaan Dengan Menggunakan Data Satelit Altimetri Jason-2 Periode (Studi Kasus : Perairan Indonesia)

Analisis Ketelitian Penetuan Posisi Horizontal Menggunakan Antena GPS Geodetik Ashtech ASH111661

3. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium dan lapangan. Penelitian di

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 1. prinsip proyeksi dari bidang lengkung muka bumi ke bidang datar kertas

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DITJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA

Pertemuan 7 Deteksi Koheren dan Deteksi non-koheren Sinyal Bandpass

BAB IV ANALISIS. 4.1 Analisis Terhadap Penentuan Datum, Titik Dasar dan Garis Pangkal

BAB III METODE PENELITIAN. ada beberapa cara yang telah dilakukan, antara lain : akan digunakan untuk melakukan pengolahan citra.

MODIFIKASI ALGORITMA AVHRR UNTUK ESTIMASI SUHU PERMUKAAN LAUT (SPL) CITRA SATELIT TERRA MODIS

PENENTUAN MODEL GEOPOTENSIAL GLOBAL YANG OPTIMAL UNTUK PERHITUNGAN GEOID SUMATERA

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

PENGGUNAAN EGM2008, EGM1996 DAN GPS-LEVELING UNTUK TINGGI UNDULASI GEOID DI SULAWESI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dalam implementasi Passive

3. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga Desember 2010 yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Data-data historis beban harian yang akan diambil sebagai evaluasi yaitu

BAB III METODA. Gambar 3.1 Intensitas total yang diterima sensor radar (dimodifikasi dari GlobeSAR, 2002)

Datum dan Ellipsoida Referensi

Tahun Pasifik Barat Hindia Selatan Teluk Benggala Total

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

NASKAH SOAL POST-TEST. Mata Pelajaran: Fisika Hari/Tanggal : Kelas : XI/IPA Waktu :

ANALISIS KELAYAKAN RENCANA PEMBUKAAN SHOWROOM MOBIL OLEH PT XYZ BERDASARKAN RAMALAN PERMINTAAN DI BANDA ACEH

Departemen Teknik Geomatika, FTSLK-ITS Sukolilo, Surabaya 60111, Indonesia Abstrak

PERANCANGAN PENGUKUR MAGNITUDO DAN ARAH GEMPA MENGGUNAKAN SENSOR ACCELEROMETER ADXL330 MELALUI TELEMETRI

ANALISIS ANOMALI CURAH HUJAN MENGGUNAKAN METODE DETERMINAN KOVARIANS MINIMUM DI PULAU JAWA DAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

I. PENDAHULUAN. 143,5 mm/tahun dengan kelembaban 74% - 85%. Kecepatan angin pada musim

Gambar 3.1 Peta lintasan akuisisi data seismik Perairan Alor

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Penggunaan Egm 2008 Pada Pengukuran Gps Levelling Di Lokasi Deli Serdang- Tebing Tinggi Provinsi Sumatera Utara

Lampiran 1. Peta Penutupan Lahan tahun 1990

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDY SIMULASI AUTOPILOT KAPAL DENGAN LAB VIEW

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 15 TAHUN 2013 /2001 TENTANG SISTEM REFERENSI GEOSPASIAL INDONESIA 2013

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN PEMODELAN DEFORMASI CO-SEISMIC

Anomali Curah Hujan 2010 di Benua Maritim Indonesia Berdasarkan Satelit TRMM Terkait ITCZ

Gambar C.16 Profil melintang temperatur pada musim peralihan kedua pada tahun normal (September, Oktober, dan November 1996) di 7 O LU

Jumlah Permohonan Bantuan Hukum untuk Bulan Januari tahun 2013 pada Pengadilan Negeri Unaaha : JANUARI 2013

Uji Kompetensi Semester 1

Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan Laut di Laut Banda Berdasarkan Data Citra Satelit. Forecasting Fishing Areas in Banda Sea Based on Satellite Data

Pemodelan Tinggi dan Waktu Tempuh Gelombang Tsunami Berdasarkan Data Historis Gempa Bumi Bengkulu 4 Juni 2000 di Pesisir Pantai Bengkulu

BAB III TEORI DASAR (3.1-1) dimana F : Gaya antara dua partikel bermassa m 1 dan m 2. r : jarak antara dua partikel

PREDIKSI HARGA SAHAM PT. BRI, Tbk. MENGGUNAKAN METODE ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average)

ANALISIS SEISMISITAS DAN PERIODE ULANG GEMPA BUMI WILAYAH SULAWESI TENGGARA BERDASARKAN B-VALUE METODE LEAST SQUARE OLEH :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar Gambar Beberapa Gunungapi di Pulau Jawa

Pasang Surut Surabaya Selama Terjadi El-Nino

BAB III METODE PENELITIAN

RANCANG BANGUN SIMULATOR ORBIT SATELIT NON-GEOSTASIONER LANDSAT 7 TUGAS AKHIR

3. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga Agustus 2011 dengan

POLINOMIAL KARAKTERISTIK MATRIKS DALAM ALJABAR MAKS-PLUS. 1. Pendahuluan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

JADWAL WAKTU SHOLAT BANDUNG, CIMAHI DAN SEKITARNYA TAHUN 2015

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II DASAR TEORI 2.1 Populasi Penduduk 2.2 Basis Data

BAB III METODOLOGI. Pada bab ini membahas metodologi yang secara garis besar digambarkan pada bagan di bawah ini:

Pengamatan Pasang Surut Air Laut Sesaat Menggunakan GPS Metode Kinematik

Wilfried Suhr Gambar 1. Waktu-waktu kontak dalam peristiwa transit Venus.

BAB 2 LANDASAN TEORI

UNIVERSITAS INDONESIA APLIKASI DATA GAYABERAT UNTUK PEMETAAN GEOID DENGAN METODE REMOVE-RESTORE DI WILAYAH SELAT SUNDA DAN SEKITARNYA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. bentuk spasial yang diwujudkan dalam simbol-simbol berupa titik, garis, area, dan

BAB III KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. a. Cagar Alam Pegunungan Wondiboy (CAPW) Kawasan Cagar Alam Pegunungan Wondiboy (CAPW) merupakan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.1 Perbandingan parameter hasil pengolahan data dengan dan tanpa menggunakan moving average

RINGKASAN MATERI GRAVITASI. Newton mengusulkan hukum gaya yang kita sebut dengan Hukum Gravitasi. Gambar 2 Hukum Gravitasi Newton

Transkripsi:

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS 4.1 Nilai undulasi geoid dari koefisien geopotensial UTCSR Undulasi geoid dalam tugas akhir ini dihitung menggunakan program aplikasi berbahasa FORTRAN, yang dikembangkan oleh Richard H. Rapp Department of geodetic science and surveying the Ohio State University, COLUMBUS, 1982. Prinsip dari program Richard H.Rapp yaitu menggunakan model koefisien geopotensial untuk mendapatkan nilai undulasi geoid disuatu titik lintang (φ) dan bujur (λ). Diagram proses perhitungan nilai undulasi geoid jika digambarkan adalah : Diagram 2. Proses perhitungan undulasi geoid. data pengamatan di dalam tugas akhir ini menggunakan data tahun 2005 dengan durasi data selama 1 tahun. Koefisien harmonik bola atau keofisien geoptensial yang digunakan diperoleh dari UTCSR (University of Texas Center for Space Research), dimana UTCSR merupakan salah satu anggota tim proyek pengembangan satelit GRACE yang diketuai oleh Dr. Byron D.Tapley, Ph.D (Professor, Aerospace Engineering at University of Texas Center for Space Research). 18

Data keofisien geopotensial ini dapat diunduh di internet dengan alamat: http://www.csr.utexas.edu/grace/asdp.html contoh gambar dibawah ini adalah salah satu koefisien geopotensial harmonik bola dari instansi UTCSR (University of Texas Center for Space Research). Gambar 4.1 Contoh koefisien geopotensial dari UTCSR. ( sumber: http://www.csr.utexas.edu/grace/asdp.html ) Pada Gambar 4.1 diatas dapat dijelaskan bahwa : Baris ke-1: Menjelaskan nama koefisien geopotensial mulai dari nomor dan tahun. Baris ke-2: Menjelaskan instansi yang mengeluarkan, nama koefisien, selang tahun. Baris ke-3: --------- Baris ke-4: GM = konstanta gravitasi dan a= panjang sumbu mayor. Baris ke-5: Jumlah derajat maksimum dari koefisien geopotensial yang dihasilkan. Baris ke-6: Keterangan tambahan. Baris ke-7 dan seterusnya: Koefisien harmonik bola pada derajat maksimum n max = 120. Kolom ke-1: Nama koefisien dari instansi yang mengolahnya Kolom ke-2: Derajat (n) Kolom ke-3: Orde (m) Kolom ke-4: Koefisien C nm Kolom ke-5: Koefisien S nm Kolom ke-6: Koefisien σ Cnm 19

Kolom ke-7: Koefisien σ Snm Kolom ke-8 dan seterusnya : Tahun data koefisien geopotensial. Program Richard H.Rapp menyertakan data masukan koefisien geopotensial dengan format sebagai berikut: Tabel 4.1 Contoh data koefisien geopotensial dari UTCSR n m Cnm Snm 2 0-4.84E-04 0.00E+00 2 1-2.31E-10 1.34E-09 2 2 2.44E-06-1.40E-06 3 0 9.57E-07 0.00E+00 Data koordinat geodetik wilayah kepulauan Indonesia dengan resolusi grid 5 x 5 dengan format seperti yang terlihat pada Tabel 4.2 dibawah ini : Tabel 4.2 Contoh data koordinat geodetik (Lintang dan Bujur). Lintang (φ) Bujur (λ) -15.0000000 90.0000000-15.0000000 90.0833330-15.0000000 90.1666670 data keluaran yang dihasilkan berupa data hasil perhitungan dengan format lintang, bujur dan nilai undulasi geoid seperti yang terlihat pada Tabel 4.3 dibawah ini : Tabel 4.3 Contoh data nilai undulasi geoid hasil perhitungan. Lintang (φ) Bujur (λ) Undulasi geoid N -15 90-59.67-15 90.083333-59.642-15 90.166667-59.6-15 90.25-59.543 20

Penggambaran undulasi geoid menggunakan software MATLAB sehingga hasil penggambaran dapat dilihat pada Gambar 4.2. Sebagai contoh, undulasi geoid tahun 2005 bulan ke-1 yaitu Januari untuk derajat maksimum n max =120 pada wilayah Indonesia dan sekitarnya: Undulasi geoid (m) Gambar 4.2 Undulasi geoid di Indonesia n max =120 bulan Januari tahun 2005. Pada Gambar 4.2 terlihat bahwa pada wilayah timur Indonesia memiliki sebaran nilai undulasi geoid yang paling besar jika dibandingkan pada wilayah barat Indonesia, dengan nilai maksimum = +82.738 m berada di wilayah Papua dan nilai minimum = - 65.691 m berada di wilayah Samudera Hindia, sedangkan nilai rata-rata undulasi geoid di wilayah kepulauan Indonesia = 26.885 m. 21

Berikut ini diberikan pula contoh perubahan undulasi geoid di wilayah Indonesia, dimana perubahannya dari bulan ke 1 yaitu bulan Januari dengan bulan ke-2 yaitu bulan Februari tahun 2005 pada derajat maksimum n max =120 adalah: Gambar 4.3 Selisih bulan ke-1 dan bulan ke-2 undulasi geoid di Indonesia n max =120. Dari Gambar 4.3 diatas terlihat bahwa pada wilayah timur Indonesia masih memiliki sebaran selisih nilai undulasi geoid yang paling kecil jika dibandingkan pada wilayah barat Indonesia, dengan nilai maksimum = +0.9150 berada di wilayah Papua dan nilai minimum = -0.9380 berada di wilayah pulau Malaysia, nilai rata-rata selisih undulasi geoid di wilayah kepulauan Indonesia = -0.0092 m. Pada tugas akhir ini, nilai derajat maksimum n max yang digunakan untuk melihat variasi temporal sebaran undulasi geoid setiap bulan di wilayah Indonesia pada derajat maksimum n max = 10, 20, 60, 90, 120 selama 12 bulan. 22

4.2. Analisis Analisis yang dapat dilakukan dalam tugas akhir ini adalah analisis variasi bulanan geoid dan analisis gempa Aceh Desember 2004. 4.2.1 Analisis variasi bulanan geoid di wilayah Indonesia tahun 2005. Pada bagian ini ditampilkan gambar sebaran selisih undulasi geoid untuk derajat maksimum n max = 10, 20, 60, 90, dan 120, untuk melihat variasi temporal undulasi geoid di wilayah Indonesia dan sekitarnya. n max = 10 Januari 2005 Februari 2005 Februari 2005 Maret 2005 Maret 2005 April 2005 April 2005 Mei 2005 Mei 2005 Juni 2005 Juni 2005 Juli 2005 Juli 2005 Agustus 2005 Agustus 2005 September 2005 September 2005 Oktober 2005 Oktober 2005 November 2005 November 2005 Desember 2005 Gambar 4.4 Selisih undulasi geoid di Indonesia n max =10. 23

n max = 20 Januari 2005 Februari 2005 Februari 2005 Maret 2005 Maret 2005 April 2005 April 2005 Mei 2005 Mei 2005 Juni 2005 Juni 2005 Juli 2005 Juli2005 Agustus 2005 Agustus 2005 September 2005 September 2005 Oktober 2005 Oktober 2005 November 2005 November 2005 Desember 2005 Gambar 4.5 Selisih undulasi geoid di Indonesia n max =20. 24

n max = 60 Januari 2005 Februari 2005 Februari 2005 Maret 2005 Maret 2005 April 2005 April 2005 Mei 2005 Mei 2005 Juni 2005 Juni 2005 Juli 2005 Juli 2005 Agustus 2005 Agustus 2005 September 2005 September 2005 Oktober 2005 Oktober 2005 November 2005 November 2005 Desember 2005 Selisih undulasi geoid Gambar 4.6 Selisih undulasi geoid di Indonesia n max =60. 25

n max = 90 Januari 2005 Februari 2005 Februari 2005 Maret 2005 Maret 2005 April 2005 April 2005 Mei 2005 Mei 2005 Juni 2005 Juni 2005 Juli 2005 Juli 2005 Agustus 2005 Agustus 2005 September 2005 September 2005 Oktober 2005 Oktober 2005 November 2005 November 2005 Desember 2005 Gambar 4.7 Selisih undulasi geoid di Indonesia n max =90. 26

n max = 120 Januari 2005- Februari 2005 Februari 2005- Maret 2005 Maret 2005- April 2005 April 2005 Mei 2005 Mei 2005 Juni 2005 Juni 2005 Juli 2005 Juli 2005 Agustus 2005 Agustus 2005 September 2005 September 2005 Okteber 2005 Oktober 2005 November 2005 November 2005 Desember 2005 Selisih undulasi geoid Gambar 4.8 Selisih ndulasi geoid di Indonesia n max = 120. 27

Dari Gambar 4.4, Gambar 4.5, Gambar 4.6, Gambar 4.7 dan Gambar 4.8 terlihat bahwa perubahan undulasi geoid semakin besar dengan meningkatnya derajat n max. Hal ini disebabkan karena kesalahan koefisien geopotensial yang nilainya semakin besar dengan semakin tingginya derajat harmonik bola. Selain itu, perubahannya masih terlihat berpola dalam arah Utara-Selatan yang berkaitan dengan arah orbit satelit GRACE itu sendiri. 4.2.2 Analisis gempa Aceh Desember 2004. Analisis gempa Aceh Desember 2004 dijadikan sebagai acuan bagi hasil pengolahan data yang telah dilakukan sebelumnnya. Hal ini dimungkinkan mengingat magnitude gempa Aceh yang luar biasa besar sehingga seharusnya terjadi perubahan geoid di wilayah tersebut. Seperti telah disampaikan sebelumnya bahwa hasil pengolahan data masih terkontaminasi kesalahan-kesalahan sehingga sinyal dari perubahan geoid yang sesungguhnya tidak dapat terlihat atau terdeteksi. Dalam tugas akhir ini data satelit GRACE yang digunakan adalah data tahun 2004 pada bulan November dengan masing-masing derajat n max = 10, 20, 60, 90 dan 120. Untuk melihatnya dapat kita selisihkan nilai undulasi geoid bulan November 2004 dan bulan Januari 2005 untuk harga n max = 10, 20, 60, 90, 120. Gambar akan dibagi menjadi 2 bagaian diantaranya adalah gambar sebelum dilakukan filtering hilbert Gambar 4.6 dan gambar sesudah dilakukan filtering hilbert Gambar 4.7, untuk harga derajat n max = 10, 20, 60, 90 dan 120, yang diperlihatkan dihalaman berikutnya. 28

Gambar 4.9 Perubahan undulasi geoid sebelum filter Hilbert. 29

Gambar 4.10 Perubahan undulasi geoid sesudah filter Hilbert. 30

Dari Gambar 4.9 yaitu perubahan geoid sebelum filtering, sinyal gempa Aceh Desember 2004 tidak terlihat pada semua harga derajat n max. Pola perbedaan geoid tidak mencerminkan karakteristik spesifik gempa di wilayah Aceh. Demikian pula dari Gambar 4.10 pola undulasi geoid sesudah filter Hilbert, belum mampu mengekstrak sinyal gempa di Aceh Desember 2004. 31