BAB II DASAR TEORI 2.1 Populasi Penduduk 2.2 Basis Data
|
|
- Liana Gunardi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II DASAR TEORI 2.1 Populasi Penduduk Populasi adalah sekelompok orang, benda, atau hal yang menjadi sumber pengambilan sampel; sekumpulan yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008) Sedangkan penduduk, dalam ilmu sosiologi didefinisikan sebagai manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu. Sehingga dapat didefinisikan bahwa populasi penduduk adalah sekumpulan manusia/orang yang menempati suatu wilayah dan ruang tertentu. Setiap tahunnya populasi jumlah penduduk disuatu wilayah selalu berubah cenderung meningkat. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan populasi di suatu wilayah yaitu kelahiran (natalitas), kematian (mortalitas), imigrasi, dan emigrasi. Dan tingkat pertumbuhan populasi penduduk ini semakin besar terjadi di kota-kota besar. Peningkatan jumlah penduduk ini akan berdampak pada ketersedian lahan untuk berbagai aktivitas manusia. Dan dengan meningkatnya jumlah penduduk, maka aktivitas manusia juga akan bertambah. Karena semakin banyak penduduk maka alih fungsi lahan menjadi lahan permukiman, industri, perdagangan, dan lain sebagainya juga akan meningkat. Hal ini juga akan mempengaruhi berbagai aspek lainnya yang terkait dengan meningkatnya aktivitas manusia karna pertumbuhan jumlah penduduk, seperti ketersedian pangan, ketersedian lahan permukiman, penanggulangan peningkatan volume sampah, kondisi kualitas udara, dan lain sebagainya. 2.2 Basis Data Basis data terdiri dari dua kata, yaitu basis dan data. Basis dapat diartikan sebagai markas atau gudang, tempat bersarang/berkumpul. Sedangkan data merupakan representasi dari dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia, barang, peristiwa, konsep, dan sebagainya (Fathansyah, 1999). Basis 8
2 data merupakan kumpulan data yang terorganisir berdasarkan suatu struktur hubungan (Hakim dan Deliar, 2010). Basis data memiliki berbagai definisi yang berbeda dari beberapa sudut pandang. Prinsip dari basis data adalah pengarsipan/pengumpulan kelompok data yang saling berhubungan yang diorganisasikan sedemikian rupa sehingga data tersebut dapat dimanfaatkan kembali untuk keperluan tertentu secara cepat dan mudah. Basis data memiliki berbagai keuntungan, antara lain: 1. Kecepatan dan kemudahan (speed) Dengan penggunaan basis data penyimpanan data, perubahan/pembaruan (manipulasi) data, dan proses pemanggilan kembali data yang dibutuhkan dapat dilakukan secara cepat dan mudah. 2. Efisiensi ruang penyimpanan (space) Dengan penggunaan basis data, data yang redundant (berlebihan) dapat direduksi. Proses reduksi data dapat dilakukan dengan penerapan sistem pengkodean atau dengan membuat relasi atara kelompok data yang saling berhubungan. Dengan mereduksi data yang berulang ini, maka besar ukuran data yang disimpan dapat diperkecil. 3. Keakuratan (accuracy) Dengan penggunaan basis data, tingkat konsistensi dari data lebih baik. Dalam basis data, standarisasi seperti nama data, panjang data, nilai data, dan/atau prosedur aksesnya dapat diatur oleh pembuat basis data. Agar data sesuai dengan aturan atau batasan tertentu dengan memanfaatkan pengkodean (identifier) atau relasi yang telah dibuat, data dapat diidentifikasikan dan dipilih sesuai kebutuhan. 4. Ketersediaan dan kelengkapan (availability and completeness) Dengan penggunaan basis data, ketersediaan dan kelengkapan data dapat diperoleh/diakses oleh pengguna untuk kebutuhan tertentu. Pembaruan data dan penghapusan data yang sudah tidak dibutuhkan dapat dilakukan, sehingga data dapat tersedia sehingga berpengaruh pada kualitas dan kelengkapan data untuk kebutuhan tertentu. 5. Keamanan (security) 9
3 Dengan penggunaan basis data, data yang sifatnya rahasia atau hanya dapat diakses oleh beberapa pengguna dapat dilindungi dengan penggunaan account. Sehingga tidak semua pengguna dapat mengakses data atau operasi yang ada didalam basis data yang ada. 6. Kebersamaan pemakaian (sharability) Dengan menggunakan basis data, aplikasi basis data dapat digunakan secara bersama-sama pada lokasi yang berbeda dengan sistem yang berbeda. Karena dalam penggunaannya, seringkali basis data tidak terbatas pada satu pengguna, satu lokasi, atau satu sistem saja. 2.3 Sistem Grid Skala Ragam Sitem grid adalah struktur dua dimensi yang membagi suatu wilayah menjadi rangkaian sel-sel yang bersebelahan, dimana setiap sel-nya memiliki suatu pengenal (indentifier) yang unik yang berbeda pada tiap selnya yang dapat digunakan untuk pengindeksan secara spasial (Sahr, et al., 2003). Sistem ini dapat digunakan untuk menyimpan data spasial dan sangat baik dalam merepresentasikan fenomena geografis yang bersifat kontinyu dan berubah secara gradual, seperti; ketinggian, jenis tanah, kelembapan tanah, vegetasi, suhu tanah, penggunaan lahan, kualitas udara, dan sebagainya. Skala ragam (multiscale) merupakan metode yang digunakan untuk menggambarkan suatu fenomena dengan pola yang tidak berubah atau berubah secara monoton dalam skala yang memanfaatkan informasi yang mengacu pada suatu rentang skala atau spectrum skala secara simultan. Pendekatan skala ragam adalah mempelajari sistem pada level yang berbeda hasil agregasi spasial untuk memperoleh analisis yang lebih lengkap dari sistem dan proses yang berlangsung di dalamnya (Riqqi, 2008). Sistem grid skala ragam Indonesia adalah rangkaian grid dengan partisi persegi yang mempartisi wilayah Indonesia, rangkaian grid pada sistem ini memiliki resolusi yang bertambah secara monoton (Riqqi, et al., 2011). Sistem grid Indonesia memiliki struktur data raster sehingga dapat digunakan untuk 10
4 menyimpan data spasial dan baik dalam merepresentasikan fenomena geografis yang bersifat kontinyu dan berubah secara gradual Datum Geodetik Datum geodetik yang digunakan dalam sistem grid skala ragam adalah Datum Geodesi Nasional 1995 (DGN95) (Fitria, 2009). DGN95 adalah datum geodesi lokal untuk wilayah Indonesia. Pada tahun 1996, DGN 95 ditetapkan sebagai datum nasional dan digunakan untuk seluruh kegiatan survey dan pemetaan di wilayah Republik Indonesia. Ketetapan ini dituangkan dalam surat keputusan ketua Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional dengan nomor HK.02.04/II/KA/96 (Prahasta, 2009). DGN95 memiliki parameter-parameter elipsoid a = 6,378, m dan 1/f = Sementara realisasi kerangka dasarnya di lapangan diwakili oleh Jaring Kontrol Geodesi Nasional (JKGN) orde nol beserta kerangka perapatannya yang dibangun oleh BAKOSURTANAL. Meskipun cakupan datum DGN95 ini adalah nasional (datum lokal), namun nilai nilai parameter elipsoidnya diadopsi dari elipsoid World Geodetic System (WGS) Sistem Koordinat Sistem koordinat adalah sekumpulan aturan yang menentukan bagaimana koordinat-koordinat yang bersangkutan merepresentasikan unsur-unsur titik-titiknya. Aturan ini biasanya mencakup pendefinisian titik asal (origin) beserta beberapa sumbu-sumbu koordinat yang digunakan untuk menghasilkan koordinat (Prahasta, 2009). Sistem koordinat yang digunakan dalam sistem grid ini adalah sistem koordinat geodetik. Sistem koordinat geodetik adalah sistem koordinat geosentrik dengan elipsoid sebagai bidang referensinya. Posisi suatu titik pada elipsoid dinyatakan dengan koordinat geodetik, yaitu koordinat yang memiliki dimensi ruang, karena menunjukan dimensi titik dalam ruang. Pada sistem koordinat geodetik terdapat 3 parameter, lintang (L), 11
5 bujur (B), dan tinggi (h). Gambaran untuk sistem koordinat geodetik dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut. Gambar 2.1 Sistem Koordinat Geodetik Sistem grid yang berdasarkan sistem koordinat geodetik memiliki banyak keuntungan. Sistem koordinat geodetik telah digunakan secara luas sejak lama sebelum era komputer. Oleh karena itu, sistem koordinat geodetik dijadikan sebagai dasar dalam beragam dataset, algoritma pemograman, dan perangkat lunak (Sahr, et al., 2003). Sistem grid yang berdasarkan sistem koordinat geodetik juga memiliki keterbatasan, sistem grid yang berdasarkan gratikul lintang-bujur tidak memiliki luas sel yang sama dengan sistem grid persegi. Semakin menjauh ke utara dan selatan ekuator, sel akan terdistorsi semakin besar pada luas, bentuk, dan jarak antar titik Resolusi Grid Sistem grid skala ragam memiliki resolusi yang bertambah secara monoton. Semakin tinggi resolusi grid maka jumlah sel akan semakin bertambah, oleh karena itu setiap grid pada sistem ini akan memiliki jumlah sel yang berbeda pada setiap resolusinya. Dengan metode skala ragam, suatu data dapat ditampilkan dalam resolusi yang beragam sehingga informasi yang terkandung dalam suatu data dapat diketahui lebih lengkap. Resolusi/ukuran grid yang terdapat pada sistem grid skala ragam Indonesia dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut. 12
6 Tabel 2.1 Resolusi/ukuran Grid Sistem Grid Skala Ragam Indonesia (Sofiyanti, 2010) Ukuran Lintang Ukuran Bujur Cakupan grid (KM) x 166, ,661 x 55, ,831 x 27, ,916 x 13, ,639 x 4, ,900 x 0, ,155 x 0,155 Keterangan : 1 111,322 km Dari tabel 2.1 dapat dilihat bahwa terdapat variasi ukuran grid dan variasi cakupan luas grid sesuai dengan ukuran gridnya. Visualisasi dari sistematika pembagian ukuran grid dari grid terbesar (1 x 1 30 ) hingga terkecil (5 x 5 ) dapat dilihat pada gambar 2.2 dan gambar 2.3 dibawah ini. Gambar 2.2 Sistematika Ukuran Grid (dari 1 30' x 1 hingga 2'30'' x 2'30'') (Sofiyanti, 2010) 13
7 Gambar 2.3 Sistematika Ukuran Grid (dari 2 30 x 2 30 hingga 5 x 5 ) (Sofiyanti, 2010) Titik Asal (Origin) Sistem Koordinat Grid Skala Ragam Indonesia Berdasarkan datum geodetik DGN 95 dan sistem koordinat geodetik, sistem grid Indonesia terletak pada koordinat geodetik (90 BT, 15 LS), dengan titik batas ujung timur dan ujung utara grid adalah 144 BT dan 10 LU. Titik (90 BT, 15 LS) kemudian ditetapkan sebagai titik asal (origin) sistem koordinat grid pada sistem grid Indonesia (BAKOSURTANAL, 2005) Sistem Penomoran Grid Sistem penomoran grid adalah suatu sistem yang digunakan untuk memudahkan pencarian suatu wilayah pada sistem grid skala ragam Indonesia. Dengan menggunakan sistem penomoran grid, setiap grid dalam sistem grid skala ragam Indonesia dapat diidentifikasi dengan mudah. Nomor grid antara satu grid dengan grid lainnya berbeda satu sama lain (unik). Oleh karena itu, nomor grid dapat difungsikan sebagai pengenal/indentifier (ID) grid, sehingga memungkinkan suatu data disimpan dalam cakupan wilayah yang lebih kecil dari data aslinya, sehingga media penyimpanan data dapat digunakan dengan lebih efisien. Sistematika penomoran grid pada sistem grid Indonesia dimulai dari 90 BT dan 15 LS (titik asal sistem koordinat grid) dan seterusnya hingga ke arah utara dan ke arah timur. Sistem penomoran grid dimulai dari grid 14
8 ukuran 1 x 1 30 hingga yang terkecil adalah ukuran 5 x 5. Penomoran grid ukuran kecil diturunkan dari nomor grid ukuran besar. Setiap sel yang terletak pada grid yang sama akan memiliki nomor pengenal grid yang sama. Nomor grid antara satu grid dengan grid lainnya pasti berbeda (unik), sehingga nomor grid ini dapat dijadikan identitas/identifier (ID) dari masing-masing grid. Penomoran grid bertujuan untuk memudahkan pencarian suatu lokasi berdasarkan sistem grid di Indonesia. Sistem penomoran grid dimulai dari grid dengan ukuran 1 x 1 30 sampai dengan ukuran 5 x 5. Penomoran grid yang memiliki ukuran kecil diturunkan dari nomor grid ukuran besar sebelumnya. Dengan sistem penomoran grid ini, setiap grid memiliki nomor pengenal grid yang berbeda-beda. Untuk lebih jelasnya, skema penomoran grid digambarkan pada gambar 3.3 dan gambar 3.4 berikut. Gambar 2.4 Skema Penomoran Grid ukuran 1 x 1 30 hingga 2 30 x (Fitria, 2009) 15
9 Gambar 2.5 Skema Penomoran Grid ukuran 30 x 30 dan 5 x 5 Untuk penomoran grid, dilakukan berurutan mulai dari: grid dengan ukuran grid 1 x 1 30 dengan penomoran tiap 1 30 bujur dari 90 BT 144 BT dengan angka 1 36, penomoran 1 lintang dari 15 LS - 10 LU dengan angka 1 25; ukuran grid 30 x 30 penomoran dari angka 1 6 mulai dari pojok kiri bawah; ukuran grid 15 x 15 penomoran dari angka 1 4 mulai dari pojok kiri bawah; ukuran grid 7 30 x 7 30 penomoran dari angka 1 4 mulai dari pojok kiri bawah; ukuran grid 2 30 x 2 30 penomoran dari angka 1 9 mulai dari pojok kiri bawah; ukuran grid 30 x 30 penomoran dari angka 1 25 mulai dari pojok kiri bawah; ukuran grid 5 x 5 penomoran dari angka 1 36 mulai dari pojok kiri bawah. Gambar 2.6 Contoh Penomoran Grid (Sofiyanti, 2010) 16
10 Keterangan: K : Nomor kolom grid ukuran (1 x 1 30 ). Semakin ke kanan nilai K akan semakin besar. B : Nomor baris grid ukuran (1 x 1 30 ). Semakin keatas nilai B akan semakin besar. C : Nomor urut grid ukuran (30 x 30 ) pada grid ukuran (1 x 1 30 ). D : Nomor urut grid ukuran (15 x 15 ) pada grid ukuran (30 x 30 ). E : Nomor urut grid ukuran (7 30 x 7 30 ) pada grid ukuran (15 x 15 ). F : Nomor urut grid ukuran (2 30 x 2 30 ) pada grid ukuran (7 30 x 7 30 ). G : Nomor urut grid ukuran (30 x 30 ) pada grid ukuran (2 30 x 2 30 ). Nilai G ini merupakan panambahan atau modifikasi dari sistem penomoran grid skala ragam untuk data lingkungan Indonesia yang dikembangkan oleh Fitria, Sehingga akan menambah 1 digit pada penomoran. H : Nomor grid ukuran 5 x 5 pada grid ukuran 30 x Model Distribusi Densitas Populasi Penduduk Densitas (kepadatan) populasi penduduk suatu wilayah akan berbeda bergantung pada setiap tipe penggunaan lahannya. Metode pendekatan yang digunakan untuk memperoleh densitas populasi penduduk adalah penyajian informasi densitas populasi penduduk yang diwakili oleh perbedaan tipe penggunaan lahan (landuse), khususnya tipe lahan perumahan. Model matematis yang dapat dijadikan sebagai pendekatannya adalah sebagai berikut (Min, et al., 2002): P = n i=1 (Ai Di)... (1) dimana, P : jumlah penduduk total Ai: luas area setiap tipe penggunaan lahan Di: kepadatan penduduk setiap tipe penggunaan lahan 17
11 Tipe penggunaan lahan yang dimaksudkan pada model matematis di atas adalah tipe lahan hunian. Tipe lahan hunian dapat berupa gedung tinggi, gedung bertingkat, gedung sederhana, dan gedung kompositif (Min, et al., 2002). Tipe lahan hunian tersebut diidentifikasikan dengan jumlah lantai yang dimiliki. Gedung tinggi adalah gedung dengan jumlah lantai yang dimiliki sebanyak 7 lantai atau lebih. Gedung bertingkat adalah gedung dengan jumlah lantai yang dimiliki sebanyak 3 6 lantai. Gedung sederhana adalah gedung dengan jumlah lantai yang dimiliki sebanyak dibawah 3 lantai. Sedangkan gedung kompositif adalah gedung yang digunakan untuk bisnis (perkantoran) dan rumah tempat tinggal pada umumnya. Di Indonesia, belum ada sistem pengklasifikasian lahan hunian yang baku (Wikantika, 2005). Sedangkan, dalam penggunaan pendekatan model matematis yang dbuat oleh Min, et al., 2002 tersebut, tipe lahan hunian merupakan salah satu parameter penentuan densitas populasi penduduk. 18
BAB III PEMBANGUNAN MODEL DISTRIBUSI POPULASI PENDUDUK PADA SISTEM GRID SKALA RAGAM
BAB III PEMBANGUNAN MODEL DISTRIBUSI POPULASI PENDUDUK PADA SISTEM GRID SKALA RAGAM Untuk mendapatkan informasi populasi kependudukan secara spasial, perlu dilakukan pembangunan sistem yang dapat menyimpan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .
BB PENDHULUN 1.1 Latar Belakang eiring dengan berkembangnya suatu wilayah, berdampak pada meningkatnya jumlah populasi penduduk di wilayah tersebut. Jumlah populasi penduduk pada suatu wilayah berpengaruh
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Persiapan
BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Persiapan Dalam tahapan persiapan, terdapat proses pengumpulan data. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tutupan dan penggunaan lahan (landuse/landcover),
Lebih terperinciPEMBANGUNAN MODEL DISTRIBUSI POPULASI PENDUDUK PADA SISTEM GRID SKALA RAGAM
PEMBANGUNAN MODEL DISTRIBUSI POPULASI PENDUDUK PADA SISTEM GRID SKALA RAGAM (STUDI KASUS: WILAYAH BANDUNG) TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Oleh: Reneica Ayu Pratiwi
Lebih terperinciPengertian Sistem Informasi Geografis
Pengertian Sistem Informasi Geografis Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System/GIS) yang selanjutnya akan disebut SIG merupakan sistem informasi berbasis komputer yang digunakan untuk
Lebih terperinciINFORMASI GEOGRAFIS DAN INFORMASI KERUANGAN
INFORMASI GEOGRAFIS DAN INFORMASI KERUANGAN Informasi geografis merupakan informasi kenampakan permukaan bumi. Sehingga informasi tersebut mengandung unsur posisi geografis, hubungan keruangan, atribut
Lebih terperinciPEMANFAATAN DATA SPACIAL UNTUK REFRENSI KERUANGAN
PEMANFAATAN DATA SPACIAL UNTUK REFRENSI KERUANGAN 1. Informasi Geografis Wayan Sedana Fenomena geografi merupakan identifikasi dari obyek studi bidang SIG, dan fenomena tersebut direpresentasikan secara
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI SUMBER DAYA LAHAN
16/09/2012 DATA Data adalah komponen yang amat penting dalam GIS SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA LAHAN Kelas Agrotreknologi (2 0 sks) Dwi Priyo Ariyanto Data geografik dan tabulasi data yang berhubungan akan
Lebih terperinciMateri : Bab IV. PROYEKSI PETA Pengajar : Ira Mutiara A, ST
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) TEKNIS PENGUKURAN DAN PEMETAAN KOTA Surabaya, 9 24 Agustus 2004 Materi : Bab IV. PROYEKSI PETA Pengajar : Ira Mutiara A, ST FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT
Lebih terperinciPengantar Sistem Informasi Geografis O L E H : N UNUNG P U J I N U G R O HO
Pengantar Sistem Informasi Geografis O L E H : N UNUNG P U J I N U G R O HO Outline presentasi Pengertian Sistem Informasi Geografis (SIG) Komponen SIG Pengertian data spasial Format data spasial Sumber
Lebih terperinciSistem Infornasi Geografis, atau dalam bahasa Inggeris lebih dikenal dengan Geographic Information System, adalah suatu sistem berbasis komputer yang
Sistem Infornasi Geografis, atau dalam bahasa Inggeris lebih dikenal dengan Geographic Information System, adalah suatu sistem berbasis komputer yang digunakan untuk mengolah dan menyimpan data atau informasi
Lebih terperinciTATA KELOLA BASIS DATA GEOSPASIAL KELAUTAN BERBASISKAN SISTEM GRID SKALA RAGAM (WILAYAH STUDI : SELAT SUNDA)
TATA KELOLA BASIS DATA GEOSPASIAL KELAUTAN BERBASISKAN SISTEM GRID SKALA RAGAM (WILAYAH STUDI : SELAT SUNDA) A. Y. Basuki 1,2, A. Riqqi 3, A. Deliar 3, N. Oktaviani 2 1 Magister Teknik Geodesi dan Geomatika,
Lebih terperinciMengapa proyeksi di Indonesia menggunakan WGS 84?
Nama : Muhamad Aidil Fitriyadi NPM : 150210070005 Mengapa proyeksi di Indonesia menggunakan WGS 84? Jenis proyeksi yang sering di gunakan di Indonesia adalah WGS-84 (World Geodetic System) dan UTM (Universal
Lebih terperinciBEBERAPA PEMIKIRAN TENTANG SISTEM DAN KERANGKA REFERENSI KOORDINAT UNTUK DKI JAKARTA. Hasanuddin Z. Abidin
BEBERAPA PEMIKIRAN TENTANG SISTEM DAN KERANGKA REFERENSI KOORDINAT UNTUK DKI JAKARTA Hasanuddin Z. Abidin Jurusan Teknik Geodesi, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung 40132 e-mail : hzabidin@gd.itb.ac.id
Lebih terperinciK NSEP E P D A D SA S R
Mata Kuliah : Sistem Informasi Geografis (SIG) Perikanan. Kode MK : M10A.125 SKS :2 (1-1) KONSEP DASAR DATA GEOSPASIAL OLEH SYAWALUDIN A. HRP, SPi, MSc SISTEM KOORDINAT DATA SPASIAL SUB POKOK BAHASAN 1
Lebih terperinciBy. Y. Morsa Said RAMBE
By. Y. Morsa Said RAMBE Sistem Koordinat Sistem koordinat adalah sekumpulan aturan yang menentukan bagaimana koordinatkoordinat yang bersangkutan merepresentasikan titik-titik. Jenis sistem koordinat:
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG KETELITIAN PETA RENCANA TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG KETELITIAN PETA RENCANA TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciPENENTUAN LOKASI DENGAN NATURAL AREA CODING SYSTEM (NAC)
PENENTUAN LOKASI DENGAN NATURAL AREA CODING SYSTEM (NAC) NIA HAERANI Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Penentuan suatu lokasi dengan menggunakan
Lebih terperinci2 rencana tata ruang itu digunakan sebagai media penggambaran Peta Tematik. Peta Tematik menjadi bahan analisis dan proses síntesis penuangan rencana
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI PEMERINTAHAN. Wilayah. Nasional. Rencana. Tata Ruang. Peta. Ketelitian. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 8) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI GEOGRAFI. Data spasial direpresentasikan di dalam basis data sebagai vektor atau raster.
GEOGRAFI KELAS XII IPS - KURIKULUM GABUNGAN 14 Sesi NGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI A. MODEL DATA SPASIAL Data spasial direpresentasikan di dalam basis data sebagai vektor atau raster. a. Model Data Vektor
Lebih terperinciUJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL 2013/2014
UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL 2013/2014 Matakuliah Waktu : Sistem Informasi Geografis / 3 SKS : 100 menit 1. Jelaskan pengertian Sistem Informasi Geografis (SIG). Jelaskan pula perbedaan antara SIG dan
Lebih terperinciA. Peta 1. Pengertian Peta 2. Syarat Peta
A. Peta Dalam kehidupan sehari-hari kamu tentu membutuhkan peta, misalnya saja mencari daerah yang terkena bencana alam setelah kamu mendengar beritanya di televisi, sewaktu mudik untuk memudahkan rute
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG KETELITIAN PETA RENCANA TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG KETELITIAN PETA RENCANA TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciBAB I DATABASE. Data adalah representasi dari fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek yang
BAB I DATABASE 1.1 Pengertian database Data adalah representasi dari fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek yang sedang ditinjau (manusia, barang, peristiwa, hewan, konsep, keadaan, dsb), dan direkam
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 15 TAHUN 2013 /2001 TENTANG SISTEM REFERENSI GEOSPASIAL INDONESIA 2013
PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 15 TAHUN 2013 /2001 TENTANG SISTEM REFERENSI GEOSPASIAL INDONESIA 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL, Menimbang :
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini serta tahapan-tahapan yang dilakukan dalam mengklasifikasi tata guna lahan dari hasil
Lebih terperinciDUKUNGAN DATABASE DALAM PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI
C H A P T E R 6 DUKUNGAN DATABASE DALAM PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI Arif Basofi PENS 2015 Objectives Tujuan: 1. Memahami pentingnya database dalam pembangunan sistem informasi 2. Mengenal sistem pengorganisasian
Lebih terperinciBab II TEORI DASAR. Suatu batas daerah dikatakan jelas dan tegas jika memenuhi kriteria sebagai berikut:
Bab II TEORI DASAR 2.1 Batas Daerah A. Konsep Batas Daerah batas daerah adalah garis pemisah wilayah penyelenggaraan kewenangan suatu daerah dengan daerah lain. Batas daerah administrasi adalah wilayah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Persiapan Tahap persiapan merupakan tahapan penting dalam penelitian ini. Proses persiapan data ini berpengaruh pada hasil akhir penelitian. Persiapan yang dilakukan meliputi
Lebih terperinciPENGENALAN GPS & PENGGUNAANNYA
PENGENALAN GPS & PENGGUNAANNYA PENGENALAN GPS & PENGGUNAANNYA 1. SISTIM GPS 2. PENGANTAR TANTANG PETA 3. PENGGUNAAN GPS SISTIM GPS GPS Apakah itu? Dikembangkan oleh DEPHAN A.S. yang boleh dimanfaatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I. PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Menurut Badan Pusat Statistik (2014), Indonesia memiliki 17.504 pulau dan luas daratan mencapai 1.910.931,32 km 2. Karena kondisi geografisnya yang
Lebih terperinciTATA CARA PEMBERIAN KODE NOMOR URUT WILAYAH KERJA PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DAN GAS BUMI
LAMPIRAN Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE-28/PJ/2011 tentang : Tata Cara Pemberian Kode Nomor Urut Wilayah Kerja Pertambangan Minyak Bumi dan Gas Bumi I. PENDAHULUAN TATA CARA PEMBERIAN
Lebih terperinciBab ini memperkenalkan mengenai proyeksi silinder secara umum dan macam proyeksi silinder yang dipakai di Indonesia.
BAB 7 PENDAHULUAN Diskripsi singkat : Proyeksi Silinder bila bidang proyeksinya adalah silinder, artinya semua titik di atas permukaan bumi diproyeksikan pada bidang silinder yang kemudian didatarkan.
Lebih terperinciBAB I Pengertian Sistem Informasi Geografis
BAB I KONSEP SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS 1.1. Pengertian Sistem Informasi Geografis Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System/GIS) yang selanjutnya akan disebut SIG merupakan sistem informasi
Lebih terperinciDatum Geodetik & Sistem Koordinat Maju terus
Datum Geodetik & Sistem Koordinat Maju terus 31/03/2015 8:34 Susunan Lapisan Bumi Inside eartth Datum geodetik atau referensi permukaan atau georeferensi adalah parameter sebagai acuan untuk mendefinisikan
Lebih terperinciSistem Informasi Geografis. Widiastuti Universitas Gunadarma 2015
Sistem Informasi Geografis Widiastuti Universitas Gunadarma 2015 5 Cara Memperoleh Data / Informasi Geografis 1. Survei lapangan Pengukuran fisik (land marks), pengambilan sampel (polusi air), pengumpulan
Lebih terperinciPENGENALAN GPS & PENGGUNAANNYA Oleh : Winardi & Abdullah S.
Coral Reef Rehabilitation and Management Program (COREMAP) (Program Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang) Jl. Raden Saleh, 43 jakarta 10330 Phone : 62.021.3143080 Fax. 62.021.327958 E-mail : Coremap@indosat.net.id
Lebih terperinciModul 13. Proyeksi Peta MODUL KULIAH ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL POLIBAN. Modul Pengertian Proyeksi Peta
MODUL KULIAH Modul 13-1 Modul 13 Proyeksi Peta 13.1 Pengertian Proyeksi Peta Persoalan ditemui dalam upaya menggambarkan garis yang nampak lurus pada muka lengkungan bumi ke bidang datar peta. Bila cakupan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Panas Bumi. Survei. Penugasan. Pedoman.
No.11, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Panas Bumi. Survei. Penugasan. Pedoman. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. bentuk spasial yang diwujudkan dalam simbol-simbol berupa titik, garis, area, dan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Gambar situasi adalah gambaran wilayah atau lokasi suatu kegiatan dalam bentuk spasial yang diwujudkan dalam simbol-simbol berupa titik, garis, area, dan atribut (Basuki,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tujuan dan manfaat penelitian. Berikut ini uraian dari masing-masing sub bab. I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini terdiri dari dua sub bab yaitu latar belakang serta tujuan dan manfaat penelitian. Berikut ini uraian dari masing-masing sub bab tersebut. I.1. Latar Belakang Dinamika
Lebih terperinciURGENSI PENETAPAN DAN PENEGASAN BATAS LAUT DALAM MENGHADAPI OTONOMI DAERAH DAN GLOBALISASI. Oleh: Nanin Trianawati Sugito*)
URGENSI PENETAPAN DAN PENEGASAN BATAS LAUT DALAM MENGHADAPI OTONOMI DAERAH DAN GLOBALISASI Oleh: Nanin Trianawati Sugito*) Abstrak Daerah (propinsi, kabupaten, dan kota) mempunyai wewenang yang relatif
Lebih terperinciKLASIFIKASI PENGUKURAN DAN UNSUR PETA
PERPETAAN - 2 KLASIFIKASI PENGUKURAN DAN UNSUR PETA Pemetaan dimana seluruh data yg digunakan diperoleh dengan melakukan pengukuran-pengukuran dilapangan disebut : Pemetaan secara terestris Pemetaan Extra
Lebih terperinciPENGENALAN GPS & PENGGUNAANNYA
PENGENALAN GPS & PENGGUNAANNYA PENGENALAN GPS & PENGGUNAANNYA SISTIM GPS SISTEM KOORDINAT PENGGUNAAN GPS SISTIM GPS GPS Apakah itu? Singkatan : Global Positioning System Dikembangkan oleh DEPHAN A.S. yang
Lebih terperinciPengenalan Peta & Data Spasial Bagi Perencana Wilayah dan Kota. Adipandang Yudono 13
Pengenalan Peta & Data Spasial Bagi Perencana Wilayah dan Kota Adipandang Yudono 13 Definisi Peta Peta adalah suatu gambaran dari unsur-unsur alam dan atau buatan manusia, yang berada di atas maupun di
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pengumpulan dan Pengolahan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data batimetri, garis pantai dan data angin. Pada Tabel 3.1 dicantumkan mengenai data yang
Lebih terperinciMENGGAMBAR BATAS DESA PADA PETA
MENGGAMBAR BATAS DESA PADA PETA Edisi : I Tahun 2003 KERJASAMA ANTARA DEPARTEMEN DALAM NEGERI DENGAN BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAAN NASIONAL Cibogo, April 2003 MENGGAMBAR BATAS DESA PADA PETA Oleh:
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. d. Perikanan, daya tarik yang ditawarkan berbagai proses budidaya perikanan.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Agrowisata Agrowisata merupakan bagian dari obyek wisata yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai obyek wisata. Tujuannya adalah untuk memperluas pengetahuan, pengalaman
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI II.1 Sistem referensi koordinat
BAB II DASAR TEORI Pada bab II ini akan dibahas dasar teori mengenai sistem referensi koordinat, sistem koordinat dan proyeksi peta, yang terkait dengan masalah penentuan posisi geodetik. Selain itu akan
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) 2. Sejarah GIS
BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) Sistem Informasi Geografis atau disingkat SIG dalam bahasa Inggris Geographic Information System (disingkat GIS) merupakan sistem informasi
Lebih terperinciMODEL DATA SPASIAL DALAM SIG
BAB VII MODEL DATA SPASIAL DALAM SIG 7.1 PENDAHULUAN Model dunia nyata dapat memudahkan manusia dalam studi area aplikasi yang dipilih dengan cara mereduksi sejumlah kompleksitas yang ada. Jika model dunia
Lebih terperinciBasis Data Adalah.. Kumpulan file/table/arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam media penyimpanan elektronis
SISTEM BASIS DATA Basis Data Adalah.. Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa supaya dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah Kumpulan data yang
Lebih terperinciBAHAN AJAR ON THE JOB TRAINING
BAHAN AJAR ON THE JOB TRAINING APLIKASI GIS UNTUK PEMBUATAN PETA INDIKATIF BATAS KAWASAN DAN WILAYAH ADMINISTRASI DIREKTORAT PENGUKURAN DASAR DEPUTI BIDANG SURVEI, PENGUKURAN DAN PEMETAAN BADAN PERTANAHAN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Persiapan Tahap persiapan merupakan tahapan penting dalam penelitian tugas akhir ini. Proses ini sangat berpengaruh terhadap hasil akhir penellitan. Pada tahap ini dilakukan
Lebih terperinciPENENTUAN POSISI DENGAN GPS UNTUK SURVEI TERUMBU KARANG. Winardi Puslit Oseanografi - LIPI
PENENTUAN POSISI DENGAN GPS UNTUK SURVEI TERUMBU KARANG Winardi Puslit Oseanografi - LIPI Sekilas GPS dan Kegunaannya GPS adalah singkatan dari Global Positioning System yang merupakan sistem untuk menentukan
Lebih terperinciDatabase. Pertemuan ke-1
Database Pertemuan ke-1 Definisi Basis Data (1) BASIS DATA?? Definisi Basis Data (1) DATA?? Informasi?? BECA NINA 769819 Nina dengan NPM 769819 Tertabrak BECA Informasi BECA 769819 NINA Data Definisi Basis
Lebih terperinciSPESIFIKASI PENYAJIAN PETA RDTR
SPESIFIKASI PENYAJIAN PETA RDTR i Daftar isi Daftar isi... 1 Prakata... 3 1 Ruang lingkup... 4 2 Istilah dan definisi... 4 2.1 Istilah Teknis Perpetaan... 4 2.2 Istilah Tata Ruang... 5 3 Penyajian Muka
Lebih terperinciBasis Data 1 Sistem Basis Data
Basis Data 1 Sistem Basis Data Arif Basofi, S.Kom Information Technology, PENS - ITS References: 1. Raghu Ramakrisnan, Gherke, Database Management System, 3rd Edition, McGraw-Hill, 2001. 2. Ramez Elmasri,
Lebih terperinci3. METODOLOGI PENELITIAN
3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Lokasi penelitian berada di wilayah Kepulauan Weh Provinsi Nangroe Aceh Darussalam yang terletak pada koordinat 95 13' 02" BT - 95 22' 36" BT dan
Lebih terperinciDefinisi Basis Data (1)
Chapter 1 Definisi Basis Data (1) BASIS + DATA Representasi dari fakta dunia yang mewakili suatu obyek yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi atau kombinasinya. Markas / tempat
Lebih terperinciPROYEKSI PETA DAN SKALA PETA
PROYEKSI PETA DAN SKALA PETA Proyeksi Peta dan Skala Peta 1. Pengertian Proyeksi peta ialah cara pemindahan lintang/ bujur yang terdapat pada lengkung permukaan bumi ke bidang datar. Ada beberapa ketentuan
Lebih terperinciModul Praktikum Basis Data 4 Relasi Table
Modul Praktikum Basis Data 4 Relasi Table Pokok Bahasan Membuat hubungan beberapa table. Edit Relational Menghapus relational Melakukan pengolahan data dari table yang terintegrasi dalam ERD. Studi Kasus
Lebih terperinciMEMBACA DAN MENGGUNAKAN PETA RUPABUMI INDONESIA (RBI)
MEMBACA DAN MENGGUNAKAN PETA RUPABUMI INDONESIA (RBI) Disarikan dari Buku Panduan Praktis Membaca dan Menggunakan Peta Rupa Bumi Indonesia Karangan M. Eddy Priyanto, Edisi I, Pusat Pelayananan Jasa dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka membangun infratsruktur data spasial, baik di tingkat nasional maupun di tingkat daerah, setidaknya ada 5 (lima) komponen utama yang dibutuhkan, yaitu
Lebih terperinciKarena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA?
PENGUKURAN KEKOTAAN Geographic Information System (1) Lecture Note: by Sri Rezki Artini, ST., M.Eng Geomatic Engineering Study Program Dept. Of Geodetic Engineering Permohonan GIS!!! Karena tidak pernah
Lebih terperinciPENGGUNAAN CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI UNTUK PEMBUATAN PETA DASAR SKALA 1:5.000 KECAMATAN NGADIROJO, KABUPATEN PACITAN
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-399 PENGGUNAAN CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI UNTUK PEMBUATAN PETA DASAR SKALA 1:5.000 KECAMATAN NGADIROJO, KABUPATEN PACITAN
Lebih terperinciMateri 2 BASIS DATA 3 SKS Semester 4 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2016 Nizar Rabbi Radliya
Materi 2 BASIS DATA 3 SKS Semester 4 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2016 Nizar Rabbi Radliya nizar.radliya@yahoo.com Nama Mahasiswa NIM Kelas Memahami konsep dasar basis data. Pengenalan Basis Data 1. Konsep
Lebih terperinciPemetaan dimana seluruh data yg digunakan diperoleh dengan melakukan pengukuran-pengukuran dilapangan disebut : Pemetaan secara terestris Pemetaan yan
PERPETAAN - 2 Pemetaan dimana seluruh data yg digunakan diperoleh dengan melakukan pengukuran-pengukuran dilapangan disebut : Pemetaan secara terestris Pemetaan yang sebagian datanya diperoleh dari photo
Lebih terperinciMateri 2 PERANCANGAN BASIS DATA (PBD) 3 SKS Semester 5 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2014 Nizar Rabbi Radliya
Materi 2 PERANCANGAN BASIS DATA (PBD) 3 SKS Semester 5 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2014 Nizar Rabbi Radliya nizar.radliya@yahoo.com Nama Mahasiswa NIM Kelas Kompetensi Dasar Memahami sistem basis data dan
Lebih terperinciMENGIDENTIFIKASI STRUKTUR HIRARKI BASIS DATA MATERI BASIS DATA KELAS XI-RPL SMK
MENGIDENTIFIKASI STRUKTUR HIRARKI BASIS DATA MATERI BASIS DATA KELAS XI-RPL SMK 1 Pengertian Basis Data Manfaat Basis Data Operasi Basis Data KONSEP DASAR BASIS DATA Persyaratan Basis Data Sistem Basis
Lebih terperinciBayangkan dunia tanpa basis data : Dunia Pendidikan Pertanyaan-pertanyaan berikut ini banyak dijumpai di lingkungan pendidikan : Berapakah jumlah maha
BASIS DATA PENGANTAR BASIS DATA Bayangkan dunia tanpa basis data : Dunia Pendidikan Pertanyaan-pertanyaan berikut ini banyak dijumpai di lingkungan pendidikan : Berapakah jumlah mahasiswa yang mengikuti
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM SIG ACARA II TRANSFORMASI PROYEKSI DAN DIGITASI ON SCREEN
LAPORAN PRAKTIKUM SIG ACARA II TRANSFORMASI PROYEKSI DAN DIGITASI ON SCREEN Disusun oleh : NAMA : NUR SIDIK NIM : 11405244001 HARI : Kamis, 13 MARET 2014 JAM : 08.00 10.00 JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS
Lebih terperincimarkas / tempat berkumpul / tempat bersarang / gudang
Definisi Basis Data (1) BASIS DATA representasi dari fakta dunia yang mewakili suatu obyek yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi atau kombinasinya. markas / tempat berkumpul
Lebih terperinciBAB III PEMANFAATAN SISTEM GPS CORS DALAM RANGKA PENGUKURAN BIDANG TANAH
BAB III PEMANFAATAN SISTEM GPS CORS DALAM RANGKA PENGUKURAN BIDANG TANAH Keberadaan sistem GPS CORS memberikan banyak manfaat dalam rangka pengukuran bidang tanah terkait dengan pengadaan titik-titik dasar
Lebih terperinciBASIS DATA SKEMA BASIS DATA
BASIS DATA SKEMA BASIS DATA BASIS DATA? Basis : Kumpulan / Gudang Data : Fakta tentang obyek, orang dan lain-lain yg dinyatakan dengan nilai (angka, simbol dll) DEFINISI BASIS DATA Basis Data: Himpunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Tanah memiliki arti penting bagi kelangsungan hidup manusia, baik sebagai faktor produksi dan barang konsumsi maupun sebagai ruang ( space ) tempat melakukan kegiatan.
Lebih terperinciTujuan. Model Data pada SIG. Arna fariza. Mengerti sumber data dan model data spasial Mengerti perbedaan data Raster dan Vektor 4/7/2016
Model Data pada SIG Arna fariza Politeknik elektronika negeri surabaya Tujuan Mengerti sumber data dan model data spasial Mengerti perbedaan data Raster dan Vektor 1 Materi Sumber data spasial Klasifikasi
Lebih terperinciPendahuluan. Tujuan MODUL
DATABASE Sistem Basis Data Satrio Agung W, Ari Kusyanti dan Mahendra Data Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, Email : informatika@ub.ac.id Pendahuluan Database, atau Basis Data,
Lebih terperinciBAB 3 PROSES REALISASI PENETAPAN BATAS LAUT (ZONA EKONOMI EKSKLUSIF) INDONESIA DAN PALAU DI SAMUDERA PASIFIK
BAB 3 PROSES REALISASI PENETAPAN BATAS LAUT (ZONA EKONOMI EKSKLUSIF) INDONESIA DAN PALAU DI SAMUDERA PASIFIK Batasan masalah dalam tugas akhir ini adalah penetapan batas laut yang lebih tepatnya Zona Ekonomi
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN PETA BATAS LAUT TERITORIAL INDONESIA
BAB III PERANCANGAN PETA BATAS LAUT TERITORIAL INDONESIA 3.1 Seleksi Unsur Pemetaan Laut Teritorial Indonesia Penyeleksian data untuk pemetaan Laut Teritorial dilakukan berdasarkan implementasi UNCLOS
Lebih terperinciLessons. 1. Definisi Basis Data. 2. Sistem Basis Data. 3. Komponen Sistem Basis Data. 4. Abstraksi Data. 5. Bahasa Basis Data
Basis Data 1 Referensi Raghu Ramakrisnan, Gherke, Database Management System, 3rd Edition, McGraw-Hill, 2001. Ramez Elmasri, Sam Navathe, Fundamentals of Database Systems, 4rd Edition, Addison Wesley Publishing
Lebih terperinciPengenalan Basis Data
Overview Pengenalan Basis Data Sistem Database ER Diagram Database MySQL Acep Irham Gufroni, M.Eng. Pemrograman Internet Teknik Informatika Univ. Siliwangi Internet Application Intro Menyimpan data dalam
Lebih terperincisensing, GIS (Geographic Information System) dan olahraga rekreasi
GPS (Global Positioning System) Global positioning system merupakan metode penentuan posisi ekstra-teristris yang menggunakan satelit GPS sebagai target pengukuran. Metode ini dinamakan penentuan posisi
Lebih terperinciCORPORATE SOCIAL RESPONSIBLE
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBLE LAPORAN PENENTUAN ARAH KIBLAT MASJID SYUHADA PERUMAHAN BEJI PERMAI, DEPOK PT. Mahakarya Geo Survey DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR GAMBAR... 2 DAFTAR TABEL... 2 1. PENDAHULUAN...
Lebih terperinciANALISA PETA LINGKUNGAN PANTAI INDONESIA (LPI) DITINJAU DARI ASPEK KARTOGRAFIS BERDASARKAN PADA SNI
ANALISA PETA LINGKUNGAN PANTAI INDONESIA (LPI) DITINJAU DARI ASPEK KARTOGRAFIS BERDASARKAN PADA SNI 19-6726-2002 Pristantrina Stephanindra, Ir.Yuwono MT Program Studi Teknik Geomatika, Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Bangsa Indonesia pada dasarnya secara filosofis memandang tanah sesuai dengan Pasal 33 ayat(3) UUD 1945 dan Undang-Undang No.5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk daerah perkotaan di negara-negara berkembang,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertambahan penduduk daerah perkotaan di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, masih cukup tinggi. Salah satu penyebab adanya laju pertambahan penduduk
Lebih terperinciMendeteksi Kebakaran Hutan Di Indonesia dari Format Data Raster
Tugas kelompok Pengindraan jauh Mendeteksi Kebakaran Hutan Di Indonesia dari Format Data Raster Oleh Fitri Aini 0910952076 Fadilla Zennifa 0910951006 Winda Alvin 1010953048 Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Lebih terperinciSistem Informasi Geografis (SIG) Geographic Information System (SIG)
Sistem Informasi Geografis (SIG) Geographic Information System (SIG) 24/09/2012 10:58 Sistem (komputer) yang mampu mengelola informasi spasial (keruangan), memiliki kemampuan memasukan (entry), menyimpan
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG BATAS DAERAH KABUPATEN BOALEMO DENGAN KABUPATEN POHUWATO PROVINSI GORONTALO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, REPUBLIK
Lebih terperinciJenis-jenis/Tipe-tipe Data
Data itu? Representasi fakta dunia nyata. Jenis-jenis/Tipe-tipe Data yang mewakili suatu objek seperti manusia (pegawai, siswa, pembeli, pelanggan), barang, hewan, peristiwa, konsep, keadaan dll. yang
Lebih terperinciALGORITMA C4.5 UNTUK PEMODELAN DAERAH RAWAN BANJIR STUDI KASUS KABUPATEN KARAWANG JAWA BARAT
ALGORITMA C4.5 UNTUK PEMODELAN DAERAH RAWAN BANJIR STUDI KASUS KABUPATEN KARAWANG JAWA BARAT Ahmad Khusaeri 1, Septian Ilham 2, Desi Nurhasanah 3, Derrenz Delpidat 4, Anggri 5, Aji Primajaya 6, Betha Nurina
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem informasi adalah suatu sistem manusia dan mesin yang terpadu untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan. Tujuan dari sistem
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang
Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang Pendataan dengan menggunakan Sistem Manajemen dan Informasi Objek Pajak dilaksanakan mulai tahun 1993 sampai dengan saat ini. Dengan sistem ini pendataan dilakukan
Lebih terperinciKualitas Data Spasial. Arif Basofi PENS 2017
Kualitas Data Spasial Arif Basofi PENS 2017 Referensi Dr. Indarto, S.T.P., DEA, Sistem Informasi Geografis, Graha Ilmu, 2013 Muhamad Jafar Elly, Sistem Informasi Geografi, Teknosain, 2016 Pembahasan 1.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS. 4.1 Analisis terhadap Seleksi Unsur Pemetaan Laut Teritorial Indonesia
BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis terhadap Seleksi Unsur Pemetaan Laut Teritorial Indonesia Unsur yang ditampilkan pada Peta Laut Teritorial Indonesia, meliputi : unsur garis pantai, unsur garis pangkal, unsur
Lebih terperinciSIG (SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS) Oleh : Djunijanto
SIG (SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS) Oleh : Djunijanto Pengertian SIG Sistem informasi yang menggunakan komputer untuk mendapatkan, mengolah, menganalisis dan menyajikan data yang mengacu pada lokasi geografis
Lebih terperinci3. METODOLOGI PENELITIAN
3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian berada di wilayah perairan barat Sumatera yang secara geografis terletak pada 8 o LU-10 o LS dan 90 o BT-108 o BT. Namun pengamatan
Lebih terperinci3/17/2011. Sistem Informasi Geografis
Sistem Informasi Geografis Pendahuluan Data yang mengendalikan SIG adalah data spasial. Setiap fungsionalitasyang g membuat SIG dibedakan dari lingkungan analisis lainnya adalah karena berakar pada keaslian
Lebih terperinciBAB V TINJAUAN MENGENAI DATA AIRBORNE LIDAR
51 BAB V TINJAUAN MENGENAI DATA AIRBORNE LIDAR 5.1 Data Airborne LIDAR Data yang dihasilkan dari suatu survey airborne LIDAR dapat dibagi menjadi tiga karena terdapat tiga instrumen yang bekerja secara
Lebih terperinci