PROSES PERCABANGAN PADA PEMBELAHAN SEL

dokumen-dokumen yang mirip
PROSES PERCABANGAN PADA DISTRIBUSI POISSON

PROSES PERCABANGAN PADA DISTRIBUSI GEOMETRIK

PENENTUAN PROBABILITAS ABSORPSI DAN EKSPEKTASI DURASI PADA MASALAH KEBANGKRUTAN PENJUDI

PENGANTAR TENTANG PENGERTIAN DASAR FISIOLOGI MIKROBIA

PROSES POISSON MAJEMUK DAN PENERAPANNYA PADA PENENTUAN EKSPEKTASI JUMLAH PENJUALAN SAHAM PT SRI REJEKI ISMAN TBK

Penentuan Probabilitas Absorpsi dan Ekspektasi Durasi pada Masalah Kebangkrutan Penjudi

MODEL EPIDEMI RANTAI MARKOV WAKTU DISKRIT SUSCEPTIBLE INFECTED RECOVERED DENGAN DUA PENYAKIT

Penggabungan dan Pemecahan. Proses Poisson Independen

SIMULASI PADA MASALAH KEBANGKRUTAN PENJUDI

ANALISA SIFAT-SIFAT ANTRIAN M/M/1 DENGAN WORKING VACATION

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

PROSES POISSON MAJEMUK. 1. Pendahuluan

PENERAPAN MODEL PERTUMBUHAN LOGISTIK DENGAN MEMPERHATIKAN LAJU INTRINSIK

MODEL STOKASTIK PERTUMBUHAN POPULASI (PURE BIRTH PROCESS)

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Teka-Teki Silang

1. Reproduksi Aseksual pada Bakteri Reproduksi aseksual bakteri dilakukan melalui pertumbuhan tunas, fragmentasi, dan pembelahan biner.

T - 11 MODEL STOKASTIK SUSCEPTIBLE INFECTED RECOVERED (SIR)

MORFOLOGI DAN STRUKTUR MIKROORGANISME. Dyah Ayu Widyastuti

BAB I PENDAHULUAN. ada didalam sel, pembelahan dan penduplikasian merupakan konsep terpenting

Pada keadaan demikian, kromosom lebih mudah menyerap zat warna, misalnya sudan III, hematoksilin, methylen blue, dan kalium iodida.

KAJIAN ANTRIAN TIPE M/M/ DENGAN SISTEM PELAYANAN FASE CEPAT DAN FASE LAMBAT

DISKUSI BIOKIMIA DIMULAI DENGAN SEL KARENA SEL MERUPAKAN KERANGKA ALAMIAH DARI HAMPIR SEMUA REAKSI BIOKIMIA

MO aerob pertumbuhan MO perlu bantuan O2 MO anaerob pertumbuhan MO tanpa bantuan O2 MO aerob obligat pertumbuhan MO harus ada O2

PEMBELAHAN SEL Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.

MAKALAH BIOLOGI KROMOSOM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM S I L A B U S

DISTRIBUSI WAKTU BERHENTI PADA PROSES PEMBAHARUAN. Sudarno Jurusan Matematika FMIPA UNDIP. Abstrak

SET 4 REPRODUKSI SEL 1 (MITOSIS & MEIOSIS)

Oleh: Isna Kamalia Al Hamzany Dosen Pembimbing : Dra. Laksmi Prita W, M.Si. Dra. Nur Asiyah, M.Si

REKAYASA GENETIKA. By: Ace Baehaki, S.Pi, M.Si

Penggolongan Organisme dan Taksonomi Mikrobia. 5Maret 2015

A. KARAKTERISTIK UMUM FUNGI

STRUKTUR DAN FUNGSI SEL 28 SEPTEMBER 2015

KISI-KISI PENULISAN SOAL USBN. MATERI Keanekaragaman tingkat gen, spesies, ekosistem. Ciri-ciri makhluk hidup dan perannya dalam kehidupan

Bimbingan Olimpiade SMA. Paramita Cahyaningrum Kuswandi ( FMIPA UNY 2012

Tabel Perbedaan Sel Prokariotik dan Sel Eukariotik Perbedaan Sel Prokariotik Sel Eukariotik Ukuran Sel

SISTEM ANTRIAN MODEL GEO/G/1 DENGAN VACATION

STRUKTUR DAN FUNGSI BAGIAN SEL MIKROBA

ARCHAEBACTERIA EUBACTERIA

METODA GENETIC ALGORITMA SEBAGAI PERENCANAAN LINTASAN ROBOT UNTUK APLIKASI PENGEBORAN PADA PCB ABSTRAK

Pengantar Proses Stokastik

REPRODUKSI MIKROORGANISME

POKOK BAHASAN I PENDAHULUAN Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti kuliah pokok bahasan pendahuluan mahasiswa dapat: 1. Memahami ruang lingkup

B. KARAKTERISTIK VIRUS

Keywords Algoritma, Genetika, Penjadwalan I. PENDAHULUAN

MIKROBIOLOGI BAKTERI

Biologi Medik BIOLOGI MEDIK. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si. Edisi Kedua Cetakan Pertama, 2013

ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI ZERO-INFLATED POISSON (ZIP) MENGGUNAKAN METODE BAYESIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

NAMA/KODE MATAKULIAH : Mikrobiologi/BIO4134. : Biologi Umum, Biokimia : Dr. Nur ArfaYanti, M.Si., Dr. Nurhayani, M.Si.

ANALISA SIFAT-SIFAT ANTRIAN M/M/1 DENGAN WORKING VACATION

replikasi akan bergerak melebar dari ori menuju dua arah yang berlawanan hingga tercapai suatu ujung (terminus).

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA

Pendahuluan. UNSYIAH Universitas Syiah Kuala 9/28/2016. Pohon Kehidupan. Tiga Domain Kehidupan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab kajian pustaka berikut ini akan dibahas beberapa materi yang meliputi

TINJAUAN PUSTAKA. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Lactobacillus plantarum 1A5 (a), 1B1 (b), 2B2 (c), dan 2C12 (d) Sumber : Firmansyah (2009)

KIMIA KEHIDUPAN, BIOLOGI SEL, GENETIKA, DAN BIOLOGI MOLEKULAR

URAIAN MATERI 1. Kultur sel tunggal Sejalan dengan kemajuan teknologi DNA, ilmuwan telah mengembangkan dan menyempurnakan metode untuk melakukan

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA SILABI

BIOLOGI SEL OLEH : CRISTIN NATALIA. P ILMU KELAUTAN B UNIVERSITAS DIPONEGORO. cristinnatalia.hol.es

bio.unsoed.ac.id I. PENDAHULUAN

Materi Pokok Materi penjabaran Lingkup materi Fisiologi Tumbuhan. Struktur Bagian Tubuh Tanaman. Reproduksi Tumbuhan. Sistem Transportasi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Pengantar Proses Stokastik

Gambar 1.1. Variasi pada jengger ayam

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

Pertumbuhan Mikroorganisme

Pengantar Proses Stokastik

Arisma Yuni Hardiningsih. Dra. Laksmi Prita Wardhani, M.Si. Jurusan Matematika. Surabaya

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN ( G B P P ) (versi Selasa 1 Pebruari 2005)

Lecture 1 Tatap Muka 2

KLONING. dari kata clone yang diturunkan dari bahasa Yunani klon, artinya potongan yang digunakan untuk memperbanyak tanaman.

Pengantar MIKROBIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. dapat dianggap mendekati normal dengan mean μ = μ dan variansi

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN 3 (2,1) SKS

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi memberikan dampak yang cukup besar

METABOLISME MIKROBIAL OLEH: FIRMAN JAYA

BAHAN AJAR MATA KULIAH BIOLOGI SEL DAN MOLEKULER BIO 2001 / 3002 (MKK / 3 SKS / 3-0)

PERTUMBUHAN & REPRODUKSI MIKROORGANISME. Dyah Ayu Widyastuti

ANALISIS ANTRIAN TIPE M/M/c DENGAN SISTEM PELAYANAN FASE CEPAT DAN FASE LAMBAT. Oleh : Budi Setiawan

I. PENDAHULUAN: OVERVIEW BIOLOGI. Preview mata kuliah satu semester. Ciri makhluk hidup, metoda & hirarki biologi KOMPETENSI PEMBELAJARAN

Pengantar Proses Stokastik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PENGUJIAN ANTIBIOTIK ISOLAT STREPTOMYCES DARI RIZOSFER FAMILIA POACEAE TERHADAP Escherichia coli

Penentuan Momen ke-5 dari Distribusi Gamma

Pengantar Proses Stokastik

SIKLUS & PEMBELAHAN SEL. Suhardi S.Pt.,MP

Dasar Selular Reproduksi dan Pewarisan Sifat

PERTUMBUHAN MIKROORGANISME

Kromosom, DNA, Gen, Non Gen, Basa Nitrogen

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, merupakan salah satu tumbuhan herba yang banyak mendapat

Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika

KULIAH BIOINDUSTRI MINGGU 3. Oleh : Sri Kumalaningsih, dkk

POLINOMIAL KARAKTERISTIK MATRIKS DALAM ALJABAR MAKS-PLUS. 1. Pendahuluan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KEHIDUPAN DI BUMI. Widodo Setiyo Wibowo

Polimerase DNA : enzim yang berfungsi mempolimerisasi nukleotidanukleotida. Ligase DNA : enzim yang berperan menyambung DNA utas lagging

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UJI STATISTIK NON PARAMETRIK. Widha Kusumaningdyah, ST., MT

Transkripsi:

PROSES PERCABANGAN PADA PEMBELAHAN SEL Nisfiatul Laili, Respatiwulan, dan Sutrima Program Studi Matematika FMIPA UNS Abstrak. Proses percabangan merupakan suatu rantai Markov, dimana setiap individu menghasilkan keturunan dengan jumlah yang random. Proses ini dimulai dengan individu tunggal pada generasi ke-0 dan bereproduksi secara independen. Dalam perkembangannya proses percabangan digunakan dalam berbagai bidang salah satunya pada bidang biologi yaitu pada pembelahan sel. Pembelahan sel adalah proses memperbanyak jumlah sel dengan cara membelah diri. Rata-rata dan variansi pada generasi ke-n dapat ditentukan dengan menggunakan fungsi pembangkit probabilitas. Tujuan penelitian ini adalah menurunkan ulang proses percabangan dan menerapkannya pada pembelahan sel. Hasil penurunan ulang dari proses percabangan untuk mengetahui banyaknya individu ke-(n + 1) merupakan jumlahan banyaknya keturunan dari individu pertama sampai individu ke-x n. Proses percabangan diterapkan pada bakteri Escherichia coli pada suatu perairan dalam waktu 3 jam atau sampai generasi ke-9. Dengan mengambil probabilitas bakteri dapat membelah sebesar 0,87 (p 2 = 0, 87) diperoleh banyaknya sel bakteri pada generasi ke-9 sebanyak 118 sel. Kata kunci : proses percabangan, pembelahan sel, rata-rata, variansi 1. Pendahuluan Menurut Allen [1], penelitian mengenai proses percabangan dimulai pada tahun 1845 oleh Bienayme. Pada tahun 1870, proses percabangan dikembangkan oleh seorang ahli matematika bernama Henry William Watson bersama seorang ahli biometri bernama Francis Galton yang kemudian digunakan untuk mempelajari peninggalan nama keluarga. Proses percabangan dapat diterapkan dalam berbagai bidang. Menurut Allen [1], proses percabangan dapat diaplikasikan dalam bidang biologi, teori jaringan, evolusi, dan pertanian. Selain itu Feller [3] mengatakan proses percabangan dapat diterapkan dalam rangkaian reaksi nuklir, peninggalan nama keluarga, gen dan mutasi, serta dalam proses antrian. Wu [10] mengatakan proses percabangan memiliki peranan penting dalam model genetik, biologi molekuler, mikrobiologi, ekologi, dan proses evolusi. Sel merupakan bagian terkecil dari suatu individu atau organisme. Reproduksi sel adalah proses memperbanyak jumlah sel dengan cara membelah diri baik pada organisme uniseluler maupun organisme multiseluler. Proses pembelahan ini diawali dari sel tunggal kemudian membelah menjadi dua sel baru yang memiliki sifat sama dengan sel induknya. Pada organisme uniseluler, pembelahan sel bertujuan untuk melestarikan jenisnya sehingga tidak punah, contohnya adalah amuba dan bakteri. Pembelahan sel pada organisme multiseluler menyebabkan pertumbuhan dan 1

perkembangan, sebagai contoh pada tubuh manusia pembelahan sel menyebabkan manusia menjadi besar dan tinggi. Kimmel dan Axelrod [5] menyatakan proses percabangan dapat diaplikasikan pada pembelahan sel. Pembelahan sel yang menghasilkan sel dengan tipe yang sama termasuk dalam proses percabangan satu tipe (single type branching process), sedangkan pembelahan sel yang menghasilkan sel dengan tipe yang berbeda termasuk dalam proses percabangan banyak tipe (multitype branching process). Jumlah sel pada waktu tertentu dapat dihitung menggunakan proses percabangan. Pada penelitian ini ditunjukkan aplikasi dari proses percabangan pada pembelahan sel dan dicari rata-rata yang menyatakan rata-rata dari sel yang dihasilkan pada setiap generasi, serta variansi yang menunjukkan keberagaman nilai dari sel yang dihasilkan pada proses pembelahan tersebut. 2. Proses Percabangan Menurut Taylor dan Karlin [9], suatu individu pada masa hidupnya akan menghasilkan keturunan dengan jumlah yang random (ξ) untuk mempertahankan spesiesnya agar tidak punah, dimana distribusi probabilitasnya yaitu P r{ξ = k} = p k untuk k = 0, 1, 2,..., dengan p k 0 dan k=0 p k = 1. Banyaknya individu pada generasi ke-0 dinotasikan dengan X 0 dan X n adalah banyaknya individu pada generasi ke-n. Allen [2] memberikan 3 asumsi penting yang digunakan dalam proses percabangan. (1) Probabilitas memiliki keturunan (p) untuk semua individu bernilai sama. (2) Setiap individu bereproduksi secara independen. (3) Proses dimulai dengan individu tunggal pada waktu ke-0. Pada generasi ke-n, individu X n secara independen menghasilkan keturunan dengan jumlah ξ (n) 1, ξ (n) 2,..., ξ (n) X n. Sifat dari rantai Markov memungkinkan untuk menghitung populasi pada generasi ke-(n + 1) sebagai X n+1 = ξ (n) 1 + ξ (n) 2 +... + ξ (n) X n, dengan ξ (n) i adalah banyaknya keturunan dari individu ke-i pada generasi ke-n. Jumlah dari seluruh individu sampai generasi ke-n dengan proses kelahiran berasal dari satu individu dinotasikan dengan Z n dan dinyatakan sebagai Z n = X 1 + X 2 +... + X Zn 1. 3. Pembelahan Sel Menurut Kimmel dan Axelrod [5], sel adalah struktur dasar dari fungsi biologis dan reproduksi. Sel terdiri dari bagian-bagian dengan fungsi yang berbeda. Bagian N. Laili, Respatiwulan, Sutrima 2 2016

sel dibentuk oleh membran yang berfungsi sebagai penghalang dan dapat melakukan transport aktif molekul. Pada bagian dalam sel terdapat nukleus yang mengandung DNA. Ukuran sel akan tumbuh kemudian membelah menjadi dua. DNA akan terbagi ke dalam dua sel anakan saat sel membelah. Menurut Olofsson [7] serta Olofsson dan McDonald [8], suatu pembelahan sel dapat dianalisis dengan menggunakan pendekatan stokastik. Metode yang tepat untuk menganalisis pembelahan sel adalah proses percabangan. Berdasarkan proses percabangan, pembelahan sel dimulai dari satu sel yang membelah menjadi dua sel. 4. Hasil dan Pembahasan 4.1. Proses Percabangan pada Pembelahan Sel. Proses percabangan merupakan suatu rantai Markov, dimana setiap individu menghasilkan keturunan dengan jumlah yang random. Proses ini dimulai dengan individu tunggal pada generasi ke- 0. Dalam perkembangannya, proses percabangan digunakan dalam berbagai bidang. Kimmel dan Axelrod [5] mengatakan proses percabangan dapat diaplikasikan dalam bidang biologi salah satunya dapat digunakan pada proses pembelahan sel. Reproduksi sel dilakukan dengan cara membelah diri yang diawali dari suatu sel tunggal yang kemudian membelah. Setiap sel yang membelah meghasilkan keturunan yang berjumlah random (ξ). Setiap anakan sel dimungkinkan menjadi sel yang dapat membelah kembali dengan probabilitas p 2, sel yang pasif dengan probabilitas p 1, atau sel yang tidak dapat membelah dengan probabilitas p 0. Sel yang pasif tetap ada tetapi tidak bisa membelah atau mati. Distribusi probabilitas banyaknya keturunan yang dihasilkan adalah P r{ξ = k} = p k untuk k = 0, 1, 2, dengan p k 0 dan k=0 p k = 1. Pada proses percabangan ini, diasumsikan setiap sel membelah secara independen dan memiliki probabilitas yang sama untuk membelah. Pada generasi ken, banyaknya keturunan dari sel pertama dinotasikan sebagai ξ (n) 1 dan banyaknya keturunan pada generasi tersebut dinotasikan dengan X n. Untuk menghitung populasi sel pada generasi ke-n, perhitungan pada proses percabangan dibantu dengan sifat Markov sehingga populasi sel pada generasi ke-n hanya bergantung pada generasi ke-(n 1). Banyaknya populasi sel pada generasi ke-(n + 1) merupakan akumulasi dari banyaknya sel yang dihasilkan dari individu pertama sampai individu ke-x n pada generasi ke-n sehingga dapat dinyatakan sebagai X n+1 = ξ (n) 1 + ξ (n) 2 +... + ξ (n) X n. N. Laili, Respatiwulan, Sutrima 3 2016

Jumlah dari seluruh sel yang dihasilkan dari generasi pertama sampai generasi ke-n dinotasikan sebagai Z n dan dinyatakan dengan Z n = X 1 + X 2 +... + X Zn 1. 4.2. Rata-Rata dan Variansi Proses Percabangan. Fungsi pembangkit dapat digunakan untuk mencari rata-rata dan variansi dari X n. Rata-rata dan variansi dari banyaknya keturunan masing-masing dinotasikan dengan µ = E[ξ] dan σ 2 = V ar[ξ]. Dari fungsi pembangkit probabilitas pada generasi pertama yang dinyatakan sebagai f(s) = E(s ξ ) = p k s k, (4.1) dapat dicari turunan pertamanya sehingga didapatkan rata-rata untuk generasi pertama adalah k=0 f (1) = E[ξ] = µ. Turunan kedua dari fungsi pembangkit dapat digunakan untuk menentukan variansi dari proses percabangan pada generasi pertama, diperoleh rumusan variansi yaitu V ar[ξ] = f (1) + µ µ 2. (4.2) Rata-rata dari populasi sel pada generasi ke-n dapat dicari dengan fungsi pembangkit probabilitas pada generasi ke-n yang dinyatakan sebagai f n (s) = f n 1 (f 1 (s)), dengan f 1 (s) adalah fungsi pembangkit probabilitas dari ξ 1. Untuk lebih memudahkan, f 1 (s) dinotasikan sebagai f(s) sehingga Turunan pertama dari fungsi (4.3) dengan s = 1 adalah f n (s) = f n 1 (f(s)). (4.3) f n(1) = f n 1(1)f (1), sehingga rata-rata generasi ke-n dapat dituliskan sebagai µ n = µ n. (4.4) Variansi pada generasi ke-n dapat ditentukan dengan bantuan turunan kedua dari fungsi pembangkit probabilitas pada generasi ke-n. Dengan diketahui bahwa pada generasi ke-0 rata-rata dan variansinya adalah 1 dan 0, sehingga secara umum diperoleh rumusan variansi untuk generasi ke-n sebagai σ 2 n = { σ 2 µ n 1 (µ n 1), µ 1 µ 1 nσ 2, µ = 1. (4.5) N. Laili, Respatiwulan, Sutrima 4 2016

4.3. Penerapan. Pada bagian ini ditentukan rumusan untuk rata-rata dan variansi dari suatu proses percabangan pada pembelahan sel bakteri Escherichia coli atau E. coli. Langkah dasar pada perkembangbiakan suatu populasi sel adalah pembelahan dari satu sel yang kemudian membelah menjadi dua sel anakan. Setelah menyelesaikan siklus hidupnya, sel akan mendekati ukuran ganda dan membelah menjadi dua sel anakan dengan ukuran yang hampir sama. Asumsi proses percabangan yang digunakan dalam pembelahan sel ini adalah pembelahan dimulai dari satu sel (X 0 = 1), pembelahan dari setiap sel saling independen, probabilitas untuk membelah dari setiap sel memiliki nilai yang sama, serta setiap sel memiliki waktu hidup yang sama. Probabilitas sel untuk tidak dapat membelah dinotasikan dengan p 0 dan probabilitas sel membelah menjadi dua untuk masing-masing sel dinotasikan dengan p 2, dengan p 0 + p 2 = 1. Fungsi pembangkit probabilitas dari pembelahan sel tersebut dinyatakan dengan f(s). Dengan berdasarkan persamaan (4.1) sehingga diperoleh fungsi pembangkit f(s) = p 0 + p 2 s 2. (4.6) Pada generasi ke-n fungsi pembangkit probabilitas dinyatakan f n (s) = f n 1 (p 0 + p 2 s 2 ). Rata-rata pada generasi pertama dapat ditentukan dengan menggunakan turunan pertama dari fungsi pembangkit dengan s = 1, diperoleh rata-rata yaitu µ = 2p 2. (4.7) Pada generasi ke-n, rata-rata dapat dicari menggunakan persamaan (4.4) sehingga didapatkan µ n = (2p 2 ) n. (4.8) Variansi pada generasi pertama dapat dicari dengan persamaan (4.2), dimana untuk turunan kedua f (s) adalah sehingga V ar[ξ] adalah f (1) = 2p 2, V ar[ξ] = 2p 2 + 2p 2 s 2 4p 2 2 s 4. (4.9) Pada generasi ke-n variansi dapat dicari dengan persamaan (4.5) sehingga { (2p2 +2p 2 s 2 4p 2 2 s 4 ) 2 (2p 2 s 2 ) n 1 ((2p 2 s 2 ) n 1) σn 2 (2p = 2, 2p s 2 ) 1 2 s 2 1 n(2p 2 + 2p 2 s 2 4p 2 2 s 4 ) 2, 2p 2 s 2 = 1. (4.10) Bakteri merupakan salah satu mikroorganisme prokariotik. Perkembangbiakan bakteri terjadi dengan cara pembelahan biner yaitu sel yang membelah menghasilkan dua sel anakan. Waktu yang dibutuhkan oleh satu sel bakteri dari mulai tumbuh N. Laili, Respatiwulan, Sutrima 5 2016

hingga berkembang dan menghasilkan individu baru disebut sebagai waktu generasi. Bakteri dengan jenis yang berbeda memiliki waktu generasi yang berbeda pula. Beberapa faktor yang mempengaruhi waktu generasi sel bakteri yaitu (1) jenis dan strain bakteri, (2) faktor lingkungan seperti ph, kelembapan, dan suhu. Menurut Madigan et al. [6], bakteri E. coli merupakan bakteri komensal yang bersifat patogen. Bakteri ini termasuk dalam bakteri gram negatif dengan bentuk batang pendek yang memiliki panjang sekitar 2µm, diameter 0, 7µm, lebar 0, 4 0, 7µm, dan bersifat anaerob fakultatif. Pada umumnya bakteri ini memerlukan kelembapan yang cukup tinggi untuk dapat hidup yaitu sekitar 85%. E. coli akan tumbuh secara optimum pada suhu 37 o C dan pada ph 7. Waktu generasi untuk sel bakteri E. coli berkembang biak adalah kurang lebih selama 20 menit. Lingkungan hidup bakteri memiliki peranan penting dalam menentukan kelangsungan hidup bakteri. Faktor lingkungan seperti suhu, ph dan kelembapan yang berubah-ubah menyebabkan terhentinya replikasi DNA pada bakteri sehingga menyebabkan bakteri tersebut mati. Misalkan pada suatu air yang telah tercemar bakteri E. coli, bakteri akan terus berkembang dengan cara membelah diri. Dikarenakan faktor lingkungan yang tidak menentu maka pembelahan sel bakteri E. coli tersebut dimisalkan memiliki distribusi probabilitas sebesar 0, 87 untuk dapat membelah menjadi dua sel anakan (p 2 = 0, 87) dan probabilitas sebesar 0, 13 untuk sel bakteri tersebut tidak dapat membelah (p 0 = 0, 13). Pada penerapan ini waktu satu generasi didefinisikan selama 20 menit. Misalkan dicari banyaknya sel bakteri E. coli pada satu jam pertama (generasi ke-3), dua jam berikutnya (generasi ke-6) dan setelah tiga jam atau generasi ke-9 pada air tersebut. Langkah awal yaitu dengan menentukan fungsi pembangkit probabilitas dengan menggunakan distribusi probabilitas yang telah diketahui. Dengan persamaan (4.6) diperoleh fungsi pembangkit pada generasi pertama sebagai berikut f ξ (s) = 0, 13 + 0, 87s 2. Rata-rata pada generasi pertama dihitung dengan menggunakan persamaan (4.7) sehingga µ = 2 0, 87 = 1, 74. dan variansi ditentukan dengan (4.9), diperoleh V ar[ξ] = 2 0, 87 + 2 0, 87 4 0, 87 2 = 0, 4524. Dengan persamaan (4.8) dan (4.10) dapat ditentukan rata-rata dan variansi pada generasi ke-3, ke-6 dan ke-9. Pola proses percabangan bakteri E. coli ditunjukkan pada Gambar 1. N. Laili, Respatiwulan, Sutrima 6 2016

(a) (b) (c) Gambar 1. Pola proses percabangan (a) generasi ke-3, (b) generasi ke-6, dan (c) generasi ke-9 dari pembelahan sel bakteri E. coli Dari Gambar 1 (a) terlihat bahwa banyaknya sek bakteri E. coli setelah satu jam pertama atau pada generasi ke-3 adalah sebanyak 4 sel bakteri. Rata-rata dan variansi generasi tersebut secara berturut-turut adalah 5, 263 dan 7, 899. Dari generasi ke-2 ke generasi ke-3 semua sel membelah menjadi dua sel anakan. Gambar 1 (b) menunjukkan bahwa banyaknya sel bakteri E. coli setelah dua jam berlalu pada perairan tersebut atau pada generasi ke-6 adalah sebanyak 22 sel bakteri. Dari generasi ke-5 ke generasi ke-6 hanya satu sel bakteri yang tidak membelah menjadi dua sel anakan. Rata-rata untuk generasi tersebut adalah 27,752 dan untuk variansinya adalah 260,851. Gambar 1 (c) menunjukkan pola proses percabangan pada pembelahan sel bakteri E. coli setelah tiga jam atau pada generasi ke-9. Banyaknya sel bakteri pada generasi tersebut adalah 118 sel. Rata-rata dan variansi pada generasi tersebut adalah 146,199 dan 7458,429. 5. Kesimpulan Dari pembahasan yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa proses percabangan untuk mengetahui banyaknya individu pada generasi ke-(n + 1) merupakan akumulasi dari banyaknya keturunan dari individu pertama sampai individu ke X n pada generasi ke-n. Rata-rata dan variansi pada generasi ke-n dipengaruhi oleh rata-rata dan variansi pada generasi pertama yang dinotasikan pada persamaan (4.4) dan (4.5). N. Laili, Respatiwulan, Sutrima 7 2016

Penerapan proses percabangan pada pembelahan sel bakteri E. coli dengan mengambil probabilitas p 2 sebesar 0,87 diperoleh rata-rata pada generasi pertama sebesar 1,74 dan variansi sebesar 0,4524. Rata-rata dan variansi generasi ke-3 adalah 5, 263 dan 7, 899, dan banyaknya sel bakteri adalah 4 bakteri. Rata-rata untuk generasi ke-6 adalah 27,752 dan untuk variansinya adalah 260,851 serta banyaknya bakteri adalah sebanyak 22 sel bakteri. Kemudian untuk generasi ke-9 banyaknya sel bakteri pada generasi tersebut adalah 118 sel serta rata-rata dan variansi pada generasi tersebut adalah 146,199 dan 7458,429. Daftar Pustaka [1] Allen, L. J. S., An Introduction to Stochastic Processes with Applications to Biology, Prentice Hall, Upper Saddla River, N.J., 2003. [2] Allen, L. J. S., Branching Processes, Encyclopedia of Theoretical Ecology (2012), 112-119. [3] Feller, W., An Introduction to Probability Theory and Its Applications, Eugene Higgins Professor of Mathematics, Princenton University, 1950. [4] Harris, T. E., The Theory of Branching Processes, Springer Verlag, 1963. [5] Kimmel, M. and D. E. Axelrod, Branching Processes in Biology, Springer Verlag, 2002. [6] Madigan, T. M., J. M. Martinko, D. A. Stahl and D. P. Clark, Biology of Microorgisms, Pearson, San Francisco, 2012. [7] Olofsson, P. and T. O. McDonald, A stochastic Model of Cell Cycle Desyncronization, Mathematical Biosciencess (2010), 97-104. [8] Olofsson, P., A stochastic Model of a Cell Population with Quiescence, Journal of Biological Dynamics (2008), 386-391. [9] Taylor, H. M. and S. Karlin, An Introduction to Stochastic Modeling, United States of America, 1994. [10] Wu, X.,Branching Processes with Biological Application, Thesis, Rice University, Texas, 2008. N. Laili, Respatiwulan, Sutrima 8 2016