BAB II Landasan Teori 2.1 Laporan Keuangan Menurut Warren (2008:24) Laporan keuangan adalah merupakan pokok atau hasil akhir dari suatu proses akuntansi yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan dan juga dapat menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan mencapai tujuannya. menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan merupakan sarana pengomunikasian informasi keuangan utama kepada pihak-pihak di luar perusahaan. Menurut IAI Tujuan laporan keuangan, antara lain sebagai berikut 1. Menyajikan informasi yang dapat diandalkan tentang kekayaan dan kewajiban. 2. Menyajikan informasi yang dapat diandalkan tentang perubahan kekayaan bersih perusahaan sebagai hasil dari kegiatan usaha. 3. Menyajikan informasi yang dapat diandalkan tentang perubahan kekayaan bersih yang bukan berasal dari kegiatan usaha.
4. Menyajikan informasi yang dapat membantu para pemakai dalam menaksir kemampuan perusahaan memperoleh laba. 5. Menyajikan informasi lain yang sesuai/relevan dengan keperluan para pemakainya. 2.1.1 Komponen Laporan Keuangan Menurut PSAK No.1 (2011) Laporan keuangan yang lengkap harus meliputi komponen-komponen yaitu : 1. Laporan laba-rugi Laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang sistematis mengenai penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode waktu tertentu.tujuan laporan laba rugi adalah melaporkan kemampuan asli perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. 2. Laporan perubahan ekuitas Laporan perubahan ekuitas menyajikan peningkatan dan penurunan aktiva bersih atau kekayaan bank selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan. Kegunaan laporan labarugi yaitu mengevaluasi kinerja masa lalu perusahaan, memberikan dasar untuk memprediksikan kinerja masa depan,
dan membantu menilai resiko atau ketidakpastian pencapaian arus kas masa depan. 3. Laporan posisi keuangan Neraca atau disebut juga posisi keuangan menggambarkan posisi keuangan perusahaan dalam suatu tanggal tertentu.keadaan keuangan yang dimaksud merupakan daftar yang sistematis tentang jumlah harta yang dimiliki perusahaan, jumlah hutang serta jumlah modal dari suatu perusahaan. 4. Laporan arus kas Laporan arus kas adalah laporan yang menyajikan ikhtisar terinci mengenai semua arus kas masuk dan arus kas keluar atau sumber dan penggunaan kas selama suatu periode. 5. Catatan atas laporan keuangan Laporan ini memberikan penjelasan tambahan mengenai laporan keuangan utamanya yang belum dapat dijelaskan dalam tubuh laporan. Penjelasan ini dianggap penting karena dapat membantu pengambilan keputusan dalam membacanya. 2.1.2 Unsur-unsur Neraca
Menurut PSAK No.1 (2011) Neraca adalah laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada akhir periode. Posisi keuangan yang dimaksud terdiri atas aktiva (harta), kewajiban (hutang), ekuitas (modal). Pos-pos tersebut dapat didefinisikan sebagai berikut: 1. Aktiva Sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan manfaat ekonomi yang diharapkan akan diperoleh perusahaan di masa depan. 2. Kewajiban Utang perusahaan dimasa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi. 3. Ekuitas kewajiban. Hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua Neraca menyediakan informasi tentang sifat dan jumlah investasi dalam sumber perusahaan, kewajiban kepada kreditur perusahaan, dan sisa kepemilikan dalam kekayaan bersih perusahaan. Sumbangan neraca terhadap laporan keuangan dengan menyediakan suatu dasar untuk: 1. Menghitung tingkat pengembalian (rate of retrun)
2. Menilai struktur modal perusahaan (capital structures) 3. Menetapkan likuiditas dan fleksibilitas (liquidity and flexibility) keuangan perusahaan. 2.2 Kewajiban Kewajiban menurut Financial Accounting Strandard Boards (FASB) yaitu sebagai kemungkinan pengorbanan manfaat ekonomis yang ditimbulkan oleh kewajiban-kewajiban suatu perusahaan pada saat ini untuk mengalihkan aktiva atau memberikan jasa kepada pihak lain pada masa yang kan datang sebagai akibat dari transaksi atau kajadian pada masa lalu. Berdasarkan pengertian yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kewajiban adalah sebagai berikut. 1. Merupakan akibat dari transaksi atau kejadian di masa yang lalu, jadi tidak boleh merupakan kewajiban yang transaksi atau kejadiannya belum direalisasi (executory contrac) 2. Merupakan kemungkinan pengalihan aktiva atau pemberian jasa pada masa yang akan datang, meskipun kewajiban ini masih bersifat mungkin (contigent) yang terjadi atau tidak terjadinya tergantung oleh kejadian pada masa yang kan datang.
3. Merupakan kewajiban suatu perusahaan (suatu usaha). Dalam hal ini tidak terlalu pentingkan kepada siapa kewajiban ini harus dipenuhi. 2.2.1 Klasifikasi Kewajiban yaitu : Kewajiban berdasarkan periode pelunasannya dibagi menjadi dua, 1. Kewaiban jangka pendek (kewajiban lancar) Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban lancar, jika diperkirakan akan dilunasi dalam jangka waktu siklus normal operasi perusahaan, atau jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca. Kewajiban lancar, pelunasaannya akan dilakukan dengan menggunakan sumber-sumber aktiva lancar atau dengan menimbulkan kewajiban lancar baru. Menurut Munawir (2007:18) pengertian utang jangka pendek adalah: utang lancar atau utang jangka pendek adalah kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya atau pembayarannya akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca). Menurut Jumingan (2008:25) mendefinisikan kewajiban lancar adalah kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang harus dipenuhi dalam jangka waktu normal, umumnya 1 tahun atau kurang semenjak neraca disusun atau hutang yang jatuh temponya masuk siklus akuntansi yang sedang berjalan.
Menurut Rudianto (2009) adapun jenis-jenis kewajiban jangka pendek yaitu : a. Utang usaha (utang dagang), yaitu jumlah uang yang,asih harus dibayarkan kepada pemasok, karena perusahaan melakukan pembelian barang atau jasa. b. Utang wesel, yaitu kewajiban yang dibuktikan dengan janji tertulis tanpa syarat untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal yang telah ditentukan di kemudian hari. c. Utang jangka panjang yang jatuh tempo pada periode berjalan, yang bersangkutan, sehingga sifatnya menjadi seperti hutang jangka pendek bagi tahun tersebut. d. Utang deviden, yaitu deviden yang dapat dibayar sebagaimana diumumkan oleh dewan komisaris perusahaan tapi pada akhir periode belum dibayar dan dicatat sebagai hutang deviden. Hutang dividen yang termasuk dalam hutang jangka panjang adalah deviden yang dibagikan dalam bentuk kas atau aktiva (jika belum dibayar) yang segera akan dilunasi, hutang dividen skrip yang segera akan dilunasi, dividen untuk saham prioritas walaupun jumlahnya belum pasti tetapi sebelum tanggal pengumuman belum merupakan hutang. e. Hutang dana yaitu dana dan cadangan yang dikumpulkan atau dihimpun oleh perusahaan, dimana dana tersebut merupakan hak milik pihak lain yang jika sudah tiba saatnya akan dibayarkan oleh perusahaan.
f. Utang biaya (biaya yang masih akan dibayar) yaitu biaya yang merupakan kontra prestasi atas jasa-jasa pihak lain yang sebenarnya sudah menjadi kewajiban perusahaan untuk membayar, tetapi belum dibayarkan sehingga merupakan hutang. g. Pendapatan diterima di muka yaitu Ada beberapa jenis pendapatan yang dapat diterima lebih dahulu seperti uang langganan majalah atau sewa. Pos ini dinyatakan sebagai hutang,karena menggambarkan suatu klaim terhadap perusahaan. Pada umumnya kewajiban ini diselesaikan dengan menyerahkan barang atau jasa dalam periode akuntansi berikutnya. Jika terdapat penerimaan dimuka melampaui satu periode akuntansi berikutnya harus dilaporkan dalam neraca sebagai kelompok tersendiri (terpisah dari hutang jangka pendek). Hutang lancar dapat diklasifikasikan atas dasar sebagai berikut : 1. Transaksi penyebab timbulnya kewajiban, yaitu: (1) Hutang usaha, merupakan kewajiban yang timbul dari transaksi serah terima barang atau jasa dan (2) Utang non usaha, yaitu kewajiban yang timbul dari non usaha, seperti utang pajak penghasilan. 2. Instrumen kredit formal, yaitu: (1) Utang wesel, merupakan kewajiban yang dilengkapi dengan instrumen kredit formal dan (2) Utang non wesel, merupakan kewajiban yang tidak dilengkapi dengan instrumen kredit formal.
3. Kapasitas timbulnya kewajiban, yaitu: (1) Utang lancar yang jumlahnya sedah pasti, (2)Utang lancar yang jumlahnya belum dapat ditetapkan. 2. Kewajiban jangka panjang (kewajiban tidak lancar) Menurut Achmad Tjahjono (2009) kewajiban jangka pajang, pengorbanan manfaat ekonomi yang mungkin timbul di masa depan sebagai akibat kewajiban sekarang yang tidak dilunasi dalam satu tahun atau satu siklus operasi perusahaan, mana yang lebih panjang. Karena kewajiban jangka panjang memerlukan waktu penyelesaian yang lama, maka diperlukan syarat-syarat atau pembatasan dalam rangka melindungi kepentingan dari peminjam maupun pemberi pinjaman. Syarat-syarat dan ketentuan tersebut dinyatakan dalam indenture obligasi atau perjanjian wesel. Dalam indenture atau perjanjian tersebut paling tidak memuat informasi tentang jumlah yang diotorisasi untuk diterbitkan, suku bunga, tanggal jatuh tempo, jaminan, dan dana untuk pelunasan utang jangka pangjang yang harus dipersiapkan. Menurut Horgen Harrison Bamber (2009) adapun jenis-jenis dalam kewajiban jangka panjang, yaitu : 1. Utang obligasi yaitu hutang yang diperoleh melalui penjualan suratsurat obligasi. Pembeli obligasi disebut pemegang obligasi yang bertindak sebagai pemberi pinjaman. Dalam surat obligasi dan
ketentuan-ketentuan lain sesuai dengan jenis obligasi yang bersangkutan. 2. Utang wesel jangka panjang yaitu wesel bayar di mana jangka waktu pembayarannya melebihi jangka waktu satu tahun atau melibihi jangka waktu operasi normal. 3. Utang hipotik yaitu pinjaman yang harus dijamin dengan harta tidak bergerak. Di dalam perjanjian hutang disebutkan kekayaan peminjam yang dijadikan jaminan misalnya berupa tanah atau gedung. Jika peminjam tidak melunasi pinjaman pada waktunya, maka pemberi pinjaman dapat menjual jaminan untuk diperhitungkan dengan pinjaman yang bersangkutan. 2.2.2 Internal control terhadap kewajiban Menurut Sanyoto dan Henny (2007:69-70) Pada awalnya sebagai suatu topik profesional istilah kontrol internal memang hanya menyangkut bidang akuntansi, khususnya kecermatan pembukuan (book-keeping) yang lebih bersifat control, terutama ditujukan untuk menghindari clerical error dan kesalahan pencatatan. Dalam perkembangannya kemudian, istilah internal control digunakan dalam pengertian yang lebih luas, yaitu sebagai mekanisme untuk mendukung kebijakan perusahaan, pengamanan aset perusahaan, pendukung mutu operasi dan sebagai persyaratan dicapainya tujuan perusahaan.
Menurut Romney dan Steinbert (2006:229) mengemukakan pengendalian internal adalah rencana organisasi dan metode bisnis yang dipergunakan untuk menjaga aset, memberikan informasi yang akurat dan andal, mendorong dan memperbaiki efisiensi jalannya organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah ditetapkan. 2.3 Prosedur pembayaran hutang Prosedurnya pencatatan pembayaran hutang yaitu: 1. Document yang digunakan dalam account payable procedur a. Faktur dari pemasok b. Kwitansi tanda terima uang yang ditandatangani oleh pemasok atau tembusan pemberitahuan (remittance advice) yang dikirim oleh pemasok, yang keterangannya untuk pembayaran tersebut dilakukan.